Anda di halaman 1dari 10

PERAMALAN BISNIS

DOUBLE MOVING AVERAGE


Produksi Perikanan Menurut Subsektor (ribu ton), 1999-2014

Oleh :
Ahmad Aziz P P

041411231219

Dzurrotul Maghfiroh

041411231232

M.Ihwanudin

041411231244

Yerico Yanu Asmara 041411231166


Anita Firyal

041411231224

Yudhir Irzak Firdaus

041411231235

S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan Rahmat-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Analisis Moving
Average, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Analisis Moving Average yang menjelaskan bagaimana
melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Surabaya , 2 April 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Peramalan merupakan tahap awal dari perencanaan dan pengandalian
produksi. Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya
permintaan terhadap suatu atau beberapa produk pada periode yang akan
datang. Pada hakekatnya peramalan merupakan suatu perkiraan terhadap
keadaan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Keadaan masa yang akan
datang yang dimaksud adalah:
1.

Apa yang dibutuhkan (jenis)

2.

Berapa yang dibutuhkan (jumlah/kuantitas)

3.

Kapan dibutuhkan (waktu)

Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam


ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan
yang sebenarnya. Peramalan tidak akan pernah perfect, tetapi meskipun
demikian hasil peramalan akan memberikan arahan bagi suatu perencanaan.
Suatu perusahaan biasanya menggunakan prosedur tiga tahap untuk sampai
pada peramalan penjualan, yaitu diawali dengan melakukan peramalan
lingkungan, diikuti dengan peramalan penjualan industri, dan diakhiri dengan
peramalan penjualan perusahaan.
1.2. Pendefinisian Tujuan Peramalan
Tujuan peramalan dilihat dengan waktu:
1.

Jangka pendek (short term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat
harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh low management.
2.

Jangka menengah (medium term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat


bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh middle management.
3.

Jangka panjang (long term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat


tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh top
management.

1.3. Peranan Peramalan dalam Sistem Produksi


Peranan peramalan dalam perencanaan proses produksi adalah sebagai
berikut:
1.

Business Planning

Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan


sebagai dasar untuk membuat rencana pemasaran.
2.

Marketing Planning

Rencana tentang produk yang akan dibuat, penjualan dan pemasaran, sebagai
dasar untuk membuat production planning.
3.

Master Production Schdule

Rencana produk akhir yang harus dibuat pada tiap periode selama 1-5
tahun.
Produk akhir, merupakan dekomposisi dari production planning.
4.

Resource Planning

Rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi production plan, dapat


dinyatakan dalam jam-orang atau jam-mesin. Merupakan bahan pertimbanagn
untuk ekspansi orang, mesin, pabrik, dan lain-lain, yang ditetapkan berdasarkan
kapasitas yang tersedia.
5.

Rought Cut Capacity Planning (RCPP)

..... Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi


MPS. Hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap work
centre pada setiap periode. Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan
jam kerja atau sub kontrak.
6.

Demand Management

Aktivitas memprediksi kebutuhan di masa datang dikaitkan dengan kapasitas.


Terdiri dari aktivitas forecasting, distribution requirement planning, order entry,
shipment, dan service part requirement.
7.

Material Requirement Planning

Menetapkan rencana kebutuhan material untuk melaksanakan MPS. Output MRP


adalah purchasing dan PAC (Production Activity Control), dan MRP menghasilkan
rencana pembelian meliputi jumlah due date, release date.
8.

Capacity Requirement Planning

Rencana kebutuhan kapasitas yang dibutuhkan untuk merelealisasikan MPS di


tiap periode dan tiap mesin. CRP lebih teliti dan lebih rinci dibanding RCCP,
karena disarkan pada planned order. Jika kapasitas tidak tersedia bisa ditambah

denganover time, merubah routing dan lain-lain. Jika tidak tercapai MPS harus
dirubah.

9.

Production Activity Control (PAC)

Sering disebut distributor shop floor control (SFC), aktivitas membuat produk
setelah bahan dibeli. PAC terdiri dari aktivitas awal-akhir suatu job berdasarkan
urutan kedatangan job, lalu membebankan job ke work station, dan melakukan
pelaporan. Hasil laporan akan merupakan feedback bagi MPS.
10. Purchasing
Merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order pembelian, dan
menjadwalkan vendor.
11. Performance Measurement
Evaluasi sistem untuk melihat seberapa jauh hasil yang diperoleh dibandingkan
dengan rencana yang telah ditetapkan. Sebagai bahan evaluasi pencapaian
bisnisplanning.

1.4. Karakteristik Peramalan yang Baik


Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain
akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah
sebagai berikut:
A.

Akurasi

Akurasi dari suatu peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan konsistensi
peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut
terlalu tinggi atau telalu rendah dibanding dengan kenyataan yang sebenarnya
terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten jika besarnya kesalahan peramalan
relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan
persediaan sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera,
akibatnya perusahaan kemungkinan kehilangan pelanggan dan keuntungan
penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya
penumpukan barang/ persediaan, sehingga banyak modal tersia-siakan.
Keakuratan hasil peramalan berperan dalam menyeimbangkan persediaan ideal.
B.

Biaya

Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan tergantung jumlah


item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang
digunakan. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi betapa
banyak data yang diblutuhkan, bagaimana pengolahannya (manual atau
komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa data ahli yang
diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus sesuai dengan dana yang

tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang penting
akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini
merupakan adopsi dari hukum Pareto (Analisa ABC).
C.

Kemudahan

Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah


diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma
memakai metode yang canggih tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem
perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun
peralatan teknologi.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Pengertian Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan bagian vital bagi setiap organisasi
bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen yang sangat
signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang
perusahaan. Dalam area fungsional keuangan, peramalan memberikan dasar
dalam menentukan anggaran dan pengendalian biaya. Pada bagian pemasaran,
peramalan penjualan dibutuhkan untuk merencanakan produk baru, kompensasi
tenaga penjual, dan beberapa keputusan penting lainnya. Selanjutnya, pada
bagian produksi dan operasi menggunakan data-data peramalan untuk
perencanaan kapasitas, fasilitas, produksi, penjadwalan, dan pengendalian
persedian(inventory control). Untuk menetapkan kebijakan ekonomi seperti
tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat inflasi, dan lain
sebagainya dapat pula dilakukan dengan metode peramalan.
Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel
atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang.
Asumsi dasar dalam penerapan teknik-teknik peramalan adalah:If we can
predict what the future will be like we can modify our behaviour now to be in a
better position, than we otherwise would have been, when the future
arrives. Artinya, jika kita dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan
maka kita dapat mengubah kebiasaan kita saat ini menjadi lebih baik dan akan
jauh lebih berbeda di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa
lalu akan terus berulang setidaknya dalam masa mendatang yang relatif dekat.
Peramalan merupakan teknik yang digunakan untuk memperkirakan suatu
system dimasa yang akan datang.Peramalan diperlukan oleh suatu perusahaan
karena setiap keputusan yang diambil dapat memengaruhi keadaan diamasa
yang akan datang. Menurut Horison waktu,nya,peramalan dapat dibagi menjadi
3 yaitu:

1.

Peramalan jangka pendek yang memberikan hasil peramalan satu tahun


mendatang.atau kurang

2.
Peramalan jangka menengah untuk meramalkan keadaan satu hingga 5
tahun kedepan.
3.

Peramalan jangka panjang digunakan untuk pengambilan keputusan


mengenai perencanaan produk dan perencanaan pasar,pengeluaran biaya
perusahaan,studi kelayakan pabrik,anggaran,purchase order,perencanaan
tenaga kerja dan perencanaan kapasitas kerja serta pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan kejadian lebih dari 5 tahun yang akan datang.

Model Rata-Rata Bergerak (Moving Average)


Metode rata-rata bergerak banyak digunakan untuk menentukan trend dari suatu
deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, deret berkala
dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih mulus. Metode
ini digunakan untuk data yang perubahannya tidak cepat, dan tidak mempunyai
karakteristik musiman atau seasonal. Model rata-rata bergerak mengestimasi
permintaan periode berikutnya sebagai rata-rata data permintaan aktual dari n
periode terakhir. Terdapat tiga macam model rata-rata bergerak, yaitu:
Single Moving Averages
Mt = t+1 = At + At-1 + At-2 +. + At-n+1
n
Simple Averages
Ft = S At / n
Double Moving Average
Mt = Mt + Mt-1 +. + Mt-n+1
n

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Data Produksi Perikanan Menurut Subsektor (ribu ton), 19992014

3.2 Peramalan Produksi Perikanan Menurut Subsektor (ribu ton),


1999-2016*

Anda mungkin juga menyukai