Anda di halaman 1dari 21

KOMPETISI MAHASISWA NASIONAL BIDANG ILMU BISNIS,

MANAJEMEN DAN KEUANGAN

Kategori : Riset Investasi

Objek : PT Japfa Comfeed Tbk

Oleh :

Maulidur Nizam 1902110866

Khariq Anhar 2006112549

Riki Ariyadi 2002110906

Dosen Pembimbing :
Dr. Deny Setiawan, S.E.,M.Ec

Universitas Riau
2022
PT JAPFA COMFEED TBK (JPFA)
11 September 2022

POULTRY INDUSTRY

EXCECUTIVE SUMMARY
Kami melakukan riset pada PT Japfa Comfeed Tbk dengan rekomendasi BELI
dengan target harga Rp.1.729 atau naik 14% dari harga penutupan pada tanggal
14 September 2022. Kami melakukan valuasi harga saham menggunakan model
valuasi yaitu Discounted Cash Flow Model. Kami menilai bahwa manajemen
JPFA tetap konservatif terhadap prospek di tahun 2022. Tetapi dengan
mempertimbangkan juga akselerasi perekonomian di Indonesia, peningkatan
tingkat penghasilan kelas menengah yang mempengaruhi daya beli yang
membaik, dan sentimen yang juga berasal dari krisis ayam di Singapura yang
sebenarnya bisa menjadi salah satu peluang ekspor bagi sektor poultry Indonesia.
Dari sisi permintaan, kami memperkirakan segmen aquaculture dan broiler akan
memacu pertumbuhan tertinggi, disusul oleh makanan olahan ayam dikarenakan
tren masakan rumahan yang juga meningkat.

EPS yang cenderung tumbuh: PT Japfa Comfeed Tbk memiliki EPS yang
bertumbuh selama 5 Tahun belakang. Japfa berhasil mengatasi masa pandemi
sepanjang 2021. Laba bersih tumbuh 121% sepanjang tahun lalu. Pendapatan
perseroan tercatat Rp 12.1 Triliun, yang ditopang terutama oleh pertumbuhan
penjualan seqmen aquaculture sebesar 24% yoy atau 9% qoq.
Kenaikan penjualan dan laba bersih: Japfa mencatatkan penjualan bersih
sebesar Rp24.48 triliun per juni 2022. Capaian meningkat 10.74% secara
tahunan dari Rp22.11 di juni 2021.
Ekspansi Bisnis: Dari segi operasional, Japfa berusaha lebih efisien dari hulu ke
hilir dari manajemen produksi dan manajemen kendang. JPFA memperluas gerai

20 21 20 22 E 20 23  E

Re v e n u e 4 4 ,8 78 B 4 8 ,5 4 0 B 5 2,6 3 9 B

Op . Pro fit 3 ,120 B 3 ,70 6 B 4 ,28 9 B

Ne t In c o m e 2,0 23 B 1,9 4 3 B 2,3 3 0 B

EPS 172.4 8 16 7.4 7 20 3 .3 1


ritel offline dan online sebagai strategi memperkuat jalur distribusi.

DESKRIPSI BISNIS
Overview
PT Japfa Comfeed (JPFA) bergerak di bidang manufaktur pakan ternak, yang
mengoperasikan tiga segmen utama: unggas, daging sapi, dan akuakultur.
Perusahaan ini pertama kali didirikan pada bulan Januari 1971 dengan nama PT
Java Pelletizing Factory. Pada tahun 1975 perusahaan memulai bisnis pakan
 Price to Sales (Annual) komersial, dan pada tahun 1982 memasuki bisnis peternakan. Pada Oktober
1989, Japfa Comfeed melakukan Penawaran Umum Perdana sebanyak 4 juta
saham, dengan harga penawaran Rp7.200/saham. Saat ini komposisi pemegang
sahamnya adalah: Japfa Ltd (55,00%), publik (44,09%), dan saham treasury
(0,91%).
Setiap segmen memainkan peran kunci dalam mensukseskan posisi berdiri
 Sumber: Annual Report 2022
perusahaan. Segmen pakan menghasilkan pakan unggas, DOC, pembibitan dan
pengolahan ayam, segmen ini kira-kira memberikan kontribusi 70 - 75%
terhadap penjualan bersih perusahaan. Di segmen daging sapi, perusahaan
beroperasi dalam 3 tahap produksi utama: pembibitan, perawatan, dan
pengolahan sapi potong. Divisi ini beroperasi di bawah merek "Santori" yang
dianggap sebagai peternakan terbesar di Asia. Di segmen akuakultur, Japfa
mengembangkan budidaya ikan dan udang lokal untuk komoditas ekspor. Tim
 Sumber: Annual Report 2022
manajemen perusahaan juga berpengalaman memimpin perusahaan dalam
melewati krisis ekonomi Asia pada 1997-1998, Epidemi Flu Burung 2004-2005,
dan krisis keuangan global 2008, bahkan pada pandemi covid 19.
Model Bisnis
Model bisnis terintegrasi vertikal yang mencakup seluruh rantai nilai untuk
produk protein, mulai dari produksi pakan dan pembibitan, hingga peternakan
dan pengolahan komersial. Selain itu, perusahaan memanfaatkan operasional
 Sumber: https://www.japfacomfeed.co.id/en produksi protein premium melalui bisnis makanan konsumen hilir.
ANALISIS EKONOMI GLOBAL DAN LOKAL
Lonjakan Inflasi Global
Gangguan rantai pasokan bahan mentah akibat pandemi telah memainkan peran
kunci dalam menghambat pemulihan ekonomi global, didukung dengan
Kekurangan bahan baku dan komponen seiring dengan harga energi yang terus
naik, mendorong inflasi di Eropa dan Amerika Serikat ke level tertinggi. kondisi

 Sumber: BI.go.id
ini pula yang akan menyebabkan kenaikan harga komoditas yang tinggi di
indonesia, Emiten Consumer goods tertekan, dan Capital outflow.
Ketegangan Geopolitik
Dunia tidak hanya sedang mengalami dua krisis besar, yaitu krisis pandemi dan
krisis iklim, melainkan juga menghadapi ketegangan politik yang belakangan
makin meruncing. Pengerahan puluhan ribu pasukan Rusia di kawasan
perbatasan ke Ukraina dan kebijakan politik luar negeri dalam sengketa tentang
status Laut Cina Selatan terhadap taiwan tentu sangat berdampak terhadap
perekonomian dunia seperti harga energi dan komoditas pada level tertinggi,
terganggunya rantai pasokan dan pelemahan sisi investasi.
Nilai Tukar Rupiah
Inflasi bukan satu-satunya atau bahkan yang paling penting dalam penentu
 Sumber: Hargapangan.id
kebijakan. Bahkan, dapat dikatakan bahwa nilai tukar rupiah adalah faktor yang
Kurs Tengah Beberapa Mata Uang Asing Terhadap Rupiah di Bank Indonesia lebih krusial dalam beberapa tahun terakhir, karena impor baik untuk konsumsi
Mata Uang Asing
2019 2020 2021 maupun khususnya pada investasi sangat bergantung tinggi terhadap nilai tukar
Dollar Australian 9739.00 10771.29 10343.60
Euro 15589.00 17330.12 16126.84 rupiah. ketergantungannya yang tinggi kerap menyebabkan kerugian bagi
Pound sterling Inggris 18250.00 19085.50 19200.38
Dollar Hongkong 1785.00 1819.34 1829.84
perusahaan dalam mendapatkan bahan baku yang mereka peroleh jika diimpor
Yen Jepang 127.97 136.47 123.89 dari luar negri. Namun, disisi lain perusahaan akan mengalami keuntungan saat
Ringgit Malaysia 3397.00 3491.78 3416.10
Dollar Singapura 10321.00 10644.08 10533.76 mereka mengekspor produknya ke anak perusahaan yang berada di luar negri.
Dollar Amerika 13901.00 14105.00 14269.00 Pada tahun 2022, nilai tukar rupiah mengalami penurunan, namun penurunannya
 Sumber: BI.go.id

jauh lebih kecil dari negara-negara lain, dimana Indonesia mengalami depresiasi
nilai tukar rupiah di persentase 0,3%.
Keputusan politik terhadap harga energi dan harga pangan (jokowinomics)
Keputusan politik pemerintah indonesia terhadap harga energi dan harga pangan
menjadi salah satu faktor yang akan mempengaruhi keadaan ekonomi indonesia.
dan keputusan pemerintah indonesia per september 2022 dengan menaikkan
harga BBM sekitar 30% sangat berdampak terhadap perekonomian indonesia,
dimana diprediksi akan mengalami inflasi pada 6,5% hingga 7% sampai akhir
tahun. bahkan pergerakan IHSG minggu kedua september diproyeksikan akan
bergerak flat di range 7.000-7.260.
Peraturan pemerintah yang mendukung dalam stabilitas ASP dan mitigasi
kelebihan pangan
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan kisaran harga untuk
menstabilkan harga unggas di pasar. Pakan ditetapkan sebesar Rp7.000 –
 Sumber: Katadata.com
7.500/kg untuk pakan unggas, Rp6.000 – 7.000/kg untuk DOC, Rp19.000 –
20.000/kg untuk ayam pedaging, dan Rp10.000 – 11.000 untuk budidaya. Kami
melihat peraturan ini akan mengurangi volatilitas.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) merupakan perseroan yang sebagian besar
berada dalam sektor peternakan ayam. Struktur Governance dalam perseroan
telah mengimplikasikan organ perusahaan yang terdiri dari Pemegang saham dan
Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS), Dewan Komisaris, Direksi, Presentasi
Investasi (Keterbukaan informasi) (88/PMK.06/2015). Pelaksanaan GCG di
Perseroan diwujudkan dalam berbagai organ internal antara lain melalui Komite
Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Unit Audit Internal, Sistem
Pengendalian Internal, Sekretaris Perusahaan, Manajemen Risiko, Sumber Daya
Manusia, Keuangan dan Akuntansi, Teknologi dan Sistem Informasi, Pola
Perekrutan, serta Kode Etik. PT Japfa Comfeed mengutamakan keselamatan dan
kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan dengan Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) sebagai prioritas.
TINJAUAN INDUSTRI DAN POSISI PERSAINGAN
 Sumber: Annual Report JPFA 2021
Bisnis inti memacu profitabilitas: Kami optimis pemulihan ekonomi akan
secara positif memacu semua segmen pendapatan JPFA, dengan sektor
perikanan budidaya, ayam pedaging, dan ayam olahan memimpin pertumbuhan,
sehingga pendapatan mencapai Rp41,3 triliun/45,7 triliun (+11,7%/10,8% yoy).
Namun, masalah gangguan pengiriman kemungkinan akan tetap ada dan
karenanya meningkatkan opex perusahaan sebesar 4–4,5%. Beban bunga juga
akan meningkat seiring perseroan mulai menggenjot belanja modal melalui
pembiayaan. Kami memperkirakan laba bersih akan mencapai Rp1.7 t/1.9t
(+43.2%/11.6% yoy). Untuk margin, GPM akan sedikit menurun dari perkiraan
 Sumber: Annual Report JPFA 2021
19,2% di tahun 2021 menjadi 18,9%, sementara NPM akan stabil di 4,3% dan
ROE di 13,7%. D/E tetap rendah di 0,5 hingga 0,7x.
Posisi terdepan sebagai model bisnis yang terdiversifikasi dan ekuitas
merek yang kuat : JPFA menerapkan model bisnis yang terdiversifikasi dan
terintegrasi dengan baik dari hulu hingga hilir. Segmen unggas beroperasi mulai
dari memformulasi pakan berkualitas tinggi hingga ke konsumen akhir dengan
merk Comfeed dan Benefeed. Segmen ayam olahan beroperasi dari rumah
potong hewan sampai ke konsumen akhir dengan merek So Good Food (SGF).
Last but not least, segmen akuakultur mencakup dari pembudidayaan ikan dan
udang hingga konsumen akhir dengan merek Seafood Lovers. Kami mendukung
 Sumber: Annual Report JPFA 2021
strategi ini sebagai keunggulan kompetitif yang memungkinkan untuk
memperkuat saluran distribusi, mengurangi volatilitas, dan memposisikan diri
sebagai salah satu pangsa pasar terbesar di industri perunggasan dengan Market
Cap JPFA per 2021 berada di posisi kedua tertinggi setelah CPIN.
Kegiatan Ekspor : Per 31 Maret 2022, ekspor CPIN ke singapura berjumlah
Rp10,10 miliar sedangkan Kontribusi penjualan ekspor JPFA ke singapura
terhadap total penjualan cenderung lebih besar daripada CPIN. Pada Maret 2022,
ekspor JPFA mencapai Rp 183,52 miliar.
Melakukan akuisisi : Tahun 2020 lalu, JPFA mengakuisisi PT So Good Food
dan So Good Manufacturing. Langkah ini tentu memperkuat posisi JPFA dalam
 Sumber: Corporate Presentation 2021
industri perunggasan, dari hulu ke hilir. Akuisisi JPFA terhadap So Good
dianggap langkah tepat karena merek ini menguasai pasar makanan siap saji. So
Good berada di peringkat pertama di atas merek Fiesta yang berada pada
naungan Charoen Pokphand dan Sunny Gold oleh malindo Feedmill (MAIN).
Ekspansi toko ritel untuk memperkuat saluran distribusi : Pada tahun 2021,
JPFA memperluas gerai ritel offline dan online sebagai strategi memperkuat
jalur distribusi. Perusahaan membuka jaringan e-commerce bernama Japfa Best
Online Hub sebagai respon atas perubahan perilaku konsumen terhadap toko
online yang mana hal ini belum dilakukan oleh beberapa kompetitornya seperti
WMUU dan MAIN. Dari sisi offline, perusahaan mengembangkan pemasaran
inklusif yang disebut Best Meat Point dengan memanfaatkan peran ibu rumah
tangga sebagai agen pemasaran, dan telah menjangkau lebih dari 2.000 outlet.

 Sumber: Corporate Presentation 2021


Perusahaan juga mendirikan Chiomart di pasar tradisional yang telah mencapai
80 outlet dan tersedia di seluruh unit RPH dan lain sebagainya.
Dinamika Pasar
Seruan pemerintah untuk mencegah stunting : tingkat konsumsi daging
Indonesia hanya mencapai angka 7,9kg perkapita, jauh berbanding dengan
negara tetangga malaysia yang sudah mencapai angka 46,8Kg per kapita.
kurangnya mengkonsumsi daging yang berprotein menjadi salah satu faktor
maraknya stunting di masyarakat Indonesia. Oleh karenanya seruan mencegah
stunting dengan mengkonsumsi daging akan menjadi peluang besar bagi Japfa
selaku pelaku bisnis peternakan.
Potensi pertumbuhan permintaan yang tinggi : Sebagai tulang punggung
bisnis, segmen perunggasan secara historis memberikan kontribusi terbesar yang
mencapai 70 – 75% dari total pendapatan, didukung oleh perkiraan pertumbuhan
per kapita pada CAGR 3– 4% pada 2018 – 2023 dan sifat ayam sebagai sumber
protein utama . Kami melihat ini sebagai katalis bagi perusahaan, terutama
permintaan broiler dan pakan yang diproyeksikan meningkat masing-masing
15%/ 10% pada 2022 F. Selain itu, tren masakan rumahan akibat pandemi dan
perluasan gerai ritel diharapkan dapat meningkatkan permintaan untuk segmen
produk pengolahan dan akuakultur masing-masing sebesar 15%. Secara total,
volume penjualan FY21/22F diperkirakan akan tumbuh masing-masing sebesar
12%/11%.
Peluang Investasi Jangka Panjang : Sebagai perusahaan yang berhubungan
dengan consumer goods, keberadaan emiten tidak akan lekang dimakan waktu,
meskipun banyak investor yang mabuk pada business digital, tapi tetap saja
sektor makanan/consumer goods tetap berpotensi.
Pulihnya Harga DOC
Pada tahun 2021, JAPFA mengalami tekanan pendapatan hal tersebut
disebabkan DOC dan Ayam broiler yang mengalami penurunan harga padahal
sektor usaha ini menyumbang pendapatan terbesar dari JAPFA, namun berkat
dukungan pemerintah dalam pengeluaran kebijakan afkir, secara beruntun pada 3
periode sehingga harga rata-rata DOC naik hingga 1.8%.
Dinamika industri
Penurunan Saham Poultry : saham poultry JAPFA mengalami katalis negatif,
hal ini disebabkan harga komoditas bahan baku seperti jagung yang masih tinggi.
hal ini berdampak karena biaya produksi pakan 85% dipengaruhi oleh biaya
bahan baku.
Mitigasi Industri Perunggasan Nasional : Tantangan dalam industri
perunggasan saat ini adalah harga ayam hidup dan telur ayam ras yang fluktuatif
dan cenderung berada di bawah harga pokok produksi, sehingga menyebabkan
fluktuasi iklim perunggasan. Over supply yang berlebihan pun menyebabkan
ketidakstabilitasan kondisi supply demand. Disisi lain peluang integrasi vertikal
oleh perusahaan perunggasan semakin berkembang, namun tidak diimbangi oleh
pengembangan hilirisasi dan peningkatan ekspor. oleh karenanya diperlukan
upaya mitigasi pada sektor ini, salah satu solusi pemerintah yakni pelaksanaan
SE Cutting yang menekan over supply. namun kebijakan ini tidak sehat apabila
 Sumber: Simponiternak.pertanian. go.id
terus dilakukan.
ANALISA KEUANGAN
Profitabilitas
Gross profit margin : PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) memiliki kinerja
yang solid meskipun menghadapi berbagai kondisi pelemahan di tengah pandemi
Covid-19, meskipun margin laba kotor (gross profit margin/ GPM) JPFA turun
menjadi 17% pada kuartal IV-2021, dibandingkan periode sama 2020 yakni
26%, akibat meningkatnya harga bahan baku serta biaya logistik. pada akhir
kuartal II-2022, GPM JPFA mengalami peningkatan kembali sekitar 18,38%,
meskipun jika dibandingkan dengan periode sama 2020 masih cukup jauh
penurunannya. namun jika dibandingkan dengan CPIN, WMUU, dan MAIN,
JPFA memiliki GPM tertinggi.
Operating Profit Margin : JPFA per kuartal II-2022 memiliki persentase OPM
sebesar 7,57%, angka ini turun dari persentase OPM pada kuartal I-2022 sebesar
8,28%. penurunan ini difaktori dari kurangnya efisiensi biaya pada Beban umum
dan administrasi yang naik sekitar 9%. dan dibandingkan CPIN dan WMUU,
JPFA berada di dibawah kompetitor.
Net Profit Margin : JPFA mengalami penurunan NPM dari kuartal I-2022
sekitar 1,2%, dimana pada kuartal II-2022 NPM JPFA sebesar 4,12% akibat dari
kenaikan beban-beban yang ditanggung. Beban yang naik signifikan yaitu beban
keuangan. dan NPM JPFA, merupakan NPM terendah dibandingkan
kompetitornya.
Return on investment : ROI JPFA memiliki persentase ROI sebesar 8,05%,
lebih rendah 2-4% dari CPIN dan WMUU
Return on asset : 4,85% diterima JPFA sebagai Return on Asset, ROA JPFA
cukup signifikan berbeda dengan top competitor JPFA dengan perbedaan nilai
sekitar 3-4%.
Return on Equity : JPFA dalam perputaran ekuitas memberikan performa yang
cukup baik dengan persentase 12,63%, 0,2% lebih tinggi dari CPIN dan lebih
rendah dari WMUU sekitar 2,42%.
Likuiditas
Current Ratio : JPFA memiliki tingkat Current Ratio sebesar 1,9% pada kuartal
II-2022. Artinya aset perusahaan dapat dikatakan cukup baik dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban yang dimiliki perusahaan, dan asset JPFA dapat dikatakan
cukup liquid atau lancar meskipun CR JPFA menurun dari tahun 2021 yang
berhasil mencapai angka 2%.
Solvabilitas
Debt to equity ratio: JPFA memiliki tingkat DER yang cenderung meningkat.
Berdasarkan laporan keuangan 2020, tingkat DER perusahaan sebesar 0,30
artinya perusahaan tersebut memiliki tingkat utang yang lebih rendah dari pada
ekuitasnya. dan pada tahun 2021, DER meningkat 0,36%.
Debt to asset ratio: JPFA memiliki tingkat DAR pada 2021 sebesar 0,74%,
angka ini meningkat dari tahun sebelumnya pada 2020 yakni 0,61. artinya sekitar
70% aset perusahaan pada 2021 dibiayai oleh utang dan 30% oleh modal.
VALUASI
Kami menargetkan harga saham JPFA sebesar Rp1.729 dengan menggunakan
Enterprise Value to Equity Value teknik valuasi discounted cash flow dengan asumsi yang digunakan cukup
Enterprise Value 28,368,315.83 konservatif mengingat laba JPFA yang fluktuatif. Perlu diingat DCF sangat
Less: Net debt 8,204,875.00 sensitif dengan asumsi-asumsi yang ada sehingga pemilihan asumsi yang

Equity Value 20,163,440.83 konservatif sangatlah penting agar valuasi tidak terlalu tinggi.
Berdasarkan hasil tersebut, kami menyimpulkan bahwa harga saham JPFA
Diluted Shares Outstanding 11,657.69
undervalued, artinya harga saham JPFA saat ini di bawah harga wajarnya
Equity Value Per Share 1,729.63 berdasarkan harga penutupan pada tanggal 9 September 2022. Maka, jika saat ini
tengah memiliki saham JPFA ada baiknya untuk tetap memegang saham
tersebut. Namun jika belum memiliki saham tersebut kami merekomendasikan
untuk membeli saham JPFA dengan target harga sebesar Rp1.729 atau naik 16%
dari harga penutupan pada tanggal 9 September 2022.
RESIKO INVESTASI
Resiko Operasional :Wabah Penyakit
Pertumbuhan permintaan pasar akan daging unggas yang tinggi dan
pengembangan industri perunggasan Indonesia di daerah-daerah dengan tingkat
kepadatan yang tinggi menyebabkan adanya ancaman penyebaran penyakit.
Penyebaran virus penyakit endemik seperti Avian Influenza, Newcastle Disease,
dan Infeksi bronkitis akan mudah terjadi dan menjadi salah satu ancaman bagi
kinerja usaha Perseroan.
Mitigasi: Perseroan terus meningkatan sistem biosekuriti dalam operasionalnya.
Selain itu, sebagai perusahaan peternakan yang terintegrasi, Perseroan juga
memproduksi vaksin ternak secara khusus melalui PT Vaksindo Satwa
Nusantara serta menerapkan sistem biosekuriti yang ketat.
Resiko Operasional: Ketersediaan dan Fluktuasi Harga Bahan Baku
Ketersediaan jagung dan kedelai dengan kualitas baik menjadi sangat penting
bagi Perseroan. Perseroan juga harus mengantisipasi fluktuasi harga bahan-bahan
tersebut, terlebih karena harga bahan-bahan baku tersebut masih digolongkan
sebagai komoditi internasional. Oleh sebab itu, harga yang ditetapkan mengikuti
harga pasar komoditi global. Tak hanya itu, ketersediaan dan harga bahan baku
tersebut memiliki ketergantungan pada faktor cuaca, hama penyakit, tingkat
produksi, tingkat konsumsi dunia atas produk komoditi, pergerakan tingkat
penawaran dan permintaan, serta harga komoditi lain seperti minyak bumi.
Mitigasi: Salah satunya dengan melakukan pendampingan yang intensif kepada
para petani lokal agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Dengan
demikian, hasil usaha yang baik dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku
produksi. Selain itu, Perseroan juga melakukan investasi dalam bentuk corn
dryer yang ditujukan untuk memproses dan menyimpan jagung agar sesuai
dengan standar bahan baku sehingga kualitas produk dapat terjaga.
Resiko Keuangan: Fluktuasi Nilai Tukar dan Inflasi
Inflasi dan nilai tukar yang semakin sulit diproyeksikan memberikan dampak
langsung pada hampir seluruh bidang industri, termasuk Perseroan. Kebutuhan
Perseroan untuk mengimpor sebagian kebutuhan bahan baku dalam mata uang
asing dan depresiasi nilai Rupiah meningkatkan harga bahan baku menjadi lebih
mahal. Di samping itu, harga penjualan produk di pasar domestik turut mengikuti
perkembangan harga internasional, yang dapat memberikan lindung nilai secara
natural yang terbatas dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar AS. Depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dalam jumlah besar
memberikan dampak negatif terhadap kegiatan operasional dan kondisi
keuangan Perseroan. Penyesuaian harga produk dilakukan oleh Perseroan guna
memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah dan inflasi yang terjadi. Hanya saja
penyesuaian tersebut memerlukan waktu tergantung besaran nilai depresiasinya.
Selain itu, penurunan nilai rupiah yang tajam ataupun tingkat inflasi yang tinggi
akan berpotensi menurunkan daya beli masyarakat, sehingga dapat berakibat
pada menurunnya permintaan akan produk-produk yang diproduksi Perseroan.
Mitigasi : Perseroan juga melakukan lindung nilai (hedging), setidaknya dalam
jumlah yang disyaratkan oleh Bank Indonesia.
Resiko Pasar: Kompetisi
Kemudahan pembangunan infrastruktur dan rendahnya tuntutan industri atas
teknologi yang tinggi membuka gerbang kesempatan yang lebar bagi setiap
pendatang baru dalam industri ini. Terkait dengan diperbolehkannya
perdagangan bebas tingkat regional dan internasional, kondisi ini pun berlaku
sama di kawasan ASEAN, AANZFTA, Pasar Tunggal Eropa dan APEC di era
pasar bebas ini. Seluruh negara anggota WTO berkesempatan sama untuk
memasarkan produk mereka sepanjang produk-produk tersebut memiliki daya
saing dan keunggulan komparatif. Secara fakta pembangunan industri
perunggasan nasional menghadapi tantangan global terutama kesiapan daya
saing produk perunggasan, dikaitkan dengan jaminan mutu dan kehalalan daging
unggas serta jaminan kontinuitas suplai yang sesuai dengan permintaan pasar.
Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya persaingan yang dapat berakibat pada
berkurangnya pangsa pasar dan pendapatan Perseroan.
Mitigasi : Dalam mempertahankan posisinya di kompetisi industri, Perseroan
tetap mengutamakan mutu produk, menerapkan efisiensi produksi dari hulu ke
hilir, dan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan, termasuk
memberikan bantuan teknis apabila diperlukan.
Perseroan juga menghadapi risiko fluktuasi harga ayam yang sangat tinggi.
Untuk itu, Perseroan terus meningkatkan kinerja dan menambah jumlah Rumah
Potong Ayam (RPA). Tujuannya adalah agar ayam tidak dijual dengan harga
rendah ke pasar. Produk ayam potong tersebut juga dapat dijadikan produk
olahan yang memiliki nilai tambah, sehingga menghindari risiko kerugian
sekaligus mempertahankan harga ayam.
TESIS INVESTASI
Saham diperdagangkan pada P/E 12 bulan kedepan 9.9x & EV/EBITDA 5.3X.
Kami pikir valuasi saat ini menarik setelah CPC rendah, normalisasi penawaran-
permintaan, dan regulasi pemerintah yang mendukung dan mendorong dinamika
industri. Dari sisi fundamental, kami sangat menyukai model bisnis yang
terdiversifikasi, ekspansi gerai yang berkelanjutan, dan meningkatnya
permintaan dari segmen non-unggas seperti produk ayam olahan. Kedua faktor
industri dan fundamental ini tentunya akan menjadi katalis terkuat dari bisnis inti
di masa mendatang.
Lampiran 1. Ikhtisar Keuangan PT. JAPFA COMFEED Indonesia 2022
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Period Ending: 2021 2020 2019 2018 CAGR
31/12 31/12 31/12 31/12
44.878. 36.964.9 34.
Total Revenue
300 48 38.872.084 012.965 7%
38.8 34.012.
Revenue 44.878.300 36.964.948
72.084 965 7%
Other Revenue, Total - - - -
36.920. 29.556.8 26.
Cost of Revenue, Total
901 40 31.011.222 804.578 8%
7.957. 7.408.1 7.
Gross Profit
399 08 7.860.862 208.387 3%
41.353. 34.480.7 30.
Total Operating Expenses
326 41 35.747.762 169.086 8%
4.4 3.183.
Selling/General/Admin. Expenses, Total 4.006.329 4.323.920
57.338 170 6%
Research & Development - - - -
3 300.
Depreciation / Amortization 413.051 503.322
12.789 751 8%
(71.
Interest Expense (Income) - Net Operating 5.299 (1.169)
29.379 036)
38.
Unusual Expense (Income) (33.505) 30.763
9.008 721
( (87.
Other Operating Expenses, Total 41.251 67.065
71.974) 098)
3.524. 2.484.2 3.
Operating Income
974 07 3.124.322 843.879 -2%
Interest Income (Expense), Net Non- (637. (745.8 (
Operating 937) 86) (571.763) 693.358) -2%
Gain (Loss) on Sale of Assets - - - -
(93. (59.2
Other, Net
190) 30) (58.082) (60.682) 11%
2.793. 1.679.0 3.
Net Income Before Taxes
847 91 2.494.477 089.839 3%
662 457.
Provision for Income Taxes
.951 187 700.563 836.638 -6%
2.130. 1.221.9 2.
Net Income After Taxes
896 04 1.793.914 253.201 -1%
(108. (85.6
Minority Interest
300) 65) (118.679) (85.240) 6%
Equity In Affiliates - - - -
U.S GAAP Adjustment - - - -
2.022. 1.136.2 2.
Net Income Before Extraordinary Items
596 39 1.675.235 167.961 -2%
Total Extraordinary Items - - - -
2.022. 1.136.2 2.
Net Income
596 39 1.675.235 167.961 -2%
(219.5
Total Adjustments to Net Income - -
28) 89.943
Income Available to Common Excluding 2.022. 916. 2.
Extraordinary Items 596 711 1.765.178 167.961
-2%
Dilution Adjustment - - - -
2.022. 916. 2.
Diluted Net Income
596 711 1.765.178 167.961 -2%
11 11.
Diluted Weighted Average Shares
.634 682 11.719 11.582 0%
Diluted EPS Excluding Extraordinary Items
174 78 151 187 -2%
DPS - Common Stock Primary Issue
60 40 20 100 -12%
Diluted Normalized EPS
172 80 151 190 -2%
Sumber : Stock Analysis JPFA
Laporan Posisi Keuangan Komprehensif
2021 2020 2019 2018 CAGR
Period Ending:
31/12 31/12 31/12 31/12
14.161.15 11.745.13 12.873.14 12.415.80
Total Current Assets
3 8 8 9 3%
Cash and Short Term Investments 1.087.231 1.337.479 1.005.442 1.088.182 0%
Cash 1.059.925 1.335.645 1.003.759 1.086.970 -1%
Cash & Equivalents 1.085.116 - - 1.086.970 0%
Short Term Investments 27.306 1.834 1.683 1.212 118%
Total Receivables, Net 2.428.541 1.982.331 2.372.728 1.822.474 7%
Accounts Receivables - Trade, Net 2.347.809 1.880.016 2.188.589 1.692.777 9%
Total Inventory 10.356.278 7.988.133 9.098.622 8.838.144 4%
Prepaid Expenses 289.103 437.195 396.356 667.009 -19%
Other Current Assets, Total 2.643.216 - - 2.590.460 1%
28.589.65 25.951.76 26.650.89 23.038.02
Total Assets
6 0 5 8 6%
Property/Plant/Equipment, Total - Net 11.825.504 11.887.715 11.351.720 8.574.795 8%
Property/Plant/Equipment, Total -
20.883.774 19.755.200 18.050.046 13.867.825
Gross 11%
Accumulated Depreciation, Total (9.058.270) (7.867.485) (6.698.326) (5.293.030) 14%
Goodwill, Net 155.417 155.417 155.417 93.479 14%
Intangibles, Net 35.753 27.679 45.555 41.795 -4%
Long Term Investments 1.582.102 1.205.239 1.183.441 914.588 15%
Note Receivable - Long Term 193.875 291.400 522.146 394.037 -16%
Other Long Term Assets, Total 635.852 639.172 519.468 603.525 1%
Other Assets, Total - - - -
7.064.16 6.007.67 7.741.95 6.904.47
Total Current Liabilities
6 9 8 7 1%
Accounts Payable 2.345.377 2.503.816 2.765.968 3.449.238 -9%
Payable/Accrued - - - -
Accrued Expenses 671.560 557.657 572.103 507.527 7%
Notes Payable/Short Term Debt 1.314.599 423.271 3.277.953 1.170.106 3%
Current Port. of LT Debt/Capital Leases 718.002 527.666 245.033 54.759 90%
Other Current liabilities, Total 2.014.628 1.995.269 880.901 1.722.847 4%
16.356.27 15.273.85 15.430.02 13.430.61
Total Liabilities
2 0 5 3 5%
Total Long Term Debt 7.140.524 6.819.400 5.674.273 4.866.776 10%
Long Term Debt 7.132.025 6.784.129 5.670.988 4.863.330 10%
Capital Lease Obligations 8.499 35.271 3.285 3.446 25%
Deferred Income Tax 6.396 13.094 15.110 12.347 -15%
Minority Interest 869.326 734.060 675.944 607.394 9%
Other Liabilities, Total 1.275.860 1.699.617 1.322.740 1.039.619 5%
12.233.38 10.677.91 11.220.87 9.607.41
Total Equity
4 0 0 5 6%
Redeemable Preferred Stock, Total - - - -
Preferred Stock - Non Redeemable, Net - - - -
Common Stock, Total 1.879.461 1.879.461 1.879.461 1.879.461 0%
Additional Paid-In Capital 1.148.067 1.148.067 1.694.351 1.691.782 -9%
Retained Earnings (Accumulated Deficit) 9.372.177 7.701.911 7.628.734 6.015.174 12%
Treasury Stock - Common (155.058) (79.950) (7.207) (9.205) 103%
ESOP Debt Guarantee - - - -
Unrealized Gain (Loss) - - - -
Other Equity, Total (11.263) 28.421 25.531 30.203
28.589.65 25.951.76 26.650.89 23.038.02
Total Liabilities & Shareholders' Equity
6 0 5 8 6%
11.62 11.6 11.7 11.7
Total Common Shares Outstanding
0 58 19 17 0%
Total Preferred Shares Outstanding - - - -
Sumber : Stock Analysis JPFA

Laporan Arus Kas Comprehensif


2020 2019 2018 2017
Period Ending:
31/12 31/12 31/12 31/12
Lama Periode: 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan CAGR
Net Income/Starting Line - - - -
701.24 4.099.44 1.891.21 1.926.68
Cash From Operating Activities
6 0 7 7 -22%
Depreciation/Depletion - - - -
Amortization - - - -
Deferred Taxes - - - -
Non-Cash Items - - - -
Cash Receipts 44.445.322 37.180.893 38.642.225 33.817.935 7%
Cash Payments (38.353.254) (28.245.006) (31.110.616) (27.714.926) 8%
Cash Taxes Paid (706.723) (105.309) (1.141.517) (771.641) -2%
Cash Interest Paid (785.327) (879.804) (824.038) (547.428) 9%
Changes in Working Capital (3.898.772) (3.851.334) (3.674.837) (2.857.253) 8%
(2.525.30 (1.980.79 (3.148.11 (2.239.76
Cash From Investing Activities
8) 0) 8) 1) 3%
Capital Expenditures (1.361.157) (1.744.856) (3.163.080) (2.309.360) -12%
Other Investing Cash Flow Items,
(1.164.151) (235.934) 14.962 69.599
Total
1.567.01 (1.794.56 1.128.39 (283.51
Cash From Financing Activities
2 4) 3 2)
Financing Cash Flow Items - - - -
Total Cash Dividends Paid (488.899) (258.375) (638.281) (1.205.915) -20%
Issuance (Retirement) of Stock, Net (75.108) (72.743) 4.567 317.668
Issuance (Retirement) of Debt, Net 2.131.019 (1.463.446) 1.762.107 604.735 37%
6.2 7.5 (27.60 41.45
Foreign Exchange Effects
55 45 5) 0 -38%
(250.79 331.63 (156.11 (555.13
Net Change in Cash
5) 1 3) 6) -18%
1.086.44 2.729.07
Beginning Cash Balance - -
9 6
937.42 2.173.94
Ending Cash Balance - -
6 0
(1.261.13 (382.67
Free Cash Flow - -
6) 3)
Free Cash Flow Growth - - - -
Free Cash Flow Yield - - - -

FCF yield
Sumber : Stock Analysis JPFA
Lampiran 2. Perhitungan Discounted Cash Flow
     
Valuation Date: 27/08/2022
Share Price on IDR Harga Per tanggal 26
Valuation Date: 1.590 Agustus
Diluted Shares 11.658
Outstanding
Case Simulation Normal

 
Select Operating
Data                
    Projected Annual Forecast    
2019A 2020A 2021A 2022P 2023P 2024P 2025P 2026P
Revenue Rp Rp Rp Rp
38.872.08 Rp 44.878.30 Rp 49.478.3 Rp 54.549.8
4 36.964.948 0 47.122.215 26 51.952.242 54 Rp 57.277.347
Revenue Growth Rate
(%) 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%

EBITDA Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.090.99
3.437.111 2.987.529 3.938.025 942.444 989.567 1.039.045 7 Rp 1.145.547
EBITDA Margin (%) 9% 8% 9%
2,0% 2,0% 2,0% 2,0% 2,0%

EBIT Rp Rp
Rp Rp Rp Rp 1.484.35 Rp 1.636.49
3.124.322 2.484.207 3.524.974 1.413.666 0 1.558.567 6 Rp 1.718.320
EBIT Margin (%) 8% 7% 8%
3,0% 3,0% 3,0% 3,0% 3,0%

Depreciation & Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Amortization 312.789 503.322 413.051 467.792 491.182 515.741 541.528 Rp 568.605
D&A as a % of
revenue 0,80% 1,36% 0,92% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0%

Select Balance Sheet And Other


Data              
    Projected Annual Forecast    
2019A 2020A 2021A 2022P 2023P 2024P 2025P 2026P
Cash
1.087.23 1.087.23
1.005.442 1.337.479 1.087.231 1.087.231 1 1.087.231 1 1.087.231

2.728.70 3.065.97
Accounts Receivable 2.372.728 1.982.331 2.428.541 2.574.253 9 2.892.431 7 3.249.936

1.744.26 1.923.05
Property Investment 1.183.441 1.205.239 1.582.102 1.661.207 7 1.831.481 5 2.019.208

Prepaid Expenses 396.356 437.195 289.103 291.994 294.914 297.863 300.842 303.850

2.735.64 3.190.86
Accounts Payable 2.765.968 2.503.816 2.345.377 2.533.007 8 2.954.500 0 3.446.128

Accrued Expenses 572.103 557.657 671.560 718.569 768.869 822.690 880.278 941.898

Debt
7.688.067, 9.292.106, 9.292.10 9.292.10
0 9.266.171,0 0 9.292.106 6 9.292.106 6 9.292.106
Gross PP&E
(increases annually be 3.148.118, 1.980.790, 2.101.42 2.229.39
capex) 0 1.980.790,0 0 2.040.214 0 2.164.463 7 2.296.278

Accounts Receivable
Growth (%) 6,0% 6,0% 6,0% 6,0% 6,0%
Inventories Growth
(%) 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
Prepaid Expenses
Growth (%) 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0%
Accounts Payable
Growth (%) 8,0% 8,0% 8,0% 8,0% 8,0%
Accrued Expenses
Growth (%) 7,0% 7,0% 7,0% 7,0% 7,0%
Capital Expenditures
Growth (%) 3,0% 3,0% 3,0% 3,0% 3,0%

Free Cash Flow


Buildup                
$mm     Projected Annual Forecast    
2019A 2020A 2021A 2022A 2023A 2024A 2025A 2026A
Period       1 2 3 4 5
Rp Rp
Rp 49.478.3 Rp 54.549.8
Total Revenues 47.122.215 26 51.952.242 54 Rp 57.277.347
989.566, 1.090.99
EBITDA 942.444,3 5 1.039.044,8 7,1 1.145.546,9
1.484.34 1.636.49
EBIT 1.413.666,5 9,8 1.558.567,3 5,6 1.718.320,4
Tax rate 22,0% 22,0% 22,0% 22,0% 22,0%

1.157.79 1.276.46
EBIAT 1.102.659,83 2,82 1.215.682,46 6,59 1.340.289,92
Depreciation & 491.182, 541.528,
Amortization 467.792,4 1 515.741,2 2 568.604,6
(154.455 (173.545,
Accounts receivable (145.712,5) ,2) (163.722,5) 9) (183.958,6)
(83.060, (91.574,0
Inventories (79.105,1) 4) (87.213,4) ) (96.152,7)
(2.919,9
Prepaid expenses (2.891,0) ) (2.949,1) (2.978,6) (3.008,4)
202.640, 236.360,
Accounts payable 187.630,2 6 218.851,8 0 255.268,8
Accrued expenses 47.009,2 50.299,8 53.820,8 57.588,3 61.619,5
(61.206, (64.933,9
Capital expenditures (59.423,7) 4) (63.042,6) ) (66.881,9)

Unlevered free cash 1.600.27 1.778.91


flows 1.517.959,35 3,40 1.687.168,66 0,65 1.875.781,11
Discount Rate
(WACC) 8,0% 8,0% 8,0% 8,0% 8,0%
Rp Rp
Present value of Rp 1.371.79 Rp 1.307.19
free cash flows 1.405.422 0 1.339.055 6 Rp 1.276.190
Sum of present Rp
values of FCFs 6.699.653

Terminal Value                
Growth in
perpetuity method:
Pertumbu
Long term growth han
rate 2,0% Tinggi 5%

WACC 8,0% Moderate 3%


1.913.2 Long term growth <
Free cash flow (t+1) 96,7 Low 2% Growth Negara
31.849.
Terminal Value 221,2
Present Value of 21.6
Terminal Value 68.662,43

WACC                

Share Price 1.590,00 CAPM


Diluted Shares Expected
Outstanding 11.657,7 Return 10,0% Rata - rata return IHSG
Risk Free
Cost of Debt 7,6% AAA corporate bonds rate rate 3,7% Govt. bond
Beta
Tax Rate 22,0% Indonesian Tax Law Investment 1 Pefindo
After-tax Cost of Market Risk
Debt 5,9% Premium 11%
Risk
Cost of Equity 10,8% Premium

https://ejournal.undip.ac.id/
index.php/jbs/article/view/
Total Debt ($) 16.356.272 Beta Market Source: 34446/18544
142,1
Total Equity ($) 12.233.384 M.value pefindo %

28.589.656,0
Total Capital 0 LQ45 99,6%
Idx-30 94,8%
Debt Weighting 57,2% Bisnis-27 95,1%
105,0
Equity Weighting 42,8% kompas 100 %
Sri kehati 94,5%
WACC = 8,0%

Enterprise Value to Equity Value              

28.368.315,8
Enterprise Value 3

Less: Net debt 8.204.875,00

20.163.440,8
Equity Value 3
Diluted Shares
Outstanding 11.657,69
Equity Value Per
Share   1.729,63 1495 -14%
Sumber : Data di Olah Iremia Value Investing
Lampiran 3. Comparison Between Industry and competitor
Current Valuation Industry Sector JPFA CPIN WMUU MAIN
Current PE Ratio (Annualised) 14,68 18,42 8,39 19,93 11,82 -10,42
Current PE Ratio (TTM) 12,93 17,43 11,72 30,06 9,01 -10,3
Earnings Yield (TTM)(%) 6,38% 5,31% 8,54% 3,33% 11,10% -9,71%
Current Price to Sales (TTM) 1,91 1,77 0,39 1,76 0,57 0,14
Current Price to Book Value 3,08 3,08 1,48 3,74 1,36 0,7
EV to EBIT (TTM) 12,81 14,81 11,89 23,56 7,9 -262,11
Market Cap 14,805 B 17,992 B 18,645 B 96,338 B 1,760 B 1,388 B
Enterprise Value 17,537 B 22,252 B 29,835 B 103,214 B 2,505 B 3,169 B
Current Share Outstanding - - 11.73 B 16.40 B 12.94 B 2.24 B

Profitability Industry Sector JPFA CPIN WMUU MAIN


Gross Profit Margin (Quarter)(%) 28,62% 26,05% 18,38% 17,45% 14,03% 4,79%
Operating Profit Margin (Quarter)(%) 14,62% 11,70% 7,57% 11,34% 9,59% -2,57%
Net Profit Margin (Quarter)(%) 8,90% 7,75% 4,12% 8,55% 5,15% -2,80%

Management Effectiveness Industry Sector JPFA CPIN WMUU MAIN


Return on Assets (TTM)(%) 7,94% 7,54% 4,85% 8,20% 7,95% -2,38%
Return on Equity (TTM)(%) 16,04% 15,95% 12,63% 12,43% 15,05% -6,80%
Return on Capital Employed (TTM)(%) 14,57% 14,10% 11,07% 15,24% 17,00% -0,35%
Return On Invested Capital (TTM) 10,67% 10,42% 8,05% 10,38% 12,26% -0,34%
Days Sales Outstanding (Quarter) 28,54 27,34 17,68 10,9 20,37 15,18
Asset Turnover (TTM) 0,86 1,01 1,5 1,45 1,28 1,82
Days Inventory (Quarter) 69,6 71,87 103,02 67,37 19,23 43,39
Days Payables Outstanding (Quarter) 32,53 31,71 40,02 12,37 23,11 14,06
Cash Conversion Cycle (Quarter) 56,59 63,47 80,68 65,9 16,49 44,51
Receivables Turnover (Quarter) 2,95 3,5 5,15 8,35 4,47 6

Solvency Industry Sector JPFA CPIN WMUU MAIN


Current Ratio (Quarter) 1,72 1,81 1,9 1,8 1,21 1,39
Quick Ratio (Quarter) 1,08 1 0,59 0,82 0,98 0,73
Debt to Equity Ratio (Quarter) 0,5 0,32 0,9 0,33 0,6 1,04
LT Debt/Equity (Quarter) 0,21 0,12 0,67 0,07 0,45 0,32
Total Liabilities/Equity (Quarter) 1,02 0,79 1,53 0,52 0,89 1,85
Financial Leverage (Quarter) 2,09 1,8 2,6 1,52 1,89 2,85
Interest Coverage (TTM) 6,12 8,56 3,25 14,34 4,75 -0,07
Free cash flow (Quarter) (36 B) 36 B (838 B) (1,408 B) (83 B) (207 B)
Altman Z-Score (Original) 4,39 4,93 3,01 7,29 2,87 2,46
Altman Z-Score (Modified) 3,86 4,13 3,9 6,32 2,89 2,16
Sumber : Data di Olah Iremia Value Investing
Lampiran 4. Operational performance

Sumber : Corporate Presentation JPFA 2022


Sumber : Corporate Presentation JPFA 2022
Lampiran 5. Daftar Pustaka
Annual Report PT. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Dilihat di www.idx.co.id

Damodaran, Aswath. (2002). Investment Valuation Tools and Techniques for Determining the Value of Any

Asset. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc

Kajian Ekonomi & Keuangan - Badan Kebijakan Fiskal (2020). Dilihat di www.fiskal.kemenkeu.go.id

Mitigasi Industri Perunggasan Nasional Di Tengah ‘Kegilaan’ Harga Pakan dan Urgensi SE Cutting. (2022)

https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/62b9bc3ba338e/perbandingan-harga-bbm-di-dunia

https://www.poultryindonesia.com/mitigasi-industri-perunggasan-nasional-di-tengah-kegilaan-harga-pakan-

dan-urgensi-se-cutting/

https://www.bps.go.id/publication/2021/07/27/16e8f4b2ad77dd7de2e53ef2/analisis-produktivitas-jagung-dan-

kedelai-di-indonesia-2020-hasil-survei-ubinan-.html

Jpfa. (2021) DIlihat di https://www.msn.com/id-id/ekonomi/detailsaham/analysis/idx-jpfa/fi-bkgwfr

Anda mungkin juga menyukai