Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2 MANAJEMEN KINERJA

1
NAMA : LYSANDRA AULIA EFIRANANDA
NIM : 043273523

Soal :
Kini Prospek Kinerja Makin Meningkat

Pada sekitar tahun 2016 dan 2017 banyak beredar rumor di kalangan pelaku industri peternakan
bahwa PT Sreeya Sewu Indonesia (nama baru PT Sierad Produce Tbk. (SIPD)) akan bangkrut.
Rumor yang sumbernya tampak bukan asal-asalan karena mereka tahu bahwa perusahaan
terintegrasi bidang peternakan ayam ini di tahun-tahun itu kinerjanya memang bak terhantam
badai. Tahun 2015, misalnya, Sierad Produce menelan rugi bersih Rp 352,33 miliar. Lalu, tahun
2017 perusahaan ini juga menderita rugi bersih yang parah, Rp 354,92 miliar. Karyawan dan
seluruh manajemen Sierad Produce pun saat itu ketar-ketir dengan masa depan mereka.

Di tahun 2017, PT Sreeya Sewu Indonesia mengalami kerugian sangat besar dan hampir gagal
bayar gaji karyawan yang merupakan salah satu tes terberat dari perjalanan karier seorang Tommy
Wattimena, Chief Executive Officer PT Sreeya Sewu Indonesia (nama baru Sierad Produce), yang
ditugaskan membenahi perusahaan sejak April 2018. Bagi Tommy, menerima tantangan sebagai
CEO Sierad Produce saat itu bagaikan menegakkan benang basah. Tantangannya memang kelewat
rumit. Pihaknya menghadapi tantangan eksternal dan internal yang berat. Dari sisi eksternal, secara
makro industri poultry Indonesia bisa dibilang tidak efisien dan tidak mampu berkompetisi.
Jangankan di level global, di skala regional pun jauh dan kalah bersaing dengan negara-negara
tetangga. Biaya input pakan ternak, khususnya jagung dan bungkil kedelai sebagai bahan baku
utama, di Indonesia masih sangat mahal, terlebih ada kebijakan Pemerintah Indonesia melarang
impor jagung. Adapun bungkil kedelai juga harus diimpor dari Brasil dan Argentina.

Tantangan lain, “Over capacity dari seluruh perusahaan pakan di Indonesia yang menyebabkan
perang harga serta lemahnya data dan manajemen dari para peternak Indonesia sehingga
perbankan enggan masuk ke sektor ini,” Tommy menyebutkan. Akibatnya, banyak peternak yang
masih bersifat tradisional dan tergantung pada pabrikan pakan yang juga bertindak sebagai bank.
Belum lagi, lemahnya mata rantai supply chain ke konsumen yang sebagian besar dikuasai para
tengkulak. Mereka memasok ke pasar-pasar tradisional tanpa diikuti cold chain infrastructure,
sehingga menyebabkan harga jual ke konsumen berfluktuasi dan tinggi.

Belum lagi, tantangan transformasi dari sisi internal Sierad Produce, yang waktu itu mengalami
banyak sekali kendala keuangan, tata kelola yang buruk, ketiadaan sistem, serta ketidakjelasan
visi.

Ada beberapa langkah penting yang dilakukan Tommy dan timnya untuk mentransformasi
perusahaan yang waktu itu masih bernama Sierad Produce. Setidaknya ada lima hal penting yang
ditentukan sejak awal. Pertama, dari sisi kejelasan visi dan strategi. Saat itu ditekankan tentang
visi baru perusahaaan, mau ke mana dan bagaimana caranya. Hal ini dirumuskan dengan jelas,
simpel, make sense, dan bisa dimengerti semua jajaran karyawan. Salah satunya, saat itu
perusahaan memilih lebih dulu mengembangkan sektor hilir dari rantai bisnisnya karena sektor
hulu terlalu berdarah-darah. Lalu, tahap kedua, melakukan alignment terhadap para leader di
perusahaan. Mereka dikumpulkan untuk bersama-sama melihat masa depan yang lebih baik.
TUGAS 2 MANAJEMEN KINERJA
2
NAMA : LYSANDRA AULIA EFIRANANDA
NIM : 043273523

Mereka tidak hanya setuju tapi harus mampu mengeksekusi setiap unit yang dipimpinnya menuju
direction yang sama.

Pihaknya juga mencari winning discriminator yang diyakini akan membuat perusahaan bisa
memenangi kompetisi dan berbeda dengan kompetitor. Lalu, juga mengembangkan operasional
bisnis dan sistem. “Yang terpenting, bagaimana agar people, organization, dan culture di setiap
lapisan karyawan mau berubah sehingga bisa mengikuti arah transformasi. Dalam perjalanannya,
memfokuskan pada dua strategi, yakni di hilir dan hulu. Di sektor hilir, pihaknya ingin
mendemokratisasi protein unggas untuk siapa saja sehingga melalui anak perusahaannya, PT
Belfoods Indonesia, aktif membangun dan melebarkan jaringan cold chain di kanal tradisional di
Indonesia untuk menjual produk olahan, seperti nugget, sosis, dan bakso. Strategi ini sangat serius
dijalankan dan pihaknya juga melakukan investasi dengan masif untuk mengembangkan sistem
dan peralatan.

Belfoods berani membuat terobosan, yaitu meluncurkan frozen foods dengan harga terjangkau, Rp
5.000 dan Rp 10.000, yang sangat membantu masyarakat yang kesulitan ekonomi di masa
pandemi. Belfoods juga membuat terobosan pemasaran, dengan membangun jaringan Belfoods
Entrepreneur Indonesia. Caranya, dengan membina ribuan mitra pengusaha kecil yang dengan
modal Rp 1,5 juta bisa memasarkan produk Belfoods, baik melalui digital maupun membeli secara
langsung. Belfoods juga bekerjasama dengan startup Wahyoo untuk menambah penghasilan para
pemilik warung makanan, agar bisa mendapatkan gerobak ayam goreng dengan kualitas terbaik
tetapi dengan harga kaki lima.

Di sektor ayam segar dan beku, melalui kerjasama antar-usaha pakan ternak, farm, dan rumah
potong, Sreeya Sewu meluncurkan ayam nanas yang lebih empuk, gurih, dan sehat karena diberi
tambahan bromelain enzyme. Enzim ini didapat dari pokok buah nanas, diolah di pakan produksi
Sreeya, yang tidak hanya membuat ayam lebih enak dikonsumsi tetapi juga menurunkan tingkat
mortalitas dan menaikkan berat badan dengan efisiensi pakan (FCR). Tak hanya itu, rumah potong
Sreeya Sewu juga menjadi rumah potong pertama di Asia yang menerapkan teknologi blockchain
untuk halal traceability yang sudah dipasarkan, bekerjasama dengan McDonald’s Indonesia di
sebagian gerai mereka di Jakarta. Sehingga, konsumen muslim dapat melihat secara transparan
proses halal dari ayam yang akan dikonsumsi.

Sementara itu, di rantai hulu, guna menghadapi ketatnya kompetisi dan banyaknya pemain yang
overcapacity, Sreeya memilih tidak ikut-ikutan bermain harga murah, tetapi memberi para petani
pakan yang berkualitas dengan tambahan enzim bromelain dari ekstrak nanas. Untuk mendukung
kualitas pakan ternak, tim breeding Sreeya meluncurkan Super DOC (anakan ayam umur sehari)
pilihan yang lebih cepat besar dengan tingkat kematian jauh lebih kecil.

Kinerja positif tahun 2018 ditopang penjualan sepanjang 2018 yang naik 27% menjadi Rp 3,12
triliun. Seluruh segmen memberikan kontribusi terhadap kenaikan tersebut, yang meliputi pakan
ternak, ayam umur sehari, makanan olahan, dan ayam potong yang tumbuh dua digit. Lini bisnis
pakan ternak memberikan kontribusi terbesar dengan pertumbuhan volume 22,21%, sedangkan
TUGAS 2 MANAJEMEN KINERJA
3
NAMA : LYSANDRA AULIA EFIRANANDA
NIM : 043273523

bisnis makanan olahan mencatat pertumbuhan volume 41,31%. Tahun 2019, kinerjanya juga terus
makin baik. Perusahaan ini mampu mencatat penjualan bersih Rp 4,10 triliun, naik signifikan,
sekitar Rp 1 triliun, dibandingkan periode tahun sebelumnya yang di kisaran Rp 3,1 triliun. Laba
bersih pun positif, yakni laba bruto Rp 646,28 miliar dan laba tahun berjalan yang diatribusikan
ke pemilik entitas induk mencapai Rp 79,78 miliar. “Tahun 2019 kami menjadi perusahaan dengan
performa terbaik di sektor perunggasan, saat itu belum ada pandemi,” kata Tommy.

Tahun 2020, Sreeya tetap berhasil mencatat kenaikan revenue, menjadi Rp 4,4 triliun, dengan laba
yang juga positif. Walaupun demikian, dari sisi laba memang berkurang hampir separuhnya
dibandingkan tahun sebelumnya karena tekanan pandemi. Dari sisi penjualan, di saat pandemi
yang memukul semua pebisnis kini, Sreeya menjadi satu-satunya perusahaan pengunggasan yang
revenue-nya masih bisa tumbuh positif dengan tidak ada PHK karyawan

Sumber: https://swa.co.id/business-champions/companies/corporate-transformation/sreeya-sewu-
indonesia-awalnya-bak-menegakkan-benang-basah-kini-prospek-kinerja-makin-semringah

Setelah Anda membaca artikel di atas, silakan Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini.

1. Sebutkan dan jelaskan beberapa langkah transpormasi yang dilakukan oleh Pak Tommy
sebagai Chief Executive Officer PT Sreeya Sewu Indonesia dalam memperbaiki sistem
manajemen kinerjanya!
2. Dalam sistem manjemen kinerja, terdapat dua variabel penting yaitu variabel kuantitatif
dan kualitatif. Sebutkan dan jelaskan variabel-variabel tersebut yang digunakan oleh PT.
Sreeya Sewu Indonesia dalam memperbaiki sistem manajemen kinerjanya!

Sebut dan jelaskan strategi yang dikembangkan oleh Pak Tommy sebagai Chief Executive dalam
mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaannya!

Jawaban :

1. CEO dari PT. Sreva Sewu Indonesia harus menghadapi tantangan transformasi baik dari
sisi eksternal dan internal. Khususnya dari aspek internal, perusahaan mengalami banyak
kendala keuangan, tata kelola yang buruk, ketiadaan system, serta ketidakjelasan visi
perusahaan. Maka dari itu, Tommy selaku Chief Executive Ofiicer beserta tim manajemen
menerapkan beberapa langkah penting , di antaranya :
a. Sisi kejelasan Visi dan Strategi
Perusahaan menerapkan visi yang baru yang menunjukkan arah selanjutnya yang akan
ditempuh dan bagaimana implementasinya. Hal ini dirumuskan dengan jelas, ringkas,
masuk akal, dan dapat dimengerti oleh semua jajaran karyawan. Salah satunya,
perusahaan mendahulukan untuk mengembangkan sector hilir dari rantai bisnis.
b. Melakukan alignment terhadap para pemimpin di perusahaan
TUGAS 2 MANAJEMEN KINERJA
4
NAMA : LYSANDRA AULIA EFIRANANDA
NIM : 043273523

Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan para pemimpin untuk bersama-sama
melihat masa depan yang lebih baik. Mereka tidak hanya setuju tapi juga harus mampu
mengeksekusi setiap unit yang dipimpinnya menuju 1 tujuan yang sama.
c. Mencari Winning Discriminator yang diyakini akan membuat perusahaan bisa
memenangi kompetisi dan berbeda dengan kompetitor. Lalu, mereka juga
mengembangkan operasional bisnis dan system.
d. Fokus pada 2 strategi di hilir dan hulu. Di sector hilir, mereka ingin mendemokratisasi
protein unggas untuk siapa saja sehingga melalui anak perusahaannya, PT Belfoods
Indonesia, aktif membangun dan melebarkan jaringan cold chain di kanal tradisional
di Indonesia untuk menjual produk olahan, seperti nugget, sosis, dan bakso. Strategi ini
sangat serius dijalankan dan pihaknya juga melakukan investasi dengan masif untuk
mengembangkan sistem dan peralatan.

2. Variabel kinerja terbagi menjadi 2, yaitu variable kuantitaf dan kualitatif. Dunaba variable
kuantitatif berupa angka-angka, sedangkan variable kualitatif berupa kata-kata. Variabel
kinerja kuantitatif lebih disukai karena dapat dihitung dan hasilnya lebih objektif. Variabel
kinerja kuantitatif biasanya hemat waktu dan tidak menimbulkan interpretasi ganda.
Beberapa contoh variabel kuantitatif yang tidak diperlukan harus dihindari karena tidak
memberikan makna. Variabel kualitatif diperlukan karena banyak aspek dari kinerja
organisasi yang tidak cukup hanya dinilai dengan angka. Pada dasarnya terdapat 4 (empat)
tipe dasar variabel kualitatif: terbaik, baik, buruk, dan terburuk.

Berdasarkan penjelasan dalam artikel, PT. Sreva Sewu Indonesia menggunakan variablel
data kuantitatif untuk memperbaiki sistem kinerja mereka. Penggunaan variable kuantitatif
dapat dilihat dari perhitungan kerugian bersih di tahun 2015 sebesar Rp 352,33 miliar, di
tahun 2017 Rp 354,92 miliar. Data ini menjadi sumber bagi PT. Sreva Sewu Indonesia
untuk menelaah sumber kerugian berasal dari mana saja dan pedoman munculnya
transformasi bisnis dan strategi yang baru. Selain itu, variable kuantitatif di tahun 2018
yang ditunjukkan dengan kinerja positif dengan penjualan yang naik sebesar 27% atau
Rp3,12 triliun ,lini bisnis pakan ternak memberikan kontribusi terbesar dengan
pertumbuhan volume 22,21%, sedangkan bisnis makanan olahan mencatat pertumbuhan
volume 41,31% . Data tersebut menunjukkan hasil dari transformasi yang dilakukan oleh
CEO telah membuahkan hasil yang signifikan dan membangkitkan kinerja keuangnan yang
memburuk di tahun-tahun sebelumnya.

3. Berdasarkan data dari website PT Sreeya Sewu Indonesia mempunyai visi dan misi untuk
menjadi perusahaan pangan berbasis ungags terpadu di Indonesia yang menciptakan nilai
bagi para stakeholders secara berkesinambungan dengan memberikan produk yang
inovatif dan berkualitas baik dengan harga yang terjangkau serta memaksimalkan segala
sumber daya yang tersedia. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah. Dari
penjelasan artikel di atas di tahun 2015-2017 PT SSI mengalami kerugian bersih yang
TUGAS 2 MANAJEMEN KINERJA
5
NAMA : LYSANDRA AULIA EFIRANANDA
NIM : 043273523

sangat besar dan penyebab atas hal tersebut diantaranya kinerja karyawan, biaya produksi
yang mahal, dan kebijakan pemerintah, lemahnya mata rantai supplu chain ke konsumen
yang sebagian besar dikuasai para tengkulak. Strategi yang dilakukan perusahaan untuk
mengatasi hal tersebut di antaranya :
a. Membuat langkah-langkah transformasi dari sisi internal dengan membuat sistem
kinerja dengan visi yang jelas dengan mengembangkan sector hilir dari rantai
bisnisnya terlebih dahulu serta mengajak para pimpinan untuk dapat bersinergi dan
mampu mengeksekusi setiap unit yang dipimpin menuju tujuan yang sama.
b. Pengembangan sector hilir dilakukan dengan mendemokratisasi protein unggas
untuk siapa saja sehingga melalui anak perusahaannya, PT Belfoods Indonesia,
aktif membangun dan melebarkan jaringan cold chain di kanal tradisional di
Indonesia untuk menjual produk olahan, seperti nugget, sosis, dan bakso. Strategi
ini sangat serius dijalankan dan pihaknya juga melakukan investasi dengan masif
untuk mengembangkan sistem dan peralatan.
c. Belfoods juga membuat inovasi makanan beku siap saji dengan harga yang
terhangkau dengan target pasar masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah
yang mengalami kesulitan di tengah pandemic. Selain itu, Belfoods juga
membangun jaringan dengan membina ribuan mitra pengusaha kecil dengan modal
1,5 juta bisa memasarkan produk Belfoods baik melalui digital dan pembelian
langsung.
d. Melakukan kerjasaama antar-usaha pakan ternak, farm, dan rumah potong. Serta,
PT SSI meluncurkan ayam nanas yang lebih empuk, gurih, dan sehat karena diberi
tambahan bromelain enzyme. Enzim ini didapat dari pokok buah nanas, diolah di
pakan produksi Sreeya, yang tidak hanya membuat ayam lebih enak dikonsumsi
tetapi juga menurunkan tingkat mortalitas dan menaikkan berat badan dengan
efisiensi pakan (FCR). Tak hanya itu, rumah potong Sreeya Sewu juga menjadi
rumah potong pertama di Asia yang menerapkan teknologi blockchain untuk halal
traceability yang sudah dipasarkan, bekerjasama dengan McDonald’s Indonesia di
sebagian gerai mereka di Jakarta. Sehingga, konsumen muslim dapat melihat secara
transparan proses halal dari ayam yang akan dikonsumsi.
e. Strategi pada sector hulu dilakukan dengan memberikan para petani pakan yang
berkualitas dengan tambahan enzim bromelain dari ekstrak nanas. Untuk
mendukung kualitas pakan ternak, tim breeding Sreeya meluncurkan Super DOC
(anakan ayam umur sehari) pilihan yang lebih cepat besar dengan tingkat kematian
jauh lebih kecil.

Sumber :

Modul EKMA 4263 Manajemen Kinerja Edisi I

https://www.sreeyasewu.com/

Anda mungkin juga menyukai