Anda di halaman 1dari 16

SEMINAR

UJIAN
TUGAS
AKHIR
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA
EMPING SINGKONG KELURAHAN OLUHUTA
DIKABUPATEN BONE BOLANGO
PROVINSI GORONTALO

SAFRIANA KASIM
TM 135397
Latar Belakang
Kabupaten Bone Bolango memiliki letak yang strategis
sehingga memiliki potensi daerah yang cukup besar diberbagai
sektor. Salah satu sektor yang paling kaya adalah sektor
pertanian. Singkong merupakan salah satu potensi daerah
Kabupaten Bone Bolango yang sudah dikenal luas dan menjadi
komoditi unggulan. Bone Bolango menghasilkan sebesar 125
ton pada tahun 2015.
Dengan melihat potensi singkong yang terdapat di
Kabupeten Bone Bolango dan melihat manfaat dari singkong
itu sendiri, maka penulis mencoba untuk membuat sebuah studi
kelayakan pendirian usaha emping singkong. Dimana pendirian
usaha ini diharapkan dapat menambah nilai ekonomi dari
singkong dan dapat meningkatkan perekonomian daerah.
Rumusan Masalah
Apakah pendirian usaha emping singkong di Kabupaten Bone
Bolango layak dijadikan usaha baru ditinjau dari aspek-aspek
Studi Kelayakan Bisnis, yaitu Aspek Pemasaran, Aspek Teknologi,
Aspek Organisasi dan Manajemen, Aspek Keuangan, Aspek
Ekonomi dan Sosial serta Aspek Keuangan serta Strategi
Pengembangan?

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kelayakan pendirian usaha emping
singkong di Kabupaten Bone Bolango ditinjau dari aspek-
aspek Studi Kelayakan Bisnis, yaitu Aspek Pemasaran, Aspek
Teknologi, Aspek Organisasi dan Manajemen, Aspek
Keuangan, Aspek Ekonomi dan Sosial serta Strategi
Pengembangan.
Manfaat Penelitian
a. Bagi mahasiswa, bermanfaat untuk menerapkan ilmu yang
diperoleh selama masa perkuliahan serta dapat menambah
wasasan tentang pendirian usaha baru untuk dijadikan bekal
bagi penulis untuk membuka bisnis baru.
b. Bagi masyarakat, bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan
inspirasi bagi masyarakat khususnya di Kabupaten Bone
Bolango untuk mengolah hasil perkebunan yang ada didaerah
agar dapat termanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat di Kabupaten Bone Bolango.
c. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya tentang produk atau usaha
pengolahan emping singkong.
Metode Penelitian
A.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Oluhuta Kecamatan
Kabila Kabupaten Bone Bolango. Adapun waktu pelaksanaannya
pada tanggal 9 April 2016 – 9 Juni 2016.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskripsi
yaitu studi kelayakan berdasarkan analisis data.
C. Analisa Data
1. Aspek Pasar
2. Aspek Teknologi
3. Aspek Organisasi dan Manajemen
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Ekonomi dan Sosial
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Aspek Pemasaran

Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar yang akan dilakukan oleh industri ini dilihat
dari aspek geografisnya yaitu dengan memasarkan produk kepada
masyarakat disekitar wilayah Kabupaten Bone Bolango yang termasuk
dalam kalangan menengah ke atas. Untuk itu yang akan dijadikan
segmentasi adalah remaja dan dewasa.

Target Pasar
Target atau sasaran pasar yang akan diterapkan adalah
masyarakat menengah ke atas yang berusia 10 tahun ke atas – 44
tahun yang berada di wilayah kabupaten, yang menggemari
makanan cemilan (snack).

Posisi Pasar
Posisi pasar dari produk emping singkong ini adalah
menciptakan image di benak konsumen bahwa emping singkong
adalah salah satu inovasi cemilan yang menyehatkan dan juga
lezat.
Aspek Teknologi

1. Spesifikasi Produk (Nama Produk)


Nama produk : Emping Singkong
Merk produk : Cassubi
Komposisi produk : Singkong, Minyak Goreng, Bumbu
Balado, Garam
Jenis Kemasan : Plastik
Ukuran produk : 100 gram /bungkus
Daya Tahan produk : ± 3 Bulan
2. Kapasitas dan rencana produksi
Bahan baku yang dibutuhkan sebanyak 53 kg singkong
dalam sehari, dengan jumlah bahan baku sebanyak itu dapat
menghasilkan 176 bungkus emping singkong per hari dengan berat
100 gram per bungkus.
Aspek Organisasi dan Manajemen

Waktu yang diterapkan yaitu selama 25 hari


kerja setiap bulan dengan jam kerja mulai jam 08.00
WIB sampai dengan 16.00 WITA.
Aspek Keuangan

Dalam pendirian usaha emping singkong ini dibutuhkan :


1. Kebutuhan Modal sebesar Rp. 172.148.250,- yang meliputi :
a) Investasi = Rp. 147.284.500
b) Modal kerja = Rp. 24.863.750
2. Harga Pokok Produksi (HPP) Rp. 3.918/bungkus
3. Harga Jual (Keuntungan 20%) Rp. 6.918/bungkus
4. BEP (bungkus) = 32.508 bungkus
BEP (RP) = Rp. 224.892.948
5. NPV = Rp. 130.148.748 > 0
6. IRR = 28,10% > 9% (suku bunga bank BRI, Gorontalo)
7. PP = 2 tahun 8 bulan 6 hari
8. PI/BCR = 2,38> 1
Aspek Ekonomi Sosial

 Dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dengan


adanya pembayaran pajak, pengurusan izin usaha,
serta prestasi perusahaan yang membawa nama daerah.
 Diharapkan dapat membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat sekaligus membantu pemerintah dalam
mengurangi tingkat pengangguran.
 Dengan adanya pesaingan ini, para pengusaha akan
lebih giat untuk membuat inovasi-inovasi baru sehingga
produk yang diciptakan akan semakin bervariasi.
Strategi Pengembangan
Strategi S-O Strategi W-O
1) Mempertahankan kualitas produk ada pasar yang 1) Meningkatkan volume produksi/persedian dengan
tersedia untuk mempertahankan kepercayaan memanfaatkan tenaga kerja yang tersedia.
konsumen. 2) Meningkatkan promosi melalui berbagai media
2) Memanfaatkan hubungan kerjasama dan social seperti facebook, instagram, dll.
dukungan pemerintah dalam memperluas daerah 3) memberikan potongan harga kepada konsumen
pemasaran. yang telah menjadi pelanggan tetap.
4) Memberikan pelayanan yang baik kepada
konsumen.

Strategi S-T Strategi W-T


1) Mempertahankan kualitas yang ada dengan harga 1) Memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada
yang terjangkau. masyarakat melalui pameran-pameran sebagai
2) Mencoba menjalin kerja sama dengan industri media promosi.
sejenis sehingga dapat membentuk sebuah sentra 2) Melakukan diversifikasi produk agar konsumen
produksi emping singkong. tidak merasa jenuh dengan produk yang dibuat
oleh perusahaan.
 Strategi Pengembangan Pemasaran
• Produk
• Harga
• Distribusi
• Promosi
PENUTUP
Kesimpulan
1. Aspek Pasar
Dari aspek pasar dapat diketahui jumlah permintaan
emping singkong terus mengalami peningkatan tiap tahunnya,
sehingga prospek pasar kedepannya masih cukup bagus.
2. Aspek Teknis dan Operasi
Kapasitas produksi IKM Safar selama sebulan sebanyak 4400
bungkus atau sebanyak 52.800 bungkus pertahun dengan berat 100 gr per
bungkus.
3. Aspek Organisasi dan Manajemen
Hari kerja selama 25 hari dalam 1 bulan dengan jam kerja mulai
jam 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WITA. Dengan jumlah tenaga kerja
langsung sebanyak empat orang bagian produksi. Sedangkan tenaga kerja
tidak langsung satu orang pemimpin, satu orang administrasi dan
keuangan, dan satu orang bagian pemasaran.
4. Analisis Keuangan
Dari hasil analisa harga pokok penjualan didapat Rp. 5.765
ditambah dengan persentase keuntungan yang diinginkan sebesar
20% yaitu Rp. 1.153 jadi harga jual yang didapat adalah Rp. 6.918
atau Rp. 5.950. Kemudian pada analisa kelayakan investasi dapat
dikatakan layak dijalankan karena NPV Rp. 130.148.748 > 0 ; IRR
28,10 % > 9 % (Suku bunga); BEP Unit 32.508 bungkus, dengan
biaya Rp 224.892.948/tahun ; PI 2,38 > 1 ; PP 2 tahun 8 bulan 6 hari.
5. Aspek Ekonomi dan Sosial
Dengan adanya usaha IKM Safar cukup memberikan dampak
positif bagi aspek pemerintah, masyarakat dan perusahaan lainnya.
6. Strategi Pengembangan
Penerapan strategi-strategi pengembangan dilakukan pada
analisis SWOT dan strategi pengembangan pemasaran untuk
menghadapi persaingan nanti.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai