Anda di halaman 1dari 11

MANAGEMEN KEUANGAN

RESUME : RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN


Tugas Ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Managemen Keuangan

Disusun Oleh
Zeviska Nuraini (1208821064)

PROGRAM STUDI (S2) MAGISTER MANAGEMEN


FAKULTAS EKONOMI
2023
BAB 8

RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN

8.1 Trade-Off Antara Risiko Dan Pengembalian


Mulai dari Premi sederhana nbahwa investor menyukai pengembalian dan tidak
menyukai risiko. Premis tersebut menyatakan bahwa terdapat trade-off mendasar antara
risiko dan pengembalian: untuk membuat investor mengambil risiko lebih besae, kita harus
memberikan pengembalian yang lebih tinggi.

8.2 Risiko Berdiri Sendiri


Risiko (Risk) merupakan peluang akan terjaadinya suatu peristiwa yang tidak
menguntungkan. Risiko suatu asset dapat dianalisis dengan dua cara: (1) dalambasis
berdiri sendiri domana asset dilihat secara terpisah, dan (2) dalam basis portofolio di mana
asset dimiliki sebagai salah satu dari sejumlah asset lainnya dalam suatu portofolio.
Risiko berdiri sendiri (stand-Alone Risk) adalah risiko yang akan dihadapi oleh
investor jika ia hanya memiliki satu asset.
Tidak aka ada investasi yang dilakukan, kecuali jika tingkat pengembalian yang
diharapkannya cukup tinggi untuk mengompensasi risiko yang bertanggung jawab oleh
investor.
8.2.1 Pengukuran Statistik Risiko Berdiri Sendiri
Berikut adalah poin utama yang dicakup:
 Distribusi probablitias
 Tingkat pengembalian yang diharapkan, ȓ (r topi)
 Tingkat pengembalian historis, atau telah di realisasikan, ṝ (r bar)
 Deviasi standar, atau σ (sigma)
 Koefisien variasi (CV)

Probabilitas Distribusi adalah daftar kemungkinan hasil atau kejadian dengan


suatu probabilitas (kemungkinan terjadi) bagi setiap hasil.

Tingkat pengembalian yang diharapkan, ȓ (Expected Rate Of Return) adalah


tingkat pengembalian yang diharapkan akan direalisasi dari suatu investasi; rata-rata
tertimbang dari distribusi probabilitas hasil-hasil yang mungkin terjadi.
8.2.2 Mengukur Risiko Berdiri Sendiri: Standar Deviasi5
Kita dapat menggunakan standar deviasi (σ “sigma”) untuk menguantifikasi
kerapatan distribusi probabilitas. Makin kecil standar deviasi, maka smakin rapat
distribusi probabilitasnya, dan makin rendah tingkat risiko sahamnya.
Standar deviasi (σ) adalah suatu pengukuran tentang sejauh mana
pengembalian actual dan terdeviasi dari pengembalian yang diharapkan.

Standar deviasi = (σ) = √∑𝑁𝑖=1(𝑟𝑖 − ȓ )2𝑃𝑖

Seperti terlihat di gambar 8.3: makin rapat distribusi probabilitas tingkat


pengembalian yang diharapkan di masa depan, makin kecil risiko investasi tersebut.

8.2.3 Menggunakan Data Historis Untuk Mengukur Risiko


Pada contoh yang diberikan, kita mengetahui nilai mean dan standar deviasi
berdasarkan subjek distribusi probabilitas. Jika kita memiliki data historis actual,
standar deviasi dari pengembalian juga dapat dihitung.
8.2.4 Mengukur Risiko Berdiri Sendiri: Koevisien Variasi

𝑵 (ṝ −ṝ
∑𝒊= 𝟐
𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 )
Estimasi σ = s = √ 𝟏 𝒕
𝑵−𝟏

Investor pada umumnya akan memilih investasi dengan ekspektasi


pengembalian yang lebih tinggi. Bagi kebanyakan orang, pilihan ini adalah pilihan
yang masuk akal, pengembalian aadalah hal yang “baik” dan risiko adalah hal yang
‘buruk” sehinggo investor akan mengiginkan pengembalian sebesar mungkin dan
risiko sekecil mungkin.
Kita mengginakan ukuran risiko lain yaitu koefisien variasi (CV) yang
merupakan standar deviasi dibagi dengan pengembalian yang diharapkan. Koefisien
Variasi (CV) adalah ukuran risiko per unit pengembalian yang terstandarisasi; yang
dihitung dari standar deviasi dibagi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan.

𝝈
Koefisien Variasi = CV=
ȓ

Koefisien variasi menunjukkan risiko per unit pengembalian, dan nilai ini
memberikan ukuran risiko yang lebih bermakna ketika dua alternative memiliki
ekspektasi pengembalian yang tidak sama.

8.2.5 Penghindaran Risiko Dan Pengembalian Yang Diminta

𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧−𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚


Tingkat pengembalian yang diharapkan =
𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚

Penghindaran Risiko (Risk Aversion) Investor yang tidak menyukai risiko


akan menghindari risiko dan meminta tingkat pengembalian yang lebih tinggi
sebagai suatu rangsangan untuk membeli efek lebih berisiko.
Implikasi penghindaran risiko bagi harga efek dan tingkat pengembalian,
yaitu jika hal lain dianggap konstan, makin tinggi risiko suatu efek, maka makin
tinggi tingkat pengembalian yang di minta; dan jika situasi ini tidak terjadi, harga
akan berubah untuk menciptakan kondisi yang diinginkan.
Premi risiko (Risk Premium-RP) adalah perbedaan tingkat pengembalian
yang diharapkan antara asset dengan risiko tertentu dan asset yang kurang berisiko.
Premi risiko mencerminkan tambahan kompensasi yang diminta oleh investor
karena menanggung risiko Martin yang lebih besar.
Prinsip yang penting: dalam suatu pasar yang didominasi oleh investor
yang menghindari risiko, efek yang lebih berisiko harus memiliki pengembalian
yang diharapkan lebih tinggi seperti diestimasikan oleh rata-rata investor. Jika
situasi ini tidak terjadi, tidak akan terjadi jual beli di pasar sampai situasi ini
terjadi.

8.3 Risiko dalam Konteks Portofolio CAPM

Model penetapan harga asset modal (CAPM) merupakan suatu model yang
didasarkan atas usulan bahwa setiap saham meminta tingkat pengembalian yang sama
dengan tingkat pengembalian bebas risiko ditambah premi risiko yang hanya mencerminkan
risiko yang tersisa setelah diversifikasi.

fakta bahwa saham naik atau turun tidak begitu penting. Yang penting adalah
pengembalian portofolio dan risiko portofolio. Oeh karena itu, secara logis, risiko dan
pengembalian dari efek tertentu sebaiknya dianalisis dari sisi begaimana efek tersebut
memengaruhi risiko dan pengembalian portofolio dimana efek tersebut menjadi bagian di
dalamnya.

8.3.1 Pengembalian Portofolio yang Diharapkan, ȓp


Tingkat portofolio yang diharapkan adalah rata-rata tertimbang dari tingkat
pengembalian yang diharapkan atas seluruh asset yang dimiliki dalam portofolio.

ȓp = 𝐖 𝟏 ȓ 𝟏 + 𝐖 𝟐 ȓ 𝟐 + ⋯ + 𝐖 𝑵ȓ 𝑵
= ∑𝑵𝒊=𝟏 𝐖𝒊ȓ𝒊
Tingkat pengembalian yang direalisasikan adalah tingkat pengembalian
yang benar-benar akan diterima selama beberapa periode di masa lalu. Pengembalian
actual (ṝ) umumnya ternyata berbeda dari pengembalian yang diharapkan (ȓ), kecuali
untuk asset tanpa risiko.

8.3.2 Risiko Portofolio


Meskipun tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan hanyalah rata-
rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan atas setiap aset di dalam
portofolio rumah tingkat risiko portofolio bukanlah rata-rata tertimbang dari standar
deviasi setiap aset. risiko portofolio umumnya lebih kecil dari rata-rata aset karena
diversifikasi menurunkan risiko portofolio.
Korelasi (Correlation) adalah kecenderungam dua variable untuk bergerak
bersama-sama. Koefisien Korelasi (Correlation coefficient, ρ) adalah ukuran
tingkat hubungan antara dua variable.
Pengembalian atas dua saham yang memiliki korelasi positif sempurna
dengan pengembalian yang diharapkan yang sama akan bergerak naik turun
bersama-sama dan suatu portofolio yang terdiri atas dua saham seperti ini akan
memiliki risiko yang sama persis dengan risiko saham Individual. jadi diversifikasi
tidak akan mengurangi resiko jika saham- saham dalam portofolio ini memiliki
korelasi yang positif sempurna. ketika saham memiliki korelasi negatif sempurna
semua resiko akan dapat dihilangkan melalui diversifikasi titik namun, ketika saham
memiliki korelasi positif sempurna diversifikasi akan sia-sia belaka. dalam
kenyataannya sebagian besar saham berkorelasi positif tetapi tidak secara sempurna
Dalam kondisi ini, menggabungkan saham-saham ke dalam portofolio akan
mengurangi risiko, tetapi tidak akan sepenuhnya menghilangkan.
Risiko yang dapat didiversifikasi adalah bagian dari risiko efek yang
berhubungan dengan kejadian acak; hal ini dapat dieliminasi dengan diversifikasi
yang baik. Risiko ini dikenal juga dengan risiko khusus perusahaan atau risiko
nonsistematis.
Risiko pasar (Market Risk) adalah bagian dari risiko suatu efek yang tidak
dapat di hilangkan oleh diversifikasi.

8.3.3 Risiko dalam Konteks Portofolio: Koefisien BETA


Risiko relevan (relevan risk) adalah risiko yang tetap ada meskipun saham
telah ada dalam portofolio yang terdiversifikasi adalah kontribusinya terhadap risiko
pasar portofolio. Risiko ini diukur berdasarkan sejauh mana saham tersebut bergerak
naik atau turun mengikuti pasar.
Koivisien Beta, b (beta Coeficient) adalah suatu ukuran yang menunjukkan
sampai sejauh mana pengembalian suatu saham tertentu bergerak naik dan turun
mengikuti pasar saham. Beta mengikuti risiko pasar.
Beta rata-rata saham, bA (Average stock’s beta, bA) yaitu secara definisi,
bA = 1 karena rata-rata risiko saham adalah satu yang cenderung bergerak naik atau
turun sesuai pasar secara keseluruhan.
8.4 Hubungan Antara Risiko dan Tingkat Pengembalian
Premi risiko pasar, RPM (Market risk premium) adalah pengembalian
tambahan atas tingkat bebas risiko yang diperlukan untuk mengompensasi investor
karena mengasumsikan rata-rata jumlah risiko.
RPM = 𝐫𝐌 − 𝐫𝐑𝐅

RPM = Premi risko pasar

rM = Tingkat pengembalian yang diminta dari suatu portofolio atas seluruh saham
(portofolio pasar)

rRF = Tingkat pengembalian bebas risiko.

𝐩𝐞𝐧𝐠𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧
= 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬 + 𝐩𝐫𝐞𝐦𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤
𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒓𝒊𝒔𝒊𝒌𝒐 𝒓𝒊𝒔𝒊𝒌𝒐 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎

8.4.1 Dampak Inflasi


Seperti yang telah dibahas sebelumnya bunga mencerminkan biaya sewa atas
uang yang dipinjam atau harga dari uang. Jadi RF adalah harga uang bagi peminjam
yang tidak memiliki risiko titik kita juga melihat bahwa tingkat bebas resiko seperti
yang diukur dari tingkat bunga disebut sebagai tingkat nominal atau tingkat yang
dinyatakan, dan terdiri atas dua unsur, 1. tingkat pengembalian real, bebas inflasi
dan 2. suatu premi inflasi, yang nilainya sama dengan tingkat inflasi yang
diantisipasi akan terjadi tingkat bunga real obligasi pemerintah jangka panjang
selama ini berada di kisaran 2 hingga 4% dengan nilai mean sekitar 3% Jadi jika
diperkirakan tidak ada inflasi, obligasi pemerintah jangka panjang akan memberikan
pengembalian sekitar 3%. namun, seiring dengan naiknya tingkat pengembalian
yang diharapkan, harus ada premi yang ditambahkan ke tingkat pengembalian real
bebas beresiko untuk memberikan kompensasi kepada investor atas hilangnya daya
beli yang diakibatkan oleh inflasi.

8.4.2 Perubahan dalam Penghindaran Risiko


Suatu perusahaan dapat mempengaruhi resiko pasarnya, sekaligus nilai
betanya melalui perubahan komposisi aset dan perubahan dalam jumlah utang yang
digunakan. Beta suatu perusahaan juga dapat berubah karena faktor-faktor eksternal
seperti meningkatnya persaingan dalam industri, berakhirnya masa hak paten, dan
lain-lain. ketika perubahan seperti ini terjadi, tingkat pengembalian yang diminta
dari suatu perusahaan juga akan berubah.
8.4.3 Perubahan Koefisien BETA Suatu Saham
Suatu perusahaan dapat mempengaruhi resiko pasarnya, sekaligus nilai betanya
melalui perubahan komposisi aset dan perubahan dalam jumlah utang yang
digunakan. Beta suatu perusahaan juga dapat berubah karena faktor-faktor eksternal
seperti meningkatnya persaingan dalam industri, berakhirnya masa hak paten, dan
lain-lain. ketika perubahan seperti ini terjadi, tingkat pengembalian yang diminta
dari suatu perusahaan juga akan berubah.
8.5 Beberapa Kekhawatiran tentang BETA dan Model Penetapan Harga Aset Modal
(CAPM)
Model penetapan aset modal (CAPM) bukan sekedar teori abstrak yang diuraikan
dalam buku teks model ini memiliki daya tarik intuitif yang sangat besar dan digunakan
secara luas oleh para analis, investor, dan perusahaan. sebagai alternatif dari CAPM
tradisional para peneliti dan praktisi sedang mengembangkan modal dengan variabel-
variabel yang lebih relevan daripada beta titik model multivariabel ini memberikan
generalisasi yang menarik atas pandangan tradisional bahwa resiko pasar.
Resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi akan menjadi dasar dari harga
aset titik dalam model- model multif variabel resiko dianggap disebabkan oleh beberapa
faktor yang berlainan sementara CAPM mengukur risiko hanya relatif terhadap
pengembalian dari portofolio pasar. model multivariabel ini mencerminkan langkah ke
depan yang penting dan potensial dalam teori ilmu keuangan titik namun mereka juga
memiliki beberapa kelemahan ketika ditetapkan dalam praktik. Akibatnya CAPM dasar
tetap menjadi metode yang paling luas penggunaannya dalam mengestimasikan tingkat
pengembalian yang diinginkan atas saham
8.6 Beberapa Pemikiran Penutup: Dampak Bagi Manajer Perusahaan dan Investor#
Hubungan antara risiko dan pengembalian merupakan suatu konsep yang penting dan
memiliki berbagai dampak pada manajer perusahaan dan investor. tentu saja, melihat
perhatian mereka akan resiko setiap proyek ini, wajar jika kita bertanya Mengapa kita
menghabiskan begitu banyak waktu untuk membahas tingkat resiko saham. Mengapa kita
tidak Mengawali dengan melihat tingkat resiko aset usaha seperti pabrik dan peralatan?
alasannya adalah bagi manajemen yang tujuan utamanya memaksimalkan harga saham
pertimbangan Paling utama adalah tingkat risiko saham perusahaan, dan risiko setiap asset
fisik yang relevan harus diukur berdasarkan pengaruhnya terhadap risiko saham menurut
investor.
Meskipun konsep-konsep ini sudah pasti memiliki arti penting bagi investor individual,
mereka juga penting artinya bagi manajer perusahaan. berikut beberapa rangkuman ide
penting oleh setiap investor :
1. Terdapat pertukaran antara risiko dan pengembalian.
2. Diversifikasi sangat penting artinya
3. Pengembalian nyata adalah hal yang penting
4. Resiko suatu investasi seringkali bergantung pada Lamanya kita berencana
memiliki investasi tersebut
5. Meskipun masa lalu dapat memberikan Anda gambaran tentang resiko dan
pengembalian berbagai investasi tidak ada jaminan bahwa Masa lalu akan berulang
di masa depan

Anda mungkin juga menyukai