PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa adanya permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa yang
dihasilkan, maka usaha yang dijalankan tidak mempunyai nilai atau manfaat
ekonomis. Sebenarnya banyak cara untuk melihat apakah suatu rencana usaha
layak untuk diteruskan atau tidak. Tetapi secara umum kelayakan usaha dilihat
pertama kali dari potensi pasarnya. Analisa kelayakan usaha terpenting adalah
dilihat dari aspek keuangannya. Ada beberapa ukuran yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menyatakan apakah suatu rencana
usaha atau kegiatan investasi layak untuk dijalankan.
Untuk memulai kegiatan usaha perlu dilakukan perencanaan dan
perhitungan dengan melakukan evaluasi terhadap kelayakan usaha. Kelayakan
usaha mencakup perkiraan laba rugi, perkiraan arus kas dan analisanya yang
dibuat sebagai alat untuk memutuskan apakah suatu rencana usaha atau investasi
usaha akan dilanjutkan atau dihentikan. Materi dari suatu kelayakan usaha pada
prinsipnya memuat empat aspek, yaitu aspek pemasaran, aspek teknis, aspek
yuridis, dan aspek keuangan. Selain itu perencanaan dan perhitungan diperlukan
karena tidak semua peluang usaha akan memberikan keuntungan, dan disadari
pula bahwa keuntungan akan selalu dibatasi oleh faktor produksi (uang, bahan
baku, mesin dan peralatan, keterampilan dan kemampuan untuk mengelola) serta
kondisi lingkungan.
Uang dan modal ternyata bukanlah satu-satunya kunci sukses untuk
melakukan kegiatan usaha. Kreativitas, kemampuan menangkap peluang usaha,
dan keuletan adalah kunci yang lebih utama. Sebab kreativitas mampu melahirkan
berbagai alternatif yang tidak terpikirkan oleh mereka yang tidak kreatif.
Sedangkan kemampuan menangkap peluang usaha dapat menghasilkan uang dan
tawaran modal dari pihak lain. Keduanya menjadi lengkap apabila disertai dengan
keuletan. Mereka yang ulet biasanya akan tampil sebagai pemenang. Mahasiswa
yang ulet dan pantang mundur, walaupun hanya memiliki kecakapan dan dana
yang relatif terbatas akan dapat mengalahkan orang lain yang memiliki dana dan
kecakapan yang lebih baik, tetapi tidak ulet. Sehingga hanya mahasiswa yang
uletlah yang dapat bertahan dalam menghadapi tantangan.
Program pembangunan hasil pertanian bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi produksi dan pemasaran hasil pertanian, serta meningkatkan kualitas dan
daya saingnya. Kegiatan program ini dikoordinasikan dengan kegiatan program
terkait, misalnya pengembangan industri kecil dan menengah, salah satunya
melalui warung THP yang memiliki prospek pasar dan layak. Warung THP
memiliki potensi dalam menghasilkan produk-produk olahannya dan untuk
meningkatkan kreatifitas mahasiswa, serta meningkatkan kegiatan ekonomi.
Salah
satu
komoditas
pertanian
yang
mempunyai
potensi
untuk
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya studi kelayakan yang akan dibangun adalah
untuk mengetahui apakah Industri keripik nangka layak atau tidak didirikan.
Harga suatu produk sangat ditentukan dari harga bahan baku yang
digunakan. Semakin meningkat harga bahan baku, maka semakin meningkat pula
4
harga produk tersebut, terutama pada produk keripik nangka. Selain itu harga
produk juga dipengaruhi dengan banyaknya permintaan dari konsumen produk
tersebut.
Produk keripik nangka direncanakan akan dipasarkan dengan harga
Rp.8.000 per bungkusnya, dengan isi perbungkusnya sebanyak 1 ons. Harga yang
ditawarkan tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan produk yang dihasilkan,
produk ini tidak dapat diturunkan lagi harganya karena mengingat harga bahan
baku yang terlalu tinggi. Untuk keripik nangka dibutuhkan buah nangka yang
harganya berkisar Rp.30.000-50.000 per buahnya. Berat buah berkisar 10-15 kg.
D. Saingan Pasar
Dari segi daya saing, keripik nangka cukup kompetitif, namun di daerah
Banda Aceh industri yang mengolah keripik nangka belum begitu menonjol
sehingga daya saing belum begitu terasa. Karena buah nangka khususnya di
Banda Aceh dan sekitarnya hanya berbuah hanya pada musim tertentu, maka dari
segi produksi dan harganya juga akan mempengaruhi.
E. Strategi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus
barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara efisien dengan maksud
menciptakan permintaan efektif. Rencana pemasaran menyangkut promosi dan
cara mengenalkan produk kepada konsumen. Selain itu rencana pemasaran yang
baik dapat meyakinkan bahwa produk yang akan dijalankan mempunyai prospek
yang menguntungkan. Konsep strategi pemasaran sedikit berbeda dalam aplikasi
dibandingkan dengan yang disarankan dalam kepustakaan mengenai pemasaran.
III.
Suatu produk dapat dikatakan layak secara teknis jika produk dapat diterima
dan dapat diproduksi secara mudah. Hal itu dapat diketahui dengan melihat
apakah teknologi yang digunakan sesuai atau tidak dengan desain dan kapasitas
penggunaannya. Aspek-aspek teknologis mencakup penentuan lokasi, pemilihan
teknologi proses produksi, penentuan kapasitas produksi, ketersediaan bahan
baku, ketersediaan sumber daya manusia, alur proses, tata letak mesin dan
peralatan serta letak bangunan.
A. Teknologi Proses Produksi
Penentuan pilihan teknologi yang akan diterapkan sangat tergantung kepada
skala unit usaha yang akan didirikan. Beberapa patokan umum yang dapat dipakai
dalam pemilihan teknologi adalah : seberapa jauh derajat mekanisasi yang
diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, keberhasilan pemakaian
teknologi di tempat lain, serta kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian
teknologi.
Produksi keripik nangka termasuk kategori usaha berskala mikro - kecil dan
bersifat padat tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja merupakan faktor
produksi utama dalam proses produksi keripik nangka. Ini mengingat beberapa
tahap produksi keripik nangka sangat mengandalkan tenaga manusia. Dengan
demikian, alternatif jenis teknologi yang disarankan untuk digunakan adalah
teknologi kombinasi antara peralatan tradisional dan semi-mekanik.
Proses produksi keripik nangka relatif sederhana dan mudah dilakukan.
Secara umum, proses produksi keripik nangka, mulai dari tahap pengadaan bahan
baku buah nangka sampai tahap pengemasan keripik nangka. Berikut ini beberapa
tahapan pada proses produksi keripik nangka :
1. Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah buah nangka yang masih segar
dan sudah cukup tua (rasa manis), untuk selanjutnya dilakukan proses
pengupasan.
2. Pengupasan Bahan Baku
Walaupun produksi buah nangka relatif menurun, namun musim panen buah
nangka ada sepanjang tahun, karena buah nangka bukan buah musiman. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Musim panen raya aneka buah di Indonesia
lokasi yang optimal dilakukan dengan analisis biaya dengan didukung ketersedian
bahan baku, letak pasar yang dituju, ketersediaan air, penyediaan tenaga kerja, dan
fasilitas transportasi.
Pabrik ini didirikan di Jalan Banda Aceh-Medan, Desa Lambaro, Kecamatan
Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Pemilihan lokasi
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Merupakan daerah yang potensial untuk berkembang menjadi daerah
kawasan industri kecil dan menengah.
2. Tersedia tanah yang cukup luas.
3. Tersedia sumber air yang cukup besar, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan air untuk keperluan utilitas.
4. Dekat dengan pasar dan jalan raya yang lebar.
Lokasi pabrik sangat berpengaruh pada keberadaan suatu industri, baik dari
segi komersil, maupun kemungkinan pengembangan dimasa yang akan datang.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi pabrik.
Pendirian pabrik direncanakan di desa Lambaro. Pertimbangan-pertimbangan
yang diambil untuk lokasi ini adalah sebagai berikut:
1. Sumber Bahan Baku
Bahan baku adalah faktor utama dalam penentuan lokasi industri ini.
Industri keripik nangka ini akan didirikan di desa Lambaro Kecamatan Darul
Imarah, karena dekat dengan sumber bahan baku yaitu buah nangka. Bahan baku
buah nangka yang diperoleh dari petani atau masyarakat yang menanam nangka
yang dibawa ke pasar Lambaro, dimana kapasitas produksinya relatif besar dan
lancar. Dengan tersedianya bahan baku buah nangka yang relatif besar dan lancar
diharapkan kebutuhan bahan baku bisa terpenuhi.
2. Pangsa Pasar
Penjualan dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu pabrik haruslah
jelas, karena dapat mempengaruhi nilai penjualan dari produk yang dihasilkan.
Produk yang dihasilkan haruslah sesuai dengan permintaan dari konsumen yang
akan membeli produk tersebut, baik dari segi kualitas produk, harga, bentuk dan
sebagainya yang mana semua itu harus terpenuhi.
10
3. Fasilitas Transportasi
Pendirian pabrik harus ditempatkan dekat dengan pasar, bahan baku, atau
dekat persimpangan antara pasar dan bahan baku dan dapat juga jalan raya, yang
mana bertujuan untuk memudahkan trasportasi dan mengurangi biaya yang
dikeluarkan baik oleh perusahaan ataupun oleh karyawan.
4. Fasilitas Air
Pabrik yang akan didirikan haruslah dekat dengan sumber air. Dengan
dekatnya lokasi sumber air maka jalannya proses suatu pabrik akan lebih mudah,
karena jalannya dari suatu proses sangatlah membutuhkan air yang banyak, baik
untuk proses produksi, aktifitas kantor, dan sebagainya.
E. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
Agar suatu industri berjalan dengan baik disamping tersedianya alat alat
proses produksi yang lengkap dan bahan baku yang digunakan diperlukan juga
tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi mulai dari penanganan bahan
baku sampai dengan diperolehnya produk akhir. Penentuan lokasi industri
dirancang tidak jauh dari lokasi pemukiman tenaga kerja, agar memudahkan
dalam merekrut para tenaga kerja.
Pembangunan industri keripik nangka dalam skala menengah ini belum
membutuhkan banyak karyawan, hal ini dikarenakan proses pengolahan keripik
nangka belum banyak membutuhkan tenaga kerja. Pada permulaan industri
keripik nangka ini dikelola oleh 11 orang tenaga kerja yang keberadaan tempat
tinggalnya sangat terjangkau dari industri. Untuk selanjutnya diharapkan adanya
kemajuan pesat pada industri ini sehingga lebih banyak membutuhkan tenaga
kerja.
F. Alur Proses
Peralatan utama yang digunakan pada pengolahan keripik nangka adalah
mesin penggoreng vacuum frying. Peralatan ini mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
11
Pengupasan
Kulit 7 kg & Biji 1 kg
Daging buah 5 kg
Pengecilan ukuran
Penggorengan Vacuum
Minya
k
Penirisan
Pengemasan
Keripik nangka 2 kg
Skema 3.1 : Proses pengolahan keripik nangka.
12
Minyak 40 L
Nangka
5 kg
Penggorengan
Penirisan
Minyak
0,5 L
Keripik 2 kg
13
2. Spindel
Spindel diletakkan pada ruang penirisan, bersebelahan dengan ruang
penggorengan agar setelah dilakukan proses penggorengan dapat langsung
ditiriskan.
3. Hand sealer
Alat ini diletakkan pada ruang pengemasan bersebelahan dengan ruang
penirisan.
4. Timbangan
Timbangan diletakkan pada tiga tempat yaitu ruang sortasi, ruang
pengupasan dan ruang pengemasan.
5. Pisau
Sebagai alat untuk memotong, pisau ditempatkan pada ruang
penanganan bahan baku (ruang pengupasan).
6. Baskom plastik
Sebagai tempat penampung, baskom diletakkan diruang produksi
(penggorengan) dan dapur.
Adapun tata letak mesin dan peralatan serta letak bangunan dapat lihat
pada gambar 3.1 berikut :
14
Gambar 3.1 : Tata letak mesin dan peralatan serta letak bangunan.
15
IV.
M. Irfan
Andi
Winny
Lia
Agustina
Rizky
Nasution
Azhar
personalia
yaitu
harus
dapat
membangun
suatu
sistem
faktor
tenaga
kerja
sering
dikesampingkan
oleh
perusahaan.
: 20 hari
Setahun
Posisi
Produksi
Pengemasan
Pemasaran
Jumlah
Satuan
Orang/Bulan
Orang/Bulan
Orang/Bulan
Jumlah
5
4
2
11
Harga/satuan
600.000
350.000
400.000
/Bulan
3.000.000
1.400.000
800.000
5.200.000
Nilai/tahun
36.000.000
16.800.000
9.600.000
62.400.000
1 hari
18
20
perjanjian
kepemilikan saham dan lain sebagainya harus dibuat berdasarkan akta notaris.
Perizinan-perizinan yang harus dimiliki oleh industri khususnya pangan
adalah SKITU (Surat Keterangan Izin Tempat Usaha), IUI (Izin Usaha Industri),
TDI (Tanda Daftar Industri), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak), Dinkes (Dinas Kesehatan), dan BPOM (Badan
Pengawasan Makanan dan Obat-obatan). Awalnya pihak industri mendaftarkan
industrinya ke Dinas Pendapatan untuk mendapatkan nomor NPWP. Setelah itu
maka industri tersebut telah dapat mendaftarkan industrinya ke Kantor Walikota
untuk mendapatkan SKITU, IUI, TDI dan SIUP. Selain itu, pihak industri juga
harus mendaftarkan diri ke Dinas Perpajakan untuk mendapatkan NPWP. Khusus
untuk industri di bidang pangan, juga harus terdaftar di Dinas Kesehatan dan
BPOM untuk menjamin bahwa pangan yang diproduksi memiliki jaminan
kesehatan dan kebersihan.
Perizinan- perizinan ini harus diperpanjang sesuai masa likuidasinya. Untuk
pihak perizinan seperti Dinas Kesehatan dan BPOM, biasanya akan mengadakan
inspeksi dan pengawasan langsung ke industri ini untuk menjamin
tingkat
higienitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan adanya perizinan tersebut,
maka industri ini legal dalam melakukan proses produksi.
C. Pengelolaan Lingkungan
Dampak lingkungan merupakan salah satu aspek yang perlu mendapatkan
pengkajian yang seksama. Limbah yang dihasilkan dari industri keripik nangka
tidak terlalu berdampak buruk terhadap lingkungan seperti tanah, air dan udara.
Namun, bila jumlahnya sudah terlalu besar pasti akan berdampak terhadap
lingkungan karena limbah yang berjumlah besar tersebut sudah banyak
mengandung zat-zat organik, yaitu komponen penting untuk pertumbuhan
mikroorganisme dan mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan
Limbah industri keripik nangka baik limbah padat maupun limbah cair, dapat
diubah menjadi komoditas yang bernilai jual pemanfaatan yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis limbah tersebut antara lain adalah :
21
1. Limbah Padat
Dapat dijadikan : makanan ternak, pupuk yang berasal dari kulit keripik
nangka.
2. Limbah Cair
Limbah cair lain yang berasal dari kondensasi dapat didaur ulang sehingga
bisa dibuang langsung ke lingkungan tanpa merusak ekosistem.
Jumlah
Satuan
Harga/
Unit
Total
Harga
Umur
Ekonomis
Depresiasi
per Tahun
Nilai Sisa
tahun
ke-n
Tanah
150
Bangunan
100
Perizinan
1
2. PeralatanProduksi
Vakum
1
Kompor
1
Pompa
1
Kulkas
1
Siller
1
Baskom
2
Pisau
4
Meja
2
Ember
2
Timbanga
1
n
3. Kendaraan
Alattransp
ortasi
1
(motor)
M2
M2
-
250.000
300.000
2.750.000
37.500.000
30.000.000
2.750.000
5
-
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
28.000.00
0
200.000
300.000
3.500.000
1.750.000
50.000
15.000
250.000
50.000
150.000
28.000.000
200.000
300.000
3.500.000
1.750.000
100.000
60.000
500.000
100.000
150.000
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
10.000.000
Unit
10.000.00
0
6.000.000
9.333.333
66.667
100.000
700.000
583.333
33.333
20.000
166.667
33.333
50.000
114.910.00
0
Total
37.500.000
12.000.000
0
0
0
1.400.000
0
0
0
0
0
0
2.000.000
4.000.000
25.086.667
54.900.000
B. BiayaOperasionalProduksi
Kebutuhan
Unit
Volume
A. BiayaVariabel (Biayabahanbaku)
BuahNangka
Kg
400
MinyakGoreng
Kg
120
Gas LPG
15 kg
2
Oli Compressor
Liter
4
PengemasPlastik
Pcs
20
Biaya/
Unit
40.000
10.000
100.000
60.000
10.000
1. BiayaTenagaKerja
Produksi
Orang
5
600.000
Pengemas
Orang
4
350.000
Pemasaran
Orang
2
400.000
Total BiayaVariabel
B. BiayaTetap
1. BiayaUtilitas, bahanbakardantransportasi
Bensin
Bulan
1
60.000
Listrik
Bulan
1
300.000
Biaya/
Bulan
Biaya/
Tahun
16.000.000
1.200.000
200.000
240.000
200.000
192.000.000
14.400.000
2.400.000
2.880.000
2.400.000
3.000.000
1.400.000
800.000
23,040,000
36.000.000
16.800.000
9.600.000
276.480.000
60.000
300.000
720.000
3.600.000
23
Telepon
ATK
Sub Total
Bulan
Bulan
1
1
150.000
100.000
150.000
100.000
610.000
1.800.000
1.200.000
7.320.000
1
1
100.000
50.000
100.000
50.000
150.000
1.200.000
600.000
1.800.000
70.000
70.000
70.000
830.000
840.000
840.000
9.960.000
2. BiayaPerawatan
Alat
Bulan
Ruangan
Bulan
Sub Total
3. Pajak, asuransidanretribusi
BiayaLainnya
Bulan
Sub Total
Total BiayaTetap
Jumlah biaya operasional
= Rp 9.960.000+ Rp 276.480.000
= Rp. 286.440.000
24
No
Produk
Volume
Unit
Harga Jual
1
2
160
160
kg
kg
80,000
80,000
Penjualan 1
bulan
12,800,000
12,800,000
Penjualan 1
tahun
153,600,000
153,600,000
D. Analisis Keuangan
Keterangan
Investasi
Pendapatan Usaha
(a)
BiayaOperasional
(b)
LabaSebelumPajak
(a-b=c)
Pajak (%pajak
x c = d)
LabaSesudahPajak
(c-d =e)
NilaiSisa
Net Cash Flow (e +
penyusutan +
nilaisisa)
Discount Factor
Cash Flow
Terdiscount
39.522.533
39.573.477
14%
14%
14%
1. NPV, PI
tahun
0
1
2
3
NCF
-216,239,000
278,888,410
234,037,867
264,386,923
NPV
DF (14%)
1
0.877193
0.769468
0.674972
present value
-216,239,000
244,638,956
180,084,539
178,453,642
386,938,138
25
Tahun
0
1
2
3
present value
DF (100%)
-216,239,000
1
244,638,956
0.4784689
180,084,539 0.228932488
178,453,642 0.109537076
NPV
IRR i1
present value
-216,239,000
133,439,431
53,578,871
28,960,170
386,938,138
-260,528
NPV
(i2 i1 )
NPV1 NPV2
IRR= 39.98250581
NCF
DF (14%)
present value
0
1
2
3
216,239,000
278,888,410
234,037,867
264,386,923
1
0.877193
0.769468
0.674972
-216,239,000
244,638,956
180,084,539
178,453,642
-216,239,000
28,399,956
208,484,495
386,938,138
NPV
386,938,138
PBP=[n+(m/
26
{PVn+1})]
PBP =
3.168283777
4. BEP
Tahun
No
Uraian
1 Pendapatan
1
2
3
153,600,000 153,600,000 153,600,000
2 Biaya Variabel
Bahan baku
Bahan pengemasan
Tenaga kerja
Pajak
BEP
6,600,000
3,360,000
25,086,667
25,648,348
60,695,015
6,600,000
3,360,000
25,086,667
15,557,195
50,603,862
6,600,000
3,360,000
25,086,667
5,466,041
40,512,708
-57,423,240
-47,861,034
-38,304,825
BT
BV
1
P
27
VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisa kelayakan industri
Keripik Nangka ini adalah :
1.
2.
3.
4.
28