Anda di halaman 1dari 14

REVIEW JURNAL TENTANG PENJADWALA

Dosen Pengampu :

Kristian Suhartadi Widi Nugraha, S.E., M.M.

Nama Anggota :

Khoiria Azhimitosa ( 190810201111 )

Zwidatul Husna ( 190810201015 )

Nur Halizah Salsabila ( 190810201192 )

Awimby Claudentya ( 190810201210 )

Vera Eka Gustina ( 190810201084 )

Nadzar Pradana ( 190810201184 )

Roni Widodo ( 190810201009 )


1. Judul : Capacitated Lot Sizing And Scheduling With Parallel Machines And Shared
Buffers : A Case Study In A Packaging Company
Permasalahan :

Dalam bisnis saat ini persaingan muncul dari segi pelayanan dan efisiensi waktu yang
saling berkaitan erat satu sama lain. Selain menambah peralatan dan juga perlengkapan
baru untuk meniingkatkan produktivitas, cara lain yang dapat dilakukan yakni
memaksimalkan kapasitas lot dan juga penjadwalan yang ada. Masalah utama dari
makalah ini adalah adanya permasalahan yang timbul dalam penerapan pemakaian
kapasitas lot dan pendjadwalan dengan mesin pararel dan buffer bersama pada
perusahaan yoghurt yang menimbulkan kurangnya efisiensi dan produktifitas perusahaan.

Penyelesaian :

Jadwal kerja perusahaan dalam seminggu yakni 5 hari kerja dengan pengiriman yang
dimulai pada hari senin, kamis, dan jumat. Karena Produk yang diproduksi merupakan
bahan makanan yang mudah rusak, maka produksi dilakukan berdasarkan pesanan.
Akibat dari adanya penjadwalan yang ada maka perusahaan juga harus menentukan
sistem pemanfaatan kapasitas yang sebaik mungkin guna memenuhi penjadwalan yang
ada.

Penyelesaian pada kasus kapasitas lot dan penjadwalan pada mesin pararel dan buffer
bersama adalah terdapat 2 metode yang dapat di gunakan sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik perusahaan. Metode yang pertama adalah metode Capacitated Lot Sizing
Problem (CLSP) yang mana biasa disebut dengan Large bucket atau Ember Besar yang
mana lebih menekankan pada pendekatan 1 sember daya yang mana diasumsikan 1
tangki untuk 1 jenis yoghurt sedangkan metode kedua Continuous Set-up Lot Sizing
problem (CSLP) menekankan pada pembagian lebih lanjut pada aspek kapasitas yang
ada. Kedua metode ini pada akhirnya menciptakan 2 alur yakni alur produksi khusus
yang mana alur produksi ini tidak bisa memproduksi semua produk secara bersamaan dan
alur produksi umum yang mana alur produksi ini dapat memproduksi semua produk.
Seberapa Efektif Perencanaan Penjadwalan :

Pada kasus ini, Penjadwalan yang ada sudah ditentukan oleh perusahaan yang mana
perusahaan menentukan jadwal mulai dari jadwal kerja yakni 5 hari dalam seminggu, lalu
batas waktu perubahan pesanan yakni 3 kali dalam seminggu dan pemberitahuan
pembatalan perubahan maksimal 2 hari setelah perubahan pesanan diajukan.

Tujuan Penelitian :

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengusulkan pendekatan solusi untuk ukuran lot
berkapasitas dan masalah nyata penjadwalan dengan mesin paralel dan buffer bersama,
yang timbul di perusahaan pengemasan yang memproduksi yoghurt.

Cara Yang Dilakukan :

Penyelesaian yang dilakukan dalam perencanaan kapasitas lot dan scheduling adalah
mengkombinasikan scheduling yang telah dibuat oleh perusahaan dengan kapasitas lot
yang ada dengan tujuan menciptakan alur produksi dan pengemasan yang maksimal bagi
perusahaan.

2. Judul : Analisis Sistem Penjadwalan Produksi Berdasarkan Pesanan Pelanggan Dengan


Metode Sequencing

Permasalahan :

Perkembangan industri manufaktur yang sangat pesat memaksa setiap industri


manufaktur untuk dapat meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di pasar
global. Salah satu hal yang biasa dilakukan Industri Manufaktur untuk melakukan
efisiensi dalam peningkatan produktivitas atau output adalah dengan melakukan
penggabungan proses produksi. Dengan adanya fenomena diatas maka dibutuhkan
penjadwalan yang efektif, dimana pergerakan barang dan jasa pada sebuah fasilitas
menjadi lebih cepat (Heizer dan Render, 2010), dan hal ini berarti perusahaan perlu
menggunakan aset secara lebih efisien. Menurut beberapa ahli, Penjadwalan harus dapat
mengoptimalkan beberapa ukuran kinerja seperti dalam contoh meminimalkan makespan
(Ribas et al., 2011) yang artinya aliran waktu, keterlambatan, keterlambatan untuk satu
set pekerjaan, dan idle time (Zhou et al., 2009). Dengan begitu diharapkan perusahaan
dapat mencapai produktivitas yang optimum. Dalam proses produksinya, Industri
Manufaktur dapat menjalankan dua jenis produksi yakni Make to Order (MTO) dan
Make to Stock (MTS). Banyaknya teori sistem Penjadwalan yang ada membuat
perusahaan harus selektif untuk memilih metode penjadwalan mana yang dapat
diterapkan dalam industrinya. Tentunya hal ini merupakan tugas yang sangat sulit, karena
Perusahaan harus memiliki urutan proses produksi yang terbaik agar mencapai
produktivitas optimum. (Shahrul Kamaruddin et al, 2012). Oleh sebab itu, hal ini menarik
sehingga dalam jurnal ini dibahas tentang menganalisis sistem penjadwalan yang
digunakan oleh industri manufaktur yang menganut sistem MTO (Make to Order).

Tujuan Penelitian :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan system penjadwalan terbaik ,
mengurangi keterlambatan job, serta untuk menganalisa perubahan yang terjadi ketika
menerapkan metode penjadwalan usulan.

Rumusan Masalah

Penelitian ini akan berfokus untuk menjawab pertanyaan penelitian;

1. Bagaimana Sistem Penjadwalan yang diterapkan perusahaan?


2. Bagaimana perbedaan jika diterapkan metode usulan Penjadwalan produksi?

Penyelesaian :

1. Hasil dari perhitungan waktu standart proses produksi dapat membantu


perusahaan dalam menentukan waktu penyelesaian dalam mengerjakan suatu pesanan
sehingga perusahaan dapat lebih akurat dalam melakukan penjadwalan produksi.
2. Dengan adanya pemisahan penjadwalan produksi dari awal berdasarkan kategori
tegel dapat membuat manajemen produksi bisa mengalokasikan waktu, fasilitas, tenaga
(SDM), peralatan secara lebih efisien dan efektif. Untuk tegel motif polos hasil analisis
penjadwalan mengusulkan dengan metode LPT, akan tetapi perusahaan dapat melakukan
startegi lain yakni dengan menggabungkan produk (warna tegel yang sama) untuk
diproduksi secara massal. Sedangkan untuk tegel motif Mudah solusi terbaik yang
diberikan yakni dengan metode LPT. Sedangkan untuk tegel motif sedang metode
penjadwalan terbaik yang diusulkan yakni SPT, dan tegel motif sulit metode yang
diusulkan yakni EDD. Untuk tegel motif sulit ini, perusahaan sudah benar dalam
melakukan penjadwalan produksi, karena hasil analisis sama dengan sistem penjadwalan
perusahaan yang sudah berjalan.
3. Dengan menggunakan alat bantu POM for Windows, pihak manajemen produksi
akan terbantu dengan diberikannya solusi terbaik dengan menggunakan metode
penjadwalan untuk pengurutan pekerjaan sekaligus estimasi dan meminimalisir
keterlambatan pekerjaan.

Seberapa Efektif Perencanaan Penjadwalan :

Dalam kasus yang diteliti pada jurnal ini perencanaan penjadwalan sangat efektif
dilakukan karena dapat mempengaruhi produkstivitas secara keseluruhan dari perusahaan
sehingga perusahaan dapat mememinimalisir keterlambatan pekerjaan dan menggunakan
aset secara lebih efesien.

3. Judul : Analisa Penjadwalan Proyek Dengan Metode Pert di PT.Hasana Damai Putra
Yogyakarta Pada Proyek Perumahan Tirta Sani

Pokok Bahasan Ringkas :

Dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi sering dihadapi adanya berbagai
kendala, misalnya terjadi stock out/ kekurangan bahan , banyaknya waktu longgar,
kesalahan dalam waktu rutan kerja dan sebagainya. Ada beberapa permasalahan dala
proses pembuatan perumahan, yaitu keterlambatan waktu penyelesaian dari yang telah
direncanakan yang mengakibatan pihak perusahaan mengalami kerugian. Oleh karena itu,
PT.Damai Putra Group sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang pengembang,
seperti perusahaan. Akan membuat proses pembuatan perumahan yaitu Tirta Sani
dengan type rumah 160/180 dengan waktu penyelesian yang telah direncanakan pihak
perusahaan. Untuk metode yang digunakan dalam pembuatan perumahan ini yaitu
menggunakan analisis PERT (Project Evaluation and Review Technis) dan analisis CPM
(Critical Path Method). Perbedaan pokok antara CPM dengan PERT bahwa CPM
memasukkan konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian dan PERT
diasumsikan bahwa besarnya biaya berubah-ubah sesuai dengan lamanya waktu dari
semua aktivitas yang terdapat dalam pembangunan proyek. PT.Damai Putra Group ini
mampu menjalankan pembangunan proyek dan penjadwalan dengan lancar dan efesien
hanya menggunakan metode PERT.

Tujuan Penelitian :

Untuk membuat dan mengetahui serta usulan penjadwalan pembangunan proyek,


ketepatan waktu penyelesaian, sehingga perusahaan dapat menentukan penjadwalan
proyek yang efektif dan efisien.

Rumusan Masalah :

Bagaimana perusahaan menentukan penjadwalan dalam proses produksi yang tepat dan
sesuai , sehingga efisiensi dapat tercapai.

Penyelesaian :

1. Pembangunan perumahan Tirta Sani dengan type rumah 160/180 pada kondisi awal
dan kondisi akhir setelah dilakukan perhitungan menggunakan analisis PERT dapat
diselesaikan yaitu 0,923431 atau dibulatkan menajdi 0,92 yang artinya bahwa proyek
tersebut dapat diselesaikan tepat waktu sebesar 92% atau 8% dengan estimasi waktu
19 hari. Penalisasian metode PERT guna menentukan penjadwalan proyek yang lebih
efektif dan efisien.
2. Dengan menggunakan metode PERT ini schedule pembagian waktu terperinci yang
disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan dengan menggunakan Network
Planning suatu proyek.

4. Judul : Simulation-Based Optimization for Surgery Scheduling in Operation Theatre


Management Using Response Surface Method
Ringkasan Pokok Bahasan :

salah satu peran penting pemanfaatan manajemen operasi atau biasa di sebut dengan
Managemen Operation adalah pengoperasian sebuah tata ruang dan penjadwalan yang
tepat. Seperti halnya yang di bahas di Jurnal ini membahas dan berfokus dalam “optimasi
penjadwalan Operasi” dan judul yang ada di jurnal ini berjudul tentang Studi kasus
“Optimasi berbasis simulasi untuk penjadwalan bedah dalam Manajemen ruang operasi
menggunakkan metode permukaan respon”

Ruang operasi merupakan salah satu aset terpenting dan paling berharga di sebuah
Rumah Sakit dimanapun. Karena di jurnal ini dikatakan peran ruang operasi
menghasilkan lebih dari 40% dari total pendapatan serta terhitung lebih dari 40% dari
biaya pengeluaran biaya operasi sebuah rumah sakit. Maka darri itu peran sebuah ruang
operasi dianggap sebagai sumber pendapatan terbesar sekaligus sebagai sumber
pendapatan terbesar di sebuah Rumah sakit. Karenanya, mereka menawarkan potensi
besar dalam meningkatkan keuntungan dan mengurangi biaya operasi rumah sakit.
Masalah khas manajemen ruang operasi dapat dilihat pada tiga tahap keputusan sebagai
berikut :

Tahap strategis : Tahap ini menyangkut penentuan jumlah dan jenis Ruang Operasi
(OR), jam operasi OR dan kapasitas OR secara keseluruhan yang digunakan di antara
berbagai spesialisasi bedah, ahli bedah atau kelompok individu, yang merupakan masalah
perencanan campuran kasus
Tahap taktis: Tahap ini mempertimbangkan pengembangan jadwal bedah utama (MSS),
yang merupakan jadwal yang menentukan penugasan spesifik blok OR ke spesialisasi.
MSS harus bereaksi terhadap perubahan jumlah total waktu OR dan spesialisasi yang
tersedia.
Tahap operasional: Pada tahap ini, penjadwalan pasien elektif dilakukan setiap hari
dengan menetapkan operasi tertentu dan blok waktu OR untuk setiap pasien selama
jangka waktu perencanaan, yang dapat berkisar dari 1 minggu hingga 1 bulan. Sub-fase
pertama disebut penjadwalan operasi off-line, yang kemudian diikuti dengan prosedur
pembedahan pengurutan waktu nyata dan mengalokasikan sumber daya untuk setiap blok
waktu OR dan kombinasi hari secara efisien di tengah peristiwa yang tidak diharapkan
dan distribusi acak, seperti mengubah durasi operasi. dan kedatangan kasus yang
mendesak. Sub-fase kedua ini disebut penjadwalan operasi online. Yang dengan
demikian, penjadwalan operasi off-line dan online adalah tugas yang kompleks dan sulit
dalam manajemen ruang operasi karena berbagai alasan.

Metode permukaan respons Studi ini menggunakan RSM sebagai pendekatan regresi
karena kemampuannya untuk menghasilkan fungsi perkiraan dengan menggunakan
jumlah eksperimen yang lebih kecil. RSM adalah kumpulan strategi eksperimental,
metode matematika, dan inferensi statistik untuk mendukung eksplorasi empiris yang
efisien dari sistem tertentu.

Tujuan Penelitian :

Menjelaskan tentang bagaimana cara yang baik dan efisien untuk bisa mengoptimasikan
penjadwalan ruang operasi agar bisa se-efisien mungkin, karena ruang operasi merupakan
salah satu penyumbang pendapatan terbesar dalam sebuah rumah sakit.dan jurnal ini
berfokus pada optimasi penjadwalan operasi dengan tujuan meningkatkan kepuasan
pasien dan kinerja rumah sakit.

Rumusan Masalah :
1) Penentuan penjadwalan ruang operasi masih belum bisa di optimalkan dengan tepat
dan efisien masih ada waktu yang belum termanfaatkan denagan baik
2) Masih sulitnya prediksi akurat dari durasi operasi karena banyak faktor yang tidak
pasti dan kondisi darurat selama operasi.
3) pendekatan penjadwalan operasi tertentu mungkin tidak cocok untuk semua ruang
operasi di rumah sakit yang berbeda.
4) penjadwalan operasi off-line dan online adalah tugas yang kompleks dan sulit dalam
manajemen ruang operasi karena berbagai kendala.

Penyelesaian :

1) Menentukan jumlah optimal dokter, teknisi laboratorium dan perawat yang


dibutuhkan agar pasien dapat memperoleh pelayanan yang terbaik serta mendapat
kepastian penjadwalan dalam pengguanaan ruang Operasi di Rumah sakit.
2) Mempelajari masalah pembebanan operasi yang kuat dan menggunakan Metode
Pertukaran Acak (REM) dan simulasi anil (SA) untuk meminimalkan total
kelonggaran yang direncanakan dan memaksimalkan pemanfaatan yang ada agar bisa
memperoleh hasil yang efisien.
3) Mempelajari bagaimana jadwal yang berbeda mempengaruhi waktu tunggu pasien,
atau waktu diam dan lembur, merumuskan model bantuan stokastik dua tahap dan
mengusulkan beberapa heuristik untuk membentuk urutan operasi, dan
membandingkan jadwal aktual dan jadwal optimal dengan heuristik yang diusulkan.
4) Menyajikan metode yang menggabungkan simulasi sistem dengan optimasi untuk
meningkatkan throughput pasien dan mengurangi waktu tunggu pasien dengan
menentukan jumlah optimal dokter, teknisi laboratorium dan perawat yang
dibutuhkan.
5. Judul : Model of work shift scheduling disturbing the well-being of clinic employees
Ringkasan Pokok Pembahasan :
Tenaga kerja adalah kunci dan sumber daya terbatas, jadi penting untuk menggunakannya
secara efisien. Oleh karena itu, analisis kebutuhan staf perlu dilakukan sepanjang hari,
terutama di perusahaan jasa yang memiliki variasi permintaan yang tinggi berdasarkan
slot waktu. Pada saat yang sama memiliki penugasan shift dan beban kerja yang optimal
kepada karyawan yang mencakup persyaratan permintaan, mempertahankan tingkat
layanan yang memadai untuk mengoptimalkan penggunaan kapasitas yang tersedia dan
menghindari biaya tinggi karena tidak memiliki jumlah karyawan yang sesuai untuk
memenuhi permintaan atau orang miskin. pemanfaatan sumber daya ini. Masalah
Penjadwalan Tenaga Kerja adalah masalah NP-hard karena sifat dan kompleksitasnya
sendiri, dengan banyak teknik yang digunakan untuk mendekatinya, sehingga merupakan
topik yang terus berkembang (Pacheco et al , 2003). Meskipun sebagian besar
pendekatan bersifat heuristik dan metaheuristik, untuk beberapa kasus ukuran masalah
memungkinkan penggunaan teknik yang tepat yang dapat dipecahkan dalam waktu
komputasi yang dapat diterima. Pada jurnal ini penjadwalan tenaga kerja akan dilakukan
selama 28 hari dalam sebulan. Secara khusus, memiliki 7 hari di masing-masing dari 4
minggu dan tidak ada hari libur. Gaji pokok untuk setiap fisioterapis adalah COP $
1.950.000, artinya mereka semua memiliki gaji yang sama. Diasumsikan bahwa tingkat
tanggung jawab karyawan memastikan kepatuhan terhadap tugas mereka dan bahwa
selama sebulan penuh tidak akan ada ketidakhadiran atau desersi karyawan. Parameter
lain adalah biaya yang terkait dengan jam kerja, jam kerja lembur dan biaya
tambahannya, serta biaya program fisioterapis.
Biaya jam kerja: Untuk menghitung biaya jam kerja, diasumsikan sudah termasuk dalam
gaji pokok. Oleh karena itu, jam reguler hanya mencakup biaya tambahan malam, kerja
berlebihan, dan hari raya.
Biaya jam kerja lembur : Perhitungan jam lembur dilakukan berdasarkan gaji pokok,
karena termasuk jam kerja lembur. Kerja lembur sehari dibayar dengan biaya tambahan
25% dari nilai hari biasa dan kerja lembur malam dibayar dengan biaya tambahan 75% di
atas nilai hari biasa. Perhitungan jam kerja dan jam kerja berlebih dibuat dalam jangka
waktu seminggu, dan diasumsikan tidak ada hari libur.
Biaya program fisioterapis: Untuk menghitung biaya ini, diperhitungkan kontribusi
sosial, liburan, dan pembayaran redundansi yang diperoleh fisioterapis.

Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan shift berkualitas tinggi dan
penugasan sumber daya, sesuai dengan aturan kontrak kerja, memenuhi persyaratan
karyawan serta pemberi kerja di institusi layanan kesehatan. 
Permasalahan :
Masalah Penjadwalan Tenaga Kerja terdiri dari perencanaan shift untuk karyawan, dan
meminimalkan biaya yang terkait dengan tenaga kerja, yang merupakan masalah NP-
hard. Makalah ini menyajikan model pemrograman linier integer campuran yang
diterapkan pada kasus nyata, yang meminimalkan biaya tenaga kerja, memenuhi
persyaratan permintaan dan menetapkan kondisi kerja yang memadai bagi karyawan
dengan memasukkan kendala yang memastikan kesejahteraan untuk menghasilkan
penugasan yang optimal dari shift fisioterapis di area perawatan intensif dan menengah di
Klinik.
Penyelesaian :
Ketika perusahaan jasa mengutamakan karyawan dan pelanggannya, perubahan radikal
terjadi dalam cara mengelola dan mengukur keberhasilan dengan melibatkan keuntungan,
kepuasan pelanggan dan loyalitas terhadap nilai layanan yang diciptakan oleh karyawan
yang puas, setia dan produktif. Ketika pemberi kerja memutuskan untuk berinvestasi
pada orang, dukungan teknologi kepada karyawan mereka, pembaruan praktik rekrutmen,
pelatihan, dan kompensasi yang terkait dengan kinerja karyawan di semua tingkatan dan
kesejahteraan mereka tercermin dalam faktor-faktor yang menghasilkan keuntungan.
Untuk itu sebagai manajer kita seharusnya menetapkan persyaratan permintaan klinik,
yang melibatkan sejumlah tempat tidur permanen dan karyawan yang ditugaskan untuk
memenuhi kebutuhan pasien, dan persyaratan khusus untuk kebutuhan dan keinginan
karyawan untuk mewakili kesejahteraan mereka, yang memperoleh manfaat besar.
relevansi dalam industri jasa di mana tingkat layanan berhubungan langsung dengan
kesejahteraan karyawan. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
• Berikan libur akhir pekan dengan gaji di setiap periode 31 hari untuk setiap
karyawan.
• Yakinkan bahwa karyawan yang mengakhiri shift malam tidak dijadwalkan untuk
keesokan harinya.
• Mendistribusikan beban kerja yang adil di antara karyawan.
• Sehubungan dengan keterampilan staf dan kompetensi karyawan, diperlukan
tenaga profesional yang terlatih dalam terapi fisik, perawatan intensif, penggunaan
ventilator mekanis, keterampilan saluran udara tingkat lanjut, dan kemampuan untuk
mengelola situasi kritis dengan cakap dan cepat.
• Untuk menentukan biaya tenaga kerja, perlu mempertimbangkan gaji pokok
(biaya jam reguler), biaya rekrutmen, biaya tambahan terkait dengan jumlah jam kerja
(biaya lembur), dan biaya pemrograman seorang fisioterapis. Biaya jam kerja reguler
dan lembur dihitung selama seminggu, dan itu sama untuk semua minggu dalam
sebulan. Diasumsikan tidak ada hari libur dalam sebulan.
• Undang-undang menetapkan durasi maksimum hari kerja normal pada delapan (8)
jam dengan empat puluh delapan (48) jam seminggu. Lembur siang dan malam tidak
boleh melebihi dua (2) jam setiap hari dan dua belas (12) jam setiap minggu. Biaya
tambahan malam, hari libur dan lembur telah dimasukkan dalam remunerasi.
• Oleh karena itu, klinik memiliki tiga shift delapan jam untuk memenuhi
keseimbangan jam kerja dan durasi legal maksimum setiap shift.
Dengan adanya persyaratan diatas diharapkan dapat meningkatkan keuntungan,
loyalitas dan kepuasan terhadap karyawan maupun pelanggan karena pada dasarnya
perusahaan yang menjual jasa itu selain ingin mendapat keuntungan mereka lebih
mengutamakan perihal pelayanan dan kepuasan pelanggan mapun karyawan.

Seberapa Efektif Perencanaan Penjadwalan :


Pada kasus ini, Penjadwalan yang ada sudah ditentukan oleh perusahaan yang mana
perusahaan menentukan jadwal permintaan klinik ini, yang melibatkan sejumlah
tempat tidur permanen dan karyawan yang ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan
pasien, dan persyaratan khusus untuk kebutuhan dan keinginan karyawan untuk
mewakili kesejahteraan mereka, yang memperoleh manfaat besar. relevansi dalam
industri jasa di mana tingkat layanan berhubungan langsung dengan kesejahteraan
karyawan.
6. Judul : Implementation of line of balance based scheduling and project control system in
a large construction company

Pokok Bahasan Ringkas :

Penggunaan line of balance sebenarnya itu sudah lama diterapkan, tetapi system
pendokumentasian jadwalnya masih cukup buruk sehingga belum bisa sepenuhnya
mengatasi masalah-masalah yang ada dalam manajemen operasional lalu akhirnya
Perusahaan NCC dari Finlandia mencoba memperbarui metode line of balance
penjadwalan baik dalam menantang proyek khusus dan dalam konstruksi perumahan.
Dengan mengembangkan proyek pengembangan perangkat lunak yaitu DYNA Project
yang memudahkan untuk menjadwalkan dan mengontrol proyek yang didukung oleh cara
standard penjadwalan dan kualitas jadwal yang lebih layak.
Tujuan Penelitian :

Menjelaskan cara yang lebih baik untuk menjadwalkan dan mengontrol proyek dan juga
bagaimana penerapan metodologi penjadwalan standard yang diterapkan oleh perusahaan
– perusahaan besar dengan didukung oleh produk perangkat lunak komersial.

Rumusan Masalah :

1. Belum ada perangkat lunak penunjang dalam penerapan line of balance yang
komprehensif di pasaran untuk menyelesaikan beberapa masalah yang terkait dengan
jadwal LoB seperti, adanya tugas yang berpotongan karena masih menerapkan grafik
CPM dan gantt yang menyebabkan terjadinya urutan perubahan tugas ini
mengganggu pekerjaan satu sama lain karena bekerja di lokasi dan waktu yang sama
sehingga banyak waktu yang terbuang dalam proyek.
2. Adanya keterlambatan proyek selama 4-5 minggu karena mengalami bencana.
3. Belum adanya standardisasi kualitas

Penyelesaian :

1. Dengan mengubah metode CPM dan gantt ke metode LoB, tugas-tugas yang tadinya
mengalami penundaan durasi dapat dipotong sehingga urutan durasi tugas dapat
dicapai dengan resiko jadwal yang lebih sedikit dan dengan menggunakan 30%
sumber daya lebih sedikit daripada di jadwal sebelumnya dimana semua durasi tugas
didasarkan pada jumlah dan data produktivitas, bukan berdasarkan pada perkiraan.
2. Dengan menggunakan perangkat lunak DYNA Project yang dikomersilkan oleh
Perusahaan NCC di Finlandia, penghematan durasi tugas dapat dicapai dengan
mengubah urutan konstruksi dengan sumber daya yang sama. Dimana NCC
berpartisipasi dalam proyek pengembangan besar yang menambahkan fitur
manajemen mikro situs, pengoptimalan logistik situs, kontrol kualitas, dan kontrol
biaya ke sistem.
3. Pengoptimalan jadwal dan penerapan mekanisme system control sehingga proyek
dapat selesai tepat waktu dengan 0 kesalahan tingkat kualitas.
KESIMPULAN

● Tiap perusahaan memiliki metode penyelesaiannya masing-masing sekalipun berada


dalam industri yang sama tergantung dari tingkat urgensi masalah dan kapabilitas
perusahaan .
● Beberapa industri dari jurnal yang telah di review, diantaranya menggunakan sistem
produksi berdasarkan pesanan.
● Proses efesiensi dalam suatu operasi industri tidak hanya berfokus pada output yang akan
dihasilkan, tetapi juga pada efiesiensi karyawan yang mengarah kepada pemberdayaan
karyawan itu sendiri.
● Dengan adanya penjadwalan, maka perusahaan akan mendapatkan gambaran mengenai
kegiatan produksi yang akan dilaksanakan sehingga perusahaan dapat memperkirakan
kebutuhan waktu dan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proses produksi

Anda mungkin juga menyukai