Anda di halaman 1dari 43

PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA

TBK
Tugas Modul 4
“Program Orientasi”
Kelompok 2 (MSDM II Kelas B)
A r s i a t u l M i ft a k h i l J ( 1 2 0 1 0 1 1 9 1 2 0 0 6 2 )
Arin Urnika (12010119120041)
V i v i Tr i l i a n a s a r i W ( 1 2 0 1 0 1 1 9 1 2 0 0 5 7 )
Florentina Ruwi P (12010119120021)
Citra Sari (12010119120020)
Ha n a Fa r id a Sa l m a (1 2 0 1 0 1 1 914 0 335 )
No. Dokumen : SOP/HRD 01 Standar Operating Procedure
Tanggal Pembuatan : 31 Maret 2021 Program Orientasi Karyawan Baru
Status Revisi : 00 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
1. Pengertian
Program Orientasi merupakan suatu kegiatan bagi karyawan baru yang harus dilakukan untuk mempercepat proses
adaptasi karyawan baru terhadap lingkungan kerja dan pekerjaannya
2. Tujuan
Tujuannya adalah agar karyawan baru dapat segera memahami tentang organisasi, dapat diterima oleh rekan kerja
dan dapat segera memulai bekerja sesuai dengan produktifitasnya.
3. Digram Alur (Terlampir)
4. Lampiran
4.1 Surat Pengantar Orientasi Karyawan Baru
4.2 Daftar Hadir Peserta
4.3 Daftar Hadir Pemateri
4.4 Kuesioner Evaluasi Program Orientasi
4.5 Rekap Penilaian Peserta Program Orientasi
ALUR DALAM SOP
PROGRAM ORIENTASI
Alur dalam SOP Program Orientasi
PROGRAM INDUKSI
Program Induksi
Induksi menurut Dessler (2003) adalah rancangan program untuk mengenal pekerjaan dan
perusahaan tempat bekerja yang diberikan untuk karyawan baru. Tidak lain fungsi dari induksi adalah
perkenalan karyawan dengan peran dan kedudukan mereka di antara karyawan lain.

Periode induksi biasanya berlangsung selama masa induksi sesuai dengan level jabatan (biasanya
selama periode 3 bulan). Tahap induksi dilaksanakan pada karyawan yang sudah diterima di sebuah
perusahaan. Program induksi meliputi 3 macam proses yakni:
1. Proses Pengenalan (Orientasi)
2. Proses Supervisi Awal
3. Proses Penyesuaian dengan Perusahaan
1. PENGENALAN (ORIENTASI)
-Materi Induksi-
PROFIL PERUSAHAAN
Situs
NamaPerusahaan
Perusahaan www.alfamartku.com
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Pendiri
Facebook Djoko Susanto
Alfamart Sahabatdan keluarga
Indonesia
Merk dagang
Twitter Alfamart
Alfamartku
Kode Saham AMRT
Instagram alfamart
Kantor Pusat Alfa Tower Jl. Jalur Sutera Barat Kav. 9, Alam Sutera
President Commissioners Feny Djoko Susanto
Tangerang 15143, Indonesia
Bidang Usaha
President Director Retail dalam
Anggara Hans format
Prawiraminimarket dan jasa waralaba
TanggalKaryawan
Jumlah Pendirian 22 Februari
121,953 1989
(55,795 tetap dan 66,158 kontrak)
Dasar Hukum Pendirian Akta Notaris Gde Kertayasa, S.H. No. 21 Tanggal 22
Jumlah Gerai 14,300
Februari 1989
Modal Dasar
Jaringan Operasional 32Rp1,200,000,000,000
Kantor Cabang
Modal ditempatkan
Pemegang Saham dan disetor penuh Rp415,245,017,000
Per Desember 2019 → PT Sigmantara Afindo: 52,54%
Masyarakat: 47,46%
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. didirikan pada tanggal 22 Februari
1989 1989 oleh Djoko Susanto dan keluarga dengan mengawali usaha
di bidang perdagangan dan distribusi. Pada tahun 1999, Perseroan
merambah ke sektor minimarket. Perseroan melakukan ekspansi
secara eksponensial mulai tahun 2002 dengan mengakuisisi 141 gerai
Alfa minimart dan untuk pertama kalinya menggunakan merk
“Alfamart”. Sejak pendirian, Perseroan tidak pernah mengalami
perubahan nama.

Alfamart menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dengan


harga yang terjangkau, tempat berbelanja yang nyaman, serta lokasi
yang mudah dijangkau. Didukung lebih dari 121.000 karyawan
menjadikan Alfamart sebagai salah satu pembuka lapangan kerja
terbesar di Indonesia.
SEJARAH Saat ini Alfamart merupakan salah satu gerai ritel terdepan di
BERDIRINYA Indonesia, melayani lebih dari 4,5 juta pelanggan setiap harinya di
lebih dari 14.300 gerai dan 32 gudang yang tersebar di Indonesia
MASKOT
Albi, si lebah yang ramah adalah karakter yang menyenangkan dan siap
membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Albi melambangkan
karyawan Alfamart yang siap membantu pelanggan dengan ketulusan untuk
melayani. Albi mengedepankan kehidupan dan tujuan kolektif, menghindari
konflik, dan selalu tanggap akan perubahan di sekelilingnya. Albi
merepresentasikan komitmen Alfamart untuk mencapai tujuan kolektif.
Memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia dengan produk berkualitas dengan
harga terjangkau serta layanan bersahabat, dengan merangkul komunitas
sekitar dan kompetisi yang sehat

Alfamart juga menjalankan program CSR yang Alfamart juga mengembangkan Corporate Caused Promotion
berkesinambungan, melalui program Alfamart Sahabat sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dengan melibatkan
partisipasi konsumen melalui donasi untuk mengembangkan
Indonesia dengan 6 pilar kegiatan Alfamart Sport, Clean &
program-program terpilih
Green, Smart, SME’s, Vaganza, dan Care.
VISI MISI
Menjadi jaringan distribusi ritel 1. Memberikan kepuasan kepada pelanggan/konsumen dengan
terkemuka yang dimiliki oleh berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.
2. Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan
masyarakat luas, berorientasi selalu menegakkan tingkah laku/etika bisnis yang tinggi.
kepada pemberdayaan pengusaha 3. Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan
kecil, pemenuhan kebutuhan dan menumbuh-kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.
4. Membangun organisasi global yang terpercaya, sehat dan terus
harapan konsumen, serta mampu bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan, pemasok, karyawan,
bersaing secara global. pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.
NILAI PERUSAHAAN
INTEGRITAS YANG TINGGI
Jujur, disiplin dn konsisten dalam bekerja berlandaskan etika serta tanggung jawab
terhadap pekerjaan

INOVASI UNTUK KEMAJUAN YANG LEBIH BAIK


Kreatif dalam bekerja, berkomitmen untuk melakukan perbaikan cara kerja secara
terus menerus

KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TERTINGGI


Mampu menjalankan tugas serta fokus pada pencapaian hasil kerja yang lebih baik

KERJA SAMA TIM


You can enter a subtitle here in case you need
it
Terlibat aktif serta mendorong terciptanya semangat dan kekompakan tim

KEPUASAN PELANGGAN MELALUI PELAYANAN YANG TERBAIK


Berinisiasi tinggi memenuhi kebutuhan dan memastikan terciptanya kepuasan
pelanggan
PETA PERSEBARAN
GERAI
Commissioners

Internal Audit President Director

Merchandising Franchise Corporate Finance Business & Operation


Director Director Affair Director Director Tech Director Director

Merchandising Franchise Corporate Treasury Virtual Store Operation


GM Food 1 Marketing GM Communication GM GM
GM GM Region
1-4
Merchandising Franchise Taf Finance
GM Food 2 GM License GM Controller
Alfa
Merchandising Internal Express
Non Food Control GM GM

Merchandising Corporate
Support GM Legal GM

Category GM
STRUKTUR ORGANISASI
Business Controller

Property & SMB Franchise Corporate Finance Business & Operation


Dev Director Director Affair Director Director Tech Director Director

Building & Marketing IT Business People &


Maintenance GM Logistic GM Procurement GM GM Intelligent GM Career Dev
GM
SME Relation E-Service IT Business
GM GM Solution GM
HC
Location & IT Operation Operation
Dev GM GM GM

Store Sales IT Business


Point GM Relation GM

IT Security
GM
2. SUPERVISI AWAL
-Materi Induksi-
Supervisi Awal
Supervisor dalam penyambutan karyawan baru:
• Membuat checklist karyawan baru
• Mengadakan orientasi lanjutan kepada karyawan baru
• Menjelaskan mengenai aturan dan jadwal kerja program orientasi
3. PENYESUAIAN DENGAN
PERUSAHAAN
-Materi Induksi-
Onboarding
Onboarding dapat diartikan sebagai proses penyesuaian karyawan baru dengan perusahaan.
1. Mengetahui Kebutuhan Setiap Karyawan
Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan masing-masing individu melalui keterampilan, sikap,
kemampuan bekerja dalam tim dan sebagainya. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya dapat
mengetahui bagaimana proses pelatihan yang cocok ke depannya, namun juga akan lebih mudah
menempatkan tiap karyawan dalam bidang perusahaan sesuai dengan karakteristik mereka.
2. Membuat Proses Onboarding yang Sederhana dan Mudah Dimengerti
Dibuat lebih mudah dan disesuaikan dengan kecepatan belajar individu, beberapa sesi dibuat lebih
interaktif, sehingga karyawan baru diharapkan akan lebih proaktif dan menikmati prosesnya.
3. Meninjau Kemajuan Setiap Karyawan
Mengevaluasi dan menetapkan standar penilaian yang memungkinkan untuk mengukur kemajuan tiap
individu sehingga proses onboarding selanjutnya juga dapat ditingkatkan.
• Disiplin Kerja
• Prosedur Ijin Tidak Masuk Kerja
• Prosedur Cuti Waktu Kerja
• Upah Lembur
• Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
• Pelanggaran dan Sanksi-Sanksi

PERATURAN PERUSAHAAN
Dasar Hukum dan Acuan Peraturan Perusahaan

UU No. 13 Tahun 2003


Salinan Peraturan Pemerintah tentang Ketenagakerjaan
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, Alih Daya, Waktu kerja dan
Waktu Istirahat, dan Pemutusan UU No. 11 Tahun 2020
Hubungan Kerja tentang Cipta Kerja

UU No. 24 Tahun 2011


tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS).
D
I
S
I
P
L
I
N

K
E
R
J
A
D
I
S
I
P
L
I
N

K
E
R
J
A
D
I
S
I
P
L
I
N

K
E
R
J
A
Prosedur Izin
Tidak Masuk
• Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit ataupun karena
alasan lain yang bisa diterima perusahaan wajib Kerja
memberitahukan kepada atasannya paling lambat pada saat
yang masuk kerja. Jika ketidakhadiran karena sakit lebih dari
2 (dua) hari maka diwajibkan memberikan surat keterangan
dokter sesegera mungkin atau setelah masuk kerja kembali.
Dan untuk hal-hal lainnya, pegawai wajib membuat
pemberitahuan tertulis.
• Setiap pegawai yang akan meninggalkan kantor atau tempat
kerja ataupun tidak masuk kerja harus memperoleh izin dari
bagian pesonalia serta mengisi formulir izin.
Prosedur Cuti
Dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, diatur mengenai cuti karyawan dimana terbagi kedalam 7 jenis:
1. Cuti Tahunan
Pasal 79  Seorang peekrja berhak atas cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja dalam satu tahun.
Karyawan dapat memperoleh sekurang-kurangnya 12 hari cuti tahunan jika telah bekerja minimal 1 tahun atau 12 bulan
secara terus-menerus di perusahaan.
2. Cuti Besar atau Istirahat Panjang
Pasal 79  Diperuntukkan bagi karyawan yang loyal dimana karyawan tersebut telah bekerja selama 6 tahun di
perusahaan yang sama secara terus-menerus dan berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 tahun dengan lama waktu
cuti yang diberikan paling lama adalah 3 bulan.
3. Cuti Bersama
You can enterPasal 79 
a subtitle here Waktunya telah diatur oleh pemerintah dan cuti tersebut biasanya jatuh pada hari yang kurang efektif.
in case you need
it Seperti hari di antara libur, akhir pecan, hari raya besat keagamaan atau peringatan hari besar nasional. Menurut aturan,

jika karyawan mengambil libur pada hari cuti bersama, maka cuti tahunannya akan berkurang.
Prosedur Cuti
Dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, diatur mengenai cuti karyawan dimana terbagi kedalam 7 jenis:
4. Cuti Hamil
Pasal 82  Karyawati yang hamil memperoleh hak istirahat masing-masing selama 1,5 (satu setengah) bulan, baik
sebelum dan sesudah melahirkan.
5. Cuti Sakit
Pasal 93  Cuti sakit dapat diberikan bagi karyawan yang kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan
pekerjaan. Dimana mereka memerlukan waktu istirahat sesuai dengan jumlah hari yang disarankan oleh Dokter.
6. Cuti Berbayar
Pasal 93  Karyawan tidak akan mendapat upah apabila tidak masuk kerja.

You can enter a subtitle here in case you need


it
Prosedur Cuti
7. Cuti Penting
Pasal 93  Hak cuti dengan alasan penting memiliki ketentuan sebagai berikut:
• Karyawan menikah: 3 hari
• Menikahkan anaknya: 2 hari
• Mengkhitankan anaknya: 2 hari
• Membaptis anak: 2 hari
• Isteri melahirkan atau keguguran kandungan: 2 hari
• Suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia: 2 hari
• Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia: 1 hari

You can enter a subtitle here in case you need


it
Pasal 21  Waktu kerja meliputi:
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat
Waktu Kerja puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam)
hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima)
5 hari dalam seminggu dengan total durasi 40 jam hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
 Senin s/d Jum’at, pukul 08:00 – 16:00 WIB
Pasal 22  Waktu istirahat mingguan
Dengan Dasar Salinan Peraturan Pemerintah meliputi:
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021 tentang c. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan atau
Hubungan Kerja: d. Istirahat mingguan 2 (dua) hari untuk 5
(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Upah Lembur
Upah Lembur --> Rp 100.000,00 / jam
Dengan Dasar Salinan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja:

Pasal 31  Ketentuan upah kerja lembur:


a. Untuk jam kerja lembur pertama sebesar 1,5 (satu koma lima) kali Upah sejam; dan
b. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya, sebesar 2 (dua) kali Upah sejam.

Pasal 31  Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja
6 (enam) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu:
c. Perhitungan Upah Kerja Lembur dilaksanakan sebagai berikut:
1) Jam pertama sampai dengan jam ketujuh, dibayar 2 (dua) kali Upah sejam;
2) Jam kedelapan, dibayar 3 (tiga) kali Upah sejam; dan
3) Jam kesembilan, jam kesepuluh, dan jam kesebelas, dibayar 4 (empat) kali Upah sejam;
Upah Lembur
b. Jika hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek, perhitungan Upah Kerja Lembur dilaksanakan sebagai
berikut:
1) Jam pertama sampai dengan jam kelima, dibayar 2 (dua) kali Upah sejam;
2) Jam keenam, dibayar 3 (tiga) kali Upah sejam; dan
3) Jam ketujuh, jam kedelapan, dan jam kesembilan, dibayar 4 (empat) kali Upah sejam.

Pasal 31  Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja
5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu, dengan ketentuan perhitungan Upah Kerja Lembur
dilaksanakan sebagai berikut:
c. Jam pertama sampai dengan jam kedelapan, dibayar 2 (dua) kali Upah sejam;
d. Jam kesembilan, dibayar 3 (tiga) kali Upah sejam; dan
e. Jam kesepuluh, jam kesebelas, dan jam kedua belas, dibayar 4 (empat) kali Upah sejam.
Upah Lembur
Pasal 32
(1) Perhitungan Upah Kerja Lembur didasarkan pada Upah bulanan.
(2) Cara menghitung Upah sejam yaitu I ll73 (satu per seratus tujuh puluh tiga) kali Upah sebulan.
(3) Dalam hal komponen Upah terdiri dari Upah pokok dan tunjangan tetap maka dasar perhitungan Upah Kerja
Lembur lOOo/o (seratus persen) dari Upah.
(4) Dalam hal komponen Upah terdiri dari Upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap, apabila Upah
pokok ditambah tunjangan tetap lebih kecil dari 75o/o (tduh puluh lima persen) keseluruhan Upah maka dasar
perhitungan Upah Kerja Lembur sama dengan 75% (tujuh puluh lima persen) dari keseluruhan Upah.
Upah Lembur
Pasal 33
(1) Dalam hal Upah Pekerja/Buruh dibayar secara harian maka penghitungan besarnya Upah sebulan dilaksanakan
dengan ketentuan :
a. Upah sehari dikalikan 25 (dua puluh lima), bagi Pekerja/Buruh yang bekerja 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu; atau
b. Upah sehari dikalikan 21 (dua puluh satu), bagi Pekerja/Buruh yang bekerja 5 (lima) hari kerja dalam 1
(satu) minggu.
(2) Dalam hal Upah Pekerja/Buruh dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil, Upah sebulan sama dengan
penghasilan rata-rata dalam 12 (dua belas) bulan terakhir.
(3) Dalam hal Upah sebulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) lebih rendah dari Upah minimum maka Upah
sebulan yang digunakan untuk dasar penghitungan Upah Kerja Lembur yaitu Upah minimum yang berlaku di
wilayah tempat Pekerja/Buruh bekerja.
Upah Lembur
Pasal 34
(1) Dalam hal Perusahaan telah melaksanakan pembayaran Upah Kerja Lembur dengan sebutan lain dan nilai
perhitungan Upah Kerja Lembur sama dengan atau lebih baik maka perhitungan Upah Kerja Lembur tetap berlaku.
(2) Upah Kerja Lembur dengan sebutan lain dan nilai perhitungannya yang telah dilaksanakan oleh Perusahaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi Upah Kerja Lembur sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
(3) Pelaksanaan pembayaran Upah Kerja Lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
Tahun 2011, ditetapkan UU No, 24 Tahun 2011
Jaminan Pemeliharaan tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Kesehatan Sesuai dengan amanat Undang-Undang,
tanggal 1 Januari 2014 PT Jamsostek akan
berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT
Jamsostek (Persero) yang bertransformasi
Berdasar UU No. 13 Tahun 2003 tentang menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Ketenagakerjaan, Pasal 99, Pasal 100, dan Pasal 101 Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk
mengatur tentang kesejahteraan karyawan dimana menyelenggarakan program jaminan sosial
melalui pemberian Jaminan Sosial Tenaga Kerja tenaga kerja, yang meliputi Jaminan Kecelakaan
( Jamsostek). Kerja ( JKK), Jaminan Kematian ( JKM),
Jaminan Hari Tua ( JHT), dan Jaminan Pensiun
( JP).
Pelanggaran
dan
Sanksi-Sanksi

Dengan Dasar Salinan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021 tentang
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan
Hubungan Kerja:
Pasal 61:
(1) Pengusaha yang melanggar ketentuan Pasal 15 ayat (1), Pasal 17, Pasal 2L ayat (1), Pasal 22, Pasal 29
ayat (1) huruf b dan huruf c, Pasal 53, dan/atau Pasal 59 dikenai sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. pembatasan kegiatan usaha;
c. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi; dan
d. pembekuan kegiatan usaha.
Pelanggaran
dan
Sanksi-Sanksi

(2) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
bertahap.
(3) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan peringatan tertulis
atas pelanggaran yang dilakukan oleh Pengusaha.

(4) Pembatasan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. pembatasan kapasitas produksi barang dan/atau jasa dalam waktu tertentu; dan/atau
b. penundaan pemberian izin usaha di salah satu atau beberapa lokasi bagi Perusahaan yang
memiliki proyek di beberapa lokasi.
Pelanggaran
dan
Sanksi-Sanksi

(5) Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c berupa tindakan tidak menjalankan sebagian atau seluruh alat produksi barang
dan/atau jasa dalam waktu tertentu.

(6) Pembekuan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa tindakan
menghentikan seluruh proses produksi barang dan/atau jasa di Perusahaan dalam waktu
tertentu.
Surat
pengantar
Orientasi
Karyawan
Baru
DAFTAR
HADIR
PESERTA
DAN
PEMATERI
KUESIONER
EVALUASI
PROGRAM
ORIENTASI
REKAP PENILAIAN
EVALUASI PESERTA
PROGRAM ORIENTASI
THANKS

Anda mungkin juga menyukai