Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, dunia industri telah tumbuh dan berkembang dengan

pesatnya. Seiring dengan perkembangan saat ini tentunya persaingan antar

perusahaan akan semakin ketat. Dengan meningkatnya persaingan, tentunya

perusahaan akan lebih meningkatkan kualitas menejemennya agar dapat

bertahan dalam persaingan. Salah satu hal yang harus dilakukan perusahaan

untuk meningkatkan kualitas manajemennya adalah dengan meningkatkan

kinerja manajemen operasi. Tujuan dari meningkatkan manajemen operasi

adalah agar perusahaan dapat meningkatkan daya saing perusahaannya serta

mampu memenuhi permintaan konsumen dengan tepat waktu, tentunya juga

dengan biaya produksi seminimal mungkin.

Kegiatan manajemen operasi sangat penting untuk kegiatan operasional

penggadaan barang atau jasa di dalam perusahaan. Selain itu, Heizer dan Render

(2005:32), mengatakan bahwa terdapat 10 (sepuluh) keputusan utama pada

manajemen operasional yaitu mutu, desain barang dan jasa, desain proses dan

kapasitas, seleksi lokasi, desain tata letak, manusia dan sistem kerja, manajemen

rantai pasokan, persediaan, penjadwalan, dan pemeliharaan. Dari masing-

masing keputusan pastilah membutuhkan perencanaan yang baik dalam

menjalankannya, salah satunya adalah penjadwalan. Semua perusahaan baik itu

1
2

perusahaan jasa maupun manufaktur pasti harus membuat penjadwalan yang

baik agar memperlancar proses produksi yang ada diperusahaan.

Proses produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan. Dalam proses

produksi perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan suatu produk atau jasa

yang berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen. Tentu saja untuk

menghasilkan kualitas yang di inginkan konsumen di dalam proses produksi

perlu adanya perencanaan agar proses produksi bisa berjalan dengan baik. Hal

yang harus dilakukan dalam melakukan perencanaan produksi adalah dengan

melakukan penjadwalan.

Penjadwalan memiliki peranan yang penting dalam perusahaan untuk

kelancaran dalam proses produksi. Tanpa adanya penjadwalan, para pengusaha

akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan pada suatu waktu tidak mampu

memenuhi permintaan pelanggan yang diperlukan. Dalam hal ini perusahaan

akan mengalami kerugian serta akan menjadikan pelanggan mereka tidak

percaya akan kemampuan perusahaan dalam menyediakan produk yang

diinginkan pelanggan. Menurut Heizer dan Render (2010), terdapat 3 jenis

penjadwalan yaitu penjadwalan jangka panjang, penjadwalan jangka menengah

dan penjadwalan jangka pendek.

Penjadwalan jangka menengah atau biasa disebut dengan penjadwalan

agregat berkisar antara 3 (tiga) hingga 18 (delapanbelas) bulan mendatang.

Penjadwalan agregat menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan

yang diprediksi dengan menyesuaikan variabel yang berkaitan salah satunya


3

adalah tingkat tenaga kerja, tingkat pekerjaan lembur, dan tingkat subkontrak.

Tujuannya adalah untuk memenuhi prediksi permintaan dengan memperkecil

biaya pada periode perencanaan (Heizer dan Render, 2010:148). Suatu sistem

yang dapat digunakan untuk menangani masalah yang berkaitan dengan

penjadwalan untuk proses produksi adalah Agregat Planning atau Perencanaan

Agregat.

Penggunaan perencanaan agregat membuat perusahaan mampu

menyusun penjadwalan yang benar sesuai dengan apa yang akan dibutuhkan

perusahaan dengan begitu perusahaan mampu mengatasi permasalahan yang

berkaitan dengan penjadwalan. Adapun dalam pelaksanaannya metode yang

dapat digunakan dalam perencanaan agregat yaitu pendekatan intuitif, metode

grafik dan diagram, pendekatan matematis (metode transportasi pemograman

linier, model koefisien manajemen, dan model lain bahwa keputusan linier dan

simulasi). (Heizer dan Render, 2004)

Adapun contoh penelitian perencanaan agregat yang dilakukan oleh

Murtini (2011) dengan metode diagram dan grafik pada perusahaan Kripik

Tempe “Bu. Nurjanah” menggunakan 3 alternatif perencanaan agregat yaitu

alternatif tenaga kerja lembur, alternatif tenaga kerja tidak tetap, dan alternatif

tenaga kerja tetap. Hasil yang diperoleh penelitian ini adalah bahwa alternatif

biaya yang paling minimal terdapat pada alternatif biaya penambahan tenaga

kerja tidak tetap yaitu sebesar Rp 88.108.200. Dari contoh penelitian tersebut

bisa dilihat bahwa metode ini bisa diterapkan dalam perusahaan keripik tempe
4

serta metode ini bisa menjadi acuan bagi perusahaan untuk mencapai

keuntungan yang maksimal.

Penjadwalan sangat dibutuhkan oleh perusahaan besar maupun Usaha

Kecil Menengah (UKM). Saat ini UKM telah menjadi tulang punggung dalam

perekonomian di Indonesia. Jumlah UKM saat ini hingga 2011 mencapai sekitar

52 juta. UKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang

60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Pemerintah Indonesia,

membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi

atau Kabupaten/Kota. (sumber: www.id.wikipedia.org).

Usaha kecil menengah (UKM) memiliki beberapa jenis usaha yaitu di

bidang kuliner, fashion, Otomotif, agrobisnis, dan lain-lain. Bisnis UKM di

bidang kuliner sangat digemari di kota Malang. Alasannya karena makanan

adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita.

Bisnis kuliner ini pun punya banyak kategori, mulai dari makanan ringan

(camilan), minuman, hingga makanan pokok.

Usaha kecil menengah (UKM) haruslah mengetahui tentang pentingnya

penjadwalan. Alasannya karena penjadwalan adalah langkah awal untuk

menentukan aktifitas produksi. Penjadwalan juga berpengaruh terhadap proses

perkembangan dan pertumbuhan perusahaan, sehingga berdampak pada

kelangsungan hidup perusahaan.


5

Perkembangan UKM di kota Malang sangat pesat, salah satunya adalah

produk makanan ringan. Variasi yang dihadirkam dalam produk makanan

ringan sangat beragam, salah satunya adalah keripik pisang. Keripik pisang

adalah produk makanan ringan dibuat dari irisan buah pisang dan digoreng,

dengan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Tujuan pengolahan pisang

menjadi keripik pisang adalah untuk memberikan nilai tambah dan

meningkatkan atau memperpanjang kemanfaatan buah pisang. Keripik pisang

juga merupakan sebuah makanan yang cukup disukai banyak orang karena

rasanya yang enak.

Saat ini banyak sekali industri pengolahan keripik pisang bermunculan.

Salah satunya adalah usaha Keripik Pisang Matahari. Alasan memilih UKM

Keripik Pisang Matahari karena perusahaan masih baru jadi masih belum

memiliki penjadwalan yang baik untuk menjalankan proses produksinya.

Perusahan Keripik Pisang Matahari merupakan perusahaan manufaktur yang

bergerak di bidang pembuatan kripik pisang, Perusahaan Keripik Pisang

Matahari selama ini mengalami suatu masalah yang berkaitan dengan

penentuan jumlah produk keripik pisang yang harus diproduksi setiap

periodenya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kelebihan produksi pada

suatu periode dan mengalami kekurangan produksi pada periode lainnya

sehingga menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan menjadi tinggi.

Permasalahan ini timbul karena belum ada penjadwalan produksi yang

seharusnya dilakukan perusahaan dalam melakukan proses produksinya

sehingga perusahaan sulit untuk menentukan tingkat produksi yang sesuai


6

dengan permintaan. Dengan adanya suatu penjadwalan produksi yang baik dan

terencana dalam setiap periodenya, maka perusahaan tidak mengalami

kelebihan atau kekurangan produk saat proses produksi agar biaya yang

dikeluarkan minimum, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

Suatu sistem yang dapat digunakan untuk menangani masalah yang

berkaitan dengan penjadwalan untuk proses produksi adalah Agregat Planning

atau Perencanaan Agregat. Dengan menggunakan perencanaan agregat maka

perusahaan akan mampu menyusun penjadwalan yang benar sesuai dengan apa

yang akan dibutuhkan perusahaan dengan begitu perusahaan mampu mengatasi

permasalahan yang berkaitan dengan penjadwalan.

Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian yang akan dilakukan

yaitu “PERENCANAAN AGREGAT PADA PERUSAHAAN KERIPIK

PISANG MATAHARI”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh

rumusan masalah sebagai berikut.

“Alternatif perencanaan agregat manakah yang paling tepat diterapkan pada

perusahaan Keripik Pisang Matahari?”


7

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah dan lebih mudah dipahami, maka harus ada

pembatasan masalah. Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Dari beberapa metode yang ada pada peramalan, maka penelitian ini

menggunakan metode rata-rata. Alasan penggunaan metode rata-rata karena

metode ini cocok bagi perusahaan yang masih baru. Di dalam metode rata-

rata terdapat 3 (tiga) Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah

metode rata-rata sederhana (simple average), rata-rata bergerak (Moving

Average) dan metode rata-rata bergerak berbobot (Weight Moving Average).

2. Penelitian ini dilakukan untuk kurun waktu 6 bulan ke depan yang akan

datang yaitu pada bulan November 2015 sampai April 2016.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut.

“Untuk mengetahui alternatif perencanaan agregat yang paling tepat digunakan

pada perusahaan Keripik Pisang Matahari”.


8

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk

menentukan strategi penjadwalan dalam melaksanaan kegiatan perusahaan

dan sebagai pertimbangan untuk membantu dalam memecahkan masalah

yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan penjadwalan agregat.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan pembanding serta sebagai refrensi untuk penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan penjadwalan agregat.


9

Anda mungkin juga menyukai