Anda di halaman 1dari 25

Resiko, Pengukuran Resiko dan

Hasil dalam Konteks Portofolio


2EB12
Kelompok 2 :
• M Naufal Dzaky A 21221315
• Syaberina Shalwa A 21221997
• Vhara Humaira 22221081
Definisi Resiko dan Hasil
Hasil yang diharapkan diterjemahkan dalam tingkat keuntungan
yang diharapkan atau expected return sedangkan risiko berarti
probabilitas tidak dicapainya tingkat keuntungan yang diharapkan
atau kemungkinan return yang diterima menyimpang dari return
yang diharapkan. Estimasi penerimaan yang diharapkan tersebut
belum tentu sama dengan kenyataannya karena adanya faktor-
faktor tertentu yang mempengaruhi. Semakin besar penyimpangan
tingkat keuntungan yang diharapkan, maka akan semakin besar
pula tingkat risikonya.
Penggunaan Distribusi Probabilitas untuk
Pengukuran Resiko

Probabilitas dinyatakan dalam persentase kemungkinan suatu


event akan muncul. Misalkan probabilitas suatu event adalah 80
persen berarti bahwa delapan dari setiap sepuluh event akan
muncul. Sedangkan event yang memiliki probabilitas nol berarti
bahwa event tersebut tidak akan terjadi
Contoh : Penggunaan Distribusi Probabilitas untuk
Pengukuran Resiko
Untuk memberikan gambaran dalam praktik manajemen keuangan, perhatikan tabel 3.1 berikut
Contoh : Penggunaan Distribusi Probabilitas untuk
Pengukuran Resiko

Tabel 3.1 terdiri atas empat distribusi probabilitas untuk setiap alternatif investasi.
Tingkat keuntungan yang diberikan oleh obligasi pemerintah diketahui secara pasti
adalah sebesar 8 persen apapun kondisi ekonomi yang akan terjadi. Dengan demikian
obligasi pemerintah memiliki risiko sebesar nol. Namun demikian perlu diingat bahwa
tingkat keuntungan riil obligasi dengan jatuh tempo yang pendek sangat ditentukan oleh
tingkat inflasi. Karena pembayaran kembali pada saat jatuh tempo harus dapat segera
diinvestasikan kembali sementara itu jika tingkat keuntungan menurun maka penghasilan
portofolio akan menurun. Risiko semacam ini disebut juga dengan reinvestment rate risk
yaitu risiko tidak dapat diinvestasikan kembali aliran kas dari suatu investasi
Contoh : Penggunaan Distribusi Probabilitas untuk
Pengukuran Resiko
Distribusi probabilitas yang terpisah memiliki bilangan yang terbatas. Dengan demikian, tabel 3.1 terdiri
atas distribusi probabilitas yang terpisah. jika dikalikan setiap kemungkinan return yang akan diperoleh
dengan probabilitas kondisi ekonomi kemudian menjumlahkannya, maka akan diperoleh rata-rata
tertimbang return yang akan diperoleh. Rata-rata tertimbang return yang akan diperoleh ini sering juga
disebut dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau expected rates of return.

E(R) = Tingkat keuntungan yang diharapkan (Expected Rates of Return)


Pj = Probabilitas setiap kondisi kejadian
Rj = Tingkat keuntungan yang akan diperoleh untuk setiap kondisi kejadian
Contoh : Penggunaan Distribusi Probabilitas untuk
Pengukuran Resiko

Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka untuk mencari tingkat keuntungan yang
diharapkan pada Proyek B adalah

Maka, tingkat keuntungan yang diharapkan adalah sebesar 12%.


Perilaku Investor Terhadap Risiko

Risk Seeker Risk Averse Risk Neutrality


Investor yang tidak Investor yang cukup
Investor yang menyukai
menyukai resiko. Investor menerima adanya risiko,
resiko. Biasanya investor
jenis ini tidak tetapi tidak akan mau
jenis ini telah mengerti
mengharapkan tingkat mengambil risiko lebih
bahwa return yang tinggi
return yang tinggi sehingga untuk mencoba
akan diikuti dengan risiko
mereka cenderung bermain mendapatkan tingkat return
yang tinggi pula.
aman. yang lebih tinggi.
Investasi Portofolio
• Portofolio merupakan kombinasi dua atau lebih
dari investasi.
q Contoh : portofolio Tn. A terdiri dari saham
bank BRI, saham Indosat dan saham indofoood

• Tujuan dari portofolio :


– Meminimumkan risiko dengan cara diversifikasi
(sebaran)
Portofolio Return
q Mengestimasi return dan risiko portofolio berarti menghitung return yang
diharapkan dan risiko suatu kumpulan aset individual yang dikombinasikan
dalam suatu portofolio aset.
q Rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai
berikut:
Contoh : Menghitung Return Portofolio

Sebuah portofolio yang terdiri dari 3 jenis saham ABC, DEF dan GHI menawarkan
return yang diharapkan masing-masing sebesar 15%, 20% dan 25%. Misalnya,
presentase dana yang diinvestasikan pada saham ABC sebesar 40%, saham DEF
30% dan saham GHI 30%, maka return yang diharapkan dari portofolio tersebut
adalah:

E(Rp) = 0,4 (0,15) + 0,3 (0,2) + 0,3 (0,25)


= 0,195 atau 19,5%
Risiko Portofolio

Kelebihan investasi dalam bentuk portofolio dibanding aset tunggal adalah


bahwa kita bisa mengurangi risiko tanpa harus mengurangi tingkat return yang
diharapkan. Logika yang dipakai dalam konsep portofolio hampir mirip dengan
logika pengurangan risiko dalam prinsip asuransi, dimana perusahaan asuransi
akan mengurangi risiko dengan membuat sebanyak mungkin polis asuransi.
Menghitung Risiko Portofolio
Dalam menghitung risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu :
1. Varians setiap sekuritas.
2. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya.
3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.
Menghitung Risiko Portofolio
Contoh : Menghitung Risiko Portofolio
Contoh : Menghitung Risiko Portofolio
Capital Asset Pricing Model
(CAPM)

Sebuah model atau cara untuk mengestimasikan nilai return suatu aset
dengan membandingkan antara variabel return yang diterima dan
risiko yang ditanggung, serta menghitung risiko yang tidak dapat
didiversifikasi (risiko non sistematis) dalam suatu portofolio dan
membandingkannya dengan prediksi tingkat pengembalian (return).
Asumsi – Asumsi CAPM
1. Tidak ada biaya transaksi
Pada kenyataannya, jual-beli saham dikenakan biaya transaksi, sehingga mengurangi return
investasi tersebut dan akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam membuat keputusan
investasi.

2. Saham dapat dipecah-pecah dalam satuan yang tidak terbatas, sehingga investor dapat
membeli saham dalam ukuran pecahan
Jika harga saham sebuah perusahaan Rp4.000 per lembar, investor dapat membeli saham
tersebut sebanyak 0,1 lembar saham dengan dana Rp400. Pada kenyataannya, saham dibeli
dalam satuan lot (1 lot = 500 lembar saham). Jadi tidak mungkin membeli saham dalam lembar
pecahan.
Asumsi – Asumsi CAPM
3. Tidak ada pajak pendapatan pribadi, sehingga bagi investor tidak masalah apakah
mendapatkan return dalam bentuk deviden atau capital gain
Pada kenyataannya, dividen dan capital gain dikenakan pajak. Apabila tarif pajak dividen dan
capital gain berbeda, tentu akan mempengaruhi investor dalam memilih saham yang akan
dimasukan ke dalam portofolio.

4. Seseorang tidak dapat mempengaruhi harga saham melalui tindakan membeli/menjual


saham yang dimilikinya
Asumsi ini mengindikasikan bahwa pasar modal analog dengan bentuk pasar persaingan
sempurna, dimana investor secara perorangan tidak dapat mempengaruhi harga saham. Harga
saham hanya dipengaruhi oleh tindakan investor secara bersama-sama.
Asumsi – Asumsi CAPM
5. Investor adalah orang yang rasional
Asumsi ini menyatakan bahwa investor bersifat myopic atau melihat dalam jangka waktu dekat
dan mengabaikan apa yang terjadi setelah periode tersebut. Pada kenyataannya, investor
mempunyai sikap, pengetahuan dan mengolah informasi yang berbeda, sehingga preferensi
terhadap return dan risiko akan berbeda pula.

6. Short sale dibolehkan dan tidak terbatas


Hal ini berarti semua investor dapat menjual saham yang tidak dimilikinya (short sale) sebanyak
yang diinginkannya. Pada kenyataannya, short sale mempunyai persyaratan dan mekanisme
yang tidak mudah dipenuhi oleh semua orang, sehingga tidak mungkin investor melakukan
short sale tanpa batas.
Asumsi – Asumsi CAPM
7. Lending dan borrowing pada tingkat bunga bebas risiko dapat dilakukan dalam jumlah yang
tidak terbatas
Pada kenyataannya, lending dan borrowing rate lebih tinggi daripada tingkat bunga bebas
risiko. Pemilik dana tentu saja dapat meminjamkan (lending) uangnya dan memperoleh return
sebesar tingkat bunga bebas risiko, tetapi mereka tidak dapat meminjam (borrowing) uang
pada tingkat bunga bebas risiko.

8. Semua saham dapat dipasarkan (marketable) termasuk human capital


Pada kenyataannya, tenaga kerja, pendidikan (human capital), perusahaan perorangan, dan
aset pemerintah seperti perusahaan, gedung pemerintah, lapangan terbang tidak dapat atau
sangat sulit untuk dijual-belikan.
Rumus CAPM

Rt = expected return (tingkat pengembalian yang


diharapkan dari aset)
Rf = risk-free rate (tingkat suku bunga bebas resiko)
βi = resiko sistematis
Rm = market return (tingkat pengembalian yang
diharapkan dari portfolio pasar)
Contoh : Menghitung CAPM
Joyland & Co. melakukan analisis terhadap tingkat return sebuah saham sekuritas.
Joyland & Co. menemukan bahwa resiko sistematis saham adalah 1,5 dengan risk-
free rate sebesar 4% dan tingkat market return 15%. Berapakah tingkat
pengembalian saham tersebut?

Jawab:
Rt = Rf + βi (Rm – Rf)
Rt = 0,04 + 1,5 (0,15 – 0,04)
Rt = 0,04 + 1,5 (0,11)
Rt = 0,04 + 0,165
Rt = 0,205 atau 20,5%

Jadi, tingkat pengembalian saham dengan beta 1,5, risk-free rate 4%, dan market
return 15% adalah 20,5%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai