PT. Tri Dharma Wisesa merupakan salah satu vendor produsen rem yang ada di Indonesia.
PT. Tri Dharma Wisesa merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memasok brake
system untuk pelanggan-pelanggan seperti Yamaha, Toyota, Daihatsu, baik di dalam maupun
luar negeri. Salah satu lini produksi yang ada adalah lini produksi disc brake untuk konsumen
tunggal yaitu Yamaha. Pada perusahaan ini sering terjadi masalah khususnya bagian
produksi, mulai dari mesin rusak, target produksi kurang, komponen kurang, dll sehingga
kegiatan produksi kurang lancar. Tindakan yang berguna untuk mengurangi permasalahan
tersebut adalah dengan melakukan perubahan sistem produksi.
Pada sistem sekarang, masih menggunakan push system dan menghadapi masalah-masalah
seperti volume kegiatan Departemen Production Planning & Control yang besar,
ketidakcocokan rencana dan produksi aktual, kurang adaptif terhadap perubahan permintaan,
mekanisme informasi yang kurang baik, dan inventori yang menumpuk. Tindakan yang
diusulkan untuk menjawab permasalahan tersebut adalah merancang system produksi JIT
(Just In Time) untuk menggantikan sistem produksi sekarang.
Perancangan yang dilakukan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu (1) perhitungan alokasi MPS
(Master Production Schedule) ke tiap stasiun kerja yang ada di bagian-bagian produksi, (2)
perhitungan jumlah kanban di bagianbagian produksi, (3) penerapan kanban supplier, dan (4)
penjadwalan produksi dengan mixed scheduling.
Masalah yang dihadapi adalah bagaimana Algoritma Distribusi Beban Kerja untuk stasiun-
stasiun kerja, rencana produksi di tiap stasiun kerja yang ada, jumlah kanban di bagian
produksi dan kanban supplier, model rancangan sistem produksi JIT beserta aliran material
dan informasi, dan algoritma perencanaan sistem produksi JIT. Dalam alokasi MPS ke
stasiun kerja tidak digunakan proporsi historis, melainkan dilakukan perhitungan dengan
Algoritma Distribusi Beban Kerja yang diusulkan agar tiap stasiun kerja menerima beban
kerja yang lebih berimbang. Kanban digunakan sebagai alat yang sah untuk melakukan
penarikan ataupun produksi suatu produk.
Kanban supplier diterapkan untuk semua komponen penyusun disc brake tiap tipe dan raw
material dari supplier. Penjadwalan dilakukan dengan mixed scheduling agar dapat lebih
adaptif terhadap fluktuasi permintaan. Dari hasil penelitian tersebut, sistem perancangan baru
(berdasarkan JIT) layak diterapkan karena penggunaan biaya dan kuantitas persediaan yang
lebih kecil dibandingkan dengan sistem yang sekarang dipakai perusahaan.
Algoritma perencanaan Sistem Produksi JIT dengan menggunakan kebutuhan aktual
(sebenarnya) sehingga lebih efisien dan sesuai dengan kondisi nyata. Hasil ini akan dapat
mereduksi biaya (dalam hal ini holding cost). Untuk kebijakan dalam pengendalian
persediaan maupun permintaan membutuhkan Re-Order Point (ROP) untuk memperlancar
produksi. Dalam perencanaan dan penjadwalan membutuhkan Lead Time (LT) sebagai acuan
dasar dalam menentukan kapasitas dan waktu penyelesaian produk.
Banyaknya perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis dunia membuat perusahaan
harus mampu meningkatkan produktifitasnya salah satu yang paling penting dalam
meningkatkan produktivitas perusahaan adalah dengan cara mengendalikan persediaan
dengan sebaik mungkin, tujuannya agar dapat sustainable dalam persaingan global. CV Raja
Konveksi Cigondewah adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konveksi yang
saat ini menghadapi persoalan overstock pada tahun 2014, total overstock yang muncul
pada tahun 2014 adalah sebesar 550 roll hal ini menimbulkan penggunaan biaya yang
berlebih dan menghambat persaingan. Dalam ilmu manajemen khususnya manajemen
operasional terdapat salah satu strategi dalam mengendalikan persediaan salah satu
metodenya adalah Just In Time atau lebih dikenal JIT, metode ini menggunakan paham zero
lot excess dimana perusahaan harus meminimalkan overstock dan melakukan produksi
diwaktu dan dengan jumlah yang tepat sehingga penggunaan biaya dapat efektif dan
efisien. CV Raja Konveksi Cigondewah mempunyai overstock sebanyak 550 roll pada tahun
2014 dengan menggunakan perhitungan persediaan dari perusahaan, kemudian peneliti
melakukan perhitungan menggunakan metode Just in time dan menghasilkan overstock
yang lebih kecil sebanyak 148 roll. Dengan menggunakan metode Just in time perusahaan
hanya mengeluarkan total biaya pengendalian persediaan bahan baku sebesar Rp 2.405.032
sedangkan perusahaan sebelumnya mengeluarkan biaya yang lebih besar yaitu Rp
15.619.154 dengan demikian penghematan yang terjadi adalah Rp 13.214.122. Dapat
disimpulkan bahwa penggunaan metode JIT baik biaya perusahaan maupun overstock dapat
diminimalisir.