Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan Materi Kuliah Teori Pasar Modal Dan Investasi

MAK 202

“RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO”

Dosen Pengampu: Dr.Gerianta Wirawan Yasa, S.E.,M.Si.

OLEH :

KELOMPOK 8

Ni LuhRatnaPradnyaMaitriyadewi (2081611003)
Theresa Yuliana Jaeng (2081611004)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO

Harry M. Markowitz mengembangkan suatu teori yang disebut dengan


Teori Portofolio Markowitz pada tahun 1950-an. Teori ini memformulasikan
keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi, unsur risiko dapat
diminimalisir melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrument
investasi dalam portofolio. Teori Portofolio Markowitz juga disebut sebgai Mean-
Variance Model yang menekankan pada usaha memaksimalkan return ekspektasi
(mean) dan meminimumkan ketidakpastian/risiko (varian) untuk memilih dan
menyusun portofolio optimal. Markowitz mengembangkan Index Model sebagai
penyederhanaan dari Mean-Variance Model yang berusaha untuk menjawab
berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio dengan banyak komobinasi
aktiva berisiko.
Pada perkembangan berikutnya, William F. Sharpe (1963) mengembangkan
Single Index Model yang menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas
individual dengan return indeks pasar.
1. Return Portofolio
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas interaksi yang
dilakukannya. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama,
yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang
mencerminkan aliran kas atau pendapatann yang diperoleh secara periodik dari
suatu investasi. Sedangkan, capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari
return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham
maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian) bagi investor. Dalam kata lain, capital gain (loss) bisa diartikan sebagai
perubahan harga sekuritas.
Portofolio didefinisikan sebagai sekumpulan investasi atau gabungan dari dua

1
atau lebih surat berharga pada beberapa alat investasi, bisa sejenis dan juga tidak
sejenis yang tujuannya adalah untuk menghindari risiko dan menghasilkan return
sesuai tujuan yang diharapkan.
a. Return Realisasian Portofolio
Rata-rata tertimbang dari return realisasian masing-masing sekuritas tunggal
di dalam portofolio tersebut. Secara sistematis, return realisasian portofolio dapat
ditulis sebagai berikut:

Notasi:
Rp = Return Realisasian Portofolio
Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di
portofolio

Ri = return realisasian dari sekuritas ke-i


n = jumlah dari sekuritas tunggal.

b. Return Ekspektarian Portofolio


Rata-rata tertimbang dari return ekspektasian masing-masing sekuritas
tunggal di dalam portofolio tersebut. Return ekspektasian portofolio dapat
ditulis sebagai berikut:

Notasi:
E (Rp) = Return Ekspektasian dari Portofolio
Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas
di portofolio E

(Ri) = return ekspektasian dari sekuritas ke-i


n = jumlah dari sekuritas tunggal.

2
2. Risiko Portofolio
Disamping memperhitungkan return, investor juga perlu mempertimbangkan
tingkat resiko suatu investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Secara
umum, risiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak
terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu (time
period).
Konsep risiko portofolio yang dikemukakan oleh Harry M. Markowitz
(1952) bahwa risiko portofolio dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa
sekuritas tunggal ke dalam portofolio. Syaratnya, return masing-masing sekuritas
tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.
Berikut terdapat tiga hal yang perlu ditentukan untuk menghitung risiko
portofolio, yaitu varians setiap sekuritas, kovarians antara satu sekuritas dengan
sekuritas lainnya, dan bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.
a. Portofolio dengan Dua Aktiva
Perhitungan risiko portofolio yang terdiri dari 2 aktiva bisa dilakukan dengan
menghitung standar deviasi return kedua sekuritas tersebut yaitu dengan besarnya
deviasi standar atau varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang
ada di dalamnya:
Var ( Rp ) =σ 2p =a2 .Var ( Ra ) +b2 . Var ( Rb ) +2. a . b .Cov ( Ra
, Rb)
b. Kovarians dengan Cara Probabilititas
Kovarian antara return saham A dan B menunjukkan hubungan arah
pergerakan dari nilai-nilai sekuritas A dan B. nilai kovarian positif berarti nilai-
nilai dari dua variabel tersebut berbanding lurus atau searah. Jika negatif maka
nilai-nilai dari dua variabel tersebut berbanding terbalik. Kovarian yang dihitung
dengan menggunakan probabilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3
Notasi:
Cov( R A ,RB )= kovarian return antara saham A dan saham B
RAi = return masa depan saham A kondisi ke-i
RBi = return masa depan saham B kondisi ke-i
E ( RA ) = return ekspektasian saham A
E ( RB ) = return ekspektasian saham B
pi = probabilitas terjadinya masa depan untuk kondisi ke-i
n = jumlah dari kondisi masa depan dari i=1, n.

c. Kovarians dengan Data Historis


Kovarian yang dihitung dengan menggunakan data historis dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

Notasi:
Cov( R A , RB ) = Kovarian return antara saham A dan saham B
Ra = return masa depan saham A kondisi ke-i
RBi = return masa depan saham B kondisi ke-i
E (RA) = return ekspektasian saham A
E (RB) = return ekspektasian saham B
n = jumlah dari observasi data historis untuk
sampel besar (minimal 30 observasi) dan
untuk sampel kecil digunakan (n-1).

d. Koefisien Korelasi
Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dalam bentuk korelasi. Koefisien
korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel
relative terhadap masing-masing deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien
korelasi antara variabel A dan B dapat dihitung dengan membagi nilai kovarian

4
dengan deviasi variabel-variabel.

Cov( R A , RB)
r AB =
ρ
AB
= σ A. σ B

e. Portofolio dengan Banyak Aktiva


Portofolio dengan banyak aktiva terdiri dari n sekuritas. Proporsi dari masing-
masing aktiva ke-i yang membentuk portofolio adalah sebesar Wi.

3. Risiko Total
Dalam konteks portofolio, risiko dari suatu aset dibagi menjadi dua
komponen, sehingga risiko total (total risk) merupakan penjumlahan dari
diversifiable dan non diversifiable risks sebagai berikut:
Risiko Total = Risiko dapat didiversifikasi + Risiko tak dapat didiversifikasi
= Risiko perusahaan + Risiko Pasar
= Risiko tidak sistematik + Risiko sistematik

a. Diversifiable Risk
Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk
portofolio yang well-diversifiable yang dapat didiversifikasi. Karena risiko ini unik
untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat
diimbangi dengan hal yang baik terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat di-
diversifikasi di dalam portofolio. Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan
buruh, tuntutan oleh pihak lain, penelitian yang tidak berhasil.
b. Non Diversifiable Risk
Risiko ini tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio. Risiko ini terjadi
karena kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, naiknya
harga bbm, perang dan lain sebagainya.
4. Diversifikasi
Untuk menurunkan risiko investas, investor perlu melakukan “diversifikasi”.

5
Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham, dengan harapan jika
terjadi penurunan pengembalian satu saham akan ditutup oleh kenaikan
pengembalian saham yang lain. Diversifikasi selektif, pembentukan portofolio
melalui pemilihan kombinasi sejumlah asset sedemikian rupa hingga risiko dapat
diminimalkan.
Risiko yang dapat di diversifikasi adalah risiko yang tidak sistematik
atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi risiko ini sangat
penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus
mengurangi return yang diterima.
Investor dapat saja berpikir bahwa untuk melakukan diversifikasi, cara
yang paling mudah adalah dengan memasukkan semua kelas asset kedalam
portoffolio. kelas asset disini misalnya saham, obligasi, mata uang, property, dan
lain sebagainya. Tetapi, jika cara ini dilakukan permasalahanya adalah berapa
bagian dana yang akan diinvestasikan dalam kelas kelas asset tersebut dan asset-
aset spedifik yang mana dari kelas asset yang akan dipilih untuk dimasukan
kedalam portofolio.

Berdasarkan dari kedua gambaran situasi diatas, terlihat bahwa investor


perlu melakukan diversifikasi pada berbagai asset untuk meminimalkan risiko.
Berikut prinsip prinsip diversifikasi.

a. Diversifikasi dengan Banyak Aktiva


Mengikuti hukum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin
dekat nilai rata-rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi. Asumsi yang
digunakan disini adalah bahwa tingkat hasil untuk masing-masing sekuritas secara
statistik adalah independen. Ini berarti bahwa rate of return untuk satu sekuritas
tidak terpengaruh oleh rate of return sekuritas yang lainnya. Dengan asumsi ini,
deviasi standar yang mewakili risiko dari portofolio dapat dituliskan sebagai
berikut:

σi
σ p=
√n
6
b. Diversifikasi secara Random
Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan
memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari
investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor
hanya memilih sekuritas secara acak.
c. Diversifikasi secara Markowitz
Dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, sekuritas-
sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko
portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio,
semakin kecil risiko portofolio. Diversifikasi dapat ditunjukkan dengan jumlah
aktiva yang besar didalam portofolio. Jumlah aktiva yang besar ini dapat
ditunjukkan dengan nilai n yang mendekati (limit) tak berhingga.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan ukuran koefisien
korelasi dala konsep diversifikasi, sebagai berikut:
a) Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna tidak akan
memberikan manfaat pengurangan risiko.
b) Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol akan mengurangi risiko
portofolio secara signitifikan. Semakin banyak jumlah saham yang tidak
berkorelasi dimasukkan dalam portofolio semakin besar manfaat pengurangan
risikio diperoleh.
c) Pengabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna akan
menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip
strategi lindung nilai (bedging) terhadap risiko.
d) Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrim tersebut sangat jarang terjadi.
Sekuritas biasannya akan mempunyai korelasi positif terhadap sekuritas
lainya, meskipun tidak sempurna. Oleh karena itu investor tidak bisa
menghilangkan sama sekali risiko portofolio tetapi hanya mengurangi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hartono,J. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi kedelapan. Penerbit
BPFE- Yogyakarta. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai