BENTUK-BENTUK RISIKO
AGUSTUS 2023
1
BENTUK-BENTUK RISIKO
Kondisi ekonomi merupakan faktor utama yang menentukan hasil dan risiko
investasi. Kondisi ekonomi resesi (buruk) pada umumnya semua investasi
mendapatkan hasil negatif, kondisi ekonomi normal mendapatkan hasil positif
normal, kondisi ekonomi baik mendapatkan hasil sangat positif. Untuk mengukur
hasil dan risiko pada umumnya digunakan konsep probabilitas. Probabilitas suatu
peristiwa didefinisikan sebagai peluang terjadinya peristiwa tersebut. Selanjutnya,
distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas terjadinya masing-masing hasil
yang mungkin tercapai, dengan mengasumsikan bahwa kita melakukan investasi
tertentu dalam kondisi ekonomi tertentu atau pada tempat dan waktu tertentu.
2
Risiko dan hasil (return) merupakan dua hal yang berkesinambungan. Hal ini
dikarenakan pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor
tersebut. Risiko dan hasil mempunyai hubungan yang positif, jadi semakin besar
risiko yang harus diterima, maka semakin besar hasil yang harus dikompensasikan
atau ganti rugi.
Bentuk-Bentuk Risiko
Dalam manajemen risiko, perlu menyadari bahwa segala benda di dunia ini
memiliki risiko untuk mengalami kerusakan. Oleh karena itu, perlu adanya analisis
risiko-risiko apa saja yang ada, berapa besar peluang risiko tersebut terjadi, beserta
berapa besar kerugian yang akan dialami. Dalam hal risiko, dapat menimbulkan
kerugian besar ataupun memiliki peluang tinggi, seperti halnya pada saat
melakukan investasi. Risiko adalah besarnya penyimpangan antara hasil yang
diharapkan (return ekspektasi) dengan return aktual. Ukuran besaran risiko dalam
ilmu statistik adalah varians dan deviasi standar. Semakin besar penyimpangan
menunjukkan bahwa risiko yang semakin tinggi pula akan terjadinya kerugian.
Investasi dapat dilakukan di dalam aktiva tetap, obligasi, saham, dan lain-lain.
Sumber atau bentuk risiko dalam investasi saham dapat berupa:
3
2. Risiko suku bunga. Risiko suku bunga merupakan perubahan suku bunga
yang dapat mempengaruhi pengembalian investasi. Jika suku bunga
meningkat, maka bunga saham akan turun.
3. Risiko pasar adalah fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi
return investasi yang terlihat dari perubahan indeks pasar, yaitu faktor
ekonomi, politik, kerusakan, dan lain-lain.
4. Risiko inflasi atau daya beli merupakan penurunan daya beli akibat dari
adanya inflasi yang akan membuat investor meminta kenaikan return atas
investasi.
5. Risiko likuiditas. Risiko likuiditas merupakan ketidakmampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya (kewajiban jangka pendek) dikarenakan
tidak mampu mengubah asetnya menjadi uang tunai, sehingga berpengaruh
pada kondisi keuangan perusahaan.
6. Risiko mata uang merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan
nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara lain.
7. Risiko negara. Risiko negara merupakan risiko yang bisa disebut juga
sebagai risiko politik, dikarenakan sangat berkaitan dengan kondisi politik
di suatu negara.
8. Risiko sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi berkaitan dengan makro
ekonomi yang memengaruhi pasar, seperti tingkat suku bunga, kebijakan
pemerintah, kurs, dan lain-lain.
9. Risiko non-sistematis. Risiko non-sistematis merupakan suatu risiko yang
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya
ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Faktor-faktor yang
memengaruhi risiko non-sistematis ini, antara lain struktur modal, struktur
aset, dan tingkat likuiditas.
Selain itu, risiko suatu aset dapat dianalisis dengan dua cara, yaitu :
1. Dalam basis berdiri sendiri, di mana aset dilihat secara terpisah, dan
2. Dalam basis portofolio, di mana aset dimiliki sebagai salah satu dari
sejumlah aset lainnya dalam suatu portofolio.
4
Jadi, risiko berdiri sendiri (stand-alone risk) suatu aset merupakan risiko yang
akan dihadapi oleh investor jika ia hanya memiliki satu aset tersebut. Sudah pasti,
sebagian besar aset akan dimiliki dalam bentuk portofolio, tetapi kita perlu
memahami risiko berdiri sendiri agar dapat memahami risiko dalam
konteks portofolio. Pengukuran aset berdiri sendiri (tunggal) dan portofolio dapat
dilakukan dengan melihat perilaku hasil ekspektasi suatu aset dan pengukuran
tersebut dapat dilakukan dengan metode statistika.
5
WACOC atau k = kb(1-T)(B/V) + ks(S/V)
Keterangan:
V = nilai investasi
T = pajak perseroan
Tingkat diskonto mempunyai pengaruh besar terhadap nilai arus pendapatan atau
arus kas di masa mendatang.
Faktor utama yang menentukan besarnya laba (hasil) yang diharapkan atas
investasi adalah tingkat risikonya. Risiko adalah suatu kemungkinan (probabilitas)
kegagalan atau munculnya hasil yang tidak baik. Probabilitas hasil yang terjadi
sangat berkaitan dengan frekuensi relatif. Pada pasar keuangan, banyak
kemungkinan yang terjadi yang ditentukan oleh keadaan umum perekonomian.
6
Tingkat hasil rate of return yang diharapkan oleh perusahaan dari
investasinya dapat diperhitungkan dengan formulasi sebagai berikut:
ROI = Ro + rb + rf
Keterangan:
Rb = risiko bisnis atau usaha yaitu premi yang dibutuhkan untuk memperhitungkan
risiko dan tidak berhasilnya perusahaan untuk memperoleh hasil di dalam
lingkungan dunia bisnis yang ada. Produknya mungkin tidak laku terjual, mesin-
mesin tidak berjalan secara normal, dan lain-lain.
1. Meminimalkan risiko
Dalam kriteria ini semua proyek yang memberikan tingkat hasil paling
tidak pada suatu tingkat tertentu, misalnya 10% akan dipertimbangkan
untuk diterima atas dasar tingkat risiko yang rendah.
7
3. Rata-rata tertimbang
Konsep probabilitas merupakan unsur utama dalam pengukuran
risiko, distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas kejadian dari setiap
kemungkinan penghasilan investasi. Dalam pendekatan ini, kita dapat
mengombinasikan faktor risiko dan hasil ke dalam suatu nilai. Rata-rata
tertimbang akan menunjukkan identifikasi dan pengaruhnya terhadap hasil
dan rencana tersebut. Nilai rata-rata tertimbang ini sering disebut mean
value atau expected value, yang dalam statistika diberikan simbol X atau R
atau A.
Rumus statistika dari mean value adalah:
Rumus statistika dari mean value adalah
Keterangan :
R = Hasil atau return yang diharapkan
Rn = Hasil pada kemungkinan ke-n
P = Probabilitas
n = Alternatif-alternatif kondisi keadaan yang diidentifikasikan
b. Standar Deviasi
8
Indikator statistik yang paling umum untuk mengukur risiko suatu
aset adalah standar deviasi. Standar deviasi mengukur penyebaran nilai
ekspektasi. Secara umum, semakin besar standar deviasi, maka semakin
besar risiko aset tersebut.
Rumus Standar Deviasi:
c. Koefisien variasi
Koefisien variasi merupakan ukuran sejauh mana hasil aktual
menyimpang dari nilai yang diharapkan dan hal ini digunakan sebagai
ukuran risiko. Dalam menilai setiap investasi pada anak perusahaan
lazim digunakan koefisien variasi. Investasi yang baik adalah investasi
yang mempunyai harapan pengembalian yang lebih tinggi dan standar
deviasi yang rendah.
Koefisien variasi sebagai ukuran risiko adalah mengukur tingkat
risiko relatif tiap investasi dengan tingkat pengembalian yang berbeda.
Coefisient of Variation (CV) yaitu standar deviasi dibagi dengan mean
atau tingkat pengembalian yang diharapkan.
Rumus Koefisien Variasi:
Contoh Soal :
PT Jaya Kusuma sedang menilai dua usulan investasi yang memiliki
probabilitas kejadian yang berbeda. Aliran kas kedua proyek tersebut
akan berlangsung selama tiga tahun, di mana untuk masing-masing
tahun distribusi probabilitasnya sama, tetapi kedua proyek memiliki
9
distribusi probabilitas yang berbeda. Aliran kas dan distribusi kedua
proyek sebagai berikut :
0.10 4.000.000
0.25 6.000.000
Ditanyakan :
Penyelesaian :
10
0,20 (7.000.000) = 1.400.000
8.000.000
800.000.000
b. Standar deviasi
Proyek A
1.200.000.000
11
Proyek B
4.800.000.000.000
SD B = √4.800.000.000.000 = Rp 2.190.890
c. Coefficient of variation
= 0,14 Proyek B
= 0,27
12
DAFTAR PUSTAKA
13