Sumber daya
Sumber daya dapat berupa bahan mentah dan tenaga kerja. Kemudahan akses perusahaan
untuk menggunakan bahan bakunya seperti biaya yang terjangkau (murah), jarak yg pendek
antara bahan mentah dan pabrik, dll; dapat meningkatkan keuntungan dan kelangsungan
perusahaan. Begitu pula dari segi tenaga kerja, dengan dukungan tenaga kerja yang memiliki
skill dan kemampuan tinggi, serta akses antara tenaga kera tersebut dengan perusahaan
yang mudah (adanya sarana/prasarana transportasi yang memadai), maka akan bisa
meningkatkan performa perusahaan serta bisnis dalma jangka panjang.
Preferensi wirausahawan
Lokasi usaha kadang juga mengandalkan faktor dari kesukaan/preferensi dari
pemilik/pendiri usaha. Preferensi wirausahawan juga didasari oleh banyak hal seperti faktor
keuangan (sehingga : memilih lokasi yang ramah dengan dompet dengan tetap
menguntungkan, lokasi yang rata-rata pegawainya mau dibayar murah, dll), cinta terhadap
daerah tertentu (sehingga tidak ingin membuka di kota/daerah lain), pengalaman pribadi
dari wirausahawan (misal : emiliki pengalaman membuka dagangan tidak laku di daerah
tersebut, sehingga dinilai sebagai lokasi yang tidak potensial), dll.
Lingkungan bisnis
Faktor tempat/daerah yang dianggap berpotensi untuk mengenmbangkan dan
mempertahankan bisnis dalam jangka panjang. Wirausahawan yang memilih tempat
potensial ini umumnya merasa diuntungkan dari segi kedekatan dengan pelanggan, sarana
dan prasarana, dll. Di Jakarta sendiri, daerah ini biasanya terletak di kawasan-kawasan
bisnis/pusat perbelanjaan (Senen, Tanah Abang, Glodok, dll). Dengan adanya kumpulan
pedagang dan penawaran barang di satu tempat (misal di pasar/komplek bisnis), pembeli
juga merasa diuntungkan karena tidak perlu repot-repot mencari harga pembanding dari
usaha/merk lain (sudah tinggal milih yang ada disitu), sehingga pembeli aka lebih
memprioritaskan untuk membeli di daerah lingkungan bisnis (daerah tempat usaha kita).
Akses ke konsumen
Perusahaan memfokuskan aksesnya kepada pembeli, dengan asumsi semakin dekat maka
penjualan akan meningkat dan menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Daerah
pemasaran dan pusat perbelanjaan biasanya menjadi pilihan yang cocok untuk faktor ini.
Tempat dan biaya
Faktor ini dipertimbangkan apabila pengusaha bersedia untuk membangun tempatnya
sendiri (buka lahan, membangun gedung/tempat sendiri, dll) dengan mempertimbangkan
biaya-biaya yang akan dikeluarkan (apabila mampu dan dirasa menguntungkan dibanding
menyewa/mengkontrak tempat, maka laksanakan; vice versa).
Kedekatan dengan keluarga
Dalam beberapa kasus, pengusaha bisa saja lebih memprioritaskan keluarga diatas
segalanya, termasuk dalam hal lokasi bisnis. Pengusaha jenis ini lebih rela untuk mengurangi
jam kerjanya agar tetap bisa berinteraksi dan menjaga keharomonisan dalam keluarganya;
sehingga dalam hal pemilihan lokasi bisnis, biasanya mereka akan lebih memilih daerah yang
akses dan ketentuannya tidak perlu mengurangi waktu (ultimatelly, keharmonisan)
keluarganya.
2. Jelaskan apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi usaha yang ideal. (sama
dengan nomor 1)
Sumber daya
Sumber daya dapat berupa bahan mentah dan tenaga kerja. Kemudahan akses perusahaan
untuk menggunakan bahan bakunya seperti biaya yang terjangkau (murah), jarak yg pendek
antara bahan mentah dan pabrik, dll; dapat meningkatkan keuntungan dan kelangsungan
perusahaan. Begitu pula dari segi tenaga kerja, dengan dukungan tenaga kerja yang memiliki
skill dan kemampuan tinggi, serta akses antara tenaga kera tersebut dengan perusahaan
yang mudah (adanya sarana/prasarana transportasi yang memadai), maka akan bisa
meningkatkan performa perusahaan serta bisnis dalma jangka panjang.
Preferensi wirausahawan
Lokasi usaha kadang juga mengandalkan faktor dari kesukaan/preferensi dari
pemilik/pendiri usaha. Preferensi wirausahawan juga didasari oleh banyak hal seperti faktor
keuangan (sehingga : memilih lokasi yang ramah dengan dompet dengan tetap
menguntungkan, lokasi yang rata-rata pegawainya mau dibayar murah, dll), cinta terhadap
daerah tertentu (sehingga tidak ingin membuka di kota/daerah lain), pengalaman pribadi
dari wirausahawan (misal : emiliki pengalaman membuka dagangan tidak laku di daerah
tersebut, sehingga dinilai sebagai lokasi yang tidak potensial), dll.
Lingkungan bisnis
Faktor tempat/daerah yang dianggap berpotensi untuk mengenmbangkan dan
mempertahankan bisnis dalam jangka panjang. Wirausahawan yang memilih tempat
potensial ini umumnya merasa diuntungkan dari segi kedekatan dengan pelanggan, sarana
dan prasarana, dll. Di Jakarta sendiri, daerah ini biasanya terletak di kawasan-kawasan
bisnis/pusat perbelanjaan (Senen, Tanah Abang, Glodok, dll). Dengan adanya kumpulan
pedagang dan penawaran barang di satu tempat (misal di pasar/komplek bisnis), pembeli
juga merasa diuntungkan karena tidak perlu repot-repot mencari harga pembanding dari
usaha/merk lain (sudah tinggal milih yang ada disitu), sehingga pembeli aka lebih
memprioritaskan untuk membeli di daerah lingkungan bisnis (daerah tempat usaha kita).
Akses ke konsumen
Perusahaan memfokuskan aksesnya kepada pembeli, dengan asumsi semakin dekat maka
penjualan akan meningkat dan menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Daerah
pemasaran dan pusat perbelanjaan biasanya menjadi pilihan yang cocok untuk faktor ini.
Tempat dan biaya
Faktor ini dipertimbangkan apabila pengusaha bersedia untuk membangun tempatnya
sendiri (buka lahan, membangun gedung/tempat sendiri, dll) dengan mempertimbangkan
biaya-biaya yang akan dikeluarkan (apabila mampu dan dirasa menguntungkan dibanding
menyewa/mengkontrak tempat, maka laksanakan; vice versa).
Kedekatan dengan keluarga
Dalam beberapa kasus, pengusaha bisa saja lebih memprioritaskan keluarga diatas
segalanya, termasuk dalam hal lokasi bisnis. Pengusaha jenis ini lebih rela untuk mengurangi
jam kerjanya agar tetap bisa berinteraksi dan menjaga keharomonisan dalam keluarganya;
sehingga dalam hal pemilihan lokasi bisnis, biasanya mereka akan lebih memilih daerah yang
akses dan ketentuannya tidak perlu mengurangi waktu (ultimatelly, keharmonisan)
keluarganya.
4) Berikanlah Nilai (N) pada setiap alternatif lokasi. Lokasi yang dianggap terbaik harus
diberikan nilai maksimal atau tertinggi, sedangkan alternatif lokasi lainnya mendapat
nilai yang proporsional dibandingkan alternatif terbaik tadi.
5) Kalikan bobot dengan nilai untuk setiap faktor, dan jumlahkan untuk setiap alternatif
lokasi.
6) Lokasi dengan total nilai tertimbang yang terbesar adalah yang sebaiknya dipilih.
Metode ini, untuk menentukan Bobot (B), skala penilaian, Nilai (N) pada setiap alternatif
lokasi usaha sangat ditentukan oleh pengusaha itu sendiri, tidak sekadar melakukan plot,
tetapi ada pertimbangan-pertimbangan tertentu, minimal dengan membandingkan apakah
produk tersebut di lokasi tersebut telah jenuh atau melimpah.
Metode Analisis Volume Biaya
Metode analisis volume biaya (cost volume analysis method) menekankan kepada faktor
biaya dalam memilih suatu lokasi, yaitu dengan membandingkan total biaya produksi dari
berbagai alternatif lokasi. Analisis dapat dilakukan secara numeris ataupun secara grafis.
Dengan Asumsi: biaya tetap dianggap konstan untuk range volume tertentu; biaya variabel
dianggap linier; tingkat produksi yang dikehendaki diketahui; berlaku hanya untuk satu jenis
produk saja. Prosedur penghitungan sebagai berikut:
1) Tentukan jumlah biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap alternatif lokasi;
2) Plot garis total biaya untuk setiap alternatif pada grafik yang sama;
3) Pilih alternatif lokasi yang jumlah biaya total terendah untuk tingkat volume produksi
yang dikehendaki (tertentu).
Dalam metode ini yang harus diperhatikan adalah ketelitian dalam melakukan penghitungan
berbagai jenis biaya secara tepat atau mimimal mendekati, juga asumsi-asumsi yang dipakai
harus mendekati dengan kenyataannya atau asumsi-asumsi yang dirumuskan. Penghitungan
hanya berlaku untuk satu produk saja, bila multi produk, metode ini cukup sulit diberlakukan
bagi seorang pengusaha untuk menentukan lokasi usaha yang ideal.
Metode Pusat Gravitasi
Metode pusat gravitasi (center gravity approach) digunakan untuk memilih sebuah lokasi
yang dapat meminimalkan jarak atau biaya menuju fasilitas-fasilitas yang sudah ada atau
berbagai fasilitas teridentifikasi yang ada. Pendekatan ini dimulai dengan membuat suatu
peta dari tempat-tempat yang akan dituju dengan memilih suatu titik dari mana saja sebagai
titik pusat koordinat.
Jarak dari satu tempat ke tempat lain diasumsikan berupa garis lurus, dan biaya distribusi
per unit barang per kilometer dianggap sama. Hal yang harus dipertimbangkan pada metode
ini adalah berapa besar penyimpangan atau deviasi yang terjadi, sebab kenyataannya pada
lokasi tertentu sangat dipengaruhi oleh kondisi lalu lintas di daerah itu, misalnya, dalam
memprediksikan waktu untuk mencapai lokasi tertentu sering kali tidak tepat karena
mungkin di lokasi itu ada pasar, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain yang pada waktu-waktu
tertentu akan sulit untuk memproyeksikan waktu menuju lokasi usaha. Artinya, asumsi
waktu sulit diprediksi bila dikaitkan dengan jarak yang tempuh. Sebagai contoh, untuk
menempuh jarak perjalanan di Jalan Jend. Sudirman, sepanjang 5 km pada jam sibuk
mungkin akan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan menempuh jarak 25 km di
jalan tertentu. Jadi, metode garis gravitasi, untuk menentukan lokasi usaha harus dilakukan
tes lapangan terlebih dahulu.
Metode Transportasi
Metode transportasi pada prinsipnya mencari nilai optimal yang dapat diperoleh dengan
memperhitungkan pemenuhan permintaan dan penawaran dengan biaya transportasi yang
terendah. Dengan menggunakan metode ini juga dapat diperoleh suatu alokasi yang dapat
meminimumkan total biaya transportasi atau tota! waktu pengiriman.