Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

STRATEGI PEMASARAN 3 ( PLC DAN STRATEGI UNTUK PEMIMPIN,


PENANTANG DAN PENCERUK PASAR )

Disusun Oleh:
Kelompok 7

FITRI HAMDANA (12170124456)


NAURAH NAZHIFAH (12170121907)
RENDI RIALDI (12170110088)
RISKA AMELIA PUTRI (12170124645)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang PLC dan Strategi
Untuk Pemimpin,Penantang dan Penceruk Pasar meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Astuti Meflinda,S.E.,M.M.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Pekanbaru,Oktober 2022

Tim Penulis
(Kelompok 7)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu
perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang yang
dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolok ukur dari keberhasilan perusahaan
dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.
Untuk itu dalam suatu perusahaan harus mengetahui Siklus Kehidupan Produk, agar dapat
membuat suatu produk yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dan
perushaannya berjalan lancar dan baik. Dan suatu perusahaan dapat menjalankan
perusahaannya dalam jangka waktu yang panjang, berkembang, dan memperoleh
keuntungan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan makalah ini yaitu:
1. Pengertian dari Siklus Hidup Produk(PLC)
2. Tahapan-tahapan dalam Siklus Hidup Produk(PLC)
3. Strategi-strategi perusahaan dalam menghadapai tiap tahapan siklus hidup produk.
4. Strategi untuk pemimpin,penantang dan penceruk pasar
5. Contoh kasus PLC pada perusahaan

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu:
1. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian dari Siklus Hidup Produk
2. Agar mahasiswa dapat memahami tahapan-tahapan yang ada dalam Siklus Hidup
Produk.
3. Agar mahasiswa dapat memahami strategi-strategi perusahaan dalam menghadapi tiap
tahapan siklus hidup produk.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui strategi untuk pemimpin, penantang dan penceruk
pasar
5. Agar mahasiswa mengetahui kasus dari penerapan PLC pada perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga
memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu
grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan
ditarik dari pasar.
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam
pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing
suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya
dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.

2.2 Tahapan-Tahapan Siklus Hidup Produk (Plc)


Setiap produk biasanya memiliki masa daur hidup yang berbeda, kenaikan maupun
penurunan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut merupakan tahapan-tahapan
siklus hidup sebuah produk, yaitu :

2.2.1 Tahap perkenalan (Introduction)


Tahap perkenalan adalah sebuah tahap awal perusahaan dalam memperkenalkan produknya
kepada konsumen. Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru
(betul-betul baru), karena masih berada pada tahap permulaan. Ciri-ciri umum tahap ini
adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya
market resistance), tingkat kegagalan relatif tinggi, banyak melakukan modifikasi produk
dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang
diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya
produksi, promosi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.
Untuk melalui tahapan ini diperlukan kerja keras dan kesabaran yang sangat tinggi, agar
produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.
Dalam tahapan ini, juga terdapat beberapa strategi yang biasa diterapkan oleh perusahaan,
diantaranya yaitu:
Strategi menyaring cepat (Rapid Skimming Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba
kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar untuk
meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini biasanya
dipakai untuk mempercepat penyaringan pasar.

Strategi menyaring lambat (Slow Skimming Strategy)


Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per
unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi.
Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui
keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial
belum muncul.
Strategi penetrasi cepat (Rapid Penetration Strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan
memperoleh mangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas,
konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan
terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
Strategi penetrasi lambat (Slow Penetration Strategy)
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan
yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak
membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat
luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan
persaingan potensial sangat rendah.
2.2.2 Tahap pertumbuhan (Growth)
Jika produk baru menarik perhatian dan cukup memuaskan konsumen, penjualan mulai
menanjak secara cepat. Selama tahapan ini, produk mulai memperlihatkan laba, pesaing juga
mulai mengikuti, mengeluarkan produk versi mereka. Tahap ini sendiri dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu :
Pertumbuhan cepat (Rapid growth)
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan
cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat
mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika
produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik
pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran pada
tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan
distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar
baru.
Pertumbuhan lambat (Slow growth)
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin
menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan
oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui
produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha
modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan
posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena
persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak
yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik
industri. Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah laptop dimana pasar laptop
saat ini sedang tumbuh pesat.
Adapun strategi yang harus dilakukan dalam tahapan ini, yaitu:
Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang
lebih baik.
Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu, produk
dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang baru.
Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product awareness
advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference advertising)
Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan
berikutnya.

2.2.3 Tahap kedewasaan (Maturity)


Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan
peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah
dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam
meningkatkan atau menambah volume penjualan.
Tetapi, penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar
semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing-masing segmen diperlukan promosi yang
berbeda dengan lainnya.
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
Kedewasaan pertumbuhan (Growth maturity) 
Yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi.
Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah.
Kedewasaan stabil (stable maturity)
Yaitu penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen
potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.
Kedewasaan mengusang (decaying maturity)
Yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk
substitusi.
Dalam tahap kedewasaan terdapat beberapa strategi pemasaran, yaitu:
Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih berkonsentrasi sumber
daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.
Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek yang
mapan.
Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.
Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu bertujuan
menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman
produk.
Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari
strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk, misalnya
daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk seperti
model, warna, kemasan dan lain – lain.
Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi yang digunakan
untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui
pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan.
Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah handphone. Penjualan handphone
saat ini mencapai posisi tertinggi dan mulai tergerus oleh teknologi yang lain.

2.2.4 Tahap penurunan (Decline)


Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap
decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan
selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar
negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC
ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan
dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Alternatif-alternatif
tersebut di antaranya adalah :
Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
Mencari pasar baru.
Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang
kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang
masih setia dan menguntungkan.
f.Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
g.Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Selain alternatif diatas, dalam tahap penurunan juga terdapat beberapa strategi, yaitu:
a.Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b.Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program produksinya agar
lebih efisien.
c.Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d.Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang
sudah ada.
e.Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Contohnya, produk elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau personal
komputer yang saat ini digantikan oleh laptop.

2.3 Strategi Untuk Pemimpin,Penantang dan Penceruk Pasar


2.3.1 Strategi Pemimpin Pasar
Pemimpin pasar merupakan perusahaan yang biasanya mengungguli perusahaan lain dalam
perubahan harga, pengenalan produk baru, jangkauan distribusi, dan intensitas promosi.
Pemimpin merupakan titik orientasi bagi para pesaing, suatu perusahaan baik untuk
menantang, meniru atau menghindarinya.
Terdapat Beberapa Strategi Pemimpin Pasar
Memperluas pasar keseluruhan
Pemakai baru
Pengguna baru
Pemakai tambahan
Mempertahanka pangsa pasar
Pertahanan posisi
Pertahanan rusuk
Pertahanan mendahului
Pertahanan serangan balasan
Pertahanan bergerak
Pertahanan penciutan
Memperluas pangsa pasar

2.3.2 Strategi Penantang Pasar


Penantang pasar merupakan perusahaan yang secara agresif mencoba memperluas pangsa
pasarnya dengan menyerang pemimpin, perusahaan nomor dua, atau perusahaan kecil lainnya
Berikut beberapa strategi penantang pasar
Menentukan sasaran dan lawan stratejik
Menyerang pemimpin pasar, strategi beresiko tinggi namun hasilnya dapat tinggi pula
Menyerang perusahaan sebanding yang tidak bekerja dengan baik dan keuangannya lemah
Menyerang perusahaan lokal atau kecil yang tidak baik dan keuangannya lemah
Memilih strategi penyerangan
Serangan frontal
Serangan rusuk
Serangan pengepungan
Serangan menghindar
Serangan gerilya

2.3.3 Strategi Pengikut Pasar


Pengikut pasar adalah perusahaan nomor dua yang memilih untuk tidak menimbulkan gejola,
biasanya takut mengalami kerugian yang lebih banyak daripada mendapatkankeuntungan.
Akan tetapi pengikut memiliki strategi utuk ikut aktif dalam pertumbuhan pasar
4 strategi antara lain
Pemalsu
Penduplikat
Peniru
Pengubah (adapter)

2.3.4 Strategi Penceruk Pasar


Perusahaan lebih kecil umumnya menghindari persaingan melawan perusahaan lebih
besardengan mengarah kepada pasar kecil yang tidak menarik perusahaan besar
Karakteristik ceruk pasar yang ideal:
Ceruk merupakan suatu ukuran dan daya beli yang cukup untuk mendapatkan keuntungan
Ceruk mempunyai potensi pertumbuhan
Ceruk tidak menarik pesaing-pesaing utama
Perusahaan memiliki keahlian dan sumber daya yang diperlukan untuk melayani ceruk dalam
model superior
Perusahaan dapat mempertahankan dirinya sendiri melawan serangan pesaing utama melalui
goodwill pelanggan yang telah dibangun

CONTOH KASUS TENTANG PLC DAB STRATEGI UNTUK


PEMIMPIN,PENANTANG DAN PENCERUK PASAR
(Strategi Plc pada PT Aqua Golden Misisipi Tbk)

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Aqua berasal dari bahasa Latin yang artinya air, dimana pada awalnya di jual untuk
orang asing, tetapi kemudian Tirto Utomo melihat pasar masyarakat Indonesia juga
memiliki potensi, sehingga dia menjual air kemasan botol ukuran kecil dan
ditempatkan di terminal-terminal bus di Jakarta dan sekitarnya, serta sepanjang jalan
pantura Jawa Tengah. Hal ini ternyata sukses, membuat Aqua diminati oleh para
supir-supir bus dan penumpang, serta masyarakat lainnya. Hal ini menunjukkan,
bahwa masyarakat Indonesia sangat membutuhkan air mineral botol yang bersih.

Kesuksesan Aqua, menarik beberapa perusahaan lain untuk membuat nama di air
mineralnya dengan nama Aqua. Bahkan jika kita berniat membeli air mineral
kemasan botol, selalu menyebut dengan mau membeli Aqua, padahal yang diberikan
kadangkala bukan merek Aqua, tetapi itulah Aqua sudah menjadi brand image yang
baik di mata konsumen.

Beberapa pesaing utama Aqua adalah :

PT. Parmargha dengan Ades.

PT. Santa Rosa dengan Oasis.


PT. Sinar Sosro dengan Air Sosro.

PT. Coca Cola Amatil Indonesia dengan Bonaqa.

PT. ABC Central Food dengan Pure ABC.

PT AQUA Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto Utomo,
sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik pertama
didirikan di Bekasi. Setelah beroperasi selama ini, kini AQUA memiliki 14 pabrik di
seluruh Indonesia.
Pada tahun 1998, AQUA (yang berada dibawah naungan PT Tirta Investama)
melakukan langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang
merupakan salah satu kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di
dunia dan ahli dalam nutrisi. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas
produk, market share, dan penerapan teknologi pengemasan air terkini. Di bawah
bendera DANONE-AQUA, kini AQUA memiliki lebih dari 1.000.000 titik distribusi
yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia.
Perkembangan Sejarah PT. Aqua dari Tahun  ke Tahun:
v  Tahun 1973 
PT Aqua ini berdiri pada tanggal 23 Februari 1973. Kegiatan fisik perusahaan dimulai
pada bulan Agustus 1973, ditandai dengan pembangunan pabrik di kawasan Pondok
Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
v  Tahun 1974 
Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan produk komersil
dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun.
Produk pertamanya adalah AQUA botol kaca 950 ml, harga per botol adalah Rp.75,-
v  Tahun 1984 
Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan di Jawa Timur, sebagai upaya agar lebih
mendekatkan diri  pada konsumen yang berada di wilayah tersebut.
v  Tahun 1985 
Pengembangan produk AQUA dalam bentuk kemasan PET 330 ml. Pengembangan
ini membuat produk AQUA menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk
dikonsumsi.
v  Tahun 1993 
Menyelenggarakan program AQUA Peduli (AQUA Cares), sebagai langkah
pendauran ulang botol plastik AQUA menjadi materi plastik yang bisa dapat
digunakan kembali.
v  Tahun 1995
AQUA menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line
di pabrik Mekarsari. Pemerosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan
bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera
diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih
higienis.
v  Tahun 1997
Tahun 1997, akibat terjadinya krisis moneter, PT Aqua mencatat pertumbuhan
dibawah 30%. Hal itu disebabkan perusahaan hanya menghasilkan laba bersih sebesar
Rp 7.8 miliar atau turun sebesar 25%. Selain itu, pendapatan perusahaan juga turun
sebesar 23% dari Rp 220.8 miliar menjadi Rp 179.4 miliar.
v  Tahun 1998
Penyatuan AQUA dan grup DANONE pada tanggal 4 September 1998. Langkah ini
berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai
produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia.  Akuisisi
saham Danone di PT Aqua di tahun 1998 hanya sebesar 40% dan saat itulah
merupakan titik awal perkembangan pesat PT Aqua, dimana PT Aqua mampu
menghasilkan laba bersih sebesar Rp 19 miliar atau bertambah 143% dari tahun
sebelumnya.
v  Tahun 1999
Pada tahun 1999 ditargetkan sebesar 1.1 miliar liter, naik 19% dari tahun terakhir.
Manajemen juga mengumumkan bahwa mayoritas pemegang saham yaitu PT Tirta
Investama telah menandatangani kontrak dengan French Danone untuk memproduksi
air mineral Aqua-Danone. Sementara itu, volume penjualan pada tahun terakhir
adalah berjumlah 1.226 liter, naik 19,6% sepanjang tahun 1999.
v  Tahun 2000
Bertepatan dengan pergantian milenium, AQUA meluncurkan produk berlabel
Danone-AQUA.
v  Tahun 2001 
DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 %
menjadi 74 %, sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham mayoritas
AQUA Group. AQUA menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1
November 2001.
v  Tahun 2002
Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun menggerakkan perusahaan untuk
membantu masyarakat dan juga para karyawan AQUA sendiri yang terkena musibah
tersebut. AQUA menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai
diberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama [KKB 2002 – 2004] pada 1 Juni 2002. 
v  Tahun 2003 
Perluasan kegiatan produksi AQUA Group ditindaklanjuti melalui peresmian sebuah
pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja
perusahaan melalui penerapan SAP (System Application and Products for Data
Processing) dan HRIS (Human Resources Information System).
v  Tahun 2004 
Peluncuran logo baru AQUA. AQUA menghadirkan kemurnian alam baik dari sisi isi
maupun penampilan luarnya. AQUA meluncurkan varian baru AQUA Splash of Fruit,
jenis air dalam kemasan yang diberi esens rasa buah strawberry dan orange-mango.
Peluncuran produk ini memperkuat posisi AQUA sebagai produsen minuman. 
v  Tahun 2005
DANONE membantu korban tsunami di ACEH. Pada tanggal 27 September, AQUA
memproduksi MIZONE, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari DANONE.
MIZONE hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu bagaimana penerapan strategi pemasaran PLC pada Pt
Aqua Golden Misisipi Tbk
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari masalah yang tertera yaitu untuk mengetahui
penerapan strategi Pemasaran PLC pada Pt Aqua Golden Misisipi Tbk.

Hasil dan Pembahasan


Tahap pengenalan / Introduction
Aqua group didirikan oleh Tirto Utomo, warga asli Wonosobo. Tahun 1973 Tirto ingin
menciptakan air mineral yang higenis karena pengalaman buruknya menjamu tamu dari
Amerika Serikat menggunakan air rebusan. Pada awal berdirinya aqua, kemasan produk ini
menggunakan botol kaca. Sejak tahun 1998, aqua sudah dimiliki oleh perusahaan
multinasional dalam bidang makanan dan minuman asal Perancis, yakni Grup Danone.
Tahap pertumbuhan / Growth
Pada tahun 1984, pabrik aqua kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur. Pada tahun 1995 aqua
berhasil menjadi pabrik air mineral higenis pertama di Indonesia dengan system produksi in-
line. Tahun 1998, karena ketatnya persaingan saham aqua dijual pada Grup Danone. Tahun
2001 aqua menang dalam ajang Indonesia Best Brand Award. Tahun 2003 aqua membuka
pabrik baru di Klaten.

Tahap kedewasaan / Maturity


Untuk menghadapi ketatnya persaingan air mineral dengan merek-merek lain di Indonesia,
pada tahun 2004 aqua meluncurkan varian baru Aqua Splash of Fruit, jenis air dalam
kemasan yang diberi esens rasa buah strawberry dan orange-mango. Lalu aqua juga
meluncurkan Mizone yang merupakan merek minuman isotonik bernutrisi.
Tahap penurunan / Decline
Pada tahun 2000-an produk air mineral di Indonesia mulai bermunculan dengan berbagai
merek. Ini merupakan ancaman tersendiri bagi Aqua sebagai salah satu produk air mineral
tertua sekaligus pelopor di Indonesia. Salah satu bukti persaingan antar produk air mineral
adalah persaingan harga. Rata-rata merek-merek air mineral pesaing aqua memiliki harganya
yang lebih murah dibandingkan aqua. Hal ini tidak dapat dipandang sepele oleh aqua karena
umumnya pasaran akan lebih memilih suatu merek yang harganya murah tapi dengan isi yang
sama, oleh karena itu, perusahaan akhirnya mengakuisisi perusahaan air mineral lainnya
untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang menjual dibawah harga yang diberikan oleh
Aqua. Selain itu, tantangan lain yang harus dihadapi perusahaan Aqua adalah menurunnya
kualitas sumber mata air di pegunungan, sehingga Aqua harus tetap mampu memberikan
kualitas air mineral yang sama dengan kondisi tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Siklus Hidup Produk merupakan sebuah gambaran proses kehidupan sebuah produk.
Selayaknya makhluk hidup, sebuah produk juga melalui tahap kelahiran hingga
kematian(penurunan).
Tahapan-tahapan yang dilalui oleh sebuah produk terbagi menjadi empat tahapan.
Yang pertama yaitu tahap perkenalan, dimana sebuah perusahaan melahirkan sebuah produk
yang baru. Kemudian perusahaan yang bersangkutan selaku induk dari produk tersebut
dituntut untuk memperkenalkan si produk ke konsumen dengan berbagai upaya dan strategi.
Dalam tahapan ini dibutuhkan kesabaran, kerja keras juga biaya yang sangat tinggi untuk
mempromosikan produk baru tersebut. Umumnya perusahaan belum mendapatkan
keuntungan yang maksimal dalam tahapan ini.
Kedua yaitu tahapan pertumbuhan, dimana sebuah produk sudah dikenal oleh konsumen dan
mampu menghasilkan profit yang banyak bagi perusahaan. Biasanya dalam tahap ini akan
banyak perusahaan baru yang menciptakan produk yang sama dengan produk ini.
Tahapan yang ketiga adalah tahap kedewasaan. Dalam tahap ini sebuah produk mengalami
peningkatan produksi dan keuntungan yang besar, sebab sudah dikenal dekat oleh konsumen.
Namun jika perusahaan tidak mampu menyesuaikan produksi produk-produknya sesuai
dengan variasi zaman yang terus berkembang dan berubah-ubah, maka tidak menutup
kemungkinan produk tersebut akan mengalami tahap penurunan. Sehingga konsumen akan
beralih pada produk lain yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan akibatnya
produk yang bersangkutan perlahan-lahan akan mengalami penurunan bahkan kematian yang
disebabkan oleh ketidakmampuan menghadapi persaingan pasar yang terus berkembang.
Namun, perusahaan biasanya mempunyai strategi-strategi yang baik dalam menghadapi
setiap tahapan siklus yang akan dilalui oleh prodauk-produknya.
3.2 Saran
Sebagai pemula kami sadar banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Untuk itu kami mohon maaf dan mohon saran serta kritiknya agar kami dapat
memperbaikinya dan menambah wawasan dalam penulisan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, Thamrin dan Francis Tantri. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta: RAJAWALI
PERS.
Gitosudarmo, Indriyo. 2012. Manajemen Strategis. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Kotler, Philip. A.B.Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Suyanto, M. 2007. Marketing strategi, Top Brand Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai