Adapaun karakter remaja yang ditulis dalam jurnal yang diteliti oleh Nurwati,
dkk (2016) menyimpulkan bahwa “Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di
media sosial sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan
menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman,
sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya.”. Dari penelitian tersebut
dapat dilihat bagaimana kondisi remaja yang sangat mudah terpengaruh dan juga
mementingkan tampilannya di media sosial. Mereka akan mengikuti apapun yang
sedang menjadi tren, jika penampilan mereka dianggap kurang menarik, maka
kepercayaan diri pun akan menurun.
Psikologis Klinis di RSJ Sanatorium Dharmawangsa yang dilansir dari situs
suara.com (https://www.suara.com/health/2018/09/26/163743/streorotif-cantik-buat-
tidak-percaya-diri-ini-kata-psikolog diakses pada 11 September 2019, pukul 02:34
WIB) menyatakan bahwa “Rasa percaya diri adalah hal yang vital agar perempuan
bisa hidup dengan lebih positif. Orang yang percaya diri berpotensi besar untuk
sukses dalam kehidupan pribadi maupun karirnya, jadi bayangkan jika penilaian fisik
membuat seseorang tidak percaya diri dan tidak sedikit pula yang depresi”.
Ketidakpercayaan diri karena penampilan fisik mendorong para wanita untuk
melakukan apapun demi mendapatkan label “cantik”. Mereka berusaha untuk tampil
cantik dengan melakukan berbagai perawatan agar mendapatkan suatu penampilan
fisik yang sempurna. Mulai dari suntik putih, penggunaan skin care, botox, sedot
lemak, chemical peeling, laser terapi, hingga operasi untuk memperbaiki tampilan
fisik mereka. Selain dari perawatan, salah satu usaha yang paling banyak dilakukan
oleh wanita untuk mempercantik diri adalah dengan menggunakan kosmetik.
Kosmetik menurut perarturan Menteri Kesehatan RI No.
445/MenKes/PerMenKes/1998 dalam Tranggono (2007:6) menyatakan bahwa:
“Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yagn siap digunakan pada bagian
luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar),
gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan teteapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit.”
Penelitian terdahulu inni menjadi salah satu acuan peneliti dalma melakukan
penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan
penelitian dengan judul sama seperti judul penelitian. Namun, peneliti mengangkat
beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada
penelitian ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait :
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Astrid Namira Majid Hubungan Penggunaan Sumbangan efektif (R2)
(2017) Kosmetika dengan Citra variabel Intensitas
Diri Remaja. Penggunaan Kosmetika
dalam mempengaruhi
variabel citra diri adalah
sebesar 0,045 atau 4,5%
yang berarti intensitas
penggunaan kosmetika
dapat mempengaruhi citra
diri remaja putri sebesar
4,5%.
Perbedaan: penelitian yang dilakukan oleh Astrid pada tahun 2017. Penelitian yang
dilakukan dengan metode kuantitatif dengan waktu penelitian yang berbeda dari
penelitian yang dilakukan penulis sebelumnya.
Kharisma Putri Hubungan antara Citra Hasil analisis regresi
Sunastiko,dll (2017) Diri (self imager) dengan sederhana mendapatkan r
perilaku Konsumtif dalam xy = -0,467 dengan p =
pembelilan produk 0,000 (p
kosmetik dikalangan
mahasiswi.
Perbedaan: Pada penelitian yang dilakukan oleh Kharisma, dll pada tahun 2017
terdapat perbedaan pada penelitian yang penelti sedang lakukan yaitu dalam
pengambilan teknik sampel yang digunakan. Selain itu, variabel y (terikat) yang
dpakai pada penelitian ini juga tidak sejenis.
Lita Donna Elianti (2018) Makna Penggunaan Make Hasil penelitian
Up sebagai Identitas Diri. menunjukkan bahwa
penggunaan make up
dikarenakan faktor
internal yaitu sadar akan
kekurangan fisik dan
kesukaan mahasiswi
terhadap make up, dan
faktor eksternal yaitu
pengaruh dari teman,
orang tua, beauty vlogger
dan tutorial video di
Youtube serta adanya
berbagai tuntutan dalam
pekerjaan dan organisasi.
Makna penggunaan make
up sebagai identitas diri
bagi mahasiswi adalah
keinginan untuk tampil
sempurna, ingin
mendapatkan perhatian
dari lingkungan
disekitarnya, dan adanya
kepuasan dan kebanggaan
dari dalam dirinya.
Perbedaan: Pada penelitian yang dilakukan oleh Lita pada tahun 2018, terdapat
perbedaan pada penelitian yang penelti sedang yaitu pada penggunaan metode
penelitian, peneliti menggunakan metode kuantitatif bukan kualitatif yang dilakuan
oleh lita.
2.2.1. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang paling mendasar dan paling penting sehingga
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi sudah menjadi kebutuhan di
masyarakat. Komunikasi dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah komunikasi
antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik dan komunikasi massa.
Perkembangan komunikasi memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia. Komunikasi
mampu memberikan kemudahan bagi manusia untuk memperoleh informasi, dalam
menunjang kelancaran segala aktivitasnya. Masyarakat menjadi lebih berkembang dengan
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang ada. Saat ini, komunikasi dilakukan oleh
masyarakat untuk memenuhi tujuan tertentu.
Seperti yang telah dipaparkan di atas dari definisi Laswell diungkap sebagai
komunikasi verbal sebagai berikut: unsur sumber (who) dapat dikatakan narasumber dari
penyampai pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in
which channel) menarik untuk mengkaji analisis media. Unsur penerima pesan (to whom)
dilakukan untuk studi analisis publik. Unsur pengaruh (with what effect) berhubungan dengan
efek pesan yang timbul dari publiknya. Dari penjelasan tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa komunikasi adalah suatu penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikannya
dengan melalui suatu media dan mendapatkan efek dari pesan yang disampaikan tersebut.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, di dalam penelitian ini peneliti ingin melihat efektivitas
penyampaian pesan yang dilakukan secara non verbal, yaitu ketika sesoarang
merepresentasikan dirinya menggunakan kosmetik.
Terlepas dari definisi menurut Laswell, komunikasi adalah suatu bentuk yang sangat
penting bagi kehidupan manusia, karena tanpa adanya komunikasi kita sebagai manusia tidak
akan bisa hidup secara individu saja. Dimana tujuan dari komunikasi adalah kita sebagai
manusia harus memberikan pesan yang mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis komunikasi
pun ada dua yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi
yang disampaikan dengan kata-kata dan dilakukan secara langsung. Sedangkan komunikasi
non verbal adalah proses komunikasi melalui bahasa isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah
dan simbol-simbol dalam penyampaian sebuah pesan. Komunikasi non verbal ini banyak
sekali manusia yang salah dalam menerima pesan atau message yang disampaikan dari
komunikator (orang yang memberikan pesan) kepada si komunikan (orang yang menerima
pesan). Penyampaian pengertian antarindividu. Pengertiannya adalah dimana manusia
menyampaikan maksud dan tujuan dari orang yang satu kepada orang lainnya. Komunikasi
menjadi suatu pusat dimana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seseorang penerima
dengan berupaya mempengaruhi perilaku yang menerima pesan tersebut. Morissan dan
Wardany (2009: 17-21) menjelaskan definisi tentang elemen komunikasi:
1. Komunikator, adalah proses dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim
pesan, yaitu dimana gagasan, idea atau pikiran berasal, yang kemudian akan
disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan.
4. Saluran, adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima.
5. Dekoding, adalah kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterprestasikan pesan-
pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima.
6. Komunikan, adalah sasaran atau target dari pesan. Penerima sering pula disebut
dengan “komunikan”. Penerima dapat berupa satu individu, satu kelompok, lembaga,
atau bahkan suatu kumpulan besar manusia yang tidak saling mengenal.
7. Umpan balik, adalah tanggapan atau respons dari penerima pesan yang membentuk
dan mengubah pesan berikut yang akan disampaikan sumber. Umpan balik menjadi
tempat perputaran arah dari komunikasi. Artinya, sumber pertama, kemudian
menjadi penerima, sementara penerima pertama menjadi sumber baru.
Sedangkan merujuk pada teori yang digunakan oleh peneliti yaitu Teori
Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura (1969) alam Karlinah
(2007:64) teori ini menjelaskan bahwa pemirsa meniru apa yang mereka lihat di media
(televisi), melalui suatu proses pembelajaran hasil pengamatan. Dengen melihat
maraknya kosmetik yang digunakan oleh para influencer dan blogger membuat remaja
melakukan peniruan untuk menggunakan kosmetik.
Morrisan , Andy Wardany Corry. 2009. Teori Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurwati, Nunung, dkk. 2016. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Remaja.
Vol 3. Bandung: Universitas Padjajaran.
Sarlito Wirawan Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ruslan, Rosady. 2016. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Website :
https://www.suara.com/health/2018/09/26/163743/streorotif-cantik-buat-tidak-
percaya-diri-ini-kata-psikolog diakses pada 11 September 2019, pukul 02:34
WIB
https://marketeers.com/menganalisa-konsumsi-kosmetik-perempuan-milenial-
indonesia/ diakses pada 11 September 2019 pukul 3:24 WIB
https://kemenperin.go.id/artikel/18957/Industri-Kosmetik-Nasional-Tumbuh-20
diakses pada 11 September 2019 pukul 21:43 WIB
https://lifestyle.sindonews.com/read/1304631/186/makeup-membantu-wanita-
perbaiki-mood-dan-kepercayaan-diri-1525955681 dikases pada 13 September
2019 Pukul 00:11 WIB