Anda di halaman 1dari 9

Management Development Program

Angkatan XV

PAPER ON THE JOB TRAINING


DIVISI MANAJEMEN RISIKO
(7 - 11 Desember 2015)

Oleh :
M. Nurdian Karyadi
20985450

MANAGEMENT DEVELOPMENT PROGRAM


PT. BANK BUKOPIN, Tbk
ANGKATAN XV
2015

Management Development Program


Angkatan XV
I.

GAMBARAN SINGKAT DIVISI MANAJEMEN RISIKO

Divisi Manajemen Resiko berlokasi di Bank Bukopin Kantor Pusat di lantai 9, dengan
Struktur Organisasi Divisi Manajemen Risiko sebagai berikut :
Direktorat Manajemen
Risiko, Kepatuhan, dan
Pengembangan Sumber
Daya Manusia

Bapak Irlan Suud


Kepala Divisi
Manajemen Risiko
Bp. Novin Bermansyah

Manager Pengkajian
dan Kebijakan Risiko
(Ibu Dwi Minarti)

Staf Pengkajian dan


Kebijakan Risiko

II.

Manager Manajemen
Risiko Kredit
(Bp. Helmi Muhansyah)

Staf Manajemen
Risiko Pasar dan
Likuiditas

Manager Bagian
Manajemen Risiko
Pasar dan Likuiditas
(Bp.Agus Purwanto)

Staf Manajemen
Risiko Kredit

Manager Bagian
Manajemen Risiko
Operasional
(Ibu Fitri Astuti)

Staf Manajemen
Risiko Operasional

GAMBARAN UMUM MANAJEMEN RESIKO


Menajemen Resiko adalah kumpulan prosedur dan metodologi/teknik yang dibuat

dalam rangka mengidentifikasi, mengukur, memantau, membatasi dan mengendalikan


semua resiko yang muncul dari kegiatan bisnis perbankan.
Adapun Tujuan dari pembentukan Unit Manajemen Risiko adalah : Mengelola Resiko
yang ada sehingga bisa terlihat lebih jelas dan dapat digunakan sebagai alat manajemen
dalam mengambil keputusan guna menjaga kelangsungan usaha serta meningkatkan
keuntungan perusahaan.
Sejalan dengan Visi Bank Bukopin, Filosofi Risiko Bank Bukopin adalah :
Mendapatkan keuntungan yang setinggi tingginya dengan mangambil risiko
menengah, melalui diversifikasi produk, sistem pengendalian risiko yang ketat dan
pegembangan SDM
Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) 5/8/2003, penerapan manajemen risiko
meliputi pengelolaan risiko yang mencakup delapan risiko berikut:
1. Risiko Kredit, yaitu risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam
memenuhi kewajiban kepada bank.

Management Development Program


Angkatan XV
2. Risiko Pasar, yaitu risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk
transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk
risiko perubahan harga option.
3. Risiko Likuiditas, yaitu risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/ atau dari aset likuid berkualitas
tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
4. Risiko Operasional, yaitu risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadiankejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
5. Risiko Hukum, yaitu risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.
6. Risiko Reputasi, yaitu risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku
kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
7. Risiko Stratejik, yaitu risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis.
8. Risiko Kepatuhan, yaitu risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Proses Manajemen Risiko langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Identify
2. Assess

: Indentifikasi jenis risiko


: Mengukur, mengkuantifikasi risiko dan mencari alternatif

3. Treat

mitigasi risiko
: Memilih mitigasi risiko atau penanganan atas risiko yang

paling ideal/optimal
4. Monitor & Review : memonitor dan mereview risiko maupun evaluasi atas cara
mitigasi yang dipilih.

Pengukuran Risiko

Bisnis lembaga keuangan terutama Bank harus diawasi secara ketat (highly
regulated) karena kegagalan Bank berdampak pada masyarakat, sistem keuangan dan
stabilitas perekonomian.

Maka setiap Bank harus memiliki kecukupan modal untuk menyerap risiko dari bisnis
yang dijalankan.

Management Development Program


Angkatan XV

Potensi Risiko suatu Bank perlu dicover oleh modal dengan perhitungan ATMR
(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko).

Kecukupan modal Bank untuk mengcover risiko tecermin dalam rasio CAR, dimana
minimal modal Bank harus memenuhi min. 8% dari ATMR.

CAR = MODAL/ATMR = min. 8%

Namun demikian rasio minimal 8% yang perlu dipenuhi tersebut dapat meningkat
seiring dengan kondisi Bank.

Bank yang dinilai KURANG SEHAT (berdasarkan OJK) maka rasio CAR minimal
yang harus dimiliki Bank dimungkinkan meningkat sampai dengan 4%.

Profilling Risiko ke Bank Indonesia


Sesuai dengan PBI no 5/8 tahun 2003 yang kemudian di revisi dengan PBI 11/25
tahun 2009 bahwa semua bank umum wajib membuat laporan profilling manajemen
risiko yang dapat terjadi dibank tersebut. Laporan profilling tersebut dibuat secara
periodik setiap 3 bulan sekali. Dimana profilling tersebut di buat berdasarkan
dengan Self Assessment mengenai risiko yang dapat terjadi pada Bank tersebut.
Yang menjadi parameter penilaian tersebut, adalah Risiko Inheren dan juga Kualitas
Penerapan Manajemen Risiko. Untuk Risiko Inheren, penilaian nya akan menjadi
berdasarkan 5 nilai, yaitu :
P1 (low)
P2 (Low to Moderate)
P3 (Moderate)
P4 (Moderate to High)
P5 (High)

:
:
:
:
:

Risiko kredit sangat rendah


Risiko Kredit Rendah
Risiko kredit cukup tinggi
Rugi dari Risiko kredit tergolong tinggi
Rugi dari risiko kredit sangat tinggi

Sedangkan untuk Kualitas Penerapan Manajemen Risiko, penilaiannya akan


menjadi berdasarkan 5 nilai, yaitu:

P1 (strong)
P2 (satisfactory)
P3 (Fair)
P4 (Marginal)
P5 (Unsatisfactory)

:
:
:
:
:

Sangat Memadai
Memadai
Persyaratan Minimum Terpenuhi
Kurang Memadai
Tidak Memadai

Matriks Penetapan Manajemen Risiko di Bukopin, adalah:


Risiko Inheren

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko


Strong

Satisfactory

Fair

Marginal

Unsatisfactory

Management Development Program


Angkatan XV
Low
Low to Moderate
Moderate
Moderate to High
High

1
1
2
2
3

1
2
2
3
3

2
2
3
4
4

3
3
4
4
5

3
4
4
5
5

Untuk proses teknis pembuatan laporan tersebut adalah manajemen risiko kredit
akan mengumpulkan data dari bagian-bagian yang terkait dengan kredit dan
pelaporan, kemudian bagian manajemen risiko kredit akan membuat suatu kumpulan
pertimbangan yang akan dipakai pada saat proses penilaian. Setelah itu, manajemen
kredit akan menjadwalkan rapat komite support yang beranggotakan beberapa divisi
yang berhubungan dengan permasalahan dan kebutuhan bank.
III.

PERAN & TUGAS UNIT MANAJEMEN RESIKO


Divisi Manajemen Risiko terdapat 4 (empat) unit bagian yaitu :
1. Peranan & Tugas dari Bagian Pengkajian dan Kebijakan Risiko :
- Menjadi partner risiko lain dan juga bagi pihak yang terkait
- Melakukan pengembangan dan review terhadap metode-metode atau parameter
yang digunakan dalam identifikasi, penilaian, dan mengelola risiko-risiko.
- Melakukan pengkajian atas kebijakan baru serta dampaknya bagi Bank Bukopin.
- Meriview relevansi kebijakan yang ada untuk menghindari risiko-risiko yang mungkin
terjadi.
- Melakukan pengkajian terhadap DPK (core deposit) untuk mengetahui seberapa
banyak cash in dan cash out , dan melakukan stress testing sebagai dasar penilaian
atas risiko-risiko yang terkait
- Melakukan back test antara lain terhadap ICRR dengan Backend (kolektibilitas),
apakah hasil yang dikeluarkan oleh ICRR sesuai dengan keadaan real yang terjadi.
2. Peranan & Tugas dari Bagian Risiko Kredit
- Melakukan analisa perkembangan outstanding dan suku bunga kredit dan
disampaikan dalam laporan perkembangan outstanding dan suku bunga serta
-

dilaporkan secara bulanan.


Melakukan analisa profil risiko kredit untuk bisnis konsumer dan disampaikan dalam
laporan profil risiko serta dilaporkan secara bulanan.
Sistem pengelolaan risiko yang telah diimplementasikan dengan berbagai model
antara lain :
ICRR (internal Credit Risk rating) untuk usaha kecil dan menengah.
Model Scoring risiko kredit untuk usaha mikro (SIKM) dan Kredit
Consumer (E-Flow)
SIKT (Sistem informasi Kredit terpadu) untuk pelaksanaan proses
perkreditan di segmen UKMK.
Fungsi Opini risiko kredit adalah untuk mengidentifikasi/menganalisis, mengukur
seluruh potensi risiko dari calon debitur sebagai Early Warning System (EWS) bagi
komite kredit dan mengusulkan langkah mitigasi yang perlu dilakukan.

Management Development Program


Angkatan XV
Selain dari pembuatan opini risiko kredit adalah :
Weekly:
Bizz Risk News (pembuatan berita)
Monthly
:
Credit Risk Monthly Report ke Direksi dan komisaris
Quaterly
:
Profilling Risiko ke Bank Indonesia, Quaterly Report, Risk
Premium
3. Peranan & Tugas dari Bagian Risiko Pasar dan Likuiditas
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk
transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk
risiko perubahan harga option. meliputi risiko suku bunga, nilai tukar, komoditas, dan
ekuitas.
Fungsi manajemen resiko pasar dan likuiditas adalah monitoring karena adanya
perubahan suku bunga dan nilai tukar.
a.
Risiko Suku Bunga
Risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book atau
akibat perubahan nilai ekonomis dari posisi banking book.
- Trading book adalah seluruh posisi instrumen keuangan dalam neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif.
- Banking book adalah semua posisi lain yg tidak termasuk dalam trading book.
b.
Risiko Nilai Tukar
Akibat perubahan nilai posisi trading book dan banking book yang disebabkan oleh
perubahan nilai tukar valuta asing atau harga emas.
Laporan yang diberikan kepada Direksi dan Komisaris adalah antara lain:
1) Laporan Daily VaR (Value at Risk), yaitu berisi hal-hal yang meminimalkan
kemungkinan dampak negatif akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan
permodalan bank.
2) Laporan Weekly Market Outlook, berisi kondisi global, kondisi domestik, indeks, kurs,
market review.
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan atau dari aset likuid
berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi
keuangan

bank.

Meminimalkan

kemungkinan

ketidakmampuan

bank

dalam

memperoleh sumber pendanaan arus kas.


Penetapan limit Resiko Likuiditas disesuaikan dengan bisnis Bank, kompleksitas
kegiatan usaha, toleransi kredit, karakteristik produk, valuta, pasar dimana Bank aktif
melakukan transaksi, data historis, tingkat profitabilitas, dan modal yang tersedia.
4. Peranan & Tugas dari Bagian Risiko Operasional
- Melakukan review risiko operasional (Operasional Risk Quarterly Review) dan
laporannya, dilaporkan secara Triwulan.

Management Development Program


Angkatan XV
-

Melakukan pemantauan dan analisa terhadap kebutuhan modal untuk risiko


operasional. Hasil perhitungan kebutuhan modal risiko operasional ini, dilaporkan

secara tahunan.
Melakukan back testing terhadap performa ATM Bank Bukopin dan laporan back

testing performance ATM ini, dilaporkan secara triwulan.


Melakukan review terhadap risk issue pada modul self assesment manajemen risiko

operasional (review risk issues) dan laporannya dilaporkan secara triwulanan.


Melakukan perhitungan inherent risk (perhitungan inherent risk) dan dilaksanakan

serta dilaporkan secara bulanan.


Melakukan analisa beban kerugian operasional dan hasilnya disampaikan dalam
laporan analisa BKO serta dilaporkan secara bulanan.
Risiko Operasional pada Divisi Manajemen Risiko mencakup manajemen atas seluruh
risiko yang mungkin timbul dari operasional bank.
Risiko operasional timbul karena adanya ketidakcukupan :

a.
b.
c.
d.

SDM
System
Prosedur
Kejadian Eksternal
Selain itu di dalam pengelolaan manajemen risiko operasional biasanya akan selalu
berkaitan erat dengan risiko-risiko yg lainnya. Adapun risikorisiko tersebut adalah:

1)

2)
3)
4)

Risiko Hukum
Risiko ini timbul karena adanya kelemahan dalam hal aspek yuridis dan tuntutan
hukum, misalnya : adanya gugatan terhadap Bank Bukopin dari nasabah
Risiko Reputasi
Risiko ini muncul karena terjadinya penurunan reputasi
misalnya: adanya pemberitaan negatif di media massa dan keluhan nasabah.
Risiko Kepatuhan
Risiko ini ada karena ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang ada.
Misalnya : pemberian fasilitas kredit kepada group terkait yang sesuai BMPK
Risiko Stratejik
Risiko yg terjadi karena adanya ketidaktepatan di dalam pengambilan strategi.
Misalnya : tidak tercapainya pencapaian target yang telah ditetapkan.

TOOLS MONITORING DAN PENGENDALIAN


BAGIAN
Tools
PENGKAJIAN DAN STRESS TESTING
KEBIJAKAN
BACK TESTING
MANAJEMEN RISK
KREDIT

RCSA (Risk
Asessment)
Intercons

Credit

RISIKO
Keterangan
Prediksi
kemungkinan risiko
Relevansi kebijakan
yang ada
Self Plafond kredit Rp.
500jt - Rp. 5M
Plafond kredit > Rp.
5M

Laporan

Daily
Report
Weekly
Report

Management Development Program


Angkatan XV

MANAJEMEN
RESIKO
PASAR
DAN LIKUIDITAS
MANAJEMEN RISK
OPERASIONAL

ICRR (Internal Credit Risk Plafond kredit < Rp. Monthly


Rating)
500jt
Report
VAR (Value at Risk)
ALARM (Asset Liability Risk
Management Model)
Koran
yang
HARIAN (The Ops Risk
diedarkan
via
Post)
website Bukopin
RCSA
Laporan Bulanan

Semua tingkat pengukuran terkait asset dan liabilitis ataupun kebijakan bisa
ditentukan sendiri oleh bank yang bersangkutan, namun tidak melanggar ketentuan
yang telah ditetapkan oleh regulator (OJK)
Misalnya :

DPN
NPL
GWM
GWM
Sekunder
IV.

BI
20%
5%
8%

Bank
Bukopin
12%
3%
8%

8%

4%

KESIMPULAN
Adapun beberapa kesimpulan yang kami dapatkan setelah melakukan on the
job training di Divisi Managemen Resiko adalah sebagai berikut :
-

Opini risiko yang diberikan oleh pengajuan suatu kredit berdasarkan


kemampuan analisa terhadap data yang ada dan berdasarkan teori, belum
ditunjang dengan pengalaman seorang analis yang pernah berkecimpung di

dunia marketing (AO) dan mengetahui kondisi yang ada dilapangan.


Pemberian opini risiko terhadap usulan suatu kredit sebatas pada pra
persetujuan/pemberian kredit, belum menganalisa dampak dari opini yang
telah diberikan. (Evaluasi apabila terjadi resiko -> analisis tidak dilibatkan
dalam tanggung jawab moril terhadap pemberian opini risiko yang telah

diberikan)
Mengingat bisnis perbankan adalah merupakan bisnis yang mempunyai
potentional risk yang tinggi dan melekat pada semua tingkatan dan unit kerja,
maka risk awareness merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh seluruh

aparat perbankan.
Dengan pemahaman yang memadai mengenai risk awareness maka dapat
dipastikan bahwa potensi risiko dapat diminimalisir dan setidaknya dapat
dikelola dengan baik.

V.

SARAN

Management Development Program


Angkatan XV
Adapun saran saran yang dapat kami sampaikan adalahsebagai berikut :
a.

Untuk lebih memitigasi resiko dalam pemberian kredit diharapkan ke


depannya, divisi manajemen resiko juga dilibatkan dalam proses kredit
(sebagai pemutus kredit, bukan hanya sekedar pemberi opini) sehingga bisa
dilakukan mitigasi resiko kredit sejak awal.

b.

Mengusulkan KPI dari analis (DMRK), indikatornya bukan hanya dari perapan
SLA pemberian opini saja. Melainkan evaluasi dari hasil pemberian opini risiko
terhadap suatu persetujuan kredit.

c.

Agar kepada seluruh karyawan Bank Bukopin, dari level terendah sampai
tertinggi perlu dilakukan pemahaman mengenai Risk Awareness, pentingnya
pemahaman tentang resiko, dengan cara training/pelatihan dan mentoring dari
Supervisi yang ada, termasuk terhadap karyawan baru (pusat maupun
cabang), sehingga Risk Awareness dapat terbentuk sejak dini. Hal ini
merupakan tanggung jawab kita semua sebagai aparat perbankan.

Demikianlah Laporan On The Job Training yang sudah kami lakukan di Divisi Bisnis Area I
tanggal 7 Desember 12 Desember 2015, sebagai salah satu persyaratan mengikuti
kegiatan OJT MDP XV PT. Bank Bukopin, Tbk.

Anda mungkin juga menyukai