Anda di halaman 1dari 12

PROJEK

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

“Strategi Pengembangan Usaha Boba di Binjai”


Dosen Pengampu :

KORNELIUS HAREFA, SE. M.Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Elisabeth Melania Sijabat (7193220033)

Lestaria Oktavia Sinamo (7193520053)

Maisyaroh (7191220005)

Putri Syahdina (7193520064)

PRODI AKUNTANSI NON DIK


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa, dimana atas
berkatnya kita masih diberikan kesehatan hingga pada saat ini, sehingga dalam kesempatan
ini kita masih diberikan kelancaran dan dibukakan pintu pikiran dalam proses pembuatan
tugas Rekaya Ide yang merupakan salah satu tugas wajib dalam mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan dan dapat diselesaikan tepat waktu.

Kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan Bapak Kornelius Harefa, SE., M.Si yang telah memberikan tugas ini.
Tugas Rekaya Ide ini kami susun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua untuk bisa menganalisis data yang telah dilakukan.

Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan tugas yang akan datang menjadi lebih baik. Kami sadar bahwa Rekaya Ide ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing
kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan Rekaya Ide kami di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Kami berharap semoga tugas
ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca dan khusunya bagi kami
sendiri.

Medan, 18 November 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3


A. Pengertian Usaha .......................................................................................................... 3
B. Sejarah Street Boba ...................................................................................................... 5
C. Teori Tentang Pemasaran ............................................................................................. 6

BAB III : PENUTUP ............................................................................................................... 8


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bubble milk tea merupakan minuman yang berasal dari Taiwan pada tahun 1980.
Minuman ini mirip dengan teh tarik, yaitu campuran susu dan pilihan gula yang dipercantik
dengan topping bola-bola tapioka. Bola-bola yang menyerupai gelembung menjadi identitas
awal dari nama bubble tea. Teh yang digunakan biasanya adalah teh hitam, teh hijau dan teh
oolong. Ada yang murni benar-benar teh dengan bubble saja atau dengan tambahan susu yang
membuatnya menjadi bubble milk tea (Susanto dan Yuwono, 2019). Topping pada bubble
tersebut merupakan produk olahan tapioka yang umumnya berwarna hitam dan berbentuk
bulat seperti bola dengan tekstur yang kenyal, bisasanya berdiameter 2-8 mm. Bubble yang
belum dimasak mempunyai tekstur yang keras, tetapi jika sudah dilakukan pemasakan akan
menjadi menjadi translusent dan kenyal serta lembut (Law dkk., 2004).

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Indonesia menjadi negara yang


kompetitif dalam daya saing ekonomi baik dalam pasar domestik maupun ekspor
(Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2018). Berdasarkan data World Economic
Forume (WEF), pasar Indonesia diakui sangat potensial dengan ukuran pasar terbesar pada
peringkat ke-9. Potensi bubble milk tea tentunya masih sangat menjanjikan ke depannya.
Minuman ini kerap menjadi pilihan utama setelah jam makan siang dan semakin fenomenal
dengan variasi dan inovasi yang ada. Menurut sebuah studi oleh Fortune Business Insights,
pasar global untuk bubble milk tea pada tahun 2018 adalah sekitar USD 1,89 miliar dan
diperkirakan akan tumbuh hampir dua kali lipat hingga USD 3,49 miliar dalam 8 tahun
mendatang yaitu pada tahun 2026. Pernyataan tersebut membuat bisnis industri termasuk
bubble milk tea harus mulai memikirkan cara untuk tetap bertahan dalam persaingan yang
ketat dengan membuat startegi bisnis yang bijak untuk menyesuaikan dan memenuhi
keinginan pelanggan. Sebagai data tambahan, GrabFood mengatakan bahwa rata-rata
pengguna di Indonesia memesan tiga cangkir bubble milk tea per bulan. Pesanan untuk
bubble milk tea meningkat 30 kali lipat dari tahun lalu di kawasan Asia Tenggara. Selain itu,
Indonesia memiliki pertumbuhan permintaan bubble tea tertinggi, lebih khusus jumlah

1
pesanan meningkat sekitar 85 kali antara Januari dan Desember 2018. (Susanto dan Yuwono,
2019).

Produk yang akan diproduksi merupakan bubble milk tea “Stand Boba Binjai” yang
terbuat dari teh susu (Susu sapi merek “Diamond Milk” dan Teh Celup Merek “Sariwangi”),
tepung beras merah (varietas Cempo Merah), tapioka dan gula aren. Bubble milk tea “Boba
Mates” yang diproduksi memiliki skala produksi usaha kecil. Bubble milk tea “Stand Boba
Binjai” yang diproduksi akan dikemas dengan kemasan botol. Kapasitas produksi yang
direncanakan untuk usaha bubble milk tea “Stand Boba Binjai” adalah 100 botol per hari.
Lokasi usaha bubble milk tea “Stand Boba Binjai” direncanakan didirikan di Jalan Gunung
Rinjani, Binjai Selatan.

B. Tujuan
1. Merencanakan pengembangan strategi usaha bubble milk tea “Stand Boba Binjai”
pada skala usaha kecil.
2. Mengkaji serta mengevaluasi kelayakan usaha bubble milk tea “Stand Boba Binjai”

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen dalam membeli minuman boba
non-waralaba?
2. Apa saja pertimbangan konsumen dalam membeli minuman boba non-waralaba?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Usaha

Usaha kecil merupakan kelompok usaha yang peranannya sangat signifikan dalam
meningkatkan perekonomian Indonesia, dengan jumlah usaha kecil yang diperkirakan
sebagian besar bergerak disektor informal. Pada awalnya, usaha kecil dapat berkembang dan
maju, namun tidak sedikit yang mengalami kegagalan bahkan tidak beroperasi lagi. Hal ini
tentu dipenagruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain yaitu
sumber daya manusia, prodiksi atau operasional, finansial, pemasaran, kemitraan,
infrastruktur dan regulasi.

Pada dunia bisnis sering terjadi yang namanya persaingan. Untuk menjaga persaingan
ini tetap sehat maka diperlukanlah seperangkat hukum yang mengatur tentang etika berbisnis
yang baik. Bisnis yang dikelola oleh pelaku usaha dengan susah payah, yang pada puncaknya
mendapat pangsa pasar di masyarakat harus ada pembatasan. Dalam mengantisipasi
persaingan ini para pelaku usaha perlu melakukan yang namanya strategi dalam pemasaran
produk dalam sebuah bisnis. Sehingga bisnis yang dijalankan dapat bertahan dan tetap eksis
dalam menjalankan tujuan yang telah direncanakan.

Strategi adalah suatu rencana aksi yang menyelaraskan sumbersumber dan


komitmen organisasi untuk mencapai kinerja unggul. Keunggulan bersaing atau kompetitif
adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang
mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Biasanya strategi
pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan atau frekuensi prilaku konsumen,
seperti peningkatan kunjungan pada toko tertentu atau pembeli produk tertentu. Hal
ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang
diarahkan pada pasar sasaran yang dipilih.

Strategi pemasaran (marketing strategi) sangat menentukan pasar target dan bauran
pemasaran yang terkait. Strategi ini merupakan gambaran besar mengenai yang akan
dilakukan oleh suatu perusahaan di suatu pasar. Dibutuhkan dua bagian yang saling
berkaitan, yaitu:

3
1. Pasar target (target market), merupakan kelompok pelanggan yang homogen yang
ingin ditarik oleh perusahaan tersebut.
2. Bauran pemasaran (Marketing mix) merupakan variabel-variabel yang akan diawasi
oleh perusahaan terkait untuk memuaskan kelompok yang ditargetkan. Minuman boba
merupakan salah satu jenis minuman kekinian yang banyak bermunculan ditengah
masyarakat Indonesia sejak beberapa tahun terakhir.

Minuman boba pertamakali ditemukan pada tahun 1980 di Taiwan berupa zhen zhu
nai cha, atau dalam bahasa Indonesia teh susu mutira atau teh susu boba. Teh susu boba
adalah minuman teh susu rasa buah dengan diberi topping berupa bola-bola yang bertekstur
kenyal yang terbuat dari tepung tapioka dengan brown sugar yang berwarna kehitaman
yang dikenal dengan nama “boba”. Sejak beberapa tahun gerai-gerai minuman boba tersebut
di tengah masyarakat Indonesia seiring dengan besarnya popularitas minuman tersebut,
terutama dikalangan remaja dan dewasa muda.

Meningkatnya penjualan minuman Boba di Kota Binjai


dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang digunakan tepat sasaran. Strategi pemasaran
meliputi lokasi yang strategis, pelayanan yang ramah, dan harga yang terjangkau. Penjual
minuman Boba umumnya sebelum membuka usaha tersebut tentunya memperhatikan
lokasi berjualan terlebih dahulu. Lokasi usaha sangat penting untuk kemudahan pembeli
dan menjadi strategi utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi usaha yang strategis akan
menarik perhatian pembeli. Letak atau lokasi akan menjadi penting untuk memenuhi
kemudahan pembeli. Pembeli tentu akan mencari jarak tempuh terpendek. Walau tidak
menutup kemungkinan pembeli dari jarak jauh akan membeli, tapi presentasinya kecil.
Sedangkan pelayanan dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan konsumen, baik saat
menyapa maupun melayani konsumen. Pelayanan juga sangat penting dalam penjualan
minuman Boba karena memberikan pelayanan yang baik adalah suatu keharusan agar
pembeli merasa puas. Harga juga berpengaruh karena harga jual minuman Boba cukup
terjangkau bagi masyarakat umum.

Pengembangan suatu produk pada perusahaan manufaktur yang dikaitkan dengan


kinerja perusahaan merupakan salah strategi pemasaran yang harus diperhatikan dalam
peningkatan produktivitas dan persaingan global. Minuman Boba melakukan strategi
pemasaran dengan berinovasi secara tepat dengan memproduksi aneka rasa, yaitu:

4
chocolate, mochalate, coffe variant, lava variant, other variant, brown sugar variant, tea
variant,chocolate ice, squash variant, yakul variant, dan masih banyak lagi.

B. Sejarah Street Boba

Teh susu sudah lama terkenal di Taiwan. Liu Han-Chieh, pertamakali mendapatkan
ide untuk menambah bola tapioka atau boba dengan es teh susu. Sampai saat ini tren boba teh
sangat merajalela di Indonesia. Rasa teh susu yang manis dan boba menjadi sensasi yang baru
minum teh. Berbagai macam makanan dan minuman telah hadir di sekitar kita, baik yang
berasal dari lokal, maupun internasional.Apalagi saat ini, di daerah Asia Tenggara sedang
diserang dengan demam boba. Sebagaimana diketahui, minuman boba sendiri saat ini sedang
hits yang menjadi tren. Penjual minuman boba ini bisa kita temukan di mana saja, mulai
dari yang murah hingga yang mahal. Berbagai merek minuman boba kekinian pun hadir
untuk semua kalangan, salah satunya adalah Street Boba.

Street Boba merupakan brand franchise yang diluncurkan oleh Nikmat Group. Group
ini merupakan kumpulan pengusaha kuliner yang juga membawahi brand seperti Kopi Lain
Hati dan Gilak. Brand ini peratama kali di remikan oleh Jovi Adhiguna pada awal tahun
2020. Jovi sendiri merupakan seorang selebgram yang berfokus dalam bidang lifestyle dan
fashion. Ia juga merupakan owner dari Gildak, waralaba makanan yang menjual snack Korea.

Street Boba memiliki visi Dan misi sebagai berikut:

Visi

Memberikan pengalaman yang berbeda kepada para pembeli, serta memberikan pelayanan
yang terbaik dan berkesan sehingga pelanggan senantiasa mau datang kembali.

Misi

 Memberikan pengalaman baru dan berbeda serta berkesan untuk para pelanggan, agar
mereka senantiasa mau datang kembali.

 Menyediakan segala bahan untuk menciptakan minuman yang terbaik dan bermanfaat
untuk para pelanggan, namun dengan harga yang terjangkau.

5
 Membuka cabang-cabang lain di kota-kota besar lainnya.

 Selain itu juga terdapat peralatan penujang bisnis Street Boba diantaranya yaitu:
Palstic Cup (gelas plastik dengan desai yang menarik). Paper Cup (pilihan gelas yang
lebih ramah lingkungan dengan desain yang menarik). Sedotan Boba (sedotan yang
lebih higienis). Menu Board (papan menu sekaligus penghias booth).

 Y- Banner (alat promosi produk minuman Boba dengan desain yang menarik).

 Apron Street Boba (Celemek seragam bertuliskan produk Street Boba).

 Tim Profesional

Strategi yang Akan Dikembangkan

1. Penggunaan Sistem Yang Efesien

2. Kualitas Bahan Baku Terjamin

Street Boba memiliki standar yang ketat dalam memilih bahan baku yang digunakan
untuk minumannya. Hal tersebut tentunya sangat penting mengingat rasa adalah
senjata utama dari bisnis F&B yang harus dijaga.

3. Cepat Balik Modal

C. Teori Tentang Pemasaran


1. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memahami


kebutuhan dan keinginan pasar, mendekatkan barang, mengkomunikasikan, dan
mempengaruhi untuk membeli barang atau jasa agar konsumen dapat dipuaskan.
Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan untuk mensosialisasikan cara konsumen dalam
rangka memenuhi kebutuhan melalui kreatifitas, pengenalan dan pertukaran nilai barang atau
jasa.

Pemasaran merupakan suatu proses dalam memilih pasar sasaran atau target pasar
untuk memenuhi kebutuhan konsumen yaitu dengan cara mengembangan produk yang akan

6
menimbulkan pertukaran nilai antara produsen dengan konsumen sehingga konsumen merasa
puas, dan perusahaan akan memperoleh laba.

2. Tujuan dan Manfaat Strategi Pemasaran

Tujuan pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain


yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya
perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut
terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli,
peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan
perubahan faktor lingkunganpasar lainnya. Kotler mengemukakan bahwa pemasaran
mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan
pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor dalam
rangka mendapatkan serta mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka
panjang mereka.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami tujuan akhir pemasaran adalah membuat
organisasi mencapai tujuannnya. Tujuan utama dalam sebuah bisnis adalah mencari laba atau
keuntungan.

Selain tujuan strategi pemasaran juga memiliki tujuan, mennurut William J. Shultz,
manfaat pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang terlibat dalam
menggerakkan barang dan jasa dari produsen sampai ke tangan konsumen. Dalam konsep
fungsi pemasaran mengklasifikasikan fungsi-fungsi pemasaran atas tiga fungsi dasar yaitu;
fungsi transaksi melalui transfer meliputi: pembelian dan penjualan; fungsi supply fisik
(pengangkutan dan penggudangan atau penyimpanan); dan fungsi penunjang (penjagaan,
standarisasi dan grading, financing, penanggungan resiko dan informasi pasar).

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bubble milk tea merupakan minuman yang berasal dari Taiwan, yaitu campuran susu
dan pilihan gula yang dipercantik dengan topping bola-bola tapioka. Bola-bola yang
menyerupai gelembung menjadi identitas awal dari nama bubble tea. Topping pada bubble
tersebut merupakan produk olahan tapioka yang umumnya berwarna hitam dan berbentuk
bulat seperti bola dengan tekstur yang kenyal, bisasanya berdiameter 2-8 mm. Bubble yang
belum dimasak mempunyai tekstur yang keras, tetapi jika sudah dilakukan pemasakan akan
menjadi menjadi translusent dan kenyal serta lembut. Bentuk usaha produksi bubble milk tea
“Stand Boba Binjai” berupa usaha perorangan dengan kategori kelompok Usaha Mikro Kecil
dan Menengah UMKM). Produk yang akan diproduksi merupakan bubble milk tea “Stand
Boba Binjai” yang terbuat dari teh susu, tepung beras merah, tapioka dan gula aren. Produksi
minimum “Stand Boba Binjai” dalam sehari ialah 100 botol yang dikerjakan selama 20 hari
per bulan dengan 8 jam kerja per hari. Produksi dilakukan di Jalan Gunung Rinjani, Binjai
Selatan. Seluruh tahapan proses produksi dan distribusi dilakukan oleh pemilik usaha dan
karyawan yang meliputi penimbangan bahan baku dan pembantu, proses pencampuran,
pengulenan, pencetakan, perebusan, dan pengemasan. Hasil analisa ekonomi bubble milk tea
“Stand Boba Binjai” menunjukkan bahwa ROR setelah pajak sebesar 185,31% dengan
MARR sebesar 13,25%, POT setelah pajak sebesar 6 bulan 20 hari dan BEP sebesar 57,33%.
Berdasarkan faktor teknis dan ekonomi, unit usaha bubble milk tea “Stand Boba Binjai” yang
direncanakan layak untuk dikembangkan lebih lanjut.

B. Saran

Diharapkan bagi para pembaca, terutama mahasiswa untuk bisa mengerti lebih dalam
lagi mengenai Usaha kecil dan Menengah karena dengan adanya pemahaman yang lebih akan
mendorong kita untuk mengembangkan dan memajukan UMKM di Indonesia dengan
kemajuan UMKM di Indonesia dapatmengengurangi kemiskinan serta majunya
perekonomian di Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

DR. H.B. Siswanto, M.Si. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.
Partomo, Tiktik Sartika., Abd.Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah &
Koperasi. Bogor : Ghalia Indonesia, 2002.

http://www.kerjausaha.com/2013/01/mengenal-usaha-mikro-kecil-dan-menengah.html

Anda mungkin juga menyukai