Anda di halaman 1dari 7

SMED (Single Minute Exchange Die)

Sejarah
Konsep SMED di munculkan di tahun 1960an oleh Shigeo Shingo sebagai salah
satu founder dari Toyota Production System. Tujuan yang ingin dicapai adalah
berusaha untuk mempercepat waktu setup diproses moulding body mobil.
Waktu changeover yaitu pergantian dari satu model ke model yang lain memakan
waktu berjam-jam dan mengakibatkan produksi harus running dengan lot size
yang besar untuk satu model untuk menghindari jumlah changeover yang
berulang-ulang. Lama waktu changeover ini berhubungan langsung dengan biaya
produksi mengingat waktu operational produksi akan berkurang terkonsumsi oleh
waktu changeover yang lama.
Umumnya, industri akan meningkatkan waktu operational produksi dengan cara
meningkatkan jumlah lot size, sehingga jumlah changeover bisa dikurangi. Tetapi
hal ini akan menimbulkan masalah baru, yaitu lot size yang besar mengakibatkan
produksi menjadi tidak fleksibel dan responsif terhadap perubahan volume order.
Efek yang lain adalah besarnya jumlah lot size akan mengakibatkan
pembengkakan inventori dari produk yang berdampak ke working capital dan
penggunaan space area. Terutama industri dengan produk yang berdimensi besar
misalnya mobil dan biaya sewa space area pabrik yang mahal, akan terlihat
dampak biaya produksi yang ditimbulkan.
Dari segi kualitas, jumlah lot size yang besar juga mengakibatkan responsiveness
terhadap masalah proses menjadi berkurang. Jumlah lot size yang ekonomis tentu
saja jika kita bisa menguranginya bahkan sampai ke single piece untuk mencapai
fleksibilitas produksi. Jika waktu changeover bisa dipercepat, maka lot size juga
bisa diperkecil, dan secara langsung akan mengurangi biaya karena menurunkan
inventori cost dan space area cost. Selama bertahun-tahun, Toyota terus
melakukan perbaikan di tools, fixtures, dan membuat beberapa komponen mobil
menjadi common parts (bukan customized untuk model tertentu), dan
mempercepat waktu changeover.

SMED adalah salah satu metode improvement dari Lean Manufacturing yang
digunakan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setup
pergantian dari memproduksi satu jenis produk ke model produk lainnya.
Waktu pergantian setup adalah salah satu bentuk WASTE / PEMBOROSAN
dalam konsep Lean yang harus dihilangkan karena tidak memberi nilai tambah
untuk pelanggan dan mengakibatkan proses tidak efisien.
Ada beberapa istilah lain dari SMED yaitu QCO (Quick Change Over), 4SRS
(Four Step Rapid Setup), Setup Reduction, OTS (One Touch Setup), dan OTED
(One Touch Exchange of Die) yang kesemuanya mengacu pada hal yang sama
yaitu sebuah strategy untuk mempercepat waktu setup pergantian produk. Kata
Single Minute bukan berarti bahwa lama waktu setup hanya membutuhkan
waktu satu menit, tapi membutuhkan waktu di bawah 10 menit (dengan kata lain
single digit minute).
Waktu setup sendiri didefinisikan sebagai lama waktu yang dibutuhkan saat
produk baik terakhir selesai sampai produk baik pertama keluar. Jadi didalam
waktu setup ada waktu organizational seperti menghentikan mesin dan memanggil
maintenance, melakukan persiapan peralatan setup, waktu setup, changeover, dan
startupnya sendiri, melakukan adjustment, trial run sampai menghasilkan produk
baik pertama.
Aktifitas-aktifitas tersebut yang berpeluang untuk dipercepat sehingga proses
setup changeover lebih effisien. Meskipun pada awalnya metode SMED ini
dipakai di industri otomotif, pada perkembangannya metode ini digunakan pada
berbagai macam industri manufactur seperti electronics, semicon, packaging, dll.
Bahkan konsep dan pemikiran SMED ini dapat diterapkan di berbagai macam tipe
industri.

"SMED adalah salah satu metode improvement dari Lean Manufacturing


yang digunakan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
setup pergantian dari memproduksi satu jenis produk ke model produk lainya".
Beberapa manfaat SMED, yaitu diantaranya :
1. Meningkatkan Produktifitas
2. Mengurangi Biaya
3. Mempercepat proses inovasi
4. Perbaikan pada sefty karena proses setup yang lebih mudah
5. Mempermudah cleaning mesin dan peralatan
Metode SMED

ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam melakukan metode SMED
yaitu :
1. Lakukan Observasi dan dokumentasi kegiatan Setup sekarang
Proses dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan alat perekam seperti
handycam untuk merekam aktifitas setup
2. Klasifikasi
Setelah proses dokumentasi selesai, semua event diklasifikasikan menjadi event
internal atau external
3. Konversikan event Internal menjadi event ekternal
Pada tahap ini lakukan dengan mengidentifikasi event internal mana yang
memungkinkan dikonversi menjadi external.
4. Reduksi event internal
Event setup yang tersisa adalah aktifitas internal yang tidak dapat di hilangkan
atau dirubah manjadi event external namun dapat dikurangi dengan menerapkan
paralel setup. artinya aktifitas yang tidak menunggu aktifitas lain selesai dapat
dikerjakan secara paralel.
Keterangan:
Event Internal adalah aktifitas yang dilakukan saat mesin mati atau tidak
berproduksi sedangakan Event External yaitu aktifitas yang bisa dilakukan saat
mesin beroprasi dan memproduksi barang.
Event internal didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan saat mesin harus
dimatikan. Sedangkan event external adalah aktifitas yang bisa dilakukan saat
mesin berjalan dan memproduksi barang.
Langkah ketiga untuk mempercepat event internal, dapat dibreakdown lebih detil
adalah untuk menghilangkan, mengurangi, atau menyederhanakan. Standardkan
fungsi, Gunakan clamp untuk menghilangkan pengencang, Gunakan
intermediate jig, dan lakukan proses secara paralel.

Manfaat SMED
Dari data Shigeo Shingo selama melaksanakan metode SMED untuk
mempercepat waktu setup changeover, hasil improvement yang dicapai adalah
mengurangi waktu setup changeover sampai 97%, Sebuah angka yang fantastis!
Dan dampak positif dari hasil improvement SMED ini bukan hanya tentang
cepatnya waktu changeover, tapi juga dampak luar biasa lainnya seperti
menurunkan lot size yang artinya juga menurunkan jumlah inventory produksi,
yang juga berarti menurunkan jumlah working capital dan memperbaiki cash
cycle.
Keuntungan lain adalah mengurangi penggunaan space yang diakibatkan besarnya
inventori. Meningkatkan indeks produktifitas karena waktu yang dipakai untuk
changeover sekarang dipakai untuk waktu operational. Mengurangi biaya yang
ditimbulkan karena setup error dan trial run saat setup. Memperbaiki safety karena
proses setup yang lebih mudah. Mempermudah membersihkan mesin dan
peralatannya karena jumlah komponen changeover yang lebih sedikit. Operator
lebih nyaman dalam menjalankan changeover karena prosesnya sederhana,
sehingga skill orang yang dibutuhkan untuk melakukan changeover tidak harus
tinggi karena prosesnya mudah. Menghilangkan stock inventori tambahan untuk
mengantisipasi kesalahan saat setup. Tidak ada inventori yang rusak karena terlalu
lama disimpan.
Dan kalau kita melihat konsep implementasi Lean secara utuh, SMED ini adalah
prasyarat wajib yang sudah harus diterapkan sebelum melakukan tahapan PULL.

Disiplin yang harus dipegang dalam SMED adalah:


1. Pastikan bahwa event external benar-benar dilakukan saat mesin sedang
berjalan memproduksi
2. Pastikan bahwa semua part berfungsi baik, dan implementasikan cara paling
effisien dalam memindahkan semua part
Setelah empat tahapan SMED diatas dilaksanakan, dokumentasikan prosedure
yang baru. Untuk satu kali improvement SMED, rata-rata improvement akan

mempercepat proses setup sekitar 45%. Lakukan pengulangan sekali lagi sampai
mencapai target setup time dibawah 10 menit.
Berikut adalah ilustrasi implementasi SMED. Tipikal proses changeover
membutuhkan waktu setup sebagai berikut:
1. Persiapan, mengecheck raw material, blade, dies, jigs, gages, dll sekitar 30%
2. Meremove dan mounting bladesekitar 5%
3. Melakukan adjustment untuk centering, dimensioning, dan setting kondisi
sekitar 15%
4. Trial run dan adjustment sekitar 50%
Yang harus dicari dan akan diimprove dalam proses setup:
1. Kesalahan dan kekurangan peralatan, verifikasi yang tidak mencukupi,
sehingga menyebabkan penundaan. Hal ini bisa dihindari dengan penggunaan
checklist, penggunaan visual control, dan penggunaan jig perantara
2. Mesin yang tidak lengkap mengakibatkan penundaan dan rework
3. Waktu penundaan dalam setiap langkah
4. Jig moulding yang belum panas akan membutuhkan waktu pemanasan di
mesin. Sehingga butuh waktu lama
5. Membutuhkan adjustment yang lama
6. Kurangnya penandaan visual untuk penempatan part di mesin
7. Kurangnya standarisasi fungsi, misalnya penggunaan spanner yang berbedabeda untuk mengencangkan.
8. Pergerakan operator yang tidak efisien saat setup
9. Titik penempelan yang terlalu banyak dibanding yang dibutuhkan, misalnya
menggunakan 10 pengencang padahal 8 pengencang sudah cukup
10. Proses pengencangan membutuhkan waktu yang lama, misalnya
mengencangkan mur
11. Membutuhkan adjustment setelah setup pertama selesai
12. Harus memanggil tenaga ahli khusus saat setup
13. Adjustment untuk alat bantu seperti gages, guides, switches
Konsep SMED ini berdasarkan logika common sense, dan menuntut orang untuk
berpikir kreatif dalam upaya menyederhanakan proses.

Implementasi SMED dan strategi quick changeover adalah kunci dari tingginya
keuntungan kompetitif yang bisa ditawarkan oleh perusahaan manufaktur. Hal ini
berlaku untuk semua jenis perusahaan manufaktur yang memproduksi,
mempersiapkan, memproses, atau mengemas berbagai jenis produk dengan mesin,
lini atau sel tunggal. Lebih jauh tentang SMED, baca disini.
Untuk memahami bagaimana SMED bisa membantu memperbaiki proses, kita
harus meneliti proses changeover di pabrik. Umumnya, proses changeover
berlangsung seperti ini: ketika produk terakhir selesai diproduksi, mesin
dimatikan, dikunci, lalu lini dibersihkan. Perkakas disingkirkan atau disesuaikan
untuk menjalankan proses baru, beberapa perkakas baru mungkin perlu dipasang
untuk menjalankan produksi produk berikutnya. Penyesuaian dilakukan, dan poinpoin kritikal dipersiapkan. Setelahnya, proses start-up dimulai: menjalankan
produksi sambil memastikan penyesuaian berjalan dengan sukses. Kualitas dan
kecepatan yang sesuai standar adalah penanda kesuksesan tersebut. Proses ini
tentu memakan waktu, dan waktu tersebutlah yang dikurangi oleh SMED.
Langkah-langkah Implementasi SMED
Program SMED yang efektif akan mengidentifikasi dan memisahkan proses
changeover menjadi potongan-potongan kecil dalam proses operasional: External
Setup yang melibatkan operation yang dapat dilakukan ketika mesin sedang
bekerja dan sebelum proses changeover dimulai, serta Internal Setup yang harus
sudah dimulai ketika mesin berhenti bekerja. Selain itu, terdapat pula optimasi
pada sisi operasional sampingan.
Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana melakukan implementasi SMED
dan memangkas waktu proses changeover:
1) Hilangkan proses operasional sampingan yang kurang penting. Hindari
pekerjaan dobel, hanya ganti part-part yang diperlukan, dan buat keseluruhan
proses se-universal mungkin sehingga anda tidak perlu melakukan terlalu banyak
penyesuaian pada saat changeover.
2) Lakukan setup eksternal: kumpulkan bagian-bagian dan perkakas, lakukan
pemanasan dies, pastikan semua material yang diperlukan untuk memproduksi
produk selanjutnya benar. Jangan sampai setelah changeover anda menemukan
salah satu komponen produk salah.
3) Sederhanakan setup internal: gunakan pin, pengungkit atau bubungan untuk
mengurangi penyetelan, ganti mur dan baut dengan tombol, tuas, dan klem yang
bisa dikontrol dengan tangan.
4) Hitung, dan hitung lagi: hanya satu cara untuk mengetahui apakah anda telah
berhasil memperpendek waktu changeover dan apakah waste pada startup telah
berkurang: hitunglah!

Selalu hitung waktu yang terbuang dalam proses changeover dan setiap waste
yang tercipta pada proses startup. Penghitungan tersebut akan memberikan
benchmark untuk mengetahui efektifitas program perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai