Anda di halaman 1dari 28

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa adanya permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa yang
dihasilkan, maka usaha yang dijalankan tidak mempunyai nilai atau manfaat
ekonomis. Sebenarnya banyak cara untuk melihat apakah suatu rencana usaha
layak untuk diteruskan atau tidak. Tetapi secara umum kelayakan usaha dilihat
pertama kali dari potensi pasarnya. Analisa kelayakan usaha terpenting adalah
dilihat dari aspek keuangannya. Ada beberapa ukuran yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menyatakan apakah suatu rencana
usaha atau kegiatan investasi layak untuk dijalankan.
Untuk memulai kegiatan usaha perlu dilakukan perencanaan dan
perhitungan dengan melakukan evaluasi terhadap kelayakan usaha. Kelayakan
usaha mencakup perkiraan laba rugi, perkiraan arus kas dan analisanya yang
dibuat sebagai alat untuk memutuskan apakah suatu rencana usaha atau investasi
usaha akan dilanjutkan atau dihentikan. Materi dari suatu kelayakan usaha pada
prinsipnya memuat empat aspek, yaitu aspek pemasaran, aspek teknis, aspek
yuridis, dan aspek keuangan. Selain itu perencanaan dan perhitungan diperlukan
karena tidak semua peluang usaha akan memberikan keuntungan, dan disadari
pula bahwa keuntungan akan selalu dibatasi oleh faktor produksi (uang, bahan
baku, mesin dan peralatan, keterampilan dan kemampuan untuk mengelola) serta
kondisi lingkungan.
Uang dan modal ternyata bukanlah satu-satunya kunci sukses untuk
melakukan kegiatan usaha. Kreativitas, kemampuan menangkap peluang usaha,
dan keuletan adalah kunci yang lebih utama. Sebab kreativitas mampu melahirkan
berbagai alternatif yang tidak terpikirkan oleh mereka yang tidak kreatif.
Sedangkan kemampuan menangkap peluang usaha dapat menghasilkan uang dan
tawaran modal dari pihak lain. Keduanya menjadi lengkap apabila disertai dengan
keuletan. Mereka yang ulet biasanya akan tampil sebagai pemenang. Mahasiswa
yang ulet dan pantang mundur, walaupun hanya memiliki kecakapan dan dana
yang relatif terbatas akan dapat mengalahkan orang lain yang memiliki dana dan

kecakapan yang lebih baik, tetapi tidak ulet. Sehingga hanya mahasiswa yang
uletlah yang dapat bertahan dalam menghadapi tantangan.
Program pembangunan hasil pertanian bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi produksi dan pemasaran hasil pertanian, serta meningkatkan kualitas dan
daya saingnya. Kegiatan program ini dikoordinasikan dengan kegiatan program
terkait, misalnya pengembangan industri kecil dan menengah, salah satunya
melalui warung THP yang memiliki prospek pasar dan layak. Warung THP
memiliki potensi dalam menghasilkan produk-produk olahannya dan untuk
meningkatkan kreatifitas mahasiswa, serta meningkatkan kegiatan ekonomi.
Salah

satu

komoditas

pertanian

yang

mempunyai

potensi

untuk

dikembangkan dalam agroindustri adalah nangka. Buah nangka sudah sangat


dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pemanfaatan buah ini sebagian besar
dikonsumsi segar (buah matang), sebagian lagi dibuat sayur dan diolah dalam
berbagai bentuk olahan makanan dan minuman. Sebagai salah satu jenis buahbuahan tropis nangka masih berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini terutama
didukung oleh permintaan pasar luar negeri terhadap buah-buahan tropis
(termasuk nangka) yang cenderung meningkat, baik dalam bentuk segar maupun
produk olahan.
Dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas nangka Indonesia
dipasaran adalah dengan melakukan penganekaragaman produk olahan nangka,
salah satunya keripik nangka. Keripik nangka merupakan salah satu produk
olahan dari buah nangka, dimana yang digunakan dalam pembuatan keripik
nangka adalah daging buah nangka yang sudah matang. Agroindustri ini bisa
membantu produsen dalam upaya meningkatkan pendapatan. Selain itu olahan
nangka juga merupakan proses pascapanen yang termasuk ke dalam pengawetan
sehingga buah nangka tidak cepat rusak dan masih bisa dinikmati dalam waktu
yang cukup lama tetapi dalam bentuk dan rasa yang berbeda tidak seperti buah
nangka yang masih segar.

Keripik nangka merupakan

produk yang layak dikembangkan di bursa

pasar. Industri pengolahan keripik nangka diharapkan dapat :


1. Meningkatkan kreatifitas mahasiswa
2. Menciptakan kekompakan terhadap sesama mahasiswa
3. Meningkatkan kegiatan perekonomian
4. Menciptakan lapangan kerja sementara
5. Meningkatkan mutu produk

B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya studi kelayakan yang akan dibangun adalah
untuk mengetahui apakah Industri keripik nangka layak atau tidak didirikan.

II. ANALISIS ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


A. Data Kuantitatif dan Kualitatif Permintaan Pasar
Pada dasarnya setiap usaha adalah menjual produk yang dihasilkan untuk
digunakan atau dibeli oleh masyarakat tergantung dari kebutuhan masyarakat pada
umumnya dan persediaan produk yang dibutuhkan. Sebelum menentukan jenis
produk yang akan dijual, perlu diidentifikasi terlebih dahulu produk apa yang
disukai, misalnya seperti produk keripik nangka. Untuk mengetahui berapa besar
permintaan dan bagaimana persaingannya, maka diperlukan pengumpulan data
untuk menilai apakah produk keripik nangka layak dipasarkan di pasaran. Saat ini
khususnya di kota Banda Aceh, untuk produk keripik nangka masih langka dan
sukar didapatkan.
B. Peramalan Permintaan Produk Masa yang Akan Datang
Produk keripik nangka direncanakan akan dipasarkan di pasar swalayan.
Prediksi pasar sudah dapat ditentukan untuk produk ini, karena permintaannya
bisa jadi meningkat. Untuk lebih menarik perhatian konsumen, kemasan yang
digunakan didesain semenarik mungkin, karena desain kemasan salah satu yang
berpengaruh terhadap produk yang dipasarkan.
C. Perkembangan Harga
Satu yang amat penting, dan harus dicermati dalam dunia usaha adalah
perkembangan harga jual dari produk yang diproduksi atau diperdagangkan.
Keberhasilan seorang pengusaha diukur dari kecepatannya memperoleh informasi
tentang perkembangan harga barang, perubahan harga barang disebabkan karena
adanya

perbedaan waktu dan tempat pemasaran. Mereka yang dapat

memanfaatkan informasi tersebut dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar


dari pesaingnya.

Harga suatu produk sangat ditentukan dari harga bahan baku yang
digunakan. Semakin meningkat harga bahan baku, maka semakin meningkat pula
4

harga produk tersebut, terutama pada produk keripik nangka. Selain itu harga
produk juga dipengaruhi dengan banyaknya permintaan dari konsumen produk
tersebut.
Produk keripik nangka direncanakan akan dipasarkan dengan harga
Rp.8.000 per bungkusnya, dengan isi perbungkusnya sebanyak 1 ons. Harga yang
ditawarkan tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan produk yang dihasilkan,
produk ini tidak dapat diturunkan lagi harganya karena mengingat harga bahan
baku yang terlalu tinggi. Untuk keripik nangka dibutuhkan buah nangka yang
harganya berkisar Rp.30.000-50.000 per buahnya. Berat buah berkisar 10-15 kg.
D. Saingan Pasar
Dari segi daya saing, keripik nangka cukup kompetitif, namun di daerah
Banda Aceh industri yang mengolah keripik nangka belum begitu menonjol
sehingga daya saing belum begitu terasa. Karena buah nangka khususnya di
Banda Aceh dan sekitarnya hanya berbuah hanya pada musim tertentu, maka dari
segi produksi dan harganya juga akan mempengaruhi.
E. Strategi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus
barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara efisien dengan maksud
menciptakan permintaan efektif. Rencana pemasaran menyangkut promosi dan
cara mengenalkan produk kepada konsumen. Selain itu rencana pemasaran yang
baik dapat meyakinkan bahwa produk yang akan dijalankan mempunyai prospek
yang menguntungkan. Konsep strategi pemasaran sedikit berbeda dalam aplikasi
dibandingkan dengan yang disarankan dalam kepustakaan mengenai pemasaran.

Dalam perencanaan pemasaran, strategi cenderung menjadi 3 kelompok


yaitu:
a. Segmentasi, yaitu penyeleksian sasaran pasar.
5

b. Bauran pemasaran (marketing mix), yaitu kombinasi berbagai fungsi


pemasaran.
c. Bauran produk.
Strategi pemasaran yang akan kami lakukan terhadap produk keripik nangka
ini adalah membuat produk dengan kemasan yang menarik dan bernilai gizi
tinggi. Selain itu dapat dilakukan dengan cara mempromosikannya melalui
selebaran-selebaran di seputaran kampus, dengan cara menawarkan kepada
teman-teman di jurusan lain, dan juga dengan menjaga kebersihan lingkungan
kantin, maka konumen akan datang dengan sendirinya.

III.

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

Suatu produk dapat dikatakan layak secara teknis jika produk dapat diterima
dan dapat diproduksi secara mudah. Hal itu dapat diketahui dengan melihat
apakah teknologi yang digunakan sesuai atau tidak dengan desain dan kapasitas
penggunaannya. Aspek-aspek teknologis mencakup penentuan lokasi, pemilihan
teknologi proses produksi, penentuan kapasitas produksi, ketersediaan bahan
baku, ketersediaan sumber daya manusia, alur proses, tata letak mesin dan
peralatan serta letak bangunan.
A. Teknologi Proses Produksi
Penentuan pilihan teknologi yang akan diterapkan sangat tergantung kepada
skala unit usaha yang akan didirikan. Beberapa patokan umum yang dapat dipakai
dalam pemilihan teknologi adalah : seberapa jauh derajat mekanisasi yang
diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, keberhasilan pemakaian
teknologi di tempat lain, serta kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian
teknologi.
Produksi keripik nangka termasuk kategori usaha berskala mikro - kecil dan
bersifat padat tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja merupakan faktor
produksi utama dalam proses produksi keripik nangka. Ini mengingat beberapa
tahap produksi keripik nangka sangat mengandalkan tenaga manusia. Dengan
demikian, alternatif jenis teknologi yang disarankan untuk digunakan adalah
teknologi kombinasi antara peralatan tradisional dan semi-mekanik.
Proses produksi keripik nangka relatif sederhana dan mudah dilakukan.
Secara umum, proses produksi keripik nangka, mulai dari tahap pengadaan bahan
baku buah nangka sampai tahap pengemasan keripik nangka. Berikut ini beberapa
tahapan pada proses produksi keripik nangka :
1. Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah buah nangka yang masih segar
dan sudah cukup tua (rasa manis), untuk selanjutnya dilakukan proses
pengupasan.
2. Pengupasan Bahan Baku

Buah nangka dibelah dan dipotong menjadi beberapa bagian,


kemudian dipisahkan dari selaput yang berikatan pada daging nangka
selanjutnya dibersihkan dari getah dan dikeluarkan bijinya.
3. Pengecilan Ukuran (Pembelahan)
Setelah dibersihkan dari selaput dan getah, daging buah nangka
dibelah belah agar proses penggorengan lebih cepat dan keripik yang
dihasilkan lebih renyah.
4. Penggorengan
Penggorengan dilakukan dengan menggunakan vacuum frying. Sekali
penggorengan bahan yang dimasukkan kedalam vacuum frying sebanyak 5
kilogram, proses penggorengan berlangsung selama 60 menit.
5. Penirisan
Setelah penggorengan selesai, keripik yang masih mengandung
minyak ditiriskan dengan menggunakan spindle sekitar 5 menit.
6. Pengemasan
Keripik yang telah ditiriskan langsung dikemas dalam plastik dengan
menggunakan hand sealer supaya lebih rapi. Pengemasan harus dilakukan
secepatnya agar keripik tidak menjadi lembab.
B. Ketersediaan Bahan Baku
Setelah dilakukan survei ke beberapa pasar seperti pasar Lambaro, pasar
Ulee Kareng dan Pasar Lamnyong. Ketersediaan bahan baku yang kontinyu
terdapat pada pasar Lambaro kabupaten Aceh Besar dan di pasar ini harga
bahan baku lebih murah bila dibandingkan dengan pasar Lamnyong dan pasar
Ulee Kareng (Survei, 2011). Perkembangan produksi buah nangka secara
nasional di Indonesia dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Perkembangan produksi buah nangka di Indonesia
Perkembangan Produksi (Ton) Pada Tahun
2005
2006
2007
Nangka
712.693
683.904
601.929
Sumber : Pusat Data Pertanian, Departemen Pertanian (2009).
Buah

Walaupun produksi buah nangka relatif menurun, namun musim panen buah
nangka ada sepanjang tahun, karena buah nangka bukan buah musiman. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Musim panen raya aneka buah di Indonesia

Sumber : Pusat Data Pertanian, Departemen Pertanian (2009).


C. Rencana Kapasitas Produksi
Untuk sekali proses produksi keripik nangka yang dihasilkan adalah 2 kg.
Kapasitas produksi optimal adalah 5 : 2, yaitu bahan baku dibanding hasil
produksi (rendemen 40 persen). Rencana kapasitas produksi dalam sehari
menghasilkan 8 kilogram keripik (empat kali produksi). Dalam setahun ( 240 hari
kerja ) menghasilkan keripik sebanyak 1,92 ton.
D. Penentuan Lokasi Proyek
Tujuan penentuan lokasi suatu usaha dengan tepat adalah untuk dapat
membantu suatu usaha beroperasi dengan lancar, efektif dan efesien. Pemilihan
9

lokasi yang optimal dilakukan dengan analisis biaya dengan didukung ketersedian
bahan baku, letak pasar yang dituju, ketersediaan air, penyediaan tenaga kerja, dan
fasilitas transportasi.
Pabrik ini didirikan di Jalan Banda Aceh-Medan, Desa Lambaro, Kecamatan
Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Pemilihan lokasi
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Merupakan daerah yang potensial untuk berkembang menjadi daerah
kawasan industri kecil dan menengah.
2. Tersedia tanah yang cukup luas.
3. Tersedia sumber air yang cukup besar, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan air untuk keperluan utilitas.
4. Dekat dengan pasar dan jalan raya yang lebar.
Lokasi pabrik sangat berpengaruh pada keberadaan suatu industri, baik dari
segi komersil, maupun kemungkinan pengembangan dimasa yang akan datang.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi pabrik.
Pendirian pabrik direncanakan di desa Lambaro. Pertimbangan-pertimbangan
yang diambil untuk lokasi ini adalah sebagai berikut:
1. Sumber Bahan Baku
Bahan baku adalah faktor utama dalam penentuan lokasi industri ini.
Industri keripik nangka ini akan didirikan di desa Lambaro Kecamatan Darul
Imarah, karena dekat dengan sumber bahan baku yaitu buah nangka. Bahan baku
buah nangka yang diperoleh dari petani atau masyarakat yang menanam nangka
yang dibawa ke pasar Lambaro, dimana kapasitas produksinya relatif besar dan
lancar. Dengan tersedianya bahan baku buah nangka yang relatif besar dan lancar
diharapkan kebutuhan bahan baku bisa terpenuhi.
2. Pangsa Pasar
Penjualan dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu pabrik haruslah
jelas, karena dapat mempengaruhi nilai penjualan dari produk yang dihasilkan.
Produk yang dihasilkan haruslah sesuai dengan permintaan dari konsumen yang
akan membeli produk tersebut, baik dari segi kualitas produk, harga, bentuk dan
sebagainya yang mana semua itu harus terpenuhi.
10

3. Fasilitas Transportasi
Pendirian pabrik harus ditempatkan dekat dengan pasar, bahan baku, atau
dekat persimpangan antara pasar dan bahan baku dan dapat juga jalan raya, yang
mana bertujuan untuk memudahkan trasportasi dan mengurangi biaya yang
dikeluarkan baik oleh perusahaan ataupun oleh karyawan.
4. Fasilitas Air
Pabrik yang akan didirikan haruslah dekat dengan sumber air. Dengan
dekatnya lokasi sumber air maka jalannya proses suatu pabrik akan lebih mudah,
karena jalannya dari suatu proses sangatlah membutuhkan air yang banyak, baik
untuk proses produksi, aktifitas kantor, dan sebagainya.
E. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
Agar suatu industri berjalan dengan baik disamping tersedianya alat alat
proses produksi yang lengkap dan bahan baku yang digunakan diperlukan juga
tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi mulai dari penanganan bahan
baku sampai dengan diperolehnya produk akhir. Penentuan lokasi industri
dirancang tidak jauh dari lokasi pemukiman tenaga kerja, agar memudahkan
dalam merekrut para tenaga kerja.
Pembangunan industri keripik nangka dalam skala menengah ini belum
membutuhkan banyak karyawan, hal ini dikarenakan proses pengolahan keripik
nangka belum banyak membutuhkan tenaga kerja. Pada permulaan industri
keripik nangka ini dikelola oleh 11 orang tenaga kerja yang keberadaan tempat
tinggalnya sangat terjangkau dari industri. Untuk selanjutnya diharapkan adanya
kemajuan pesat pada industri ini sehingga lebih banyak membutuhkan tenaga
kerja.
F. Alur Proses
Peralatan utama yang digunakan pada pengolahan keripik nangka adalah
mesin penggoreng vacuum frying. Peralatan ini mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :

11

a) Kapasitas penggorengan = 5 kg.


b) Kapasitas minyak penggorengan = 40 liter.
c) Kapasitas tenaga vacuum = 1 hp.
d) Kapasitas oli vacuum = 800 ml.
Alur proses pembuatan keripik nangka dapat dilihat pada skema 3.1
berikut :
Buah nangka 13 kg

Pengupasan
Kulit 7 kg & Biji 1 kg
Daging buah 5 kg

Pengecilan ukuran
Penggorengan Vacuum

Minya
k

Penirisan

Pengemasan

Keripik nangka 2 kg
Skema 3.1 : Proses pengolahan keripik nangka.

12

Neraca massa produk dapat dilihat pada skema 3.2 berikut :

Minyak 40 L

Nangka
5 kg

Penggorengan

Penirisan

Air buah=3 kg,


Minyak =39.5
L

Minyak
0,5 L

Keripik 2 kg

Skema 3.2 : Neraca massa produk keripik nangka


G. Tata Letak Mesin Dan Peralatan Serta Letak Bangunan

Proses produksi keripik nangka tidak memerlukan tempat usaha (bangunan)


tersendiri yang spesifik. Oleh karena itu, proses produksi bisa dilakukan dalam
skala rumah tangga, selama memiliki sejumlah peralatan produksi yang
diperlukan. Sebagai contoh bangunan yang dijadikan tempat usaha selama
produksi memiliki luas bangunan seluruhnya 15 m. Bangunan seluas itu,
mempunyai fasilitas produksi antara lain ruang produksi, ruang pengemasan,
ruang pencucian, serta ruang mesin dan peralatan produksi.
Keripik nangka diproduksi dengan menggunakan mesin penggoreng
vacuum (vacuum frying) dan beberapa alat yang sederhana maupun dengan
peralatan semi mekanik. Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan keripik
nangka adalah :
1. Vacuum frying
Sebagai alat untuk penggorengan, agar tidak mengganggu proses
penanganan bahan baku, alat tersebut diletakkan pada ruang produksi
(penggorengan).

13

2. Spindel
Spindel diletakkan pada ruang penirisan, bersebelahan dengan ruang
penggorengan agar setelah dilakukan proses penggorengan dapat langsung
ditiriskan.
3. Hand sealer
Alat ini diletakkan pada ruang pengemasan bersebelahan dengan ruang
penirisan.
4. Timbangan
Timbangan diletakkan pada tiga tempat yaitu ruang sortasi, ruang
pengupasan dan ruang pengemasan.
5. Pisau
Sebagai alat untuk memotong, pisau ditempatkan pada ruang
penanganan bahan baku (ruang pengupasan).
6. Baskom plastik
Sebagai tempat penampung, baskom diletakkan diruang produksi
(penggorengan) dan dapur.
Adapun tata letak mesin dan peralatan serta letak bangunan dapat lihat
pada gambar 3.1 berikut :

14

Gambar 3.1 : Tata letak mesin dan peralatan serta letak bangunan.

15

IV.

ANALISIS ASPEK MANAJEMEN OPERASIONAL

Manajemen operasional adalah untuk menciptakan nilai produk baik berupa


barang atau jasa melalui proses transformasi input menjadi output. Manajemen
operasional bertanggung jawab untuk memperoduksi barnag dan jasa dalam
organisasi. Pada defenisi diatas ada tiga hal yang harus diperhatikan:
1. Fungsi, Manajer operasi bertanggung jawab untuk mengelola departemen
atau fungsi dalam organisasi yang memproduksi barang dan jasa
2. Sistem, Mengacu pada sistem transformasi yang memproduksi barang atau
jasa. Termasuk didalamnya adalah membuat rancangan dan analisis operasi
3. Keputusan, Menyatakan pengambilan keputusan sebagai unsur penting
dalam manajemen opersional.
A. Bentuk Badan Usaha dan Perijinan
Usaha industri keripik nangka ini akan dibangun dalam bentuk perseroan
komanditer (CV). perseroan komanditer yaitu suatu persekutuan yang didirikan
oleh seseorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang
kepada seseorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan
bertindak sebagai pemimpin. mengingat modal yang diperlukan cukup besar dan
proses yang komplit, serta jangka waktu operasi yang tidak terbatas. Industri ini
juga memiliki struktur organisasi yang lengkap. Untuk itu dalam membangun
industri ini memerlukan beberapa perijinan yang harus dipenuhi sesuai dengan
perundangan yang berlaku.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Sistem manajemen dari suatu perusahaan atau industri akan sangat
menentukan kelancaran produksi dan keberlangsuangan industri tersebut. Sistem
manajemen yang komplek disertai susunan struktur organisasi yang lengkap
sering dijumpai dari industri berskala menengah hingga besar. Struktur organisasi
industri keripik nangka ini terdiri dari direktur utama, manager keuangan,
manager pemasaran, manager personalia, manager produksi, dan masing-masing
bagian memiliki wakil.
16

M. Irfan
Andi

Winny

Lia
Agustina

Rizky
Nasution

Azhar

Gambar. Struktur Organisasi Industri Keripik Nangka


C. Rancangan Jabatan
1. Direktur yaitu pimpinan yang tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung
jawab atas semua yang menyangkut perusahaan.
2. Manager keuangan adalah orang yang mengolah dana perusahaan, dan
membagi keuntungan/ laba perusahaan.
3. Manager pemasaran adalah Manajer yang bertanggung-jawab terhadap
manajemen bagian pemasaran, perolehan hasil penjualan, penggunaan dana
promosi, sebagai koordinator manajer produk, manajer penjualan, membina
bagian pemasaran, membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran dan
Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran kepada direksi
4. Manager

personalia

yaitu

harus

dapat

membangun

suatu

sistem

pengembangan produk yangmempunyai kemampuan untuk dipahami,


didesain dan menghasilkan produk yangbermanfaat kompetisi bagi
perusahaan
5. Manager produksi yaitu harus mampu membina dan mengendalikan arus
masukan (inputs) dan keluaran (outputs), serta mengelola penggunaan
sumber-sumber daya yang dimiliki.
D. Kebutuhan Tenaga Kerja dan Rencana Penggajian
17

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam operasional


perusahaan, disamping faktor permodalan dan pemasaran. Namun ironisnya,
justru

faktor

tenaga

kerja

sering

dikesampingkan

oleh

perusahaan.

Pertimbangannya, tenaga kerja mudah untuk didapatkan karena setiap orang


dianggap membutuhkan pekerjaan, sehingga perusahaan terkadang mengabaikan
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. Akibatnya, banyak tenaga kerja yang
bekerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
Jika perusahaan tidak mampu untuk mengelola dan memberdayakan tenaga kerja
yang ada, maka hal tersebut dapat menghambat operasional perusahaan dan
dampak terburuknya adalah kolapsnya perusahaan. Untuk itu, pemilihan tenaga
kerja yang tepat menjadi sangat penting.
a. Waktu kerja
Hari kerja : senin - jumat
Sebulan

: 20 hari

Setahun

: 12 Bulan : 240 Hari

Jam kerja : Per hari 8 jam (Pukul 07.00-12.00;14.00-17.00)


b. Kebutuhan tenaga kerja dan rencana penggajian
Tabel . Kebutuhan tenaga kerja dan rencana penggajian
Nilai
No
1
2
3

Posisi
Produksi
Pengemasan
Pemasaran
Jumlah

Satuan
Orang/Bulan
Orang/Bulan
Orang/Bulan

Jumlah
5
4
2
11

Harga/satuan
600.000
350.000
400.000

/Bulan
3.000.000
1.400.000
800.000
5.200.000

Nilai/tahun
36.000.000
16.800.000
9.600.000
62.400.000

Total gaji karyawan perbulan: Rp. 5.200.000

1 hari

Rendemen yang dihasilkan dari 20 kg adalah 8 kg (40% dari total bahan)

1 hari membutuhkan waktu 8 jam kerja

4 x penggorengan membutuhkan waktu 8 jam kerja

1 pengolahan membutuhkan waktu 2 jam

membutuhkan 20 kg daging buah nangka.

18

V. ASPEK HUKUM DAN DAMPAK LINGKUNGAN


A. Bentuk Badan Usaha
Bentuk badan usaha untuk industri keripik nangka ini adalah berbentuk
Perseroan Komanditer (CV). Bentuk Badan Usaha CV adalah bentuk perusahaan
kedua setelah PT yang paling banyak digunakan para pelaku bisnis untuk
19

menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Namun tidak semua bidang usaha


dapat dijalankan Perseroan Komanditer (CV), hal ini mengingat adanya beberapa
bidang usaha tertentu yang diatur secara khusus dan hanya dapat dilakukan oleh
badan usaha Perseroan Terbatas (PT).
Perseroan Komanditer adalah bentuk perjanjian kerjasama berusaha
bersama antara 2 (dua) rang atau dengan AKTA OTENTIK sebagai AKTA
PENDIRIAN yang dibuat dihadapan NOTARIS yang berwenang. Para pendiri
perseroan komanditer terdiri dari PESERO AKTIF dan PERSERO PASIF yang
membedakan adalah tanggungjawabnya dalam perseroan. Persero Aktif yaitu
orang yang aktif menjalankan dan mengelola perusahaan termasuk bertanggung
jawab secara penuh atas kekayaan pribadinya. Persero Pasif yaitu orang yang
hanya bertanggung jawab sebatas uang yang disetor saja kedalam perusahaan
tanpa melibatkan harta dan kekayaan peribadinya.
Kebaikan Perseroan Komanditer (CV) adalah : Kemampuan manajemen
lebih besar, proses pendirianya relatif mudah, modal yang dikumpulkan bisa lebih
besar dan mudah memperoleh kredit
Kelemahan Perseroan Komanditer (CV) Sebagian sekutu yang menjadi persero
Aktif memiliki tanggung jawab tidak terbatas, sulit menarik kembali modal, dan
kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu
B. Tata Cara Perizinan
Aspek yuridis merupakan aspek institusional yang menyangkut perijinan
dalam pendirian industri yang dituangkan dalam peraturan pendirian industri.
Peraturan-peraturan tersebut diantaranya adalah keharusan adanya hak guna tanah,
izin bangunan, izin badan usaha, dan izin penggunaan tenaga kerja. Selain itu juga
diperlukan ijin melakukan dagang dan peraturan pajak.
Setiap pendirian industri memerlukan beberapa perizinan dari pihak
pemerintah untuk melegalkan berdirinya industri tersebut dan pemasaran produk
ke pasaran. Hampir setiap pendirian industri membutuhkan perizinan dari
lembaga pemerintah yang sama dengan melalui tahapan yang sesuai dengan

20

hukum yang berlaku. Pada industri skala menegah dan besar

perjanjian

kepemilikan saham dan lain sebagainya harus dibuat berdasarkan akta notaris.
Perizinan-perizinan yang harus dimiliki oleh industri khususnya pangan
adalah SKITU (Surat Keterangan Izin Tempat Usaha), IUI (Izin Usaha Industri),
TDI (Tanda Daftar Industri), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak), Dinkes (Dinas Kesehatan), dan BPOM (Badan
Pengawasan Makanan dan Obat-obatan). Awalnya pihak industri mendaftarkan
industrinya ke Dinas Pendapatan untuk mendapatkan nomor NPWP. Setelah itu
maka industri tersebut telah dapat mendaftarkan industrinya ke Kantor Walikota
untuk mendapatkan SKITU, IUI, TDI dan SIUP. Selain itu, pihak industri juga
harus mendaftarkan diri ke Dinas Perpajakan untuk mendapatkan NPWP. Khusus
untuk industri di bidang pangan, juga harus terdaftar di Dinas Kesehatan dan
BPOM untuk menjamin bahwa pangan yang diproduksi memiliki jaminan
kesehatan dan kebersihan.
Perizinan- perizinan ini harus diperpanjang sesuai masa likuidasinya. Untuk
pihak perizinan seperti Dinas Kesehatan dan BPOM, biasanya akan mengadakan
inspeksi dan pengawasan langsung ke industri ini untuk menjamin

tingkat

higienitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan adanya perizinan tersebut,
maka industri ini legal dalam melakukan proses produksi.
C. Pengelolaan Lingkungan
Dampak lingkungan merupakan salah satu aspek yang perlu mendapatkan
pengkajian yang seksama. Limbah yang dihasilkan dari industri keripik nangka
tidak terlalu berdampak buruk terhadap lingkungan seperti tanah, air dan udara.
Namun, bila jumlahnya sudah terlalu besar pasti akan berdampak terhadap
lingkungan karena limbah yang berjumlah besar tersebut sudah banyak
mengandung zat-zat organik, yaitu komponen penting untuk pertumbuhan
mikroorganisme dan mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan
Limbah industri keripik nangka baik limbah padat maupun limbah cair, dapat
diubah menjadi komoditas yang bernilai jual pemanfaatan yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis limbah tersebut antara lain adalah :
21

1. Limbah Padat
Dapat dijadikan : makanan ternak, pupuk yang berasal dari kulit keripik
nangka.
2. Limbah Cair
Limbah cair lain yang berasal dari kondensasi dapat didaur ulang sehingga
bisa dibuang langsung ke lingkungan tanpa merusak ekosistem.

VI. ANALISIS ASPEK KEUANGAN


A. Rincian Biaya Investasi
Nama
Alat

Jumlah

Satuan

Harga/
Unit

Total
Harga

Umur
Ekonomis

Depresiasi
per Tahun

Nilai Sisa
tahun
ke-n

1. Tanah, BangunandanPekerjaan non produksi


22

Tanah
150
Bangunan
100
Perizinan
1
2. PeralatanProduksi
Vakum
1
Kompor
1
Pompa
1
Kulkas
1
Siller
1
Baskom
2
Pisau
4
Meja
2
Ember
2
Timbanga
1
n
3. Kendaraan
Alattransp
ortasi
1
(motor)

M2
M2
-

250.000
300.000
2.750.000

37.500.000
30.000.000
2.750.000

5
-

Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit

28.000.00
0
200.000
300.000
3.500.000
1.750.000
50.000
15.000
250.000
50.000
150.000

28.000.000
200.000
300.000
3.500.000
1.750.000
100.000
60.000
500.000
100.000
150.000

3
3
3
5
3
3
3
3
3
3

10.000.000

Unit

10.000.00
0

6.000.000
9.333.333
66.667
100.000
700.000
583.333
33.333
20.000
166.667
33.333
50.000

114.910.00
0

Total

37.500.000
12.000.000
0
0
0
1.400.000
0
0
0
0
0
0

2.000.000

4.000.000

25.086.667

54.900.000

B. BiayaOperasionalProduksi
Kebutuhan

Unit

Volume

A. BiayaVariabel (Biayabahanbaku)
BuahNangka
Kg
400
MinyakGoreng
Kg
120
Gas LPG
15 kg
2
Oli Compressor
Liter
4
PengemasPlastik
Pcs
20

Biaya/
Unit
40.000
10.000
100.000
60.000
10.000

1. BiayaTenagaKerja
Produksi
Orang
5
600.000
Pengemas
Orang
4
350.000
Pemasaran
Orang
2
400.000
Total BiayaVariabel
B. BiayaTetap
1. BiayaUtilitas, bahanbakardantransportasi
Bensin
Bulan
1
60.000
Listrik
Bulan
1
300.000

Biaya/
Bulan

Biaya/
Tahun

16.000.000
1.200.000
200.000
240.000
200.000

192.000.000
14.400.000
2.400.000
2.880.000
2.400.000

3.000.000
1.400.000
800.000
23,040,000

36.000.000
16.800.000
9.600.000
276.480.000

60.000
300.000

720.000
3.600.000
23

Telepon
ATK
Sub Total

Bulan
Bulan

1
1

150.000
100.000

150.000
100.000
610.000

1.800.000
1.200.000
7.320.000

1
1

100.000
50.000

100.000
50.000
150.000

1.200.000
600.000
1.800.000

70.000

70.000
70.000
830.000

840.000
840.000
9.960.000

2. BiayaPerawatan
Alat
Bulan
Ruangan
Bulan
Sub Total
3. Pajak, asuransidanretribusi
BiayaLainnya
Bulan
Sub Total
Total BiayaTetap
Jumlah biaya operasional

= biaya tetap + biaya variabel

= Rp 9.960.000+ Rp 276.480.000
= Rp. 286.440.000

C. Proyeksi Produksi dan Pendapatan

24

No

Produk

Volume

Unit

Harga Jual

1
2

Produksi keripik nangka


Produksi terjual

160
160

kg
kg

80,000
80,000

Penjualan 1
bulan
12,800,000
12,800,000

Penjualan 1
tahun
153,600,000
153,600,000

D. Analisis Keuangan
Keterangan
Investasi
Pendapatan Usaha
(a)
BiayaOperasional
(b)
LabaSebelumPajak
(a-b=c)
Pajak (%pajak
x c = d)
LabaSesudahPajak
(c-d =e)
NilaiSisa
Net Cash Flow (e +
penyusutan +
nilaisisa)
Discount Factor
Cash Flow
Terdiscount

Tahun (umur ekonomis industri)


0
1
2
3
160.874.000
160.874.000 160.874.000
604.800.000 604.800.000 604.800.000
341.656.069 341.316.447 340.976.823
263.143.931 263.483.553 263.823.177
39.471.590

39.522.533

39.573.477

223.672.341 223.961.020 224.249.700


30.400.000
278.888.841 234.037.867 264.386.923
14%

14%

14%

14%

-160.874.000 244.638.956 180.084.539 178.453.642

1. NPV, PI
tahun
0
1
2
3

NCF
-216,239,000
278,888,410
234,037,867
264,386,923
NPV

DF (14%)
1
0.877193
0.769468
0.674972

present value
-216,239,000
244,638,956
180,084,539
178,453,642
386,938,138
25

NPV = -58.358.226.000+ 244,638,956 + 180,084,539 + 178,453,642


= 386,938,138
NPV>1, maka investasi proyek layak dijalankan
PI = Total Present Value tahun 1-3/Present value tahun 0
PI=
2.789400328
PI (B/C) > 1, maka proyek tersebut layak

2. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)


DF
NCF
(14%)
-216,239,000
1
278,888,410 0.877193
234,037,867 0.769468
264,386,923 0.674972

Tahun
0
1
2
3

present value
DF (100%)
-216,239,000
1
244,638,956
0.4784689
180,084,539 0.228932488
178,453,642 0.109537076

NPV

IRR i1

present value
-216,239,000
133,439,431
53,578,871
28,960,170

386,938,138

-260,528

NPV
(i2 i1 )
NPV1 NPV2

IRR= 39.98250581

3. Perhitungan Payback Period


tahun

NCF

DF (14%)

present value

komulatif present value

0
1
2
3

216,239,000
278,888,410
234,037,867
264,386,923

1
0.877193
0.769468
0.674972

-216,239,000
244,638,956
180,084,539
178,453,642

-216,239,000
28,399,956
208,484,495
386,938,138

NPV

386,938,138

PBP=[n+(m/
26

{PVn+1})]
PBP =

3.168283777

4. BEP
Tahun
No

Uraian
1 Pendapatan

1
2
3
153,600,000 153,600,000 153,600,000

2 Biaya Variabel
Bahan baku
Bahan pengemasan
Tenaga kerja
Pajak

211,680,000 211,680,000 211,680,000


2,400,000
2,400,000
2,400,000
62,400,000 62,400,000 62,400,000
39,471,590 39,522,533 39,573,477

Total biaya variabel


3 Biaya Tetap
Biaya overhead pabrik (BOP)
Biaya Pemeliharaan, bensin dan lainnya
Biaya penyusutan
Bunga kredit
Total Biaya Tetap
4 BEP (Rp)
5 BEP (%)

BEP

315,951,590 316,002,533 316,053,477

6,600,000
3,360,000
25,086,667
25,648,348
60,695,015

6,600,000
3,360,000
25,086,667
15,557,195
50,603,862

6,600,000
3,360,000
25,086,667
5,466,041
40,512,708

-57,423,240

-47,861,034

-38,304,825

BT
BV
1
P

27

VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisa kelayakan industri
Keripik Nangka ini adalah :
1.

Berdasarkan peluang pasar yang bagus industri Keripik Nangka ini


akan didirikan di daerah Lambaro, Aceh Besar.

2.

Proyek industri Keripik Nangka ini diasumsikan melakukan


pinjaman kredit investasi sebesar Rp 216.239.000 dengan bunga yang
dibayar sebesar 14% selama 3 tahun (jangka waktu maksimal kredit).

3.

Dalam perusahaan ini akan diterapkan kedisiplinan dan ketekunan


agar berjalan dengan baik serta mengeluakan kreatifitas bagi mahasiswa
Teknologi Hasil Pertanian.

4.

Berdasarkan analisis aspek keuangan maka industri ini sangat


layak dilaksanakan karena menghasilkan nilai NPV = 386,938,138, PI =
2.78, IRR = 39%.

28

Anda mungkin juga menyukai