Anda di halaman 1dari 17

Return dan Risiko

dalam Keuangan
Syariah
Novera Wandira S.E
2130001006
Return Risiko

Eduardus Tandelilin
mengemukakan bahwa return
merupakan salah satu faktor
yang memotivasi investor
Adapun Subekti
berinteraksi dan merupakan
mengartikan risiko sebagai
imbalan atas keberanian
kewajiban memikul kerugian
investor dalam menanggung
yang disebabkan oleh suatu
risiko atas investasi yang
kejadian di luar kesalahan
dilakukannya. Singkatnya,
salah satu pihak.
return adalah keuntungan yang
diperoleh investor dari dana
yang ditanamkan pada suatu
investasi.
Macam-macam Risiko

Risiko antarfungsi
Fungsi dalam
manajemen meliputi Risiko Internal
fungsi pemasaran,
keuangan, produksi,
dan personalia.

Risiko Eksternal
Hubungan antara Risiko dan Tingkat Pengembalian

Takut pada risiko


(risk avoider)

Hati-hati pada risiko


(risk indifference)

Suka pada risiko


(risk seeker atau risk lover)
Perhitungan Return dan Risiko
perhitungan Return:
kita membeli aset keuangan (dayn) dalam bentuk saham dengan harga Rp1.000, kemudian satu tahun mendatang
kita menjual dengan harga Rp1.200. Perusahaan membayar deviden sebesar Rp100 pada tahun tersebut. Tingkat
keuntungan dihitung sebagai berikut:

Rp1.200 + Rp100 x Rp1.000


Return (…..) x 100%
Rp1.000
(Rp300 / Rp1.000 ) x 100% = 30%

Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah sebagai berikut.
Return = {[ (Pt – Pt-1) + Dt ]/ Pt-1} x 100%
Pt = Harga atau nilai pada periode t
Pt-1 = Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)
Dt = Dividen yang dibayarkan pada periode t
Perhitungan Tingkat Keuntungan (Return) yang Diharapkan dan Risiko

E(RMuamalah) = 0,20 (25%) + 0,20 (15%) + 0,20 (7,5%)+ 0,20 (5%) + 0,20 (2,5%) = 11%
E(RSyari’ah) = 0,20 (3%) + 0,20 (5%) + 0,20 (6%) + 0,20 (6,5) + 0,20 (7%) = 5,5%
Risiko portofolio
Kovarians Dua Aset:
σp 2 = XA 2 ο A 2 + XB 2 + 2XAXB ο AB
Di mana:
XA dan XB = proporsi investasi untuk aset A dan B
σA 2 dan σB 2 = varians return aset A dan return B
σAB = kovarians return aset A return aset B

Kovarians antardua aset dihitung dengan formula sebagai berikut.


σAB =  P1 (RAi – E(RA)) (RBi – E(RB))
Di mana:
pi = probabilitas untuk skenario i
RAi – RBi = return aset A dan B untuk skenario i
E (RA), E (RB) = expected return untuk aset A dan B
Efek Diversifikasi

Diversifikasi artinya seorang investor meletakkan sahamnya tidak pada


satu tempat. Secara umum, jika jumlah aset dalam portofolio ditambah
(secara random), ada kecenderungan risiko portofolio tersebut semakin
mengecil. Semakin ditambah jumlah asetnya, semakin kecil penurunan
portofolionya. Dengan kata lain, risiko akan semakin menurun dengan
tingkat penurunan yang semakin melambat dengan ditambahnya jumlah
aset dalam portofolio.
Aset yang Efisien

Dalam membentuk portofolio yang efisien, investor perlu berpegang pada


perilaku yang berasumsi pengambilan keputusan yang dilakukan investor.
Salah satu asumsi yang terpenting adalah investor tidak menyukai suatu
risiko, artinya investor cenderung akan memilih investasi yang berisiko
rendah
Model Indeks Tunggal

(N (N+1))/2 parameter, yang terdiri atas N varians, dan (N (N-1))/2 kovarians. Jika terdapat saham dalam
portofolio, kita akan menghitung risiko portofolio tersebut. Jadi, cara menghitungnya seperti ini:
300 varians dan 150 (299) = 44.850 kovarians. Jumlah tersebut cukup besar. Jika jumlah aset dalam portofolio
adalah 1.000, jumlah parameter yang harus dihitung sekitar 500.000 parameter.
Risiko dan Return Aset Tunggal Berdasarkan Model Indeks Tunggal

σi 2 = β i 2σM 2 + σei 2

E(Ri ) = α i + βi E(RM)
Return dan Risiko Portofolio Berdasarkan Model Indeks Tunggal

E(Rp) = α p + β p E(RM)
Di mana:
E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk
portofolio
α p = Intercept untuk portofolio
β p = Beta portofolio
E(RM) = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
Risiko dan Tingkat Pengembalian

Hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian adalah:


1.bersifat linear atau searah;
2.semakin tinggi tingkat pengembalian, semakin tinggi pula risiko;
3.semakin besar aset yang ditempatkan dalam keputusan investasi, semakin besar pula risiko yang timbul dari
investasi tersebut;
4. kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
Aspek-aspek yang Perlu Dipertimbangkan oleh Manajemen:

a. Variabilitas permintaan terhadap produk perusahaan.


b. Variabilitas harga jual.
c. Variabilitas biaya input
d. Kemampuan menyesuaikan harga jual apabila ada perubahan biaya input.
e. Tingkat penggunaan biaya tetap (leverage operasi).
f. Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan utang dalam struktur keuangan
perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara
periodik berupa beban bunga.
g. Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari utang untuk
memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, penggunaan utang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang
saham.
h. Pengukuran manfaat penggunaan utang atau leverage keuangan dapat dilakukan dengan
memperbandingkan tingkat pengembalian aktiva atau rentabilitas ekonomi (basic earning
power) dengan tingkat bunga utang.
Hubungan antara Risiko dan Tingkat Pengembalian

Di dalam pasar uang di tempat saham dan obligasi dijual, para pemakai uang, seperti
perusahaan yang melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam mencari modal.
Untuk memperoleh pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat bagi pemegang saham
perusahaan, perusahaan harus menawarkan kepada investor, tingkat pengembalian yang mampu
bersaing dengan alternatif investasi lain yang tersedia bagi investor tersebut. yang tidak sesuai
dengan agama yang ia yakini.
Konsep Risiko dalam Islam
Secara natural, dalam kegiatan usaha, di dunia ini tidak ada seorangpun yang menginginkan usaha atau
investasinya mengalami kerugian. Bahkan dalam tingkat makro, sebuah negara juga mengharapkan neraca
perdagangannya yang positif. Kaidah syariah tentang imbal hasil dan risiko adalah Al ghunmu bil ghurmi,
artinya risiko akan selalu menyertai setiap ekspektasi return atau imbal hasil.

Al ghunmu bil ghurmi, yaitu risiko akan selalu menyertai setiap ekspektasi return atau imbal hasil. (risk goes
along return).Dalil al kharaj bi al dlaman merupakan dasar pada semua bentuk kontrak keuangan dalam hukum
islam. Rumusan atau dalil tersebut dalam arti yang sederhana mensyaratkan bahwa manfaat (return) dan
kewajiban (resiko) berjalan secara bersama-sama.

Risiko yang dalam ekonomi islam disebut gharar secara etimologi bermakna kekhawatiran atau risiko, dan
gharar berarti juga menghadapi suatu kecelakaan, kerugian, dan atau kebinasaan Dan taghrir adalah melibatkan
diri dalam sesuatu yang gharar. Dikatakan gharara binafsihi wa maalihi taghriran berarti 'aradhahuma lilhalakah
min ghairi an ya'rif (jika seseorang melibatkan diri dan hartanya dalam kancah gharar maka itu berarti keduanya
telah dihadapkan kepada suatu kebinasaan yang tidak diketahui olehnya).
Al gharar dan maysir sendiri adalah konsep yang sangat berkaitan
dengan mudharat, negative result, atau bahaya (hazard). Terakhir
untuk kita renungkan bersama Wasiat Rasulullah Muhammad SAW
dalam salah satu sabda beliau :
"Segala sesuatu yang halal dan haram telah jelas, tetapi diantara
keduanya terdapat hal-hal-hal yang samar dan tidak diketahui oleh
kebanyakan orang. Barang siapa berhati-hati terhadap hal-hal yang
meragukan, berarti telah menjaga agama dan kehormatan dirinya...
" (HR : Bukhari-Muslim).

Anda mungkin juga menyukai