Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Etika Bisnis

Dosen :

Dr I .D. Ketut Raka Ardiana, MM

PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. (Alfamart)

Disusun oleh :

Nama Kelompok :

1. Eva Alifah Rachmah 1221600004


2. Suci Nur Rohma Itasari 1221600026
3. Lidya Oktaviana Damayanti 1221600073
4. Mei Pikawati 1231503256

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya


2018
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayahNya kami
dapat menyelesaikan makalah ini, untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dengan
tema Bisnis Sebuah Profesi Etis.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi kami dalam memenuhi tugas
Mata Kuliah Etika Bisnis. Dan dengan tersusunnya makalah ini diharapkan juga bisa menjadi
pedoman bagi yang membaca

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan, sebagai
pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran-
saran anda kami butuhkan agar makalah ini menjadi lebih baik dan digunakan sebagaimana
fungsinya.

Melalui kesempatan yang sangat berharga ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini,
terutama kepadayang terhormat Dr I .D. Ketut Raka Ardiana, MM Selaku dosen Etika Bisnis.
Serta Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, yang
telah memberikan bantuan moral dan materiil dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan
pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen untuk pengunaan yang sifatnya
individu sebagai pribadi maupun keluarga. Keberhasilan dalam pasar Retail yang kompetitif,
pelaku Retail harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang
tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pelaku Retail terhadap karakteristik target pasar
atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam operasionalnya
pelaku Retail menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan
berbagai produk dan jasa. Menjalankan fungsi memecah maupun menambah nilai produk, secara
keseluruhan pengelola bisnis Retail membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara
terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, maupun operasional.
Sehinga pelaku Retail dapat memahami secara penuh tentang lingkup bisnis Retailnya, cara
strategi pengembangannya dan Memanajemen bisnisnya. Salah satu perusahaan retail yang
sudah ternama adalah PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. (Alfamart). Alfamart adalah jaringan
minimarket bahan pokok sehari-hari terkemuka di Indonesia, dengan kualitas tinggi namun tetap
terjangkau. Kemajuan Alfamart yang pesat saat ini ditentukan oleh strategi pihak manajemen
Alfamart yang tepat dan unik. Didirikan pada tahun 1989 oleh Djoko Susanto dan keluarga, PT
Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart/Perseroan) mengawali usahanya di bidang perdagangan
dan distribusi, kemudian pada 1999 mulai memasuki sektor minimarket. Ekspansi secara
eksponensial di mulai Perseroan pada tahun 2002 dengan mengakuisisi

141 gerai Alfa Minimart dan membawa nama baru ‘Alfamart’. Saat ini Alfamart merupakan
salah satu yang terdepan dalam usaha ritel, dengan melayani lebih dari 2,7 juta pelanggan setiap
harinya di lebih dari 8.500 gerai yang tersebar di Indonesia. Didukung lebih dari 90.000
karyawan menjadikan Alfamart sebagai salah satu pembuka lapangan kerja terbesar di Indonesia.
Alfamart mengemban visi, misi dan mempunyai filosofi menjadi gerai komunitas. Karenanya
selain berupaya memenuhi kebutuhan dan kenyamanan pelanggan dengan menyediakan barang-
barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, tempat berbelanja yang nyaman,

1.2 Rumusan Masalah


1.Apakah yang dimaksud dengan bisnis retail?

2. Apakah bidang usaha retail menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya?


1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Etika Bisnis dalam
membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. Maksud dari penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui etika bisnis pada bidang retail Alfamart


2. Untuk mengetahui pelanggaran, faktor penyebab dan cara antisipasi apabila Alfamart
tersebut tidak menggunakan etika bisnis
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Retail

Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari
bahasa Perancis yaitu " Retailer" yang berarti " Memotong menjadi kecil kecil" (Risch, 1991 ).
Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa
secara langsung kepada pelanggan Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang
memperoleh lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan Gresham).

2.2 Klasifikasi Retail Menurut Pintel dan Diamond (1971)

, Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan
sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb : - Retail Kecil Bisnis Retail kecil di
gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada
umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen.Biasanya
kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual
Proprietorship) . - Retail Besar Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar,
organisasi tersebut meliputi : Departemen Store - Chain organization (organisasi berantai),
Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online ) Departemen Store
merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam jenis produk /
barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja.

2.3 Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis

Setelah melihat penting dan relevansinya etika bisnis ada baiknya kita tinjau lebih lanjut apa saja
sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga sasaran dan lingkup pokoketika bisnis yaitu:

1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis yang
pertama bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya
secara baik dan etis. Karena lingkup bisnis yang pertama ini lebih sering ditujunjukkan
kepada para manajer dan pelaku bisnis dan lebih sering berbicara mengenai bagaimana
perilaku bisnis yang baik dan etis itu.
2. Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean ia mengunggah,
mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh – bodohi,
dirugikan dan diperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh praktrek bisnis pihak
mana pun. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan
dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh
praktek bisnis siapapun juga.

2.4 Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses bisnis tersebut
dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut. Sebenarnya
terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha.

Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Otonomi ;yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
2. Prinsip Kejujuran ;terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara
jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.
Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip Keadilan ;menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ;menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
5. Prinsip Integritas Moral ;terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik
pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

2.5 Etika Bisnis dalam Perusahaan Retail Alfamart

1. Standar Perilaku

Dalam melaksanakan semua kegiatan, kami melakukannya dengan penuh kejujuran, integritas,
keterbukaan serta menghormati hak azasi manusia, menjaga kepentingan para karyawan kami
dan menghormati kepentingan sah dari para relasi kami.

2. Mematuhi Hukum

Seluruh perusahaan retail Alfamart dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan
hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya.

3. Karyawan

Retail Alfamart memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan


kerja yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan saling menghormati dimana
semua memiliki rasa tanggung jawab atas kinerja dan reputasi Perseroan. Kami
merekrut, mempekerjakan, dan mengembangkan para karyawan hanya atas
dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus
dilakukan. Kami memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang aman
dan sehat. Kami tidak akan menggunakan sarana kerja apapun yang bersifat
memaksa atau mempekerjakan anak. Kami bertekad bekerjasama dengan
karyawan demi mengembangkan dan memperkuat ketrampilan dan kemampuan
setiap individu. Kami menghargai martabat dan hak individu untuk kebebasan
berserikat dalam satu asosiasi. Kami akan memelihara terjalinnya komunikasi
yang baik dengan para karyawan melalui informasi dari perusahaan dan proses
konsultasi.

4. Pemegang Saham

Alfamart melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi atas kegiatan kami, struktur dan situasi
serta kinerja finansial kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar.

5. Mitra Usaha

Alfamart memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan
para pemasok, pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, kami mengharapkan para mitra
kami untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami.

6. Keterlibatan pada masyarakat

Alfamart berupaya menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, dan sebagai bagian integral dari
masyarakat serta memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan komunitas setempat.
BAB III

Anda mungkin juga menyukai