Anda di halaman 1dari 3

Nama : Isro Fahmi Ardianto

NIM : 1706619072
Kelas : S1 Akuntansi A 2019

PT SIANTAR TOP TBK


PT. Siantar Top, Tbk dimulai dari bentuk industri rumah tangga yaitu pada tahun 1972 di
Sidoarjo dengan produk yang pertama kali dibuat adalah kerupuk ubi dengan jumlah karyawan 5
orang. Seiring dengan bertambahnya jenis produk yang dihasilkan dan juga jumlah permintaan
sehingga pada tahun 1987 didirikan suatu pabrik dalam skala yang cukup besar dengan nama PT.
Siantar Top, yang berlokasi di Sidoarjo (Surabaya). Perusahaan semakin berkembang pesat dan
pada tahun 1996 mencatatkan sahamnya di lantai Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek
Indonesia).
Produk-produk PT. Siantar Top :
a. Snacks = Twistko, 2000, Tic Tic
b. Biskuit dan wafer = Go Potato, Goriorio, Go!
c. Noodle snacks = Mie Gemez Enaak, GEMEZ, Suki, Spix
d. Instant noodles = Jaya Mie
e. Coffee = O’Krimer, Maestro
f. Vermicelli = Idola Bihun Jagung
Pengembangkan usaha dan pendistribusian produk yang dihasilkan pada tahun 1997 PT.
Siantar Top, Tbk melakukan ekspansi ke pulau Sumatera, khusus ke Sumatera Utara, sehingga
pada tahun 1997 dibangun pabrik di Jalan Raya Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun
Sari Kabupaten Deli Serdang dan mulai beroprasi tahun 1998. Selain mengembangkan pasar
dalam negeri, perusahaan juga terus mengembangkan pasar ekspor ke berbagai negara di Asia,
Timur Tengah, Eropa, dan Amerika. PT. Siantar Top, Tbk mengembangkan produk-produk
makanan berkualitas dengan mengutamakan cita rasa terbaik (taste Specialist).
PT Siantar Top Tbk sejak berkiprah di dunia korporasi membidangi penjualan produk
makanan masih terus bertahan hingga saat ini, Produk yang diproduksi, dipasarkan dan
didistribusikan terbilang bukan barang mewah minimal barang sekunder, namun suatu produk
makanan ringan yang bukan menjadi konsumsi pokok masyarakat Indonesia. Melihat pangsa
pasarnya kini ternyata makanan ringan mendapat respon positif oleh masyarakat luas terutama
konsumennya. Inovasi yang baru tampak 5 saat perusahaan itu meluncurkan produk barunya
kopi dalam bentuk sachet, strategi pemasaran produk, jangkauan wilayah, content dan variasi
produk. Satu hal yang juga penting dalam kelangsungan dan kebertahanan perusahaan ialah
kemampuan berkomunikasi dengan berbagai pihak lintas sektoral menyangkut pihak eksternal
dan internalnya yakni, pemerintah, masyarakat, dan karyawan atau buruhnya juga. Pemerintah
sebagai pemegang kekuasaan roda pemerintahan berkepentingan dalam menjaga stabilitas
ekonomi negara, masyarakat menikmati barang yang dihasilkan oleh perusahaan, dan
karyawan/buruh adalah mereka yang bekerja memproduksi barang dan jasa yang intinya berada
di lingkungan internal perusahaan itu sendiri.
1. Produksi
Pada tahun 2019 perseroan telah mengoperasikan fasilitas produksinya di empat lokasi
yaitu Sidoarjo, Medan, Bekasi dan Makassar. Kapasitas produksi total yang terpasang dari
keempat tempat tersebut berjumlah 98.224 ribu ton dan pada tahun 2019 terpakai sebesar
60%-90%
2. Aspek Pemasaran
Tahun 2019 penjualan perusahaan sebesar Rp 3.513 Triliun, mengalami kenaikan sebesar
24,25% jika dibandingkan dengan tahun 2018. Hal ini membuat pihak manajemen terpacu
untuk selalu berusaha menciptakan produk-produk baru agar dapat bersaing di pasar dengan
harga yang terjangkau

Dilansir KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi bisnis  PT Siantar Top Tbk masih terus
berjalan di tengah pagebluk corona (covid-19). Buktinya, emiten berkode saham STTP ini telah
menyerap sebagian besar anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) di delapan
bulan pertama tahun 2020.

Perusahaan menganggarkan capex sebesar Rp 569 miliar untuk tahun 2020. Mengacu kepada
rencana awal, sebagian dana capex tersebut akan dialokasikan untuk melakukan perluasan usaha
dengan membeli lahan dan mesin serta membangun gedung untuk pengembangan produk-produk
sebesar Rp 319 miliar serta membagi dividen Rp 150 miliar. Sementara itu, sebanyak Rp 50
miliar lainnya mulanya akan digunakan sebagai dana cadangan untuk membayar bunga pinjaman
bank apabila perusahaan melakukan pinjaman perbankan di masa depan, sedang Rp 50 miliar
sisanya akan digunakan sebagai belanja modal entitas anak perusahaan.

Dalam perkembangannya, STTP mengurungkan beberapa alokasi penggunaan capex. untuk


pembagian dividen misalnya, STTP memangkas besaran dividen dari semula Rp 150 miliar
menjadi sebesar Rp 100 miliar. Selain itu, STTP juga urung mencadangkan dana untuk
membayar bunga pinjaman perbankan, sebab STTP tidak jadi merealisasikan pengajuan
pinjaman ke bank.

Sementara itu, agenda ekspansi perluasan usaha senilai Rp 319 miliar tetap dijalankan sesuai
rencana semula, begitu pula dengan alokasi jatah capex Rp 50 miliar untuk entitas anak
perusahaan. Perusahaan ingin membangun fasilitas pengembangan produk di Pasuruan Jawa
Timur. Produk yang akan dikembangkan di fasilitas tersebut beragam, yakni mulai dari makanan
ringan mie, kerupuk, hingga crackers. Prosesi groundbreaking  pembangunan gedung sudah
berjalan dan diselesaikan secara perlahan. Harapannya, sebagian dari fasilitas pengembangan
produk yang dibangun sudah bisa beroperasi pada tahun 2021 mendatang.

Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, penjualan neto STTP tercatat mengalami pertumbuhan
sebesar 8,67% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,80 triliun. Sebelumnya,
penjualan neto STTP hanya mencapai Rp 1,65 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Seirama dengan kenaikan penjualan neto, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk alias laba bersih perusahaan ikut terungkit 11,75% yoy dari semula Rp
248,82 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 278,07 miliar di semester I 2020.
Sumber :
 https://siantartop.co.id/
 Laporan tahunan PT Siantar Top tahun 2019
 Makalah Manajemen Strategi PT Siantar Top Tbk oleh Dais Ardiansyah FE Universitas
Pamulang 2019
 https://industri.kontan.co.id/news/siantar-top-sttp-sudah-serap-sekitar-70-belanja-modal-per-
agustus-2020

Anda mungkin juga menyukai