Angkatan XV
Oleh :
M. Nurdian Karyadi
20985450
Divisi Manajemen Resiko berlokasi di Bank Bukopin Kantor Pusat di lantai 9, dengan
Struktur Organisasi Divisi Manajemen Risiko sebagai berikut :
Direktorat Manajemen
Risiko, Kepatuhan, dan
Pengembangan Sumber
Daya Manusia
Manager Pengkajian
dan Kebijakan Risiko
(Ibu Dwi Minarti)
II.
Manager Manajemen
Risiko Kredit
(Bp. Helmi Muhansyah)
Staf Manajemen
Risiko Pasar dan
Likuiditas
Manager Bagian
Manajemen Risiko
Pasar dan Likuiditas
(Bp.Agus Purwanto)
Staf Manajemen
Risiko Kredit
Manager Bagian
Manajemen Risiko
Operasional
(Ibu Fitri Astuti)
Staf Manajemen
Risiko Operasional
1. Identify
2. Assess
3. Treat
mitigasi risiko
: Memilih mitigasi risiko atau penanganan atas risiko yang
paling ideal/optimal
4. Monitor & Review : memonitor dan mereview risiko maupun evaluasi atas cara
mitigasi yang dipilih.
Pengukuran Risiko
Bisnis lembaga keuangan terutama Bank harus diawasi secara ketat (highly
regulated) karena kegagalan Bank berdampak pada masyarakat, sistem keuangan dan
stabilitas perekonomian.
Maka setiap Bank harus memiliki kecukupan modal untuk menyerap risiko dari bisnis
yang dijalankan.
Potensi Risiko suatu Bank perlu dicover oleh modal dengan perhitungan ATMR
(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko).
Kecukupan modal Bank untuk mengcover risiko tecermin dalam rasio CAR, dimana
minimal modal Bank harus memenuhi min. 8% dari ATMR.
Namun demikian rasio minimal 8% yang perlu dipenuhi tersebut dapat meningkat
seiring dengan kondisi Bank.
Bank yang dinilai KURANG SEHAT (berdasarkan OJK) maka rasio CAR minimal
yang harus dimiliki Bank dimungkinkan meningkat sampai dengan 4%.
:
:
:
:
:
P1 (strong)
P2 (satisfactory)
P3 (Fair)
P4 (Marginal)
P5 (Unsatisfactory)
:
:
:
:
:
Sangat Memadai
Memadai
Persyaratan Minimum Terpenuhi
Kurang Memadai
Tidak Memadai
Satisfactory
Fair
Marginal
Unsatisfactory
1
1
2
2
3
1
2
2
3
3
2
2
3
4
4
3
3
4
4
5
3
4
4
5
5
Untuk proses teknis pembuatan laporan tersebut adalah manajemen risiko kredit
akan mengumpulkan data dari bagian-bagian yang terkait dengan kredit dan
pelaporan, kemudian bagian manajemen risiko kredit akan membuat suatu kumpulan
pertimbangan yang akan dipakai pada saat proses penilaian. Setelah itu, manajemen
kredit akan menjadwalkan rapat komite support yang beranggotakan beberapa divisi
yang berhubungan dengan permasalahan dan kebutuhan bank.
III.
bank.
Meminimalkan
kemungkinan
ketidakmampuan
bank
dalam
secara tahunan.
Melakukan back testing terhadap performa ATM Bank Bukopin dan laporan back
a.
b.
c.
d.
SDM
System
Prosedur
Kejadian Eksternal
Selain itu di dalam pengelolaan manajemen risiko operasional biasanya akan selalu
berkaitan erat dengan risiko-risiko yg lainnya. Adapun risikorisiko tersebut adalah:
1)
2)
3)
4)
Risiko Hukum
Risiko ini timbul karena adanya kelemahan dalam hal aspek yuridis dan tuntutan
hukum, misalnya : adanya gugatan terhadap Bank Bukopin dari nasabah
Risiko Reputasi
Risiko ini muncul karena terjadinya penurunan reputasi
misalnya: adanya pemberitaan negatif di media massa dan keluhan nasabah.
Risiko Kepatuhan
Risiko ini ada karena ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang ada.
Misalnya : pemberian fasilitas kredit kepada group terkait yang sesuai BMPK
Risiko Stratejik
Risiko yg terjadi karena adanya ketidaktepatan di dalam pengambilan strategi.
Misalnya : tidak tercapainya pencapaian target yang telah ditetapkan.
RCSA (Risk
Asessment)
Intercons
Credit
RISIKO
Keterangan
Prediksi
kemungkinan risiko
Relevansi kebijakan
yang ada
Self Plafond kredit Rp.
500jt - Rp. 5M
Plafond kredit > Rp.
5M
Laporan
Daily
Report
Weekly
Report
MANAJEMEN
RESIKO
PASAR
DAN LIKUIDITAS
MANAJEMEN RISK
OPERASIONAL
Semua tingkat pengukuran terkait asset dan liabilitis ataupun kebijakan bisa
ditentukan sendiri oleh bank yang bersangkutan, namun tidak melanggar ketentuan
yang telah ditetapkan oleh regulator (OJK)
Misalnya :
DPN
NPL
GWM
GWM
Sekunder
IV.
BI
20%
5%
8%
Bank
Bukopin
12%
3%
8%
8%
4%
KESIMPULAN
Adapun beberapa kesimpulan yang kami dapatkan setelah melakukan on the
job training di Divisi Managemen Resiko adalah sebagai berikut :
-
diberikan)
Mengingat bisnis perbankan adalah merupakan bisnis yang mempunyai
potentional risk yang tinggi dan melekat pada semua tingkatan dan unit kerja,
maka risk awareness merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh seluruh
aparat perbankan.
Dengan pemahaman yang memadai mengenai risk awareness maka dapat
dipastikan bahwa potensi risiko dapat diminimalisir dan setidaknya dapat
dikelola dengan baik.
V.
SARAN
b.
Mengusulkan KPI dari analis (DMRK), indikatornya bukan hanya dari perapan
SLA pemberian opini saja. Melainkan evaluasi dari hasil pemberian opini risiko
terhadap suatu persetujuan kredit.
c.
Agar kepada seluruh karyawan Bank Bukopin, dari level terendah sampai
tertinggi perlu dilakukan pemahaman mengenai Risk Awareness, pentingnya
pemahaman tentang resiko, dengan cara training/pelatihan dan mentoring dari
Supervisi yang ada, termasuk terhadap karyawan baru (pusat maupun
cabang), sehingga Risk Awareness dapat terbentuk sejak dini. Hal ini
merupakan tanggung jawab kita semua sebagai aparat perbankan.
Demikianlah Laporan On The Job Training yang sudah kami lakukan di Divisi Bisnis Area I
tanggal 7 Desember 12 Desember 2015, sebagai salah satu persyaratan mengikuti
kegiatan OJT MDP XV PT. Bank Bukopin, Tbk.