Anda di halaman 1dari 9

INDIKATOR PERFORMA PERAWATAN

Pekerjaan perawatan (maintenance) yang memiliki variasi cukup tinggi sangat unik
dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Maka, pengukuran kinerja maintenance dengan
sendirinya menjadi isu penting, guna mengetahui seberapa jauh kegiatan maintenance
yang telah dilakukan berdampak terhadap peningkatan proses secara keseluruhan.
Indicator kinerja perawatan juga sebagai peta kekuatan dan kelemahan pengelolaan
sumber daya maintenance baik manusia, alat kerja (tools), mesin, energi, maupun
kebijakan material (spare part). Dengan mengukur kinerja maintenance diharapkan arah
dan tujuan maintenance dapat lebih terkendali.

Adapun dalam menentukan indikator dalam perawatan ada beberpa istilah


diantaranya adalah "Mean Time Between Failures" (MTBF) yaitu rata-rata uptime unit
diantara kerusakan, "Mean Tome To Repair" (MTTR),yaitu rata-rata waktu
perawatan/perbaikan unit dan "Mean Time To Failures" (MTTF) yaitu rata-rata waktu
unit sampai mengalami kerusakan. ketiga istilah tersebut merupakan beberapa indikator
dasar untuk mengukur performa maintenance yang berperan penting bagi perusahaa,
seperti perusahaan pengguna alat berat. Dengan mengetahui indikator tersebut,
perusahaan dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan uptime
(waktu produksi) sekaligus mengurangi downtime.

1
A. Mean Time Between Failures (MTBF)
Mean Time To Failure adalah ukuran rata-rata waktu unit sampai mengalami
kerusakan. Indikator ini digunakan untuk mendapatkan estimasi umur aset yang non-
repairable (tidak bisa diperbaiki). Nilai MTTF dihitung dengan memperhatikan sejumlah
besar unit aset yang sama dalam periode yang cukup lama. Sedangkan menurut Torrel &
Avelar (2010) MTBF adalah ukuran dasar dari keandalan sistem. MTBF merupakan waktu
rata-rata yang dibutuhkan oleh sistem untuk bekerja tanpa mengalami kegagalan dalam
periode tertentu. Perkiraan nilai MTBF juga dapat memberikan informasi mengenai
keandalan suatu perangkat TIK dimana dalam permasalahan ini juga dapat dianalisa tentang
kemungkinan human error yang mengakibatkan kegagalan atau kerusakan unit.

MTBF biasanya direpresentasikan dalam satuan jam. Semakin tinggi jumlah MTBF,
semakin tinggi keandalan suatu sistem atau produk. Bagi produsen, nilai MTBF ini sangat
penting dalam proses pengambilan keputusan, karena dari nilai MTBF maka dapat diketahui
masa hidup suatu produk. Pengambilan keputusan ini menyangkut pemilihan produk yang
nantinya akan digunakan untuk mendukung suatu sistem yang ada.

Nilai MTBF dapat dihitung atau diukur dengan membagi antara total waktu masa
optimal dengan jumlah kerusakan yang terjadi. Berikut persamaan untuk menghitung nilai
MTBF :

MTBF : Mean Time Between Failure

tUptime : Waktu optimal.

n : Jumlah kerusakan yang terjadi.

2
Contoh cara perhitungan MTBF (mean time between failures). Misalkan kita memiliki
data historis sebuah unit sebagai berikut:

Hari ke Status unit


0 s/d 180 Up time
181 s/d 186 Down time
187 s/d 376 Up time
377 s/d 381 Down time
382 s/d 575 Up time
576 s/d 582 Down time
583 s/d 780 Up time
781 s/d 788 Down time
789 s/d 969 Up time
970 s/d 975 Down time
976 s/d 1175 Up time

Dari data di atas diperoleh jumlah kejadian up-time 6 kali, maka dapat dihitung:

∑t uptime = 180 + 189 + 193 + 197 + 180 + 199 = 1138 hari.

maka MTBF nya adalah:

1138
= = 189,7 Hari
6

B. Mean Tome To Repair (MTTR)


Mean Time To Repair adalah waktu rata-rata yang digunakan untuk
proses repair (perbaikan) alat berat. Perhitungan MTTR dimulai ketika alat rusak sampai
kembali beroperasi normal. MTTR menunjukkan data efisiensi kemampuan perusahaan
dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang terjadi. Sedangkan menurut Torrel &
Avelar (2010), MTTR, atau Mean Time To Repair adalah waktu yang diperlukan untuk
memulihkan suatu sistem dari sebuah kegagalan. Dalam hal ini juga termasuk waktu yang

3
dibutuhkan dalam mendiagnosa masalah, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan teknisi,
dan waktu yang diperlukan untuk memperbaiki sistem (hardware). MTTR diwakili dalam
satuan jam. MTTR menunjukkan nilai availability dan bukan reliability seperti MTBF.
Semakin lama MTTR atau semakin tinggi nilai MTTR maka semakin buruk. Sederhananya,
jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan sebuah sistem dari kegagalan atau
kerusakan, maka sistem ini memiliki ketersediaan (availability) yang lebih rendah.

MTTR adalah parameter yang berguna yang harus digunakan di awal perencanaan
dan perancangan tahap dari suatu sistem. Parameter yang digunakan dalam menilai
aksesibilitas/lokasi komponen sistem, misalnya sebuah komponen yang sering gagal harus
ditempatkan di mana komponen tersebut dapat dengan mudah dihapus dan diganti.

MTTR juga dapat memberikan informasi untuk penentuan perangkat teknologi mana
yang harus diberikan cadangan dan mana yang tidak. Nilai MTTR yang sangat tinggi dapat
digunakan sebagai acuan bahwa perangkat teknologi tersebut sebaiknya diberikan cadangan.
Pemberian cadangan ini bertujuan agar operasional perusahaan dapat segera berjalan normal
ketika terjadi kerusakan. Untuk menghitung perkiraan dari nilai MTTR ini adalah sebagai
berikut :

MTTR : Mean Time To Repair.

t : Waktu yang diperlukan untuk reparasi.

n : Jumlah reparasi yang pernah dilakukan.

Berbeda dengan MTBF, MTTR yang semakin kecil justru semakin baik bagi
perusahaan. Bisa diartikan bahwa semakin lama waktu dihabiskan untuk repair berarti
4
semakin lama downtime alat sehingga tingkat produktivitas pun berkurang.
Durasi repair yang lama bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya
ketidaksediaan spare part atau request spare part melewati proses panjang/lama.

Contoh cara perhitungan MTTR (mean time to repair). Misalkan kita memiliki data historis
sebuah unit sebagai berikut:

Hari ke Status unit


0 s/d 180 Up time
181 s/d 186 Down time
187 s/d 376 Up time
377 s/d 381 Down time
382 s/d 575 Up time
576 s/d 582 Down time
583 s/d 780 Up time
781 s/d 788 Down time
789 s/d 969 Up time
970 s/d 975 Down time
976 s/d 1175 Up time

Dari data di atas diperoleh jumlah kejadian downtime 5 kali, maka dapat dihitung:

∑t = 5 + 4 + 6 + 7 + 5 = 27 hari.

maka MTTR nya adalah:

27
= = 5,4 Hari
5

C. Mean Time To Failures (MTTF)


Mean Time To Failure adalah waktu rata rata kegagalan yang terjadi selama
beroperasinya suatu sistem. Dari data yang telah didapat maka dilakukan perhitungan MTTF
tiap unit untuk tiap tahunnya, maupun secara periodik. Satuan MTTF adalah hari. Formula

5
untuk menghitung Mean Time To Failure (MTTF) sama dengan MTBF. Bedanya terletak
pada penggunaannya. MTBF untuk komponen yang bisa diperbaiki, sedangkan MTTF untuk
komponen yang tidak bisa diperbaiki seperti bearing dan seal.

Berikut persamaan untuk menghitung nilai MTTF :


Berikut persamaan untuk menghitung nilai MTTF :

MTTF : Mean Time To Failure

tUptime : Waktu optimal.

n : Jumlah penggantian komponen

Contoh cara perhitungan MTTR (mean time to repair). Misalkan kita memiliki data historis
sebuah unit sebagai berikut:

6
Lama
Hari ke Pekerjaan
pengerjaan
215 Penggantian bearing 3 jam
260 penggantian fan belt alternator 6 jam
275 Penggantian oil filter 4 jam
298 penggantian fuel filter 3 jam
302 penggantian fan belt alternator 5 jam
468 Penggantian oil filter 4 jam
507 Penggantian bearing 6 jam
650 penggantian fuel filter 3 jam
790 penggantian fan belt alternator 6 jam
803 Penggantian oil filter 4 jam
980 penggantian fuel filter 3 jam

Dari data di atas diperoleh banyaknyapenggantian komponen, diantaranya:


✓ Bearing 2 kali
✓ Fan belt alternator 3 kali
✓ Oil filter 3 kali
✓ Fuel filter 3 kali
Sehingga jika di hitung MTTFnya masing-masing adalah:

Bearing
∑t = 214+292 = 506 Hari.

maka MTTF komponen bearing adalah:


Berikut persamaan untuk menghitung nilai MTTF :

506
= = 253 Hari
2

Fan belt alternator


∑t = 259+42+488 = 789 Hari

maka MTTF Fan belt adalah:


Berikut persamaan untuk menghitung nilai MTTF :

7
789
= = 263 Hari
3
Oil filter

∑t = 274+193+335 = 802 Hari

maka MTTF Oil Filter adalah:


Berikut persamaan untuk menghitung nilai MTTF :

802
= = 267 Hari
3

Fuel filter

∑t = 297+352+330 = 976 Hari

maka MTTF Fuel Filter adalah:


Berikut persamaan untuk menghitung nilai MTTF :

976
= = 326 Hari
3

8
DAFTAR PUSTAKA

Corder, A., & Hadi, K. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta: Erlangga.

Ansori, Nachmul dan M. Imron Mustajib. 2013. Sistem Perawatan Terpadu (Integrated
Maintenance System), Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supandi, 1990, Manajemen Perawatan Industri, Bandung: Ganeca Exact

Mustofa Agus. 1997. Manajemen Perawatan. Yogyakarta: UII.

Ben-Daya, M. 2009. Handbook of Maintenance Management and Engineering. London:


Springer.

Daryus, A. 2008. Manajemen Pemeliharaan Mesin. Fakultas Teknik Universitas Darma


Persada

Ebeling, C. E. 1997. An Introduction to Reliability and Maintainability. Singapore: Me Graw


Hill Book Co.

Anda mungkin juga menyukai