Keterangan: Total semua (Probabilitas yang ada x Return yang diterima saat keadaan itu)
(maksud n dan angka 1,2.. itu adalah "keadaan ke-n", contoh P1 = Probabilitas keadaan ke-1)
c. Mengukur Stand Alone Risk: Standard Deviation
Langkahnya:
- Hitunglah expected rate return: r =
- Kurangkan expected rate return (r) dari setiap hasil yang mungkin (ri) , deviation = r - ri
- Menghitung variansi: 2 =
- Standar deviasi: =
2. Resiko pada Konteks Portofolio
Sebuah aset yang dimiliki dalam portofolio risikonya akan lebih kecil jika dibandingkan
dengan asset yang sama dimiliki secara terpisah. Investor tidak menyukai risiko, dan karena
risiko dapat dikurangi dengan portofolio, yakni dengan melakukan diversifikasi, maka
sebagian besar asset keuangan dimiliki dalam bentuk portofolio. Bahkan, investor individual
paling tidak yang kepemilikan efeknya menjadi bagian yang signifikan dari seluruh kekayaan
mereka, umumnya memiliki portofolio dan bukan hanya saham satu perusahaan. Jadi, fakta
bahwa saham akan naik atau turun menjadi tidak begitu penting, yang penting adalah
pengembalian protofolio investor dan risikonya. Karena itu, secara logis, risiko dan
pengembalian dari efek tertentu sebaiknya dianalisis dari sisi bagaimana efek tersebut
memengaruhi risiko dan pengembalian portofolio dimana efek tersebut menjadi bagian
didalamnya.
a. Pengembalian portofolio
Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan sederhananya adalah rata-rata
tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap asset dalam portofolio
dengan pembobotan berdasarkan persentase setiap asset dari total portofolio, dengan rumusan
persamaan sebagai berikut.
risiko portofolio, p bukanlah merupakan rata-rata tertimbang dari standar deviasi setiap
asset. Risiko portofolio umumnya lebih kecil dari rata-rata
asset.
Apa yang akan terjadi jika melibatkan lebih dari dua saham dalam portofolio? sesuai
peraturan, risiko portofolio akan menurun jika jumlah saham portofolio meningkat. Jika
sebuah perusahaan menambahkan sejumlah saham yang berkorelasi sebagian, dapatkah
perusahaan tersebut mengeliminasi risiko? Pada umumnya, jawabannya adalah tidak, tetapi
penambahan saham ke portofolio dapat mengurangi risiko tergantung pada tingkat korelasi di
antara saham-saham tersebut : semakin kecil koefisien korelasi yang positif, semakin rendah
risiko dalam portofolio yang besar. Dalam dunia nyata, dimana korelasi di antara sahamsaham individu pada umumnya adalah positif tetapi lebih kecil dari +1,0 beberapa, tetapi
tidak semua, risiko dapat dieliminasi.
c. Diversifiable Risk Versus Risiko Pasar
Dalam konteks portofolio, risiko dari suatu asset dibagi menjadi dua komponen yakni:
1) Diversifiable Risk (Risiko yang dapat didiversifikasi) merupakan bagian dari risiko suatu
efek yang terkait dengan peristiwa-peristiwa acak, seperti gugatan hukum, mogok kerja,
program pemasaran yang berhasil dan tidak berhasil, memenangkan atau kehilangan
kontrak penting, dan peristiwa-peristiwa lainnya yag unik bagi setiap perusahaan.
Peristiwa ini terjadi secara acak, pengaruhnya pada suatu portofolio dapat dihilangkan
melalui diversifikasi, dimana peristiwa buruk yang menimpa suatu perusahaan akan
ditutupi oleh peristiwa baik yang dialami perusahaan lainnya.
2) Market Risk (Risiko pasar) merupakan bagian dari risiko suatu efek yang tidak dapat
dihilangkan oleh diversifikasi, yakni risiko pasar muncul akibat faktor-faktor yang secara
sistematis memengaruhi sebagian besar perusahaan seperti perang, inflasi, resesi, dan
tingkat bunga yang tinggi. Sebagian besar saham dipengaruhi secara negative oleh faktorfaktor tersebut sehingga risiko pasar tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi.
3. Konsep Beta
Kecenderungan saham untuk bergerak naik atau turun dalam pasar tercermin dalam
koefisien beta (b) yang merupakan unsur kunci dari CAPM. Rata-rata risiko saham
didefinisikan sebagai saham yang cenderung bergerak naik dan turun sejalan dengan pasar
umum yang di ukur oleh beberapa indeks seperti Dow Jones Industrial, S&P 500, New York
Stock Exchange. Menurut definisinya, saham ini akan mempunyai beta (b) sebesar 1,0 yang
mengindikasikan bahwa secara umum jika pasar bergerak ke atas 10 persen, maka saham
juga akan naik sebesar 10 persen, sementara jika pasar turun 10 persen, maka saham akan
turun 10 persen. Portofolio saham dengan b = 1,0 akan bergerak naik dan turun sesuai dengan
rata-rata pasar, dan akan memiliki risiko yang sama dengan rata-rata pasar. Jika b = 0,5 maka
perubahan saham hanya separuh dari perubahan pasar saham itu akan naik dan turun hanya
separuhnya dan portofolio saham seperti ini memiliki setengah resiko portofolio b = 1,0.
Disamping itu, jika b = 2,0, maka perubahan saham akan dua kali lipat dari perubahan ratarata saham. Nilai portofolio seperti itu dapat menjadi dua kali lipat dalam jangka pendek, dan
jika anda memegang portofolio seperti itu, maka anda yang sebelumnya adalah milyader
dapat menjadi fakir miskin dengan cepat.
Beta mengukur perubahan relative saham terhadap rata-rata saham, yang menurut
definisinya menjadi b = 1,0. Kemiringan garis menunjukan bagaimana setiap saham bergerak
dalam menanggapi pergerakan pasar. Kemiringan koefisien dari garis regresi semacam itu
didefinisikan sebagai koefisien beta. Ingatlah bahwa saham dalam tahun tertentu mungkin
bergerak berlawanan dengan pasar secara keseluruhan, walaupun beta saham positif. Jika
sebuah saham mempunyai beta yang positif, maka kita akan mengharapkan pengembalian
yang meningkat apabila pasar saham secara keseluruhan naik. Akan tetapi, faktor perusahaan
dapat menyebabkan pengembalian saham menurun, meskipun pengembalian pasar adalah
positif.
Kemudian beta portofolio, dan sebagai konsekuesi risikonya akan meningkat.
Sebaliknya, jika saham yang betanya kurang dari 1,0 ditambahkan ke b = 1,0 portofolio,
maka beta dan risikonya akan menurun. Jadi, karena beta saham mengukur kontribusinya
pada risiko portofolio, maka beta adalah ukuran risiko saham yang benar secara teori.
Analisis risiko sebelumnya dalam konteks portofolio merupakan bagian dari CAPM,
dan kita dapat mengikhtisarkan pembahasan kita pada bagian ini sebagai berikut :
1) Risiko saham terdiri dari dua komponen, risiko pasar dan risiko yang dapat
didiversifikasi.
2) Risiko yang dapat didiversifikasi bisa dieliminasi oleh diversifikasi, dan hampir
semua investor melakukan diversifikasi, dengan memiliki portofolio yang besar atau
dengan membeli saham dalam reksadana (mutual fund).
3) Para investor harus diberi kompensasi dalam menanggung risiko. Semakin besar
risiko saham, semakin tinggi pengembalian yang diminta.
4) Risiko pasar saham di ukur oleh koefisien beta, yang merupakan indeks dari
volatilitas relative saham. Beberapa tolak ukur atau benchmark beta adalah sebagai
berikut :
b = 0,5 : Risiko saham hanya setengah perubahan, atau risiko rata-rata saham.
b = 1,0 : Risiko saham merupakan dari risiko rata-rata.
ri
rRF
bi
kM
RPM
(rM rRF) = Premi risiko atas pasar, dan juga atas rata-rata saham (b =
1,0).
Ini
merupakan
tambahan
pengembalian
terhadap
tingkat
Premi risiko pasar (market risk premium), RPM , menunjukan premi yang diminta
investor untuk menghadapi risiko saham rata-rata, dan hal itu tergantung pada tingkat
penolakan risiko oleh para investor. Jika satu saham memiliki risiko dua kali lipat daripada
lainnya, maka premi risikonya akan menjadi dua kali lebih tinggi, sementara jika risikonya
hanya setengahnya, maka premi risiko juga hanya akan menjadi setengah lebih besar.
i)
Pengembalian yang diminta dari saham secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut.
ii)
iii)
risiko
Pengembalian yang diperlukan atas saham i = tingkat pengembalian bebas risiko +
(premi risiko pasar) + (beta saham i)
ri
Security Market Line (SML) adalah garis grafik yang menunjukan hubungan antara
risiko yang di ukur oleh beta dan tingkat pengembalian yang diperlukan untuk sekuritas
individual. Menunjukan SML ketika kRF = 6% dan kM =11%, perhatikan hal-hal berikut :
1. Tingkat pengembalian yang diperlukan ditunjukkan pada sumbu vertical, sementara
risiko yang diukur oleh beta ditunjukkan pada sumbu horizontal.
2. Efek tanpa risiko mempunyai bi = 0. Jika kita dapat membuat portofolio yang nilai
betanya nol, maka pengembalian yang diharapkan dari portofolio tersebut akan sama
dengan tingkat bebas resiko.
3. Kemiringan
SML
5%
mencerminkan
tingkat
penghindaran
risiko
dalam
perekonomian, dimana makin besar rata-rata penghindaran risiko investor, maka (a)
kemiringan garis akan makin curam, (b) makin besar premi risiko untuk setiap, dan
(c) tingkat pengembalian yang diminta dari seluruh saham akan makin tinggi.
4. Nilai-nilai yang kita kerjakan untuk saham dengan bi =0,5, bi = 1,0, dan bi = 2,0 sama
dengan nilai untuk rrendah, rrata, dan rtinggi.
rpi
Pi
Cov(AB)
= kovarian
rA
rB
Pi
Jika hasil kovarian negatif, itu menandakan saham A dan B bergerak ke arah yang
berlawanan. Jika saham A naik, maka saham B turun, dan sebaliknya. Sementara jika hasil
kovarian positif, itu menandakan saham A dan B bergerak ke arah yang sama.
Koefisien korelasi membakukan kovarian dengan membandingkannya dengan standard
deviasi dari saham tersebut. Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
AB
= koefisien korelasi
Cov(AB)
= kovarian
kovarian. Jika hasil negatif, maka itu berarti saham A dan saham B bergerak ke arah yang
berlawanan. Sementara jika hasil positif, maka itu berarti saham A dan saham B bergerak ke
arah yang sama. Kemudian, jika hasil mendekati angka 0, maka itu berarti saham A dan B
saling mandiri atau tidak bergantung satu sama lain. Hasil korelasi koefisien berkisar antara
-1 dan +1.
Mengukur Risiko Dalam Praktik
Persamaan yang telah disebutkan di atas digunakan untuk mengukur return di masa
depan dan peluang yang terjadi di masa depan. Pada praktiknya, analis ekonomi dan
keuangan banyak menggunakan standard deviasi dan kovarian yang terjadi di masa lalu untuk
memprediksi standard deviasi dan kovarian di masa depan. Jika return dari sebuah portofolio
selama n tahun adalah rp1, rp2, ..., rpn, maka persamaan untuk menghitung standard deviasi
di masa lalu adalah sebagai berikut:
rpi
= jumlah tahun
Sedangkan persamaan untuk menghitung kovarian dari return portofolio selama n tahun
adalah:
Cov(AB)
rAi
rA.avg
rBi
rB.avg
= jumlah tahun
PORTOFOLIO EFISIEN
Portofolio efisien berarti portofolio yang memiliki return yang diharapkan maksimum
dengan berbagai tingkatan risiko atau portofolio yang memiliki risiko minimum dengan
berbagai tingkatan return yang diharapkan.
7. Terdapat banyak sekali investor, dan tidak ada satu pun investor yang dapat
mempengaruhi harga suatu sekuritas (saham). Semua investor adalah price-taker.
8. Pasar dalam keadaan seimbang (equilibrium)
Grafik di atas menunjukkan kemungkinan portofolio dengan dua aset. Di situ juga
ditunjukkan bagaimana indifference curves dapat digunakan untuk memilih portofolio
optimal dari kumpulan portofolio yang layak.
Garis pasar modal (Capital Market Line) menggambarkan hubungan antara return
yang diharapkan dengan risiko total dari dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang
(Tandelilin, 2001 hal. 93). Grafik 3-6 menunjukkan kumpulan portofolio dari aset-aset
berisiko (bagian terarsir) dan kumpulan indifference curve (I1, I2, I3) untuk seorang investor.
Garis rRFMZ itulah yang disebut dengan CML. Persamaan untuk CML bisa dituliskan
sebagai berikut:
Garis pasar sekuritas (Security Market Line) adalah garis yang menghubungkan
tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta) (Tandelilin,
2001 hal. 96). Persamaan untuk mendapatkan SML dapat dituliskan sebagai berikut:
Persamaan di atas dapat digunakan untuk mencari beta koefisien, namun persamaan
ini juga digunakan untuk mengukur kemiringan koefisien dalam sebuah regresi return saham
terhadap return pasar. Beta dapat dihitung dengan menggunakan grafik. Return saham di
masa lalu dituliskan pada y-axis dan return pasar di masa lalu dituliskan pada x-axis. Dari
grafik tersebut, digambarkan sebuah garis regresi. Garis regresi tersebut disebut dengan garis
karakteristik. Lekuk koefisien pada garis karakteristik itulah yang disebut dengan koefisien
beta.
Jika beta yang dihasilkan sama dengan 1.0, maka risiko dari portofolio berada pada kisaran
rata-rata. Jika beta lebih besar dari 1.0, maka risiko lebih tinggi dari rata-rata. Jika beta
kurang dari 1.0, maka risiko lebih rendah dari rata-rata. Biasanya beta berkisar antara 0.5
1.5
Model Pasar VS CAPM
rJ
rM
aJ
bJ
eJ
= random error
matematika dan statistika yang kompleks. Meskipun APT sering dibahas di dunia akademis,
namun pada praktiknya, APT jarang digunakan.
ri
Fj
bij
ei
= efek dari event unik yang terjadi pada return stock i di masa lampau
Daftar Pustaka
Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta
Brigham&Daves. 2007. Intermediate Financial Management Ninth Edition. Mason: Thomson
Higher Education