Anda di halaman 1dari 7

A.

Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)


Overall Equipment Effectiviesness (OEE) merupakan metode yang digunakan sebagai
alat ukur (metric) dalam penerapan program TPM guna menjaga peralatan ada pada
kondisi ideal dengan menghapuskan six big losses peralatan. Dengan menggunakan
pengukuran OEE, produsen dapat mengatur strategi dan langkah terkait dalam peningkatan
proses manufaktur secara sistematis. Tujuan OEE yaitu sebagai alat ukur performa suatu
sistem maintenance, dengan menggunakan metode agar bisa diketahui ketersediaan mesin
atau peralatan, efisiensi produksi, dan kualitas output mesin atau peralatan.
Perhitungan nilai OEE akan bergantung pada 3 unsur untama, yaitu berkaitan dengan
perhitungan Availability, Performance, dan Quality. Oleh karena itu, sebelum menentukan
nilai OEE, harus terlebih dahulu menemukan nilai dari ke-3 unsur tersebut. Availability
Ratio adalah ratio yang menunjukan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin
atau peralatan. Performance Ratio adalah ratio yang menunjukan kemampuan mesin atau
peralatan dalam menghasilkan barang. Quality Ratio adalah ratio yang mennjukan
kemampuan mesin atau peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar
peralatan. Untuk lebih jelasnya, berikut formula untuk perhitungan OEE :

Rumus Overall Equipment Effectiveness (OEE) :

Availability × Performance × Quality Ratio

Kemudian, untuk perhitungan ke-3 unsur utama perhitungan OEE (Availability,


Performance, dan Quality), berikut formulanya.

Loading Time−Downtime
a) Availability Ratio =
Loading Time
Cycle Time × Processed Amount
b) Performance Ratio =
Operating Time
Processed Amount−Reject
c) Quality Ratio =
Processed Amount

Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) telah menetapkan standar benchmark


yang telah dipraktekan secara luas di seluruh dunia, berikut penjelasannya :
a) Jika OEE = 100%, produksi dianggap sempurna. Hanya memproduksi produk tanpa
cacat, bekerja dalam performance yang cepat, dan tidak ada downtime.
b) Jika OEE = 85%, produksi dianggap kelas dunia. Bagi banyak perusahaan, skor ini
merupakan skor yang cocok untuk dijadikan goal jangka panjang.
c) Jika OEE = 60%, produksi dianggap wajar, tetapi menunjukkan ada ruang yang besar
untuk improvement.
d) Jika OEE = 40%, produksi dianggap memiliki skor yang rendah, tapi dalam
kebanyakan kasus dapat dengan mudah di-improve melalui pengukuran langsung
(misalnya dengan menelusuri alasan-alasan downtime dan menangani sumber-sumber
penyebab downtime secara satu per satu).

Untuk standar benchmark world class yang dianjurkan JIPM, yaitu OEE = 85%.
Kemudian, untuk skor yang perlu dicapai untuk masing-masing faktor OEE adalah sebagai
berikut.

OEE Factor Word Class


Availability 90,0%
Performance 95,0%
Quality 99,9%
Overal OEE 85,0%

B. Contoh Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)


Soal
Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan G telah menggunakan berbagai macam alat
guna mendukung operasinya. Akan tetapi, dari sekian banyaknya alat yang digunakan,
terdapat 1 mesin yang sering mengalami kerusakan dan breakdown yaitu mesin TY. Oleh
karena itu, dibutuhkan sistem pemeliharaan yang tepat agar kegiatan operasional mesin
dapat berjalan dengan baik dan tidak merugikan perusahaan. Berkaitan dengan itu,
berdasarkan data di bawah ini, hitunglah nilai OEE dan berikan analisisnya !

Machin
Failure Set up Processe
e Planned Cycle
& & d Reject
Bulan Workin Downtim Time
Repair Adjust Amount (unit)
g Time e (Jam) (Jam)
(Jam) (Jam) (Unit)
(Jam)
Jan 180 5 0,5 2 90 5 1
Feb 180 5 0,5 2,5 95 12 1
Maret 190 5,5 1 2,25 100 10 1
April 175 4,5 1 2 89 8 1
Mei 180 4 0,5 2,3 90 5 1
Juni 190 5 1 2 100 15 1
Total 1.095 29 4,5 13,05 564 55 6

Jawab :
Perhitungan OEE
a) Availability Ratio
 Diketahui :
Loading Time−Downtime
AV =
Loading Time

Machine Working Time − Flaiure∧Repair


(
= −¿ Planned Downtime ) ( −¿ Setup∧ Adjustment )
( Machine WorkingTime−Planned Downtime )

Data

Machine Planned
Bula Failure & Repair Set up & Adjust
Working Time Downtime
n (Jam) (Jam)
(Jam) (Jam)
Jan 180 5 0,5 2
Feb 180 5 0,5 2,5
Maret 190 5,5 1 2,25
April 175 4,5 1 2
Mei 180 4 0,5 2,3
Juni 190 5 1 2
Total 1.095 29 4,5 13,05

 Maka :

Loading Presentation
Bulan Downtime AV
Time (AV × 100%)
Jan 175 2,5 0,985714286 98,57%
Feb 175 3 0,982857143 98,28%
Maret 184,5 3,25 0,982384824 98,23%
April 170,5 3 0,982404692 98,24%
Mei 176 2,8 0,984090909 98,40%
Juni 185 3 0,983783784 98,37%
b) Performance Ratio
 Diketahui :
Cycle Time × Processed Amount
PE =
Operating Time
Cycle Time × Processed Amount
=
( Loading Time−Downtime)

Data

Machine Failure Set up


Planned Processed Cycle
Working & &
Bulan Downtime Amount Time
Time Repair Adjust
(Jam) (Unit) (Jam)
(Jam) (Jam) (Jam)
Jan 180 5 0,5 2 90 1
Feb 180 5 0,5 2,5 95 1
Maret 190 5,5 1 2,25 100 1
April 175 4,5 1 2 89 1
Mei 180 4 0,5 2,3 90 1
Juni 190 5 1 2 100 1
Total 1095 29 4,5 13,05 564 6

 Maka :

Cycle time x
Operating Presentation
Bulan Proccesed PE
Time (PE × 100%)
amount
Jan 172,5 90 0,52173913 52,17%
Feb 172 95 0,552325581 55,23%
Maret 181,25 100 0,551724138 55,17%
April 167,5 89 0,531343284 53,13%
Mei 173,2 90 0,519630485 51,96%
Juni 182 100 0,549450549 54,94%

c) Quality Ratio
 Diketahui :

Processed Amount−Reject
QR =
Processed Amount
Data

Processed Amount Reject


Bulan
(Unit) (unit)
Jan 90 5
Feb 95 12
Maret 100 10
April 89 8
Mei 90 5
Juni 100 15
Total 564 55

 Maka :

Processed Presentation
Bulan Reject QR
Amount (QR × 100%)
Jan 90 5 0,944444444 94,44%
Feb 95 12 0,873684211 87,36%
Maret 100 10 0,9 90%
April 89 8 0,91011236 91,01%
Mei 90 5 0,944444444 94,44%
Juni 100 15 0,85 85%
d) OEE
 Diketahui :
OEE = Availability × Performance × Quality Ratio

Data

Bulan Availability Ratio Performance Ratio Quality Ratio


Jan 98,57% 52,17% 94,44%
Feb 98,28% 55,23% 87,36%
Maret 98,23% 55,17% 90%
April 98,24% 53,13% 91,01%
Mei 98,40% 51,96% 94,44%
Juni 98,37% 54,94% 85%

 Maka :

Availability Performance Quality


Bulan OEE
Ratio Ratio Ratio
Jan 98,57% 52,17% 94,44% 48,56%
Feb 98,28% 55,23% 87,36% 47,41%
Maret 98,23% 55,17% 90% 48,77%
April 98,24% 53,13% 91,01% 47,50%
Mei 98,40% 51,96% 94,44% 48,28%
Juni 98,37% 54,94% 85% 45,93%
Rata-rata 98,348% 53,766% 90,375% 47,741%

Analisis Perhitungan OEE


OEE Factor Word Class Mesin TY
Availability 90,0% 98,348%
Performance 95,0% 53,766%
Quality 99,9% 90,375%
Overal OEE 85,0% 47,741%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai OEE dari mesin TY masih jauh
dibawah standar yaitu 47,741% nilai untuk standar OEE menurut JIPM yaitu > 85%.
Selain itu, dari ketiga nilai untuk masing-masing unsur yang mempengaruhi nilai OEE,
terdapat salah satu nilai yang masih sangat jauh dibawah standar yaitu nilai Performance
sebesar 53,766% (> 95%). Disamping itu, nilai untuk Quality juga masih dibawah standar
yaitu 90,375% (> 99,9%).
Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan terkait permasalahan mesin
TY ini. Perbaikan ini akan mencangkup perbaikan sistem ataupun prosedur dari
pemeliharaan mesin yang berkaitan dengan penyetelan, pelumasan, pengawasan,
pemeliharaan, dan perbaikan dari mesin tersebut.

Anda mungkin juga menyukai