Anda di halaman 1dari 13

Stock Analysis

Japfa Comfeed Indonesia


JPFA

Investment Club STIM YKPN Analysis 10 Mei 2019

Tanggal analisis 10 Mei 2019 LABA BERSIH TURUN VALUASI TETAP


Kode saham JPFA ATRAKTIF
Sektor Animal feed Secara umum, kami menilai valuasi JPFA cukup menarik
Market Cap. 17,41T dibandingkan pesaing dengan didukung fundamental yang kuat.
Meskipun pada 1Q2019 harga bahan baku melambung tinggi dan

Rekomendasi BUY (Maintain) ASP broiler turun, JPFA masih mampu meningkatkan pendapatan

Harga akhir Rp1,485 dan mencetak laba positif. Kami masih melihat peluang naiknya

Target harga Rp1,990 harga saham JPFA yang akan ditopang oleh kinerja perusahaan

Potensi kenaikan 34% dan adanya peluang peningkatan laba pada 2Q2019 saat momen

52 W low-high Rp1,450-Rp3,100 Ramadhan. Kami merekomendasikan Buy untuk saham JPFA


dengan taking profit di harga Rp1,990/lembar saham.

Current P/E 8,01 Margin keseluruhan turun akibat tingginya harga bahan baku
PBV 1,83 dan turunnya harga broiler. Margin laba operasi 1Q2019 JPFA
EPS (Anual) Rp187 turun sebesar 36,75% dibandingkan degan 1Q2018, hal ini
dikarenakan kenaikan harga bahan baku untuk pakan ternak yang
Relative to IHSG chart
dibeli pada 4Q2018 dialirkan pada biaya di 1Q2019. Sedangkan
kegiatan operasi peternakan mencatat kerugian sebesar Rp264.8B,
136% hal ini disebabkan karena oversupply broiler pada 1Q2019 yang
mengakibatkan ASP broiler turun.

Peternakan DOC manutupi kerugian. Kegiatan operasi


JPFA IHSG
peternakan ayam umur sehari (DOC) malanjutkan penguatan
dalam mencetak laba operasi, kegiatan operasi DOC mencatat laba
Pemegang saham
operasi sebesar Rp405.5B pada 1Q2019. Peternakan DOC
Japfa Ltd 52,43%
menutupi kerugian dari aktivitas peternakan broiler.
KKR Jade Investment 4,99%
Treasury 0,06% Peluang perbaikan kinerja di Bulan Ramadhan. Kami
Masyarakat 42,52% memperkirakan ASP broiler akan naik di 2Q2019 pada bulan
Ramadhan dan permintaan ayam broiler akan meningkat selama
bulan puasa. pada 2Q2019 kami memperkirakan laba operasi dari
aktivitas peternakan broiler akan membaik.
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

Memulai inisiasi dengan rekomendasi BUY (Maintain). Kami merekomendasikan


beli untuk saham JPFA karena kami masih melihat valuasi yang masih lebih rendah
jika dibanding dengan rata - rata sektor maupun pesaingnya. Dengan potensi kenaikan
harga yang besar menuju target harga, kami menginisiasi buy dengan target harga
Rp1,990/lembar saham.
Faktor-faktor yang bisa menyebabkan deviasi dari target harga JPFA. Fluktuasi
dan terbatasnya kenaikan ASP broiler serta oversupply broiler membuat ASP broiler
turun, hal ini membuat margin operasi menurun. Dilain sisi harga bahan baku untuk
pakan ternak yang masih tinggi dan langkanya stok jagung nasional dapat membuat
biaya peternak meningkat sehingga produksi menurun.

FY Dec 2014 2015 2016 2017 2018


Revenue 24,459 25,023 27,063 29,603 34,013
Operating Profit 1,104 1,728 2,921 2,275 3,878
Net Profit 332 468 2,065 997 2,168
EPS 31.18 43.92 180.94 87.41 184.88
PER (x) 30.47 14.46 8.04 14.87 11.63
PBV (x) 2.08 1.21 1.88 1.61 2.62
ROA (%) 2.12 2.74 10.77 4.73 9.41
ROE (%) 6.83 8.34 23.35 10.83 23.9
Sumber: Japfaa Comfeed dan Stockbit.com

Latar Belakang Japfa Comfeed Indonesia


Japfa Comfeed Indonesia Merupakan salah satu pemimpin di pasar peternakan unggas,
sapi dan budidaya perairan. Dengan lini usaha yang terintegrasi, Perseroan merupakan
salah satu pelaku agribisnis terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang produksi
pakan ternak, pembibitan ayam, peternakan ayam komersial, budidaya perairan dan
perternakan sapi. Saat ini, Perseroan merupakan pemilik pangsa pasar terbesar kedua di
Indonesia di bidang pakan ternak dan pembibitan ayam. Sementara itu, dalam usaha
sapi potong, Perseroan merupakan salah satu perusahaan penggemukan sapi terbesar di
Indonesia. Perseroan memiliki pangsa pasar kedua terbesar di bidang pakan budidaya
perairan di Indonesia.
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

Makro Ekonomi Indonesia

Membaiknya Indeks Kepercayaan Konsumen dan Porsi Pendapatan Untuk


Konsumsi Naik.
Kami melihat pada 1Q2019 indeks kepercayaan konsumen menurun, hal ini
dikarenakan responden mengantisipasi kemungkinan menurunnya penghasilan dan
berkurangnya lapangan kerja, sehingga responden melakukan antisipasi dan cenderung
meningkatkan alokasi untuk menabung. Akan tetapi pada April 2019 indeks
kepercayaan konsumen mulai menguat kembali hal ini didorong oleh menguatnya
ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan dan membaiknya persepsi
konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, selain itu IKK menguat dikarenakan
indeks penghasilan mengalami kenaikan.

Sumber : Bank Indonesia

Membaiknya indeks keadaan ekonomi saat ini, indeks penghasilan saat ini, dan
indeks kepercayaan konsumen yang diikuti dengan naiknya porsi pendapatan untuk
konsumsi pada bulan April 2019 menjadi suatu indikator mulai pulihnya kembali daya
beli masyarakat. Daya beli masyarakat menjadi salah satu penggerak yang signifikan
bagi sektor peternakan. Meningkatnya penghasilan yang diikuti dengan meningkatnya
daya beli masyarakat diharapkan mampu menaikan dan menstabilkan ASP broiler.
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

Industri Peternakan di Indonesia


Industri peternakan di Indonesia masih menjanjikan, didorong oleh pertumbuhan
populasi penduduk yang terus bertambah (terutama usia produktif), bertumbuhnya
pendapatan, serta tingkat konsumsi masyarakat. Sektor unggas memasok 65% protein
hewani di Indonesia (Sumber : Asosiasi Produsen Pakan Indonesia). Berdasarkan
badan statistik peternakan, kontribusi daging unggas pada 2017 mencapai 66,34%
terhadap produksi daging secara keseluruhan.

Sumber : OECD Agriculture Statistics Sumber : OECD Agriculture Statistics

Kami percaya sektor ini memiliki potensi yang cukup menjanjikan, karena masih
memiliki ruang yang luas untuk tumbuh, mengingat konsumsi daging per kapita
Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara lain. Selain itu produksi
pakan ternak pada tahun 2019 diperkirakan tumbuh 6% - 8% dibandingkan tahun 2018.
Pertumbuhan produksi pakan ternak memiliki kontribusi untuk meningkatkan margin
operasi perusahaan yang menggunakan sistem integrasi.
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

Porter’s Five Analysis untuk mengetahui kekuatan dan posisi JPFA di


Industri Peternakan
 Ancaman Pendatang Baru
Jalur distribusi. JPFA Merupakan salah satu pemimpin di pasar peternakan
unggas, sapi dan budidaya perairan sehingga pasar hasil peternakan telah dikuasai
Japfa Comfeed. JPFA juga memiliki saluran distribusi ke pelanggan dan pemasok yang
mencakup sebagian besar wilayah di Indonesia sehingga pendatang baru harus
menciptakan jalur distribusi yang benar-benar baru. Pendatang baru akan sulit untuk
meminta space lebih ke armada distribusi (pihak III) bila menggunakan distributor
yang sama.
Modal investasi. Dalam industri peternakan memerlukan modal yang sangat besar,
karena untuk biaya teknologi serta penelitian dan pengembangan untuk menciptakan
ternak serta pakan ternak yang berkualitas.
Skala ekonomi, dalam industri peternakan keuntungan baru bisa dicapai dalam
skala yang besar, sehingga pendatang baru yang ingin masuk dengan skla kecil akan
sulit.
Experiance Effect, di industri peternakan untuk mendapatkan tingkat efisiensi
yang tinggi dalam proses produksi. Hal ini bisa didapat dari pengalaman dan dicapai
dalam waktu yang lama, sehingga pendatang baru akan kesulitan untuk memulai di
industri peternakan.
 Kekuatan Penawaran Pembeli
Produk ayam segar JPFA membidik segmen pasar industri HOREKA (Hotel,
Restoran, Katering), fried chicken internasional, perdagangan dan industri, hal ini
memungkinkan pembeli memiliki kekuatan menawar untuk mendapatkan harga yang
lebih murah karena kelompok pembeli tersebut akan membeli dalam jumlah besar.
Karena pembelian ayam segar merupakan pembelian dalam jumlah besar, maka
pembeli cenderung mencari harga yang lebih menguntungkan sehingga pembeli akan
menggunakan dananya untuk melakukan pembelian secara selektif.
Sedangkan untuk produk pakan ternak yang diproduksi JPFA, pembeli memiliki
daya tawar yang rendah, meskipun harga pakan ternak naik, pelanggan masih tetap
akan membeli untuk kebutuhan makanan ternaknya.
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

 Ancaman Produk Substitusi


Meskipun ada produk substitusi untuk menggantikan protein yang berasal dari
daging, namun daging ayam tetap tidak bisa digantikan, hal ini tercermin bahwa sektor
unggas memasok 65% protein hewani di Indonesia.
Sedangkan pakan ternak tidak ada produk penggantinya, karena pakan ternak
harus memiliki kulitas yang baik untuk menghasilkan ternak yang baik.
 Kekuatan Penawaran Pemasok
Pemasok pada industri peternakan memiliki daya tawar yang tinggi, hal ini
tercermin pada melambungnya harga bahan baku pakan ternak yang menggerus margin
perusahaan pada 1Q2019.
Tidak adanya produk pengganti bahan baku pakan ternak pada industri ini
membuat pemasok bisa menentukan harga sesuai kondisi ketersediaan bahan baku.
Produk dari pemasok juga sangat penting demi keberhasilan kegiatan operasi
peternakan.
Strategi JPFA untuk mengantisipasi kenaikan harga jagung dengan membangun 10
silo atau tempat penyimpanan jagung baru dan corn dryer. Upaya ini dilakukan untuk
menyokong ketersediaan jagung yang semakin langka di musim kemarau nanti.
(Sumber:https://industri.kontan.co.id/news/antisipasi-harga-jagung-japfa-comfeed-aka
n-bangun-10-silo)
 Persaingan Antar Perusahaan dalam Industri Peternakan
Pesaing terbesar JPFA yaitu
Charoen Pokphand Indonesia
(CP) yang merupakan market
leader saat ini di sektor
poultry. tingginya persaingan
di industri peternakan, JPFA
juga merambah pada
peternakan sapi potong dan
budidaya perairan sebagai
stategi untuk memperluas
pasar & mendapat pasar baru
pada industri peternakan.
Sumber : Japfa Comfeed Indonesia
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

Kinerja Penjualan
Perbaikan Kinerja Penjualan
Kami memproyeksi pertumbuhan penjualan yang lebih baik lagi pada 2Q2019
sampai akhir tahun, hal ini didorong oleh: 1). Perbaikan ekonomi dan naiknya
penghasilan, sehingga mendorong kembali daya beli masyarakat yang sempat lesu
sepanjang 1Q2019; 2). Naiknya permintaan ayam broiler pada bulan Ramadhan dan
Idul Fitri membuat ASP broiler dan ASP DOC naik; 3). Strategi JPFA untuk mengatasi
tingginya harga bahan baku pakan ternak dengan menambah silo dan corndryer akan
membuat margin perusahaan kembali membaik.

Sumber : Japfa Comfeed Indonesia, Stockbit.com

Sumber : Japfa Comfeed Indonesia


Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

Analisa Pendapatan
JPFA’s Earning Result (1Q2019)
IDR(Bn) 1Q2018 4Q2018 1Q2019 QoQ(%) YoY(%)
Revenue 7,861 8,675 8,565 -1.3% 9%
COGS -6,137 -7,103 -7,141 0.5% 16.4%
Gross Profit 1,724 1,572 1,424 -9.4% -17.4
Operating Profit 869 727 550 -24.4% -36.8%
EBIT 631 687 461 -32.9% -26.9%
Net Profit 433 496 311 -37.3% -28.3%
1Q2018 4Q2018 1Q2019
GPM 21.9% 18.1% 16.6%
OPM 11.1% 8.4% 6.4%
NPM 5.5% 5.7% 3.6%
Sumber : Japfa Comfeed Indonesia, Stockbit.com
JPFA’s Earning Result (Anual)
IDR(Bn) 2014 2015 2016 2017 2018
Revenue 24,459 25,023 27,063 29,603 34,013
COGS -21,033 -21,030 -21,584 -24,572 -26,805
Gross Profit 3,426 3,993 5,479 5,031 7,208
Operating Profit 1,104 1,728 2,921 2,275 3,878
EBIT 543 698 2,767 1,741 3,090
Net Profit 332 468 2,065 997 2,168
2014 2015 2016 2017 2018
GPM 14% 15.96% 20.24% 16.8% 21.2%
OPM 4.5% 6.9% 10.8% 7.7% 11.4%
NPM 1.4% 1.87% 7.6% 3.4% 6.4%
ROA 2.21% 2.74% 10.77% 4.73% 9.41%
ROE 6.83% 8.34% 23.35% 10.83% 22.57%
Sumber : Japfa Comfeed Indonesia, Stockbit.com
Hasil laporan keuangan JPFA pada 1Q2019 terlihat menurun, penurunan ini bukan
karena kinerja perusuhaan yang menurun, bisa dilihat pada total pendapatan 1Q2019
bahwa JPFA masih mampu mencetak pendapatan sebesar Rp8,565B atau naik 9% dari
Rp7,861B pada tahun 1Q2018. Penurunan ini terjadi karena naiknya harga bahan baku
serta permintaan broiler sepanjang 1Q2019 menurun sehingga terjadi oversupply yang
mengakibatkan ASP broiler turun, sehingga margin perusahaan tergerus.
Kami masih optimis bahwa JPFA di tahun 2019 masih bisa mencetak pendapatan
lebih baik dibandingkan dengan tahun 2018, bisa dilihat pada pendapatan tahunan
JPFA selalu mengalami peningkatan dan selama tiga tahun terakhir ROE bertahan
diatas 10%.
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

Analisis Neraca
Balance Sheet (IDR Bn) 1Q2018 4Q2018 1Q2019 QoQ(%) YoY(%)
Aset Lancar 11,768 12,416 13,057 5.2% 10.9%
Aset Tidak Lancar 9,248 10,622 11,180 5.2% 20.9%
Total Aset 15,649 17,073 19,170 5.2% 15.3%
Liabilitas Jangka Pendek 5,208 6,904 7,678 11.2% 47.4%
Liabilitas Jangka Panjang 6,726 5,919 6,116 3.3% -9.1%
Total Liabilitas 11,934 12,823 13,794 7.6% 15.6%
Total Ekuitas 9,083 10,215 10,442 2.2% 15%
1Q2019
DER (x) 1.4
Current Ratio (x) 1.7

Sumber : Japfa Comfeed Indonesia, Stockbit.com

Dari sisi aset dan ekuitas, JPFA memiliki fundamental yang baik, karena memiliki
pertumbuhan aset dan ekuitas yang pesat dengan diimbangi pertumbuhan penjualan
yang kosisten dari tahun ke tahun. Dari sisi liabilitas, JPFA terlihat kurang baik karena
hutangnya lebih besar daripada modal. Berdasarkan data historis, DER JPFA tidak
pernah berada di bawah 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa operasional perusahaan
lebih banyak menggunakan pinjaman dibanding modal. Namun mengingat mayoritas
utang JPFA bukanlah utang – utang yang berbahaya, melainkan utang operasional dan
perusahaan mampu mengontrol serta melunasi utang tersebut dengan baik, maka
meskipun nilai DER-nya besar, JPFA merupakan perusahaan yang bagus.
JPFA memiliki current ratio sebesar 1.7 kali, yang berarti perusahaan memiliki
aset lancar yang lebih besar dibandingkan total kewajiban lancar. Dengan demikian,
JPFA memiliki resiko gagal bayar yang minim.
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

Valuasi dan Rekomendasi


Perbandingan Perusahaan
Rasio Valuasi Sektor JPFA CPIN MAIN
Current PER (TTM) 15.69 8.54 18.76 8.28
Current PBV 2.22 1.79 4.06 1.36
Rasio Liquiditas Sektor JPFA CPIN MAIN
Current Ratio (Quarter) 1.63 1.7 2.98 1.58
Rasio Solvabilitas Sektor JPFA CPIN MAIN
DER (Quarter) 1.22 1.4 0.41 1.24
Rasio Aktivitas Sektor JPFA CPIN MAIN
Asset Turnover (TTM) 0.61 1.47 2.01 1.63
Days Inventory (Quarter) 73.82 102 45 43
Day Sales Outstanding (Quarter) 52.38 19 19 18
Receivables Turnover (Quarter) 1.63 5 5 5
Rasio Profitabilitas Sektor JPFA CPIN MAIN
GPM (Quarter) 17.87% 16.63% 11.86% 12.23%
OPM (Quarter) 9% 6% 7% 8%
NPM (Quarter) 5% 4% 6% 5%
ROA (TTM) 5% 8% 15% 7%
ROE (TTM) 9% 21% 22% 16%

Sumber : Stockbit.com
Kami menginisiasi saham JPFA dengan rekomendasi BUY. Dengan menggunakan
valuasi PER dan PBV, kami berpendapat saham JPFA memiliki valuasi yang menarik
dan undervalue. Dengan posisi perusahaan sebagai salah satu perusahaan peternakan
terbesar di tanah air dengan teknologi yang canggih, konsistensi dalam menjaga serta
meningkatkan kualitas produk dan memiliki pangsa pasar terbesar kedua, kami menilai
saham JPFA masih menarik dan layak untuk mendapatkan valuasi premium.
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

JPFA PE Band

Sumber : Stockbit.com
Berdasarkan data historical PER saham JPFA selama 3 tahun terakhir dapat
diketahui bahwa nilai rata – rata standart deviasi PER saham JPFA berada diangka
11.85, sedangkan nilai PER saat ini adalah 8.54. Dapat disimpulkan saham JPFA saat
ini menunjukkan bahwa saham tersebut secara historis termasuk murah karena nilai
PER saat ini berada dibawah nilai rata – rata standart deviasi PER dalam 3 tahun
terakhir.
Dari data histori PER 3 tahun terakhir dapat dihitung nilai intrinsik saham JPFA
sebagai berikut :
Earning per Share (EPS) 2018 = Rp184.88
Rata-rata PE 3 Tahun = 11.85
Nilai Instrinsik menggunakan PER = EPS x rata – rata PER dalam 3 tahun
= Rp184.88 x 11.85
= Rp2190.8
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

JPFA PBV Band

Berdasarkan historical PBV saham JPFA selama 3 tahun terakhir dapat diketahui
bahwa nilai rata – rata standart deviasi PBV saham JPFA berada diangka 2.18,
sedangkan nilai PBV saat ini adalah 1.79. Dapat disimpulkan saham JPFA saat ini
menunjukkan bahwa saham tersebut secara histori termasuk murah karena nilai PBV
saat ini berada dibawah nilai rata – rata standart deviasi PBV dalam 5 tahun terakhir.
Dari data histori PBV 3 tahun terakhir dapat dihitung nilai intrinsik saham JPFA
sebagai berikut :
Book Value per Share (BVPS) 2018 = Rp.819.29
Rata – rata PBV dalam 3 tahun = 2.18
Nilai Instrinsik menggunakan PBV = BVPS x rata – rata PER dalam 3 tahun
= Rp819.29 x 2.18
= Rp1.786
Nilai rata - rata dari nilai intstrinsik PER dengan nilai instrinsik PBV didapat hasil
Rp1,990.
Berdasarkan valuasi diatas menunjukan bahwa saham JPFA termasuk murah atau
undervalue karena nilai intrinsik saham JPFA berada di level harga Rp.1990,
sedangkan harga saham JPFA pada tanggal 10 Mei 2019 berada di harga level harga
Rp.1485. Sehingga memiliki potensi kenaikan sebesar 34%
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA | 10 Mei 2019

Faktor yang Menyebabkan Tidak Tercapainya Target Kami


Kami melihat faktor-faktor dibawah ini bisa menyebabkan target harga saham kami
tidak tercapai :
Perbaikan ekonomi lebih lambat dari ekspektasi
Kinerja JPFA tidak dapat lepas dari makroekonomi Indonesia, di mana volatilitas daya
beli masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan penjualan perusahaan. Dengan
demikian, lambatnya perbaikan ekonomi Indonesia juga merupakan sebuah ancaman
bagi kinerja perusahaan.
Pelemahan Rupiah
Pelemahan Rupiah kami perkirakan akan berpengaruh negatif bagi hutang usaha JPFA
dan biaya impor bahan baku dan bibit sapi.
Turunnya Harga Broiler dan DOC
Rendahnya ASP broiler dan DOC akan berpengaruh pada laba bersih JPFA
Harga Bahan Baku
Tingginya harga bahan baku pakan ternak membuat margin keseluruhan perusahaan
menurun. Keadaan musim yang tidak menentu di Indonesia membuat persediaan bahan
baku lokal menjadi langka dan berimbas pada kenaikan harga bahan baku.
Ketatnya Persaingan
Walau pun JPFA memiliki pangsa pasar yang dominan dalam penjualan pakan ternak
(22% di 20019) dan DOC (25% di 2019), kemungkinan turunnya pangsa pasar sangat
mungkin terjadi.
Penyakit Hewan Ternak
Penyakit yang menjangkit hewan ternak tidak bisa dihindari, kemungkinan timbulnya
penyakit baru pada hewan ternak mungkin juga terjadi. Penanganan dan antisipasi
penyakit hewan ternak akan menambah biaya operasional.

Anda mungkin juga menyukai