Anda di halaman 1dari 21

Manajemen Rantai Pasok

Pengelolaan Permintaan dan Produksi


Dosen Pengampu:
Musnaini, S. E., M.M
Siti Hardina, S. E

Disusun Oleh :
Muhammad Zakaria C1B021072

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Jambi
2021/2022
Kata Pengantar
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari
makalah Manajemen Rantai Pasok ini adalah Pengelolaan Permintaan dan
Produksi

Makalah ini adalah salah satu tugas mata kuliah Manajemen Rantai Pasok
di program studi Manajemen fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut
serta dalam menyelesaikan makalah ini.

 Dr. Musnaini, S.E.,M.M. selaku dosen dan pembimbing mata


Manajemen Rantai Pasok.
 Siti Hardina, S.E selaku dosen dan pembimbing mata Manajemen
Rantai Pasok.
 Rekan-rekan jurusan Manajemen angkatan 2021
 Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa moral
ataupun materil dalam proses penyelesaian makalah ini

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena itu penulis menerima saran dan kritik yang dapat membangun dari
pembaca demi mencapai kesempurnaan pada makalah ini.

Jambi, Juni 2023

Penyusun

M.Zakaria

ii
Daftar Pustaka
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Pustaka.......................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I ..................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN ..............................................................................................................iv
1.1 Rumusan masalah ......................................................................................................... v
1.2 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................... v
1.3 manfaat Pembuatan ....................................................................................................... v
BAB II................................................................................................................................. 1
LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 1
2.1 Manajemen Operasi ...................................................................................................... 1
2.2 Manajemen Rantai Pasokan .......................................................................................... 1
2.3 Ekonomi dan Teori Permintaan .................................................................................... 1
2.4 Teknologi Informasi dan Sistem Manajemen Terintegrasi ........................................... 1
BAB III ............................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
3.1 Pengelolaan Permintaan ................................................................................................ 2
A.Kelebihan Permintaan dan Kapasitas .......................................................................... 4
B. Analisa Pola Permintaan ............................................................................................ 4
C.Kapasitas Produksi ...................................................................................................... 5
3.2 Demand management dan ongkos-ongkos suplay chain .............................................. 6
3.3 Instrumen untuk mengelola permintaan ........................................................................ 9
3.4 Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) ............................. 10
A.Kerangka kerja CPFR terdiri dari beberapa langkah penting, antara lain: ................ 11
B. Keuntungan dari penerapan CPFR meliputi:............................................................ 11
Studi Kasus: ...................................................................................................................... 13
BAB IV ............................................................................................................................. 15
PENUTUP........................................................................................................................ 15
Kesimpulan ................................................................................................................... 15
Saran ............................................................................................................................. 15
Daftar pustaka ............................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam dunia bisnis, pengelolaan permintaan dan produksi menjadi faktor kunci
dalam mencapai efisiensi dan keunggulan kompetitif. Permintaan yang tidak
terprediksi atau fluktuasi produksi yang tidak teratur dapat menyebabkan
ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, yang dapat mengakibatkan
berbagai masalah seperti biaya produksi yang tinggi, persediaan yang terlalu
banyak atau terlalu sedikit, penundaan pengiriman produk, dan ketidakpuasan
pelanggan.
Makalah tentang Pengelolaan Permintaan dan Produksi akan membahas tentang
konsep dan prinsip pengelolaan permintaan dan produksi yang efektif. Ini
mencakup strategi perencanaan produksi, prediksi permintaan, pengendalian
persediaan, penjadwalan produksi, optimasi kapasitas, dan koordinasi rantai
pasokan.
Selain itu, makalah ini juga dapat membahas tentang peran teknologi informasi
dan sistem manajemen terintegrasi dalam pengelolaan permintaan dan produksi.
Teknologi seperti perangkat lunak ERP (Enterprise Resource Planning), SCM
(Supply Chain Management), dan APS (Advanced Planning and Scheduling)
dapat membantu mengotomatisasi dan meningkatkan efisiensi proses pengelolaan
permintaan dan produksi.
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang pengelolaan permintaan dan produksi kepada pembaca.
Dengan memahami konsep dan prinsip-prinsip ini, organisasi dapat meningkatkan
kinerja operasional mereka, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan
merespons perubahan permintaan pasar dengan lebih baik.
Penelitian dan literatur terbaru dalam bidang pengelolaan permintaan dan
produksi juga dapat menjadi bagian penting dari latar belakang makalah ini.
Mengacu pada penelitian dan temuan terbaru akan membantu memastikan bahwa
makalah ini mencerminkan pemahaman yang mutakhir dan relevan tentang topik
ini.
Dengan menyajikan latar belakang yang kuat dan informatif, makalah tentang
Pengelolaan Permintaan dan Produksi dapat memberikan kontribusi yang
berharga dalam memahami dan mengoptimalkan proses bisnis yang berkaitan
dengan produksi dan permintaan.

iv
1.1 Rumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh fluktuasi permintaan terhadap aktivitas produksi
dalam suatu organisasi?
2. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam mengelola permintaan dan
produksi secara efektif?
3. Bagaimana strategi perencanaan produksi dapat mengoptimalkan
penggunaan sumber daya dan meminimalkan biaya produksi?
4. Bagaimana prediksi permintaan dapat digunakan untuk mengoptimalkan
kegiatan produksi?
5. Bagaimana pengendalian persediaan dapat membantu mengurangi
ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan?

1.2 Tujuan Pembahasan


1. Memahami hubungan antara permintaan dan produksi:
2. Mengeksplorasi strategi pengelolaan permintaan dan produksi
3. Mengidentifikasi tantangan dan solusi dalam pengelolaan permintaan dan
produksi

1.3 manfaat Pembuatan


1. Pemahaman yang Mendalam tentang konsep, prinsip, strategi, dan metode
dalam pengelolaan permintaan dan produksi
2. Peningkatan Kinerja Operasional organisasi dengan mengoptimalkan
kinerja operasional
3. Respons Terhadap Tantangan Pasar pengelolaan permintaan dan produksi
yang dihadapi dalam lingkungan bisnis yang dinamis

v
BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori dalam makalah Pengelolaan Permintaan dan Produksi melibatkan


berbagai konsep dan teori terkait pengelolaan operasi, manajemen rantai pasokan,
dan ekonomi. Beberapa landasan teori yang relevan yang dapat digunakan dalam
makalah ini meliputi:

2.1 Manajemen Operasi


Teori manajemen operasi melibatkan konsep dan prinsip-prinsip dalam
merencanakan, mengendalikan, dan mengoptimalkan proses produksi dan operasi
organisasi. Ini mencakup strategi perencanaan produksi, pengendalian persediaan,
penjadwalan produksi, manajemen kualitas, dan efisiensi operasional. Teori-teori
seperti Lean Manufacturing, Six Sigma, Teori Antrian, dan Total Quality
Management (TQM) dapat memberikan kerangka kerja yang penting dalam
pengelolaan permintaan dan produksi.

2.2 Manajemen Rantai Pasokan


Manajemen rantai pasokan melibatkan koordinasi dan integrasi aliran
barang, informasi, dan dana dari pemasok hingga pelanggan akhir. Teori rantai
pasokan membahas konsep-konsep seperti koordinasi rantai pasokan, kolaborasi
dengan pemasok dan pelanggan, pengelolaan risiko rantai pasokan, dan strategi
penyeimbangan antara permintaan dan kapasitas produksi. Teori-teori ini
membantu dalam memahami interaksi antara permintaan, produksi, persediaan,
dan distribusi dalam konteks rantai pasokan yang luas.

2.3 Ekonomi dan Teori Permintaan


Teori ekonomi dan teori permintaan memberikan pemahaman tentang
perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pasar. Ini
meliputi faktor-faktor harga, pendapatan, preferensi konsumen, tren pasar, dan
elastisitas permintaan. Dalam konteks pengelolaan permintaan dan produksi,
teori-teori ini membantu dalam merencanakan dan mengelola permintaan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perilaku
konsumen.

2.4 Teknologi Informasi dan Sistem Manajemen Terintegrasi


Perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak signifikan
pada pengelolaan permintaan dan produksi. Teori dan konsep tentang sistem
manajemen terintegrasi, seperti Enterprise Resource Planning (ERP), Advanced
Planning and Scheduling (APS), dan Customer Relationship Management (CRM),
membantu dalam mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dalam
mengelola permintaan dan produksi. Teori-teori ini menjelaskan bagaimana

1
sistem informasi dapat digunakan untuk mengintegrasikan informasi dan
memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik.
Melalui landasan teori yang kuat ini, makalah Pengelolaan Permintaan dan
Produksi dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep, strategi,
dan praktik terbaik dalam pengelolaan permintaan dan produksi. Landasan teori
ini juga memberikan kerangka kerja yang solid untuk mengembangkan analisis
dan solusi yang relevan dalam pengelolaan permintaan dan produksi dalam
konteks bisnis modern.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengelolaan Permintaan
Adam Smith menyatakan permintaan adalah nilai yang dilekatkan seseorang pada
sebuah objek berdasarkan kegunaan dari objek dan apa yang dapat dibayar
seseorang untuk memperoleh objek tersebut (willingness to pay) (Inoua & Smith,
2020). Sedangkan menurut Heizer, Jay. Render, Barry. Munson kapasitas adalah
jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, dan diproduksi oleh sebuah
fasilitas pada periode tertentu (Adhiana et al., 2020). Kelebihan permintaan pada
periode puncak akan menyebabkan pelanggan menerima penolakan dan merasa
kecewa, sebaliknya kelebihan kapasitas akan menyia-nyiakan kapasitas yang
tersedia dan meningkatkan biaya. Jadi, diperlukan pengelolaan yang baik terhadap
permintaan dan kapasitas agar terdapat keseimbangan antara keduanya.
Pengelolaan PermintaanPengelolaan permintaan merupakan suatu pendekatan
yang bertujuan untuk mengetahui serta merencanakan permintaan terhadap
barang/jasa (Yildiz,2022).Dengan adanya pengelolaan permintaan yang baik,
maka permasalahan seperti fluktuasi permintaan akan teratasi (Warella etal.,
2022). Dalam melakukan pengelolaan permintaan,upaya meramal diperlukan
dimana penyedia barang/jasa dapat selangkah lebih maju dalam memprediksi
peristiwa yang akan terjadi dan mengambil tindakan pencegahannya.Misalnya,
pada saat tahun baru,permintaan atas hampers akan mengalami kenaikan.Para
penyedia barang sebelum tahun baru tiba,akan berusaha untuk memproduksi
sebanyak mungkin untuk menghadapi fluktuasi permintaan tersebut dan meraup
keuntungan yang besar Pengelolaan permintaan akan dikerjakan ketika telah
memahami pola permintaan dari setiap segmen pasar yang berbeda beda.
Sehingga dari pada itu terdapat 5 pendekatan yang mendasari ketika mengelola
permintaan.
1. pertama ketika ingin mengelola permintaan adalah tidak mengambil
tindakan,

2
2. kemudian dapat mengurangi permintaan di periode yang memiliki
permintaan tinggi sehingga dapat meningkatkan permintaan ketika adanya
kelebihan kapasitas,
3. menginventarisasi atau meningkatkan permintaan hingga kapasitas itu
terpenuhi.
4. Perusahaan akan berusaha untuk yang terbaik dengan membuat
permintaan persediaan secara formal yang disertai dengan sistem antrian
yang teratur,
5. kemudian permintaan persediaan yang disertai dengan sistem reservasi
sistem Reservasi
Sistem reservasi berperan sebagai sebuah sistem yang digunakan oleh para
pelanggan untuk membuat permintaan pemesanan dari barang maupun jasa di
bisnis pada waktu tertentu (Falihah et al.,2021).Sistem reservasi dapat digunakan
sebagai alternatif,sistem tambahan, bentuk antrian untuk permintaan persediaan.
Misalnya tentang reservasi yang terjadi pada maskapai penerbangan,hotel,
restoran,persewaan mobil,dan kursi teater.Sejenis pemesanan atau janjian
dilakukan diantara pelanggan dan pelayan dari mitra sehingga mempermudah
pelanggan untuk mengunjungi layanan yang dimiliki.Sehingga permintaan dapat
dikelola dengan baik dan tidak masuk dalam sistem yang berantakan.Maka,
banyak sekali keuntungan yang dimiliki oleh sistem reservasi ini:
1. Berkurangnya pelanggan yang merasa tidak puas dikarenakan mengantri
terlalu lama. Sehingga tujuannya adalah untuk menjamin bahwa layanan
akan tersedia saat pelanggan menginginkannya.Pelanggan dapat
mengandalkan sistem reservasi untuk menghindari antrian,karena mereka
telah dijamin layanan pada waktu tertentu.
2. Reservasi yang telah dilakukan dapat mengontrol permintaan dengan cara
yang mudah dikelola.Sistem reservasi membawa bisnis lebih terkendali
dari permintaan layanan waktu.
3. Data dari sistem reservasi dapat membantu organisasi untuk menyiapkan
proyeksi operasional dan keuangan untuk periode mendatang.Sistem
bervariasi dari reservasi pertemuan diantara dokter dan pasien
menggunakan sistem tulisan tangan, namun ada juga dengan bank data
terpusat yang terkomputerisasi.
Selain keuntungan adapun tantangan dalam merancang sistem reservasi adalah
membuatnya cepat dan mudah digunakan baik untuk staf maupun pelanggan.
Banyak perusahaan sekarang mengizinkan pelanggan untuk membuat reservasi
mereka sendiri secara terbuka melalui situs web mereka itu sendiri.

3
A.Kelebihan Permintaan dan Kapasitas
Pemintaan merupakan keinginan seorang konsumen terhadap barang/jasa tertentu
untuk memenuhi kebutuhan/keinginannya (Taufik, 2022). Sedangkan menurut
(Anantaputri et al.,2021),kapasitas merupakan ukuran terhadap kemampuan
outputdari suatu proses produksi dalam merubah sumber daya menjadi roduk/jasa
yang pada akhirnya akan digunakan oleh konsumen.Kelebihan kapasitas dapat
mengakibatkan berbagai macam hal seperti, rendahnya manfaat sumber daya,
semakin meningkatnya biaya, harga produk yang tidak kompetitif,sertakehilangan
pangsa pasar. Pada dasarnya terdapat 4 (empat) skenario hasil dari perbedaan
permintaan dan kapasitas, yaitu:
1. Excess demand: apabila terjadi kelebihan permintaan, maka beberapa
pelanggan akan ditolak dan hal tersebut dapat mengakibatkan hilangnya
peluang bisnis.
2. Demand exceeds optimum capacity: apabila permintaan melebihi
kapasitas optimal namun tidak ada pelanggan yang akan ditolak
dikarenakan masih sanggup menerima pelanggan, maka kualitas dari
layanan mungkin akan terganggu atau mengalami penurunan.
3. Demandand supply are balanced: staf serta fasilitas berada di
tingkat yang tepat/seimbang sehingga tidak ada pekerja yang kelelahan,
tidak terjadi penundaan, maupun layanan yang kurang bagus.
4. Excess capacity: permintaan di bawah tingkat kapasitas yang optimal.
Banyaknya kapasitas yang tidak terpakai sehingga tenaga kerja, peralatan,
maupun fasilitas kurang dimanfaatkan.
B. Analisa Pola Permintaan
Analisis pola permintaan adalah komponen yang biasanya digunakan pada supply
chain management. Perusahaan jasa harus bisa memahami semua pola permintaan
jasanya karena adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi pola
permintaan. Ada beberapa pertanyaan yang dapat dijawab untuk memahami pola
permintaan, diantaranya:
a.Apakah tingkat permintaan mengikuti siklus yang bisa diprediksi?
b. Apa penyebab yang mendasari dari siklus yang bervariasi?
c. Apakah permintaan dapat dibagi berdasarkan segmen pasar?
Jawaban dari semua pertanyaan tersebut sangatlah penting karena permintaan jasa
yang datang dari sumber yang sama itu sangat jarang terjadi.
Namun, biasanya pola permintaan juga bisa dikelompokkan berdasarkan:
(1) permintaan yang bisa diprediksi; dan
(2) permintaan yang muncul secara acak. (Halim et al., 2021) Upaya untuk
mengurangi terjadinya perubahan pada pola permintaan selama periode.

4
perencanaan adalah dengan mempengaruhi permintaannya. Karena apabila
permintaannya rendah maka perusahaan bisa meningkatkan permintaan dengan
cara melakukan promosi, iklan, maupun memberikan diskon. Contohnya adalah
perhotelan yang memberikan diskon akhir pekan ketika musim sepi, dan juga
perusahaan telepon yang memberikan biaya telepon lebih murah pada malam hari
karena penggunaan telepon pada malam hari tidak sesering ketika kita bekerja di
siang hari yang dimana cenderung lebih banyak menggunakan telepon. Walaupun
demikian, dengan promosi, iklan, penjualan, dan penetapan harga yang dilakukan
itu tidak semuanya dapat menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas
produksinya (Juliantara & Mandala, 2020). Oleh karena itulah, analisis pola
permintaan sangat penting untuk dapat memenuhi kapasitas permintaan produksi
apabila suatu saat terjadi ketidaksesuaian pada rencana serta permintaan
aktual.Analisa pada pola permintaan berfungsi untuk mengendalikan variasi
permintaan pada suatu perusahaan (Rožanec & Mladenić, 2021).Untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada permintaan dapat
apatdilakukannya survei pada beberapa pertanyaan, seperti apakah permintaan
mengikuti siklus tertentu? Berapa lama siklus tersebut? Apa penyebab utama
variasi siklus? Serta apakah permintaan berubah secara acak dan apa
penyebab utamanya?Terdapat beberapa pendekatan yang dapat diterapkan
dalam pengelolaan permintaan, yaitu:
1.Tidak melakukan apa pun
2.Mengurangi permintaan
3.Meningkatkan permintaan
4.Menyimpan permintaan (sistem reservasi)
5.Menyimpan permintaan (antrean)

C.Kapasitas Produksi
Kapasitas ProduksiMenurut (Permana et al., 2021), kapasitas merupakan tingkat
kemampuan produksi dari suatu fasilitas dan biasanya dinyatakan dalam jumlah
output yang dikeluarkan pada periode tertentu. Sedangkan produksi merupakan
segala kegiatan yang dapat menciptakan atau menambah fungsi suatu barang atau
jasa,yang dimana kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi.
(Krisnaningsih et al., 2021).Menurut (Mutmainah, 2022), kapasitas produksi
merupakan jumlah maksimal yang dapat dihasilkan dalam jangka waktu tertentu
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan perencanaan kapasitas produksi
ini menjadi salah satu proses terpenting dalamsistem produksi. Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas produksi, yaitu tenaga
kerja, jumlah mesin, kemampuan mesin, perawatan mesin, serta pasokan bahan.

5
Mengelola kapasitas produksi merupakan hal yang penting untuk mencapai
kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang (Tursunov, 2017).Kapasitas
produksi dibentuk/digunakan saat proses kegiatan suatu perusahaan dengan
tujuan tertentu.Oleh karena itu,manajemen yang modern,baik korporasi
maupun industri harus mempertimbangkan fungsi pengelolaan kapasitaS produksi
ini.
Pengendalian dan perencanaan kapasitas adalah dua fungsi yang tidak dapat
dipisah termasuk di dalam kegiatan produksi. Perencanaan merupakan tahap
kesatu dalam proses ini yang terdiri dari menetapkan target dan tujuan serta cara
untuk mencapai target dan tujuan tersebut (Adhiana et al., 2020). Ketika kelebihan
kapasitas produksi ini terjadi pasti akan mengakibatkan kegiatan produksi menjadi
tidak efektif dan juga efisien dikarenakan para SDM akan menganggur dan tidak
melakukan pekerjaan nya. Hal yang sama akan terjadi ketika terjadinya
kekurangan kapasitas produksi dimana target yang diinginkan perusahaan tidak
tersedia dalam waktu tertentu (Sugiatna, 2021). Kapasitas produksi perusahaan
adalah seberapa banyak kuantitas dan kualitas produk yang dapat dihasilkan oleh
suatu sistem produksi di suatu perusahaan. Kapasitas produksi dapat berpengaruh
tergantung pada jenis dan jumlah mesin, peralatan dan area produksi serta
parameter teknis produksinya. Dengan merencanakan dan mengelola kapasitas
produksi secara efektif memungkinkan setiap perusahaan untuk mengevaluasi
hasil keuangannya di masa depan dan membuat jadwal yang andal untuk
pengiriman produk atau jasa ke pelanggannya (Dimitrova et al., 2021). Menurut
Asni (2019), kapasitas adalah salah satu dari sepuluh keputusan manajemen
operasional yang paling penting. Kapasitas adalah tingkat kapasitas suatu
perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa yang didukung oleh tersedianya
fasilitas berupa tenaga kerja dan peralatan, dan biasanya dinyatakan sebagai
jumlah produksi yang dapat diproduksi selama periode waktu tertentu (Rani,
2019).

3.2 Demand management dan ongkos-ongkos suplay chain


Supply chain management (SCM) adalah pendekatan strategis dalam mengelola
aliran material, informasi, dan arus keuangan dari pemasok hingga pelanggan
akhir. Dalam konteks ini, ongkos-ongkos supply chain (supply chain costs)
merujuk pada biaya yang terkait dengan proses pengadaan, produksi,
penyimpanan, transportasi, dan distribusi barang atau jasa dalam rantai pasokan.
Beberapa ongkos-ongkos yang terkait dengan supply chain yang relevan dalam
manajemen supply chain adalah:
1. Ongkos Persediaan (Inventory Costs): Ongkos persediaan termasuk biaya
penyimpanan fisik, seperti penyewaan atau kepemilikan gudang, asuransi
persediaan, dan kerugian akibat kerusakan atau kehilangan persediaan.
Selain itu, biaya lain yang terkait adalah biaya kesempatan (opportunity

6
cost) dari modal yang terikat dalam persediaan dan biaya yang timbul
karena terjadinya kelebihan persediaan atau persediaan yang kadaluarsa.
2. Ongkos Transportasi (Transportation Costs): Ongkos transportasi meliputi
biaya pengiriman barang dari pemasok ke pabrik, dari pabrik ke gudang,
dan dari gudang ke pelanggan. Ini termasuk biaya bahan bakar, biaya
armada transportasi, biaya logistik, biaya pergudangan, dan biaya asuransi
transportasi.
3. Ongkos Produksi (Production Costs): Ongkos produksi mencakup biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead produksi, dan biaya
lainnya yang terkait dengan proses produksi. Manajemen yang efektif
dalam mengendalikan biaya produksi dapat membantu meningkatkan
efisiensi operasional dan mengoptimalkan keuntungan perusahaan.
4. Ongkos Pemesanan (Ordering Costs): Ongkos pemesanan mencakup biaya
yang terkait dengan pengelolaan pesanan dan pengolahan administratif,
seperti pemrosesan pesanan, verifikasi pembayaran, pengelolaan faktur,
dan biaya komunikasi dengan pemasok dan pelanggan.
5. Ongkos Kualitas (Quality Costs): Ongkos kualitas terkait dengan biaya
yang terkait dengan kegagalan kualitas, baik di dalam proses produksi
maupun dalam rantai pasokan secara keseluruhan. Ini mencakup biaya
perbaikan, biaya pengujian dan inspeksi, biaya pengembalian barang, dan
biaya pelayanan pelanggan terkait dengan keluhan atau pengembalian
produk.
6. Ongkos Kelebihan Persediaan (Excess Inventory Costs): Ongkos
kelebihan persediaan terkait dengan biaya yang timbul karena memiliki
persediaan yang melebihi permintaan pelanggan. Ini mencakup biaya
penyimpanan tambahan, biaya depresiasi, biaya risiko penurunan nilai
persediaan, dan biaya pengurangan harga untuk mengurangi persediaan
yang berlebihan.
Dalam manajemen supply chain, pengelolaan ongkos-ongkos ini sangat
penting untuk mencapai efisiensi operasional dan meningkatkan kinerja rantai
pasokan secara keseluruhan. Upaya untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
mengelola ongkos-ongkos ini dapat membantu organisasi dalam
mengoptimalkan alokasi sumber daya, mengurangi pemborosan,
meningkatkan keuntungan, dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan.

7
Berikut adalah contoh tabel yang menunjukkan bagaimana program promosi
dapat mempengaruhi beberapa biaya dalam supply chain:
Biaya Supply Chain Pengaruh Program Promosi
Biaya Persediaan Meningkatkan permintaan melalui program promosi
dapat mengurangi persediaan yang berlebihan<br>-
Namun, peningkatan permintaan juga dapat
meningkatkan biaya persediaan untuk menjaga
ketersediaan produk
Biaya Transportasi Program promosi yang mendorong penjualan dapat
meningkatkan volume pengiriman, yang berpotensi
meningkatkan biaya transportasi<br>- Namun,
dengan perencanaan yang baik, program promosi
juga dapat membantu mengoptimalkan pengiriman
dan memanfaatkan kembali rute pengiriman yang
ada untuk mengurangi biaya.
Biaya Penyimpanan Jika program promosi berhasil meningkatkan
penjualan, persediaan yang lebih cepat berputar
dapat mengurangi biaya penyimpanan<br>- Namun,
jika program promosi tidak mempengaruhi
permintaan atau persediaan tidak terkelola dengan
baik, biaya penyimpanan dapat tetap tinggi
Biaya Produksi Program promosi yang sukses dapat meningkatkan
volume produksi untuk memenuhi permintaan yang
meningkat<br>- Namun, perlu memperhatikan biaya
produksi tambahan yang mungkin timbul akibat
peningkatan volume produksi
Biaya Pemesanan Jika program promosi meningkatkan jumlah
pesanan, biaya pemesanan seperti pengolahan
pesanan dan komunikasi dengan pemasok dapat
meningkat<br>- Namun, dengan pengelolaan
pesanan yang efisien, biaya pemesanan dapat
diminimalkan
Biaya Kualiatas Jika program promosi memicu lonjakan permintaan,
perlu diperhatikan kemampuan untuk menjaga
kualitas produk yang konsisten<br>- Jika kualitas
menurun, biaya perbaikan atau pengembalian barang
mungkin meningkat
Biaya Layanan Jika program promosi berhasil dalam meningkatkan
Pelanggan penjualan, mungkin ada peningkatan permintaan
layanan pelanggan<br>- Ini dapat menyebabkan
peningkatan biaya layanan pelanggan seperti
pemrosesan pengembalian, penanganan keluhan,
atau permintaan informasi tambahan

8
Tabel ini hanya memberikan contoh umum tentang bagaimana program
promosi dapat mempengaruhi beberapa biaya dalam supply chain. Pengaruh
nyata dari program promosi terhadap biaya akan tergantung pada strategi
promosi yang diimplementasikan, situasi bisnis spesifik, dan kemampuan
manajemen supply chain untuk mengelola perubahan dalam permintaan dan
produksi.
Berikut adalah contoh tabel yang menunjukkan efek program promosi pada
rencana agregat produk dalam bentuk unit untuk perusahaan fiksi "ABC
Corporation
Periode Permintaan Pengaruh Permintaan Produksi
(Bulan) Awal Program Setelah (Unit)
Promosi Promosi
Januari 1000 - 1000 1000
Februari 1100 +200 1300 1300
Maret 1200 +250 1450 1450
April 1300 +300 1600 1600
Mei 1400 +350 1750 1750
Juni 1500 - 1500 1500
Juli 1400 -- 1400 1400
Agustus 1300 +250 1550 1550
September 1200 +300 1500 1500
Oktober 1100 +350 1450 1450
November 1000 - 1000 1000
Desember 900 - 900 900

3.3 Instrumen untuk mengelola permintaan


Mengelola permintaan berarti mengubah pola permintaan sehingga memiliki pola
yang lebih menguntungkan bagi supply chain. Ada beberapa cara yang bisa
digunakan oleh supply chain untuk mempengaruhi pola permintaan Ada beberapa
instrumen yang dapat digunakan untuk mengelola permintaan dalam pengelolaan
supply chain. Berikut ini beberapa contohnya:
1. Peramalan Permintaan: Menggunakan metode peramalan untuk
memprediksi permintaan di masa depan. Peramalan yang akurat dapat
membantu perusahaan merencanakan produksi, persediaan, dan distribusi
dengan lebih efisien.
2. Promosi dan Iklan: Melakukan program promosi, diskon, atau kampanye
iklan untuk meningkatkan kesadaran dan minat pelanggan terhadap produk
atau layanan perusahaan. Hal ini dapat merangsang permintaan yang lebih
tinggi dalam jangka pendek.

9
3. Penentuan Harga: Menentukan kebijakan harga yang tepat untuk menarik
pelanggan dan mengatur permintaan. Strategi harga seperti diskon, harga
bundel, atau harga penyesuaian musiman dapat digunakan untuk
mempengaruhi permintaan.
4. Manajemen Portofolio Produk: Mempertimbangkan variasi produk dan
mengelola kombinasi produk yang ditawarkan untuk memenuhi
permintaan yang berbeda dari berbagai segmen pelanggan.
5. Pengelolaan Persediaan: Mengoptimalkan tingkat persediaan dengan
menggunakan teknik seperti metode Just-in-Time (JIT) atau manajemen
persediaan berbasis permintaan (Demand-Driven Inventory Management)
untuk menghindari persediaan berlebihan atau kekurangan yang dapat
mempengaruhi permintaan.
6. Kolaborasi dalam Rantai Pasokan: Berkolaborasi dengan mitra rantai
pasokan, seperti pemasok dan mitra distribusi, untuk berbagi informasi
permintaan dan merencanakan kegiatan secara bersama-sama. Ini dapat
membantu mengurangi ketidakseimbangan permintaan dan pasokan serta
memperbaiki responsibilitas terhadap permintaan yang berfluktuasi.
7. Penjadwalan Produksi yang Fleksibel: Menggunakan penjadwalan
produksi yang fleksibel untuk merespons perubahan permintaan dengan
cepat. Ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan atau
mengurangi produksi sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pilihan instrumen yang tepat akan tergantung pada karakteristik bisnis dan
industri perusahaan, serta lingkungan pasar yang mereka hadapi.

3.4 Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR)


Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) adalah
sebuah metode dan kerangka kerja yang digunakan dalam pengelolaan rantai
pasokan untuk mengoptimalkan perencanaan, peramalan, dan pengisian
kembali persediaan secara kolaboratif antara mitra-mitra bisnis.
CPFR melibatkan kolaborasi yang erat antara pemasok, pengecer, distributor,
dan pihak-pihak terkait lainnya dalam rantai pasokan. Tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan akurasi peramalan permintaan, mengurangi biaya
persediaan, meningkatkan kecepatan respon terhadap perubahan permintaan,
dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

10
A.Kerangka kerja CPFR terdiri dari beberapa langkah penting, antara lain:
a. Penentuan Kebutuhan dan Perencanaan Bersama (Joint Business
Planning): Para mitra bisnis bekerja bersama untuk merencanakan
kebutuhan dan tujuan bisnis bersama. Mereka membagikan informasi
tentang tren pasar, strategi penjualan, dan rencana promosi.
b. Peramalan Kolaboratif (Collaborative Forecasting): Menggunakan data
historis dan informasi yang dibagikan oleh mitra bisnis, peramalan
permintaan yang lebih akurat dibuat secara bersama-sama. Hal ini
membantu mengurangi ketidakselarasan antara permintaan dan
persediaan.
c. Pengisian Kembali Bersama (Collaborative Replenishment): Dalam
langkah ini, rencana pengisian kembali persediaan dilakukan secara
kolaboratif. Informasi tentang persediaan yang tersedia, pesanan yang
sedang diproses, dan perubahan permintaan dibagikan untuk
memastikan ketersediaan persediaan yang tepat waktu.
d. Monitoring dan Pengukuran Kinerja (Performance Measurement):
Mengukur dan memantau kinerja rantai pasokan secara teratur untuk
memastikan bahwa tujuan bersama tercapai dan melakukan perbaikan
jika diperlukan.

B. Keuntungan dari penerapan CPFR meliputi:


a. Meningkatkan akurasi peramalan permintaan dengan memanfaatkan
informasi yang dibagikan dan pandangan gabungan dari berbagai mitra
bisnis.
b. Mengurangi biaya persediaan dengan mengoptimalkan pengisian
kembali persediaan berdasarkan peramalan yang lebih akurat.
c. Mengurangi ketidakselarasan antara permintaan dan persediaan,
sehingga mengurangi kekurangan atau kelebihan persediaan.
d. Meningkatkan responsibilitas terhadap perubahan permintaan dengan
mempercepat aliran informasi dan pengambilan keputusan dalam
rantai pasokan.
e. Meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan dengan memastikan
ketersediaan produk yang tepat waktu dan mengurangi risiko stockout.

CPFR dapat menjadi alat yang efektif dalam mengoptimalkan pengelolaan


permintaan dan persediaan di dalam rantai pasokan yang kompleks. da
2aktivitas kolaboratif yang dilakukan oleh kedua belah pihak (pembeli dan
penjual).

11
Retailer Tasks Collaboration Tasks Manufacturer Tasks
Strategy & Planning
Vendor Management Collaboration Arrangement Account Planning
Category Management Joint Business Plan Market Planning
Demand & Supply Management
POS Forecasting Sales Forecasting Market Data Analysis
Replenishment Planni Order Planning / Forecastin Demand Planning
ng g
Execution
Buying / Re-buying Order Generation Production & Supply Planning
Logistics / Distribution Order Fulfillment Logistics / Distribution
Analysis
Store Execution Exception Management Execution Monitoring
Supplier Scorecard Performance Assessment Customer Scorecard

Pada fase Strategy & Planning


 Customer Scorecard Aktivitas collaborative menentukan sasaran
kolaborasi, mendefinisikan ruanglingkup, dan tanggung jawab masing-
masing pihak.
 Sedangkan aktivitas joint business plan pada intinya adalah
mengidentifikasikanevent yang mempengaruhi penjualan seperti promosi,
pembukaan / penutupan toko, perubahan kebijakan persediaan, dan
pengenalan produk baru.
Pada fase Demand & Supply Management
 Aktivitas peramalan permintaan, dimana penjual dan pembeli bekerjasama
untukmenentukan perkiraan permintaan yang akan diterima selama
periode tertentudengan mempertimbangkan aspek-aspek terjadinya sebuah
permintaan produk yangdiproduksi.-
 Aktivitas peramalan / perencanaan order, berdasarkan hasil peramalan
permintaanmaka diperkuan order untuk memenuhi jumlah permintaan
tersebut, maka perencanaan order akan menyesuaikan permintaan
Pada fase Eksekusi
 Order generation adalah aktivitas mengubah ramalan menjadi pesanan
yangdefinitive
 Sedangkan order fulfillment mencakup produksi, pengiriman, dan display
produkdi rak toko/ritel sehingga bisa dibelli oleh pelanggan akhir
Pada fase analisis
 Exception management adalah mengidentifikasi dan memonitor proses
peramalanhingga terjadinya order dan barang didistribusikan

12
 Performance assessment adalah penilaian kinerja apakah telah
memenuhikebutuhan masing-masing supply chain hingga customers
Aktivitas-aktivitas kolaboratif tidak harus dikerjakan secara bersama-sama
olehkedua belah pihak. Ada beberapa scenario yang bisa terjadi di sini
Alternatives Sales Forecasting OrderPlanning/Forecasting Order Generation
Option A RETAILER RETAILER RETAILER
Option B RETAILER MANUFACTURER MANUFACTURER
Option C RETAILER RETAILER MANUFACTURER
Option D MANUFACTURER MANUFACTURER MANUFACTURER

Tabel memperlihatkan 4 skenario yang berbeda dalam kaitannya dengan siapa


melakukanapa.Pada skenario 1, dinamakan Conevntional Order Management,
mempresentasikan modelkonvensional, ritel melakukan ketiga aktivitas
(peramalan penjualan, peramalan/perencanaan order, dan order generation).Pada
skenario 2, yang dinamakan Supplier-Managed Inventory, ritel melakukan
peramalan penjualan sedangkan dua aktivitas lainnya dilakukan oleh pabrik.
Pada skenario 3, yang dinakan Co-Managed Inventory, dimana dua aktivitas
pertamadikerjakan ritel dan aktivitas ketiga dikerjakan pabrik.Model terakhir,
yaitu Vendor Management Inventory, semua aktivitas dilakukan oleh pabrik
Berikut adalah contoh studi kasus yang mengilustrasikan penerapan konsep
pengelolaan permintaan dan produksi:

Studi Kasus:

Perusahaan Pakaian Olahraga XYZ


Perusahaan Pakaian Olahraga XYZ merupakan produsen dan pengecer pakaian
olahraga terkenal. Mereka menghadapi tantangan dalam mengelola permintaan
dan produksi untuk produk mereka. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan
kepuasan pelanggan, perusahaan memutuskan untuk menerapkan beberapa
strategi pengelolaan permintaan dan produksi.
1. Peramalan Permintaan yang Akurat:
Perusahaan XYZ menggunakan metode peramalan yang canggih berdasarkan data
historis penjualan, tren musiman, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
permintaan. Mereka mengintegrasikan sistem manajemen rantai pasokan dengan

13
sistem peramalan yang menghasilkan peramalan yang lebih akurat untuk setiap
produk dan varian.
2. Kolaborasi dengan Mitra Bisnis:
Perusahaan XYZ menjalin kerjasama yang erat dengan pemasok dan distributor
mereka. Mereka berbagi informasi permintaan terkini, persediaan yang tersedia,
dan rencana promosi. Kolaborasi ini membantu dalam perencanaan produksi yang
lebih efektif dan pengisian kembali persediaan yang tepat waktu.
3. Manajemen Persediaan Just-in-Time (JIT):
Perusahaan XYZ menerapkan pendekatan JIT dalam manajemen persediaan
mereka. Mereka bekerja sama dengan pemasok untuk mengatur pengiriman bahan
baku dan komponen tepat pada waktunya sesuai dengan kebutuhan produksi. Ini
membantu menghindari persediaan berlebihan dan mengurangi biaya
penyimpanan.
4. Program Promosi yang Terencana:
Perusahaan XYZ menggunakan program promosi yang terencana untuk
merangsang permintaan dan meningkatkan penjualan. Mereka menawarkan
diskon musiman, paket bundel, dan program loyalitas kepada pelanggan. Namun,
mereka memperhatikan keberlanjutan program promosi agar tidak mengganggu
ketersediaan persediaan atau mengakibatkan biaya logistik yang tinggi.
5. Pemantauan Kinerja Rantai Pasokan:
Perusahaan XYZ secara teratur memantau kinerja rantai pasokan mereka dengan
menggunakan indikator kinerja kunci (KPIs). Mereka melacak akurasi peramalan,
tingkat layanan pelanggan, efisiensi produksi, dan biaya persediaan. Data ini
membantu mereka mengidentifikasi area perbaikan dan mengambil tindakan yang
sesuai.
Hasilnya, perusahaan Pakaian Olahraga XYZ berhasil meningkatkan efisiensi
operasional, meningkatkan akurasi peramalan permintaan, mengurangi biaya
persediaan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Mereka dapat dengan lebih
efektif merespons perubahan permintaan, mengoptimalkan produksi, dan
meminimalkan risiko persediaan berlebihan atau kekurangan.
Studi kasus ini menunjukkan bagaimana penerapan strategi pengelolaan
permintaan dan produksi yang terencana dapat membantu perusahaan

14
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Pengelolaan permintaan dan produksi merupakan faktor kritis dalam keberhasilan


sebuah perusahaan. Kehadiran kelebihan atau kekurangan persediaan dapat
berdampak negatif pada kinerja keuangan, kepuasan pelanggan, dan efisiensi
operasional.Perencanaan permintaan yang akurat berperan penting dalam
mengoptimalkan rantai pasokan. Metode peramalan yang baik, berbasis data
historis dan menggunakan teknik yang tepat, dapat membantu dalam memprediksi
kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.Promosi dan kegiatan pemasaran dapat
memiliki dampak signifikan pada permintaan dan persediaan. Program promosi
yang efektif dapat meningkatkan penjualan dan permintaan produk, tetapi perlu
dikelola dengan hati-hati agar tidak menyebabkan ketidakseimbangan persediaan
atau biaya operasional yang tidak terkendali.
Manajemen persediaan yang efisien dan tepat waktu merupakan elemen penting
dalam pengelolaan permintaan dan produksi. Penggunaan teknik seperti Just-in-
Time (JIT) dan penjadwalan yang fleksibel dapat membantu mengurangi biaya
persediaan dan meningkatkan responsibilitas terhadap perubahan permintaan.
Kolaborasi dengan mitra bisnis dalam rantai pasokan dapat menghasilkan manfaat
yang signifikan dalam mengelola permintaan dan produksi. Pendekatan seperti
CPFR (Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment) memungkinkan
pembagian informasi yang lebih baik, perencanaan bersama, dan pengambilan
keputusan yang lebih efektif.Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan
permintaan dan produksi, perusahaan perlu mengadopsi pendekatan yang
terintegrasi dan berbasis data. Penggunaan teknologi informasi, analisis data yang
canggih, dan kerja sama yang erat dengan mitra bisnis akan menjadi kunci dalam
mencapai efisiensi, ketepatan, dan keunggulan kompetitif di dalam rantai pasokan.

Saran
 Perluas penggunaan teknologi: Manfaatkan teknologi informasi dan sistem
manajemen rantai pasokan yang canggih untuk meningkatkan visibilitas
dan akurasi dalam pengelolaan permintaan dan produksi.
 Tingkatkan kolaborasi dengan mitra bisnis: Bentuk hubungan yang kuat
dengan pemasok, pengecer, dan mitra distribusi lainnya untuk berbagi
informasi permintaan, merencanakan bersama, dan meningkatkan
responsibilitas terhadap perubahan permintaan.

15
 Tingkatkan ketepatan peramalan: Gunakan metode peramalan yang tepat,
berbasis data historis, dan terus-menerus diperbarui untuk memprediksi
permintaan dengan lebih akurat. Perbarui peramalan secara berkala
berdasarkan informasi terbaru.
 Kendalikan biaya persediaan: Terapkan strategi manajemen persediaan
yang efisien, seperti JIT (Just-in-Time), untuk mengurangi biaya
persediaan yang tidak perlu dan meningkatkan responsibilitas terhadap
perubahan permintaan.
 Evaluasi program promosi secara sistematis: Tinjau efektivitas program
promosi dan aktivitas pemasaran lainnya secara teratur. Identifikasi
program yang paling sukses dalam meningkatkan permintaan dan
pertimbangkan penyesuaian yang diperlukan.
Daftar pustaka
https://melatijournal.com/index.php/jmas/article/view/72/108
https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/1970/1534
Lionna, F., Jasa, R. H., Charles, H., & Wu, V. N. (2022). PENGELOLAAN
PERMINTAAN DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA UMKM BENGKEL
RONA DI KOTA BENGKALIS. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(4), 5931-5942.
Pujawan, I Nyoman dan ER, Mahendrawathi.2010. Supply Chain
Management.Surabaya:Guna Widya
Wikipedia.2018.
Collaborative, Planning, Forecasting, and Replenishment
dihttps://en.wikipedia.org/wiki/Collaborative_planning,_forecasting,_and_repleni
shment(diakses pada 13 Maret 2019)
Ardy.2016.Definisi, Sejarah Singkat CPFR (Collaborative, Planning,
Forecasting,and Replenishment
) di
http://ardy-web.blogspot.com/2016/01/definisi-sejarah-singkat-cpfr.html(diakses
pada 13 Maret 2019)
Vanguard Software.2017.
Collaborative, Planning, Forecasting, and Replenishment
dihttp://www.vanguardsw.com/2017/09/collaborative-planning-forecasting-and-
replenishment-cpfr/(diakses pada 13 Maret 2019)

16

Anda mungkin juga menyukai