Anda di halaman 1dari 34

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI

PT. Mayora Indah, Tbk

Oleh :

12180211

Jeremy Nicholas Marvin

Institut Informatika Indonesia

2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

1.1 Sejarah Perusahaan..................................................................................3

1.2 Visi dan Misi...........................................................................................4

1.3 Tujuan Perusahaan...................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

2.1 Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan................................................5

2.2 Analisa Kinerja Produk..........................................................................18

2.3 Fitur dan Lingkungan IS/IT....................................................................19

BAB III..................................................................................................................22

3.1 Faktor Penentu Keberhasilan Pengaplikasikan Teknologi.....................22

BAB IV..................................................................................................................32

4.1 Usulan Strategi Sistem Informasi...........................................................32

4.2 Strategi Manajemen Organisasi..............................................................34

4.3 Strategi IS/IT..........................................................................................35

BAB V....................................................................................................................35

5.1 Kesimpulan.............................................................................................35

DAFTAR PUSAKA...............................................................................................36

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Perusahaan


PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan
pabrik pertama berlokasi di Tangerang dengan target market wilayah Jakarta
dan sekitarnya. Setelah mampu memenuhi pasar Indonesia, Perseroan
melakukan Penawaran Umum Perdana dan menjadi perusahaan publik pada
tahun 1990 dengan target market; konsumen Asean. Kemudian melebarkan
pangsa pasarnya ke negara negara di Asia. Saat ini produk Perseroan telah
tersebar di 5 benua di dunia.
Sebagai salah satu Fast Moving Consumer Goods Companies, PT. Mayora
Indah Tbk telah membuktikan dirinya sebagai salah satu produsen makanan
berkualitas tinggi dan telah mendapatkan banyak penghargaan, diantaranya
adalah “Top Five Best Managed Companies in Indonesia” dari Asia Money,
“Top 100 Exporter Companies in Indonesia” dari majalah Swa, “Top 100
public listed companies” dari majalah Investor Indonesia, “Best Manufacturer
of Halal Products” dari Majelis Ulama Indonesia, Best Listed Company dari
Berita Satu, “Indonesia’s Corporate Secretary Award, Top 5 Good Corporate
Governance Issues in Consumer Goods Sector, dari Warta Ekonomi dan
banyak lagi penghargaan lainnya.

3
1.2 Visi dan Misi

Visi dan Misi dari PT. Mayora Indah, Tbk dapat kita lihat pada halaman
situs perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1.2.1 Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan
terpercaya di mata konsumen domestik maupun internasional dan
menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis.
1.2.2 Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata-rata industri
dan memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders
Perseroan.
1.2.3 Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan
negara dimana Perseroan berada.

1.3 Tujuan Perusahaan

Tujuan dari PT. Mayora Indah, Tbk adalah sebagai berikut :


1.3.1 Konsumen
Prioritas pada kepuasan konsumen.
1.3.2 Orang
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, berani
mengambil resiko, menghargai karya dan komitmen orang lain.
1.3.3 Kerja Tim
Membangun kepercayaan satu dengan yang lain, serta
bekerjasama menjadi tim pemenang.
1.3.4 Keunggulan
Biasakan menjadi yang terbaik sebagai gaya hidup. Selalu
berusaha untuk menjadi yang terbaik. Terus meningkatkan proses
dan cara kerja untuk memuaskan pelanggan.

4
BAB II
GAMBARAN KONDISI PERUSAHAAN SAAT INI

2.1 Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

2.1.1 Analisis PESTEL PT. Mayora Indah, Tbk.


Analisis PESTEL adalah singkatan dari Politik, Ekonomi, Sosial
Teknologi, Ekologi, dan Legalitas (hukum) dimana keenam faktor
tersebut digunakan untuk menganalisis faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan jalannya bisnis secara makro. Berikut
ini adalah analisis PESTEL PT. Mayora Indah, Tbk:
a. Politik
Kondisi politik dalam negeri yang sampai saat ini masih
belum stabil. Disusunnya beberapa UU, seperti UU Kepailitan,
yang berpengaruh pada perusahaan yang mengalami kesulitan
keuangan dan tidak mampu dalam melunasi kewajibannya, dan UU
Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk
menghapuskan praktek monopoli ataupun kartel.
Pada bulan Oktober 2012, pemerintah Indonesia melakukan
revisi UU pangan yang juga berkaitan dengan ekspor-impor pangan
untuk memberikan dukungan lebih kepada produsen industri
makanan, sehingga PT Mayora menjalankan strategi untuk
meningkatkan produksi produk-produk bernilai tambah sehingga
tingkat konsumsi hasil produksi pangan lokal lebih tinggi
dibandingkan konsumsi produksi impor.

b. Ekonomi
PT. Mayora Indah, Tbk atau Mayora Group (MYOR)
adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia
yang didirikan pada 17 Februari 1977. Perkembangannya tetap
dapat eksis mengikuti perkembangan zaman walaupun dalam
usahanya dihantam dengan berbagai krisis ekonomi khususnya
pada tahun 1997 dan 1998. Saat krisis ekonomi tersebut, PT

5
Mayora terkena dampaknya namun tetap mampu beroperasi saat
itu dikarenakan sudah memiliki banyak anak perusahaan dan telah
menjadi perusahaan yang go public sejak tahun 1990, sehingga
membuat PT Mayora cepat pulih dan stabil dari keterpurukan
kondisi tersebut. Hal ini merupakan keunggulan PT Mayora
dibanding perusahaan lainnya.

c. Sosial
Tingkat konsumsi masyarakat saat ini terbilang sangat
tinggi. Oleh karena itu, berbagai perusahaan industri yang bergerak
di bidang makanan dan minuman menjadi mengembangkan
produk-produknya, sehingga PT. Mayora sebagai perusahaan
industri makanan dan minuman yang terkenal di pasar domestik
maupun pasar internasional, juga berusaha untuk mengembangkan
dan menciptakan inovasi produk baru. Inovasi yang dilakukan PT.
Mayora yaitu memproduksi makanan olahan baru, seperti biskuit
Slai O’lai (ada rasa strawberry, nanas, dan bluberry), dan Roma
Cream Crackers serta Roma Malkist Abon. Tidak hanya pada
biskuit tetapi inovasi produk yang dilakukan juga pada produk
lainnya, seperti permen, wafer dan chocolate, coffee, dan lainnya.

d. Teknologi
PT. Mayora memanfaatkan perkembangan teknologi di
dalam proses produksinya, yaitu pada tahapan pembuatan hingga
pengemasan makanan dan minuman yang dihasilkan dari pabrik
PT. Mayora yang menggunakan teknologi tingkat tinggi. Misalkan
saja, salah satu mesin pengemasan biskuit dari Eropa yang dimiliki
PT. Mayora, mesin tersebut diklaim sebagai mesin pengemas
terbesar di dunia. Mesin tersebut menggunakan teknologi robot
yang mampu memindahkan ribuan biskuit dalam waktu satu jam
ke tempat pengemasan.

6
Selain itu, PT. Mayora menggunakan mesin Schorch buatan
Denmark untuk memproduksi makanan jenis butter cookies.
Sedangkan untuk memproduksi permen, PT. Mayora menggunakan
mesin bermerek Bosch buatan Italia dan satu mesin permen buatan
Jepang yaitu Japan Automatic Machine (JAM). Disamping
menggunakan teknologi mesin yang canggih, Mayora juga
mendirikan laboratorium untuk setiap unit produk yang dihasilkan
dengan melakukan penelitian yang tidak hanya pada hasil produk
akhir tetapi juga pada bahan baku yang dipergunakan.

e. Ekologi
- Fenomena
Unilever merancang produk mereka agar aman bagi
konsumen, menggunakan bahan yang ramah lingkungan, mulai
dari kemasan hingga ke desain.
- Dampak pada struktur organisasi
Tentu saja Unilever akan selalu melakukan update
terhadap barang produksinya agar semakin ramah terhadap
lingkungan, sehingga Unilever akan terus melakukan research
untuk dapat menemukan bahan yang lebih ramah lingkungan
untuk digunakan dalam kemasan produknya.
- Dampak pada persaingan
Tidak banyak perusahaan produksi yang dapat
memproduksi menggunakan bahan yang ramah akan
lingkungan dikarenakan biasanya menggunakan bahan yang
tidak ramah lingkungan tergolong lebih mudah dan praktis.
- Dampak apda perilaku konsumen
Ketika konsumen sudah mengetahui bahwa Unilever
merupakan perusahaan yang ingin dilihat sebagai organisasi
yang ramah lingkungan, maka akan banyak konsumen yang
akan menggunakan produk Unilever tersebut tanpa takut
mencemari lingkungan.

7
f. Legalitas(hukum)
- Fenomena
Adanya peraturan UU. No. 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, yang hingga kini semakin ditekankan
oleh pemerintah.
- Dampak pada struktur organisasi
Dengan adanya UU tersebut, dapat memberikan dampak
pada struktur industri perusahaan. Bahwa perusahaan harus
mampu memperhatikan hal sedetail mungkin mengenai kualitas
produk, harga, pelayanan, dan lain-lain. Sehingga, hal ini akan
membawa pengaruh positif bagi perusahaan. Strukturnya
menjadi lebih tertib.
- Dampak pada persaingan
Persaingan yang terjadi antar perusahaan akan semakin
ketat. Masing-masing perusahaan akan berlomba untuk
memproduksi suatu produk yang dapat memenuhi kepuasan
tiap target pasarnya atau konsumennya sehingga akan timbul
loyalitas dari masing-masing konsumen.
- Dampak pada perilaku konsumen
Akan ada dua kemungkinan yang akan muncul dari
perilaku konsumen. Pertama, konsumen akan semakin yakin
dan tidak ragu-ragu untuk mengkonsumsi suatu produk dan
merasa leluasa dalam mengkonsumsi produk tersebut. Kedua
konsumen akan bertindak seenaknya, karena merasa dirinya
dilindungi.

2.1.2 Analisis SWOT PT. Unilever Indonesia Tbk.

8
Analisis SWOT merupakan teknik atau metode perencanaan
strategi yang bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan(strength),
kelemahan(weakness), peluang(opportunity), dan ancaman(threats)
sebuah perusahaan dalam suatu proyek atau bisnis. Berikut adalah
analisis SWOT PT. Unilever Indonesia Tbk. :

a. Strength
- Strategi promosi produk PT. Unilever yang efektif dengan
menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih,
berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik
perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat
mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan
tersebut.
- PT. Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan
konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan
iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan
penjualan di tengah pasar yang kompetitif.
- Pemimpin pasar comsumer goods di Indonesia.
- Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi,
terampil, dan termotivasi di segenap jajaran.
- Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori penting seperti
face care, savoury, dan ice cream.
- Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok,
konsumen dan distributor untuk menghantar produk dari pabrik
ke tempat penjualan.
- PT. Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri
sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat
terlayani.
- PT. Unilever memiliki moto “operational excellent with no
compromise on quality.” Unilever dalam menjalankan

9
operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas
produk.

b. Weakness
- PT. Unilever memiliki struktur matriks yang terdapat beberapa
tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama,
sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai
agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada
karyawan yang bisa menerima persan yang berbeda-beda.
Ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan
departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen
ini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
- Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
- Jumlah karyawan yang banyak.
- Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang
menyebabkan Unilever Indonesia tidak bisa begitu saja
memutuskan sesuatu.
- Lambatnya konsolidasi internal dalam mengambil keputusan.
- Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.

c. Opportunity
- Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
- Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau Kalimantan,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
- Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima
indeks kepuasan konsumen.
- Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara
produksi kosmetik yang baik.
- Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk
consumer goods.

10
- Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah
satu.
- Tinggi dan stabilnya tingkat loyalitas consumer atas produk
consumer goods 83%.

d. Threats
- Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti
minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan dasar petrolum
yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia, dan
komoditas lainnya.
- Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
- Melemahnya daya beli konsumen.
- Maraknya pemalsuan dan penyelundupan barang dari China
- Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang
menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk.
- Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
- Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
- Adanya trend perubahan gaya hidup masyarakat dari produk
tradisional-nasional menjadi produk luar negeri.
- Adanya campaign againts Unilever oleh greenpeace akibat
penggundulan hutan yang membahayakan populasi orang utan.
- Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

Setelah kita mengetahui SWOT yang dimiliki oleh PT. Unilever


Indonesia, kita juga harus mengetahui strategi SWOT yang digunakan
PT. Unilever adalah sebagai berikut :

a. Strategi SO
- Penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk yang
sudah ada.
- Peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana untuk
mengantisipasi permintaan dimasa depan.

11
- Peningkatan kecepatan proses pelayanan klaim.
- Pemantapan pola kerjasama yang sinergis dengan mitra kerja
dalam hal pemasaran IW dan SW.
- Peningkatan kehandalan sistim pengawasan.

b. Strategi WO
- Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan
memposisikan produk secara efektif.
- Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.
- Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.
- Penguatan struktur permodalan.
- Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.

c. Strategi ST
- Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang
komunikatif dan interaktif dalam hubungan antara pusat dan
daerah.
- Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk
menyelesaikan klaim sesuai dengan standar yang berlaku.
- Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa
Raharja (PERSERO)
- Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah
pada filosofi “respect to people”
- Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas
penyedia informasi.
- Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi
perusahaan.

d. Strategi WT
- Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan
dimasa depan.
- Penguatan sistim manajemen SDM.

12
- Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk
mendukung daya saing perusahaan.
- Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan
mampu mendukung proses pengambilan keputusan strategis
maupun operasional.
- Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.
- Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih
berorientasi kepada kebutuhan pasar.

2.1.3 Porter 5 Forces Analysis


Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari
Michael Porter yg sangat terkenal pada saat menganalisis persaingan
atau competition analysis. Teori tersebut sangat sangat terkenal dengan
istilah Porter Five Forces Model. Intinya sebenarnya Porter menilai
bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing dengan perusahaan
yang ada dalam industri saat ini. Kita biasanya hanya menganalisis
siapa pesaing langsung kita dan akhirnya kita terjebak dalam
”competitor oriented ” sehingga tidak mempunyai visi pasar yang jelas.
Dalam five forces model digambarkan bahwa kita juga bersaing dengan
pesaing potensial kita, yaitu mereka yang akan masuk, para pemasok
atau suplier, para pembeli atau konsumen, dan produsen produk-produk
pengganti.
Berikut ini adalah Porter Five Forces Model PT. Unilever
Indonesia Tbk. :

a. Ancaman dari Peserta Bisnis Baru


Procter & Gamble Indonesia (P&G) adalah pendatang baru di
industri Consumer Goods di tanah air. Produk-produk P&G antara
lain memiliki empat merek: Pantene, Rejoice Pro V, Head &
Shoulders serta Ascends, yang dicanangkan buat merebut pasar Asia.
Di perawatan wajah, ada Oil of Olay (dulunya Oil of Ulan). Di

13
pembalut wanita, ada Whisper. Untuk perawatan bayi, ada Pampers.
Sabun mandi: Camay, Zest. Obat-obatan bebas diterobosnya dengan
Vicks Formula 44, Vicks Inhaler dan Vicks Vaporub. Pasar permen
pun dijajakinya dengan Vicks (rasa mint dan rasa jeruk).
Manajemen strategi perusahaan :
- Dalam menghadapi para pendatang baru, Unilever terus
memperbarui dan memperkenalkan produk-produk baru dengan
tetap mempertahankan kemasan, bahan baku, dan kualitas yang
baik.
- Selalu mengikuti perkembangan trend di masyarakat, dan
memenuhi kebutuhan mereka.
b. Kekuatan Tawar Menawar Supplier
Salah satu pemasok dari produk Unilever yaitu produk kecap
bango adalah di daerah pedesaan Jawa, Unilever mengajak
kelompok tani kedelai hitam menjadi pemasok kecap bango.
Pembudidayaan dan pengolahan ikan air tawar untuk dijadikan
bahan baku penyedap rasa royco. Bahan baku diperoleh dari jenis
ikan yang sangat umum di Indonesia, namun pengolahannya perlu
penanganan khusus agar hasilnya sesuai dengan yang ditetapkan.
Manajemen strategi perusahaan :
- Melalui program manajemen kualitas pemasok (Supplier
Quality Management Programm -SQPM) Unilever mendorong
para pemasok untuk menerapkan standar tertinggi dalam
berbisnis. SQPM mencakup seluruh pemasok Unilever termasuk
pemasok kemasan, bahan baku hingga bahan parfum. Maksud
program ini tidak hanya pada peningkatan hubungan bisnis, tapi
juga mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih baik.

c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli


Pangsa pasar produk-produk Unilever telah mencakup hampir
seluruh lapisan masyarakat, yang muda maupun yang tua dan

14
produk-produk Unilever sudah dipercaya oleh seluruh masyarakat
Indonesia.
Produk-produk Unilever yang paling banyak disukai konsumen
antara lain Sari Wangi (kategori teh celup), Blue Band (kategori
margarine), Buavita (kategori minuman sari buah), Pond’s (kategori
pelembab wajah), Lifebuoy (kategori sabun mandi padat), Vaseline
(kategori hand & body lotion), Rexona (kategori deodorant), Clear
(kategori shampoo), Pepsodent (kategori pasta gigi), Sunlight
(kategori sabun cuci piring), dan Molto (kategori pewangi dan
pelembab pakaian).
Manajemen strategi perusahaan :
- Secara proaktif mendengarkan kebutuhan konsumen.
- Menanggapi dengan serius setiap persoalan pelanggan, pembeli,
dan masyarakat.
- Selalu aktif mencari masukan, usulan, dan komentar para
stakeholder, terutama dari masyarakat agar dapat menciptakan
kontribusi perusahaan lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.

d. Ancaman dari Produk Pengganti


Produk-produk pengganti terhadap produk Unilever yaitu
produk yang masih terbuat dari bahan-bahan alami. Seperti shampo
nature, perawatan kulit dari buah-buahan atau bahan alami lainnya
yang dibuat sendiri, minuman-minuman jamu seperti tolak angin,
kuku bima.
Manajemen strategi perusahaan :
- Unilever harus meyakinkan konsumen bahwa bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat produk aman untuk dikonsumsi dan
tidak membahayakan konsumen, dan selalu memproduksi dan
terus meningkatkan dalam aspek pemasaran agar produk-produk
Unilever selalu tersedia di segala penjuru daerah.
e. Ancaman dari Para Pesaing

15
Pesaing utama Unilever adalah P&G (Prector & Gambke) dan
Kraft Foods memiliki penjualan dikira-kira 140-150 negara yang
berbeda pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan utama
Unilever, memiliki penetrasi pasar di hampir setiap negara di dunia.
Pesaing lainnya yaitu antara lain, PT. Wings, PT. Kao, PT. Mandom,
PT. Johnson & Jhonson.
Manajemen strategi perusahaan :
- Unilever harus mampu memperluas operasinya ke 50 atau lebih
negara-negara baru dan memusatkan kampanye iklan pada
konsumen, bisa secara signifikan meningkatkan pangsa pasar
dalam ekonomi global.
- Unilever mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend
dan kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan
mereka.

2.2 Analisa Kinerja Produk

2.2.1 BCG Matriks PT. Unilever Indonesia Tbk.


Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui
melalui berbagai penghargaan nasional dan regional yang diterima oleh
perusahaan. PT. Unilever Indonesia melalui brand-brand nya kembali
membuktikan keunggulannya dengan meraih peringkat dalam
”Packaging Consumer Branding Award 2005” yang diselenggarakan
oleh Indonesia Brand Identity Summit (IBS) bekerjasama dengan
majalah SWA dan MIX. Divisi menjadi anjing, retrenchment dapat
menjadi strategi yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak
anjing yang mencuat kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset
besar-besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan
menguntungkan.
PT. Unilever Indonesia Tbk. akan melakukan 4 hal demi tetap
memiliki citra baik pada konsumennya, antara lain: branding, design,
technical printing, dan merchandising. Sehingga dengan cepat hal
tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli dan

16
mengkonsumsi produk-produk yang dikeluarkan oleh PT. Unilever.
Secara umum Unilever menjadi pemimpin pasar barang konsumer
(consumer goods) di Indonesia. Namun, kondisinya tidak sama untuk
setiap kategori produk dan wilayah pemasaran.
Jika kita menilik pada model two by two growth share matriks
yang dikembangkan Boston Consulting Group (BCG), maka produk
yang menjadi tulang punggung dan cash cow nya adalah produk Home
and personal care (Rinso, Pepsodent, Molto). Industri ini perputaran
uangnya sangat cepat dan sulit untuk krisis, sehingga pasarnya selalu
terjamin. Sedangkan bisnis yang sedang naik daun atau menjadi star
adalah bisnis makanan, seperti kecap Bango dan ice cream Magnum.
Sedangkan bisnis yang tergolong dalam question mark adalah surf dan
buavita. Pada posisi dog yaitu produk Pureit.

2.3 Fitur dan Lingkungan IS/IT

2.3.1 Portofolio Aplikasi IS/IT untuk Internal dan Eksternal PT. Unilever
PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah salah satu perusahaan yang
memanfaatkan teknologi. Unilever memiliki tiga bagian sistem
informasi manajemen yang digunakan, yaitu CRM (Customer
Relationship Management), IMC (Integrated Marketing
Communication), dan CSR (Corporate Social Resposibility), berikut
penjelasannya :

a. CRM (Customer Relationship Management)


CRM merupakan suatu jenis manajemen yang secara khusus
membahas mengenai penanganan hubungan antara perusahaan
dengan pelanggannya. CRM dapat diartikan sebagai satu kesatuan
penjualan, pemasaran, dan strategi pelayanan yang mencegah
terjadinya aktivitas pekerjaan yang tidak terkoordinasi antar bagian
dengan baik dan itu tergantung pada aksi perusahaan yang
terkoordinasi. CRM berkonsentrasi pada apa yang dinilai oleh
pelanggan, bukan pada apa yang perusahaan ingin jual. Sasaran dari
kerangka kerja bisnis CRM adalah menggunakan hubungan yang ada

17
untuk meningkatkan penghasilan, menggunakan informasi yang
terintegrasi untuk pelayanan yang baik, memperkenalkan konsisten,
proses dan prosedur chanel yang replicable. Tujuan utama dari CRM
adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan
profitabilitas perusahaan. Fungsi CRM untuk mendukung kegiatan
bisnis perusahaan, seperti penjualan atau sales, marketing, customer
service, training, HRD, dan lain-lain.

b. IMC (Integrated Marketing Communication)


IMC adalah sebuah konsep dari perencanaan komunikasi
pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana
komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai
disiplin komunikasi misalnya periklanan umum, respon langsung,
sales promotion, dan public relations, dan mengombinasikan
disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan
dampak komunikasi yang maksimal. IMC dapat diartikan sebagai
“Proses dari pengelolaan customer relationships yang menggerankan
brand value.” PT. Unilever menggunakan strategi Komunikasi Pasar
Terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC). Strategi
ini berupaya untuk memadukan dan mengkoordinasikan semua
saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan secara jelas,
konsisten, dan berpengaruh kuat terhadap perusahaan dan
produknya. Interactive marketing disini lebih tertuju pada bagaimana
suatu perusahaan tersebut mampu atau tidak berkomunikasi dengan
customernya atau mampu memberikan solusi yang baik, yang terkait
dengan penggunaan produk. Dalam hal ini interactive marketing juga
terkait dengan customer relationship management. Prinsip dasar dari
IMC sendiri adalah komunikasi. IMC berusaha memaksimalkan
pesan positif dan meminimalkan pesan negatif dari suatu produk
dengan sasaran menciptakan dan menyokong hubungan antar
produk.

18
c. CSR (Corporate Social Responsibility)
Pengertian CSR adalah respon sosial atau tanggung jawab sosial
terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
dalam bentuk berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk, misalnya menjaga lingkungan sekitar
perusahaan, membangun fasilitas umum, meningkatkan
kesejahteraan masyarakan sekitar, memberikan bantuan beasiswa
kepada anak yang dirasa kurang mampu, hingga memberikan
bantuan dana untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Beberapa hal
yang termasuk dalam program CSR diantaranya adalah :
- Tatalaksana perusahaan.
- Kesadaran perusahaan terhadap lingkungan.
- Standar bagi karyawan dan kondisi tempat kerja.
- Hubungan perusahaan dengan masyarakat.
- Investasi sosial perusahaan.

2.3.2 Data yang Digunakan dalam Lingkungan Bisnis PT. Unilever


a. Database pelanggan yang kuat
Database pelanggan yang kuat dapat diperoleh dengan cara
pengambilan kartu garansi yang datanya harus diisi lengkap oleh
pelanggan dengan menerbitkan kartu keanggotaan.

b. Profil dari setiap pelanggan


Ada dua hal yang dapat menjadi parameter perusahaan dalam
menentukan profiling pelanggan adalah usage dan uses. Usage
menyangkut seberapa banyak mereka menggunakan produk atau
layanan perusahaan, kapan menggunakannya dan apa saja yang
digunakan. Sedangkan uses adalah bagaimana pelanggan memakai
jasa atau produk perusahaan. Profil inilah yang kemudian dipakai
perusahaan untuk menentukan aktivitas marketing seperti apa yang
cocok diaplikasikan kepada pelanggan.

19
c. Analisis profitabilitas dari setiap pelanggan
Dalam analisis profitabilitas ada dua hal yang dinilai dari
masing-masing pelanggan. Pertama, adalah penerimaan (revenue)
yang dihasilkan dari masing-masing pelanggan, dan yang kedua
adalah biaya (cost) yang harus dikeluarkan untuk melayani masing-
masing pelanggan.

d. Interaksi dengan pelanggan yang lebih targeted dan customized


Paradigma dan cara berpikir perusahaan tidak lagi didominasi
pada bagaimana cara mendapatkan pelanggan baru, tetapi lebih
bagaimana mempertahankan pelanggan lama.

BAB III
ANALISA STRATEGIS SISTEM INFORMASI

3.1 Faktor Penentu Keberhasilan Pengaplikasikan Teknologi


3.1.1 Balanced Score Card
Balanced Score Card adalah contoh sistem pengukuran kinerja.
Balaced Score Card dipakai dalam indikator non keuangan (non
financial indicators) yang digunakan untuk meningkatkan kegagalan
dari relevansi kerugian alam akuntansi manajemen. Kinerja keuangan
(financial performance) sering mengalami kondisi yang fluktuasi
tersebut terjadi sangat mungkin disebabkan oleh ketiga faktor Balanced
Score Card itu sendiri. Kinerja keuangan akan mengalami penurunan
jika penjualan atau operasional perusahaan mengalami penurunan.
Penurunan terjadi karena salah satunya pihak konsumen merasa kecewa
atau tidak terpuaskan terhadap prduk yang dipakainya. Secara realita
setiap konsumen menginginkan kepuasan, dan kepuasan konsumen
(consumers satisfaction) hanya dapat diperoleh jika produsen mampu
melakukan identifikasi pada setiap segmentasi produk yang dituju
secara akurat.

20
Balanced Scorecard memegang peranan yang cukup
berpengaruh dalam sistem manajemen strategis perusahaan yang terdiri
dari dua tahapan utama, yaitu perencanaan dan pengimplementasian.
Dalam perencanaan yang terdiri dari empat tahap yaitu : (1) perumusan
strategi, (2) perencanaan strategi, (3) penyusunan program dan (4)
penyusunan anggaran, Balanced Scorecard berdampak signifikan dalam
tahap perencanaan strategi dan penyusunan program. Tahap
implementasi rencana yang terdiri dari dua tahap, yaitu : (1) tahap
implementasi dan (2) tahap pemantauan, Balanced Scorecard berperan
dalam memperluas ukuran kinerja personel.

a. Tahap perumusan strategi pada tahapan paling awal dari rangkaian


sistem manajemen strategi, perusahaan melakukan pengamatan
terhadap arah perubahan lingkungan mikro dan lingkungan industri
untuk dilakukan penyesuaian. Hasil pengamatan lingkungan tersebut
disinergikan dengan hasil analisis internal (melalui analisis strength,
weakness, opportunities dan threat). Hasil penggabungan tersebut
digunakan sebagai dasar untuk merumuskan visi, misi, keyakinan
dasar dan nilai organisasi. Visi perusahaan kemudian dijabarkan ke
dalam tujuan melalui strategi untuk mewujudkan tujuan dan visi
tersebut. Balanced Scorecard memperluas segmen dan penafsiran
dari lingkup makro dan industri dalam proses pengamatan
lingkungan dan analisis internal melalui analisis SWOT, ke dalam
penjabaran empat perspektif : keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal dan pembelajaran dan pertumbuhan.

b. Tahap Perencanaan Strategi yang telah ditetapkan dalam perumusan


strategi dijadikan alat untuk menerjemahkan tujuan perusahaan
menjadi sasaran-sasaran strategi ke dalam empat perspektif Balanced
Scorecard. Pada tahap ini, setiap sasaran strategi kemudian

21
ditetapkan berbagai inisiatif strategik untuk mewujudkan sasaran
tersebut. Balanced Scorecard berperan untuk mengkomperhensifkan
sasaran dan inisiatif strategi yang ditetapkan dan juga memiliki
kekoherenan diantara keduanya.

c. Tahap Penyusunan Program pada tahap penyusunan program,


inisiatif strategik yang telah terbentuk kemudian dijabarkan ke dalam
program-program jangka panjang. Penyusunan program ini juga
menyertakan perkiraan sumber daya yang diperlukan atau diperoleh
dari pelaksanaan program tersebut. Balanced Scorecard
menghasilkan program jangka panjang yang juga komperhensif dan
saling menunjang satu dengan yang lainnya.
d. Tahap Penyusunan Anggaran Aktivitas paling utama dalam tahap
penyusunan anggaran adalah menjabarkan program-program
komperhensif yang telah disusun ke dalam rencana kegiatan jangka
pendek, disertai dengan perkiraan sumber daya yang diperlukan dan
diperoleh dari kegiatan tersebut. Oleh karena merupakan penjabaran
program-program yang komperhensif, maka rencana kegiatan jangka
pendek yang dihasilkan dalam tahap penyusunan anggaran juga
mencakup perspektif yang komperhensif. Karena anggaran yang
disusun berdasarkan program, berbagai program yang disusun
berdasarkan inisiatif strategi yang diterapkan untuk mewujudkan
sasaran strategi, sasaran strategi merupakan penerjemahan strategi
untuk mencapai tujuan dan visi, maka dari visi sampai dengan
anggaran jangka pendek membentuk suatu mata rantai sistem yang
koheren dan saling berhubungan.

e. Tahap Implementasi dan Tahap Pemantauan Pada tahap


pengimplementasian, rencana kegiatan yang telah tercantum dalam
dokumen anggaran dilaksanakan oleh segenap manajemen
perusahaan. Pada tahap ini Balanced Scorecard digunakan untuk
mengukur kinerja personel di keempat perspektif, baik di perspektif

22
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan
pembelajaran. Pada tahap pemantauan, hasil pengukuran kinerja
personal di keempat perspektif Balanced Scorecard tersebut
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan dalam anggaran
dan target yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategi. Hasil
perbandingan antara pengukuran kinerja dengan target anggaran
digunakan untuk mengevaluasi kinerja jangka pendek personel,
sedangkan hasil pembandingan antara hasil pengukuran kinerja
dengan target yang ditetapkan dalam perencanaan strategik
digunakan untuk mengevaluasi kinerja jangka panjang personel.

Komponen Persperktif Balanced Scorecard adalah sebagai


berikut :

a. Perspektif pelanggan.
Perspektif ini menunjukkan seperti apa perusahaan di mata
pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat
korporasi dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan
biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh
pelayanan. Dimensi kebutuhan pelanggan demikian pada akhirnya
akan menentukan bagaimana perusahaan dilihat oleh pelanggan.
Semakin baik persepsi pelanggan, semakin baik pula nilai korporasi
dimata pelanggan.

b. Perspektif keuangan.
Pertanyaan yang harus dijawab korporasi di sini adalah
bagaimana kita dilihat oleh pemegang saham baik pada jangka
pendek maupun jangka panjang. Korporasi bisa rugi pada waktu
tertentu, akan tetapi pemegang saham menyadari bahwa setelah itu
korporasi akan mendapat keuntungan, sehingga dividen akan
diperoleh. Semakin baik korporasi dimata pemegang saham, semakin
aman korporasi memperoleh sumber modal.

23
c. Perspektif proses bisnis internal.
Ukuran ini menunjukkan dalam proses produksi seperti apa
korporasi lebih baik. Orientasi kepada pelanggan memang mutlak,
akan tetapi permasalahan bagi manajemen adalah bagaimana caranya
menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan.

d. Perspektif pembelajar dan pertumbuhan.


Perspektif ini menunjukkan bagaimana korporasi dapat bertahan
dan kmampu berubah sesuai dengan tuntutan eksternal. Penentuan
Scorecard Tidak mudah untuk menyepakati ukuran apa yang
dijadikan keberhasilan satu perusahaan, karena didalamnya selalu
ada unsur konflik antar bagian.

3.1.2 Analisis CSF (Critical Success Factor)

Merupakan sebuah metode analisis dengan mempertimbangkan


beberapa hal yang kritis di dalam lingkungan perusahaan untuk
mendefinisikan faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan dan
kesuksesan perusahaan atau organisasi dan dapat ditentukan jika
objektif organisasi telah diidentifikasi.

Berikut ini merupakan analisis CSF PT. Unilever adalah :

a. Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kepentingan Unilever adalah mempertajam jenis dan ragam
keterampilan dan potensi yang dimiliki para karyawan, dengan
menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan yang

24
dirancang untuk membangun kompetensi teknis maupun softskill
seperti kepemimpinan.

b. Customer Development
Unilever terus berinvestasi untuk membangun hubungan dengan
konsumen dengan menyediakan produk yang membuat mereka
nyaman serta memperkaya kehidupan mereka sehari-hari. Artinya
Unilever perlu terus berinvestasi meningkatkan infrastruktur dan
kapabilitas serta mengembangkan kemitraan dan kolaborasi dengan
toko segala ukuran khususnya usaha kecil untuk mendorong laju
perekonomian Indonesia.

c. Manajemen dan Sumber Daya Manusia


Komitmen Unilever adalah menyediakan lingkungan kerja yang
menantang sekaligus menguntungkan yang memupuk kreativitas dan
inovasi telah memungkinkan Unilever untuk mempertahankan
jumlah pengurangan karyawan jauh di bawah rata-rata pasar.

d. Direct Marketing
Direct Marketing merupakan salah satu fungsi IMC dapat
diartikan sebagai proses yang mempunyai fungsi dalam menciptakan
dan memelihara hubungan yang menguntungkan customer dan
stakeholder. Unilever dengan mengontrol dan mempengaruhi secara
strategis semua pesan yang terkirim masuk untuk mereka.

e. Sales Promotion
Sales promotion digunakan untuk memotivasi customer agar
tertarik untuk membeli produk yang dipicu dengan adanya
penawaran produk dalam jangka waktu terbatas. Unilever sering
menggunakan strategi ini dan telah terbukti dapat meningkatkan
omset penjualan.

25
f. Public Relation
Public relation biasa digunakan sebagai media tanpa bayar untuk
menyampaikan brand information guna mempengaruhi calon
customer dan melengkapi strategi marketing yang lain.

g. Personal Selling
Personal Selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang
penjual menjelaskan fitur dari suatu brand untuk kepentingan
pembeli. Dalam personal selling dilibatkan komunikasi yang sifatnya
tatap muka dan kegiatannya pada sekarang ini terfokus pada
pemecahan masalah dan penciptaan nilai bagi customer.

h. Advertising
Merupakan suatu bentuk dari presentasi non-personal dan
promosi dari suatu ide, barang atau jasa yang berbayar dan dilakukan
oleh perusahaan. Karakteristik dari iklan adalah bersifat non-
personal, komunikasi satu arah, ada sponsor, dan bertujuan
mengubah sikap dan perilaku customer.

i. Publicity
Publicity adalah salah satu jasa yang disediakan oleh public
relation untuk membantu menangkap perhatian publik dan
membedakan perusahaan tersebut dari perusahaan lain yang menjadi
saingannya.

j. Events / Sponsorship
Events adalah situasi yang signifikan yang mempunyai faktor
utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan customer dalam
event tersebut.

26
k. Interactive Marketing
Interactive marketing lebih tertuju pada bagaimana suatu
perusahaan mampu atau tidak berkomunikasi dengan customer atau
mampu memberikan solusi yang baik yang terkait dengan
penggunaan produk.

l. Supply Chain
Unilever mendefinisikan supply chain sebagai keseluruhan cara
mereka menjalankan bisnis dari awal sampai akhir, mulai dari
pengadaan bahan mentah, sampai tersedianya produk di rak toko.
Keberhasilan bisnis Unilever bergantung pada supply chain yang
dapat diandalkan dan sustainable, yang dapat mendukung
profitabilitas dengan cara secara efektif merespons pasar yang
berubah-ubah, tidak pasti, kompleks, ambigu.

3.1.3 Kebutuhan IS / IT

Kebutuhan IS/IT adalah kebutuhan dimana sebuah perusahaan


atau organisasi menggunakan atau mengaplikasikan Sistem Informasi
atau Teknik Informatika guna membantu dalam perusahaan.

Beberapa kegunaan IS/IT adalah sebagai berikut :

a. Membantu dalam proses pengambilan keputusan


b. Membantu dalam menemukan suatu masalah
c. Membantu dalam membandingkan kinerja bisnis
d. Membantu dalam hal koordinasi antar departemen

Sistem Informasi atau Teknik Informatika yang digunakan


adalah di bidang sebagai berikut :

a. Komunikasi
Tim Communications di Unilever memastikan stakeholder tetap
mendapat informasi tentang bisnis kami. Dalam departemen ini, tim
difokuskan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif ke audiens
yang berbeda baik di dalam maupun di luar perusahaan dari

27
karyawan sampai investor, jurnalis, pencari kerja, LSM, mitra bisnis,
pelanggan dan konsumen. Ini adalah peran untuk melindungi
reputasi Unilever dan berbagi informasi tentang produk, tujuan dan
nilai-nilai.

b. Customer Development
Tim Customer Development kami bermitra dengan pelanggan
untuk merintis produk, kategori dan konsep baru. Baik itu
manajemen kategori, mengembangkan dan menerapkan solusi dan
aktivasi brand/kategori, atau manajemen account yang berfokus pada
omset, keuntungan dan pangsa pasar.

c. Human Resources
Menyampaikan dan terus meningkatkan proses end-to-end HR
seperti rekrutmen, learning, reward, dan administrasi tenaga kerja.
Mereka juga melacak, memantau dan secara aggressive mengelola
kinerja pelayanan untuk memastikan bahwa pelayanan disampaikan
dengan kualitas yang ditentukan dan dengan biaya yang optimal.

d. Marketing
Marketing dibagi menjadi dua bidang:
Brand Development - Menciptakan visi yang menarik untuk
brand dan merencanakan pengembangan seluruh bagian pemasaran.
Ini termasuk komunikasi brand, inovasi dan renovasi serta proposisi
melalui saluran yang khusus.
Brand Building - Menerjemahkan visi ke dalam konteks pasar
lokal, merencanakan aktivitas praktikal dan memastikan rencana
tersebut dijalankan dengan sempurna. Tugas utamanya adalah
mendapatkan pangsa pasar dan pendapatan, dengan cara memimpin

28
keseluruhan operasional di nasional. Marketer memiliki peran
penting untuk berinteraksi dengan konsumen, melalui brand, untuk
mengkomunikasikan dan melibatkan konsumen dalam misi
sustainability.

e. Research & Development


Dalam divisi ini dapat terlibat dalam berbagai hal, seperti
perlindungan paten, pendisiplinan peraturan, atau desain produk.
Mungkin juga akan bertugas untuk mengecek kualitas sistem atau
meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan.
Pekerjaan di divisi ini sangat bervariasi, mulai dari projek praktis,
sampai merencanakan bagaimana perusahaan melakukan pekerjaan
di masa depan.

f. Information Technology
Teknologi informasi harus bisa menyetir efisiensi dengan
mencipatakan cara kerja untuk meningkatkan operasi, memberikan
sistem yang lebih cerdas dan memberikan hasil yang lebih baik. IT
adalah departemen yang secara terintegrasi memfasilitasi cara kerja
yang lebih efektif dan kerjasama tim yang lebih dekat untuk
mencapai competitive advantage baik secara lokal maupun global.
Peran IT dibagi menjadi :
- Business partnering
Memberikan saran, bantuan dan keunggulan teknologi kepada
bisnis untuk memaksimalkan manfaat dari produk dan layanan yang
tersedia.
- Services
Sumber kemitraan dengan vendor dan mengelola pemasok
eksternal serta negosiasi kontrak untuk terus meningkatkan
pelayanan.

29
BAB IV
USULAN STRATEGI SISTEM INFORMASI

4.1 Usulan Strategi Sistem Informasi

4.1.1 Menggunakan Tenaga Robot untuk Proses Produksi


Menggunakan tenaga robot untuk proses produksi akan
menambahkan banyak keuntungan, diantaranya adalah hasil yang lebih
sempurna dengan minim kesalahan. Biasanya apabila sebuah
perusahaan atau pabrik yang menggunakan tenaga manusia lebih
banyak kesalahan atau dikenal dengan istilah gagal produk, dengan
adanya produk yang gagal maka secara otomatis minat pembelian akan
berkurang dan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Sehingga
akan sangat disarankan untuk menggunakan tenaga robotik, guna
meminimalisir human error.
Keuntungan yang kedua bagi perusahaan yang menggunakan
tenaga robotik adalah, dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih
cepat. Dibandingkan dengan tenaga manusia, tenaga robot pasti jauh

30
lebih cepat dan praktis karena manusia dapat mengalami lelah, dan
ketika lelah maka secara otomatis kinerja yang dihasilkan juga
menurun. Sedangkan ketika menggunakan tenaga robot, robot tidak
mengenal waktu dan tidak mengenal lelah sehingga kinerja akan
konstan.
Ketiga, keuntungan yang akan didapatkan adalah biaya
operasional yang lebih minim, sehingga akan sangat menguntungkan
perusahaan. Satu tenaga robot akan dapat menggantikan beberapa
tenaga manusia, yang berarti perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang
banyak untuk menggaji para karyawan, dan dapat menghemat harga
jual barang tersebut karema biaya operasional yang lebih murah.
Disamping keuntungan-keuntungan yang diperoleh tersebut,
perusahaan juga akan mengalami beberapa kerugian, diantaranya adalah
ketika menggunakan tenaga robotik maka perusahaan perlu
mengeluarkan biaya untuk maintenance atau biaya pemeliharaan bagi
robot-robot tersebut agar dapat tetap menjalankan tugasnya dan tidak
mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan lebih banyak kerugian
bagi perusahaan.
Kerugian yang lain yang dapat ditimbulkan dengan
menggunakan tenaga robotik adalah perusahaan harus menyediakan
seseorang yang dapat mengoperasikan robot tersebut agar robot tersebut
dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Kerugian yang lain akan berdampak kepada negara Indonesia
karena dengan menggunakan tenaga robotik, maka secara otomatis akan
ada pemecatan pegawai besar-besaran karena semua sudah tergantikan
oleh robot dan akan menyebabkan angka pengangguran di Indonesia
meningkat.
Menjalankan robot tidak semudah yang dibayangkan, robot juga
membutuhkan sebuah aplikasi untuk menjalankannya, dengan
menggunakan aplikasi tersebut maka si pembuat robot, juga harus
membuat aplikasinya guna untuk menjalankan robot tersebut.

4.2 Strategi Manajemen Organisasi

31
Tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan adalah tekanan nilai mata
uang, kenaikan biaya pekerja, dan pengurangan subsidi BBM akan
menyebabkan inflasi yang semakin meninggi yang tentunya akan mengurangi
margin perusahaan.
Strategi efektif yang harus dilakukan perusahaan adalah menciptakan
peluang pasar terutama bagi pelanggan kelas menengah yang terus tumbuh.
Perseroan harus mengembangkan upaya peningkatan efektifitas biaya internal
sehingga jika terjadi gejolak di tingkat makro ekonomi maka keuangan
perusahaan tidak terganggu.
Perseroan juga harus mengembangkan pasar dengan menerika feedback
dari konsumen, memperluas pola konsumsi dan memberikan manfaat yang
lebih besar dari setiap produk di seluruh kategori.

Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan


internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Unilever menekankan, akuisisi
hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah
ada.
Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan
memasarkan barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan
Unilever dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia
ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux
buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in
Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever
Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.

4.3 Strategi IS/IT

4.3.1 IMC (Intergrated Marketing Communication)


IMC yang digunakan Unilever berusaha untuk memaksimalkan
pesan positif dan meminimalkan pesan negatif dari suatu brand, dengan
sasaran menciptakan dan menyokong brand relationship. Untuk

32
membangun hubungan jangka panjang, IMC juga digunakan untuk
membangun dan memperkuat brand. Brand relationship yang positif
juga akan menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai dari
pemegang saham perusahaan tersebut.
Komunikasi disini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan
brand awareness atau pencitraan produk yang baik saja, namun juga
harus dapat menimbulkan hasil penjualan yang baik.

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah perusahaan multinasional yang
berkantor pusat di Rotterdam, Belanda (dengan nama Unilever N.V.) dan
London, Inggris (dengan nama Unilever plc.) Unilever memproduksi
makanan, minuman, pembersih, dan juga perawatan tubuh. Tentu saja
Unilever memiliki analisis SWOT dan PESTEL yang berguna untuk
mengetahui apa kekuatan produk, kelemahan produk, kesempatan produk
yang bisa naik daun, dan ancaman produk yang dimiliki oleh Univeler.
Usulan sistem informasi sebagai pembangun perusahaan yang dapat
dilakukan adalah dengan menggunakan tenaga robotik tetapi ada beberapa
kelebihan diantaranya adalah biaya operasional yang minim, waktu produksi
yang cepat, minimal cacat produk, dan beberapa kekurangan diantaranya
adalah biaya maintenance yang cukup sering, harus memiliki seseoang yang
pandai mengoperasikan robot tersebut, dan memiliki aplikasi untuk

33
menjalankan robot tersebut agar dapat melakukan kinerja yang diinginkan
perusahaan.

DAFTAR PUSAKA

https://www.mayoraindah.co.id

34

Anda mungkin juga menyukai