Anda di halaman 1dari 13

MATERI MANAJEMEN KEUANGAN

BENTUK-BENTUK RISIKO

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu: Eka Sulvijayanti, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 4:

1. Khoirun Nisa’ Zahrotul Fitriyah (126405212172)


2. Afita Fauziyah (126405213181)
3. Dea Yuana Wati (126405213188)
4. Lukman Khalam Winata (126405213197)

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG

AGUSTUS 2023

1
BENTUK-BENTUK RISIKO

Risiko (risk) didefinisikan dalam kamus Webster sebagai suatu halangan,


gangguan, eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan. Jadi, risiko diartikan
sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan. Sedangkan,
hasil merupakan hasil total atau kerugian total dari suatu investasi pada periode
tertentu. Secara umum, hasil diukur melalui perubahan nilai ditambah dengan
distribusi kas selama periode tertentu yang disajikan sebagai persentase dari nilai
investasi awal periode. Hasil dapat berupa hasil realisasi yang telah terjadi atau hasil
ekspektasi yang belum terjadi namun diharapkan akan terjadi di masa mendatang.
Hasil realisasi (actual return) merupakan hasil yang telah terjadi, yang dihitung
berdasarkan data historis. Hasil ini penting, sebab dapat digunakan sebagai
pengukur kinerja dari badan usaha sebagai dasar penentuan hasil ekspektasi serta
risiko di masa mendatang.

Kondisi ekonomi merupakan faktor utama yang menentukan hasil dan risiko
investasi. Kondisi ekonomi resesi (buruk) pada umumnya semua investasi
mendapatkan hasil negatif, kondisi ekonomi normal mendapatkan hasil positif
normal, kondisi ekonomi baik mendapatkan hasil sangat positif. Untuk mengukur
hasil dan risiko pada umumnya digunakan konsep probabilitas. Probabilitas suatu
peristiwa didefinisikan sebagai peluang terjadinya peristiwa tersebut. Selanjutnya,
distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas terjadinya masing-masing hasil
yang mungkin tercapai, dengan mengasumsikan bahwa kita melakukan investasi
tertentu dalam kondisi ekonomi tertentu atau pada tempat dan waktu tertentu.

Ukuran hasil dapat dinyatakan dengan hasil yang diharapkan (expected


return) dan hasil yang diperlukan (required return). Hasil yang diharapkan ialah
rata-rata hasil atau lazim disebut hasil normal. Sedangkan hasil yang diperlukan
ialah hasil yang disesuaikan dengan:

1. Tingkat hasil bebas risiko (suku bunga deposito Bank Sentral)


2. Premi risiko pasar (hasil pasar bursa dikurangi hasil bebas risiko)
3. Koefisiensi beta (ukuran risiko berdasarkan hubungan hasil proyek investasi
tertentu dengan hasil pasar yang dibagi dengan variasi pasar)

2
Risiko dan hasil (return) merupakan dua hal yang berkesinambungan. Hal ini
dikarenakan pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor
tersebut. Risiko dan hasil mempunyai hubungan yang positif, jadi semakin besar
risiko yang harus diterima, maka semakin besar hasil yang harus dikompensasikan
atau ganti rugi.

Bentuk-Bentuk Risiko

Dalam manajemen risiko, perlu menyadari bahwa segala benda di dunia ini
memiliki risiko untuk mengalami kerusakan. Oleh karena itu, perlu adanya analisis
risiko-risiko apa saja yang ada, berapa besar peluang risiko tersebut terjadi, beserta
berapa besar kerugian yang akan dialami. Dalam hal risiko, dapat menimbulkan
kerugian besar ataupun memiliki peluang tinggi, seperti halnya pada saat
melakukan investasi. Risiko adalah besarnya penyimpangan antara hasil yang
diharapkan (return ekspektasi) dengan return aktual. Ukuran besaran risiko dalam
ilmu statistik adalah varians dan deviasi standar. Semakin besar penyimpangan
menunjukkan bahwa risiko yang semakin tinggi pula akan terjadinya kerugian.
Investasi dapat dilakukan di dalam aktiva tetap, obligasi, saham, dan lain-lain.
Sumber atau bentuk risiko dalam investasi saham dapat berupa:

1. Risiko bisnis adalah risiko untuk menjalankan suatu bisnis di bidanag


industri, dan risiko dapat dimaknai sebagai potensi terjadinya suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian. Namun, dalam analisis
investasi, risiko di definisikan sebagai kemungkinan hasil uang yang
diperoleh menyimpang dari apa yang diharapkan. Salah satu risiko yang
dihadapi perusahaan ketika menjalani kegiatan operasi, yaitu kemungkinan
ketidak mampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya.
Risiko bisnis perusahaan berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis usaha
perusahaan dan kemampuan perusahaan membayar hutangnya tingkat
risiko bisnis perusahaan juga mempengaruhi minat pemodal untuk
menanamkan dana pada perusahaan dan mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk memperoleh dana dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya

3
2. Risiko suku bunga. Risiko suku bunga merupakan perubahan suku bunga
yang dapat mempengaruhi pengembalian investasi. Jika suku bunga
meningkat, maka bunga saham akan turun.
3. Risiko pasar adalah fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi
return investasi yang terlihat dari perubahan indeks pasar, yaitu faktor
ekonomi, politik, kerusakan, dan lain-lain.
4. Risiko inflasi atau daya beli merupakan penurunan daya beli akibat dari
adanya inflasi yang akan membuat investor meminta kenaikan return atas
investasi.
5. Risiko likuiditas. Risiko likuiditas merupakan ketidakmampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya (kewajiban jangka pendek) dikarenakan
tidak mampu mengubah asetnya menjadi uang tunai, sehingga berpengaruh
pada kondisi keuangan perusahaan.
6. Risiko mata uang merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan
nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara lain.
7. Risiko negara. Risiko negara merupakan risiko yang bisa disebut juga
sebagai risiko politik, dikarenakan sangat berkaitan dengan kondisi politik
di suatu negara.
8. Risiko sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi berkaitan dengan makro
ekonomi yang memengaruhi pasar, seperti tingkat suku bunga, kebijakan
pemerintah, kurs, dan lain-lain.
9. Risiko non-sistematis. Risiko non-sistematis merupakan suatu risiko yang
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya
ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Faktor-faktor yang
memengaruhi risiko non-sistematis ini, antara lain struktur modal, struktur
aset, dan tingkat likuiditas.

Selain itu, risiko suatu aset dapat dianalisis dengan dua cara, yaitu :

1. Dalam basis berdiri sendiri, di mana aset dilihat secara terpisah, dan
2. Dalam basis portofolio, di mana aset dimiliki sebagai salah satu dari
sejumlah aset lainnya dalam suatu portofolio.

4
Jadi, risiko berdiri sendiri (stand-alone risk) suatu aset merupakan risiko yang
akan dihadapi oleh investor jika ia hanya memiliki satu aset tersebut. Sudah pasti,
sebagian besar aset akan dimiliki dalam bentuk portofolio, tetapi kita perlu
memahami risiko berdiri sendiri agar dapat memahami risiko dalam
konteks portofolio. Pengukuran aset berdiri sendiri (tunggal) dan portofolio dapat
dilakukan dengan melihat perilaku hasil ekspektasi suatu aset dan pengukuran
tersebut dapat dilakukan dengan metode statistika.

Aset yang berisiko jarang memberikan tingkat pengembalian yang


diharapkan. Pada umumnya, aset yang berisiko memberikan pengembalian yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari yang diperkirakan. Memang, jika aset selalu
menghasilkan pengembalian yang diharapkan, maka aset itu bukanlah aset yang
berisiko. Jadi, risiko investasi berhubungan dengan probabilitas mendapatkan
pengembalian aktual yang rendah atau negative, makin besar peluang dihasilkannya
pengembalian yang rendah atau negatif, maka investasi tersebut makin berisiko.

Hubungan Antara Risiko dan Hasil

Maksimalisasi nilai adalah tujuan perusahaan. Untuk menentukan apakah


perusahaan itu mampu memaksimumkan nilainya adalah dengan cara membagi
laba operasi bersih (net operating profit after tax atau NOPAT) dengan biaya modal
rata-rata tertimbang yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, atau laba
operasi bersih dibagi dengan tingkat diskon yang telah disetujui. Misal, laba operasi
bersih Rp 20 terus-menerus setiap tahun dikapitalisasi pada 10% tingkat diskon
yang disetujui, maka nilai perusahaan itu sebesar Rp 200, yaitu Rp 20 dibagi 10%;
jika tingkat diskon yang disetujui 5%, maka nilai perusahaan sebesar Rp 400, yaitu
Rp 20 dibagi 5%. Jika nilai asset secara akuntansi sebesar Rp 150, maka perusahaan
tersebut mempunyai nilai tambah ekonomi (economic value added) sebesar Rp 50
pada tingkat diskon 10%, dan Rp 250 pada tingkat diskon 5%.

Tingkat kapitalisasi yaitu penggunaan diskonto atau faktor bunga memegang


peranan penting dalam pembiayaan. Biasanya digunakan Weighted Average Cost of
Capital atau WACOC sebagai discount rate, dengan rumus:

5
WACOC atau k = kb(1-T)(B/V) + ks(S/V)

Keterangan:

k = biaya modal rata-rata tertimbang

kb = biaya modal pinjaman

ks = biaya modal sendiri

B = jumlah modal pinjaman

S = jumlah modal sendiri

V = nilai investasi

T = pajak perseroan

Tingkat diskonto mempunyai pengaruh besar terhadap nilai arus pendapatan atau
arus kas di masa mendatang.

Faktor utama yang menentukan besarnya laba (hasil) yang diharapkan atas
investasi adalah tingkat risikonya. Risiko adalah suatu kemungkinan (probabilitas)
kegagalan atau munculnya hasil yang tidak baik. Probabilitas hasil yang terjadi
sangat berkaitan dengan frekuensi relatif. Pada pasar keuangan, banyak
kemungkinan yang terjadi yang ditentukan oleh keadaan umum perekonomian.

Hubungan frekuensi relatif dengan tingkat laba (hasil) disebut distribusi


probabilitas. Faktor jika dihubungkan dengan data historis tentang hasil (laba) akan
menentukan tingkat hasil yang diharapkan dan tingkat risiko. Dalam analisis hasil
dan risiko dalam harta keuangan, yang disebut hasil (return) adalah suatu hasil
dividen ditambah keuntungan atau dikurangi kerugian dari modal, dalam hal ini
saham.

Menilai perusahaan harus melalui sejarah laba perusahaan dianalisis, disusun


distribusi probabilitas, kemudian ditambah analisis kita atas masa depan
perekonomian, masa depan industri, masa depan industri sejenis dengan industri
kita, dan faktor-faktor lain yang ada hubungannya dengan dengan industri kita.

6
Tingkat hasil rate of return yang diharapkan oleh perusahaan dari
investasinya dapat diperhitungkan dengan formulasi sebagai berikut:

ROI = Ro + rb + rf

Keterangan:

Ro = risiko of return dalam keadaan tanpa risiko (pasti)

Rb = risiko bisnis atau usaha yaitu premi yang dibutuhkan untuk memperhitungkan
risiko dan tidak berhasilnya perusahaan untuk memperoleh hasil di dalam
lingkungan dunia bisnis yang ada. Produknya mungkin tidak laku terjual, mesin-
mesin tidak berjalan secara normal, dan lain-lain.

Rf = risiko finansial yaitu kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memperoleh


laba yang cukup besar untuk menutup beban-beban finansial yang berupa bunga,
pengembalian cicilan utang ataupun pembayaran dividen kepada para pemegang
saham.

Meminimalkan Risiko, Memberikan Fluktuasi yang Besar pada Hasil, Rata-


Rata Tertimbang, dan Pendekatan Mean, Standar Deviasi dan Koefisien
Variasi

Kriteria yang menjadi pedoman dalam mengambil keputusan penerimaan proyek,


antara lain:

1. Meminimalkan risiko
Dalam kriteria ini semua proyek yang memberikan tingkat hasil paling
tidak pada suatu tingkat tertentu, misalnya 10% akan dipertimbangkan
untuk diterima atas dasar tingkat risiko yang rendah.

2. Beberapa proyek memberikan fluktuasi yang besar pada hasil


Kita dapat mengharapkan hasil yang cukup besar dari suatu proyek
akan tetapi kemungkinan gagal dari proyek itu juga cukup besar yang dapat
menyebabkan kebangkrutan, maka demi kemakmuran, proyek semacam itu
perlu dihindari.

7
3. Rata-rata tertimbang
Konsep probabilitas merupakan unsur utama dalam pengukuran
risiko, distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas kejadian dari setiap
kemungkinan penghasilan investasi. Dalam pendekatan ini, kita dapat
mengombinasikan faktor risiko dan hasil ke dalam suatu nilai. Rata-rata
tertimbang akan menunjukkan identifikasi dan pengaruhnya terhadap hasil
dan rencana tersebut. Nilai rata-rata tertimbang ini sering disebut mean
value atau expected value, yang dalam statistika diberikan simbol X atau R
atau A.
Rumus statistika dari mean value adalah:
Rumus statistika dari mean value adalah

Keterangan :
R = Hasil atau return yang diharapkan
Rn = Hasil pada kemungkinan ke-n
P = Probabilitas
n = Alternatif-alternatif kondisi keadaan yang diidentifikasikan

4. Pendekatan mean, standar deviasi, dan koefisien variasi


a. Pendekatan Mean
Mean atau rata-rata tertimbang suatu distribusi didefinisikan sebagai
nilai yang diharapkan dari investasi.
Rumus Mean:

b. Standar Deviasi

8
Indikator statistik yang paling umum untuk mengukur risiko suatu
aset adalah standar deviasi. Standar deviasi mengukur penyebaran nilai
ekspektasi. Secara umum, semakin besar standar deviasi, maka semakin
besar risiko aset tersebut.
Rumus Standar Deviasi:

c. Koefisien variasi
Koefisien variasi merupakan ukuran sejauh mana hasil aktual
menyimpang dari nilai yang diharapkan dan hal ini digunakan sebagai
ukuran risiko. Dalam menilai setiap investasi pada anak perusahaan
lazim digunakan koefisien variasi. Investasi yang baik adalah investasi
yang mempunyai harapan pengembalian yang lebih tinggi dan standar
deviasi yang rendah.
Koefisien variasi sebagai ukuran risiko adalah mengukur tingkat
risiko relatif tiap investasi dengan tingkat pengembalian yang berbeda.
Coefisient of Variation (CV) yaitu standar deviasi dibagi dengan mean
atau tingkat pengembalian yang diharapkan.
Rumus Koefisien Variasi:

Contoh Soal :
PT Jaya Kusuma sedang menilai dua usulan investasi yang memiliki
probabilitas kejadian yang berbeda. Aliran kas kedua proyek tersebut
akan berlangsung selama tiga tahun, di mana untuk masing-masing
tahun distribusi probabilitasnya sama, tetapi kedua proyek memiliki

9
distribusi probabilitas yang berbeda. Aliran kas dan distribusi kedua
proyek sebagai berikut :

PROBILITAS ALIRAN KAS


0.10 6.000.000
0.20 7.000.000

PROYEK A 0.40 8.000.000


0.20 9.000.000
0.10 10.000.000

0.10 4.000.000
0.25 6.000.000

PROYEK B 0.30 8.000.000


0.25 10.00.000
0.10 12.000.00

Ditanyakan :

a. Hitunglah expected value (mean) untuk kedua proyek

b. Hitunglah standar deviasi kedua usulan proyek

c. Hitunglah coefficient of variation kedua proyek

d. Proyek manakah yang harus diperoleh

Penyelesaian :

a. Nilai yang diharapkan (expected value) kedua proyek masing-


masing tahun selama tiga tahun adalah sebagai berikut :

EA = 0,10 (6.000.000) = Rp 600.000

10
0,20 (7.000.000) = 1.400.000

0,40 (8.000.000) = 3.200.000

0,20 (9.000.000) = 1.800.000

0,10 (10.000.000) = 1.000.000

8.000.000

EB = 0,10 (4.000.000) = 400.000

0,25 (6.000.000) = 1.500.000

0,30 (8.000.000) = 2.400.000

0,25 (10.000.000) = 2.500.000

0,10 (12.000.000) = 1.200.000

800.000.000
b. Standar deviasi
Proyek A

SD A = 0,10 ( 6.000.000 – 8.000.000 )2 = Rp 400.000.000

0,20 ( 7.000.000 – 8.000.000)2 = 200.000.000

0,40 ( 8.000.000 – 8.000.000)2 = 0

0,20 ( 9.000.000 – 8.000.000)2 = 200.000.000

0,10 (10.000.000 – 8.000.000)2 = 400.000.000

1.200.000.000

SD A = √1.200.000.000 = Rp. 1.095.445

11
Proyek B

SD B = 0,10 (4.000.000 – 8.000.000)2 = Rp 1.600.000.000.000

0,20 ( 6.000.000 – 8.000.000)2 = 800.000.000.000

0,40 ( 8.000.000 – 8.000.000)2 = 0

0,20 (10.000.000 – 8.000.000)2 = 800.000.000.000

0,10 (12.000.000 – 8.000.000)2 = 1.600.000.000.000

4.800.000.000.000

SD B = √4.800.000.000.000 = Rp 2.190.890

c. Coefficient of variation

Proyek A = SDA/ EA = 1.095.445 / 8.000.000

= 0,14 Proyek B

SDB / EB = 2.190.890 / 8.000.000

= 0,27

Proyek B memiliki standar deviasi lebih besar daripada proyek A dan


proyek B memiliki coefficient of variation lebih besar daripada proyek
A. Jadi dapat disimpulkan bahwa proyek A lebih baik daripada proyek
B, karena proyek A memiliki resiko yang lebih kecil daripada proyek B.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Darsono. (2007). Manajemen Keuangan Pendekatan Praktis (Kajian


Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan). Jakarta
Timur: Diadit Media.

I Gusti Ayu Purnamawati, N. G. (2017). Manajemen Keuangan Sebagai Dasar


Oengambilan Keputusan Bisnis. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

I. S. (2010). Manajemen Keuangan. Medan: USU Press.

Joel F. Houston, E. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi 11 Buku 1.


Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sukhemi, I. (2015). Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Terhadap Return


Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal
Akuntansi, 3(2), 63-64.

13

Anda mungkin juga menyukai