Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH PERAMALAN PERMINTAAN

TERHADAP RENCANA PERSEDIAAN PRODUKSI SUATU PERUSAHAAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ekonomi Manajerial

Dosen Pengampu : Mukhtar Ak., SE., M.M.

Disusun Oleh :
Manajemen i
Hani Nurbayani 3402140171

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2017
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan petunjuk, Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir mata kuliah Ekonomi Manjerial yang harus diambil oleh
mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah kedalam kenyataan
sehari-hari, dan merupakan salah satu syarat untuk Ujian Akhir Semester.
Penyusunan Tugas Akhir ini penulis lakukan berdasarkan pemahaman ilmu yang
didapat selama kuliah dan melalui Website untuk mengambil data perusahaan.
Kemudian, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mukhtar Ak. S.E.,
M.M. yang telah memberikan solusi-solusi serta memberikan tenggang waktu untuk
dapat mengumpulkan makalah ini. Semoga segala pengertian, pengorbanan dan
perhatian yang bapak berikan kepada Mahasiswa-Mahasiswi senantiasa mendapatkan
pahala dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan sumbang saran dari
Bapak.Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Sehingga saran dan kritik yang berguna dari pembaca akan sangat penulis hargai. Akhir
kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Ciamis, 29 Desember 2016


Penulis

Hani Nurbayani

i
ABSTRAK
Ada banyak perusahaan manufaktur yang bergerak dalam berbagai bidang yang
selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen untuk setiap produknya. Judul
makalah ini adalah Pengaruh Peramalan Permintaan Terhadap Rencana Persediaan
Produksi Suatu Perusahaan dengan tujuan untuk membantu perusahaan di periode
kedepan dengan menggunakan sistem tersebut sehingga penulis mencoba apakah
peramalan permintaan ini dapat digunakan pada perusahaan-perusahaan yang ada di
Indonesia.
Perencanaan kebutuhan material sangat memerlukan aktual permintaan
(demand) yang dihitung dari permintaan masa lalu (history Demand) sehingga dapat
memperkirakan perkembangan perusahaan di masa mendatang.
Makalah ini dibuat untuk mencari teknik peramalan terbaik dengan cara
membandingkan dua teknik peramalan seperti metoda linier, dan eksponensial. Setiap
teknik peramalan ditentukan dengan akurasi hasil peramalannya yang berguna untuk
menghitung kesalahan peramalan dengan menghitung nilai Mean Square Error (MSE).
Berdasarkan data yang ada, kita dapat mengetahui bagaiman pengaruh
peramalan permintaan terhadap rencana produksi suatu perusahaan.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
ABSTRAK............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan ...............................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Peramalan.....................................................................................4
2.2 Perencanaan Persediaan Produksi.........................................................17
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Peramalan Permintaan............................................................................28
3.2 Perencanaan Produksi............................................................................30
3.3 Pengaruh Peramalan Permintaan Terhadap Rencana Produksi.............33
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................35
4.2 Saran .......................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................37

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri manukfaktur berkembang sangat pesat. Hal ini terlihat dari
bertambahnya jumlah produsen. Fenomena ini terjadi terutama sejak pemerintah
menggalakkan program investasi yang mengundang banyak investor baik dari dalam
maupun luar negri. Perkembangan semacam ini jelas menciptakan peluang yang
semakin besar bagi industri manufaktur untuk tumbuh dan berkembang. Bahkan dalam
waktu dekat akan ada beberapa industri manufaktur baru yang akan ikut serta
meramaikan pasar dalam sehingga persaingan di sektor ini semakin ketat.
Dengan pertimbangan kondisi persaingan yang akan semakin ketat, maka
langkah terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah memikirkan berbagai
macam metoda dan strategi serta tindakan efektif dan efisiensi untuk mencapai tujuan.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan mulai dari membeli alat yang dapat
menaikkan kapasitas produksi, merancang suatu sistem informasi, merekrut tenaga ahli,
memperbaiki proses produksi yang ada, melakukan pengontrolan kualitas yang ketat,
dsb.
Beberapa tolak ukur keberhasilan suatu bisnis ditentukan oleh para pemegang
saham. Awalnya suatu keberhasilan sangat ditentukan oleh potensi dan produktifitas
karyawannya. Setelah itu bergeser dimana suatu keberhasilan dapat ditunjukkan dengan
kuatnya modal yang dimiliki oleh perusahaan, lalu paradigma itu mulai bergeser lagi
yaitu dimana keberhasilan suatu bisnis akan dikatakan sukses jika produk yang
diluncurkan memiliki banyak keunggulan (teknologi tinggi).
Tapi pada kenyataanya paradigma tersebut tidak ada artinya jika produk yang
telah dihasilkan sering kurang atau terlambat sampai kepelanggan, bahkan produk tidak
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Hal-hal tersebut menyebabkan pelanggan
merasa kecewa, tidak puas, bahkan yang lebih parah lagi pelanggan itu memutuskan
hubungan kerjasama dan membuat kerja sama baru dengan perusahaan lain yang
menjadi kompetitor yang bergerak dibidang sama.
Salah satu komponen penting yang diperlukan adalah alternatif didalam upaya
untuk menghasilkan hal tersebut diperlukan sarana dan prasarana serta pengelolaan
manajemen yang baik, bukan hanya saja dengan mengandalkan sarana dan prasarana
yang baik tapi selain itu perusahaan juga harus dapat mengelola bagaimana cara

1
menggunakan sarana dan prasarana itu secara efektif dan efisien dengan tepat dan
benar. Setelah mengetahui penggunaan sarana dan prasarana secara tepat dan benar
seefisien, maka untuk mendukung hal itu perlu perencanaan produksi yang baik dan
dengan perencanaan yang baik juga maka akan dapat meningkatkan hasil produksi.
Oleh sebab itu maka salah satu elemen penunjang kontinuitas operasional adalah
bahan baku dan juga ditunjang oleh elemen fungsional dari perencanaan dan
pengendaliannya sehingga didalamnya berbentuk teknik Perencanaan Kebutuhan
Material atau Material Requirement.
Meskipun perencanaan dan peramalan telah dilakukan dengan baik berdasarkan
data terdahulu tapi akan tetap ada hal-hal yang tidak dapat diduga sehingga
menyebabkan kenyataan yang berbeda dengan apa yang telah direncanakan. Tetapi
setidaknya dengan perencanaan selain dapat mengurangi biaya produksi yang akan
dikeluarkan perusahaan juga akan sangat membantu dalam menentukan langkah
kedepan dan meningkatkan kegiatan proses produksi secara optimal.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana peramalan permintaan ?
2. Bagaimana rencana produksi ?
3. Bagaimana pengaruh peramalan permintaan terhadap rencana persediaan
produksi suatu perusahaan ?

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud :
1. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kapasitas produksi.
2. Perlu persiapan dan perencanaan bahan yang tepat.
3. Agar tidak terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara estiminasi dan
aktual permintaan dalam perencanaan persediaan produksi suatu perusahaan.
Tujuan :
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan pembahasan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui peramalan permintaan.
2. Untuk mengetahui rencana produksi.

2
3. Untuk mengetahui pengaruh peramalan permintaan terhadap rencana
persediaan produksi suatu perusahaan.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.4.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai pengalman, pengembangan ilmu,
menambah pengetahuan, dan wawasan. Bahn dalam penerapan ilmu metode analisis,
khususnya mengenai gambaran pengetahuan tentang pengaruh peramalan permintaan
terhadap rencana persediaan produksi suatu perusahaan.
1.4.2 Manfaat Praktis

Secara Praktis makalah ini dapat diharapkan bermanfaat :


1. Pihak lain, dapat menambah wawasan mengenai pengaruh peramalan
permintaan terhadap rencana produksi dan dapat membantu pihak lain dalam
penyajian informasi untuk pembuatan makalah.
2. Penyusun, seluruh kegiatan penyusun diharapkan dapat menambah pengalaman,
wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Peramalan


Peramalan adalah proses untuk memperkirakan tingkat beberapa kebutuhan
dimasa yang akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas,
waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun
jasa.
Peramalan merupakan usaha melihat kedepan menentukan arah tindakan dengan
terlebih dahulu menangkap lingkungan luar, menilai kekuatan dan kelemahan badan
usaha baik masa lalu dan sekarangmengkaji kesempatan dan hambatan, sebagai dasar
penentuan tujuan, strategi, kebijaksanaan dan taktik dalam bidang pemasaran, produksi
dan keuangan. (Dr.Sukanto Reksohadiprojo, M. Com ; 1995).
Peramalan pada dasarnya adalah suatu taksiran tetapi dengan menggunakan
cara-cara tertentu peramalan dapat lebih dari pada hanya suatu taksiran. Dapat dikatakan
bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah, meskipun akan terdapat sedikit
kesalahan yang disebabkan adanya keterbatasan kemampuan manusia. Untuk membuat
suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut perlu direncanakan
dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu periode waktu paling sedikit dalam
periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu kebijaksanaan dan menetapkan
beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan tersebut. Kapan saja suatu
kebijaksanaan dibuat mengenai masa yang akan datang, maka setidak- tidaknya
peramalan termasuk yang mendasari kebijaksanaan tersebut. Hal ini dapat ditetapkan
dengan kepastian bahwa peramalan yang direncanakan lebih berharga dan lebih teliti
dari pada peramalan yang berdasarkan intuisi (tanpa perencanaan).

2.1.1. Jenis-jenis Peramalan


Dalam membuat keputusan bisnis, seorang manager membutuhkan informasi
dari berbagai sisi yang berbeda. Oleh karena itu, seorang manager perlu melakukan
peramalan pada beberapa bidang penting, antara lain peramalan tentang perkembangan
teknologi, ekonomi dan permintaan. Pada bidang Perencanaan dan Pengendalian
Produksi (PPC), bidang peramalan yang difokuskan adalah peramalan permintaan.

4
Peramalan dapat dilakukan secara kuantitatip maupun kualitatip. Pengukuran
secara kuantitatip biasanya menggunakan metode statistik, sedangkan pengukuran
secara kualitatip biasanya berdasarkan pendapat (Judgement) dari yang melakukan
peramalan.
Berdasarkan horison waktunya, peramalan dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian yaitu :
a. Peramalan Jangka Panjang berkaitan dengan perencanaan bisnis, analisis
fasilitas, proyek – proyek jangka panjang, produk – produk atau pasar baru,
investasi modal, dan lain-lain. Karakteristik dari peramalan jangka panjang
adalah dilakukan analisis satu kali, lebih banyak berdasarkan pertimbangan
manajemen puncak, lebih banyak menggunakan data external (triwulan atau
tahunan), dilakukan oleh manajemen puncak dan dilakukan terhadap beberapa
produk atau sejenisnya.
b. Peramalan Jangka Menengah berkaitan dengan perencanaan anggaran, produksi,
pembelian (purchase order) dan lain-lain. Karateristik dari peramalan jangka
menengah adalah bersifat periodikal (data bulanan atau triwulan), menggunakan
teknik kuantitatif dan kualitatif, dilakukan oleh manajemen menengah dan
dilakukan terhadap kelompok produk atau sejenisnya.
c. Peramalan Jangka Pendek berkaitan dengan perencanaan distribusi inventori,
perencanaan material, dan lain-lain. Karakteristik dari peramalan ini adalah
dilakukan secara teratur dan berulang, menggunakan data internal (harian atau
mingguan), menggunakan teknik kuantitatif dan dilakukan secara terperinci
untuk banyak item atau stock keeping units.

2.1.2. Kegunaan Peramalan


Bila peramalan telah dibuat, suatu manfaat dan tujuan harus dapat diperoleh dan
dipersiapkan, sehingga dapat mempengaruhi sifat ramalan.
Dalam hal ini terdapat 3 kegunaan dari peramalan, yaitu:
a. Menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik.
b. Menentukan perencanaan lanjutan bagi produk-produk yang ada untuk
dikerjakan dengan fasilitas-fasilitas yang ada.
c. Menentukan penjadwalan jangka pendek produk-produk yang ada untuk
dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada.

5
Sifat peramalan dan metode perbaikannya ditentukan oleh manfaat yang
diharapkan dari ramalan tersebut dan tingkat rincian dari ramalan tersebut. Semakin
panjang periode ramalan, maka ketelitiannya akan semakin berkurang. Selain itu sifat
produk dan pola permintaan mempengaruhi tipe peramalan yang akan dibuat dan
periode waktu yang harus ditempuh atau dijangkau.

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peramalan


Permintaan akan suatu produk pada suatu perusahaan merupakan resultan dari
berbagai faktor yang saling berinteraksi dalam pasar. Faktor-faktor ini hampir selalu
merupakan kekuatan yang berada di luar kendali perusahaan. Berbagai faktor tersebut
antara lain :
a. Siklus Bisnis. Penjualan produk akan dipengaruhi oleh permintaan akan produk
tersebut dan permintaan akan suatu produk akan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase inflasi, resesi, depresi
dan masa pemulihan.
b. Siklus Hidup Produk. Siklus hidup produk biasanya mengikuti suatu pola yang
biasanya disebut kurva S. Dimana kurva S menggambarkan besarnya
permintaan terhadap waktu, dimana siklus hidup suatu produk akan dibagi
menjadi fase pengenalan, fase pertumbuhan, fase kematangan dan akhirnya fase
penurunan. Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka perlu dilakukan inovasi
produk pada saat yang tepat.
c. Faktor-faktor Lain. Beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan
adalah reaksi balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah dan usaha-
usaha yang dilakukan sendiri oleh perusahaan seperti peningkatan kualitas,
pelayanan, anggaran periklanan dan kebijaksanaan pembayaran secara kredit.

Berikut ini merupakan beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi peramalan :


 Kondisi Umum Bisnis Dan Ekonomi
 Reaksi Dan Tindakan Pesaing
 Tindakan Pemerintah
 Kecenderungan Pasar
 Siklus Hidup Produk
 Gaya Dan Mode

6
 Perubahan Permintaan Konsumen
 Inovasi Teknologi
2.1.4 Prosedur Peramalan
1. Penentuan tujuan
Tujuan peramalan tergantung pada kebutuhan informasi para manajer. Analisis
peramalan membicarakan dengan cara “decision maker” untuk mengetahui apa
kebutuhan mereka dan selanjutnya menentukan :
a. Variabel apa yang diramalkan,
b. Siapa yang menggunakan hasil peramalan,
c. Untuk tujuan apa hasil peramalan digunakan,
d. Peramalan jangka panjang atau jangka pendek yang diperlukan,
e. Derajat ketepatan peramalan yang diinginkan,
f. Kapan peramalan diperlukan,
g. Bagian-bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk
kelompok pembeli, kelompok produk, atau daerah geografis.
2. Pengembangan model
Model mempermudah pengolahan dan penyajiandata untuk dianalisis, bila
dimasukkan data input akan menghasilkan output berupa ramalan di masa yang
akan datang. Validitas dan reliabilitasramalan sangat ditentukan oleh model
yang digunakan.
3. Pengujian Model
Pengujian model bertujuan untuk melihat tingkatakurasi, validitasi, dan
reliabiltas yang diharapkan. Bila model telahmemenuhi tingkat akurasi,
validitas, dan reliabilitas yang telah ditetapkan.
4. Penerapan model
Penerapan model dengan cara memasukkan data historis(data masa lalu) untuk
menghasikan suatu ramalan.
5. Melakukan Peramalan
6. Menghitung kesalahan ramalan (forecast error)
Keakuratan suatu model peramalan bergantung pada seberapa dekat nilai hasil
peramalan terhadap nilai data yang sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara
nilai aktual dan nilai ramalan disebut sebagai “kesalahan ramalan (forecast
error)”.

7
7. Memilih Metode Peramalan dengan kesalahan yang terkecil.
Apabila nilai kesalahan tersebut tidak berbeda secara signifikan pada tingkat
ketelitian tertentu (Uji statistik F), maka pilihlah secara sembarang metode-
metode tersebut.
8. Revisi dan evaluasi
Hasil ramalan yang telah dibuat harus senantiasa ditinjau ulang untuk diperbaiki.

Hasil peramalan harus dibandingkan dengankondisi nyata untuk


menentukan apakah model peramalan yang digunakan masih memiliki tingkat
akurasi yang ditetapkan. Bila tidak, maka model peramalan harus dikembangkan
ulang.Umumnya jumlah yang diproduksi sangat ditentukan oleh besarnya
permintaan akan produk. Berdasarkan jumlah permintaan yang diramalkan
operasi, maka sub sistem operasi merencanakan dan merancang sistem, dan
menjadwalkan sistem serta mengendalikan sistem tersebut. Dalam
merencanakan dan merancang sistem tercakup perancangan produk,
perancangan proses, investasi dan penggantian peralatan, serta
perencanaankapasitas. Sedangkan dalam penjadwalan sistem tercakup
perencanan produksi menyeluruh dan penjadwalan operasi. Dalam pengendalian
sistem(controlling the system) mencakup pengendalian produksi, pengendalian
persediaan, pengendalian tenaga kerja dan pengendalian biaya. Ketigakegiatan
tersebut, yaitu perencanaan sistem, penjadwalan sistem, dan pengendalian sistem
menentukan hasil keluaran berupa barang atau jasa.Keterkaitan penggunaan
prakiraan atau peramalan permintaan tersebutdengan sub sistem produksi
operasi .
Semua metode peramalan memiliki ide sama, yaitu menggunakan data
masa lampau untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di masa
yangakan datang. Berdasarkan tingkatan awal peramalan, metode
peramalandapat dibagi menjadi metodetop down, metode bottom-up dan
metodeinterpretasi permintaan. Ketiga metode di atas dapat dilakukan
denganmetode kualitatif atau kuantitatif, salah satu atau bersama-sama.

2.1.5. Beberapa Metoda Peramalan


Dalam metoda peramalan, penggunaan berbagai model peramalan akan sangat

8
memberikan nilai peramalan yang berbeda dan derajat dari kesalahan ramalan (forecast
error) yang berbeda pula. Salah satu seni dalam melakukan peramalan adalah memilih
model peramalan yang terbaik dan mampu mengidentifikasi serta menanggapi pola
aktivitas historis dari data. Semua model peramalan memiliki ide sama, yaitu
mengunakan data masa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di masa
yang akan datang. Berdasarkan tekniknya, metoda peramalan dapat dikategorikan
kedalam metoda kualitatif dan metoda kuantitatif.
Selanjutnya metode kuantatif dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian utama,
yaitu deret berkala (Times Series) dan regresi (Causal) seperti dilihat pada gambar 2.1

Model-model Peramalan

Model Kualitatif Model Kuantitatif

Deret Berkala Regresi


(Time Series) (Clausal)

Gambar 2.1. Penggolongan Model-Model Peramalan

2.1.5.1 Metoda Kualitatif


Metoda peramalan kualitatif lebih mendasar pada pertimbangan subjektif atau
intuisi dari pada data historis. Dalam hal ini ketepatan peramalan akan sangat
tergantung dari kemampuan, pengalaman, pendidikan dan kepekaan orang yang
melakukan peramalan. Metoda kualitatif biasanya digunakan bila data masa lalu yang
tersedia sedikit. Dalam metoda ini , pendapat para pakar dan prediksi mereka dijadikan
dasar untuk menetapkan permintaan yang akan datang, diantaranya :
a. Opini Eksekutif/Dugaan Manajemen (Management Estimate)
Peramalan ini berdasarkan pertimbangan manajemen atau pendapat dari
sekelompok kecil eksekutif tingkat atas. Metoda ini akan cocok dalam situasi yang

9
sangat sensitif terhadap intuisi dari satu atau sekelompok kecil orang yang karena
pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. Teknik ini akan
dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada alternatif lain dari model peramalan yang
dapat diterapkan.
b. Riset Pasar (Market Research)
Merupakan metoda peramalan berdasarkan hasil-hasil dari survey pasar yang
dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar produk dan beberapa pengisian kuisoner-
kuisoner oleh konsumen. Metode ini akan menjaring informasi dari pelanggan atau
konsumen yang berkaitan dengan rencana pembeliaan mereka dimasa yang akan datang.
Riset pasar tidak hanya akan membantu peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan
desain produk dan perencanaan untuk produk-produk baru.
c. Metoda Kelompok Terstruktur (Structured Group Methods)
Metoda ini disebut juga metoda delphi, dimana teknik peramalan berdasarkan
pada proses konvergensi dari opini beberapa orang atau para ahli secara interaktif tanpa
menyebutkan identitasnya. Metoda ini sangat bergantung pada peranan dari fasilisator
untuk memperoleh atau menyimpulkan hasil-hasil peramalan itu.
d. Analogi Historis (Historical Analogy)
Merupakan teknik peramalan berdasarkan pola data masa lalu dari produk-
produk yang dapat disamakan secara analogy. Analogi historis cenderung akan menjadi
baik untuk penggantian produk dipasar dan apabila terdapat hubungan substitusi
langsung dari produk dalam pasar itu.
Pada dasarnya metoda kulitatif ditujukan untuk peramalan terhadap produk baru,
pasar baru, proses baru, perubahan sosial dari masyarakat, perubahan teknologi atau
penyesuaian terhadap ramalan-ramalan berdasarkan metoda kuantitatif.

2.1.5.2. Metoda Kuantitatif


Metoda kuantitatif adalah metoda yang meramalkan suatu variable (kejadian)
dimasa datang dengan berdasarkan data variable sebelumnya (data historis). Data
tersebut kemudian diolah oleh suatu metoda statistik untuk mendapatkan hasil yang
seperti diinginkan. Pada dasarnya metoda ini terbagi atas 2 kelompok besar :
a. Metoda kuantitatif deret berkala (Times Series)
Pada model deret berkala pendugaan masa depan dilakukan dengan menganalisa
pola adata histiris dan mengekstrapolasi pola tersebut ke masa depan, dengan asumsi

10
bahwa kombinasi pola itu akan berulang sepanjang waktu.
Pada metode deret berkala, ada 4 pola data dasar yang merupakan hasil dari
pemetaan yaitu :
1. Pola Konstan
Terjadi bila nilai data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Contoh
digambarkan pada grafik dibawah ini dengan kasus penjualan suatu produk yang tidak
mengalami peningkatan ataupun penurunan selama jangka waktu tertentu.

Gambar 2.2. Pola Data Konstan

2. Pola Musiman
Terjadi bila suatu deret dipengaruhi oleh factor musiman. Penjualan dari produk
seperti minuman ringan, es krimdan bahan baker pemanas ruangan semuanya
menunjukkan jenis pola ini.

Gambar 2.3. Pola Data Musiman

3. Pola Siklus
Terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti

11
yang berhubungan denagn siklus bisnis. Contoh pada pola ini adalah penjualan produk
mobil, baja dan produk utama lainnya. Grafik pola siklus dapat digambar sebagai
berikut:

Gambar 2.4. Pola Data Siklus

4. Pola Trend
Terjadi bila terdapat kecenderungan kenaikan atau penurunan data dalam jangka
panjang. Pola ini disebabkan antara lain oleh bertambahnya populasi, perubahan
pendapatan dan pengaruh budaya.

Gambar 2.5. Pola Data Trend

b. Metode Kuantitatif Regresi (Causal)


Pada model causal mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan menunjukkan
suatu hubungan sebab akibat dengan satu atau lebih variable bebas. Maksud dari model
kausal adalah menemukan bentuk hubungan tersebut dan menggunakannya untuk
meremalkan nilai mendatang dari variable tak bebas. Dengan mengetahui bentuk
hubungan ini maka keluaran sistem pada suatu waktu dapat ditentukan jika diketahui
harga masukan pada waktu tersebut.

Masukan Hubungan Keluaran


(Input) (Sebab
12 Akibat) (Output)
Gambar 2.6. Diagram Blok Metode Causal
2.1.6. Teknik-teknik Peramalan
Beragamnya metoda peramalan yang ada memberikan keuntungan kepada para
pemakaiannya, tetapi juga terkadang memberikan suatu permasalahan yang cukup rumit
bagi pemakai tersebut, karena dengan makin banyaknya metode peramalan yang dikenal
maka semakin dibutuhkan kejelian untuk dapat menentukan metode peramalan yang
tepat untuk diterapkansesuai dengan kondisi yang ada.
Adapun teknik-teknik peramalan pada metode kuantitatif akan dijelaskan
dibawah ini :
1. Metode Regresi Linier (Regresi Linier)
Peramalan linier ini digunakan untuk peramalan dengan pola data cenderung
berbentuk garis lurus dari setiap periodenya. Untuk menentukan nilai peramalan dengan
metode ini, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Bentuk persamaannya : y (t) = a + bt
Dimana untuk menentukan nilai b adalah :
n .Ŷ t . y(t) – Ŷ y(t) . Ŷ t
b=
n . Ŷ t2 – (Ŷ t)2

Kemudian untuk menentukan nilai a adalah :

Ŷ y(t) – b. Ŷt
a=
n n
Bila telah ditemukan nilai b dan a maka dapat diketahui nilai persamaannya, kemudian
dapat dihitung standard deviasi atau kesalahan dengan perhitungan dengan rumus :

Ŷ (y –y)
Sd =
(n–f)

2. Metode Regresi Eksponensial


Pendekatan regresi tidak saja dapat digunakan untuk modal linier atau kuadratik,
tetapi juga dapat digunakan untuk model pola eksponensial. Peramalan eksponensial
diestimasikan dengan persamaan sebagai berikut :

13
y(t) = a . ebt
Nilai a dan b persamaan diatas dapat diperoleh dengan cara transformasi
logaritmik dan dapat juga digunakan untuk mengantarkan persamaan tersebut menjadi
pendekatan regresi.
Transformasi logaritmik pada persamaan diatas menghasilkan persamaan :
y(t) = ln a + ln (ebt)
y(t) = ln a + b t
Pada persamaan diatas memiliki pola sebagaimana persamaan regresi linier,
untuk itu pencarian nilai a dan b dapat dilakukan seperti perolehan parameter a dan b
pada persamaan linier sebagai berikut :

n . Ŷ in . y(t) – Ŷ in y(t) . Ŷ t
b =
n . Ŷ t2 – (Ŷ t)2

Kemudian untuk menentukan nilai a adalah :


Ŷ in y(t) b .Ŷt
a =
n n

2.1.7 Peranan Peramalan dalam Sistem Produksi


Peranan peramalan dalam perencanaan proses produksi adalah sebagai berikut:
1. Business Planning
Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan sebagai dasar
untuk membuat rencana pemasaran.
2. Marketing Planning
Rencana tentang produk yang akan dibuat, penjualan dan pemasaran, sebagai
dasar untuk membuat production planning.
3. Master Production Schdule
Rencana produk akhir yang harus dibuat pada tiap periode selama 1-5 tahun.
Produk akhir, merupakan dekomposisi dari production planning.
4. Resource Planning
Rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi production plan, dapat
dinyatakan dalam jam-orang atau jam-mesin. Merupakan bahan pertimbanagn

14
untuk ekspansi orang, mesin, pabrik, dan lain-lain, yang ditetapkan berdasarkan
kapasitas yang tersedia.

5. Rought Cut Capacity Planning (RCPP)


Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS.
Hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap work centre pada
setiap periode. Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan jam kerja
atau sub kontrak.
6. Demand Management
Aktivitas memprediksi kebutuhan di masa datang dikaitkan dengan kapasitas.
Terdiri dari aktivitas forecasting, distribution requirement planning, order entry,
shipment, dan service part requirement.
7. Material Requirement Planning
Menetapkan rencana kebutuhan material untuk melaksanakan MPS. Output
MRP adalah purchasing dan PAC (Production Activity Control), dan MRP
menghasilkan rencana pembelian meliputi jumlah due date, release date.
8. Capacity Requirement Planning
Rencana kebutuhan kapasitas yang dibutuhkan untuk merelealisasikan MPS di
tiap periode dan tiap mesin. CRP lebih teliti dan lebih rinci dibanding RCCP,
karena disarkan pada planned order. Jika kapasitas tidak tersedia bisa ditambah
dengan over time, merubah routing dan lain-lain. Jika tidak tercapai MPS harus
dirubah.
9. Production Activity Control (PAC)
Sering disebut distributor shop floor control (SFC), aktivitas membuat produk
setelah bahan dibeli. PAC terdiri dari aktivitas awal-akhir suatu job berdasarkan
urutan kedatangan job, lalu membebankan job ke work station, dan melakukan
pelaporan. Hasil laporan akan merupakan feedback bagi MPS.
10. Purchasing
Merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order pembelian, dan
menjadwalkan vendor.
11. Performance Measurement
Evaluasi sistem untuk melihat seberapa jauh hasil yang diperoleh dibandingkan
dengan rencana yang telah ditetapkan. Sebagai bahan evaluasi pencapaian bisnis

15
planning.
12. Karakteristik Peramalan yang Baik
Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain
akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Akurasi
Akurasi dari suatu peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan konsistensi
peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut
terlalu tinggi atau telalu rendah dibanding dengan kenyataan yang sebenarnya
terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten jika besarnya kesalahan peramalan
relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan
persediaan sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera,
akibatnya perusahaan kemungkinan kehilangan pelanggan dan keuntungan
penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya
penumpukan barang/ persediaan, sehingga banyak modal tersia-siakan.
Keakuratan hasil peramalan berperan dalam menyeimbangkan persediaan ideal.
b. Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan tergantung jumlah
item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang
digunakan. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi betapa
banyak data yang diblutuhkan, bagaimana pengolahannya (manual atau
komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa data ahli yang
diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus sesuai dengan dana yang
tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang penting
akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini
merupakan adopsi dari hukum Pareto (Analisa ABC).
c. Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma
memakai metode yang canggih tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem
perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan
teknologi.

16
2.2.Perencanaan Persediaan Produksi
2.2.1 Perencanaan
Perencanaan Produksi fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas
meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada
waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu.Syarat mutlak suatu
perencanaan harus mempunyai tujuan yang jelas danmudah dimengerti serta
perencanaan harus terukur dan mempunyai standar tertentu. Perencanaan produksi
adalah perencanaan dan pengorganisasian mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-
mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-
barang pada suatu periodetertentu di masa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau
diramalkan (Assauri, 2004).

2.2.1.1 Pengertian Perencanaan


Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas
meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada
waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah
satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap
tingkat manajemen dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan.
Tujuan perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti. Seringkali
perencanaan harus mengalami perubahan, oleh karena itu perencanaan harus besifat
luwes dan terbuka untuk dapat dirubah bila diperlukan. Sifat luwes ini mengakibatkan
pelaksanaan kegiatannya harus dimonitor dan dikendalikan terus menerus yang
disesuaikan dengan kondisi yang ada namun perencanaan harus tetap pada tujuan yang
ditetapkan.
Perencanaan juga merupakan fungsi memilih sasaran perusahaan secara
kebijaksanaan, program dan pemilihan langkah-langkah apa yang harus dilakukan, siapa
yang melakukan dan kapan aktivitasnya dilaksanakan. Dalam perencanaan produksi kita
selalu menginginkan agar diperoleh perencanaan produksi yang baik namun
merencanakan proses produksi bukanlah hal yang mudah karena banyaknya faktor yang
mempengaruhinya. Karena itu perencanaan harus dibuat ketat namun tidak kaku, artinya

17
dapat dirubah bila diperlukan dan kemungkinan perubahan ini juga harus
diperhitungkan agar tidak menimbulkan kesulitan. Perencanaan yang baik hanya akan
diperoleh dengan didasarkan kepada informasi yang baik dan pengukuran keberhasilan
didasarkan kepada standard yang ditetapkan.
Tujuan dari perencanaan produksi adalah :
a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai
fungsi dari waktu.
b. Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta komponensecara
ekonomis dan terpadu.
c. Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik
pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadisetiap saat,
membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melakukan revisi atas
rencana produksi pada saat yang ditentukan
d. Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin dan tenaga kerja
yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas danfluktuasi permintaan
pada suatu periode.

Menurut Baroto (2002), tujuan perencanaan produksi adalah menyusun suatu


rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepatdengan
menggunakan sumber-sumber atau alternatif-alternatif yang tersisadengan biaya yang
paling minimum dari keseluruhan produk.Prawirasentono (2007) membagi tiga
perencanaan dalam produksi berdasarkan horizon waktu yaitu :
a. Rencana jangka panjang (lebih dari 18 bulan)
Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab eksekutif puncak(Top Manager),
misalnya menambah fasilitas dan menambah peralatan yang memiliki umur
panjang.
b. Rencana jangka menengah / Perencanaan Agregat (3 hingga 18 bulan)
Perencanaan dilakukan oleh manajer operasi(Middle manager)dengan
perencanaan tugas seperti perencanaan penjualan, sub kontrak,menambah
peralatan, menambah shift , menambah karyawan, danmembuat atau
menggunakan persediaan.
c. Rencana jangka pendek (hingga 3 bulan).
Perencanaan dilakukan oleh manajer operasi (lower manager), para penyelia dan

18
mandor. Penjadwalan tugas, penjadwalan karyawan dan pengalokasian mesin
merupakan tanggung jawab mereka.

2.2.1.2 Proses Perencanaan Produk


Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan
produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim
pengembang yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk merupakan suatu kejadian
yang mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu organisasi dapat
mengikuti dan menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti selama periode
tertentu.Kegiatan perencanaan produk menjamin bahwa proyek pengembangan produk
mendukung strategi bisnis perusahaan yang lebih luas dan menentukan:
a. Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan.
b. Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau produk
turunan).
c. Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio.
d. Waktu dan urutan proyek.

2.2.1.3 Fungsi Perencanaan Produksi


Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai
macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang
akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan sehingga
sebagian besar perusahaan manufacture menempatkan fungsi perencanaan dan
pengendalian persediaan dalam satu kesatuan.
Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lainnya terdapat perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan
perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis. Tujuan produksi bagi
perusahaan adalah barang dengan spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan.
Tujuan tersebut dituangkan dalam Order Confirmation yang dibuat oleh bagian
penjualan. Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan produksi sepenuhnya
dirumuskan oleh sales department, berdasarkan order yang telah diterima. Karena
tujuan produksi dirumuskan berdasarkan order yang telah diterima maka dalam fungsi

19
perencanan produksi pengaruh forecasting pada sistem perencanaan produksi dapat
dikatakan tidak signifikan. Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan
produksi dan pengendalian persediaan perusahaan perlu menyediakan fasilitas
komunikasi dan sistem informasi yang mendukung sistem pengolahan data
terdistribusi. Program aplikasi database management system yang terintegrasi dengan
sistem lainnya di lingkungan perusahaan sehinngga bagian perencanaan produksi dan
pengendalian persediaan memiliki sarana yang cukup handal yang dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat. Bagian perencanaan
dengan mudah dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam menyusun
perencanaan produksi.
Agar masing-masing fungsi yang terdapat dalam Sistem perencanaan dan bagian
terkait dengan sistem perencanaan produksi dapat menjalankan kerja dan
tanggungjawabnya sesuai dengan sistem, maka setiap personal disyaratkan mengenal
sistem akuntansi komputer dan procedure yang diterapkan. Dengan demikian efektifitas
kerja dapat ditingkatkan. Dalam usaha mencapai tujuan perencanaan produksi terdapat
berbagai macam permasalahan sesuai dengan proses yang akan dilaksanakan, kemudian
dirumuskan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien serta
bagaimana cara pengendaliannya. Keberhasilan dalam membuat perencanaan produksi
dan pencapaiannya tidak hanya tergantung pada organisasi bagian perencanaan itu
sendiri, melainkan sangat tergantung pada struktur organisasi secara keseluruhan dan
sistem yang diterapkan.
Kegagalan dapat terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan sistem informasi
tidak efektif, bahkan sering terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan akibat tidak
memahami informasi yang ditampilkan oleh sistem informasi yang tersedia. Manajer
bagian prencanaan mutlak harus memahami sistem informasi yang digunakan, karena
sistem informasi yang digunakan adalah berbasis komputer maka manajer bagian
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan serta bagian yang terkait langsung
dengan bagian tersebut harus memahami dan mengerti sistem komputer yang
digunakan. Jika tidak maka terbuka peluang untuk mengambil keputusan-keputusan
yang keliru. Kelancaran proses produksi ditentukan oleh tingkat kematangan
penjadwalan produksi. Dalam menyusun perencanaan harus memperhatikan berbagai
element dari berbagai bagian sehingga sangat memerlukan sistem yang terintegrasi dan
harus didukung dengan fasilitas yang memadai. Perencanaan produksi dituntut harus

20
lebih besifat (sales oriented) namun di sisi lain tanpa mengabaikan efisiensi dan
kelancaran proses produksi. Kemampuan sumber daya manusia sangat tergantung pada
sistem yang diterapkan. Tidak jarang orang yang mampu tidak dapat berbuat karena
terikat oleh sistem dan fasilitas yang tersedia. Pembagian tugas dan tanggung jawab
harus jelas dan dilakukan pengukuran efektifitas kerja. (Standard operational process)
dan (Standard Instruction Process) harus dipahami oleh bagian operasional dan juga
bagian perencanaan.
Perencanaan produksi sangat tergantung pada kapasitas, jenis perusahaan,
sumberdaya dan jenis produksi yang dikerjakan. Berdasarkan hal tersebut perusahaan
yang mengerjakan order yang terputus-pustus berdasarkan permintaan pelanggan yang
pemenuhannya pada waktu yang akan datang, tingkat kesulitan dalam menyusun
perencanaan jauh lebih sulit dibanding perusahaan yang mengerjakan produksi
continue. Pengukuran keberhasilan perencanaan tidak tepat untuk dibandingkan dengan
perusahaan lain karena perbedaan kelengkapan, kapasitas dan sumberdaya apalagi
dibanding dengan perusahaan lain yang tidak sejenis
Faktor penting dalam melakukan pengukuran adalah standar produksi meliputi
waktu, mutu, jumlah yang dapat dihasilkan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
jangka waktu tertentu di perusahaan ini. Pengukuran perlu dilakukan secara terus-
menerus sehingga keputusan yang diambil untuk pengembangan jangka panjang
mempunyai dasar yang objectif.

2.2.1.4 Unsur-Unsur Perencanaan Produksi


Unsur-unsur perencanaan produksi terdiri dari dugaan/perkiraan, perhitungan
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai pada masa yang akandatang. Syarat mutlak
suatu perencanaan harus mempunyai tujuan yang jelasdan mudah dimengerti.
Perencanaan harus terukur dan mempunyai standar tertentu (Baroto, 2002). Menurut
Prawirasentono (2007) perencanaan produksi meliput beberapa hal :
a. Desain Produk
Desain produk harus disiapkan sebelum perusahaan beroperasi dalam jangka pendek.
Sesuai dengan perubahan selera pasar, desain barang akanselalu diperbaharui agar
barang yang dibuat selalu dibutuhkan konsumenatau pasar. Berdasarkan desain barang
yang akan dibuat dapat ditentukanteknologi/mesin yang akan dibeli, termasuk kapasitas
produksinya.

21
b. Teknologi dan Fasilitas Produksi
 Hal ini biasanya terdapat di beberapa negara yang mempunyai mesin dan
teknologi yang akan dijual. Biasanya pemilik perusahaan akan memilih yang
harganya yang sesuai dengan modal yang dimiliki.
 Besar kecilnya kapasitas mesin yang harus dibeli tergantung kepada ramalan
penjualan yang akan menjadi dasar perencanaan produksi.Jenis proses produksi
yang akan digunakan akan tergantung pada desain barang yang akan dibuat.
c. Bentuk Bangunan dan Fasilitas Produksi
Besarnya kapasitas dan jenis teknologi akan mempengaruhi bentuk dan besar
kecilnya bangunan pabrik yang harus didirikan. Selanjutnya akan menentukan rencana
letak mesin dan rencana kegiatan pemeliharaanmesin dan sebagainya.
d. Jumlah dan Tenaga Kerja
Butir a, b, dan c seperti dijelaskan di atas akan mempengaruhi pula padakebutuhan
tenaga kerja. Bukan hanya jumlah tenaga kerja, tetapi juga jenisdan mutu tenaga kerja.
e. Bentuk dan Mutu Produk
Bentuk dan mutu produk akan menentukan jenis dan jumlah persediaan bahan yang
harus dibeli.

2.2.2 Persediaan
2.2.2.1 Pengertian persediaan
Ada beberapa pengertian tentang persediaan yang sering dikemukakan yaitu
sebagai berikut :
1. Persediaan didefinisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud dapat dijual dalam suatu periode yang normal atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi
atau juga persediaan bahan mentah yang menunggu penggunaannya dalam
proses produksi (Assauri. S, 1997).
2. Teori persediaan memberikan penentuan proses yang optimal untuk
mendapatkan perkiraan kebutuhan masa yang akan dating (Starr dan Miller,
1986).
3. Persediaan dapat didefinisikan sebagai istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam

22
mengantisipasi terhadap pemenuhan permintaan (T. Hani Handoko, 1997).
4. Persediaan adalah material yang ada di gudang yang akan digunakan untuk
keperluan masa yang akan dating ataupun untuk dijual.
Dari definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan
merupakan barang atau bahan baik berupa bahan mentah, bahan setengah jadi, maupun
barang jadi yang dengan sengaja disimpan menurut cara-cara tertentu sehingga dapat
digunakan pada masa yang akan dating dengan hasil yang menguntungkan. Selain itu
barang yang disimpan harus bernilai ekonomis serta cara-cara pengadaan, penyimpanan,
dan pengeluarannya harus dikeluarkan dengan cara yang menguntungkan juga.
2.2.2.2 Arti Penting Perencanaan Persediaan
Perencanaan adalah alternative-alternatif yang mungkin akan dilaksanakan
dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi. Untuk mencapai tersebut maka
manajemen harus relevan terutama yang menyangkut penghasilan dan biaya dimasa
yang akan datang. Dari pengertian diatas perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan
perusahaan yang ingin dicapai serta penentuan cara-cara yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan tersebut.
Berikut dijelaskan tujuan dari perencanaan persediaan yang dikemukakan oleh
Sofyan Assuri adalah sebagai berikut :
1. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak berlebihan,
sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan dapat ditekan. Biaya ini
adalah biaya penyimpanan dan pergudangan.
2. Menjaga jangan sampai perusahaan kekurangan persediaan bahan baku yang
dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena hal ini akan
mengakibatkan frekuensi pembelian menjadi besar dan juga akan
mengakibatkan besarnya biaya pemesanan.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa tujuan perencanaan persediaan adalah
untuk memperoleh kualitas dan kuantitas dari bahan-bahan atau barang-barang yang
tersedia pada kestabilan waktu yang dibutuhkan, dengan biaya yang minimum untuk
keuntungan dan kepentingan perusahaan.
Dalam mencapai tujuan tersebut baik dalam perencanaan terhadap bahan-bahan
yang dibutuhkan atau kualitas dan kuantitasnya serta kapan pemesanan akan kembali

23
dilakukan apabila persediaan bahan baku dalam perusahaan telah mencapai titik
minimum.
Sedangkan menurut J.B. Heckert ( 1991 : 429 ) perencanaab persediaan adalah
sebagai berikut :
1. Menghindari resiko penundaan produksi dengan cara selalu menyediakan bahan
yang diperlukan.
2. Mengeliminasi atau mengurangi pemborosan dan biaya yang timbul dari
penyelenggaraan persediaan yang berlebihan, kerusakan, penyimpangan serta
asuransi persediaan.
3. Dapat mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan.
4. Mengurangi resiko kecurangan atau kecurian persediaan.

2.2.2.4 Fungsi Persediaan


Berikut ini adalah beberapa fungsi dari persediaan :
1. Fungsi ekonomis.
Seringkali dalam kondisi tertentu, memproduksi dengan jumlah produksi
tertentu (lot) akan lebih lebih ekonomis daripada memproduksi secara berulang atau
sesuai permintaan, karena pada saat produksi berulang akan membutuhkan biaya set up.
Biaya set up mesti dibebankan dari pada setiap unit yang diproduksi, sehingga jumlah
produksi yang berbeda membuat biaya produksi per unti juga berbeda.
2. Fungsi independensi.
Persediaan diperlukan karena permintaan pasar tidak dapat diduga dengan tepat
demikian juga pasokan dari pemasok, agar produksi tidak bergantung pada kedua hal ini
(independent) maka persediaan harus mencukupi.

3. Fungsi Fleksibilitas.
Bila dalam proses produksi terdiri atas beberapa tahapan proses operasi dan
kemudian terjadi kerusakan pada suatu tahapan proses operasi, maka diperlukan waktu
untuk perbaikan. Berarti produk tidak akan dihasilkan untuk sementara waktu, sehingga
persediaan barang setengah jadi (work in process) pada situasi ini merupakan fakto
penolong untuk kelancaran proses produksi.

24
4. Fungsi antisipasi.
Fungsi ini berfungsi untuk mengantisipasi perubahan permintaan atau pasokan.
Seringkali perusahaan mengalami kenaikan permintaan setelah dilakukan program
promosi. Untuk memenuhi hal ini, maka diperlukan persediaan produk jadi agar tidak
terjadi stock out. Keadaan yang lain adalah bila suatu ketika diperhatiakn pasokan
bahan baku akan terjadi kekurangan. Jadi tindakan menimbun persediaan bahan baku
terlebih dahulu adalah tindakan rasional.

2.2.2.5 Unsur-Unsur Persediaan


Secara umum unsure-unsur yang mendasari dan berhubungan dengan persoalan
persediaan adalah :
1. Unsur permintaan atau kebutuhan
Berdasarkan unsur ini, permintaan atau kebutuhan dapat dibedakan menjadi :
a. Permintaan yang bersifat pasti (certainly) :
Permintan bahan yang informasi tentang pemakaian dimasa yang akan dating
diketahui oleh perencana persediaan.
b. Permintaan yang bersifat resiko (under risk) :
Permintaan bahan untuk waktu yang akan dating tidak dapat diketahui dengan
pasti, tetapi perencana persediaan hanya mengetahui distribusi kemungkinannya.
c. Permintaan yang bersifat tanpa kepastian (under certainly) :
Permintaan bahan untuk waktu yang akan dating ini terjadi bila perencana
bersedia ini tidak dapat mengetahui dengan pasti baik jumlah maupun distribusi
kemungkinannya.
2. Unsur penyediaan bahan.
Unsur ini terdiri dari beberapa faktor yaitu :
a. Waktu ancang-ancang yaitu waktu mula-mula pesanan dikeluarkan hingga saat
datangnya pesanan. Dalam melakukan persediaan, periode pesanan dapat tetap
atau pun bervariasi.
b. Dalam hal penyediaan bahan yang dibutuhkan dapat dilakukan oleh sumber-
sumber perusahaan sendiri atau sumber penyediaan diluar perusahaan.
c. Dalam proses pembuatan keputusan untuk memesan bahan dapat dilakukan satu
kali (one-shoot decision) dikenal dengan persediaan dinamis, dimana cara

25
penentuan jumlah persediaan yang pengadaannya hanya dilakukan satu kali
untuk masa penggunaan satu selang waktu tertentu. Sedangkan masalah
persediaan dinamis dikenal dengan masalah keputusan berulang (repetitive
decision), merupakan cara penentuan jumlah persediaan yang pengadaannya
berulang kali.

2.2.2.6 Macam-macam Persediaan


Bila dilihat dari bentuk fisiknya, persediaan dapat dikelompokkan menjadi lima
kategori yaitu :
1. Bahan mentah (raw material), yaitu barang dasar yang digunakan dalam proses
produksi yang diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari pemasok, atau diolah
sendiri oleh perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya
sendiri.
2. Komponen, yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian-bagian (parts) yang
diperoleh dari perusahaan lain atau produksi sendiri untuk digunakan dalam
barang setengah jadi atau barang jadi.
3. Barang jadi (finished good), yaitu barang-barang yang telah selesai diproses dan
siap didistribusikan ke konsumen.
4. Barang setengah jadi (work in process), yaitu barang-barang keluaran dari tiap
operasi produksiatau perakitan yang telah memiliki bentuk lebih kompleks dari
pada komponen, namun masih perlu proses lebih lanjut untuk menjadi barang
jadi.
5. Bahan pembantu (supplies material), yaitu barang-barang yang diperlukan
dalam proses pembuatan atau perakitan barang, namun bukan merupakan
komponen barang jadi. Termasuk bahan penolong misalnya bahan bakar,
pelumas, listrik dan lainnya.

2.2.2.7 Biaya Dalam Sistem Persediaan


Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai
akibat persediaan. Biaya tersebut adalah harga pembelian, biaya pemesanan, biaya
penyiapan, biaya penyimpanan dan biaya kekurangan persediaan.
Biaya-biaya dalam sistem persediaan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Harga pembelian, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang,

26
besarnya sama dengan perolehan [ersediaan itu sendiri atau harga belinya.
2. Biaya pemesanan, adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan
pemesanan ke pemasok yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah
pemesanan. Biaya pemesanan adalahsemua pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang pemasok.
3. Biaya penyimpanan, adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan atau
penyimpanan material, setengah barang jadi, sub assembly ataupun produk jadi.
Biaya simpannya tergantung dari lama penyimpanan dan jumlah yang disimpan
dan biaya simpan biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per periode.
4. Biaya penyiapan (set up cost), adalah semua pengeluaran yang timbul dalam
mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item persediaan diproduksi
sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan
peralatan produksi, biaya set up mesin, biaya persiapan tenaga kerja, biaya
penecanaan dan penjadwalan produksi dan biaya-biaya lainyang besarnya tidak
tergantung pada jumlah item yang diproduksi.
5. Biaya kekurangan persediaan. Bila perusahaan kehabisan barang saat ada
permintaan, maka akan terjadi stock out yang nantinya akan menimbulkan
kerugian berupa biaya akibat kehilangan kesempatanmendapatkan keuntungan
atau kehilangan pelanggan yang kecewa (yang pindah ke produk saingan). Biaya
ini sulit diukur karena berhubungan dengan good will bagi perusahaan.
Sebagai pedoman, biaya stock out dapat dihitung dari hal-hal berikut :
a. Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi.
Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat memenuhi
permintaan atau dari kerugian akibat terhentinya proses produksi. Biaya ini di
istilahkan sebagai biaya pinalti atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan
satuan misalnya dalam Rp/unit.
b. Biaya Pengadaan darurat
Agar konsumen tidak kecewa, maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang
biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar ketimbang biaya pengadaan normal.
Kelebihan biaya dibandingkan pengadaan normal ini dapat dijadikan ukuran untuk
menentukan biaya kekurangan persediaan dengan satuan misalnya : Rp/setiap
kekurangan.
c. Waktu Pemenuhan

27
Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti atau lamanya
perusahaan tidak mendapatkan keuntungan, sehingga waktu menganggur tersebut
dapat diartikan sebagaiuang yang hilang. Biaya waktu pemenuhan diukur
berdasarkan waktu yang diperlukan unutk memenuhi gudang dengan satuan misalnya
dalam Rp/satuan waktu.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peramalan Permintaan


Tidak ada satu perusahaan yang tidak ingin sukses dan berkembang, untuk
mencapai sukses dan berkembangnya suatu perusahaan perlu adanya suatu cara yang
tepat. Peramalan yang dilakukan umumnya akan berdasarkan data yang terdapat pada
masa lampau yang dianalisis dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Data yang akan diramalkan penulis mengambil salah satu perusahaan yang ada
di Indonesia yang berhubungan dengan produk muffler, dimana produk tersebut
semakin berkembang dan dan membutuhkan perencanaan persediaan yang akan dapat
menunjang proses produksi dengan tujuan untuk memuaskan konsumen.
Data peramalan permintaan konsumen diperoleh dari PT Yutaka Manufacturing
Indonesia yang mengacu pada order yang diterima dari konsumen mulai periode bulan
oktober 2011 sampai dengan september 2012. Adapun data permintaan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Data Permintaan Konsumen
Periode Bulan Tahun Permintaan Konsumen
1 Oktober 2011 240
2 November 2011 468
3 Desember 2011 270
4 Januari 2011 348
5 Februari 2011 193
6 Maret 2011 377

28
7 April 2011 450
8 Mei 2012 326
9 Juni 2012 304
10 Juli 2012 430
11 Agustus 2012 503
12 September 2012 396

Berdasarkan data permintaan konsumen secara actual (tabel 4.1), maka dari data
tersebut bisa dibuatkan grafik sebagai berikut :

Permintaan Konsumen

503
468 450
430
396
377
348
326
304
270
240
193

Oct-11 Nov-11 Dec-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12

Gambar 4.1. Grafik Permintaan Actual


Setelah mendapatkan grafik data secara actual, maka perlu dilakukan peramalan-
peramalan dengan beberapa metode dengan tujuan untuk memilih metode mana yang
sesuai dengan grafik permintaan actual.
a. Metode Peramalan Linier
Dalam metode ini perhitungannya dilakukan dari data permintaan actual dengan
menggunakan persamaan Regresi, kemudian dilakukan perhitungan dengan
menggunakan tabel metode peramalan linier di bawah ini :
Tabel 4.2 Perhitungan Peramalan Metode Regresi linier

29
MSE = 81261 = 6771,75
12

b. Metode Eksponensial
Dalam metode ini perhitungan dapat dilakukan dari data permintaan actual dengan
menggunakan persamaan sebagai dibawah ini :
y(t) = a.etd
Selanjutnya dari perhitungan diatas, maka didapat perhitungan data actual dengan
hasil perhitungan peramalan eksponensial sebagai berikut :
Tabel 4.3 Perhitungan Peramalan Metode Eksponensial

30
MSE = 1582456,86 = 131871,41
12
3.2 Perencanaan Produksi
Era globalisasi ekonomi sekarang ini, perusahaan memasuki lingkungan bisnis
yang sangat berbeda dengan lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya
dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing
mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan kandungan persaingan.
Selain membawa perubahan yang kita secara nilai secara postif, globalisasi ekonomi
ternyata membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai
struktur sistem pengendalian manajemen yang baik akan tersisih, banyak sistem
manajemen perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus perubahan dalam
globalisasi ekonomi.
Sistem perencanaan persediaan pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh
manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan
organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha.
Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi
organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa
depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan
tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian

31
manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan
struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat
mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan
lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian
manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur
sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan
menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda
organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat
memprediksi target organisasi ke depannya.
Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen
dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers)
yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.)
Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan
lainnya yang secara bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti
yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa struktur pengendalian manajemen
terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur organisasi, Jejaring informasi dan Sistem
penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan pengendalian
manajemen mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource
leverage.
Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji
karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk
memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi
perusahaan di masa depan, melakukan perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut
sesuai dengan tuntutan perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan
kinerja perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki
kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang
diperlukan.
Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lainnya terdapat perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan
perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis. Dengan demikian dapat
disimpulkan tujuan produksi sepenuhnya dirumuskan oleh sales department,
berdasarkan order yang telah diterima. Karena tujuan produksi dirumuskan berdasarkan

32
order yang telah diterima maka dalam fungsi perencanan produksi pengaruh forecasting
pada sistem perencanaan produksi dapat dikatakan tidak signifikan.
Agar masing-masing fungsi yang terdapat dalam Sistem perencanaan dan bagian
terkait dengan sistem perencanaan produksi dapat menjalankan kerja dan
tanggungjawabnya sesuai dengan sistem, maka setiap personal disyaratkan mengenal
sistem akuntansi komputer dan procedure yang diterapkan. Dengan demikian efektifitas
kerja dapat ditingkatkan.
Dalam usaha mencapai tujuan perencanaan produksi terdapat berbagai macam
permasalahan sesuai dengan proses yang akan dilaksanakan, kemudian dirumuskan
bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien serta bagaimana
cara pengendaliannya. Keberhasilan dalam membuat perencanaan produksi dan
pencapaiannya tidak hanya tergantung pada organisasi bagian perencanaan itu sendiri,
melainkan sangat tergantung pada struktur organisasi secara keseluruhan dan sistem
yang diterapkan.
Kegagalan dapat terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan sistem informasi
tidak efektif, bahkan sering terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan akibat tidak
memahami informasi yang ditampilkan oleh sistem informasi yang tersedia. Manajer
bagian prencanaan mutlak harus memahami sistem informasi yang digunakan, karena
sistem informasi yang digunakan adalah berbasis komputer maka manajer bagian
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan serta bagian yang terkait langsung
dengan bagian tersebut harus memahami dan mengerti sistem komputer yang
digunakan. Jika tidak maka terbuka peluang untuk mengambil keputusan-keputusan
yang keliru.
Kemampuan sumber daya manusia sangat tergantung pada sistem yang
diterapkan. Tidak jarang orang yang mampu tidak dapat berbuat karena terikat oleh
sistem dan fasilitas yang tersedia. Pembagian tugas dan tanggung jawab harus jelas dan
dilakukan pengukuran efektifitas kerja. (Standard operational process) dan (Standard
Instruction Process) harus dipahami oleh bagian operasional dan juga bagian
perencanaan.
Perencanaan produksi sangat tergantung pada kapasitas, jenis perusahaan,
sumberdaya dan jenis produksi yang dikerjakan. Berdasarkan hal tersebut perusahaan
yang mengerjakan order yang terputus-pustus berdasarkan permintaan pelanggan yang
pemenuhannya pada waktu yang akan datang, tingkat kesulitan dalam menyusun

33
perencanaan jauh lebih sulit dibanding perusahaan yang mengerjakan produksi
continue. Pengukuran keberhasilan perencanaan tidak tepat untuk dibandingkan dengan
perusahaan lain karena perbedaan kelengkapan, kapasitas dan sumberdaya apalagi
dibanding dengan perusahaan lain yang tidak sejenis.
Faktor penting dalam melakukan pengukuran adalah standar produksi meliputi
waktu, mutu, jumlah yang dapat dihasilkan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
jangka waktu tertentu di perusahaan ini. Pengukuran perlu dilakukan secara terus-
menerus sehingga keputusan yang diambil untuk pengembangan jangka panjang
mempunyai dasar yang objectif.

3.3 Pengaruh Peramalan Permintaan Terhadap Rencana Persediaan Produksi


Perencanaan produksi merupakan area yang sangat penting dalam pembuatan
keputusan level strategis perusahaan, khususnya dalam perusahaan manufaktur.
Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk
memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki
perusahaan dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan.
Penentuan jumlah optimal produk yang akan diproduksi menjadi kunci bagi
perencanaan produksi yang tepat. Hal ini juga berpengaruh terhadap tingkat ke
berhasilan mata rantai pasokan ( supply chain) produk dalam memenuhi permintaan
konsumen. Perusahaan mengharapkan tidak terjadi kekurangan produk ( shortage ) yang
berakibat akan kehilangan kesempatan untuk menjual produk (lost sales ) namun juga
tidak berharap terjadi kelebihan produk yang berakibat biaya inventory akan
meningkat.
Perencanaan produksi akan mudah dibuat bila tingkat permintaan diasumsikan
bersifat pasti ( fixed ). Akan tetapi, kondisi ini sangat jarang terjadi dalam keadaan
sebenarnya, dimana secara nyata tingkat permintaan seringkali bersifat tidak pasti
( uncertainty ). Oleh karena itu, ketidakpastian permintaan menjadi hal yang penting
untuk dipertimbangkan dalam proses perencanaan produksi.
Peramalan merupakan alat bantu penting dalam perencanaan yang efektif dan
efisien dalam kelancaran produksi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada
peristiwa eksternal yang pada umumnya dikendalikan oleh seorang manajer.
Dapat dikatakan bahwa peramalan merupakan dasar untuk penyusunan perencanaan
produksi. Kegunaan peramalan terlihat pada pengambilan keputusan. Keputusan yang

34
baik adalah keputusan berdasarkan kepada pertimbangan apa yang akan terjadi pada
waktu keputusan itu dilakukan. Apabila ramalan yang kita buat kurang tepat, maka
semakin kurang baik keputusan yang kita ambil.
Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan produksi dan pengendalian
persediaan perusahaan perlu menyediakan fasilitas komunikasi dan sistem informasi
yang mendukung sistem pengolahan data terdistribusi. Dengan demikian peramalan
permintaan yang dilakukan suatu perusahaan mampu memberikan gambaran atau tujuan
jumlah permintaan yang akan diproduksi secara efektif dan efisien sehinngga bagian
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan memiliki sarana yang cukup handal
yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat.
Bagian perencanaan dengan mudah dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan
dalam menyusun perencanaan produksi.
Kelancaran proses produksi ditentukan oleh tingkat kematangan penjadwalan
produksi atau peramalan yang dilakukan pada data masa lalu. Dalam menyusun
perencanaan harus memperhatikan berbagai element dari berbagai bagian sehingga
sangat memerlukan sistem yang terintegrasi dan harus didukung dengan fasilitas yang
memadai. Perencanaan produksi dituntut harus lebih besifat (sales oriented) namun di
sisi lain tanpa mengabaikan efisiensi dan kelancaran proses produksi.
Peramalan permintaan sangat berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan khususnya bidang produksi. Karena peramalan merupakan apa yang akan
terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa yang
akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

BAB IV
PENUTUP

3.4 Kesimpulan
Penulisan tugas makalah ini diakhiri dengan memberikan kesimpulan-
kesimpulan tentang peramalan permintaan yang telah dibahas sebelumnya dan

35
mengenai perencanaan persediaan produksi. Keesimpulan-kesimpulan pada penulisan
tugas akhir ini adalah :

1. Peramalan merupakan tahapan awal dalam perencanaan sistem operasi produksi.


Model yang paling tepat harus dipilih dalam melakukan peramalan. Pengolahan
data permintaan konsumen dilakukan dengan menggunakan pendekatan peramalan
dengan tujuan untuk mengetahui pergerakan permintaan konsumen dimasa atau
periode yang akan datang. Dengan membandingkan dua metode peramalan yang
dilakukan dengan menghitung nilai Mean Squared Error (MSE) yang terkecil dari
metode peramalan linier, dan eksponoensial, maka didapat kesimpulan bahwa
metode yang paling cocok untuk menggambarkan fungsi permintaan konsumen
produk, sehingga nilai peramalan yang terpilih dapat digunakan oleh perusahaan
untuk memperhitungkan permintaan konsumen dimasa yang akan datang.
2. Pada perencanaan produksi yang optimal adalah merencanakan kapasitas produksi
agar dapat memenuhi permintaan konsumen dengan tidak boleh adanya persediaan
negative karena dapat menimbulkan terhambatnya proses produksi. Dengan
diketahuinya tingkat permintaan yang akan datang produk muffler ini perusahaan
dapat merencanakan jadwal produksi dan tingkat persediaannya dengan lebih baik
sehingga dapat memberikan biaya produksi yang kecil dan keuntungan yang lebih
besar.
3. Dari hasil perhitungan, didapat kesimpulan bahwa permintaan akan produk muffler
akan terus bertambah, sehingga perusahaan perlu memperhitungkan penambahan
kapasitas produksi untuk mengantisipasi permintaan di masa yang akan datang.

3.5 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan kepada perusahaan untuk perkembangannya
adalah :
1. Didalam perkembangan perusahaan sangat diperlukan peramalan permintaan
konsumen. Dengan tujuan untuk merencanakankapasitas produksi di periode yang
akan datang agar dapat memenuhi permintaan konsumen tanpa akan

36
mengakibatkan open order atau outstanding order yang terlalu besar. Oleh karena
itu pengumpulan data yang valid sangat diperlukan dalam kegiatan perusahaan.
Maka perusahaan hendaknya menyediakan data base yang lengkap sehingga
perhitungan nilai peramalannya menjadi unbiased.
2. Metode peramalan yang sudah dilakukan perhitungan dan didapatkan metode yang
terbaik sebaiknya selalu dilakukan pengontrolan secara periodik sehingga selalu
didapatkan data yang selalu akurat dan aktual. Sehingga dapat bermanfaat bagi
manajemen dalam mengambil keputusan maupun strategi penjualan di periode
kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

Company Profile PT. YMI (2011) Cibitung.


Markidakis Spyros, Edisi Ke – 1 (1999), Metoda dan Aplikasi Peramalan , Jakarta :
Erlangga.
http://mirzahamzahptikbkt.blogspot.com/2013/04/peramalan-permintaan.html

37
http://syafruldzulfikarfajri.blogspot.com/2012/04/peramalan-manajemen-operasi.html
http://marcoturnip.blog.widyatama.ac.id/2015/09/27/metode-peramalan-forecasting/.
http://file2shared.wordpress.com/perencanaan-produk/
http://zulidamel.wordpress.com/2008/01/14/perencanaan-produksi/

38

Anda mungkin juga menyukai