Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini banyak kali dijumpai usaha-usaha yang berbentuk home industri.
Biasanya usaha tersebut dirintis dengan menggunakan modal pribadi dengan jumlah yang
sangat kecil. Namun demikian bukan berarti kegiatan mereka tidak bisa berjalan. Dalam hal
ini kami memilih salah satu usaha yang berbentuk home industri yaitu usaha kerupuk kulit.
Kerupuk kulit memang sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari masyarakat.
Karena kerupuk kulit ini hampir cocok untuk semua makanan. Konsumsi kerupuk kulit di
indonesia sangatlah besar. Kita dapat dengan mudah mendapatkan di warung dan rumah
makan atau tempat lainnya. Memang secara statik belum didapat secara pasti kuantitatif
kerupuk kulit indonesia. Tetapi melihat animo masyarakat indonesia yang begitu besar
keberadaannya yang begitu luas,kita dapat menyimpulkan bahwa konsumen kerupuk sangat
besar.
Nanggroe Aceh Darusalam merupakan salah satu daerah yang mempunyai industri
ini. Dibanda aceh sendiri tedapat beberapa usaha kerupuk kulit, salah satunya usaha
kerupuk kulitSumber jaya utama yang berada di kelurahan peuniti. Usaha ini sudah
berlangsung selama 13 tahun. Wilayah pemasarannya sudah sangat luas meliputi banda
aceh,Aceh besar,Sabang,aceh barat ,sampai aceh timur. Namun setelah terjadi bencana
tsunami pemasaran kerupuk kulit ini terhenti total.
Dalam perkembangan usaha kerupuk kulit ini setiap industri membutuhkan suatu
sistem dan strategi yang dapat mencapai target pemasarannya. Sehingga apa yang menjadi
tujuan perusahan dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah di rencanakan.
Melihat luasnya wilayah pemasaran hasil produksi dan kesuksesan yang telah dicapai
dari kerupuk kulit ini,maka kami tertarik untuk mengadakan survei pada usaha kerupuk kulit
ini yang menyangkut mata kuliah kewirausahaan dengan judul pengembangan usaha
kerupuk kulit sumber jaya utama di kelurahan peuniti kecamatan baiturrahman banda
aceh.
a. Manfaat dan Tujuan

Studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu
gagasan usaha / proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam hal ini adalah
kemungkinan dari gagasan usaha / proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat
(benefit). Baik dalam arti financial benefit maupun social benefit. Semua ini dilakukan
dengan tujuan untuk melihat suatu usaha / proyek apakah layak atau tidak untuk
dikembangkan.



b. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana analisis studi kelayakan usaha
kerupuk kulit dan kemampuan investasinya dalam memberikan keuntungan terhadap jumlah
modal yang ditanam? Studi ini akan menitik beratkan pada penentuan layaknya usaha yang
dijalankan.

c. Kerangka Pemikiran

Dari segi Market Space dan Market share, usaha ini memiliki peluang pasar yang
potensial di wilayah Banda Aceh. Dalam menjalankan suatu usaha sebaiknya direncanakan
dengan matang dari berbagai aspek yang mempengaruhi yaitu aspek pasar dan pemasaran,
aspek teknis produksi dan teknologis, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum dan
legalitas, serta aspek keuangan dan ekonomi. Seorang investor yang baik tentunya tidak akan
tergesa-gesa dalam melaksanakan gagasannya, sebelum yakin tentang untung ruginya usaha
yang direncanakan. Tindakan yang dilakukannya adalah dengan mengadakan analisis
kelayakan usaha atau proyek dengan menggunakan Studi Kelayakan Bisnis (SKB) untuk
meneliti apakah usaha yang direncanakan secara teknis, ekonomis dan komersial cukup
menguntungkan? Dan layak atau tidak untuk dilaksanakan.








Secara singkat dapat diilustrasikan dalam gambar 1 berikut:










BAB II
ASPEK-ASPEK
A. Aspek Hukum
Dalam aspek ini membahas masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen
perusahan, mulai dari bentuk badan usaha sampai ke izin-izin yang dimiliki.
Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini merupakan
dasar hukum yang harus dipegang apabila di kemudian hari timbul masalah.
Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang
menebitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut.

Aspek Hukum Aspek Pasar Aspek
manajemen
Aspek Teknis
Rencana
pengembangan
Aspek
ekonomi dan
keuangan
Analisis
kriteria
investasi
LAYAK TIDAK LAYAK
B. Aspek pasar
Aspek pasar adalah keabsahan pasar yang mendasari proses dan kegiatan
pemasaran dari usaha yang direncanakan (Ibrahim 1999 : 108). Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan dilokasi usaha kerupuk kulit ini mempunyai prospek
yang cerah dimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena semakin
meningkatnya keinginan dari para konsumen untuk memperoleh dan mencoba
kerupuk kulit tersebut.
Menurut kotler (2002 : 9) pemasaran adalah suatu proses yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan saling mempertukarkan produk yang bernilai dengan individu
atau pihak lain.
Dari pendapat diatas dapat ditegaskan bahwa pemasaran bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan baik produsen maupun konsumen. Produsen
menciptakan barang dan produk yang di sampaikan kepada konsumen. Kemudian
produsen menerima balas jasa yang di sampaikan pada konsumen. Kemudian
produsen menerima balas jasa dari konsumen sebagai pemasaran produk yang di
berikan.
Tabel 1. Data hasil produksi dan permintaan kerupuk kulit dalam Hitungan bulan
BULAN
Produksi
(Pack)
Produksi
Kumulatif
Permintaan
Lokal(pack)
Permintaa
n
Luar(pack)
Permintaa
n Total
Permintaa
n total
Kumulatif
Januari 504 504 - - - -
Febuari 700 1208 100 70 170 170
Maret 896 2104 150 100 250 420
April 1039 3143 175 125 300 720
Mei 1335 4478 206 150 356 1076
Juni 1496 5974 225 175 400 1476
Juli 1702 7676 250 200 450 1926
Agustus 2132 9808 275 225 500 2426
September 2900 12708 300 250 550 2076
Oktober 3613 16321 350 276 625 3627
November 4376 20697 400 300 700 4327
Desember 5091 25788 500 400 900 5227
Jumlah 25784 110409 2931 2271 5201 23471

Daftar Hasil Produksi
Tabel 1.2. Data hasil produksi dan permintaan kerupuk kulit dalam Hitungan tahun
TAHUN
Produksi
(Pack)
Produksi
Kumulatif
Permintaan
Lokal(Pack)
Permintaan
Luar(Pack)
Permintaan
Total
Permintaan
total
Kumulatif
1 25784 25784 - - - -
2 28408 54192 2931 1476 3112 3112
3 31032 85224 5781 8603 14384 17496
4 33656 18880 13229 10336 23565 41061
5 36280 155160 17890 14108 31998 73059
Jumlah 155160 339240 39831 34523 73059 134728

Target pasar dari usaha Kerupuk kulit ini adalah wilayah Kota Banda Aceh
dan aceh besar yang bersifat daerah lokal, Sabang,aceh barat ,sampai aceh timur.
Konsumen dari produk ini pada umumnya berupa tempat-tempat pengolahan
makanan seperti rumah makan dan kios-kios. Pada mulanya setiap produk yang
diluncurkan ke pasar tidak selalu mendapatkan respon positif, bahkan cenderung
mengalami kegagalan jauh lebih besar dibandingkan keberhasilannya. Untuk
mengantisipasi agar produk yang diluncurkan berhasil & sesuai dengan tujuan yang
di harapkan, maka pemasaran produk memerlukan cara-cara tertentu :

1. Penentuan Logo dan Motto
Logo merupakan ciri khas dari suatu produk sedangkan motto merupakan
serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi usaha dalam memasarkan
produknya.
2. Menciptakan Merek

Tujuan diciptakan merek yaitu agar produk yang dihasilkan bisa mudah di
ingat dan di kenal oleh pembeli atau konsumen, seperti merek kerupuk
Sumber Jaya Utama adalah Aceh PO enak dan gurih.



3. Menciptakan Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus dari suatu produk. Kemasan haruslah
terkesan unik atau hebat agar konsumen mudah mengingatnya.

4. Keputusan Label

Label merupakan sesuatu yang diinginkan pada produk yang di tawarkan dan
merupakan bagian dari kemasan.

Dalam mengembangkan usaha pemasaran produk hendaknya pengelola
perlu memperhatikan beberapa hal yang diputuskan yaitu :

1. Peluang Pasar
Dalam pasar terdapat berbagai macam konsumen yang beraneka ragam
perbedaan baik dalam keinginan,prilaku,sumber daya,lokasi maupun praktek
membeli yang mereka lakukan. Disamping itu juga terdapatnya usaha pesaing.
Bila dilihat dari peluang yang ada sekarang kesempatan bagi sumber jaya
utama untuk mengembangkan usahanya sangatlah besar karena setiap tahunnya
konsumen yang ingin mencicipi kerupuk kulit ini semakin meningkat. Untuk
mendapatkan informasi tempat-tempat atau pasar-pasar yang mana belum
tersedianya kerupuk kulit haruslah sering melakukan pengamatan yang teliti
sehingga produknya bisa ditawarkan di tempat baru tersebut. Dengan
memanfaatkan peluang yang ada tersebut dapat dikatakan pak junaidi telah
memperluaskan pasar sasarannya.

Menurut kottler (2002 : 88) peluang pasar adalah suatu daerah pembeli
dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan, kemungkinan
berhasilnya suatu usaha bergantung pada usaha bisnisnya yang tidak sesuai
dengan persyaratan berhasil di pasar sasaran,namun harus lebih unggul dari
pesaingnya. Bila dapat menciptakan jumlah pelanggan ataupun konsumen yang
tinggi serta dapat mempertahankan dalam jangka waktu yang panjang maka dapat
dikatakan usaha tersebut telah berhasil dan unggul secara kompentitif dalam
menghadapi persaingan.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya pengelola usaha kerupuk kulit Sumber Jaya
Utama harus memperhatikan beberapa peluang dalam memasarkan produknya
sebagai berikut :

a. Pertumbuhan penduduk kota Banda Aceh dari tahun ke tahun.
b. Tingkat Pendapatan Perkapita.
c. Tingginya Minat Konsumen.
2. Pasar Sasaran.
Menurut Kottber (2002:89), menetapkan sasaran (marketting targetting)
pasar merupakan kegiatan menilai dan memilih salah satu atau lebih segmen pasar
yang akan di masukinya. Kerupuk kulit sumber jaya utama dalam menjalankan
usahanya memiliki pasar sasaran (target market) yaitu semua lapisan bawah,
menengah hingga lapisan paling atas, konsumen atau pelanggan yang setia dan
para pelaku-pelaku pasar. Sekarang ini tingkat kebutuhan konsumen akan produk ini
semakin meningkat sehingga dapat membawa keuntungan yang tinggi pula untuk
usaha ini karena tingkat pemakainnya yang terus menerus. Di harapkan tugas dari
sumber Jaya Utama adalah memberikan pelayanan yang memuaskan untuk
pelanggan sehingga pelanggan tidak akan beralih untuk mencoba produk pesaing.
3.Volume dan Harga Penjualan

Kerupuk kulit Sumber jaya Utama hanya mempunyai 1 (satu) jenis produk
yang di tawarkan untuk konsumennya. Penawaran dilakukan setiap hari yang
berbeda hanya pada bentuk kemasannya. Krena bentuk kemasannya berbeda,
mulai dari bentuk yang paling kecil,sedang, hingga kemasan yang besar, harga yang
di tawarkan jadi ikut berbeda juga. Tingkat harga yang di tawarkan relatif murah agar
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan sesuai dengan harga pasar.


C. Aspek Ekonomi dan Keuangan
Sebuah gagasan yang telah direncanakan dapat dilihat dari aspek pemasaran
dan teknisi produksi, setelah itu langkah selanjutnya adalah mengadakan penilaian
dari aspek ekonomi dan keuangan baik yang menyangkut biaya investasi, modal
kerja maupun yang berhubungan dengan perekonomian masyarakat. Keseluruhan
aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana disebut
Financing Decision dan mengalokasikan dana disebut Investmen Decisio.
Aspek Keuangan yang perlu dipersiapkan dalam aspek ekonomi dan keuangan
adalah
- Rencana Kebutuhan Investasi
- Rencana Anggaran Pendapatan
- Rencana Arus Kas (Cash Flow)
- Rencana Kebutuhan Pinjaman
- Rencana Pengembalian Dana Pinjaman
- Agunan Yang Dimiliki
- Laporan Keuangan (neraca laba dan rugi dalam satu tahun)

Investasi
Secara umum, investasi adalah penanaman modal (baik modal tetap maupun
modal tidak tetap) yang digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh
keuntungan. Dalam kasus Usaha Kerupuk kulit investasi berasal dari perorangan,
maka aspek yang di investasinya pun terbatas.
Biaya Modal kerja
Modal kerja dalam kegiatan usaha terdiri biayatetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dengan jumlah
tetap yang tidak mempengaruhi oleh tingkat produksi yang dihasilkan (Ibrahim: 134).
Biaya adalah segala macam yang harus dikeluarkan agar usaha dapat berjalan
dengan baik. Keseluruhan biaya akan terdiri dari banyak komponen biaya yang
merupakan akibat dari masing-masing tahap kegiatan. Besar kecilnya biaya akan
tergantung pada perencanaan teknis, jenis dan jumlah alat yang digunakan.
Berdasrkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
1. Kebutuhan Dana Investasi
a. 5 unit Alat Perebusan Kulit @ Rp. 300.000,- Rp. 1.500.000,-
b. 5 unit Alat Pemotong Kulit @ Rp. 100.000,- Rp. 500.000,-
c. 10 unit Alat Penjemur Kulit @ Rp. 700.000,- Rp. 7. 000.000,-
d. 5 unit kompor @ Rp. 250.000,- Rp. 1.250.000,-
e. 5 unit Alat Penggorengan @ Rp. 500.000,- Rp. 2.500.000,-
f. Timbangan Rp. 250.000,-
g. Bahan Baku Rp. 5.000.000,-
h. 1 unit Becak Rp. 8.000.000,-
i. 1 unit Mobil Pengangkut Rp. 75.000.000,-
Jumlah Rp101.000.000,-

2. Biaya Operasional
Biaya Tetap.
Biaya tetap adalah Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan bahan baku, upah
tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya yang sesuai dengan perencanaan produksi
dalam periode tertentu yang jumlahnya tidak tergantung jumlah produksi. Biaya ini
sifatnya hanya sampai periode tertentu atau batas produksi tertentu, tetapi akan
berubah jika batas itu dilewati.
Biaya tetap mencakup
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya yang dikeluarkan untuk gaji masing-masing tenaga kerja
Dana penyusutan
Umur aset rata-rata dari sekelompok aset, dapat diselesaikan dengan cara
menggunakan Sinking Found Method, dengan metode ini kita asumsikan
tingkat bunga efektif sebesar 12% per tahun.
R = Sn
) ,

+ 1 1
n
i
i

R = 32193944
) ,

+ 1 18 . 0 1
18 . 0
n

R = 32193944

2877577 , 1
18 . 0

R = 32193944 ) 139777857 . 0
R = 4.500.000,27
Jadi, jumlah deposito pertahun adalah
3.049.555,3 x 3 = Rp. 9.148.665,82



a. Biaya Perizinan Rp. 175.000/tahun.
b. Biaya Penyusutan setelah dihitung dan berbagai aset yang ditetapkan
mempunyai ekonomis yang sama yaitu 6 tahun dengan nilai sisa yang berada
ditetapkan penyusutan rata-rata per tahun Rp.4.500.000,-.
c. Gaji Karyawan
- Gaji 4 orang bagian produksi Rp. 4.800.000/bulan = 57.600.000,-
- Gaji 6 orang bagian pengemasan Rp. 4.800.000/bulan = 57.600.000,-
- Gaji 1 orang bagian pemasaran Rp. 1.500.000/bulan = 18.000.000,-
- Gaji bendaharaan Rp. 2.000.000/bulan = 24.000.000,-
157.200.000,-
d. Gaji Pimpinan Rp. 4.000.000 = 48.000.000,-
e. Biaya Umum per bulan Rp. 120.000 atau Rp 1.440.000 per tahun.

Biaya Variabel.
a. Biaya listrik pada tahun pertama rata rata Rp. 100.000 per bulan atau Rp.
1.200.000 per tahun.
b. Biaya air PDAM Rp. 80.000 per bulan atau Rp. 960.000 per tahun.
c. Biaya untuk perawatan rata-rata Rp. 150.000 per bulan atau Rp 1.800.000 per
tahun.
2. Sumber Dana/Sumber Pembiayaan
Mengenai sumber dana pada usaha Kerupuk kulit Sumber jaya Utama pada
awal mulanya modal kerja sepenuhnya berasal dari pemilik, dan pada tahun 2000
sumber jaya utama mendapat bantuan modal dari lembaga keuangan dalam bentuk
pinjaman dan pada akhir tahun 2002 pinjaman tersebut telah dikembalikan.
Proses Perputaran Keuangan
Proses perputaran keuangan perlu direncanakan karena akan mempengaruhi
kemampuan usaha dalam menutupi segala kewajiban-kewajibannya.
Data Proses Perputaran Keuangan
Tabel 1.3.
Tahun Investasi Biaya
operasional
Gaji pegawai Total cost Benefit
1 312.000.000 217.275.000 157.200.000 686.475.000 322.300.000
2 - 217.275.000 157.200.000 374.475.000 355.100.000
3 - 217.275.000 157.200.000 374.475.000 387.900.000
4 - 217.275.000 157.200.000 374.475.000 420.700.000
5 - 217.275.000 157.200.000 374.475.000 453.500.000

Asas Pembelanjaan
Asas Liquiditas
Asas yang mengajarkan bahwa dalam kebijakan financing penarikan sumber-
sumber dana harus diperhatikan berapa lamanya dana yang akan diperoleh akan
digunakan oleh perusahaan apabila dana tersebut akan digunakan selama 1 tahun,
maka dana yang akan ditarik juga untuk jangka waktu kurang dan tidak lebih dari 1
tahun.
Asas Solvabilitas
Asas yang mengajarkan bahwa dalam memperoleh sumber dana harus
diperhatikan faktor psikologi dari calon investor
- Optimis, sebaiknya perusahaan mengeluarkan saham
- Pesimis, sebaiknya perusahaan mengeluarkan obligasi
Asas Rentabilitas
- Asas yang mengajarkan bahwa dalam penarikan sumber-sumber dana
harus memperhatikan konsekuensi kewajiban memberikan balas jasa dari
perusahaan ke calon investor
Asas Kekuasaan
- Asas yang mengajarkan bahwa dalam kebijakan financing harus
memperhatikan kebijakan manajemen keuangan:
- Bila manajemen tidak ingin dicampuri pihak luar, sebaiknya perusahaan
mengeluarkan obligasi
- Bila manajemen lebih banyak menghendaki campur tangan pihak luar
maka dapat dikeluarkan saham

Perhitungan Profit
Keuntungan (profit) adalah tujuan utama dalam pembukaan usaha yang
direncanakan, semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin layak usaha
tersebut untuk dikembangkan. Data informasi keuntungan yang diperoleh sebagai
berikut :
Keuntungan yang diperoleh dalam satu tahun pemasaran kerupuk kulit
adalah hasil produksi dikurangi dengan modal usaha atau:
Rp. 322.300.000 Rp. 312.000.000 = Rp. 10.300.000
Jadi, keuntungan dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 10.300.000.


3. Rencana Pelayanan
Usaha Kerupuk kulit Sumber jaya Utama memberikan layanan bagi
konsumen selama 10 jam per hari dengan jam kerja setiap harinya.
Tabel perkiraan pendapatan usaha Kerupuk kulit Sumber jaya Utama selama 4
tahun pertama.
Tabel 1.4. Persiapan perhitungan produksi perkiraan
Tahun
Produksi(Pack
)[Y]
x X
2
XY
Produksi
perkiraan(Yc)
1 25784 -2 4 -51568 33656
2 28048 -1 1 -28480 36280
3 31032 0 0 0 38904
4 33656 1 1 33656 41528
5 36280 2 4 72560 44152
Jumlah 155160 0 10 26240 194520




Tabel 1.5.
Tahun
Permintaan
Total [Y]
x X
2
XY
Perkiraan
permintaan
total(Yc)
1 0 -2 4 0 0
2 3112 -1 1 -3112 23056,1
3 14384 0 0 0 31500,8
4 23563 1 1 23563 39945,5
5 31998 2 4 63996 48390,2
Jumlah 73057 0 10 84447 142892,6



Berdasarkan table diatas dapat dicari persamaan trend. Tren adalah salah satu
alat statistic yang dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan dimasa yang
akan datang didasarkan pada data masa lalu (Ibrahim, 1998-60).
Persamaan trennya adalah sebagai berikut :


Untuk konstanta a dan b:
a =

b =


a = 155160 b = 26240
5 10
a = 31032 b = 2624

maka persamaan regennya :
Yc = a+bx
= 31032 + 2624(x)

Dari persamaan diatas diperkirakan pendapatan untuk tahun berikutnya untuk
tahun kelima:
Y6 = a + bx
= 31032 + 2624 (6)
= 46776

Dan tahun keenam :
Y7 = a + bx
= 31032 + 2624 (7)
= 49400
Pendapatan


Gambar 1. Grafik hasil produksi dan trend dari tahun ke-1 s/d tahun ke-5


Gambar 1. Grafik permintaan hasil produksi dan trend permintaan dari tahun ke-1
s/d tahun ke-5
25784
28408
31032
33656
36280
33656
36280
38904
41528
44152
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
50000
1 2 3 4 5
Grafik hasil perkiran produksi
Data Aktual
Trend
0
3112
14384
23563
31998
0
32056.1
31500.8
39945.5
48390.2
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
1 2 3 4 5
Grafik hasil perkiraan permintan
Data Aktual
Trend



Gambar 1 : grafik tren pendapatan
D. ASPEK TEKNISI DAN MANAJEMEN OPERASI
Aspek teknis dan manajemen operasi adalah lanjutan dari aspek
pemasaran. Pada aspek ini akan dibahas adalah aspek teknis produksi, antara lain
masalah produksi, luas produksi, proses produksi, peralatan yang digunakan dan
lingkungan yang berhubungan dengan proses produksi. Dalam manajemen operasi
yang kami tekankan pada masalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan
tenaga kerja, pengarahan pekerja dan pengawasan.

Aspek teknisi produksi adalah aspek yang berhubungan dengan
pembangunan dari usaha yang direncanakan baik dilihat dari faktor lokasi,luas
produksi,proses produksi,pengguna teknologi maupun keadaan lingkungan yang
berhubungan dengan proses produksi. (Ibrahim.1998: 118).
a. Lokasi Proyek
Lokasi produksi bertempat di kelurahan peuniti kecamatan baiturrahman
kota Banda Aceh.Untuk lokasi proyek sendiri terbagi atas dua tempat yaitu peuniti
dan desa reuloh, pengolahan dan penjemuran kulit bertempat di desa reuloh
sedangkan tempat penggorengan dan pengemasan itu sendiri bertempat di
kelurahan peuniti
Faktor lokasi adalah faktor yang ikut seta langsung mempengaruhi kegiatan
usaha karena lokasi usaha erat kaitannya dengan masalah pemasaran hasil
produksi dan masalah biaya pengangkutan.(ibrahim : 119)
Secara umum faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi usaha adalah sebagai berikut :
1. Lokasi Masyarakat
Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi,
baik positif maupun negatif didirikannya tempat usaha daerah tersebut
merupakan suatu syarat penting.
2. Letak pasar
Biaya distribusi produk ke konsumen sangat penting dalam
mempertimbangkan faktor letak pasar.
3. Letak Sumber Tenaga Kerja
Salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja di biayai
produksi adalah tenaga kerja.
4. Kedekatan dengan Bahan Baku dan Pesuplai
Lebih dekat dengan bahan baku memungkinkan perusahaan
mendapatkan pelayanan penyuplaian yang lebih baik dan hemat biaya
pengadaan bahan.
5. Tersedianya Fasilitas Transportasi
Tersedianya fasilitas transportasi akan melancarkan pengadaan
faktor-faktor produksi dan penyaluran produk usahanya.
6. Sumber Daya Alam
Biasanya produksi akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
harga bahan dasar dan bahan lainnya yang diperlukan dalam proses
produksi.
Berdasarkan faktor diatas maka dapat disimpulkan bahwa usaha
kerupuk kulit sumber jaya utama letaknya sangatlah strategis. Selain
dekat dengan pasar yang merupakan tempat untuk memasarkan
produknya juga dekat dengan bahan baku.

B .Bahan Baku
Lokasi bahan baku untuk kerupuk kulit ini didapat dari tempat pemotongan
sapi yeng bertempat di kawasan penayong,dengan tempat pengambilan bahan baku
yang tidak terlalu jauh dijangkau memudahkan pengelola usaha untuk memperoleh
bahan baku dan memperkecil jumlah dana yang dikeluarkan.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja /karyawan yang dipekerjakan pada usaha Kerupuk kulit
Sumber jaya Utama ada 11 orang diantara nya: 4 orang sebagai tenaga produksi,
6 orang sebagai tenaga pengemasan,dan 1 orang dibagian pemasaran.
d. Fasilitas Pengangkutan
Jenis alat pengangkutan yang digunakan adalah becak dan mobil pick up.bila
hasil produksi ingin dipasarkan ke daerah sekitar banda aceh dan aceh besar,alat
angkut yang digunakan adalah becak dan bila dipasarkan keluar banda aceh seperti
langsa dan sekitarnya ,alat angkut yang digunakan adalah mobil pick up.

e. Fasilitas Tenaga Listrik dan Air
Usaha kerupuk kulit ini sangat memerlukan fasilitas listrik dan air. Dalam
kegiatan produksi listrik digunakan pada saat kepiting di simpan didalam lemari
pendingin sebelum kepiting ini dipasarkan. Listrik ini diperlukan sebagian besarnya
untuk lemari-lemari pendingin tadi. Kebutuhan akan listrik ini cukup memadai
dengan adanya aliran listrik dari PLN.
Sedangkan air diperlukan untuk perkembangan kepiting tadi di dalam
tambak. Namun kebutuhan akan air ini tidak terlalu besar karena tambak tersebut
menggunakan air hujan. Jika memang air di dalam tambak terlalu sedikit maka
kebutuhan penambahan air akan dilakukan dengan mengambil air dari sumur
terdekat.
Berdasarkan pada fakta diatas maka pemilihan lokasi tempat tidak
diperlukan lagi baik dengan metode penilaian hasil values, cost comparison method,
atau economic analysis method dikarenakan tempat yang telah digunakan cukup
mendukung produksi baik dari segi fasilitas tenaga listrik maupun air.

1. Luas Produksi
Lokasi dari usaha kerupuk kulit ini memiliki dua tempat yaitu di kelurahan
peniti dan desa reuloh,di kelurah peuniti memiliki luas tanah sekitar
200m,sedangkan di desa reuloh memiliki luas tanah sekitar 1 ha,dengan luas masig-
masing tempat itu bisa memunhi permitaan yang sudah ada.


2. Proses Produksi
Jumlah biaya investasi yang diberikan adalah Rp. 34.500.000,- mesin
yang digunakan hanya lemari pendingin dan tempat penyimpanan adalah di rumah
penduduk disekitar usaha budidaya kepiting sangkak. Proses produksi kepiting
sangkak ini bersifat kontinu. Oleh karena produksi kepiting sangkak ini tidak
menggunakan mesin yang mengakibatkan dampak pada lingkungan karena
budidayanya bersifat alami. Lemari pendinging yang digunakan sama seperti yang
ada di rumah-rumah masyarakat pada umumnya.
Proses teknis produksi kepiting sangkak adalah kaki kepiting dan capitnya
dipatahkan, kemudian ditempatkan pada takir (wadah) yang tersedia di dalam air,
pakan yang diberikan yaitu sejenis siput yang telah dipecahkan dan diambil isinya,
diberikan 2 hari sekali.untuk menjadi kepiting sangkak dalam waktu 23 hari terhitung
dari bibit dimasukkan dalam takir. Sistem panen dilakukan setiap 2 jam sekali pada
waktu siang hari, sedangkan pada malam hari hasil panen kepiting sangkak lebih
banyak.
Proses produksi ini juga tidak bertentangan dengan adat istiadat setempat
bahkan masyarakat setempat merasa cukup senang dengan keberadaan usaha ini,
selain dapat menyerap pekerja juga dapat memajukan daerah setempat.
3. Manajemen Operasi
Dukungan manajemen yang baik, maka akan membuat proyek yang akan
dilaksanakan akan berjalan sukses. Tugas pokok yang harus dilakukan menyangkut
fungsi manajemen yang akan dibahas berikut adalah perencanaan, pengorganisian,
pengadaan tenaga kerja, pengarahan dan pelaksana pengawasan.

a. Perencanaan
Adapun jadwal kegiatan kerja usaha kerupuk kulit ini adalah sebagai
berikut :
No Kegiatan Waktu
1 Pengadaan Bahan baku 15 hari
2 Pengolahan 1 hari
3 Produksi 1 hari
4 Pembersihan tempat 2 hari

Tujuan yang ingin dicapai dari usaha kerupuk kulit ini adalah untuk
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktifitas usaha kerupuk kulit dengan
mengelola sumber daya alam, teknologi dan pemakaian sarana produksi yang tepat
sasaran sesuai dengan ekosistem, untuk meningkatkann usaha kerupuk kulit, untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas eksport, dan untuk meningkatkan pendapatan
asli daerah (PAD) dan devisa negara.
Untuk mewujudkan capaian yang menjadi tujuan dari usaha ini diperlukan
rencana anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha kerupuk kulit ini.
Berikut rencana definitif kebutuhan kelompok usaha kerupuk kulit.

No
Alokasi dana
(biaya operasional)
Jumlah
Anggota
Kebutuhan Modal
Jumlah @ (Rp) Total (Rp)
1 Bibit Kepiting 33 orang 1000 kg Rp 30.000 Rp 30.000.000
2 Pakan 300 kg Rp 3.500 Rp 1.050.000
3 Ongkos Tenaga
Kerja
3 orang 3 bulan Rp 1.000.000 Rp 3.000.000
4 Takir (wadah) 70 unit Rp 60.000 Rp 4.200.000
5 Pipa 60
batang
Rp 75.000 Rp 4.500.000
6 Lemari Freezer 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
Total Rp 46.750.000

b. Pengorganisasian
Untuk memudahkan pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan
maka perlu ditetapkan struktur organisasi yang jelas. Berikut struktur organisasinya :
No Nama Jabatan
1 Junaidi.se Ketua
2 Fadli Bendahara
3 Bustami Anggota
4 Nasrul Anggota
5 Muhammad Anggota
6 Mustafa Anggota
7 Sanusi Anggota
8 Iskandar Anggota
9 Rahmat Anggota
10 Desi Anggota
11 Sari Anggota
12 Linda Anggota
13 Ayu Anggota



c. Pengadaan Tenaga Kerja
Berdasarkan struktur organisasi diatas tidak diperlukan adanya
penambahan tenaga kerja dikarenakan usaha kerupuk kulit ini adalah usaha home
industri sehingga tenaga kerja yang melakukan proses produksi tidak harus memiliki
skill yang khusus karena pekerjaan dalam usaha ini dapat dikerjakan oleh siapa
saja.

d. Pelaksana Pengarahan
Dalam pelaksanaan pekerjan pimpinan atau ketua telah memilih dan
mengarahkan anggotanya serta struktur organisasi yang ada untuk bekerja sesuai
ruang lingkup yang telah ditetapkan sehingga usaha ini berjalan lancar.

e. Pelaksanaan Pengawasan
Pada bagian atas telah disebutkan tujuan dari usaha ini serta proses
teknis produksi dan arahan kerja sehingga pimpinan hanya perlu mengawasi apakah
tujuan, proses teknis dan arahan kerja berjalan sesuai dengan apa yang
dirancangkan. Yang menjadi perhatian khusus adalah apakah hasil produksi
mencapai kualitas yang diinginkan. Begitu juga dengan proses pengiriman dan
penerimaan barang jadi atau barang mentah, serta pengaturan keuntungan yang
telah dicapai. Jika hal semua diatas belum didapat maka pimpinan sudah sepatutnya
mengevaluasi dan memperbaiki sistem produksi sehingga capaian yang telah
dituliskan dapat terpenuhi.

BAB II
ANALISA USAHA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai perhitungan criteria investasi yang erat
hubungannya dengan kelayakan dari suatu bisnis. Tujuan dari perhitungan criteria
investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha (proyek) yang
direncanakan dapat memberikan manfaat, baik dari segi financial benefit atau
maupun social benefit.

Berdasarkan data diatas maka dapat dibuat perhitungan kriteria investasi
yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C),Break Even Point (BEP),Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) dan
Profitability dan Profitability ratio :
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan
dalam mengukur apakah suatu usaha flesible atau tidak. perhitungan NPV
merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan sosial Opportunity
Cost of Copita (SCC) sebagai diskon traktor (Ibrahim, 1998 : 142).
Diskon faktor dalam penelitian ini ditetapkan 18%.
Tahun Investasi Biaya
operasional
Gaji pegawai Total cost Benefit Net Benefit Discount
Faktor
Present
Value
0
312.000.0
00
312.000.000
-312.000.000
1
-312000000
1 - 217.275.00
0
157.200.000 374.475.000 322.300.00
0 -52.175.000
0,84745 -
44215703,75
2 - 217.275.00
0
157.200.000 374.475.000 355.100.00
0 -19.375.000
0,71818
-13914737,5
3 - 217.275.00
0
157.200.000 374.475.000 387.900.00
0 13.425.000
0,60863
8170857,75
4 - 217.275.00
0
157.200.000 374.475.000 420.700.00
0 46.225.000
0,51578
23841930,5
5
-
217.275.00
0
157.200.000 374.475.000 453.500.00
0 79.025.000
0,4371
34541827,5
NPV
-
303575825,5
Table 2. Perhitungan Net Present Value usaha keripik kulit sumber jaya utama
Dari perhitungan diatas diketahi bahwa nilai NPV = 886670475, karena NPV
lebih besar dari 0 maka usaha kerupuk sumber jaya utama ini layak untuk
dikembangkan.
2. Internal Rate Return
Internal Rate Return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan
NPV sama dengan nol. Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR lebih
besar dari SOCC dikatakan usaha tersebut feasible dan sebaliknya apabila
IRR sama dengan SOCC berarti tidak feasible.(Ibrahim, 1998 : 147).
Table 3. Persiapan Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
Tahun Net Benefit D.F.18% Present value D.F. 45% Present kredit
0
1
2
3
4
5
-312.000.000
105.025.000
137.825.000
170.625.000
203.425.000
236.225.000
1
0,84745
0,71818
0,60863
0,51578
0,43710
-312.000.000
89.003.436
98.983.159
103.847.494
104.922.547
103.253.948
1
0,68966
0,47562
0,32801
0,22622
0,15601
-312.000.000
61,382.110
47.078.370
32.062.987
23.735.579
16.108.648
NeT Present Value (NPV) NPV1 188.010.584 NPV2 -193.014.416
IRR 0,39814667


IRR = i +


IRR = 0,18 +

(0,45-0,18)
IRR = 0,18 + 0,80795063(0,27)
IRR = 0,40 = 40%
Dari perhitungan diatas didapatkan nilai IRR 40% ini menunjukkan bahwa IRR
lebih besar dari diskon factor (18%),maka usaha ini layak untuk dijalankan dan
dikembangkan.
3. Net Benefit Cost Ratio(Net B/C)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan net benefit yang
telah di discount positif (+) dengan net benefit yang telah didiscount negatif (-).
(Ibrahim, 1988 : 151).
Tahun Net benefit D.F.18% Present value D.F. 45% Present kredit
0
1
2
3
4
5
-312.000.000
105.025.000
137.825.000
170.625.000
203.425.000
236.225.000
1
0,84745
0,71818
0,60863
0,51578
0,43710
-312.000.000
89.003.436
98.983.159
103.847.494
104.922.547
103.253.948
1
0,68966
0,47562
0,32801
0,22622
0,15601
-312.000.000
61,382.110
47.078.370
32.062.987
23.735.579
16.108.648
Net present Value (NPV) NPV1 188.010.584 NPV2 -193.014.416
NET B/C 3,59663461

Net B/C =



Net B/C =


Net B/C = 3,59663461
Dari perhitungan diatas didapatkan diketahui bahwa Net B/C lebih besar dari
nol, ini berarti bahwa usaha ini layak untuk dijalankan dan dikembangkan.

4. Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok yang mana total revenue
sama dengan total cost (TR = TC). (Ibrahim, 1998 : 155)perhitungan break even
point dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BEP = T
i 1
+



Tabel Persiapan Break Even Point (BEP), Gross Benefit Cost Ratio (B/C) dan
Profitability Ratio (RR).
Tahun Total biaya Benefit D.F. 18% Total biaya Bi
0 312.000.000

1 312000000

1 217.275.000 322.300.000 0,84745 184129698,8 273133135
2 217.275.000 355.100.000 0,71818 156042559,5 255025718
3 217.275.000 387.900.000 0,60863 132240083,3 236087577
4 217.275.000 420.700.000 0,51578 112066099,5 216988646
5 217.275.000 453.500.000 0,4371 94970902,5 198224850
Jumlah

991449343,5 1179459926

Dari tabel diatas dapat dihitung BEP yaitu sebagai berikut :
BEP = T
i 1
+


BEP = 5 +


BEP = 5 +


BEP = 5 + 5,9501
BEP 10,50 = 10 tahun, 5 bulan




5.Gross B/C
Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) merupakan perbandingan antara
benefit kotor yang telah di discount (Ibrahim, 1998 : 152). Jika gross BC >1
menunjukkan usaha ini feasible untuk dijalankan. Jika gross BC < 1, usaha atau
proyek tidak feasible dan jika gross BC =1, ini berarti bahwa usaha tersebut berada
dalam keadaan BEP.
Berdasarkan tabel 4 diatas net Benefit Cost ratio (Net B/C) adalah sebagai
berikut :




Gross B/C =


= 1,796 = 1,80

Tahun Benefit Total cost
Discount
factor
B
1
C
1

0

686.475.000 1

686.475.000
1 322.300.000 686.475.000 0,84745 273133135 581753238,8
2 355.100.000 374.475.000 0,71818 255025718 268940455,5
3 387.900.000 374.475.000 0,60863 236087577 227916719,3
4 420.700.000 374.475.000 0,51578 216988646 193146715,5
5 453.500.000 374.475.000 0,4371 198224850 163683022,5
JUmlah

1179459926 2.121.915.152
Gross B/C 0.5558468843





6. Probability Ratio (PR)
Probability Ratio merupakan suatu rasio perbandingan antara selisih benefit
dengan biaya operasi dan pemeliharaan dibanding dengan jumlah investasi.

Formula untuk probability Ration adalah sebagai berikut :
PR =


Dimana :
B
1
= Benefit yang telah di discont
OM
1
= Operasional cost yang telah di discount
I
1
= Investasi yang telah di discont
Tahun Investasi Biaya
operasional
Benefit discount
factor
18%
I OM B
0 312.000.000 217.275.000 1 312000000 217275000
1 - 217.275.000 322.300.000 0,84745 184129698,8 273133135
2 - 217.275.000 355.100.000 0,71818 156042559,5 255025718
3 - 217.275.000 387.900.000 0,60863 132240083,3 236087577
4 - 217.275.000 420.700.000 0,51578 112066099,5 216988646
5 217.275.000 453.500.000 0,4371 94970902,5 198224850
SUM 312.000.000 896724343,5 1179459926

PR 0,90620379




PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK KULIT
SUMBER JAYA UTAMA PEUNITI
BANDA ACEH

DISUSUN OLEH :


Ketua : Alfi syahril Nim : 0908001010027
Anggota : 1. M.Sayuti Nim : 0908001010027
2. Agus Mawardi Nim : 0908001010038
3. Khairul Ihsan Nim : 0908001010027
4.M Hidayat Nim : 0908001010027
5.Noval Ananda Putra Nim : 0908001010042






FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2010







DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DATAR ISI .................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
a. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
b. Mamfaat dan Tujuan........................................................................................... 2
c. Rumusan Masalah............................................................................................... 3
d. Kerangka Pemikiran ..........................................................................................
.......... 3
BAB II ASPEK-ASPEK.......................................................................................................
......... 4
A. Aspek pasar................................................................................... ............
. 8
B. Aspek ekonimi dan keuangan..............................................................................
1.Investasi..................
2.Biaya Modal Kerja..............
a.Biaya tetap........................
b.Biaya tidak tetap...............
3.Sumber Pembiayaan......................
4.Prosespemutaran Keuangan..................
5.Asas Pembelanjaan.....................
a.Asas Luquiditas......
b.Asas Rentabilitas.............
c.Asas Kekuasan.......
6.Perhitungan Profit.......
7.Dampak Proyek Terhadap perekonomian Masyarakat.......
C.Aspek Teknis dan Manajemen Informasi .........................
1.Aspek Teknik Produksi....
a.Lokasi Proyek
b.Daerah Oemasaran
c.Bahan Baku
d.tenaga Jerja
e.Fasilitas Pengangkutan
f.fasilitas tenaga listrik dan air
1. Sifat Proyek ...................................................................................................
5
2. Jenis dan jumlah jam kerja ........................................................................... 5
3. Lokasi proyek ................................................................................................6
4. Bangunan ..................................................................................................... 8
C. Asek manajemen ................................................................................................
13
1. A
2. S
3. T
D. Aspek keuangan.................................................................................................. 15
1. M
2. S
3. R
E. ........................................................................... 4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai