Tabel 3.1 terdiri atas empat distribusi probabilitas untuk setiap alternatif investasi.
Tingkat keuntungan yang diberikan oleh obligasi pemerintah diketahui secara pasti
adalah sebesar 8 persen apapun kondisi ekonomi yang akan terjadi. Dengan demikian
obligasi pemerintah memiliki risiko sebesar nol. Namun demikian perlu diingat bahwa
tingkat keuntungan riil obligasi dengan jatuh tempo yang pendek sangat ditentukan oleh
tingkat inflasi. Karena pembayaran kembali pada saat jatuh tempo harus dapat segera
diinvestasikan kembali sementara itu jika tingkat keuntungan menurun maka penghasilan
portofolio akan menurun. Risiko semacam ini disebut juga dengan reinvestment rate risk
yaitu risiko tidak dapat diinvestasikan kembali aliran kas dari suatu investasi
Contoh : Penggunaan Distribusi Probabilitas untuk
Pengukuran Resiko
Distribusi probabilitas yang terpisah memiliki bilangan yang terbatas. Dengan demikian, tabel 3.1 terdiri
atas distribusi probabilitas yang terpisah. jika dikalikan setiap kemungkinan return yang akan diperoleh
dengan probabilitas kondisi ekonomi kemudian menjumlahkannya, maka akan diperoleh rata-rata
tertimbang return yang akan diperoleh. Rata-rata tertimbang return yang akan diperoleh ini sering juga
disebut dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau expected rates of return.
Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka untuk mencari tingkat keuntungan yang
diharapkan pada Proyek B adalah
Sebuah portofolio yang terdiri dari 3 jenis saham ABC, DEF dan GHI menawarkan
return yang diharapkan masing-masing sebesar 15%, 20% dan 25%. Misalnya,
presentase dana yang diinvestasikan pada saham ABC sebesar 40%, saham DEF
30% dan saham GHI 30%, maka return yang diharapkan dari portofolio tersebut
adalah:
Sebuah model atau cara untuk mengestimasikan nilai return suatu aset
dengan membandingkan antara variabel return yang diterima dan
risiko yang ditanggung, serta menghitung risiko yang tidak dapat
didiversifikasi (risiko non sistematis) dalam suatu portofolio dan
membandingkannya dengan prediksi tingkat pengembalian (return).
Asumsi – Asumsi CAPM
1. Tidak ada biaya transaksi
Pada kenyataannya, jual-beli saham dikenakan biaya transaksi, sehingga mengurangi return
investasi tersebut dan akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam membuat keputusan
investasi.
2. Saham dapat dipecah-pecah dalam satuan yang tidak terbatas, sehingga investor dapat
membeli saham dalam ukuran pecahan
Jika harga saham sebuah perusahaan Rp4.000 per lembar, investor dapat membeli saham
tersebut sebanyak 0,1 lembar saham dengan dana Rp400. Pada kenyataannya, saham dibeli
dalam satuan lot (1 lot = 500 lembar saham). Jadi tidak mungkin membeli saham dalam lembar
pecahan.
Asumsi – Asumsi CAPM
3. Tidak ada pajak pendapatan pribadi, sehingga bagi investor tidak masalah apakah
mendapatkan return dalam bentuk deviden atau capital gain
Pada kenyataannya, dividen dan capital gain dikenakan pajak. Apabila tarif pajak dividen dan
capital gain berbeda, tentu akan mempengaruhi investor dalam memilih saham yang akan
dimasukan ke dalam portofolio.
Jawab:
Rt = Rf + βi (Rm – Rf)
Rt = 0,04 + 1,5 (0,15 – 0,04)
Rt = 0,04 + 1,5 (0,11)
Rt = 0,04 + 0,165
Rt = 0,205 atau 20,5%
Jadi, tingkat pengembalian saham dengan beta 1,5, risk-free rate 4%, dan market
return 15% adalah 20,5%.
TERIMA KASIH