NIM : 190810201090
1. Tunjukkan secara singkat apa saja yang harus diuraikan dalam latar belakang penelitian,
lengkapi dengan contoh (sesuai proposal individu saudara)
2. Jelaskan secara singkat terkait dengan populasi dan sampel. Lengkapi dengan contoh pada
masing-masing teknik pengambilan sampel.
Jawab
Bagian latar belakang masalah merupakan pembenaran (justifikasi) terhadap pemilihan masalah
penelitian. Dalam latar belakang masalah, peneliti harus mampu memaparkan mengapa
penelitian tersebut penting untuk dilakukan. Pada saat menjelaskan mengapa penelitian
penting untuk dilakukan, calon peneliti harus menjelaskan fenomena/masalah yang ada di
lapangan sehingga menyebabkan perlunya untuk dilakukan penelitian. Penyusunan latar
belakang proposal skripsi harus dapat mengemukakan dengan jelas argumentasi tentang
pentingnya melakukan penelitian tersebut. Selain itu, latar belakang masalah penelitian juga
harus dapat menjelaskan tentang hal-hal berikut:
6) bagaimana solusinya.
Pada umumnya, terdapat empat unsur pokok yang tersirat dalam perumusan latar belakang
dalam rangka pengembangan gagasan atau masalah.
Secara umum pentingnya sebuah masalah ini ditulis pada awal gagasan atau
Unsur ini ditulis setelah mengemukakan gagasan adanya masalah dan itu penting
pentingnya masalah itu untuk diteliti atau bila tidak diteliti bagaimana
dampaknya.
penelitian yang terdahulu atau telah ada yang harus ditunjang dengan data
yang timbul serta alternatif lain yang akan dilakukan dalam penelitian.
Pada bagian akhir latar belakang masalah, peneliti harus mengungkap kaitan
antara isu penelitian dan teori yang ada dengan bukti-bukti empiris yang ada untuk
mendapatkan ide tentang peluang penelitian yang muncul. Jika penelitian yang akan
dilakukan berbentuk studi kasus, peneliti harus menampilkan informasi tambahan dengan
menyajikan sejumlah data yang mendukung isu yang akan diangkat. Data yang disajikan dapat
berasal dari objek penelitian atau sumber-sumber lain yang dapat dipertanggung jawabkan
Contoh :
Kesehatan kulit dan wajah merupakan hal yang paling sering diperhatikan oleh
kalangan wanita, karena kulit dan wajah merupakan bagian yang sangat terlihat dalam
segi penampilan yang harus dirawat dan dijaga.Penampilan sangat mendukung tingkat
kepercayaan diri wanita, dari hal tersebut skin care dan body care menjadi salah satu hal
yang paling sering dicari oleh para kaum wanita.
Skin care dan body care termasuk golongan produk kecantikan. Berdasarkan data
We are Social& Hootsuite (2019) terdapat 8 kategori barang dan jasa yang
pertumbuhannya paling tinggi di bidang e-commerce. Ditingkat global produk kecantikan
dan pakaian menempati posisi pertama (17%) diantara 7 kategori lainnya. Jenis produk
kecantikan di Indonesia menempati posisi kelima tertinggi tingkat pertumbuhannya,
dimulai dari posisi pertama yaitu kategori makanan dan personal care (30%), posisi
kedua kategori mainan dan hobi (25%), posisi ketiga elektronik dan media (24%), posisi
ke empat mebel dan peralatan (23%), posisi ke lima produk kecantikan dan pakaian
(18%) dan diikuti kategori lainnya.
Tingginya pertumbuhan e-commerce produk kecantikan ditingkat global dan
Indonesia membuktikan tingginya minat beli konsumen akan produk kecantikan.
Celebrity endorser, citra merek, dan kepercayaan merek termasuk hal yang
mempengaruhi minat beli konsumen (Suhardi dan Irmayanti 2019:61). Akhir- akhir ini
produk kecantikan yang sangat digemari oleh para remaja sampai dengan wanita dewasa
adalah produk kecantikan lokal scarlett. Menurut Setiawan dan Ihwan, 2004 (dalam
Ambarwati, Sunarti dan Mawardi, 2015:4) ada beberapa pengertian minat beli, salah
satunya adalah: minat beli berhubungan antara perilaku pembelian yang dilakukan secara
terus menerus oleh seseorang. Pernyataan tersebut mendukung bahwa minat beli
setidaknya merupakan proses pembelian minimal satu kali. Dilihat dari data jumlah rata-
rata banyaknya penjualan produk Scarlett yang mencapai >10.000 produk terjual hingga
awal bulan november disebuah online shop pada gambar 1.2 ini. Data ini juga yang
menandakan begitu banyaknya minat beli masyarakat dalam produk kecantikan scarlett.
Media sosial merupakan hal yang sangat sering diakses oleh masyarakat.Kekuatan
media sosial melengkapi kekuatan celebrity endorser untuk mempengaruhi masyarakat
dalam mengenalkan banyaknya merek produk kecantikan tersebut. Menurut Restanti,
Kusumawati dan Devita (2019 : 30) tingginya atribut kredibilitas, daya tarik, keahlian,
kepercayaan yang ada dalam celebrity endorser semakin kuat juga pengaruhnya terhadap
minat beli konsumen. Scarlett telah menggunakan kekuatan celebrity endorser yaitu
Felicya Angelista yang juga merupakan pemilik produk scarlett dan Acha Sinaga sebagai
aktris yang tinggal di luar negeri yang mampu membuat produk kecantikan tersebut
dikenal hingga luar negeri. Scarlett memiliki pemilihan strategi celebrity endorser yang
baik dalam daya tarik fisiknya dengan mencantumkan nama Felicya Angelista di salah
satu produk kecantikannya. Persepsi konsumen akan produk akan baik dengan dukungan
celebrity endorser yang memakai produk tersebut. Dilain sisi produk scarlett juga sudah
mengeluarkan produk body care dan skin carenya, sehingga tidak merepotkan konsumen
ketika ingin membeli kedua produk kecantikan tersebut.
Felicya Angelista dan Acha Sinaga merupakan artis yang memiliki wajah putih
mulus dan memiliki kulit yang cerah. Menurut Kotler, Kertajaya dan Setiawan
(2019:113) Merek harus mempunyai daya tarik fisik yang unik untuk mendapatkan
dampak yang tinggi bagi masyarakat. Citra merek mampu mempengaruhi perilaku
konsumen, konsumen yang merespon positif dalam sebuah merek, maka itu juga yang
membuat citra merek produk tersebut baik dan konsumen lebih memilih merek tersebut
dalam pembeliannya. Citra merek scarlett sudah mulai tertanam dalam pemikiran
masyarakat. Perusahaan scarlett akan tetap menjaga citra merek tersebut.
Banyaknya brand yang mengeluarkan produk kecantikan, sehingga membuat
kaum wanita terlebih dahulu untuk mencocokkan tipe jenis muka dan kulitnya dengan
manfaat yang diberikan oleh hasil pemakaian yang produk berikan hingga sampai
memunculkan kepercayaan merek terhadap sebuah produk. Menurut Sivesan, 2013
(dalam Wulandari dan Nurcahaya 2015 : 3916), karena perusahaan akan sulit
mempertahankan kepercayaan konsumen akan merek serta menarik konsumen baru tanpa
kokohnya sebuah citra merek. Dampak dari celebrity endorser, baiknya citra merek yang
menimbulkan kepercayaan merek dalam masyarakat.
Dalam penelitian Andi, Suyono, Hafis dan Hendri (2020:34) mengatakan bahwa
variabel celebrity endorser tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli.
Serta dalam penelitian Lestari, Rusno dan Nurfaraid (2020:4) menyatakan bahwa variabel
brand image atau citra merek secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap minat beli, sedangkan dalam hasil penelitian (Suhardi dan Irmayanti, 2019)
mengatakan bahwa ketiga variabel celebrity endorser, citra merek, dan kepercayaan
merek tersebut terdapat pengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Oleh karena
adanya perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya dan juga disertai latar belakang diatas
maka peneliti tertarik untuk mencari solusi permasalahan tersebut melalui judul
“Pengaruh celebrity endorser, citra merek, dan kepercayaan merek dalam menarik minat
beli produk kecantikan”.
2. Populasi dan Sampel
Menurut saya populasi merupakan seluruh subjek yang ada sudah ditentukan untuk di
teliti karakteristiknya dalam sebuah penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian
perwakilan karakteristik subjek yang akan di teliti sebab apabila jumlah populasi terlalu
banyak maka akan mengeluarkan terlalu banyak tenaga, dan dan waktu yang terbatas itu
sendiri.
Secara garis besar, teknik pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu
▪ Probability Sampling (Random Sample) Probability sampling adalah Metode
pengambilan sampel secara random atau acak. Dengan cara pengambilan sampel ini.
Seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel penelitian. Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik,
antara lain:
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) Pengambilan
sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik penarikan
sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap
anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya
menggunakan nomor undian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus
yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara
lain:
1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
Kriteria eksklusi:
2) Snowball Sampling
3) Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil
sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti
jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan. Contoh penggunan
metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven Johnson Syndrom yaitu
penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh
terhadap antibiotik. Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali
menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu
juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian
sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
4) Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Teknik sampling ini
mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti.
Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah diketahui
sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup tinggi jika
menggunakan metode ini. Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya
digunakan pada penelitian yang memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya,
penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area
terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara
keseluruhan, inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.
5) Convenience sampling
Convenience sampling adalah pengambilan sampel didasarkan pada ketersediaan
elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Sampel diambil/terpilih karena
sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat. Cara ini nyaris tidak dapat
diandalkan, tapi paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki
kebebasan untuk memilih siapa saja yamg mereka temui. Penelitian yang dilakukan
oleh seorang dosen mengenai keinginan mahasiswa seluruh perguruan tinggi negeri
dan swasta terhadap pemerintah RI berkaitan dengan langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam menghadapi krisis moneter yang telah berjalan sejak bulan Juli 1997.
Disini dapat lebih tepat (dari segi waktu dan kemudahan mendapatkan data)
menggunakan teknik convenience sampling dengan mengambil sampel mahasiswa
dari setiap kelas pada saat dosen tersebut mengajar.