Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATA KULIAH

AKUNTANSI KEPERILAKUAN LANJUTAN


MAK 305
Heuristik Ketersediaan (Availability Heuristic)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., M .Si., Ak.

OLEH:
KELOMPOK 5

Putu Ayu Putri Ginanti (2081611001) (01)


Ni Luh Ratna Pradnya Maitriyadewi (2081611003) (03)
Ni Putu Anindya Sarasija Prameswari (2081611005) (05)
Cokorda Istri Agung Evita Nindia Putri (2081611021) (21)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
Pendahuluan
Tversky dan Kaherman (1974) mengusulkan bahwa para pengambil keputusan
menggunakan heuristik atau petunjuk praktis, untuk sampai pada penilaian (pertimbangan)
terakhir mereka. Heuristik adalah prinsip yang membuat individu membuat penilaian sosial
secara cepat dengan sesedikit mungkin usaha. Pola dari prinsip ini cenderung menyederhanakan
suatu masalah yang sering kali tidak pada tempatnya. “Dia membawa laptop kemana-mana. Jadi,
ia peneliti”. “Dia membawa kalkulator, berarti dia seorang akuntan”. Begitulah berpikir
heuristik. Seseorang tidak mau bersusah-payah memperhatikan semua aspek untuk membuat
kesimpulan. Keuntungan dari heuristik adalah bahwa mereka mengurangi waktu dan upaya yang
diperlukan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang secara struktur cukup baik.
Tujuannya adalah untuk membantu membebaskan pola pengambilan keputusan kita dan
menyadari betapa mudahnya heuristik menjadi bias, ketika diterapkan dengan tidak tepat dan
tidak pada tempatnya. Dengan mengerjakan berbagai permasalahan yang menunjukkan
kegagalan dari heuristik ini, kita akan menjadi lebih teliti dengan bias ketika diterapkan dengan
tidak tepat dan tidak pada tempatnya. Dengan mengerjakan berbagai permasalahan yang
menunjukkan kegagalan dari heuristik ini, kita akan menjadi bias dalam mengambil keputusan.
Atau dengan kata lain, dengan belajar untuk mengenali bias ini, kita dapat meningkatkan kualitas
keputusan kita, sekaligus kemungkinan memperbaiki outcome keputusan.
Pertimbangkan contoh berikut ini. Deni adalah direktur produksi pemasaran PT XYZ,
perusahaan menjual barang-barang antik. Ia membutuhkan seorang Magister Manajemen (MM)
baru untuk asisten manajer cabang. Posisi tersebut sangat penting untuk mencapai strategi baru
dalam pemasaran produknya. Deni telah mengikuti batas heuristik, dia meneliti alumni MM
untuk 6 Top alumni universitas terbaik.
Jika kita mengevaluasi strategi tersebut dalam konteks tingkatan, maka pada dasarnya
mengikuti outline model rasional. Penelitian mengenai pembatasan heuristik Deni untuk 6
kelompok akan tidak mecukupi, karena penelitiannya tidak akan lengkap. Heuristik ini akan
mengurangi atau menyisihkan peluang calon terbaik untuk dipertimbangkan menjadi nominasi.
Bagaimanapun juga heuristik mempunyai beberapa manfaat. Ketika heuristik dapat menemukan
pilihan terbaik, maka yang lainnya tidak diperhitungkan. Faktanya, para ekonom berpandangan
bahwa orang-orang menggunakan heuristik karena keuntungannya yang mereka peroleh melalui

1
penyimpanan sekali pada memorinya (bandingkan dengan biaya beberapa pengurangan potensial
untuk kualitas keputusan bersangkutan).
Orang-orang menggunakan berbagai tipe heuristik. Pemain poker menggunakan heuristik
tidak hanya bermain untuk sesuatu yang langsung. Para bankir menggunakan heuristik: “orang-
orang seharusnya hanya membelanjakan 35% dari pendapatannya untuk kebutuhan rumah
tangganya”. Dengan demikian heuristik menjelaskan bukan semata-mata kekhususan individu,
melainkan peneliti telah menunjukkan bahwa generalisasinya pada semua keadaan. Orang
merasa puas karena mereka tidak memiliki waktu yang cukup, informasi yang baik, atau
kemampuan yang tepat dalam mengatasi sejumlah kerumitan yang dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan.

A. Bias Heuristik Ketersediaan


Heurisrik ketersediaan adalah strategi membuat penilaian berdasarkan seberapa mudah
informasi tertentu dimasukkan ke pikiran. Informasi yang lebih menonjol dan lebih penting akan
lebih digunakan dalam melakukan penilaian dan pertimbangan. Contohnya jika pada suatu saat
ada seseorang marah-marah di depan umum sehingga orang-orang (oleh karena itu menonjol dan
mudah diingat), maka orang itu akan dinilai pemarah. Sebaliknya, jika ada orang tertawa-tawa di
depan umum, kita menilai orang itu tidak waras, padahal belum tentu demikian. “Faktanya dia
kemarin marah di depan umum, jadi ia pemarah”, “faktanya dia tertawa-tawa, pasti dia tidak
waras”, begitu kesimpulannya. Ada tamu yang berkunjung ke rumah kita, dia pinter bermain
bola. Kita berkesimpulan, dia berasal dari negara Brazil.
Menurut Tversky dan Kahneman (1974), heuristik ketersediaan adalah petunjuk praktis
di mana para pengambil keputusan menilai frekeunsi kelas atau probabilitas dari suatu peristiwa
dimudahkan dengan contoh atau kejadian yang dapat dibawa ke pikiran. Dengan mengandalkan
pada ketersediaan untuk memperkirakan frekuensi dan probabilitas, pembuat keputusan dapat
menyederhanakan apa yang mungkin terjadi. Dalam teori peluang, kita ingat semakin banyak
data dan informasi, maka semakin benarlah hipotesis tentang data dan informasi tersebut. Namun
sayangnya, model standar tidak peduli dengan urutan kedatangan data dan informasi tersebut.
Orang cenderung menilai peluang terjadinya sesatu di masa depan berdasarkan mudah tidaknya
kejadian itu dibayangkan atau diingat. Berikut heuristic bias yang masuk kategori ini adalah
sebagai beikut:

2
3
1. Bias 1- kemudahan untuk diingat (berdasarkan atas keseringan dan keterbaruan)
Pimpinan menilai frekuensi, peluang atau penyebab dari suatu kejadian melalui tingkat
kejadian yang tersedia dalam memori (pikiran). Suatu kejadian yang menimbulkan emosi dan
jelas, mudah dibayangkan dan spesifik akan lebih lekat di memori dibandingkan dengan
sutau kejadian yang tidak mengandung emosional secara alami, kurang menantang, sulit
dibayangkan, atau ragu-ragu huristik ketersediaan dapat sangat bermanfaat dalam mengambl
strategi dalam proses pengambilan keputusan, sejak kejadian tersebut sering terjadi dan
memudahkan direkam oleh pikiran dibandingkan dengan kejadian yang jarang terjadinya.
Heuristik ini dapat juga menimbulkan kekeliruan karena informasi yang tersedia tidak sesuai
dengan kejadiannya. Tvers dan Kahneman (1974) berpendapat bahwa ketika seorang
individu menilai keseringan dari suatu kejadian akibat ketersediaannya secara instan, suatu
kejadian instan yang lebih mudah untuk diingat akan timbul lebih sering dibandingkan
kejadian dengan frekuensi yang sama dimana keinstanannya kurang mudah diingat.
2. Bias 2 – Retievabilitas (berdasarkan atas struktur ingatan)
Tversky dan Kahneman (1983) menemukan bahwa kebanyakan orang memberikan respons
terhadap angka yang lebih besar. Sebuah alasan penting untuk pola ini adalah konsumen
belajar tentang lokasi untuk jenis tertentu produk atau toko dan mengatur pikiran mereka
seperti itu. Untuk memaksimalkan jalannya lalu lintas, penjual perlu berada dilokasi yang
telah dikaitkan oleh konsumen dengan jenis produk atau toko ini. Seorang pengusaha
properti akan membangun proyek perumahan pada tempat yang padat penduduknya. Seorang
banker akan mendirikan bank di tempat yang banyak usahanya.
3. Biasa 3 – Hubungan dugaan
Ketika kemungkinan dua kejadian terjadi bersamaan dinilai dengan ketersediaan dari
penerimaan secara instan kejadian dalam pikiran kita. Kita biasanya menandai suatu
kemungkinan tinggi yang tidak kita sukai dimana dua kejadian akan terulang secara
bersamaan kembali. Pengalaman sepanjang hidup telah menyebabkan kita percaya bahwa
secara umum kejadian yang lebih sering terjadi lebih mudah untuk diingat dibandingkan
kejadian yang kurang sering terjadi, dan tampaknya yang lebih baik lebih mudah diingat
dibandingkan kejadian yang buruk

4
4. Bias 4 – Hindsight bias
Orang lebih mudah membayangkan yang biasanya terjadi, dan bukannya hal-hal yang tidak
biasa atau luar biasa. Ketika berdasarkan hal yang biasa, orang menambatkan harapan ke
masa depan, berharap aka nada manfaat lebih. Ketika yang terjadi dimasa depan ternyata hal
yang tidak biasa, akhirnya muncul ketidakpercayaan manfaat, dan ekspresi keprilakuannya
dramatis. Seorang investor akan menuntut brokernya gara-gara biasanya investor untung
hingga suatu ketika, di luar kebiasaan, si broker jadi salah membuat protofolio, dan investor
jadi rugi besar.
Penjelasan dan ilustrasi lebih rinci mengenai heuristik ketersediaaan adalah sebagai
berkut. Diabetes dan kanker perut membunuh jampir dua kali orang amerika setiap tahunnya
dibandingkan pembunuhan dan kecelakan mobil, dan petir membunuh lebih banyak orang
dibandingkan yang dilakukan tornado. Berdasarkan pada Tversky dan Kahneman, statistik jenis
ini adalah bertentangan dengan intuisi karena kebanyakan orang memperkirakan frekuensi dari
kejadian dengan bagaimana mudahnya itu diletakkan dalam pikiran. Karena kecelakaan mobil,
tornado, dan pembunuh adalah berita utama di koran, mereka lebih tersedia dibandingkan
penyebab kematian dengan frekuensi yang lebih tinggi kanker perut, petir dan diabetes.
Ketersediaan juga bisa mengarah kepada penilaian bias ketika contoh dari salah satu
peristiwa terlihat lebih mudah untuk disimpulkan dibandingkan contoh lain. Sebagai contoh,
Tversky dan Kahneman (1973) menanyai orang dengan pertanyaan berikut, “Dalam sebuah
sampel umum dari ujian dalam Bahasa inggris, apakah lebih mudah jika kata dimulai dengan
huruf K atau K sebagai kata ketiganya (tidak dihitung pada kata yang memiliki huruf kurang dari
tiga)?” dari 152 orang yang ditanyai seperti itu, 105 umumnya menduga bahwa kata dalam posisi
pertama adalah lebih memungkinkan. Namun dalam kenyataannya terdapat kira-kira dua kata
dengan K dalam posisi ketika dibandingkan kata yang dimuai degannya. Karena lebih mudah
untuk menyimpulkan kata-kata diawal huruf K dibandingkan K sebagai huruf ketiga.
Kebanyakan orang meremehkan frekuensi relatif dari kata-kata ini.
Sebuah jalur dalam garis yang menghubungkan X dalam baris atas dari struktur dengan X
dalam garis baris bawah dengan melewati salah satunya X dalam masing-masing baris. Dengan
kata lain, jalur menghubungkan tiga X dalam struktur A dan sembilan X dalam struktur B.
Kebanyakan orang menemukan lebih mudah untuk memvisualisasikan jalur yang
terbentang melalui struktur A dibandingkan struktur B. Dan sebagai dampaknya, mereka

5
menduga bahwa struktur A mengandung lebih banyak jalur dibandingkan struktur B. Dalam
kenyataannya, kedua struktur mengandung sejumlah sama jalur. Dalam struktur A, terdapat
delapan elemen untuk dipilih dari baris atas, delapan di tengah, dan delapan dalam baris ketiga.
Ini menghasilkan 8x8x8 (atau 512) kemungkinan kombinasi. Dalam struktur B, terdapat
2x2x2x2x2x2x2x2x2 kombinasi potensial, yang juga menghasilkan total 512 jalur. Oleh karena
itu, kedua struktur memiliki jumlah yang sama dari jalur, meskipun jalur dalam struktur A lebih
mudah untuk dilihat dibandingkan dalam struktur B.
Tahun 1978 dalam Plous (1993), John Carroll mempublikasikan sebuah studi yang
mengaitkan heuristik ketersediaan dengan tindakan membayangkan suatu peristiwa. Carroll
beralasan bahwa jika mudah dibayangkan kejadian dinilai sebagai mungkin, maka mungkin
semakin mudah untuk dibayangkan sebuah kejadian akan meningkat ketersediaannya dan
membuat lebih disukai. Dia menguji hipotesis dalam dua eksperimen.
Dalam eksperimen pertama, dilakukan sehari sebelum pemilihan presiden Amerika di
tahun 1976, subjek diminta untuk membayangkan melihat televisi yang meliput hasil pemilihan
presiden, baik di malam pemilihan atau sampai pagi menjelang. Hampir setengah dari subjek
eksperimen diminta untuk membayangkan bahwa Ford memenangkan pemilihan karena Carter
gagal untuk memegang negara bagian kunci dan Ford menang di Midwest dan West. Subjek
eksperimen sisanya diinstruksikan untuk membayangkan bahwa Carter memenangkan pemilihan
karena kekuatannya di Selatan dan Timur membangun arah yang tidak bisa diatasi oleh Ford di
Barat.
Hasil menunjukkan bahwa subjek yang membayangkan kemenangan Carter percaya
bahwa Carter akan menang, dan subjek yang membayangkan kemenangan Ford percaya bahwa
Ford akan menang. Berdasarkan Carroll, bayangkan hasil yang diberikan membuat bahwa hasil
lebih tersedia dan meningkatkan perkiraan peluang selanjutnya yang akan terjadi.
Jika pembuat keputusan mencoba tidak berhasil untuk membayangkan sebuah hasil, apakah
persepsi kecenderungan dari hasil itu meningkat atau menurun? Di tahun 1985, Jim Sherman,
Robert Cialdini, Donna Schwartzman, dan Kim Reynolds dalam Plous (1993) mempublikasikan
sebuah studi yang mengamati pertanyaan ini.
Sherman dan rekannya meminta subjek untuk membaca tentang salah satu dari dua
penyakit yang dilaporkan untuk tumbuh dalam prevalensi dari kampus. Kedua penyakit disebut
sebagai Hyposcenia-B, tetapi mereka dijelaskan secara berbeda tergantung pada kondisi

6
eksperimen. Dalam kondisi yang mudah untuk dibayangkan, subjek membaca tentang suatu
penyakit dengan gejala konkret. Dalam kondisi yang sulit dibayangkan, subjek membaca
tentang penyakit dengan gejala abstrak. Subjek dalam kelompok kontrol hanya membaca
penjelasan yang mereka berikan dari Hyposcenia-B dan penilaian yang tampaknya mereka
tertular penyakit di masa depan.
Sherman dan rekannya menemukan bahwa subjek kontrol secara tidak signifikan
dipengaruhi oleh bagaimana mudahnya gejala bisa dibayangkan tetapi subjek eksperimen sangat
dipengaruhi. Subjek eksperimen dalam kondisi yang mudah dibayangkan menduga mereka lebih
relatif mudah untuk tertular penyakit tetapi mereka dalam kondisi yang sulit untuk dibayangkan
secara tepat menilai dirinya kurang cenderung untuk terjangkit penyakit dibandingkan subjek
kontrol yang tidak pernah membayangkan penyakit. Sherman et al. (1985) dalam Plous (1993)
menyimpulkan bahwa membayangkan hasil tidak menjamin bahwa itu akan muncul lebih
cenderung. Jika hasil sulit untuk dilihat, upaya untuk membayangkannya mungkin mengurangi
kecenderungan penerimaan yang akan terjadi.
Fenomena dekat dari ketersediaan adalah keterbukaan. Keterbukaan biasanya merujuk
kepada seberapa konkret atau terpikirkan sesuatu itu, walaupun biasanya itu bisa memiliki arti
lain. Terkadang keterbukaan merujuk kepada seberapa emosional menarik atau
menyenangkannya sesuatu itu, atau seberapa dekat sesuatu itu dalam ruang atau waktu. Sejumlah
studi telah menunjukkan bahwa pembuatan keputusan dipengaruhi lebih kuat oleh informasi
yang gamblang daripada yang valid, abstrak, atau informasi statistik.
Sebagai contoh, Eugene Borgiada dan Richard Nisbett (1977) dalam Plous (1993)
memublikasikan sebuah studi yang berlawanan dengan efektivitas dari ringkasan statistik
evaluasi kuliah dan blangko yang lebih jelas dalam mempresentasikan evaluasi semacam itu.
Subjek dalam eksperimen mereka sebagian besar adalah mahasiswa psikologi tingkat lanjut di
Universitas Michigan. Mereka ditugaskan pada salah satu dari tiga kondisi eksperimen: (1)
kondisi peringkat dasar, dimana mereka membaca melalui ringkasan statistic dari poin 5 evaluasi
kuliah dari praktik semua mahasiswa yang elah lulus dalam kuliah selama semester sebelumnya;
(2) kondisi tatap muka, dimana subjek mendengar antara satu dan empat murid panelis yang
menilai 10 kursus (panelis ini memilih kesukaan mereka dengan peringkat 5 poin yang secara
keseluruhan sama dengan peringkat yang diberikan dlaam kondisi peringkat dasar); dan (3)
kondisi kontrol tanpa penilaian, dimana mereka tidak mendengar tidak membaca setiap penilaian

7
dari kursus. Kemudian, setelah membaca ringkasan statistik atau mendengarkan presentasi panel
(atau, dalam kasus kelompok kontrol, tidak menerima penilaian sama sekali, murid diminta
untuk menentukan yang mana dari 27 kursus kampus yang akan mereka ambil dimasa
mendatang.

B. Bagaimana di Akuntansi?
Dalam banyak kasus, heuristik ketersediaan menyediakan estimasi frekuensi dan
probabilitas yang cukup akurat, meskipun dalam beberapa situasi, heuristik ketersediaan dapat
menyebabkan bias dalam penilaian dan pengambilan keputusan. Dalam akuntansi keuangan,
prediksi merupakan suatu aspek penting dalam pengambilan keputusan investasi. Investor yang
mampu memprediksi harga saham dengan akurat dalam waktu yang relatif cepat akan
memperoleh prioritas transaksi lebih dulu sehingga memeperbesar kesempatan untuk
memperoleh transaksi yang sesuai atau cocok (Kufepaksi, 2007). Transaksi yang sesuai atau
cocok merupakan transaksi perdagangan yang berhasil ditemukan oleh mekanisme pasar
berdasarkan harga pasar yang terbentuk. Apabila mekanisme pasar menghasilkan transaksi yang
sesuai atau cocok, maka semakin besar kesempatan bagi investor untuk memperoleh keuntungan.
Hasil penelitian Moser (1989) menyatakan bahwa judgment investor tentang prediksi
laba secara sistematis dipengaruhi oleh kombinasi antara “output interferensi” dan
“ketersediaan”. Strategi prediksi berbasis ketersediaan merupakan salah satu alternatif dengan
menggunakan cue (isyarat) dalam menilai sesuatu. Penggunaan heuristik ketersediaan ini bisa
jadi menimbulkan bias. Bias yang sering terjadi dalam pasar keuangan adalah kesalahan dalam
ekspektasi nilai peruahaan (Hamid, 2007). Kesalahan ekspektasi inilah yang kemudian tergambar
dalam mispricing saham yang diinterpretasikan sebagai fenomena overreaction atau
underreaction terhadap informasi akuntansi. Jelas, yang tergambar ini adalah sesuatu yang diluar
rasionalitas, tetapi itu benar-benar terjadi. Pengambilan keputusan investor tidak hanya
menggunakan rasionalitas, tetapi juga rasionalitas yang terbatas atau dibatasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keprilakuan Teori dan Implementasi. Yogyakarta: ANDI
Offset

Anda mungkin juga menyukai