Anda di halaman 1dari 9

REVIEW ARTIKEL

AKUNTANSI KEPERILAKUAN LANJUTAN


MAK 305
The Impact of Social Influence Pressure on
Professional Accountants’ Ethical Reasoning

Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., M .Si., Ak.

OLEH:
KELOMPOK 5

Putu Ayu Putri Ginanti (2081611001) (01)


Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (2081611003) (03)
Ni Putu Anindya Sarasija Prameswari (2081611005) (05)
Cokorda Istri Agung Evita Nindia Putri (2081611021) (21)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
REVIEW JURNAL AKUNTANSI

Judul Artikel : The Impact of Social Influence Pressure on Professional Accountants’


Ethical Reasoning
Penulis : Bruce M. Clayton, Chris J. van Staden, dan Barbara Lynch

1. Area of Interest
Peneliti tertarik pada dampak tekanan pengaruh sosial terhadap alasan etis akuntan
professional sehingga peneliti melakukan survei online pada empat anggota lembaga
akuntansi profesional di dua Negara, dan menemukan bahwa meskipun anggota badan
professional ini memiliki pengetahuan yang tinggi, dan komitmen terhadap kode etik dari
masing-masing lembaga, dan secara umum menunjukkan sikap yang tinggi pada perilaku etis,
tapi memiliki tekanan pengaruh sosial yang tidak tepat dalam bentuk kepatuhan dan tekanan
tersebut ditimbulkan oleh atasan dan rekan kerja sehingga mempengaruhi pengambilan
keputusan etis mereka. Selain itu, peneliti menemukan bahwa tingkat komitmen organisasi
dan / atau profesional yang tinggi mengurangi tekanan pengaruh sosial yang tidak tepat di
mana responden yang menunjukkan tingkat komitmen organisasi dan / atau profesional yang
tinggi, tidak menyerah pada tekanan pengaruh sosial.

2. Phenomena
Pada abad ke-21 terdapat ledakan skandal akuntansi perusahaan dan penyimpangan keuangan
terkait, seperti Enron, WorldCom, HLH, dan lainnya. Ungkapan “Enron Ethics” terlihat
seperti semboyan baru bagi kontradiksi antara kata-kata dan perbuatan. Penurunan moralitas
bisnis serta aturan perilaku etis yang dipandang hanya sebagai hambatan menuju kesuksesan
merupakan penyebab dari keruntuhan ini. Badan akuntansi professional sendiri telah
mengembangkan kode etik sebagai sebuah solusi untuk meminimalisir kontradiksi antara
kata-kata dan perbuatan, serta untuk memperkuat perilaku etis antar anggota di perusahaan.

3. Theretical Foundation, Research Gap, and Research Question (Statement)


a. Theoretical Foundation
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori etika professional oleh Abbott
(1983) yang menyatakan bahwa kode etik adalah bentuk budaya paling konkret di mana
profesi mengakui kewajiban sosial mereka, dan kode ini biasanya mencakup referensi ke
kewajiban perusahaan serta resep untuk hubungan dengan kolega dan klien, sehingga
1
mencakup semua tingkat kendali professional kecuali untuk kendali informal. Abbott
juga menemukan bahwa kode etik formal atau mekanisme penegakan hukum hamper
bersifat universal dalam profesi.
b. Research Gap
Research gap dalam penelitian ini ditunjukkan dari perbedaan pendapat atau perbedaan
argumen yakni pada penelitian Ferris (1984) menemukan bahwa persepsi konflik
berhubungan negative dengan kepuasan kerja dan berhubungan positif dengan niat keluar
masuk karyawan sementara Shafer (2002) menemukan bahwa tekanan etis dikaitkan
dengan tingkat konflik organisasi-profesional yang lebih tinggi dan tingkat konflik yang
lebih tinggi, kemudian Lord dan DeZoort (2001) menyatakan dampak komitmen dan
penalaran moral pada tanggapan auditor terhadap tekanan pengaruh sosial sementara
Aranya dan Ferris (1984) meneliti aspek komitmen organisasi dan profesional.
c. Research Question (Statement)
Pertanyaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:
1) Apakah tekanan pengaruh sosial akan berpengaruh terhadap penalaran etis
professional akuntan?
2) Apakah komitmen organisasi akan memitigasi tekanan pengaruh sosial terhadap
akuntan profesional?
3) Apakah komitmen professional akan memitigasi tekanan pengaruh sosial terhadap
akuntan profesional?

4. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Komitmen
organisasi

Tekanan Penalaran etis


pengaruh sosial akuntan
profesional

Komitmen
profesional

5. Metodhology
a. Jenis Penelitian

2
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang
mengungkapkan pengaruh antar variabel dan dinyatakan dalam bentuk angka serta
menjelaskannya dengan membandingkan teori-teori yang ada.
b. Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini:
• Tekanan pengaruh sosial : didefinisikan sebagai dampak langsung dari rekan-rekan
sejawat terhadap seorang individu yang membuat mereka mengikuti rekan mereka
dengan mengubah perilaku, nilai, dan sikap, agar mereka dapat menyesuaikan diri
dengan kelompok atau individu yang mempengaruhi mereka. Dalam penelitian ini
menyelidiki dua jenis tekanan pengaruh sosial, yaitu tekanan kepatuhan (obedience
pressure) dan tekanan konformitas (conformity pressure). Tekanan kepatuhan
(obedience pressure) ini merupakan tekanan untuk mengikuti instruksi yang dibuat
oleh orang-orang dalam posisi otoritas. Sedangkan tekanan konformitas (conformity
pressure) merupakan suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengubah sikap
dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
Variabel moderasi dalam penelitian ini:
• Komitmen organisasi : didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut (loyalitas).
• Komitmen professional : diartikan sebagai tingkat loyalitas seorang individu
terhadap profesinya.
Konflik organisasi-profesional digunakan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini.
Konflik dalam organisasi diartikan sebagai ketidaksesuaian antara dua atau lebih
anggota-anggota atau kelompok organisasi yang harus membagi sumber daya yang
terbatas atau kegiatan- kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu penalaran etis akuntan professional.
Penalaran etis didefinisikan sebagai proses di mana individu mencoba untuk menentukan
perbedaan antara apa yang benar dan yang salah dengan menggunakan logika.
c. Hipotesis Penelitian
H1 : Tekanan pengaruh sosial akan berdampak negative pada penalaran etis akuntan
professional.
H2 : Adanya komitmen organisasi akan memitigasi tekanan pengaruh sosial terhadap
akuntan professional.

3
H3 : Adanya komitmen professional akan memitigasi tekanan pengaruh sosial terhadap
akuntan professional.
d. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara acak pada anggota dari empat
badan akuntansi professional yaitu CPA Australia, Institute of Chartered Accountants in
Australia (ICAA), The New Zealand Institute of Chartered Accountants (NZICA), dan
the National Institute of Accountants (NIA).
e. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui survei kuisioner online pada anggota
empat badan akuntansi professional di dua Negara (Australia dan Selandia Baru). Data
dikumpulkan pada akhir tahun 2007 dan awal tahun 2008. Survei dalam penelitian ini
berfokus pada penggunaan skenario yang dikembangkan dengan mengacu pada skenario
lain yang diterbitkan dan bantuan dari empat badan akuntansi untuk meninjau skenario
yang digunakan oleh peneliti.
f. Analisa Data
Pertama data dianalisis menggunakan statistik deskriptif yang menggambarkan atau
memberikan informasi mengenai tanggapan dari responden termasuk detail demografis
dan perbedaan antar jenis tekana, yang dilanjutkan dengan melakukan uji chi-square pada
area demografis. Selanjutnya dilakukan analisis pada efek moderasi dari komitmen
organisasi yang dipengaruhi oleh fitur demografis. Kemudian dilakukan pengujian
hipotesis.

6. Findings
a. Tingkat Respon
Peneliti menerima 348 tidak ada tanggapan adanya tekanan, 330 tanggapan
tentang adanya tekanan kesesuaian dan 300 tanggapan tekanan kepatuhan. Ini setara
dengan tingkat respons 11%. Meskipun tampaknya rendah, jumlah tersebut masih cukup
tinggi untuk melakukan analisis statistik yang andal tanpa mengurangi asumsi yang
diperlukan untuk pengujian ini, dan memiliki 300 lebih tanggapan untuk setiap kelompok
penekan meningkatkan kekuatan analisis statistik.
Peneliti meminimalkan kemungkinan bias non-response dengan meminta
partisipasi melalui badan profesional masing-masing, sehingga meningkatkan kredibilitas
survei (Deegan & Rankin, 1997) dan kemungkinan bahwa anggota dari semua persuasi
menjawab kuesioner. Selain itu, kemudahan untuk mengisi kuesioner menggunakan
tautan ke survei online mengurangi upaya yang diperlukan untuk menjawab survei dan
4
dengan demikian membantu mengurangi kemungkinan bias non-respons. Tanggapan
diperlakukan secara anonim, berpotensi meningkatkan tingkat tanggapan (Oppenheim,
1992) dan mendorong responden untuk memberikan pendapat mereka yang sebenarnya.
Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada bukti dalam analisis bias non-respons ini,
dan dalam hubungannya dengan langkah-langkah lain yang peneliti ambil untuk
mengurangi bias dalam hasil peneliti, peneliti menganggap bahwa kecil kemungkinan
bias non-respons memengaruhi hasil peneliti secara signifikan. Tingkat respons yang
rendah kemungkinan terkait dengan tekanan kerja responden (menjadi akuntan
profesional) dikombinasikan dengan panjangnya kuesioner yang diperlukan untuk
mencakup semua aspek yang peneliti butuhkan untuk analisis peneliti (demografi,
skenario dengan keputusan individu dan lain-lain, komitmen organisasi dan profesional,
dan konflik).
b. Pengaruh Tekanan Terhadap Keputusan Etis
1) Keputusan pribadi individu
Tanggapan individu (pribadi) terhadap skenario etika mendukung hipotesis 1 bahwa
tekanan pengaruh sosial yang dihadapi akuntan (diwakili dalam survei peneliti oleh
tekanan kesesuaian dan tekanan kepatuhan) memengaruhi pengambilan keputusan etis
mereka, dibandingkan dengan mereka yang tidak menghadapi tekanan. Pengambilan
keputusan etis dan mereka yang menghadapi tekanan kepatuhan memiliki tingkat
pengambilan keputusan etis yang paling rendah, sedangkan mereka yang menghadapi
tekanan kesesuaian berada di antara keduanya. Oleh karena itu, peningkatan tekanan
menyebabkan penurunan perilaku etis.
2) Bagaimana tanggapan responden terhadap anggota lain dari badan profesional
yang sama akan bertindak
Secara umum responden menganggap bahwa akuntan lain yang berada di bawah
tekanan lebih mungkin untuk bertindak etis daripada mereka yang ditekan dalam
situasi tekanan kepatuhan.
Peneliti menganggap persepsi akuntan tentang bagaimana akuntan khas (anggota
badan profesional yang sama dengan responden) akan bereaksi dalam situasi yang
sama sebagai penilaian yang lebih realistis dan jujur dari tanggapan yang benar
terhadap skenario peneliti. Hasilnya memberikan dukungan tambahan untuk hipotesis
1 bahwa tekanan yang dihadapi oleh akuntan individu mempengaruhi perilaku etis
mereka.
3) Keputusan pribadi individu dalam skenario dan bagaimana mereka memandang
anggota lain dari badan profesional yang sama untuk bertindak
5
Dalam semua skenario (apa pun jenis tekanannya), responden yang bertindak tidak
etis lebih cenderung percaya bahwa kolega mereka akan bertindak tidak etis,
sementara mereka yang bertindak secara etis lebih cenderung percaya bahwa kolega
mereka akan bertindak secara etis.Temuan penting di tiga skenario tampaknya adalah
bahwa persepsi orang tentang bagaimana rekan kerja mereka akan bertindak
didasarkan pada bagaimana mereka sendiri bertindak. Dengan kata lain, jika seseorang
menunjukkan bahwa mereka akan bertindak tidak etis, kemungkinan besar mereka
menunjukkan bahwa mereka yakin rekan kerja mereka juga akan bertindak tidak etis.
Mereka yang bertindak secara etis lebih cenderung percaya bahwa orang lain juga
akan bertindak secara etis. Ini memberikan bukti lebih lanjut untuk hasil utama kami
karena tampaknya tidak ada perbedaan yang signifikan dalam cara responden menilai
tanggapan mereka sendiri dan cara mereka menilai tanggapan orang lain.
c. Komitmen Dan Perilaku Etis
Peneliti menganalisis semua jenis tekanan dan tingkat komitmen organisasi dan
profesional untuk menentukan apakah komitmen organisasi dan profesional memiliki
pengaruh yang meringankan tekanan pengaruh sosial yang tidak tepat terhadap perilaku
etis responden di masing-masing tiga skenario.
1) Komitmen organisasi
Peneliti mengandaikan bahwa responden yang berkomitmen pada organisasi akan
membuat keputusan yang lebih etis, namun peneliti tidak dapat menemukan bukti
yang menunjukkan bahwa responden yang menunjukkan tingkat komitmen organisasi
yang lebih tinggi bertindak lebih etis daripada mereka yang menunjukkan tingkat
komitmen organisasi yang lebih rendah, namun hasil peneliti menunjukkan bahwa
kehadiran komitmen organisasi mengurangi tekanan pengaruh sosial yang tidak tepat.
2) Komitmen professional
Peneliti mengandaikan bahwa responden yang berkomitmen pada profesinya akan
membuat keputusan yang lebih etis. Melihat kelompok tanpa tekanan saja, peneliti
menemukan bahwa tingkat pengambilan keputusan etis dari mereka yang
berkomitmen pada profesinya lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak
berkomitmen pada profesinya. Lebih lanjut, ketika ditanya tentang persepsi mereka
tentang akuntan lain, responden berpendapat bahwa mereka yang berkomitmen pada
profesinya akan memiliki tingkat pengambilan keputusan etis yang lebih tinggi.
3) Konflik organisasi-profesional dan perilaku etis
Meskipun peneliti telah mempertimbangkan komitmen organisasi dan profesional
secara terpisah, ada kemungkinan bahwa seseorang yang berada dalam situasi yang
6
bertentangan, yaitu di mana komitmen organisasi dan komitmen profesional mereka
bertentangan, dapat menghadapi tekanan yang berbeda dalam hal pengambilan
keputusan etis.

7. Conclusions
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan pengaruh sosial mempengaruhi penalaran etis,
dan lebih khusus lagi, bahwa mereka yang berada di bawah tekanan konformitas membuat
keputusan yang kurang etis daripada mereka yang tidak berada di bawah tekanan dan mereka
yang berada di bawah tekanan kepatuhan memiliki tingkat penalaran etis yang paling rendah.
Ini menegaskan hipotesis berdasarkan literatur penelitian ini. Berbeda dengan Lord dan
DeZoort (2001), yang menemukan bahwa efek komitmen organisasi menghilang dengan
munculnya tekanan pengaruh sosial, penelitian ini menemukan bahwa ketika tingkat
komitmen diperhitungkan baik komitmen organisasi dan profesional memoderasi tekanan
pengaruh sosial dan responden yang berkomitmen lebih sedikit rentan terhadap tekanan
pengaruh sosial.

8. Recommendations
Hasil penelitian ini mengkonfirmasi adanya tekanan pengaruh sosial di akuntan profesional
dan kerentanan mereka terhadap tekanan tersebut. Pekerjaan yang dilakukan pada organisasi
dan komitmen profesional telah diperluas. Pengusaha dapat mengambil berbagai cara untuk
mengimbangi tekanan pengaruh sosial dan memperkuat pengambilan keputusan etis karyawan
profesional mereka dengan mengambil langkah-langkah untuk memastikan komitmen mereka
terhadap organisasi.

9. Further Research
Studi artikel memiliki sejumlah keterbatasan dan ini perlu diperhitungkan saat mengevaluasi
hasil studi ini.
a. Pertama, responden dalam penelitian dihadapkan pada sejumlah studi kasus yang
memperkenalkan dilema etika, dan meskipun peneliti mengambil sejumlah langkah untuk
memastikan bahwa studi kasus menggambarkan skenario yang realistis, peneliti
mengakui bahwa fakta bahwa ini adalah simulasi dan tidak nyata bisa membiaskan
hasilnya. DeZoort dan Lord (1997) mengacu pada tekanan kesesuaian “lingkungan” yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan etis, dan karena tekanan lingkungan ini,
tekanan pengaruh sosial kemungkinan besar akan lebih kuat dalam praktik daripada
dalam pengaturan eksperimental (DeZoort dan Lord, 1997).
7
b. Kedua, peneliti memberi responden empat tindakan alternatif, dua di antaranya peneliti
menganggap sebagai tindakan etis dan dua di antaranya tidak etis. Peneliti mengakui
bahwa ada pihak yang mungkin menyengketakan kategorisasi tanggapan peneliti, namun
peneliti yakin bahwa peneliti telah berhati-hati dalam proses ini.
c. Ketiga, harus diingat bahwa kesimpulan hanya didasarkan pada mereka yang telah
berpartisipasi.
Oleh karena itu generalisasi yang lebih luas dengan mengacu pada masing-masing dari empat
badan akuntansi harus dilakukan dengan hati-hati untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai