Anda di halaman 1dari 34

DECISION

MAKING AND
REASONING
Presented by group 4
Anggota Kelompok
Abdi Erianto (2211102433094)
Asiyah Mahfizh (2211102433099)
Isnania Bintang Maharani (2211102433161)
Marissa Joan Virnanda (2211102433241)
Muhammad Ramadhani (2211102433113)
Nurdianatul Jannah Haeruddin (2211102433255)
Syabila Nurhaliza (2211102433226)
Decision Making and Reasoning adalah
proses kognitif yang menghasilkan
pemilihan keyakinan atau tindakan di
Definition of antara beberapa pilihan alternatif yang
mungkin terjadi. Hal penting utama
decision making yang di pelajari dari Decision Making
and Reasoning adalah Judgment and
and reasoning Decision Making yang digunakan
untuk memilih di antara pilihan atau
untuk mengevaluasi sebuah peluang.
Judgment and Decision
Making
Classical Decision Theory
Adalah model paling awal tentang bagaimana orang membuat
keputusan. Sebagian besar model ini dirancang oleh para ekonom,
ahli statistik, dan filsuf, bukan oleh psikolog. Oleh karena itu,
mereka mencerminkan kekuatan perspektif ekonomi. Salah satu
kekuatan tersebut adalah kemudahan mengembangkan dan
menggunakan model matematika untuk perilaku manusia.
Heuristik adalah jalan pintas mental yang
meringankan beban kognitif dalam membuat
keputusan. Salah satu heuristik pertama yang
dirumuskan oleh para peneliti disebut Satisficing

Heuristic
(memuaskan) (Simon, 1957). Dalam Satisficing,
kita mempertimbangkan opsi satu per satu, dan
kemudian kita memilih opsi segera setelah
menemukan sesuatu yang memuaskan atau cukup
baik untuk memenuhi tingkat penerimaan
minimumnya.
Misalnya, kita belum mendengar laporan cuaca
sebelum melangkah keluar. Kita secara informal
menilai kemungkinan hujan akan turun. Kita
mendasarkan penilaian pada seberapa baik
karakteristik hari ini (misalnya, bulan dalam
Heuristic setahun, wilayah tempat tinggal kita, dan ada
tidaknya awan di langit) yang mewakili
karakteristik hari saat hujan. Hal ini disebut
Heuristik keterwakilan (Heuristic of
Representativeness).
Availability Heuristic

Sebagian besar dari kita setidaknya kadang-kadang menggunakan


Availability Heuristic (heuristik ketersediaan), di mana kita
membuat penilaian berdasarkan seberapa mudah kita mengingat
apa yang kita anggap sebagai contoh yang relevan dari sebuah
fenomena.
Sebuah heuristik yang terkait dengan ketersediaan
(Availability) yaitu heuristik anchoring-and-adjustment,
dimana orang menyesuaikan penilaian mereka melalui
titik referensi tertentu yang disebut jangkar akhir (final
Anchoring anchor), yang berarti terlalu mengandalkan informasi
yang sudah ada sebelumnya atau informasi pertama yang
mereka temukan saat membuat keputusan.
rs
ky
&
K Framing
ah
ne
m
an
,
19
81
).
Ar
tin
Bias kognitif adalah kesalahan dalam
berpikir sehingga menimbulkan kesalahan
dalam pemikiran, penilaian, mengingat,
dan proses kognitif lainnya. bias yang
Bias sering terjadi ketika orang mengambil
keputusan, yaitu Illusory Corelation,
Overconfidence, dan Hindsight Bias.
• Korelasi Ilusi (Illusory Corelation)
Kita cenderung melihat peristiwa atau atribut dan kategori tertentu berjalan bersama, padahal
sebenarnya tidak. Fenomena ini disebut korelasi ilusi (Hamilton & Lickel, 2000).

• Terlalu percaya diri (Overconfidence)


Penilaian berlebihan seseorang atas keterampilan, pengetahuan, atau penilaiannya sendiri. Salah
satu alasan orang terlalu percaya diri adalah orang mungkin tidak menyadari betapa sedikitnya
yang mereka ketahui padahal mereka tidak menyadari bahwa informasi yang mereka dapatkan
berasal dari sumber yang tidak dapat dipercaya (Carlson, 1995; Griffin & Tversky, 1992).

• Bias Pandangan Belakang (Hindsight Bias)


Ketika kita melihat situasi secara retrospektif (melihat ke masa lampau) seolah-olah hal itu sudah
pernah terjadi. Kita percaya bahwa kita dapat dengan mudah melihat semua tanda dan peristiwa
yang mengarah pada hasil tertentu (Fischhoff, 1982; Wasserman, Lempert, & Hastie, 1991).
Heuristik dan kekeliruan (Fallacies)sering
dipelajari bersama karena mereka berjalan seiring.
Kekeliruan Penerapan heuristik untuk membuat keputusan
dapat menyebabkan kekeliruan dalam berpikir.
(Fallacies) Oleh karena itu, ketika kita membahas beberapa
kekeliruan, kita merujuk kembali ke beberapa
heuristik yang sering terjadi.
Ada beberapa jenis Fallacies
Gambler’s Fallacy and the Hot Hand

1 Gambler’s Fallacy adalah keyakinan yang keliru bahwa probabilitas suatu kejadian acak tertentu, seperti
menang atau kalah dalam permainan kebetulan, dipengaruhi oleh kejadian acak sebelumnya.

Kekeliruan Konjungsi (Conjunction Fallacy)


Conjunction Fallacy (kekeliruan konjungsi) adalah Ketika orang secara keliru percaya bahwa dua
2 peristiwa yang terjadi bersama lebih mungkin daripada salah satu peristiwa yang terjadi sendiri.

Sunk-Cost Fallacy
Kekeliruan ini mewakili keputusan untuk terus berinvestasi dalam sesuatu hanya karena seseorang telah

3 berinvestasi di dalamnya sebelumnya dan berharap untuk memulihkan investasinya.


Biaya peluang adalah harga yang dibayarkan
untuk memanfaatkan peluang tertentu.
Mempertimbangkan biaya peluang sangat
Biaya Peluang penting ketika penilaian dibuat. Idealnya,
kita harus mencoba melihat biaya peluang
(Opportunity ini dengan cara yang tidak memihak, agar
Costs) tercipta sebuah keputusan yang baik.
di
re
pr
Pengambilan keputusan naturalistik
od
(Naturalistic Decision Making)
uk
si
se
ca
ra
m
e
m
ad
ai
rin
gk
ali Pengambilan Keputusan Kelompok
, (Group Decision Making)
ad
a
m
an
fa
at
un
tu
k
m
e
Macam-Macam Group Decision
Making
Manfaat Keputusan Kelompok (Benefits of Group Decisions)
Manfaat Keputusan Kelompok dapat meningkatkan efektivitas pengambilan
keputusan, seperti halnya dapat meningkatkan efektivitas pemecahan masalah.
Manfaat lain dari pengambilan keputusan kelompok adalah peningkatan memori
kelompok atas memori individu (Hinsz, 1990).

Pemikiran Kelompok (Groupthink) dan Kekurangannya


Namun, mungkin ada kerugian yang terkait dengan pengambilan keputusan
kelompok. Dari kekurangan tersebut, salah satu yang paling banyak dieksplorasi
adalah groupthink. Groupthink adalah fenomena yang ditandai dengan pengambilan
keputusan prematur yang umumnya merupakan hasil dari upaya anggota kelompok
untuk menghindari konflik (Janis, 1971)
Macam-Macam Group Decision Making
Janis menyebutkan ada tiga macam penyebab groupthink:
(1) kelompok yang terisolasi, kohesif, dan homogen diberdayakan untuk mengambil keputusan;
(2) kepemimpinan yang obyektif dan tak memihak tidak ada di dalam atau di luar kelompok;
(3) tingkat stres yang tinggi menimpa proses pengambilan keputusan kelompok.

Penangkal untuk Groupthink


Janis telah meresepkan beberapa penangkal untuk pemikiran kelompok. Misalnya, pemimpin
kelompok harus mendorong kritik yang membangun, tidak memihak, dan memastikan bahwa
anggota mencari masukan dari orang di luar kelompok. Kelompok tersebut juga harus
membentuk subkelompok yang bertemu secara terpisah untuk mempertimbangkan solusi
alternatif untuk satu masalah. Sangat penting bahwa pemimpin harus mengambil tanggung
jawab untuk mencegah kesesuaian palsu dengan norma kelompok.
Seperti dalam pemecahan masalah, korteks prefrontal, dan
khususnya korteks cingulate anterior, aktif selama proses
Neurosains Pengambilan pengambilan keputusan. Korteks prefrontal sendiri berfungsi
Keputusan (Neuroscience of untuk mengatur fungsi eksekutif, yaitu kemampuan
Decision Making) merencanakan sesuatu, membuat keputusan, memecahkan
masalah, dan lain sebagainya.
Deductive Reasoning
Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah proses penalaran dari satu atau lebih pernyataan
umum tentang apa yang diketahui untuk mencapai kesimpulan logis tertentu.
Ini sering melibatkan penalaran dari satu atau lebih pernyataan umum
mengenai apa yang diketahui untuk penerapan khusus dari pernyataan umum
tersebut. Penalaran deduktif didasarkan pada proposisi logis. Proposisi pada
dasarnya adalah pernyataan, yang mungkin benar atau salah.
Penalaran Salah satu jenis utama penalaran adalah penalaran
bersyarat, di mana penalar harus menarik
Bersyarat kesimpulan berdasarkan proposisi if-then (jika-
maka). Proposisi jika-maka bersyarat menyatakan
(Conditional bahwa jika kondisi anteseden p terpenuhi, maka
Reasoning) peristiwa konsekuen q akan terjadi.
m
a
pe Pengaruh Pada Penalaran Bersyarat
na
(Conditional Reasoning)
lar
an
pr
ag
m
ati
s
ad
al
ah
Evolusi dan Penalaran
Pendekatan berbeda untuk penalaran bersyarat mengambil pandangan
evolusioner tentang kognisi (Cummins, 2004). Pandangan ini menanyakan jenis
keterampilan berpikir apa yang akan memberikan keuntungan selektif alami
bagi manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan kita sepanjang waktu
evolusi (Cosmides, 1989; Cosmides & Tooby, 1996). Manusia mungkin
memiliki sesuatu seperti perangkat akuisisi skema (Cosmides, 1989). Ini
memfasilitasi kemampuan kita untuk dengan cepat mengumpulkan informasi
penting dari pengalaman. Ini juga membantu kita mengatur informasi tersebut
ke dalam kerangka kerja yang bermakna.
Inductive
Reasoning
Penalaran induktif adalah proses penalaran dari
fakta atau pengamatan tertentu untuk mencapai
kesimpulan yang mungkin dapat menjelaskan
fakta. Pemikir induktif kemudian dapat
menggunakan kesimpulan yang mungkin dapat

Penalaran dicoba untuk memprediksi kejadian spesifik di


masa depan (Johnson-Laird, 2000). Ciri utama

Induktif
yang membedakan penalaran induktif dari
deduktif adalah bahwa dalam penalaran induktif,
kita tidak pernah dapat mencapai kesimpulan yang
pasti secara logis. Kita hanya dapat mencapai
kesimpulan yang beralasan atau kemungkinan
besar.
Kesimpulan Kausal (Causal Inferences) &
Kesimpulan Kategoris (Categorical Inferences)

Salah satu pendekatan untuk mempelajari penalaran induktif adalah dengan memeriksa
kesimpulan kausal (hubungan sebab-akibat), yaitu bagaimana orang membuat penilaian
tentang apakah sesuatu menyebabkan sesuatu yang lain. Filsuf David Hume mengamati
bahwa kita kemungkinan besar menyimpulkan kausalitas ketika kita mengamati
kovariasi (perubahan) dari waktu ke waktu.

Orang umumnya menggunakan strategi bottom-up dan strategi top-down untuk


melakukannya (Holyoak & Nisbett, 1988). Artinya, mereka menggunakan informasi
dari pengalaman indrawi dan informasi berdasarkan apa yang telah mereka ketahui atau
simpulkan sebelumnya.
Penalaran dengan Penalaran induktif dapat diterapkan pada
situasi yang lebih luas daripada yang
Analogi membutuhkan kesimpulan kausal atau
(Reasoning by kategoris. Misalnya, penalaran induktif
dapat diterapkan pada penalaran dengan
Analogy) analogi.
sa
ba
r
Pandangan Alternatif
da
n
tentang Penalaran
tel
iti
un
tu
k
m
en
ca
pa
Neurosains Penalaran (Neuroscience
of Reasoning)

Seperti dalam pemecahan masalah dan pengambilan


keputusan, proses penalaran juga melibatkan korteks
prefrontal.Penalaran juga melibatkan area otak yang
berhubungan dengan memori kerja, seperti basal ganglia.
ma
nu
sia
KESIMPULAN
tid
ak
ras
ion
al
tan
pa
bat
as
dal
am
me
mb
uat
DAFTAR PUSTAKA
Stenberg Robert J. & Stenberg K. (2012). Cognitive
Psychology (6th ed). Wardsworth Chengage Learning,
Singapure. 487-528.
Thank You
Kamu mau nanya? Kamu bertanya-tanya?

Anda mungkin juga menyukai