Pekerjaan perawatan (maintenance) yang memiliki variasi cukup tinggi sangat unik
dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Maka, pengukuran kinerja maintenance dengan
sendirinya menjadi isu penting, guna mengetahui seberapa jauh kegiatan maintenance
yang telah dilakukan berdampak terhadap peningkatan proses secara keseluruhan.
Indicator kinerja perawatan juga sebagai peta kekuatan dan kelemahan pengelolaan
sumber daya maintenance baik manusia, alat kerja (tools), mesin, energi, maupun
kebijakan material (spare part). Dengan mengukur kinerja maintenance diharapkan arah
dan tujuan maintenance dapat lebih terkendali.
1
A. Mean Time Between Failures (MTBF)
Mean Time To Failure adalah ukuran rata-rata waktu unit sampai mengalami
kerusakan. Indikator ini digunakan untuk mendapatkan estimasi umur aset yang non-
repairable (tidak bisa diperbaiki). Nilai MTTF dihitung dengan memperhatikan sejumlah
besar unit aset yang sama dalam periode yang cukup lama. Sedangkan menurut Torrel &
Avelar (2010) MTBF adalah ukuran dasar dari keandalan sistem. MTBF merupakan waktu
rata-rata yang dibutuhkan oleh sistem untuk bekerja tanpa mengalami kegagalan dalam
periode tertentu. Perkiraan nilai MTBF juga dapat memberikan informasi mengenai
keandalan suatu perangkat TIK dimana dalam permasalahan ini juga dapat dianalisa tentang
kemungkinan human error yang mengakibatkan kegagalan atau kerusakan unit.
MTBF biasanya direpresentasikan dalam satuan jam. Semakin tinggi jumlah MTBF,
semakin tinggi keandalan suatu sistem atau produk. Bagi produsen, nilai MTBF ini sangat
penting dalam proses pengambilan keputusan, karena dari nilai MTBF maka dapat diketahui
masa hidup suatu produk. Pengambilan keputusan ini menyangkut pemilihan produk yang
nantinya akan digunakan untuk mendukung suatu sistem yang ada.
Nilai MTBF dapat dihitung atau diukur dengan membagi antara total waktu masa
optimal dengan jumlah kerusakan yang terjadi. Berikut persamaan untuk menghitung nilai
MTBF :
2
Contoh cara perhitungan MTBF (mean time between failures). Misalkan kita memiliki
data historis sebuah unit sebagai berikut:
Dari data di atas diperoleh jumlah kejadian up-time 6 kali, maka dapat dihitung:
1138
= = 189,7 Hari
6
3
dibutuhkan dalam mendiagnosa masalah, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan teknisi,
dan waktu yang diperlukan untuk memperbaiki sistem (hardware). MTTR diwakili dalam
satuan jam. MTTR menunjukkan nilai availability dan bukan reliability seperti MTBF.
Semakin lama MTTR atau semakin tinggi nilai MTTR maka semakin buruk. Sederhananya,
jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan sebuah sistem dari kegagalan atau
kerusakan, maka sistem ini memiliki ketersediaan (availability) yang lebih rendah.
MTTR adalah parameter yang berguna yang harus digunakan di awal perencanaan
dan perancangan tahap dari suatu sistem. Parameter yang digunakan dalam menilai
aksesibilitas/lokasi komponen sistem, misalnya sebuah komponen yang sering gagal harus
ditempatkan di mana komponen tersebut dapat dengan mudah dihapus dan diganti.
MTTR juga dapat memberikan informasi untuk penentuan perangkat teknologi mana
yang harus diberikan cadangan dan mana yang tidak. Nilai MTTR yang sangat tinggi dapat
digunakan sebagai acuan bahwa perangkat teknologi tersebut sebaiknya diberikan cadangan.
Pemberian cadangan ini bertujuan agar operasional perusahaan dapat segera berjalan normal
ketika terjadi kerusakan. Untuk menghitung perkiraan dari nilai MTTR ini adalah sebagai
berikut :
Berbeda dengan MTBF, MTTR yang semakin kecil justru semakin baik bagi
perusahaan. Bisa diartikan bahwa semakin lama waktu dihabiskan untuk repair berarti
4
semakin lama downtime alat sehingga tingkat produktivitas pun berkurang.
Durasi repair yang lama bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya
ketidaksediaan spare part atau request spare part melewati proses panjang/lama.
Contoh cara perhitungan MTTR (mean time to repair). Misalkan kita memiliki data historis
sebuah unit sebagai berikut:
Dari data di atas diperoleh jumlah kejadian downtime 5 kali, maka dapat dihitung:
∑t = 5 + 4 + 6 + 7 + 5 = 27 hari.
27
= = 5,4 Hari
5
5
untuk menghitung Mean Time To Failure (MTTF) sama dengan MTBF. Bedanya terletak
pada penggunaannya. MTBF untuk komponen yang bisa diperbaiki, sedangkan MTTF untuk
komponen yang tidak bisa diperbaiki seperti bearing dan seal.
Contoh cara perhitungan MTTR (mean time to repair). Misalkan kita memiliki data historis
sebuah unit sebagai berikut:
6
Lama
Hari ke Pekerjaan
pengerjaan
215 Penggantian bearing 3 jam
260 penggantian fan belt alternator 6 jam
275 Penggantian oil filter 4 jam
298 penggantian fuel filter 3 jam
302 penggantian fan belt alternator 5 jam
468 Penggantian oil filter 4 jam
507 Penggantian bearing 6 jam
650 penggantian fuel filter 3 jam
790 penggantian fan belt alternator 6 jam
803 Penggantian oil filter 4 jam
980 penggantian fuel filter 3 jam
Bearing
∑t = 214+292 = 506 Hari.
506
= = 253 Hari
2
7
789
= = 263 Hari
3
Oil filter
802
= = 267 Hari
3
Fuel filter
976
= = 326 Hari
3
8
DAFTAR PUSTAKA
Corder, A., & Hadi, K. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta: Erlangga.
Ansori, Nachmul dan M. Imron Mustajib. 2013. Sistem Perawatan Terpadu (Integrated
Maintenance System), Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.