Awal pendirian PT. Mustika Ratu Tbk, pada tahun 1975, yang dimulai dari garasi kediaman Ibu
BRA. Mooryati Soedibyo. Tahun 1978 PT. Mustika Ratu Tbk mulai menjalankan usahanya secara
komersial, yaitu dengan memproduksi jamu yang didistribusikan di Jakarta, Semarang, Surabaya,
Bandung, dan Medan. Dalam perkembangannya permintaan konsumen semakin meningkat, hingga
pada tahun 1980-an PT. Mustika Ratu Tbk mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional.
Visi dan Misi
Visi :
Menjadikan royal heritage Indonesia dan ramuan rahasia berbasis kekayaan hayati
sebagai dasar untuk industri perawatan kesehatan dan kecantikan yang holistic dengan
didukung proses riset dan teknologi berkelanjutan untuk memberikan manfaat bagi
masyarakat dan lingkungan.
Misi :
A. Analisis Industri
Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat
melakukan analisis industri pada PT Mustika Ratu Tbk, seperti
halnya kompetisi atau pesaing perusahaan, permintaan produk
oleh pasar, pendistribusian produk, dan juga peluang produk
dalam pasar.
Kompetisi atau Pesaing Perusahaan
Dalam menjalankan bisnis pasti akan dihadapkan pada permintaan pasar yang
tidak sama antara tahun ke tahun. Itu semua tergantung pada kebutuhan
konsumen. Permintaan pasar
Distribusi Produk
Semakin banyaknya kebutuhan produk yang harus dipenuhi dari tahun ke tahun
membuat PT. Mustika Ratu Tbk melakukan suatu inovasi dalam pendistribusian
produk mereka. Hal ini dilakukan untuk memperluas pangsa mereka dan untuk
menghindari terjadinya kurangnya pemerataan distribusi produk pada tiap daerah.
Dengan dilakukannya distribusi produk yang tepat sasaran, perusahaan akan
mendapatkan berbagai keuntungan tersendiri.
Peluang Pasar
PT Mustika Ratu Tbk mempunyai peluang pasar yang cukup luas untuk produk
yang mereka produksi karena banyak dicari oleh konsumen. Hal tersebut
membuat PT Mustika Ratu Tbk melakukan inovasi secara terus menerus pada
produknya agar tidak ketinggalan jaman.
B. Analisis Strategi
Pangsa Pasar
PT Mustika Ratu Tbk menyiapkan beberapa strategi guna meningkatkan penjualan bersih dikala kondisi
pandemi Covid-19 ini. Strategi tersebut berupa peninjauan kembali terhadap produk yang kurang laku
dipasaran. Bingar Egidius Situmorang selaku Presiden Direktur Mustika Ratu juga mengatakan bahwa
pihaknya juga akan melakukan strategi berupa bauran pasar (marketing mix) dengan melakukan
pendekatan (approach) yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing produk. Selain bauran
pemasaran, Mustika Ratu juga akan memperkuat segmen penjualan lewat e-commerce dan toko modern
(minimarket) serta MRAT akan memaksimalkan segmen penjualan lewat pedagang kecil. MRAT juga
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam membaca kondisi pasar agar produk yang ditawarkan dapat
diserap dengan baik oleh konsumen.
Strategi Pemasaran
PT. Mustika Ratu Tbk terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam
pasar domestik dan mancanegara dengan memproduksi dan memasarkan produk
untuk segala jenis usia, gender maupun tingkat sosial masyarakat. Sebagai
pelopor kecantikan, PT. Mustika Ratu Tbk senantiasa mengikuti trend tata rias
yang menjadi dambaan seluruh wanita Indonesia dengan meluncurkan amuspa
buketan.
Analisis Efesiensi
PT Mustika Ratu Tbk memaksimalkan kinerja bisnisnya di kuartal IV tahun 2020.
Contoh produk baru yang sudah diluncurkan pada kuartal I 2020 yaitu hand sanitizer dan
desinfektan serta produk minyak zaitun bernama Lemongrass pada lini healthcare.
Penjualan bruto atau penjualan sebelum dikurangi retur dan potongan penjualan lini
produk healthcare perusahaan melejit dari semula Rp 438,75 juta pada Januari-September 2019
menjadi Rp 40,99 miliar di Januari-September 2020, bersamaan dengan penjualan bruto lini
produk jamu dan minuman yang juga naik 2,30% secara tahunan atau year-on-year (yoy)
menjadi Rp 26,44 miliar pada periode yang sama.
Walaupun MRAT mencatatkan penurunan penjualan bruto sebesar 4,22% yoy menjadi Rp
196,29 miliar pada produk personal care dan 51,48% yoy menjadi Rp 35,96 miliar pada lini
produk kosmetik, total penjualan bersih MRAT hanya turun tipis 0,04% yoy ke angka Rp 222,26
miliar di sepanjang Januari-September 2020.
Namun, laba bersih perusahaan memang mengalami penurunan 73,93% yoy dari semula Rp
2,30 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 601,03 juta pada Januari-September tahun
2020. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran-pengeluaran untuk biaya riset, promosi, serta
penambahan kanal distribusi untuk produk baru.
Pada September 2020 lalu, MRAT meluncurkan produk suplemen herbal bernama
Herbamuno+. Inovasi pengembagan produk tersebut memakan dana Rp 1,5 mili yang dananya
berasal dari kas internal perusahaan. MRAT juga menggencarkan kegiatan promosi dengan
memanfaatkan momentum seperti festival angka kembar 11.11 dan 12.12 pada kanal e-commerce.
Promo diskon yang ditawarkan juga tidak main-main. Pada festival 11.11 lalu misalnya, diskon
produk-produk MRAT bisa mencapai 70%-80%. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk
memanfaatkan kanal penjualan digital. Meskipun kontribusinya tidak sebesar penjualan pada kanal
offline, pertumbuhan penjualan produk-produk MRAT di kanal digital bisa mencapai di atas 50%
dibandingkan periode sama tahun lalu.
Hasil Analisis Efisiensi
Berdasakan Analisis Efisiensi PT. Mustika Ratu Tbk sudah cukup Efisien dalam
penjualannya dengan menggunakan berbagai promosi dan peluncuran produk baru.
Akan tetapi, adanya pengeluaran-pengeluaran untuk biaya riset, promosi, serta
penambahan kanal distribusi untuk produk baru yang membuat laba bersih menurun.
Analisis Arus Kas
Hasil Analisis
Berdasarkan analisis
arus kas tahun 2018
sampai dengan 2019,
Perusahaan masih tidak
mampu mengelola kas
dari aktivitas operasi.
Banyaknya beban yang
harus dibayar membuat
PT. Mustika Ratu harus
mengeluarkan banyak
biaya untuk membayar
hutang. Hal ini juga
didukung dari aktivitas
pendanaan yang cukup
tinggi.
Saran yang dapat disampaikan bagi PT. Mustika
Ratu Tbk. adalah sebaiknya jumlah kewajiban
lancar, total hutang maupun pengeluaran modal
pada perusahaan lebih kecil jumlahnya
dibandingkan dengan arus kas operasi, dengan
demikian maka akan didapatkan kinerja
keuangan perusahaan yang lebih baik, karena
beban perusahaan yang terlalu besar.
Analisis Komparatif dan Common Size
Signifikansi dari kenaikan dan penurunan dalam pos-pos yang ditunjukkan pada tampilan di atas tidak dapat
sepenuhnya dievaluasi tanpa informasi tambahan. Meskipun total aset pada September 2019 adalah sebesar Rp
1.069.876.046 (0,2%) lebih rendah dibandingkan pada awal tahun. Kewajiban berkurang sebesar Rp
5.451.454.835 (3,79%), dan ekuitas pemegang saham meningkat sebesar Rp 1.357.414.177 (0,37%). Terlihat
pengurangan sebesar Rp 3.925.878.029 (18,7%) pada kewajiban jangka panjang diperoleh melalui
penjualan investasi jangka panjang.
Terdapat Penurunan Piutang lain-lain sebesar Rp 4.730.555.313 (26,82%) dan kenaikan biaya dibayar
dimuka sebesar Rp 1.924.614.174 (10,7%) sehingga total aset lancar mengalami kenaikan sebesar Rp
7.801.691.345 (0,47%)
Penurunan dalam piutang dapat disebabkan karena perubahan dalam persyaratan kredit atau perbaikan
kebijakan penagihan.
Demikian pula, penurunan dalam persediaan selama periode ketika penjualan meningkat dapat
menunjukkan perbaikan dalam manajemen persediaan.
Terdapat penurunan penjualan bersih sebesar Rp 16.202.797.354 (6,79%) dan penurunan Beban
pokok penjualan sebesar Rp 6.985.712.690 (6,94%) Sehingga Laba bruto dari tahun 2018 ke
tahun 2019 menurun sebesar Rp 9.217.084.664 (6,69%) Sehingga Laba Usaha pada 2018 sebesar
Rp 6.238.776.021 dan 2019 sebesar Rp 9.184.874.622 yang berarti mengalami peningkatan
sebesar Rp 2.946.098.601 atau sebesar 48,8%
Analisis Rasio
1. Analisis Likuiditas
a. Current Ratio
B. Acid Ratio
C. Collection Period
C. Collection Period