Anda di halaman 1dari 5

Muhammad Alfin Arrasyd-12020221140136

Manajemen Keuangan Islam (B)


Tugas ke-4

SPEKULASI, PROYEKSI, DAN INVESTASI DALAM ISLAM


Bisnis dan Investasi Dalam Islam
Umat Islam didorong untuk selalu menginvestasikan tabungannya. Dalam melakukan
investasi tidak menuntut secara pasti akan hasil yang diperoleh karena hasil investasi di masa
yang akan datang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Bisnis atas investasi merupakan
sesuatu yang tidak dapat dipastikan hasilnya. Sebab, bisnis merupakan aktivitas yang
memberikan kembalian untuk masa yang akan datang. Sedangkan masa yang akan datang
merupakan suatu kondisi yang mana sangat sulit/tidak dapat kita pastikan. Dengan keadaan
itu kemudian orang-orang memiliki kecondongan untuk membuat hasil yang tidak pasti
menjadi pasti, sedangkan hal tersebut merupakan riba jika kaitannya dengan pengembangan
modal.1
Bisnis dilakukan dalam berbagai sektor, baik sektor rill maupun keuangan. Bisnis
sektor rill lebih mengedepankan pada aspek kewujudan obyek yang dibisniskan. Namun
dalam bisnis sektor keuangan lebih cenderung pada unsur spekulasi. Apalagi jika dilakukan di
pasar uang maupun pasar modal. Khususnya dalam pasar uang dan modal, banyak para
spekulan atau pelaku spekulasi memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan.
Tindakan seperti ini dalam islam desebut dengan judi. Sedangkan Allah SWT. berfirman yang
artinya “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban
untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk
perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.”2

Spekulasi Dalam Investasi

Sebagai lembaga keuangan modern, pasar keuangan tidak lepas dari berbagai
kelemahan dan kesalahan. Para “Investor” selalu memperhatikan perubahan pasar, melakukan
berbagai analisis dan perhitungan, serta tindakan spekulatif dengan cara membeli atau menjual
saham. Kegiatan ini membuat pasar tetap aktif. Namun, kegiatan ini tidak selalu
menguntungkan3

Dalam pasar modal ini, dibedakan antara spekulan dengan pelaku bisnis (investor) dari
derajat ketidakpastian yang dihadapinya. Untuk itu perlu dilihat dahulu karakter dari masing-
masing investasi dan spekulasi.

Investor di pasar modal adalah mereka yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk
berinvestasi di perusahaan- perusahaan terbuka (Tbk) yang diyakininya baik dan
menguntungkan, bukan untuk tujuan mencari capital gain melalui short selling. Sementara
spekulan bertujuan untuk mendapatkan gain yang biasanya dilakukan dengan upaya goreng
menggoreng saham.

1
Mohamad 2014
2
QS. Al-Ma’idah (5): 90
3
Mohamad 2014
Karena itu, ajaran Islam secara tegas melarang tindakan spekulasi ini, sebab secars
diametral bertentangan dengan nilai-nilai ilahiyah dan insaniyyah. Spekulasi dilarang bukan
karena ketidakpastian yang ada dihadapannya, melainkan tujuan/niat dan can orang
mempergunakan ketidakpastian tersebut. Gharar dan maysir sendiri adalah konsep yang sangat
berkaitan dengan mudharat, negative result, atau bahaya (hazard).

Proyeksi Bisnis/Investasi

Bisnis hakikatnya adalah merancang masa depan untuk memperoleh nilai tambah.
Masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti. Untuk mengetahui sesuatu yang tidak pasti,
maka pelaku bisnis dapat melakukan peramalan. Di dalam Islam, banyak orang menyamakan
peramalan dengan istilah judi. Padahal sesungguhnya, antara peramalan dan judi adalah dua
hal yang berbeda. Judi adalah identik dengan spekulasi, judi/spekulasi adalah
memproyeksikan masa depan tanpa dilengkapi dengan data yang relevan.4

Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenal sesuatu yang belum terjadi pada
waktu yang akan datang. Forecasting bertujuan agar forecast yang dibuat dapat
meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan atau meminimumkan
kesalahan meramal. Terlait hal ini Rasulullah membolehkannya, yang mana dijelaskan oleh
Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa’ dalam bab Jual Beli ‘Ariyah.

Kejadian yang terjadi di masa yang akan datang akan penuh dengan risiko dan
ketidakpastian. Untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian di masa yang akan datang,
manajemen perlu melakukan proyeksi atau forecast terutama forecast mengenai penjualan.
Forecast penjualan tersebut sebagai dasar untuk menentukan rencana penjualan. Rencana
penjualan akan ditentukan dengan memperhatikan forecast penjualan dan memperhatikan
sumber daya yang dimiliki.

Penerapan Analisis Statistik Untuk Proyeksi


Ada beberapa teknik analisis statistik yang dapat digunakan untuk membantu
memprediksi atau memproyeksikan hasil masa depan. Salah satunya yaitu teknik regresi
tunggal dengan data yang diperlukan sebagai berikut: 5

1. Jumlah tahun yang lalu, misalnya lima tahun yang lalu dari 2009-2013

2. Variabel Pengaruh (independent variable), misalnya variabel jumlah penjualan

3. Variabel Terpengaruh (dependent variable), misalnya variabel laba

4
Mohamad 2014
5
Mohamad 2014
RETURN DAN RISIKO DALAM KEUANGAN SYARIAH
Perhitungan Return
Return dalam bahasa sehari hari biasa disebut dengan tingkat keuntungan ataukembalian
modal (ma’ad). Formula yang lebih umum untuk meghitung return sebagai berikut:

Return = {[(Pt – Pt-1) + Dt] / Pt-1 } x 100%

Dimana Pt = Harga atau nilai periode t

Pt-1 = Harga atau nilai periode (t-1)

Dt = Deviden yang dibayarkan pada periode t

Perhitungan Tingkat Keuntungan (return) yang Diharapkan dan Risiko

Risiko bisa didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan dari hasil yang


diharapkan. Untuk mengoperasionalkan definisi tersebut, kita bisa menggunakan standar
deviasi yang menghitung dispersi (penyimpangan) dari hasil yang diharapkan. Dengan
demikian standar deviasi kita gunakan untuk mengukur risiko, semakin besar standar deviasi
tingkat keuntungan suatu aset, semakin tinggi risiko aset tersebut. 6

Tingkat Keuntungan yang Diharapkan

Portofolio adalah kombinasi dari dua atau lebih aset. Dalam contoh di atas, jika aset A
dan B digabungkan dalam portofolio masing-masing 50%, berapa pengembalian dan risiko
yang diharapkan? Pengembalian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari kinerja masing-
masing aset. Misalnya, jika kita memberi simbol P, tingkat pembayarannya adalah P.7

Efek Diversivikasi

Menggabungkan dua aset dengan kovarians negatif mengurangi risiko portofolio


(diukur dengan varians). Dengan kata lain, diversifikasi, yang berarti berinvestasi dalam
banyak aset, biasanya menghasilkan risiko yang lebih rendah. Anda mungkin sering
mendengar ungkapan “jangan taruh telur dalam satu keranjang”. Jika keranjang jatuh,
kemungkinan semua telur yang kita miliki akan pecah. Tetapi jika kita menyebarkan telur kita
ke beberapa keranjang, satu keranjang yang jatuh tidak akan menghancurkan semua telur yang
kita miliki.8

Kunci untuk mengurangi risiko portofolio adalah kovarians (atau koefisien korelasi)
antar aset. Koefisien korelasi yang lebih negatif menunjukkan potensi yang lebih besar untuk
mengurangi risiko portofolio.Secara umum, koefisien korelasi antar saham adalah positif dan
relatif kecil. Koefisien seperti itu cukup baik untuk mengurangi risiko portofolio. Hanya ketika
koefisien korelasi antara dua aset sama dengan satu (persis dalam arah yang sama)
diversifikasi tidak memiliki efek pengurangan risiko. Dalam situasi ini, risiko portofolio
adalah rata-rata tertimbang dari risiko aset individu.

6
Mohamad 2014
7
Mohamad 2014
8
Mohamad 2014

Anda mungkin juga menyukai