Anda di halaman 1dari 51

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Didalam

suatu kegiatan

produksi yang memiliki berbagai jenis atau

variant produk yang berbeda pasti ada kegiatan penggantian produk atau dikenal
dengan istilah Changeover. Kegiatan changeover ini membutuhkan waktu dan
sangat mempengaruhi dari hasil produksi.
Salah faktor yang berpengaruh dalam proses produksi adalah begaimana
meminimalkan waktu proses ganti model (changeover time) dan waktu setup
(setup time). Walau pun proses tersebut masuk dalam kategori tidak bernilai
tambah (non value added), di beberapa perusahaan changeover masih dikerjakan
dalam waktu yang cukup lama. Kecepatan dalam melakukan pergantian model
dan waktu set up mesin di awal produksi, merupakan bagian dari proses yang
tidak bisa dihindarkan. Namun dapat diminimalkan waktu pengerjaannya, di mana
kecepatan waktu tersebut, akan memperkuat kemampuan perusahaan dalam
persaingan bisnis.
Setiap detik waktu produksi di dalam dunia industri sangatlah berharga
karena ini berkaitan lansung dengan jumlah produk yang di hasilkan, sehingga
setiap perusahaan selalu berusaha untuk mengurangi atau memperpendek waktu
set-up guna meningkatan waktu produksi. Waktu Set-up didefinisikan "sebagai
lama waktu yang dibutuhkan saat produk baik terakhir selesai hingga produk baik
pertama keluar dalam memproduksi satu jenis produk ke model produk lainya"
(sumber : http://www.leanindonesia.com/tag/smed-2/).
Sehingga didalam waktu setup ada kegiatan menghentikan mesin, yaitu
melakukan persiapan peralatan atau change part, adjustment dan lain-lain sampai
produk baik pertama dihasilkan. Aktifitas tersebut yang sangat berpeluang untuk
dipercepat sehingga waktu changeover lebih effisien dan waktu produksi dapat
lebih meningkat.
Pada PT Heinz ABC memiliki jenis produk yang bervarian, mulai dari
Kecap, Sambal, Tomat, Syrup dan lainnya. Dalam tiap hari memproduksi ratusan
ton produk yang mempunya jenis yang berbeda beda mulai dari proses produksi

sampai pengemasan. Packaging atau pengemasan yang digunakan pun cukup


banyak jenisnya mulai dari Botol kaca, botol plastik, sachet, pouch, jerigen dan
lainnya. Untuk proses pengisian ke dalam pengemasan tiap packaging pun
menggunakan mesin yang berbeda-beda.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis akan mengambil salah satu contoh
Line Produksi dalam kemasan botol, dalam satu Line Produksi ini memiliki
cukup banyak proses mulai dari pencucian botol, pengisian, pemasangan tutup
botol, pemasangan label, pengemasan kedalam box/kardus dan Pengemasan
menjadi barang jadi. Lebih memusat lagi penulis akan membahas mengenai
changeover di salah satu mesin.
Penulis coba mengutip sebuah jurnal yang sudah menerapkan metode
SMED ini di kasus PT. Naga Bhuana Aneka Piranti dibuat oleh Dyaksi
Satwikaningrum (sumber : Jurnal Dyaksi Satwikaningrum Perbaikan Waktu Setup dengan Metode SMED (Studi Kasus PT. Naga Bhuana Aneka Piranti)
PT. Naga Bhuana Aneka Piranti adalah sebuah perusahaan meubel, yang
memproduksi garden furniture, indoor furniture, dan berbagai macam handicraft.
Hal ini dilakukan sesuai dengan permintaan pasar saat ini. Sistem produksi yang
digunakan oleh PT Naga Bhuana Aneka Piranti adalah produksi secara massal.
Saat ini PT Naga Bhuana Aneka Piranti sedang memproduksi kursi lipat.
Kendala yang dihadapi oleh PT Naga Bhuana Aneka Piranti adalah
keterlambatan dalam penyelesaian pembuatan kursi lipat sehingga tidak sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan. Keterlambatan dalam beberapa
departemen mengakibatkan waktu penyelesaian yang tidak sesuai dengan jadwal
yang sudah ditentukan.
Dengan adanya permasalahan tersebut, PT Naga Bhuana Aneka Piranti
perlu melakukan pengurangan waktu set-up untuk mengatasi keterlambatan
penyelesaian produksi kursi lipat. Pengurangan waktu set up dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Single-Minute Exchange of Die (SMED).

Metode SMED memisahkan kegiatan set-up menjadi dua, yaitu internal setup dan eksternal set-up. Internal set-up merupakan kegiatan set-up yang hanya
dapat dilakukan pada saat mesin berhenti. Eksternal set-up merupakan kegiatan
set-up yang dapat dilakukan pada saat mesin sedang berjalan atau beroperasi.
Dengan mengubah internal set-up menjadi eksternal set-up, maka kegiatan set-up
yang dilakukan pada saat mesin berhenti dapat dilakukan pada saat mesin berjalan
sehingga waktu set-up dapat berkurang.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dengan diterapkannya metode
SMED, waktu set-up dari setiap stasiun pada pembuatan kursi lipat mengalami
penurunan sebesar 11.23 menit/hari. Waktu set-up dari setiap stasiun sebelum
penerapan SMED sebesar 67.73 menit/ hari, sedangkan waktu set-up dari setiap
stasiun sesudah penerapan SMED dapat diturunkan menjadi 56.5 menit/ hari.
Penghematan waktu set-up ini menambah pendapatan perusahaan sebesar Rp.
6.360.000,00/ bulan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas mengenai permasalahan yang
ada di PT. Heinz ABC Indonesia, maka pokok permasalahan yang akan dibahas
dalam Kerja Praktek ini adalah bagaimana mengurangi waktu changeover dan
set-up saat pertukaran model atau jenis produk di Line pengisian produk Kecap
Manis dalam kemasan botol ini bisa lebih cepat.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk:
1. Melakukan perbaikan metode dan aktifitas kerja yang saat ini dilakukan,
dengan menghilangkan pemborosan gerak dan pekerjaan saat pertukaran
model/jenis produk di Mesin Filling HVV-47
2. Memperpendek waktu changeover dan set-up di Mesin Filling HVV-47

1.4 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah dilakukan agar Kerja Praktek ini lebih terarah dan
tidak menyimpang dari pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis memfokuskan
kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang terdiri dari :
1. Penelitihan hanya dilakukan di satu mesin yang menjadi bottle neck atau
proses paling lama saat melakukan changeover dan set-up penggantian
model produksi pada suatu Line produksi
2. Penelitihan ini dilakukan di mesin pengisian Kecap Manis dalam kemasan
botol dengan melihat metode dan aktifitas yang dilakukan saat changeover
dan set-up pergantian model
3. Tidak membahas biaya pengeluaran dan saving yang dilakukan dalam
penelitian

1.5 Metodologi Penelitian


Dalam proses pengambilan data penulis melakukan observasi, survey, dan
studi lapangan langsung di lokasi. Penulis juga menggunakan studi pustaka untuk
mendukung proses analisa dan pengolahan data.
Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk laporan
ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Lapangan dan Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dari objek yang akan
dilakukan penelitian dan pengumpulan data dari hasil
2. Metode Studi Pustaka
Penyusunan kerja praktek ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku
dan referensi-referensi pada perpustakaan, internet dan referensi dari
laporan atau data perusahaan mengenai proses changeover di Line produksi
3. Metode Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada Operator dan Leader di Line
Produksi yang dilakukan penelitihan.

Bar Chart dari penelitian dapat dilihat di bawah ini :


Tabel 1.1
Bar Chart Penelitian

Kegiatan
Minggu ke1.

Persiapan Penelitian

2.

Studi Pendahuluan

3.

Pengumpulan Data

4.

Pengolahan Data

5.

Penyusunan Laporan Akhir

Juli 2014
1

Agust 2014
4

Sep 2014
4

Okt 2015
4

Nov 2014
3

Des 2014
4

Mulai

Studi Pendahuluan

Studi Pustaka :
Proses Produksi
Rencana Perbaikan Change Over
dengan metode SMED

Observasi Lapangan :
Kondisi Perusahaan
Profil Perusahaan
Informasi Pendukung

Identifikasi Data
Pengumpulan Data
-

Profil Perusahaan
Proses Produksi
Waktu Siklus Change Over

Pengolahan Data :
Pengambialan waktu actual changeover di line produksi
Pengukuran ulang dengan metode SMED

Analisa dan Evaluasi

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Diagram Alir Penelitian

1.6 Sistematika Penulisan


Dengan tujuan agar tulisan ini dalam lebih mudah dan lebih jelas dalam
membahas serta menganalisa permasalahan yang menjadi topic utamanya.
Maka tulisan ini disusun berdasarkan suatu sistematika penulisan yang secara
garis besarnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Bab I

: Pendahuluan
Berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika
penulisan.

Bab II

: Gambaran Umum Perusahaan


Bab ini menjelaskan gambaran umum perusahaan tentang profil
perusahaan, produk perusahaandan berbagai hal berkaita dengan
perusahaan yang akan menjadi tempat kerja praktek.

Bab III : Landasan Teori


Bab

ini

menerangkan

secara

singkat

tentang

teori

yang

berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas


serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan
landasan berfikir.
Bab IV : Pengumpulan dan Pengolahan Data
Bab

ini

membahas

mengenai

proses

yang

dilakukan

dalam

pengumpulan dan pengolahan data. Pembahasan tentang pengumpulan


data secara rinci akan dikemukakan mulai dari peta proses,
penghitungan waktu siklus, penyederhanaan proses operasi dan
pengurangan waktu changeover dan set-up dengan menggunakan
metode SMED.

Bab V : Kesimpulan dan Saran


Berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan saran
yang diperlukan bagi perusahaan maupun bagi penelitian selanjutnya.

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan dan Perkembangan Perusahaan


Perusahaan ini awalnya didirikan pada tahun 1975 oleh Bapak Chu
Sok Sam dengan nama CV. Central Food Industrial Corporation di Jl. Daan
Mogot km 12, Cengkareng, Jakarta barat, memulai usaha pertamanya sebagai
produsen kecap
melakukan

kedelai. Berkat adanya dedikasi yang tinggi dalam

perbaikan-perbaikan

terhadap

produk-produk

konsumen,

perusahaan telah dapat banyak membawa perkembangan dalam menciptakan


produk-produk baru pada tahun pertama didirikannya. Pada tahun 1978,
status perusahaan adalah swasta nasional dan dipimpin oleh seorang direktur
bernama Kogan Mandala. Perusahaan membuat suatu variasi dengan
memproduksi squash dan sirup dan kemudian diikuti dengan memproduksi
saus sambal pada tahun 1979, saus tomat pada tahun 1980, dan jus buah
dalam bentuk kemasan tetra packs pada tahun 1982.
Mengingat keadaan perusahaan yang semakin berkembang, maka para
pimpinan perusahaan dan pemegang saham merasa perlu merubah bentuk
perusahaan dari CV menjadi PT. Akhirnya mereka bersama-sama mendirikan
perusahaan baru dengan nama PT. Aneka Bina Cipta Central Food Industry
disingkat dengan nama PT. ABC Central Food tahun 1982. Status perusahaan
tetap swasta nasional dengan direktur utama nyonya Erlina. Perusahaan
mempunyai tujuan untuk memasarkana produk-produknya dari konsumen
tingkat menengah hingga konsumen tingkat atas dengan menekankan pada
kualitas yang baik. ABC FOODS menyalurkan produknya melalui kantor
pemasarannya dan mengekspor produknya ke negara-negara diseluruh dunia
seperti Amerika serikat, Kanada, Australia, Singapura, Malaysia, Brunei
Darusalam, Taiwan, Hongkong, Jepang, Republik Maldives, Saudi Arabia,
UAE, Rusai, Holland, UK. Denmark, Norway, Czech, Slovak, Yunani, dan
lain-lain. Pada tahun 2000, perusahaan mengoperasikan 3 fasilitas

manufaktur termutakhir yang dilengkapi dengan teknologi terbaru yang


sesuai dengan standar internasional.
Pada awal tahun 1999, pemegang saham dari PT ABC Central Food
Industry memutuskan untuk membentuk suatu aliansi dengan H.J.Heinz dari
Amerika Serikat dengan tujuan untuk memperkuat posisinya dipasaran Asia,
dimana aliansi ini kemudian dinamakan PT Heinz ABC Indonesia. PT Heinz
ABC Indonesia merupakan salah satu perusahaan produksi makanan terbesar
di Asia tenggara dan sangat terkenal karena kualitasnya. Dan merkABC
tersebut juga merupakan salah satu merk yang paling terkenal di Asia
tenggara, Khususnya pada kategori kecap kedelai dan saus sambal.
PT Heinz ABC Indonesia memperkerjakan lebih dari 3500 orang
karyawan di 3 pabrik manufaktur diseluruh Indonesia, yaitu Daan Mogot,
Karawang, dan Pasuruan, dengan kantor pusat yang berlokasi di Intiland
Tower, Jl. Sudirman Kav 32 lantai 3A, Jakarta. Pada saat ini, produk-produk
yang dihasilkannya adalah kecap kedelei, saus sambal, saus tomat, saus
tiram, kecap manis, kecap asin, bermacam minuman syrup dalam bentuk
botol ataupun kemasan terapaks, untuk plant Daan Mogot memproduksi
produk jenis kecap dan minuman siap minum.
Untuk melayani konsumen yang ada di Indonesia dan Asia tenggara,
ABC group mengekspor produknya kelebih dari 30 negara diseluruh dunia,
yang dimana produk yang diekspor tersebut dikemas baik secara retail
maupun grosir dan dikirimkan dengan merk ABC dan jika dibutuhkan
dengan label pribadi milik pembeli.
Seluruh produk yang diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan
standart internasional, dimana perusahaan memperkerjakan team-team yang
professional dan berdedikasi tinggi, yang dibantu oleh karyawan-karyawan
dan staff yang berkualitas, yang bertujuan untuk memastikan bahwa hanya
produk-produk yang berkualitaslah yang diproduksi oleh perusahaan. PT
Heinz ABC Indonesia dikenal oleh para pelanggannya karena kepercayaan
yang telah diberikan oleh pihak perusahaan sebagai organisasi yang
berorientasi pada kualitas dan pelayanan. Perusahaan selalu mencari
kesempatan-kesempatan baru untuk memenuhi komitmen perusahaan

terhadap pelanggannya dan perusahaan juga selalu berusaha untuk


memvariasikan produk-produknya serta memperluas jangkauan pasarnya.

2.2. Visi, misi, dan Kebijakan Mutu


Visi :
Menjadi perusahaan makanan dan minuman terdepan di dunia yang
menghasilkan produk yang unggul dalam cita rasa dan bergizi bagi
konsumen dimana saja.
Misi :
Kami berjuang untuk dapat menghasilkan produk makanan dan minuman
dengan Brand yang terpercaya, unggul dalam cita rasa, bergizi serta
memiliki mutu yang konsisten bagi seluruh keluarga Indonesia agar
dapat hidup lebih sehat dan sejahtera.
Kebijakan mutu :
PT Heinz ABC Indonesia bertanggung jawab untuk menghasilkan produk
yang dapat memenuhi kepuasan konsumen, bermutu, aman untuk
dikonsumsi, sesuai dengan pereturan yang berlaku serta Halal melalui:
1. Penerapan dan pemenuhan spesifikasi dan persyaratan yang di tetapkan.
2. Peningkatan yang berkesinambungan untuk mencapai mutu yang
unggul.
3. Penerapan Quality Risk Management Process ( QRMP)
4. Penerapan Technical Policy T.01 Quality Foods and Manufacturing
Standart.
2.3. Organisasi dan Management
2.3.1

Struktur Organisasi Perusahaan


Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi sangat diperlukan
untuk menjaga kelancaran dan menacapai tujuan perusahaan. Struktur
organisasi merupakan gabungan dari sekelompok orang dimana terdapat
hubungan kerja sama yang harmonis antara sekelompik orang tersebut
dan terdapat pembagian kerja untuk masing-masing orang demi

10

tercapainya tujuan bersama yang ingin dicapai oleh kelompok orang


tersebut.
Di dalam organisasi ini, sekelompok orang-orang tersebut harus
mempunyai tujuan yang sama demi membentuk suatu perusahaan yang
baik. Struktur yang dimiliki oleh PT. Heinz ABC Indonesia ini
merupakan struktur yang fungsional dimana orang-orang yang memiliki
aktivitas yang sama dikelompokkan dalam satu divisi dan juga disususn
menurut fungsi, antara lain menyatuakan semua orang yang terlibat dalam
satu aktivitas dan beberapa aktivitas fungsional berkaitan dalam satu
kelompok.

11

Plant Manager
Sulistyo Eko Yuniarso

Plant Administration
Azalia Normalasari

Prod. Manager Act

HR Manager

PPIC Spv

Continuous

Hendri Pribadi

Boy Sihotang

Iskandar
Zulkarnain

Vacant

Safety &
Environmental

Engineering Mgr
Act

Hari Susanto /
Arie S

Rachmat

QC Manager
Maryoto

Production Spv

Engineering Spv
Kecap

ASB

RTD

HRD Spv.

Romelan

Wasis P

Chia M

Yuni Astuti

Yoga A

Yahdi

Candra A

(Rec, Training, Dev)

Syarun M

Agus R

Latief

Tri Hartono

12

2.3.2.

Jam kerja
Waktu kerja karyawan adalah tujuh hari kerja namun setiap
karyawan memiliki waktu libur satu kali dalam tujuh hari kerja tersebut.
Apabila karyawan sakit bisa ijin tidak kerja namun harus disertai dengan
keterangan dari dokter.

Bila karyawan tiba-tiba ada kepentingan

mendadak, maka karyawan boleh meminta ijin namun hari kerjanya


diganti dengan dengan hari libur. Istirahat mingguan tidak selalu jatuh
pada hari minggu. Pekerja yang karena sifat pekerjaannya, maka jam kerja
dan jam atau jam istirahat atau jam kerja lembur diatur secara tersendiri
oleng masing-masing departemen. Jam kerja yang berlaku adalah 40
(empat puluh) jam seminggu, dengan istirahat antara jam kerja sekurangkurangnya (setengah) jam sehari dan 1 (satu) hari istirahat mingguan
dalam seminggu.
1. Pada tenaga kerja dibagian produksi dibagi menjadi 3 shift, yaitu
sebagai berikut:
a. Shift 1
Senin Jumat

: 07:00 15:00; jam istirahat 12:00 13:00

b. Shift 2
Senin Jumat

: 15:00 23:00; jam istirahat 18:00 19:00

c. Shift 3
Senin Jumat

: 23:00 07:00; jam istirahat 03:00 04:00

Sabtu

: 07:00 22:00 (untuk 3 shift)

2. Jam

kerja karyawan kantor

jam

operasi

kerja adalah

sebagai

berikut:
Senin Jumat

: 07:30 16:30; jam istirahat 12:00 13:00

Sabtu

: Off

Hari Jumat

: istirahat dari 11:30 13:00

14

2.3.3. Sistem Penggajian


Sistem penggajian di PT. Heinz ABC dilakukan secara bulanan.
Pembayaran upah dilaksanakan pada setiap akhir bulan. Pajak penghasilan
ditanggung oleh pekerja. Upah akan tetap dibayarkan selama pekerja
melaksanakan cuti. Apabila pekerja mangkir, maka gajinya akan dipotong
dengan perhitungan jumlah hari mangkir dikali upah per hari. Apabila
pada hari kerja biasa yang diliburkan oleh perusahaan karena suatu hal
akibat tidak dapat dilaksanakan pekerjaan tersebut, maka upah pekerja
tetap dibayarkan, kecuali terjadi penggantian hari. Pemberian gaji pokok
yang diterima oleh karyawan
PT. Heinz ABC yaitu mengikuti peraturan pemerintah setempat
(UMK).

Dalam pemberian gaji, perusahaan juga memperhatikan

kemampuan bekerja, kreatifitas kerja karyawan dan masa kerja


karyawannya, yang tentunya telah disesuaikan dengan kemampuan
perusahaan. Pekerja yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan
uang lembur yang disesuaikan dengan jangka waktu lembur karyawan
tersebut. Setiap tahun karyawan berhak mendapat uang tunjangan hari
raya sebagai perwujudan ucapan terima kasih perusahaan terhadap seluruh
pekerjanya.

2.3.4. Hak dan Kewajiban Karyawan


Setiap karyawan memiliki hak dan kewajiban tertentu.

Hak

karyawan yaitu menerima upah sesuai dengan jabatan dan berhak


memakai fasilitas perusahaan yang telah disediakan.

Fasilitas yang

didapatkan oleh karyawan PT. Heinz ABC Indonesia adalah ruangan


kantor yang disediakan perusahaan. Perusahaan akan mempertimbangkan
untuk memberikan dispensasi kepada pekerja yang ditunjuk menghadiri
persidangan, konsultasi dengan instansi pemerintah/ organisasi, rapat,
pendidikan dan latihan, baik didalam maupun di luar perusahaan, dengan
rasa tanggung jawab dan tanpa menghilangkan kewajiban pekerja.
Perusahaan bersedia memberikan dukungan dan bantuan yang memadai
untuk pendidikan anggota dan kaderisasi.

15

Program asuransi karyawan dari jamsostek meliputi jaminan


kematian, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan hari tua. Program cuti
tahunan diberikan selama 12 hari per tahun, cuti khusus untuk wanita
mendapatkan cuti melahirkan selama tiga bulan dan ada beberapa
ketentuan cuti lainnya. Setiap karyawan wajib mematuhi segala peraturan
yang diterapkan perusahaan yakni datang tepat waktu dan mengisi absen
pada saat datang, pulang dan istirahat (keluar/masuk) dan melaksanakan
pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
Pekerja wajib memakai pakaian kerja dan ID card yang ditetapkan
oleh Perusahaan pada saat jam kerja, jam istirahat, termasuk jam lembur.
Tidak datang terlambat ke lokasi kerja dan tidak meninggalkan tempat
kerja sebelum waktu kerja yang telah ditentukan berakhir tanpa seijin
atasan langsung dan pemberitahuan ke depertement HR. Menjaga
kebersihan dan perawatan tempat kerja dan peralatan kerja, memberi kabar
bilamana sakit melalui telepon dan surat keterangan dari dokter minimal
satu hari, menciptakan kerjasama dan kekompakan tim kerja, juga
menjaga nama baik perusahaan. Sanksi yang akan diberikan oleh pihak
perusahaan apabila terdapat karyawan yang melanggar kewajibannya yaitu
pertama teguran yang bersifat lisan dan umum, kedua surat peringatan dan
yang ketiga yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
2.3.5. Jenis Produk yang Dihasilkan
Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan
dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya
mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang
didapat dari pembelian produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi
kepuasaan fisik, psikis, simbiolis, dan pelayanan yang diberikan oleh
produsen. PT. Heinz ABC cabang Daan Mogot saat ini memproduksi
berbagai jenis variasi produk minuman RTD (Ready To Drink) dan aneka
jenis kecap dan beberapa produk yang dikemas di perusahaan. Dalam
mengenal berbagai jenis produk yang diproduksi oleh PT.Heinz ABC
Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.

16

Tabel 2.1. Jenis Minuman RTD (Ready to Drink) yang Diproduksi


Juice

Non-Juice

Merk Jual

Flavour

Juice ABC

Apel

Soya Milk

Pink Guava Mung Bean


Mr.

Jussie

Milky Anggur

Fruity

Chrysantinum Tea

Lychee

Tamarind

Mangga

Capucini

Jeruk
Mr. Jussie

Soursoup
Coklat

Tabel 2.2. Jenis dan Istilah Kecap yang Diproduksi


No. Jenis Kecap

Istilah Pabrik

ABC Manis

AM

ABC Manis Bungkus

AMB

ABC Manis Sedang Bungkus

AMSB

ABC Manis Sedang

AMS

ABC Manis Botol Beling Biasa

AMBB Biasa

ABC Manis 25

AM 25

ABC Manis Olaga

AM Olaga

ABC Manis Hoki

AM Hoki

ABC Manis No Preservative

AM NP

Keterangan

Tanpa

( Kecap Malaysia)

Pengawet

10

ABC Manis Botol Beling Santan Gum

AM BB XG

11

ABC Manis Jeregen OLAGA FOOD

AM

JRG

OLAGA
12

Kecap Asin I Export

Asin I Export

13

Kecap Asin I Biasa

Asin I Biasa

14

Kecap Inggris

Kecap Inggris

17

2.3.6. Pemasaran
Ketepatan dalam memilih lokasi distribusi merupakan faktor
pendukung perkembangan suatu usaha. Pada PT. Heinz ABC Indonesia
produk jadi yang telah dikemas dari pabrik akan dikirim kepusat distribusi
untuk dilanjutkan ke penjual produk, dan akhirnya produk dapat dibeli
oleh konsumen di seluruh Indonesia. Cabang pabrik Daan Mogot,
Kerawang, Pasuruan, serta Co-Packer akan mendistribusikan produk ke
Distribution Center Kalideres, DC. Karawang, serta DC. Rungkut. Pabrik
Daan Mogot sendiri akan mendistribusikan produk yang sudah dikemas ke
DC. Kalideres serta DC. Karawang. Selama Proses pendistribusian
keamanan serta kualitas produk harus tetap dijaga dan diutamakan untuk
menjaga kepuasan konsumen.

18

BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 SMED (Single Minute Exchange Die)
Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri manufaktur adalah
seringnya keterlambatan dalam menyelesaian pekerjaan sehingga tidak sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan. Dari berbagai studi yang pernah
dilakukan, diantara lain penyebabnya adalah lamanya waktu penggantian model
atau waktu Set-up sebelum dan sesudah proses berlangsung. Atas dasar itu, maka
langkah tepat yang perlu dilakukan salah satunya adalah dengan cara
meminimalkan waktu proses ganti model (changeover time) dan waktu penyetelan
(set-up time).
Waktu pergantian Set-up adalah salah satu bentuk Waste atau pemborosan
dalam konsep Lean yang harus dihilangkan karena tidak memberi nilai tambah
untuk pelanggan dan mengakibatkan proses tidak efisien.
Dalam ilmu teknik industri mengenai changeover dikenal dengan nama
SMED (Single Minute Exchange Die) atau beberapa istilah lainya dikenal dengan
QCO (Quick Change Over), OTS (One Touch Set-up), OTED (One Touch
Exchange of Die), 4SRS (Four Step Rapit Set-up) dan sebagainya. Dari semua
istilah tersebut mengacu pada hal yang sama yaitu untuk mempercepat waktu Setup pergantian produk.
SMED adalah salah satu metode improvement dari Lean Manufacturing
yang digunakan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
Set-up pergantian dari produksi suatu produk ke model produk lainya.
Shigeo Shingo sebagai orang yang memunculkan konsep SMED (Single
Minute Exchange Die) pada tahun 1960an merupakan salah satu founder dari
perusahaan Toyota Production System. Tujuan dari konsep ini adalah untuk
mempercepat waktu proses di moulding body mobil.
Aktifitas-aktifitas tersebut yang berpeluang untuk dipercepat sehingga
proses Set-up changeover lebih effisien. Meskipun pada awalnya metode SMED
ini dipakai di industri otomotif, pada perkembangannya metode ini digunakan

19

pada berbagai macam industri manufactur seperti electronics, garmen, packaging,


dan lain-lain. Bahkan konsep dan pemikiran SMED ini dapat diterapkan di
berbagai macam tipe industri.
Metode SMED ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam
melakukan metode SMED yaitu : Lakukan observasi dan dokumentasi kegiatan
Set-up kondisi saat ini, bisa dilakukan dengan pengambilan data langsung atau
menggunakan handycam.

Tahap I: Memisahkan Pekerjaan internal dan eksternal


Teknik berikut ini efektif untuk memastikan bahwa operasi dapat dianggap
sebagai set-up eksternal, yang faktanya dapat dilakukan ketika mesin sedang
bekerja. Banyak hal-hal yang dapat dilakukan, seperti; melakukan persiapan,
pengecekan material, pengecekan peralatan sebelum proses set-up berlangsung
dan membersihkan mesin, tempat kerja, mengecek dan mengembalikan/
mengambil peralatan, material, dan change part yang akan dilakukan penggantian
berikutnya.
Tahap II: Mengubah Pekerjaan internal menjadi eksternal
Pada tahapan ini dari kegiatan changeover yang dikerjakan sebelum mesin
off (pekerjan internal) dapat ditarik menjadi pekerjaan eksternal, seperti :
persiapan change part yang akan di ganti diletakan di sekitar area yang akan di
pasang, sehingga untuk waktu pengambilan change part tersbut akan menjadi
lebih cepat, pengambilan tools/alat kerja bisa disiapkan didekat area tersebut.
Tahap III: Perampingan semua aspek operasi Set-up & Perbaikan
Setelah melakukan semua tahap, dapat dilakukan proses perbaikan pada
elemen-elemen pekerjaan internal atau juga dapat menghilangkan element
pekerjaan yang dianggap pemborosan atau bisa dilakukan perbaikan. Selain itu
juga dapat melakukan penggabungan pekerjaan atau pembagian pekerjaan dengan
operator lain sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan dan cepat, tidak ada
aktifitas yang tidak memiliki nilai tambah (pemborosan). Tujuannya adalah
meminimalkan waktu set-up internal sehingga waktu henti mesin sedikit mungkin.
Disiplin yang harus dipegang dalam SMED adalah:

20

1. Pastikan bahwa event external benar-benar dilakukan saat mesin sedang


berjalan memproduksi
2. Pastikan bahwa semua part berfungsi baik, dan implementasikan cara paling
effisien dalam memindahkan semua part
Setelah empat tahapan SMED diatas dilaksanakan, dokumentasikan
prosedur yang baru. Untuk satu kali improvement SMED, rata-rata improvement
akan mempercepat proses Set-up sekitar 45%. Lakukan pengulangan sekali lagi
sampai mencapai target Set-up time dibawah 10 menit.
Penerapan dari pengunaan metode SMED untuk melakukan changeover dan Setup produksi terbukti :
1. Menurunkan waktu changeover & Set-up
2. Mempersingkat manufacturing lead time
3. Pengurangan bottleneck atau kegiatan yang paling lambat dalam suatu
proses produksi
4. Menurunkan ongkos produksi.
5. Meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan

3.2

Peta Kerja
Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk

berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui peta-peta kerja ini kita bisa
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu
metode kerja. Contoh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki
suatu metode kerja, terutama dalam suatu proses produksi adalah sebagai berikut :
jumlah benda kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin,
bahan-bahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus
disediakan dan lain sebagainya.
Jadi peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja
secara sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah
atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik,
kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti : transportasi,
operasi mesin, pemeriksaan, perakitan sampai pada akhirnya menjadi produk jadi,
baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap.

21

Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap peta kerja, maka
pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi
akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan, antara lain,
kita bisa menghilangkan operasi-operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan
kerja/proses produksi waktu menunggu antara operasi dan sebagainya. Pada
dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi
secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk
menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan
perbaikan kerja.
Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi dalam dua
kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu :
A. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja
keseluruhan. termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan ;
1. Peta Proses Operasi
2. Peta Aliran Proses
3. Diagram Aliran
4. Peta Proses Kelompok Kerja

B. Peta - peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja


setempat. Berikut termasuk kelompok kegiatan kerja setempat :
1. Peta Pekerja dan Mesin
2. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

3.2.1

Peta Proses Operasi


Sebelum melakukan penelitian secara terperinci di setiap stasiun kerja

terlebih dahulu kita perlu mengetahui proses yang terjadi sekarang secara
keseluruhan. Keadaan ini bisa diperoleh dengan menggunakan Peta Proses
Operasi (Sutalaksana. 21)
Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan
langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urut-urutan
operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh
maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang

22

diperlukan untuk analisa lebih lanjut seperti : waktu yang dihabiskan, material
yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai.
Jadi dalam suatu Peta Proses Operasi, yang dicatat hanyalah kegiatankegiatan operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses
dicatat tentang penyimpanan.
Kegunaan Peta Proses Operasi, Dengan adanya informasi-informasi yang
bisa dicatat melalui Peta proses operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat
diantaranya adalah:
1.

Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya

2.

Bisa

memperkirakan

kebutuhan

akan

bahan

baku

(dengan

memperhitungkan efisiensi ditiap operasi/pemeriksaan)


3.

Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik

4.

Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai

5.

Sebagai alat untuk latihan kerja

3.2.2 Peta Aliran Proses


Peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutanurutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan
yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung, serta didalamnya
memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu
yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. Walau biasanya dinyatakan dalam jam
dan jarak perpindahan biasanya dinyatakan dalam meter. Walaupun hal ini
tidak terlampau mengikat.

3.2.3. Diagram Aliran


Secara ringkas dapat dikatakan bahwa diagram aliran merupakan
gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan
lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses. Aktivitas
yang berarti pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat ketempat
berikutnya,dinyatakan oleh garis aliran dalam diagram tersebut.

23

3.2.4. Peta Proses Kelompok Kerja


Peta proses kelompok kerja digunakan untuk menunjukkan beberapa
aktivitas dari sekompok orang yang berkerja sama dalam suatu proses atau
prosedur kerja, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling
bergantungan, artinya suatu hasil kerja secara kelompok tersebut berlangsung
dengan lancar karena adanya ketergantungan tiap aktivitas ini, maka dalam
peta proses kelompok kerja biasanya banyak dijumpai lambang-lambang
keterlambatan, yang menunjukkan bahwa suatu aktivitas sedang menunggu
aktivitas lainnya. Sehingga jelas bahwa peta proses kelompok kerja dapat
digunakan untuk meningkatkan waktu efektif dari mesin dan pekerja.

3.3

Studi Waktu dan Gerakan


Pada awalnya, studi waktu yang dikenalkan oleh Taylor dan studi

gerakan yang dikembangkan oleh Gilbreth dianggap sebagai dua hal yang
terpisah. Studi waktu pada awalnya banyak digunakan untuk menentukan
waktu standar sedangkan, studi gerakan digunakan untuk perbaikan metode
kerja. Penggunaan studi waktu pada awalnya lebih banyak diterapkan terutama
untuk sistem upah insentif dibandingkan dengan penggunaan studi gerakan.
Pada tahun 1930-an orang mulai menyadari bahwa studi waktu dan studi
gerakan merupakan dua hal yang saling berkaitan dan menunjang sehingga
kedua istilah ini kemudian digabung menjadi motion and time study.
Dengan studi gerakan, dapat diperoleh alternatif metode kerja yang lebih baik
dan untuk mencari rancangan terbaik perlu dilakukan pengukuran waktu.
Istilah motion and time study kemudian menjadi suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Istilah lain yang sering digunakan untuk motion and
time study adalah methods engineering. Istilah motion and time study yang
dikenal juga sebagai methods engineering kemudian diterjemahkan sebagai
teknik tata cara kerja (Sutalaksana et al., 1979).
Berbagai penelitian kemudian banyak dilakukan yang bertujuan untuk
menerapkan atau pun mengembangkan teknik studi waktu dan gerakan. Pada
tahun 1940 di Inggris, sampling pekerjaan pertama kali digunakan oleh LHC

24

Tippet di pabrik-pabrik tekstil. Karena kegunaan dan caranya yang praktis,


metode ini banyak digunakan di berbagai belahan negara lain.
Hasil yang diperoleh dari sampling pekerjaan dapat digunakan untuk
menentukan utilisasi mesin dan personel kerja, kelonggaran yang diberikan
pada pekerjaan tertentu dan menentukan standar produksi (Niebel dan
Freivalds, 2003).
Studi waktu dan gerakan merupakan studi sistematis mengenai sistem
kerja dengan tujuan (Barnes, 1980):
1. Mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik
2. Standarisasi sistem dan metode.
3. Menentukan waktu standar.
4. Membantu melatih pekerja menerapkan metode yang lebih baik.
Dalam studi watuk dan gerak, pengukuran waktu secara garis besar terdiri
dari dua jenis penguuran yaitu :

3.3.1. Pengukuran waktu langsung


Merupakan pengukuran yang dilakukan di tempat dimana pekerjaan
tersebut dilakukan.
Contoh: pengukuran dengan menggunakan jam henti (stopwatch) dan
sampling pekerjaan (work sampling).

3.3.2 Pengukuran waktu tidak langsung


Merupakan perhitungan waktu kerja tanpa berada di tempat dimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan membaca tabel
yang tersedia serta mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen
gerakan.
Pengukuran waktu tidak langsung dapat melakukan pengukuran
dalam data waktu baku & data waktu gerakan, terdiri dari :
-

Work Factor

Maynard Operation Sequence Time (MOST)

Motion Time Measurement (MTM)

Basic Motion Time (BMT)

25

Dalam sistem kerja dengan karakteristik aktivitas kerja yang


homogen, repetitif dan terdapat produk nyata yang dapat dinyatakan secara
kuantitatif, pengukuran langsung biasanya menggunakan metode jam-henti.
Menyatakan secara terperinci langkah yang harus dilakukan dalam
pengukuran waktu dengan metode jam-henti. Salah satu langkah yang penting
dilakukan didalamnya adalah melakukan pemilahan elemen operasi yang
mencakup paling tidak tujuh prinsip pemilahan elemen operasi (Hodson,
1992; Sutalaksana et.al, 1979)

Gambar 3.1 Ruang lingkup teknik tata cara kerja


(Sumber: Sutalaksana et al., 1979).

3.4 Melakukan Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti


Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam
henti (stop watch) sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan cara
yang paling banyak dikenal, dan karenanya paling banyak dipakai. Salah satu
yang menyebabkan adalah kesederhanaan aturan-aturan yang dipakai. Pengukuran
waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu waktu kerjanya
baik setiap elemen ataupun sikus dengan menggunakan alat alat yang telah
disiapkan diatas. Bila operator telah siap didepan mesin atau ditempat kerja lain
yang waktu kerjannya akan diukur, maka pengukur memilih posisi tempat dia
berdiri mengamati dan mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga

26

operator tidak terganggu gerakan gerakannya ataupun merasa canggung karena


terlampau merasa diamati, misalnya juga pengukur berdiri dekat didepan operator.
Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. Tujuan
melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali
pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang
diinginkan. Seperti telah dikemukakan, tingkat ketelitian dan keyakinan ini
ditetapkan pada saat menjalankan langkah penetapan tujuan pengukuran.
Pengukuran pendahuluan

tahap pertama dilakukan dengan melakukan

beberapa kali pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya


sepuluh kali atau lebih. Setelah pengukuran tahap pertama ini dijalankan, tiga hal
harus mengikutinya yaitu menguji

keserangaman data, menghitung jumlah

pengukuran yang diperlukan kecukupan, dan bila jumlah pegukuran belum


mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan tahap kedua. Jika tahap
kedua selesai maka dilakukan lagi, ketiga hal yang sama seperti tadi dimana bila
perlu dilanjutkan dengan pengukuran pendahulan tahap kerja. Begitu seterusnya
sampai jumlah keseluruhan pengukuran mencukupi untuk tingkat ketelitian dan
keyakinan yang dikehendaki. Istilah pengukuran pendahuluan terus digunakan
selama jumlah pengukuran yang telah dilakukan pada tahap pengukuran belum
mencukupi.
Langkah-langkah

yang

dilakukan

untuk

melakukan

pengukuran

pendahuluan adalah sebagai berikut :

Kemudian menghitung nilai rata-rata dari nilai subgroup dengan persamaan


sebagai berikut :
dimana k = banyaknya subgroup yang terbentuk
x = nilai rata-rata dari subgroup ke-1 sampai n

Setelah itu menghitung standar deviasi dari waktu penyelesaian dengan


persamaan sebagai berikut :

dimana

N = jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan


x = waktu penyelesaian yang teramati selama dilakukan

27

Menghitung standard deviasi dari distribusi harga rata-rata subgroup dengan


pengukuran pendahuluan yang telah

dimana, n = banyaknya subgroup

Menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)
dengan persamaan sebagai berikut :

Batas kontrol ini merupakan batas apakah sub grup seragam atau tidak.
Z

N ' s

N Xj 2 ( Xj ) 2

Xj

Dimana N adalah jumlah pengamatan yang telah dilakukan dan s adalah


tingkat ketelitihan.
Seandainya jumlah pengukuran yang diperlukan ternyata masih lebih besar

dari jumlah pengukuran yang telah dilakukan (N >N), maka pengukuran tahap
selanjutnya harus dilakukan. Pada tahap ini pun urut-urutan pekerjaan sama
dengan tahap-tahap sebelumnya. Demikian seterusnya sampai jumlah pengukuran
yang diperlukan sudah dilampaui oleh jumlah yang telah dilakukan (N<N).

Perhitungan waktu siklus dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana, Xi = harga rata-rata dari sub grup


N = jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan

3.5 Ergonomi
Secara istilah, ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti
kerja atau usaha dan nomos yang berarti aturan. Dengan demikian, secara
sederhana ergonomi dapat diartikan sebagai pengaturan kerja. Istilah ini diusulkan
oleh K.F.H Murrel pada akhir tahun 1949. Sebagai orang yang berjasa
memberikan istilah ergonomi itu sendiri, Murrel memberikanpengertian sederhana
mengenai ergonomi sebagai Studi ilmiah tentang hubungan antara orang dengan
28

lingkungan kerjanya(the scientific study of the relationship between man and


hisworking environment).
Kroemer et al. (2001) mendefinisikan ergonomi sebagai aplikasi dari
prinsip-prinsip ilmiah, metode dan data yang diambil dari berbagai disiplin ilmu
untuk pengembangan system dimana manusia memegang peranan yang
signifikan.
Menurut Sutalaksana et al. (1979), ergonomic merupakan suatu cabang ilmu
yang sistematis yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat,
kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu
mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, nyaman,
aman dan efisien (Sutalaksana et al, 1979).

29

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Proses Produksi Secara Umum di PT. Heinz ABC Indonesia
PT. Heinz ABC Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam
pembuatan makanan dan minuman di Indonesia, memiliki bermacam produk yang
dikemas dalam berbagai macam packaging.
PT. Heinz ABC Indonesia ini memiliki tiga pabrik di Indonesia yang
terletak di Daan Mogot (Jakarta), Karawang Timur (Jawa Barat) dan Pasuruan
(JawaTimur). Dari masing-masing pabrik tersebut memproduksi produk-produk
yang berbeda antara lain :

Pabrik Daan Mogot memproduksi produk kecap dan minuman siap saji
dalam kemasan kotak,

Pabrik Karawang memproduksi produk sauce sambal, tomat, special sauce


dan sirup

Pabrik Pasuruan memproduksi produk kecap dan sirup yang diproduksi


untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia bagian timur.
PT Heinz ABC Indonesia memproduksi mulai dari bahan mentah dan diolah

di dalam suatu mesin produksi dan dikemas ke dalam berbagai macam packaging
atau kemasan tergantung dari jenis produk ada yang dikemas antara lain terdiri
dari botol beling, botol plastik, jerigen dan kemasan kantong berupa Pouch dan
Sachet semuanya diolah hingga menjadi produk jadi / Finish good.

4.1.2 Kondisi Area Penelitian


Pada penelitian ini penulis mengambil salah satu kasus di PT. Heinz ABC
Pabrik Karawang, yaitu di Line HVV-47 . Jenis Line filling dalam kemasan botol
yang digunakan menggunakan conveyor system, mulai dari proses pencucian
botol, filling dalam kemasan botol sampai proses Packing kedalam karton box
hingga menjadi produk jadi.
Untuk lebih mengenal alur proses dan tata letak mesin di Line HVV-47
dapat dilihat flow proses pengemasan sambal dalam kemasan botol mulai dari

30

proses awal sampai akhir dapat dilihat pada gambar 4.1 dan layout tata letak
mesin dan operator di Line HVV-47 dapat dilihat pada gambar 4.2
Pencucian
Botol

Pengisian dalam
kemasan Botol

Pemasangan
tutup botol

Proses
pendinginan
produk

Pemberian coding
produksi pada
botol

Pemasangan
Label

Pemasangan
segel botol

Proses
pengeringan
bagian luar botol

Pengemasan botol
kedalam dus /
Box

Packing
Produk jadi

Pemberian coding
produksi pada box

Pengiriman
produk jadi ke
gudang

Gambar 4.1. Flow proses filling produk dalam kemasan botol


(Sumber : Pengolahan Data Perusahaan)

Gambar 4.2: Layout Line HVV-47 , peletakan Mesin & Operator


(Sumber: Pengolahan Data Perusahaan)

31

Terdapat 62 jenis produk yang dilakukan pengisian dimesin Filling HVV-47


Tabel 4.1 Jenis Produk yang di produksi di Line HVV-47
No

Item Code

Item Desc.

Volume

UOM

Filling Category

SP SAUCE
1

120007

ABC SAUS TIRAM NL 195 ML 0908

195 ML

24 CS

Botol Beling

120008

ABC SAUS TIRAM NL 425 ML 0908

425 ML

24 CS

Botol Beling

120009

ABC SAUS ASAM MANIS NL 195 ML 0908

195 ML

24 CS

Botol Beling

SAMBAL
4

815129

ABC CHL SC OMACKA CZE 135 ML 0906

135 ML

48 CS

Botol Plastik

815130

ABC CHL OMACKA PLV CZE 135 ML 0906

135 ML

48 CS

Botol Plastik

815149

ABC TRP CHL SC CZE&PLND 135ML1008

135 ML

48 CS

Botol Plastik

815001

ABC SAMBAL ASLI SIN 340ML

340 ML

24 CS

Botol Beling

815002

ABC SAMBAL ASLI KYD 340ML

340 ML

24 CS

Botol Beling

815019

ABC TROP CHL SC USA-NOR 340ML

340 ML

24 CS

Botol Beling

10

815028

HEINZ CHILI SC MAL HRP 320GR

320 GR

24 CS

Botol Beling

11

815030

SINSIN GARLIC CHILI SIN 300ML

300 ML

24 CS

Botol Beling

12

815031

SINSIN GG&GC CHILI SIN 300ML

300 ML

24 CS

Botol Beling

13

815032

SINSIN SWT&SOUR CHL SIN 300ML

300 ML

24 CS

Botol Beling

14

815033

SINSIN EXT HOT CHL SIN 300ML

300 ML

24 CS

Botol Beling

15

815034

SINSIN CHILI SC SIN 300ML

300 ML

24 CS

Botol Beling

16

815035

SINSIN SWT THAI CHL SIN 300ML

300 ML

24 CS

Botol Beling

17

815036

SINSIN HN CHICKEN RC SIN 300ML

300 ML

24 CS

Botol Beling

18

815059

ABC EXT HOT CHL USA 340ML

340 ML

24 CS

Botol Beling

19

815091

ABC TROFICAL CHL KOR YJO 340ML

340 ML

24 CS

Botol Beling

20

815109

ABC SAM ASLI AUS 340ML 12BTL

340 ML

12 CS

Botol Beling

21

815110

ABC EXT HOT AUS 340ML 12BTL

340 ML

12 CS

Botol Beling

22

815112

ABC EXT HOT CHILI HOL 24X340ML

340 ML

24 CS

Botol Beling

23

815122

ABC SAMBAL ASLI ARAB 340 ML0902

340 ML

24 CS

Botol Beling

24

815123

ABC TROPICAL CHL USA 340 ML 0902

340 ML

24 CS

Botol Beling

25

815124

ABC SMBL ASLI TAIWAN 340 ML 0902

340 ML

24 CS

Botol Beling

26

815125

ABC SMBL ASLI EUROPE 340 ML 0902

340 ML

24 CS

Botol Beling

27

815126

ABC TRP CHL TWN & HK 135 ML 0905

135 ML

48 CS

Botol Plastik

28

815127

ABC HEINZ CHILI ME 320 GR 0903

320 GR

24 CS

Botol Beling

29

815128

ABC TRP CHL SC SZ&ERP 135 ML 0906

135 ML

48 CS

Botol Plastik

30

815131

ABC TRP CHL CND 24 X 340 ML 0911

340 ML

24 CS

Botol Beling

31

815134

ABC EXT HOT ME&BDS 340 ML 1004

340 ML

24 CS

Botol Beling

32

815135

ABC EXT HOT USA 340 ML 1004

340 ML

24 CS

Botol Beling

33

815136

ABC EXT HOT AUS &NZ 340 ML 1004

340 ML

24 CS

Botol Beling

34

815137

ABC EXT HOT EUR,NOR,KOR 340 ML 1004

340 ML

24 CS

Botol Beling

35

815138

ABC EXT HOT CND 340 ML 1004

340 ML

24 CS

Botol Beling

36

815139

ABC EXT HOT JPN 340 ML 1004

340 ML

24 CS

Botol Beling

37

815140

ABC EXT HOT HK&TWN 340 ML 1004

340 ML

24 CS

Botol Beling

38

815141

ABC EXT HOT SNG&MLY 340 ML 1004

340 ML

24 CS

Botol Beling

39

815142

SINSIN GARLIC CHILI 300ML 1005

300 ML

24 CS

Botol Beling

40

815147

ABC TRP CHL TWN & HK NB 135ML1006

135 ML

48 CS

Botol Plastik

41

815148

ABC TRP CHL SC HM&KTK NB135ML1006

135 ML

48 CS

Botol Plastik

42

815150

ABC HOT&SWT CHL USA 340ML 1008

340 ML

24 CS

Botol Beling

43

815151

ABC HOT&SWT CHL AUS&NZ 340ML 1008

340 ML

24 CS

Botol Beling

44

815152

ABC HOT&SWT CHL EUR 340ML 1008

340 ML

24 CS

Botol Beling

45

815153

ABC HOT&SWT CHL CND 340ML 1008

340 ML

24 CS

Botol Beling

46

815154

ABC HOT&SWT CHL ME&BRD 340ML 1008

340 ML

24 CS

Botol Beling

47

815155

ABC HOT&SWT CHL KOR&NOR 340ML1008

340 ML

24 CS

Botol Beling

48

815156

ABC HOT&SWT CHL JPN 340ML 1008

340 ML

24 CS

Botol Beling

49

815157

ABC HOT&SWT CHL HK &TWN 340ML1008

340 ML

24 CS

Botol Beling

50

815158

ABC HOT&SWT CHL SNG&MLY 340ML1008

340 ML

24 CS

Botol Beling

51

815159

ABC FR.CHCKN ME&BRU 340ML 1112

340 ML

24 CS

Botol Beling

52

815160

ABC FR.CHCKN CHL USA 340ML1112

340 ML

24 CS

Botol Beling

53

815161

ABC FR.CHCKN CHL AUS 340ML1112

340 ML

24 CS

Botol Beling

54

815162

ABC FR.CHCKN CHL JPN 340ML1112

340 ML

24 CS

Botol Beling

55

815163

ABC FR.CHCKN HK&TW 340ML1112

340 ML

24 CS

Botol Beling

56

815164

ABC FR.CHCKN SING 340ML1112

340 ML

24 CS

Botol Beling

57

815165
TOMAT

ABC TROPICAL CHL KOR 340ML1210

340 ML

24 CS

Botol Beling

58

190006

HEINZ TOM 300 GR

300 GR

24 CS

Botol Beling

59

190027

ABC TOMAT 340ML 1004

340 ML

24 CS

Botol Beling

60

190028

ABC TOMAT NB 135ML 1005

135 ML

48 CS

Botol Plastik

61

200002

ABC TOM PIZZA HUT 340 ML

340 ML

24 CS

Botol Beling

62

190031

ABC TOMAT 335ML 1311

335 ML

24 CS

Botol Beling

(Sumber: Pengolahan Data Perusahaan)

32

4.1.3 Pengambilan Waktu Aktual Changeover di Line Produksi


Dalam Line proses pengemasan ini ada 11 Station kerja mesin yang
memiliki waktu yang berbeda dalam melakukan pergantian model. Dalam tahapan
ini Penulis mencoba mencari data dan melakukan pengumpulan data waktu
Changeover dari seluruh mesin yang ada di Line HVV-47 selama satu minggu,
mulai dari tanggal 7 Juni 2013 sampai 12 Juni 2013 dengan bermacam macam
jenis pergantian model produk.

Tabel 4.2 Pengambilan data waktu Changeover di Line HVV-47


Cooling

Capseal

Labeling

Coding
Botol

Carton
Erector

Pick &
Place

Carton
Sealer

Coding
Karton

Nama Product

Capping

Nama Product

Durasi Change Over per Mesin/Proses (Menit)


Filling

Ke Produk
Washing

Dari Produk

ABC TOMAT 340ML NL 0906

ABC SMBL ASLI TAIWAN 340 ML

45

15

10

CO-002

ABC SMBL ASLI TAIWAN 340 ML

ABC SAMBAL ASLI ARAB 340 ML

45

15

10

8-Jun-13 CO-003

ABC SAMBAL ASLI ARAB 340 ML

ABC CHL OMACKA PLV CZE 135 ML

45

15

45

10

10

10

Tanggal

No. C/O

7-Jun-13 CO-001

CO-004

ABC CHL OMACKA PLV CZE 135 ML ABC TOMAT 340ML NL

60

15

15

10

45

10

10

10

CO-005

ABC TOMAT 340ML NL

ABC CHL SC OMACKA CZE 135 ML

45

15

45

10

ABC CHL SC OMACKA CZE 135 ML

ABC TRP CHL TWN & HK 135 ML

45

15

10

CO-007

ABC TRP CHL TWN & HK 135 ML

HEINZ CHILI SC MAL HRP 320GR

45

15

15

15

15

10

10

10

CO-008

HEINZ CHILI SC MAL HRP 320GR

SINSIN EXT HOT CHL SIN 300ML

45

15

15

10

CO-009

SINSIN EXT HOT CHL SIN 300ML

ABC SAMBAL ASLI 340ML

15

45

15

10

ABC SAMBAL ASLI 340ML

ABC SAMBAL ASLI KYD 340ML

45

15

10

CO-011

ABC SAMBAL ASLI KYD 340ML

ABC SMBL ASLI EUROPE 340 ML

45

15

10

CO-012

ABC SMBL ASLI EUROPE 340 ML

ABC SAMBAL ASLI ARAB 340 ML

45

15

10

CO-013

ABC SAMBAL ASLI ARAB 340 ML

ABC EXT HOT CHILI HOL 24X340ML

45

15

10

10

10

CO-014

ABC EXT HOT CHILI HOL 24X340ML ABC H&SWT CHILI HOL 24X340ML

45

15

10

CO-015

ABC H&SWT CHILI HOL 24X340ML

ABC SAM EXTRA PDS 340ML NL

45

15

10

ABC SAM EXTRA PDS 340ML NL

ABC SAM AYAM GORENG 340 ML

45

15

10

CO-013

ABC SAM AYAM GORENG 340 ML

ABC SAM MANIS PDS 340ML NL

45

15

10

CO-013

ABC SAM MANIS PDS 340ML NL

ABC SAMBAL ASLI 340ML NL

45

15

10

ABC SAMBAL ASLI 340ML NL

ABC SAUS TIRAM NL 425ML

15

75

30

20

45

10

10

10

CO-015

ABC SAUS TIRAM NL 425ML

ABC SAUS TIRAM NL 195ML

15

15

10

CO-012

ABC SAUS TIRAM NL 195ML

ABC TOMAT 135ML

15

75

30

15

15

45

10

10

10

9-Jun-13 CO-006

10-Jun-13 CO-010

11-Jun-13 CO-012

12-Jun-13 CO-014

TOTAL
FREUENSI
AVERAGE

45
990
120
45
75
465
210
3
21
6
3
5
21
21
15.00 47.14 20.00 15.00 15.00 22.14 10.00

105
21
5.00

60
60
6
6
10.00 10.00

105
21
5.00

(Sumber: Pengolahan Data Perusahaan)

33

Dari data yang didapat kemudian dirangkum ke dalam sebuah table dari
data pengambilan waktu changeover untuk seluruh stasiun kerja mesin di Line
HVV-47 selama satu minggu dan dibuatan grafik Pareto untuk dapat melihat
stasiun kerja mana yang memiliki watu yang cukup lama.

15.00

47.14

20.00

15.00

15.00

465
21
22.14

Coding
Karton

75
5

Labeling

Capseal

Cooling
45
3

Carton
Sealer

120
6

Pick &
Place

990
21

Carton
Erector

45
3

Coding
Botol

Total (Menit)
Freq (Kali)
Average

Capping

Washing

Description

Filling

Durasi Change Over per Mesin/Proses

Machine

210
21

105
21

60
6

60
6

105
21

10.00

5.00

10.00

10.00

5.00

Gambar 4.3 Grafik Waktu Changeover di Line HVV-47


(Sumber: Pengolahan Data Perusahaan)

Dari pengambilan data didapat untuk waktu changeover yang membutuhan


waktu terlama adalah di stasiun kerja Mesin Filling dengan waktu rata-rata 47.14
menit dalam melakukan pergantian model produk.
Dalam penelitian ini penulis lebih focus melakukan penelitian di stasiun
kerja Mesin Filling HVV-47 dengan mengukur waktu aktual pergantian model
dan melihat aktifitas kerja dan metode saat melakukan changeover produk dan
set-up di mesin tersebut.

34

4.1.4 Pengambilan Waktu Changeover di Mesin Filling HVV-47


Dalam area ruang filling terdapat 2 operator, Operator Mesin Filler &
Operator mesin Capper dapat dilihat dalam Gambar 4.4 Layout penempatan
mesin dan Operator. Dimana masing-masing operator memilii tugas dan tanggung
jawab masing-masing terhadap mesin yang mereka kerjakan.

Gambar 4.4: Layout area Mesin Filler HVV-47 & Operator


(Sumber: Pengolahan Data Perusahaan)

Dalam pengambilan waktu pergantian model ini, penulis lebih focus melihat
aktivitas pekerjaan & metode yang dilakukan oleh operator Mesin Filler. Saat
melakukan pengambilan data ini schedule yang akan dilakukan pergantian model
produk ini adalah pergantian model dari produk Sambal Asli ke Produk Sauce
Tiram, dimana untuk jenis botol yang digunakan berbeda dan mesin harus
dilakukan cleaning untuk semua bagian mesin. Untuk penggantian produk Sauce
Tiram ini dari semua produk merupakan penggantian model yang paling lama.
Dalam Pengambilan data Changeover ini Penulis menggunaan tools
handycam & stopwatch untuk penggambilan waktu dan gambar saat operator
melakukan aktivitas penggantian model dari Sambal Asli ke Sauce Tiram.
Pengambilan waktu Changeover dimulai dari mesin produksi dimatikan,
melakukan penggantian change part dari model Sambal Asli ke Sauce Tiram, dan

35

melakukan cleaning dibagian dalam dan luar mesin sampai dengan mesin mulai
start up dan menghasilkan produk jadi. Waktu yang di capai selama 75.17 menit
dilakukan oleh satu orang operator dan dibantu operator lain saat cleaning bagian
mesin.
Dalam pengambilan data ini penulis mencoba menjabarkan aktifitas yang
dilakukan dan waktu yang di capai untuk masing-masing aktifitas pekerjaan dan
dirangkum kedalam sebuah tabel (Tabel 4.2 Pengambilan waktu Changeover
Produk Sambal Asli ke Sauce Tiram). Terdapat 54 item pekerjaan untuk
melakukan changeover dari produk Sambal Asli ke Sauce Tiram.
Dari aktifitas yang dilakukan operator masih terdapat pemborosan gerak dan
aktifitas yang seharusnya tidak perlu dikerjaan. Dan Operator masih banyak
melakukan aktifitas bolak-balik untuk mengambil atau berpindah tempat dari sisi
bagian depan mesin ke bagian belakang mesin. Dan juga aktifitas mengambil
peralatan kerja yang cukup memakan waktu yang lama.
Langkah selanjutnya setelah didapat data changeover dari Sambal Asli ke
Sauce Tiram ini, kemudian akan diolah dengan menggunakan kajian metode
SMED.

36

Tabel 4.3 Pengambilan waktu Changeover Produk Kecap Manis


NO

ITEM / DESCRIPTION

DURASI ( Detik )
Operator 1
Internal
External

PERSIAPAN
1
Ambil persiapan change part
2
Ambil Drum kosong untuk tampungan
CHANGE OVER
1
Matikan Mesin & tulis laporan
2
Matikan Conveyor
3
Buka Conecting pipa filling to returnt pump
4
Buka Bowl Filler & Buka Screw
5
Buka tutup tanki filler (Bersamaan)
6
Operator bingung dan mengambil drum tampungan
7
Ambil & Buka Drum tampungan
8
Ambil & pasang Selang tampungan
9
Tampung produk (Bersamaan)
10 Mengganti drum, menutup dan naik kembali
11 Melanjutkan tampung produk
Menyingkirkan drum, menaruh selang di lantai,
12
menghidupkan air dan menuju ke depan mesin
13 Jalan untuk melepas worm gear
14 Lepas Worm, Element Star & Curve
15 Pasang Worm, Element Star & Curve
16 Lepas selang tampung produk
17 Buka Drain pompa Vacuum
18 Cleaning tutup tanki bowl filler
19 Ambil selang & buka keran air
20 Cleaning Tabung Vacuum
21 Cleaning bowl filler
22 Cleaning pipa returnt & clening mesin
23 Buka Selang filling head
24 Buka Filling Head
25 Cleaning Filling Head & Pasang
26 Cleaning Tanki bowl filler
27 Cleaning pipa & bowl filler dengan sabun
28 Cleaning Vacuum chamber
29 Ambil kain lap
30 geser tutup tanki filling
31 Cleaning tutup bowl filler dengan sabun
32 Cleaning & pasang filling head
33 Pasang slang heater ke tabung vacuum
34 Nyalakan mesin Filler
35 Pasang Filling Head (Bersamaan)
36 Pasang Penyangga Botol (32 Pcs)
37 Ambil kunci L
38 Setting Filling Head & pasang selang filling
39 Pasang Tutup bowl filler (Bersamaan)
40 Pasang Bowl Filler Pasang conecting Pipa Supply
41 Ambil slang steam dari tabung vacuum
42 Cleaning mesin & Pipa vacuum
43 Check Filling head
44 Pasang Steam di Tanki Filler
45 Seting Relling Conveyor Infeed MC Filler
46 Seting Relling Conveyor Infeed MC Filler & setting mc crown
47 Tunggu Steam Tanki Filler mencapai suhu 91C
48 Ambil slang steam pindahkan ke pipa vacuum
49 Cleaning Area & Mesin Filling
50 Hidupkan kran air dan c leaning lantai
51 Merapihkan kembali Change part
52 supply produk & Jalankan mesin,
53 Tampung Produk s/d produc t out OK
54 Start running awal produsi

Total Waktu ( Detik )


Total Waktu ( Menit )

7
27

20
3
9
29
85
16
19
33
39
12
143
27
10
43
100
28
18
120
20
54
25
17
59
142
932
162
67
77
11
24
43
257
29
15
244
225
32
358
122
47
22
68
54
44
55
158
65
46
58
45
26
45
76
32

4510
75.17

34
0.57

(Sumber : Pengolahan Data Perusahaan)

37

4.2 Pengolahan data dengan menggunakan Metode SMED


4.2.1. Pengambilan data dilakukan berdasarkan aktifitas pekerjaan.
Dengan cara mengamati dan dokumentasikan menggunakan handycam &
stop watch untuk proses pergantian model berdasarkan aktifitas pekerjaan yang
dilakukan. Identifikasi semua pemborosan; antara lain pemborosan menunggu,
pemborosan berjalan yang tidak diperlukan, pemborosan pengkoreksian, dan
lainnya yang tidak menghasilkan nilai tambah.
4.2.2. Pisahkan tugas internal, eksternal dan yang memboroskan
1. Tugas internal adalah kegiatan pengesetan yang hanya dapat dilakukan saat
produksi berhenti, misalnya, mengganti suku cadang, penggantian part
model, membersihkan bagian dalam mesin dan lainnya.
2. Tugas eksternal adalah kegiatan yang dapat dilakukan sebelum produksi
berjalan yang berhenti sebelumnya atau setelah yang baru berjalan,
misalnya mengambil suku cadang atau alat dan membersihkan bagian luar
mesin dan area sekitar mesin.
3. Tugas yang memboroskan adalah yang seharusnya tidak menghasilkan
nilai tambah apapun, misalnya mencari alat atau suku cadang, berpindah
tempat dari posisi satu ke posisi lainnya.
4.2.3. Lakukan pembagian beban pekerjaan dengan operator lain.
Bila dalam suatu Line produksi terdapat beberapa stasiun kerja, lakukan
pembagian beban pekerjaan / line balance agar waktu pelaksanaan changeover
bisa lebih cepat dikerjakan. Dalam pembagian pekerjaan ini bisa dilakukan oleh
masing-masing operator atau pun dikerjakan secara bersamaan.

38

Tabel 4.4 Usulan perbaikan pekerjaan Changeover dengan metode SMED


NO

ITEM / DESCRIPTION

OPT 1
PERSIAPAN
1 Ambil persiapan change part
2 Ambil Drum kosong untuk tampungan
CHANGE OVER
1 Matikan Mesin & tulis laporan
2 Matikan Conveyor
3 Buka Conecting pipa filling to returnt pump
4 Buka Bowl Filler & Buka Screw
5 Buka tutup tanki filler (Bersamaan)
6 Operator bingung dan mengambil drum tampungan
7 Ambil & Buka Drum tampungan
8 Ambil & pasang Selang tampungan
9 Tampung produk (Bersamaan)
10 Mengganti drum, menutup dan naik kembali
11 Melanjutkan tampung produk
Menyingkirkan drum, menaruh selang di lantai,
12
menghidupkan air dan menuju ke depan mesin
13 Jalan untuk melepas worm gear
14 Lepas Worm, Element Star & Curve
15 Pasang Worm, Element Star & Curve
16 Lepas selang tampung produk
17 Buka Drain pompa Vacuum
18 Cleaning tutup tanki bowl filler
19 Ambil selang & buka keran air
20 Cleaning Tabung Vacuum
21 Cleaning bowl filler
22 Cleaning pipa returnt & clening mesin
23 Buka Selang filling head
24 Buka Filling Head
25 Cleaning Filling Head & Pasang
26 Cleaning Tanki bowl filler
27 Cleaning pipa & bowl filler dengan sabun
28 Cleaning Vacuum chamber
29 Ambil kain lap
30 geser tutup tanki filling
31 Cleaning tutup bowl filler dengan sabun
32 Cleaning & pasang filling head
33 Pasang slang heater ke tabung vacuum
34 Nyalakan mesin Filler
35 Pasang Filling Head (Bersamaan)
36 Pasang Penyangga Botol (32 Pcs)
37 Ambil kunci L
38 Setting Filling Head & pasang selang filling
39 Pasang Tutup bowl filler (Bersamaan)
40 Pasang Bowl Filler Pasang conecting Pipa Supply
41 Ambil slang steam dari tabung vacuum
42 Cleaning mesin & Pipa vacuum
43 Check Filling head
44 Pasang Steam di Tanki Filler
45 Seting Relling Conveyor Infeed MC Filler
46 Seting Relling Conveyor Infeed MC Filler & setting mc crown
47 Tunggu Steam Tanki Filler mencapai suhu 91C
48 Ambil slang steam pindahkan ke pipa vacuum
49 Cleaning Area & Mesin Filling
50 Hidupkan kran air dan cleaning lantai
51 Merapihkan kembali Change part
52 supply produk & Jalankan mesin,
53 Tampung Produk s/d product out OK
54 Start running awal produsi

Total Waktu ( Detik )


Total Waktu ( Menit )

IMPROVEMENT ACTION

DURASI ( Detik )
External

External Eliminasi

Pembagian pekerjaan
OPT 2
Bersamaan

7
27

20
3
9
29
85
16
19
33
39
12
143

27
10
43
100
28
18
120
20
54
25
17
59
142
932
162
67
77
11
24
43
257
29
15
244
225
32
358
122
47
22
68
54
44
55
158
65
46
58
45
26
45
76
32

4510
75.17

34
0.57

(Sumber : Pengolahan Data Perusahaan)

39

Data pekerjaan changeover di mesin filling HVV-47 dengan menggunakan


Metode SMED dibagi menjadi 3 kategori, Memisahkan Pekerjaan internal ke
eksternal, mengeliminasi pekerjaan yang dianggap tidak menghasilkan nilai
tambah / pemborosan dan melakukan pembagian pekerjaan dengan operator lain
sehingga beban pekerjaan menjadi ringan. Pembagian pekerjaan ini bisa dilakukan
masing-masing pekerjaan atau pun dikerjakan bersamaan.
Dari data usulan menggunakan metode SMED ini coba dibuatkan simulasi
atau estimasi perhitungan

waktu berdasarkan

waktu aktifitas yang

sudah

didapat. Untuk pekerjaan yang bisa dilakukan sebelum off mesin di jadikan
sebagai kategori pekerjaan eksternal, untuk pekerjaan yang dianggap pemborosan
dilakukan eliminasi atau dihilangkan.
Sisa pekerjaan internal ini dilakukan pembagian pekerjaan antara Operator1 dan operator-2, pembagian pekerjaan dilakukan berdasarkan area tempat kerja
masing-masing, misalkan Operator-1 melakukan pekerjaan di bagian depan mesin
dan

Operator-2 bekerja di bagian

belakang

mesin, sehingga aktifitas

perpindahan menjadi semakin sedikit, dan ada juga pekerjaan internal yang
dilakukan bersamaan yang berfungsi meringankan pekerjaan dan mempercepat
waktu.
Pada Tabel 4.5 Penulis mencoba memasukan waktu kerja berdasarkan
pembagian pekerjaan antara Operator-1 dan Operator-2 yang sudah lakukan
perbaikan dengan menggunakan metode SMED, dengan menggunakan waktu
kerja dari pengambilan data awal, kemudian dilakukan pembagian beban kerja
hingga mendapatkan waktu kerja yang sama antara operator-1 dan operator-2.

40

Tabel 4.5 Simulasi perbaikan pekerjaan Changeover dengan metode SMED


NO

ITEM / DESCRIPTION

OPT 1
PERSIAPAN
1 Ambil persiapan change part
2 Ambil Drum kosong untuk tampungan

Setelah Perbaikan

Pembagian pekerjaan
OPT 1
OPT 2
External Eliminasi
External
OPT 2 Bersamaan Internal External Internal External
7
27

7
27

CHANGE OVER
1 Matikan Mesin & tulis laporan
2 Matikan Conveyor
3 Buka Conecting pipa filling to returnt pump
4 Buka Bowl Filler & Buka Screw
5 Buka tutup tanki filler (Bersamaan)
6 Operator bingung dan mengambil drum tampungan
7 Ambil & Buka Drum tampungan
8 Ambil & pasang Selang tampungan
9 Tampung produk (Bersamaan)
10 Mengganti drum, menutup dan naik kembali
11 Melanjutkan tampung produk
Menyingkirkan drum, menaruh selang di lantai,
12
menghidupkan air dan menuju ke depan mesin
13 Jalan untuk melepas worm gear
14 Lepas Worm, Element Star & Curve
15 Pasang Worm, Element Star & Curve
16 Lepas selang tampung produk
17 Buka Drain pompa Vacuum
18 Cleaning tutup tanki bowl filler
19 Ambil selang & buka keran air
20 Cleaning Tabung Vacuum
21 Cleaning bowl filler
22 Cleaning pipa returnt & clening mesin
23 Buka Selang filling head
24 Buka Filling Head
25 Cleaning Filling Head & Pasang
26 Cleaning Tanki bowl filler
27 Cleaning pipa & bowl filler dengan sabun
28 Cleaning Vacuum chamber
29 Ambil kain lap
30 geser tutup tanki filling
31 Cleaning tutup bowl filler dengan sabun
32 Cleaning & pasang filling head
33 Pasang slang heater ke tabung vacuum
34 Nyalakan mesin Filler
35 Pasang Filling Head (Bersamaan)
36 Pasang Penyangga Botol (32 Pcs)
37 Ambil kunci L
38 Setting Filling Head & pasang selang filling
39 Pasang Tutup bowl filler (Bersamaan)
40 Pasang Bowl Filler Pasang conecting Pipa Supply
41 Ambil slang steam dari tabung vacuum
42 Cleaning mesin & Pipa vacuum
43 Check Filling head
44 Pasang Steam di Tanki Filler
45 Seting Relling Conveyor Infeed MC Filler
46 Seting Relling Conveyor Infeed MC Filler & setting mc crown
47 Tunggu Steam Tanki Filler mencapai suhu 91C
48 Ambil slang steam pindahkan ke pipa vacuum
49 Cleaning Area & Mesin Filling
50 Hidupkan kran air dan cleaning lantai
51 Merapihkan kembali Change part
52 supply produk & Jalankan mesin,
53 Tampung Produk s/d product out OK
54 Start running awal produsi

Total Waktu ( Detik )


Total Waktu ( Menit )

IMPROVEMENT ACTION

DURASI ( Detik )

20
3
9
29
85
16
19
33
39
12
143

85

19

33
39

143

27
10
43
100
28
18
120
20
54
25
17
59
142
932
162
67
77
11
24
43
257
29
15
244
225
32
358
122
47
22
68
54
44
55
158
65
46
58
45
26
45
76
32

4510
75.17

10
3
9
29
85

10
43
100

28
18

120
20
54

25
17

59
142

932
162
67
77

43

257
29
15
244

244
225

32

358
122
47

122

22
68

54
44
55

158
65
46
58

45
26
45
76
32

34
0.57

2382
39.70

137
2.28

2376
39.60

(Sumber : Pengolahan Data perusahaan)

41

0
0.00

Hasil yang didapat dari pembagian pekerjaan tersebut untuk Operator-1


melakukan 37 item pekerjaan dengan waktu pekerjaan internal selama 39,70
menit dan pekerjaan eksternal 2,28 menit dan untuk Operator-2 melakukan
pekerjaan internal 39,60 menit, Sedangkan untuk pekerjaan eksternal Operator-2
melakukan changeover atau penggantian produk di mesin Capper.
Posisi Operator-1 bekerja di bagian mesin dan pembagian pekerjaan lebih
diperioritaskan untuk mengerjakan changeover bagian depan mesin Filler,
sedangkan Operator-2 mengerjakan dibagian belakang mesin.

Alat penurun
tutup bowl filler
Drum
Tampung
an

4 meter
Mesin Filling
HVV-32

Pompa
Vacuum

Drum
Tampung
an

6 meter

Gambar 4.5 Usulan Layout penempatan dan pembagian pekerjaan Opt 1 & Opt 2
(Sumber : Pengolahan Data perusahaan)

4.3 Pengukuran ulang dari perbaikan dengan metode SMED


Setelah dilakukan simulasi untuk penggantian model dengan menggunakan
metode SMED dan dilakukan pembagian pekerjaan dan line balance untuk

42

operator, kemudian dilakukan pengambilan waktu untuk changeover produk


Sauce Tiram. Dilakukan beberapa kali pengambilan data dan dilakukan oleh 2
Team Operator yang berbeda. Untuk Operator yang selama ini mengikuti dari
awal perbaikan dengan menggunakan metode SMED adalah operator Supriyanto
& Sugiyanto.

Tabel 4.6 Pengambilan data waktu Chageover setelah perbaikan


Tanggal

Operator

Dari Produk

Ke Produk

Waktu Changeover

Nama Produk

Nama Product

MC Filler (Menit)

Filler

Capper

20-Okt-2014 ABC SWT SOY AUS 620 ML 6 BTL

ABC SWT SOY BR 12X320 ML 1210

44,72

Supriyanto

Sugiyanto

29-Okt-2014 ABC MINYAK WIJEN 195 NL ML 0908

HOKI KCP MANIS 620 ML

52,00

Sukarman

M. Sopyan

5-Nov-14 ABC SWT SOY BR 12X320 ML 1210

ABC KCP INGGRIS NL 195 NL ML 0908

45,10

Sukarman

M. Sopyan

6-Nov-14 ABC SWT SOY AUS 620 ML 6 BTL

ABC SWT SOY SC HK 620 ML

41,08

Supriyanto

Sugiyanto

ABC KCP MNS 135ML NB 1004

40,26

Supriyanto

Sugiyanto

Total

223,16

27-Nov-14 ABC KCP INGGRIS NL 195 NL ML 0908

Frekuensi

Avarage

44,63

(Sumber : Pengolahan Data perusahaan)

Setelah dilakukan pengukuran ulang dengan 5 kali pengambilan data dengan


menggunakan stopwatch diwaktu yang berbeda untuk penggantian produk Kecap
Manis. Waktu yang didapat belum dapat memenuhi target dari hasil simulasi
dengan menggunakan SMED yaitu 39,70 menit. Dari pengukuran ulang
pengukuran waktu tercepat untuk melakukan changeover produk Kecap Manis di
mesin HVV-47 adalah 40,26 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian data dari
hasil pengukuran waktu tersebut.

43

4.4 Pengujian data hasil pengukuran ulang


Dari data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengujian terlebih dahulu
agar data tersebut dapat digunakan kelayakan lebih lanjut. Untuk menguji
keseragaman data, digunakan tingkat keyakinan 99% dan tingkat ketelitian 10%.
Nilai rata rata

x = 223,16
5
= 44,63
Standard deviasi

(44,72 44,63)2 + (52,00 44,63)2 + (45,10 44,63)2 + (41,08 44,63)2+ (45,10 44,63)2
5-1

67.47
4

= 4.11
Batas control dengan tingkat keyakinan 99%, maka nilai Z = 2.58 ~ 3

BKA = x + Z .
= 44,63 + (3 x 4.11)
= 56.96

BKB = x - Z .
= 44,63 (3 x 4.11)
= 32.3
Data Seragam berada dalam batas kendali
Untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan yaitu dengan
pengujian kecukupan data , menggunakan rumus :
Z

N ' s

N Xj 2 ( Xj ) 2

Xj

44

3
0.1 4((44,72 - 44,63)2 + (52,00 - 44,63)2 + (45,10 - 44,63)2 + (41,08 - 44,63)2 + (40,26 - 44,63)2)
N '
44 ,72 52 ,00 45,10 41,08 40 ,26

N = 30 10421 ,42

223 ,16

3062.56
223.16

= 188.33 188 Kali


Dari perhitungan diatas dalam melakukan pengambilan waktu changeover,
untuk mendapatkan waktu sesuai dengan target simulasi dengan menggunakan
metode SMED (39,70 menit) perlu dilakukan trial dan pengukuran ulang
sebanyak 188 kali.
Selain melakukan perbaikan gerak dan aktifitas changeover produk dengan
menggunakan metode SMED ada juga yang perlu dilakukan perbaikan yaitu,
1. Penempatan Change part terlalu jauh dari mesin filler
2. Saat melakukan changeover penempatan change part tidak teratur dapat
mengakibatkan tertukar
3. Operator masih bolak balik mengambil tools
4. Saat melakukan tampungan, posisi drum menghalang aktifitas Operator
5. Handling drum tampungan tidak Ergonomic
6.

Mekanisme pengangkat tutup bowl filler masih manual dan membahayakan


operator saat digunakan

7. Operator sering naik turun ke bagian mesin, jarak antara lantai dan bagian
mesin cukup tinggi dapat mengakibatkan tersandung atau terjatuh
Beberapa temuan yang berkaitan dengan pengaruh terhadap waktu proses
changeover, baik dari sisi produktifitas, efisiensi dan safety dan dirangkum dalam
Tabel 4.7 untuk semua permasalahan yang ada usulan penyelesaian yang akan
dilakukan. Serta diberikan tugas kepada masing-masing bagian yang terkait dan
batasan waktu yang di berikan.

45

Tabel 4.7 List permasalahan dan penyelesaian yang dilakukan


NO

ISSUE

ACTION PLAN

PIC

DUE DATE

CHANGE PART & TOOLS


1 Penempatan Change part terlalu jauh dari mesin filler

Tempat change part diletakkan sedekat mungkin dengan mesin filler

1. Pemisahan change part yang akan dipasang dan yang dilepas


Saat melakukan changeover penempatan change part tidak 2. Dibuat tempat yang lebih ergonomik & portabel
2
teratur dapat mengakibatkan tertukar
3. Identifikasi / penandaan change part untuk masing-masing SKU
4. Review design tempat change part
1. Gunakan Key pocket untuk dipakai oleh operator saat lakukan Change
Over
3 Operator masih bolak balik mengambil tools
2. Pengadaan tool yang proper utk pemasangan filling tube (selang steam,
alat pasang filling tube )

Prod & Eng


Prod
Eng & EHS
Prod
Eng
Prod
Prod & Eng

DRUM TAMPUNGAN
4

Saat melakukan tampungan, posisi drum menghalang


aktifitas Operator

5 Handling drum tampungan tidak Ergonomic

Estimasi kebutuhan drum tampungan, dan review penempatannya saat


melakukan tampungan
Dibuatkan Troly yang mempermudah Operator dalam hendling dan
Ergonomic

Prod
Eng & EHS

GMP, SAFETY & QUALITY


Mekanisme pengankat tutup bowl filler masih manual dan Dibuatkan Otomatisasi dengan menggunakan motor penggerak untuk
membahayakan operator
mengangkat Tutup bowl filler dan dapat dioperasikan dari beberapa titik

Eng

Operator sering naik turun ke bagian mesin, jarak antara


GMP & Safety karyawan yang perlu ditingkatkan ( pemakaian masker, topi,
7 lantai dan bagian mesin cukup tinggi dapat mengakibatkan
sarung tangan )
tersandung atau terjatuh

Prod

Usulan dari gambar rak change part di atas, semua alat/change part bisa di

pindahkan beserta dengan raknya, posisi penempatan chang part terjangkau oleh
operator dan sudah mengikuti prinsip ergonomic dan melakukan penandaan untuk
masing-masing jenis model yang ada di Mesin HVV-47 .

Gambar 4.6 Rak penyimpanan Change Part Mesin Filling HVV-47


(Sumber: Pengolahan Data Perusahaan)

46

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dengan diterapkannya metoda SMED pada Line HVV-47 ini, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode SMED dapat dilakukan perbaikan untuk proses
changeover & set-up dengan cara :

Memisahkan Pekerjaan internal dan eksternal

Eliminasi pekerjaan yang tidak memiliki nilai tambah/pemborosan

Modifikasi atau perbaikan gerak/aktifitas yang lebih efektif dan efisien

Memindahkan elemen kerja kepada operator lain, bila beban kerja suatu
operator terlalu tinggi lakukan pembagian kerja dengan perataan beban
pekerjaan / line balance ke operator proses sebelum atau sesudah.

Perpendek

jarak

perpindahan,

dengan

cara

mendekatkan

tempat

penyimpanan peralatan atau dapat juga menggunakan alat bantu seperti


rak berjalan atau troli
2. Dengan penerapan & perbaikan dengan menggunakan metode SMED,
Changeover di mesin Filler HVV-47 untuk pergantian model Sauce Tiram
yang sebelumnya dikerjakan selama 75,17 menit, dengan simulasi perbaikan
menggunakan metode SMED ini didapat waktu

39,70 menit, sehingga

didapat selisih waktu 35,47 menit lebih cepat dari sebelumnya. Untuk
mendapatkan hasil tersebut dilakukan uji kelayakan data, bahwa untuk
mencapai target perlu dilakukan trial dan percobaan sebanyak 188 kali sampai
operator menguasai dan terbiasa dengan aktifitas dan gerakan yang telah
diperbaiki.
Dari hasil perbaikan ini masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki hingga
mendapatkan waktu yang optimal dalam melakukan changeover di Mesin
HVV-47 ini, baik dari sisi produktifitas, efisiensi dan safety.

\
47

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas. PT Heinz ABC Indonesia disarankan
menggunakan metode SMED untuk mengurangi waktu changeover dan set-up
diline produksi dan menerapkan disemua mesin produksi untuk penggantian
model dari jenis produk yang ada.

48

DAFTAR PUSTAKA
Dyaksi Satwikaningrum Jurnal : Perbaikan Waktu Set-up dengan Metode SMED
(Studi Kasus PT. Naga Bhuana Aneka Piranti)

http://www.leanindonesia.com/tag/smed-2/

Iftikar Z. Sutalaksana, Ruhana Anggawisastra, Jann H. Tjakraatmadja, 2006


Teknik perancangan sistem kerja Industri ITB, Bandung.

R.I. McIntosh, at.al, Improving Changeover Performance, Butterworth


Heinemann,Oxford, 2001

Refrizal, Heri Sudarmadji, MeTrik Polban, Vol.5 No. 02 - Juli 2011


Shigeo Shingo, A Revolution in Manufacturing: The SMED System,
Productivity Press, 1985

Tarwaka, et al. 2001. Ergonomi untuk kesehatan, keselamatan & Produktivitas,


Edisi I, CetakanI. Surakarta : UNIBA Press

Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya,
edisi.1.

49

LAMPIRAN A

Lampiran 1. Gambar mesin Filling HVV 47

50

LAMPIRAN B

Produk-produk yang dihasilkan di PT. Heinz ABC Indonesia

51

52

Anda mungkin juga menyukai