Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

KEUANGAN INTERNASIONAL

Disusun Oleh :
Cintya Sutrisno 2017021024

Dosen : DR. Hasly Ilyas


Prodi : Manajemen S1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI Y.A.I


TAHUN AJARAN 2019/2020
1. Jelaskan dengan lengkap dua organisasi atau lembaga keuangan internasional yang
dilahirkan dari International Monetary and Financial Conference pada bulan Juli 1944 !
Jawab:
a. IMF (International Monetary Fund)
IMF (International Monetary Fund) atau dalam bahasa Indonesia yaitu Dana Moneter
Internasional adalah sebuah lembaga donor internasional yang berkantor di Washington
DC, Amerika Serikat. IMF memiliki tujuan untuk mempererat kerja sama moneter global,
memperkuat kestabilan keuangan, mendorong perdagangan internasional, memperluas
lapangan pekerjaan sekaligus pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan mengentaskan
kemiskinan di seluruh dunia.
Organisasi ini bertugas memberikan bantuan keuangan sementara kepada negara-negara
untuk membantu mereka mempermudah penyesuaian pembayaran dan bantuan teknis.
IMF merupakan salah satu organisasi otonom yang bekerja dengan PBB (Persatuan
Bangsa-Bangsa) yang dibentuk pada tahun 1944 dalam Konferensi PBB di Bretton
Woods, New Hampshire, Amerika Serikat dan diresmikan tahun 1945. Konferensi PBB
tersebut diadakan untuk membuat resolusi dalam membangun kerangka kerja sama
ekonomi untuk menghindari pengulangan persaingan devaluasi yang sempat terjadi pada
momen The Great Depression tahun 1930-an.
Saat peresmian IMF, ia hanya memiliki 29 negara anggota. Berkat peran IMF yang
berhasil membentuk ekonomi global sejak akhir Perang Dunia II, IMF telah memiliki 189
negara anggota hingga saat ini.
Negara anggota IMF menyumbangkan dana cadangan dengan menggunakan sistem kuota
yang dimana dana ini menjadi dana yang akan dipinjamkan ke negara yang mengalami
kesulitan dalam neraca pembayarannya. Selain memberikan pinjaman dana, mereka juga
akan melakukan pengawasan ekonomi dengan melakukan pencatatan statistik dan
analisis kegiatan ekonomi dan kebijakan ekonomi yang dimiliki negara tersebut.
Selain IMF, PBB memiliki organisasi pendanaan lain seperti IFAD (International Fund
for Agricultural Development), UNDP (United Nations Development Programme),
World Bank dan lain-lain

b. Bank dunia
World Bank (WB)/Bank Dunia didirikan pada Juli 1944 (hasil Konperensi Bretton
Woods pada tanggal 1-22 Juli 1944), dan baru dinyatakan berdiri pada tanggal 1 Mei
1945 dengan Kantor Pusat di Washington, D.C. mempunyai lebih dari 10,000 pegawai
pada lebih dari 120 kantor di seluruh dunia.
Bank dunia merupakan sebuah lembaga keuangan internasional yang menyediakan
pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal, dengan tujuan
untuk pengurangan kemiskinan (poverty reduction). Seluruh keputusan WB harus
diarahkan untuk mempromosikan investasi luar negeri, perdagangan internasional dan
memfasilitasi investasi modal.
Tanggal 15 April 1954 Indonesia masuk menjadi anggota IBRD (berdasarkan UU Nomor
5 Tahun 1954 tentang Keanggotaan RI dari IMF dan IBRD), namun karena kondisi
politik, Indonesia menarik diri dari keanggotaannya pada 17 Agustus 1965. Indonesia
masuk kembali menjadi anggota IBRD pada bulan September 1966 sehubungan
pergantian pemerintah dari Orde Lama ke Orde Baru.
The World Bank Group (WBG) terdiri dari 5 organisasi:
 The International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) didirikan
tahun 1945, memberi pinjaman dan bantuan pembangunan bagi negara
berpenghasilan menengah
 The International Development Association (IDA) didirikan tahun 1960, memberi
kredit lunak dan mitra pembangunan untuk negara miskin
 The International Finance Corporation (IFC) didirikan tahun 1956, merupakan
lembaga pembangunan global terbesar yang fokus kepada private sector.
 The Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) dibentuk tahun 1988,
untuk mempromosikan FDI (Foreign Direct Investment) kepada developing
countries untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
 The International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID) didirikan
1965, memberi bantuan arbitrasi dan penyelesaian atas permasalahan investasi di
negara-negara anggota.

2. Sebut dan jelaskan macam-macam sistem penetapan kurs valas yang berlaku sejak tahun
1947 sampai sekarang. Menurut Anda Indonesia menganut sistem yang mana ?,
jelaskan !
Jawab :
a. Sistem Kurs Mengambang/berubah (Floating Exchange Rate System)
Floating exchange rate adalah system penetapan kurs melalui mekanisme kekeuatan
permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar valuta asing. System kurs
mengambang memiliki dua karakteristik yang berbeda yaitu:
Sistem Kurs mengambang bebas secara murni (Freely Floating Rate/Clean Foat)
Dalam system ini, kurs ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran mata
uang yang ada di pasar valuta asing, tanpa campur tangan pemerintahan. Berdasarkan
system ini, kurs akan bergerak naik turun, atau mengambang secara bebas sesuai
dengan kondisi atau kekuatan pasar.
Sistem Kurs Mengambang Terkendali (Managed Float/Dirty Float) Dalam sistem ini,
penentuan kurs di pasar valuta asing dengan intervensi atau campur tangan
pemerintah. Pemerintah mempengaruhi kekuatan pasar  dengan berbagai kebijakan di
bidang moneter, fiscal, dan perdagangan luar negeri. Kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki sistem kurs mengambang bebas adalah kurs akan berubah dengan cepat
sesuai dengan perubahan kondisi ekonomi. Oleh sebab itu kekuatan pasar yang pada
akhirnya dapat menyulitkan pemerintah maupun pelaku ekonomi yang lain dalam
menentukan atau merencanakan atau menghitung suatu usaha.

b. Sistem Kurs Tetap/stabil (Fixed Exchange Rate System)


Tetap (Fixed/pegged) digunakan pemerintah (bank sentral) untuk menetapkan nilai
tukar resmi, dimana harga ditentukan terhadap mata uang utama dunia (biasanya
terhadap dolar AS, tetapi juga dilakukan terhadap mata uang utama lainnya seperti
euro, yen, dan mata uang lainnya).
Untuk mempertahankan nilai tukar yang lokal, maka bank sentral masuk ke pasar
valuta asing untuk membeli dan menjual mata uangnya sendiri untuk menstabilkan
nilainya sesuai dengan nilai yang ditetapkan.

c. Sistem Kurs Terkait (Pegged Exchange Rate System)


System kurs ini ditetapkan dengan cara mengkaitkan nilai tukar mata uang suatu
Negara dengan mata uang Negara lain atau sejumlah mata uang tertentu. Nilai tukar
mata uang bergerak mengikuti perubahan nilai mata uang Negara yang ditambatnya.

Menurut saya Indonesia menggunakan system kurs mengembang bebas (Floating


Exchange Rate System). Indonesia telah menerapkan sistem nilai tukar ini pada periode
1997 hingga sekarang. Walaupun pemerintah Indonesia telah mendeklarasikan bahwa
sistem nilai tukar Rupiah adalah kurs mengambang bebas, namun menurut saya belum
sampai 100% pure free floating rate. Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang ada di
dalam praktek hingga sekarang, Bank Indonesia masih melakukan intervensi secara
berkala, selektif, dan pada timing yang di tentukan.

3. Intervensi Pemerintah dalam dalam penentuan kurs valas dapat bersifat langsung dan
tidak langsung , jelaskan masing-masing !
Jawab :
a. Intervensi langsung

 Intervensi langsung biasanya efektif pada kondisi dimana terdapat koordinasi dari
beberapa bank sentral. Bila semua bank sentral secara simultan melakukan interve
nsi untukmenguatkan atau melemahkan nilai sebuah mata uang, maka mereka aka
n mempunyaikekuatan yang sangat besar dalam menentukan nilai tukar. 
 Efektivitas intervensi langsung tergantung dari jumlah cadangan yang digunakan. 
Jikabank sentral memiliki cadangan dalam jumlah rendah, maka bank sentral terse
but tidakdapat memberikan tekanan yang cukup kuat terhadap nilai mata uang. Ke
kuatan pasar akanmengalahkan bank sentral. 
 Peningkatan aktivitas pertukaran mata uang mengakibatkan intervensi langsung m
enjadikurang efektif. Besarnya volume transaksi pertukaran mata uang dalam satu 
hari seringkalilebih besar dari gabungan cadangan dari seluruh bank sentral
 Intervensi steril: jika sebuah bank sentral melakukan intervensi di pasar uang tanp
amelakukan penyesuaian untuk mengubah tingkat penawaran uang beredar. Misal
nya,Federal Reserve mengonversi dolar ke dalam valuta asing di pasar uang untuk
memperlemah dolar, maka jumlah uang dolar yang beredar akan bertambah. 
 Intervensi tidak steril: jika Federal Reserve secara simultan melakukan transaksi d
engan jumlah yang sama di pasar sekuritas/obligasi, maka jumlah uang dolar yang 
beredar tidakakan berubah. 
 Para spekulan selalu berusaha memprediksi kapan dan berapa besar intervensi yan
gakan dilakukan bank sentral dengan tujuan meraih keuntungan dari tindakan 
intervensitersebut. Meskipun para spekulan bisa menentukan tingkat intervensi 
bank sentral, tetapimereka tidak dapat mengetahui secara pasti seberapa besar da
mpaknya terhadap nilai tukarnya

b. Intervensi Tidak Langsung

 intervensi tidak langsung dilakukan oleh bank sentral dengan cara mengelola
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai tukar, antara lain (kasus AS)
 perubahan diferensial antara tingkat inflasi AS dengan inflasi negara asing
 Perubahan diferensial antara suku bunga AS dengan suku bunga negara asing
perubahan diferensial antara tingkat pendapatan AS dengan tingkat pendapatan
negarasing perubahan pada pengendalian pemerintah - perubahan prediksi kurs 
nilai tukar masa depan

Faktorfaktor yang biasa digunakan oleh bank sentral saat melakukan intervensi tid
aklangsung adalah suku bunga dan pengendalian pemerintah.

 Tindakan menaikan suku bunga sebagai bentuk intervensi tidak langsung oleh
pemerintah dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi laju dana ke luar negeri dan
sekaligus untuk mengurangi tekanan terhadap mata uangnya. Tetapi kebijakan ini akan
berdampak negatif bagi para debitor (dunia usaha, intitusi pemerintah, dan konsumen)
sehingga dapat melemahkan perekonomian.
 Beberapa pemerintahan menggunakan kontrol nilai tukar sebagai salah satu bentu
kintervensi tidak langsung untuk menjaga nilai mata uangnya. Pada kondisi krisis 
yang berat,kontrol ini akan dilepas dan membiarkan nilai tukar mengambang di pa
sar uang. Selanjutnyapemerintah akan menetapkan kontrol baru berdasarkan nilai 
pasar terakhir.
4. Apa yang dimaksud dengan Dekrit Nixon pada tanggal 15 Agustus 1971 ? dan apa
konsekuensi dekrit tersebut terhadap sistem moneter internasional ?, jelaskan jawaban
Anda !
Jawab :
Dekrit Nixon adalah serangkaian kebijakan ekonomi yang dilancarkan
oleh Presiden Amerika Serikat Richard Nixon pada tahun 1971, termasuk secara sepihak
membatalkan konvertibilitas langsung dollar Amerika Serikat terhadap emas. Kebijakan
ini membantu mengakhiri sistem Bretton Woods yang mengatur pertukaran finansial
internasional, dan memulai era mata uang yang mengambang bebas yang masih
berlangsung hingga kini.

Konsekuensi dekrit tersebut terhadap moneter internasional :


 Penggunaan uang kertas telah memerangkap dunia terhadap agenda Barat yang
coba menguasai dunia dengan menggunakan system keuangan yang berat sebelah.
 Penggunaan uang kertas menyebabkan kegiatan jual beli mata uang yang
mengakibatkan ketidak adilan dalam system keuangan dunia.
 Uang kertas tidak memiliki nilai intrinsic yang kemudian menyebabkan nilainya
susut dengan kadar yang begitu besar.

5. Jelaskan dengan singkat tentang krisis moneter yang terjadi tahun 1998 , bagaimana
dampak krisis moneter tersebut terhadap perekonomian Indonesia ? dan mengapa
Indonesia lebih sulit mengatasi krisis moneter dan krisis ekonominya dibandingkan
dengan Malaysia ?, jelaskan !
Jawab :
Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997, sementara ini telah
berlangsung hampir dua tahun dan telah berubah menjadi krisis ekonomi, yakni
lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan
meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Memang krisis ini tidak seluruhnya
disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja, karena sebagian diperberat oleh
berbagai musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi di tengah kesulitan ekonomi
seperti kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang dan
terparah selama 50 tahun terakhir, hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di
Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak kota pada pertengahan Mei
1998 lalu dan kelanjutannya.

Dampak dari Krisis


Dewasa ini semua permasalahan dalam krisis ekonomi berputar-putar sekitar kurs
nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan dengan
pendapatan masyarakat dalam rupiah yang tetap, bahkan dalam beberapa hal turun
ditambah PHK, padahal harga dari banyak barang naik cukup tinggi, kecuali sebagian
sektor pertanian dan ekspor. Imbas dari kemerosotan nilai tukar rupiah yang tajam secara
umum sudah kita ketahui: kesulitan menutup APBN, harga telur/ayam naik, utang luar
negeri dalam rupiah melonjak, harga BBM/tarif listrik naik, tarif angkutan naik,
perusahaan tutup atau mengurangi produksinya karena tidak bisa menjual barangnya dan
beban utang yang tinggi, toko sepi, PHK di mana-mana, investasi menurun karena impor
barang modal menjadi mahal, biaya sekolah di luar negeri melonjak. Dampak lain adalah
laju inflasi yang tinggi selama beberapa bulan terakhir ini, yang bukan disebabkan karena
imported inflation4 , tetapi lebih tepat jika dikatakan foreign exchange induced inflation.
Masalah ini hanya bisa dipecahkan secara mendasar bila nilai tukar valas bisa diturunkan
hingga tingkat yang wajar atau nyata (riil). Dengan demikian roda perekonomian bisa
berputar kembali dan harga-harga bisa turun dari tingkat yang tinggi dan terjangkau oleh
masyarakat, meskipun tidak kembali pada tingkat sebelum terjadinya krisis moneter.
Pada sisi lain merosotnya nilai tukar rupiah secara tajam juga membawa hikmah.
Secara umum impor barang menurun tajam termasuk impor buah, perjalanan ke luar
negeri dan pengiriman anak sekolah ke luar negeri, kebalikannya arus masuk turis asing
akan lebih besar, daya saing produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor
rendah meningkat sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang
berbasis pertanian, proteksi industri dalam negeri meningkat sejalan dengan merosotnya
nilai tukar rupiah, pengusaha domestik kapok meminjam dana dari luar negeri. Hasilnya
adalah perbaikan dalam neraca berjalan. Petani yang berbasis ekspor penghasilannya
dalam rupiah mendadak melonjak drastis, sementara bagi konsumen dalam negeri harga
beras, gula, kopi dan sebagainya ikut naik. Sayangnya ekspor yang secara teoretis
seharusnya naik, tidak terjadi, bahkan cenderung sedikit menurun pada sektor barang
hasil industri. Meskipun penerimaan rupiah petani komoditi ekspor meningkat tajam,
tetapi penerimaan ekspor dalam valas umumnya tidak berubah, karena pembeli di luar
negeri juga menekan harganya karena tahu petani dapat untung besar, dan negara-negara
produsen lain juga mengalami depresiasi dalam nilai tukar mata uangnya dan bisa
menurunkan harga jual dalam nominasi valas. Hal yang serupa juga terjadi untuk ekspor
barang manufaktur, hanya di sini ada kesulitan lain untuk meningkatkan ekspor, karena
ada masalah dengan pembukaan L/C dan keadaan sosial-politik yang belum menentu
sehingga pembeli di luar negeri mengalihkan pesanan barangnya ke negara lain.
Sebagai dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan ini, pada Oktober 1998
ini jumlah keluarga miskin diperkirakan meningkat menjadi 7,5 juta, sehingga perlu
dilancarkan program-program untuk menunjang mereka yang dikenal sebagai social
safety net. Meningkatnya jumlah penduduk miskin tidak terlepas dari jatuhnya nilai tukar
rupiah yang tajam, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara penghasilan yang
berkurang karena PHK atau naik sedikit dengan pengeluaran yang meningkat tajam
karena tingkat inflasi yang tinggi, sehingga bila nilai tukar rupiah bisa dikembalikan ke
nilai nyatanya maka biaya besar yang dibutuhkan untuk social safety net ini bisa
dikurangi secara drastis.
Namun secara keseluruhan dampak negatifnya dari jatuhnya nilai tukar rupiah
masih lebih besar dari dampak positifnya.

Faktor Indonesia lebih sulit mengatasi krisis dibanding Malaysia :


a. Dana Asing Kabur Ke Luar Negeri
Fakta pertama yang diungkap Standard & Poor (S&P) adalah soal arus modal atau dana
asing yang ada di Indonesia. S&P menyebut Indonesia sangat rentan dengan arus modal
masuk dan arus modal keluar. Hal ini sangat berisiko karena akan menggerus cadangan
devisa negara.
"Malaysia lebih sedikit ketergantungan pada modal asing dibanding korporasi atau bank
untuk mendanai pertumbuhan. Sedangkan Indonesia lebih rentan terhadap perubahan arus
keluar dan arus masuk. Kami khawatir tentang cadangan devisa Indonesia," ucap
Direktur S&P, Kyran Curry di Singapura seperti dilansir dari media Malaysia, Thestar,
Jakarta, Selasa (8/9).
Cadangan devisa Indonesia anjlok hampir 7 persen dalam lima bulan belakang. Curry
mengaku khawatir dengan otoritas moneter Indonesia yang baru-baru ini karena telah
menghabiskan banyak cadangan devisa untuk menstabilkan volatilitas mata uang,
Rupiah.

b. Pasar Saham Indonesia Anjlok Lebih Dalam


Fakta kedua yang diungkap S&P soal perekonomian Indonesia adalah menyangkut pasar
modal. Menurut lembaga pemeringkat ini, pasar modal Indonesia anjlok tajam melebihi
pasar saham Malaysia. Meski Ringgit Malaysia melemah paling parah, namun pasar
sahamnya masih jauh lebih baik dibanding Indonesia.
Data S&P menyebut, Rupiah telah melemah hingga 4,9 persen sejak akhir Juli atau masih
lebih rendah dibanding pelemahan Ringgit Malaysia yang mencapai 11 persen. Namun
demikian, saham Indonesia dan obligasi internasional disebut jatuh lebih cepat dari
Malaysia dalam tiga bulan terakhir.
Bahkan pemerintah Indonesia disebut membeli kembali obligasi negara dan mendorong
BUMN untuk membeli saham untuk membendung penurunan. "Pasar modal Malaysia
jauh lebih besar dan lebih dalam," katanya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebut telah turun 15 persen dalam tiga bulan
terakhir.Sedangkan pasar saham Malaysia hanya 10 persen saja. Obligasi mata uang lokal
kedua negara juga turun, di mana Malaysia hanya turun 0,7 persen dan Indonesia jatuh 1
persen menurut Bloomberg Indeks.
c. Current Account Indonesia Defisit
Tidak hanya S&P, BMI Research juga menyebut ekonomi Indonesia rentan terhadap
krisis. salah satu alasannya adalah defisit neraca transaksi berjalan atau current account
deficit.
Head of Asia country risk and financial markets strategy at BMI Research, Stuart Allsopp
di Singapura mengatakan, meski mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, Malaysia
masih mencatat surplus current account sebesar USD 1,8 miliar pada kuartal II-2015.
Sementara Indonesia mencatat defisit sebesar USD 4,4 miliar.
Tidak hanya itu, Allsopp juga mengatakan, berbeda dengan Indonesia, Malaysia juga
memiliki posisi investasi internasional yang positif.
"Ini berarti jika USD menguat karena kenaikan suku bunga The Fed, Indonesia akan
kesulitan membayar utang luar negeri karena nilainya meningkat. Dalam kasus Malaysia,
nilai aset eksternal malah akan meningkat, sehingga dampaknya sangat kecil," kata
Allsopp seperti dilansir dari media Malaysia, Thestar di Jakarta, Selasa (8/9).
d. Indonesia Terlalu Banyak Dana Asing
Data S&P menyebut, sepanjang tahun ini dana asing yang telah keluar dari pasar saham
Indonesia atau capital outflow mencapai USD 467 miliar atau setara RM 2,02 miliar.
Sedangkan dana asing yang masuk pada 2014 mencapai USD 3,8 miliar.
Jika dibandingkan dengan Malaysia, dana yang keluar dari pasar saham mencapai RM
16,4 miliar pada 2015. Sedangkan tahun lalu dana asing yang keluar mencapai RM 6,9
miliar.
Dari data di atas, dana asing yang masuk ke Indonesia sangat besar atau mencapai USD
3,8 miliar karena yield atau imbas hasil surat utang Indonesia cukup besar dan menarik
investor asing untuk masuk.
Namun kondisi ini rentan ketika asing membawa 'kabur' uang mereka. Kini, investor
asing menguasai hampir 38 persen surat utang Indonesia dan ini lebih besar dari Malaysia
yang hanya 32 persen.
"Malaysia tidak pernah merasakan aliran dana masuk secara besar-besaran, sedangkan
Indonesia banyak beberapa tahun terakhir," ujar Direktur S&P, Kyran Curry.

Anda mungkin juga menyukai