Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Psikodiagnostik IV (Inteligensi)
“Teori Alat Tes Inteligensi”

Disusun Oleh:
Zhafira Puteri Rasham (1824090241)
Dosen:
FEBI HERDAJANI, S.Psi., M.Si., Psi
Kelas:
Kamis, 15:20-17:00

Universitas Persada Indonesia Y.A.I


Fakultas Psikologi
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Inteligensi atau kecerdasan intelektual adalah salah satu kemampuan
mental, pikiran, atau intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses
kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. Dalam proses pendidikan intelegensi
diyakini sebagai unsur penting yang sangat menentukan keberhasilan belajar
peserta didik. Namun inteligensi merupakan salah satu aspek perbedaan
individual yang perlu dicermati. Setiap peserta didik memiliki intelegensi yang
berlainan. Ada anak yang mempunyai inteligensi tinggi, sedang, dan rendah.1
Para ahli kognitif dan juga psikologi kognitif mulai menyadari bahwa untuk
menjadi pembelajar yang benar-benar efektif, siswa harus terlibat dalam
beberapa aktivitas mengatur diri (self regulated activities).
Dalam kenyataannya tidak hanya bahwa siswa harus mengatur
perilakunya sendiri, melainkan juga mereka harus mengatur proses-proses
mental mereka sendiri. Self regulated learning (pembelajar yang diatur sendiri)
adalah pengaturan terhadap proses-proses kognitif sendiri agar belajar semakin
sukses.
1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengaplikasikan alat-alat tes inteligensi?
2. Bagaimana cara mengetahui daya inteligensi atau potensi inteligensi
seseorang?
3. Apa saja macam-macam alat tes inteligensi dalam bidang psikologi?
BAB III

PEMBAHASAN

1. Wechsler Adult Intelligent Scale


Merupakan tes skala Intelegensi/kecerdasan pada individu usia 16 tahun
ke atas.
Tujuannya adalah untuk mengetahui tentang model short form pada tes
WAIS untuk klien psikiatri, tingkat validitas dan reliabilitasnya, serta
implementasi dari sort form tes WAIS ini pada klien.

2. Binet
Merupakan tes skala intelegensi pada individu usia 2-12 tahun.
Tes Binet Simon dipublikasikan pertama kali pada tahun 1905 di Paris-
Prancis. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan mental
seseorang.

3. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligent


Merupakan tes intelegensi pada individu usia 4-6 tahun.

4. Wechsler Intelligent Scale for Children


Alat tes ini dirancang dan ditujukan untuk anak-anak pada usia sebelum
masuk sekolah atau anak-anak yang ada pada tingkat taman kanak-kanak,
perkiraan usia dimulai dari 2 tahun atau saat anak mulai masuk ke taman
kanak-kanak hingga umur 6 tahun saat anak mulai masuk ke sekolah
dasar. Alat tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan anak
secara keseluruhan serta dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi
karakteristik keterlambatan atau kesulitan anak tersebut (Cloudida, 2018).
5. Intelligent Structure Test
IST adalah alat tes yang kompleks dan memiliki tingkat kesulitan pada
tugas-tugas di setiap bagian yang tinggi. Meski begitu, melalui tes IST
individu dapat mengetahui IQ total dan per bagian (Kumolohadi &
Suseno, 2012).

6. Standard Progressive Matrices


Tes SPM mengukur kecerdasan orang dewasa. Tes ini mengungkapkan
faktor general (G faktor) atau kemampuan umum seseorang. Tes SPM
digunakan secara individual atau klasikal dan waktu penyajian yang
dibutuhkan 30 menit (Kumolohadi & Suseno, 2012).

7. Advances Progressive Matrices


Tes SPM memuat 60 soal yang di dalamnya terbagi menjadi lima seri
yaitu seri A, B, C, D dan E. Setiap seri terdiri dari 12 soal yang berbentuk
gambar-gambar. Setiap soal terdiri dari satu gambar besar yang tidak
lengkap dan terdapat pilihan jawaban untuk melengkapi gambar tersebut. 
Dalam penyajian tesnya, set A dan B menyediakan enam gambar kecil
sebagai pilihan, sedangkan untuk set C, D, dan E, disediakan delapan
pilihan. Penyusunan soal bertingkat dari soal  yang  mudah ke soal yang
sukar (Rahmadani, 2019).

8. Culture Fair Intelligent Test


Tes CFIT memiliki tiga jenis skala, yaitu: skala 1 ditujukan untuk usia 4
sampai 8 tahun, skala 2 ditujukan untuk usia 8 sampai 13 tahun, dan skala
3 ditujukan untuk individu dengan kecerdasan di atas rata-rata.  Skala 2
dan 3 berbentuk paralel (A dan B) sehingga tes ini yang dapat digunakan
untuk pengetesan kembali. Umumnya tes-tes ini dapat diberikan pada
sekelompok individu secara kolektif, namun terkecuali beberapa subtes
dari skala 1. Skala 1 memiliki delapan subtes, namun yang benar-benar
adil secara budaya hanya separuhnya (Suwandi, 2015). Terdapat
kemiripan antara skala 2 dan 3 tes CFIT, yang membedakan hanya
tingkat kesukarannya. Suwandi (2015) menjelaskan bahwa skala ini
terdiri dari empat subtes, yaitu:
- Series terdiri dari 13 item, peserta diinstruksikan untuk melanjutkan
gambar secara logis dari 3 gambar yang telah disajikan sebelumnya.
- Classification terdiri dari 14 item, peserta diinstruksikan untuk
mencocokan 2 gambar dari setiap seri. Kemudian pada gambar yang
cocok dipasangkan bersama.
- Matrice terdiri dari 13 item, peserta diinstruksikan untuk menentukan
mana dari 5 alternatif yang paling logis untuk melengkapi pola matriks
yang telah disajikan.
- Topology terdiri dari 10 item, peserta diinstruksikan untuk mencari
aturan umum dimana titik ditempatkan dengan menyimpulkan aturan dan
memilih gambar yang berlaku.

9. Tes Intelegensi Kolektif Indonesia


TIKI merupakan akronim dari Tes Intelegensi Kolektif Indonesia. Tes ini
diciptakan berdasarkan kerja sama antara Indonesia dan Belanda. Tujuan
dari dibuatnya tes ini adalah untuk melihat standar intelegensi di
Indonesia serta membuat alat tes intelegensi yang berdasarkan norma
Indonesia (Nuraeni, 2012).
Tes ini secara keseluruhan dibagi menjadi tiga tes, TIKI Dasar, TIKI
Menengah dan TIKI Tinggi.
 TIKI Dasar = TIKI Dasar merupakan tes intelegensi yang paling
awal dari ketiga tes yang ada. Tes intelegensi ini diperuntukan
untuk anak-anak yang ada pada tingkat sekolah dasar hingga
sekolah menengah pertama kelas dua. TIKI Dasar mengukur
intelegensi dengan berhitung angka, penggabungan bagian,
eksklusi gambar, hubungan kata, membandingkan beberapa
gambar, labirin/maze, berhitung huruf, mencari pola, eksklusi kata
dan terakhir mencari segitiga (Nuraeni, 2012).
 TIKI Menengah = TIKI Menengah merupakan alat tes intelegensi
kedua dalam rangkai TIKI yang diperuntukkan untuk anak yang
berada pada tingkat sekolah menengah pertama kelas tiga hingga
sekolah menengah atas. Pada TIKI Menengah, peserta tes akan
diminta untuk berhitung angka, penggabungan bagian,
menghubungkan kata, eksklusi gambar, berhitung soal, meneliti,
membentuk benda, eksklusi kata, bayangan cermin, berhitung
huruf, membandingkan beberapa benda dan terakhir adalah
pembentukan kata (Nuraeni, 2012).
 TIKI Tinggi = TIKI Tinggi menjadi ala tes intelegensi yang
termasuk ke dalam rangkaian TIKI yang berada paling akhir dan
memiliki tingkat kesusahan yang paling kompleks dalam TIKI.
TIKI Tinggi sendiri diperuntukan bagi individu yang ada pada
tingkat perguruan tinggi serta orang dewasa. Pada TIKI Tinggi,
peserta tes akan diminta untuk berhitung angka, penggabungan
bagian, menghubungkan kata, abstraksi non verbal, deret angka,
meneliti, membentuk benda, eksklusi kata, bayangan cermin,
menganalogi kata, bentuk tersembunyi dan terakhir adalah
pembentukan kata (Nuraeni, 2012).

10.Coloured Progressive Matrices


CPM atau Coloured Progressive Matrices merupakan salah satu alat tes
yang dibuat oleh Raven. CPM sendiri merupakan alat tes yang dibuat
dikarenakan adanya keperluan pengetesan intelegensi pada anak-anak
yang tidak dapat menggunakan alat tes Raven sebelumnya yaitu SPM
atau Standart Progressive Matrices. Hal tersebut menjadikan CPM dapat
digunakan pada anak-anak dengan rentang usia lima sampai sebelas tahun
dan orang dewasa namun dengan syarat memiliki tingkat pendidikan
yang rendah. perbedaan yang mendasar antara SPM dan CPM adalah
adanya warna pada alat tes CPM (Nuraeni, 2012).

11.Snijders Oomen Non Verbal Scale


SON merupakan akronim dari Snijders Oomen Non Verbal Scale. SON
merupakan salah satu tes inteligensi non verbal digunakan untuk individu
dengan rentan usia 3 – 16 tahun. Alat tes ini juga tidak hanya sebatas
untuk individu dalam kondisi normal namun juga dapat digunakan untuk
individu dengan disabilitas seperti tunarungu. Alat tes ini dapat
digunakan oleh individu dengan tunarungu dikarenakan tes SON
berbentuk puzzle dan rangkaian gambar yang perlu dicocokan dan peserta
tidak dituntut untuk menjawab perintah yang diberikan.  SON sendiri
dirancang mulai pada tahun 1939 – 1942, di Amsterdam dan kemudian
dalam perkembangannya banyak dilakukan revisi-revisi pada aitem alat
tes ini (Nuraeni, 2012).

12.Papi Kostick
PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report
inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan
dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang
dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah
kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi sosial (social
nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan
posisi atasan-bawahan (followership).

13.Edward Personal Preference Schedule


Tes Edward Personal Preference Schedule atau Tes EPPS adalah tes
kepribadian yang terdiri atas pilihan-pilihan jawaban yang mencerminkan
diri seorang individu. Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
motivasi, kebutuhan, dan motif seseorang. Tes ini disusun oleh Edward
berdasarkan teori H. A. Murray tentang kebutuhan.

14.16 Personality Factors


Alat tes Personality Factor Sixteen (PF 16) digunakan untuk mengukur
kemampuan mental dan juga guna menghasilkan penellitian yang lebih
cermat berdasarkan kepada aspek kepribadian yang normal.

15.Eysenck
Alat tes inteligensi yang digunakan untuk mengukur kejujuran seseorang.

16.Management Style Diagnostic Test


MSDT merupakan salah satu instrumen atau alat ukur psikologis yang
sudah terstandardisasi dan banyak digunakan sebagai alat tes psikologi
yang mengukur gaya kepemimpinan seseorang. Terdapat beberapa
macam trait atau bentuk gaya kepemimpinan seseorang yang dapat
diperoleh berdasarkan hasil tes MSDT ini

17.Myers-Briggs Type Indicator
Myers-Briggs Type Indicator adalah psikotes yang dirancang untuk
mengukur preferensi dasar murni psikologis seseorang dalam melihat
dunia dan membuat keputusan. MBTI dikembangkan oleh Isabel Briggs
Myers pada sejak 1940. Psikotes ini dirancang untuk mengukur
kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang.

18.DISC
adalah singkatan dari Dominant (Dominan), Influence (Berpengaruh),
Steadiness (Stabil) dan Compliant (Patuh). Merupakan tes yang berfungsi
untuk mengungkap gaya kerja seseorang.

19.PAULI
Tes pauli atau sering dikenal dengan tes koran merupakan sebuah
perbaikan atau penyempurnaan dari tes kraepelin yang disusun oleh Emil
Kraepelin. Tes pauli banyak digunakan untuk mengukur aspek
kepribadian. Karena dalam mengerjakan test pauli, semakin banyak
seseorang melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal, menunjukkan
bahwa orang itu merupakan orang yang tidak teliti, tidak cermat, kurang
hati-hati, serta kurang memiliki daya tahan terhadap stress atau tekanan
dalam pekerjaan.

20.Kraeplin
Test Kraepelin adalah jenis tes psikotes yang berisi susunan angka-angka
untuk membentuk grafik. Tes ini sering kali digunakan dalam proses
rekrutmen tenaga kerja baru di suatu perusahaan atau instansi. Nama
Kraepelin diambil dari penemu jenis tes psikotes ini yaitu Emilie
Kraepelin yang merupakan seorang psikiater.

21.TAT
TAT merupakan singkatan dari Thematic Appreciation Test. TAT adalah
sebuah test yang dilakukan untuk mengetahui kognitif atau gambaran
kepribadian secara umum dari seorang. Dan yang diteliti di sini, adalah
pengukuran yang dibutuhkan dalam sebuah pemberian nilai dari tes ini.
Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur
yang digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah
kesimpulan, dalam menentukan kepribadian dan kognitif seseorang
secara umum.
TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian
seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal,
penyakit psikosomatis, neurotik dan dapat digunakan untuk anak
minimun usia 4 tahun kalau dimungkinkan. Ada perangkat pelengkap
TAT khusus untuk anak-anak yaitu CAT. Manfaat khusus TAT yaitu
sebagai pendahuluan interview terapi dan merupakan langkah pertama
dalam psikoanalisa.

22.CAT
TAT untuk anak-anak disebut Children Apperception Test secara khusus
dirancang untuk anak-anak usia 3-10 tahun. Kartu yang dibuat untuk
CAT mengganti stimulus manusia dengan hewan. Asumsi yang
mendasari adalah anak-anak lebih mudah memahami proyeksi melalui
figur hewan. Figur hewan di CAT juga dibuat menampilkan sebuah
kondisi situasi yang khas manusia. Gambar pada CAT diharapkan
memunculkan stimulus fantasi berhubungan dengan aktifitas makan, oral,
persaingan sesama saudara, hubungan orang tua-anak, agresi, latihan
buang air besar dan kecil. CAT-H digunakan untuk usia 10 tahun keatas.

23.Rorschach
Tes Rorschach adalah tes psikologi yang meminta subjek untuk menulis
atau menyebutkan gambar-gambar berupa bercak tinta, dan kemudian
dianalisis dengan menggunakan interpretasi psikologis, algoritme
kompleks, atau keduanya. Beberapa psikolog menggunakan tes ini untuk
mengetahui karakter dan emosional seseorang

24. PTP
PTP merupakan kepanjangan dari tes Pemeriksaan Teknik Pasti yaitu
berfungsi sebagai mengungkapkan kemampuan seseorang dalam bidang
teknik.

25.TINTUM
Merupakan kepanjangan dari Tes Intelegensi Umum yang digunakan
untuk mengukur kemampuan seseorang secara klasikal.

26. TKV
Merupakan kepanjangan dari Tes Kreativitas Verbal. Yang bertujuan
untuk mengidentifikasi potensi kreativitas seseorang.

27.TKF
TKF (Tes Kreativitas Figural) merupakan tes yang digunakan untuk
memperoleh gambaran mengenai kemampuan atau bakat individu melalui
gambar dan merupakan salah satu tes yang dirancang bebas dari pengaruh
budaya dan cocok digunakan oleh beragam populasi. Tes yang menarik
perhatian peneliti untuk diteliti adalah TKF.

DAFTAR RUJUKAN

 Andayani, B. (2001). Kemampuan Psikologis Anak Dengan Tulisan


Tangan Buruk. Jurnal Psikologi. 28(2), 77-96.
https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7682.
 Cloudida. (2018). Daftar alat tes IQ di Indonesia. Melintas
Cakrawala. http://melintascakrawala.id/84/daftar-alat-tes-iq-di-
indonesia
 Cohen, R. J., & Swerdlik, M. (2009). An Introduction to Tests and
Measurement (7th Editio). McGraw?Hill.
 Kumolohadi, R., & Suseno, M. N. (2012). Intelligenz Struktur Test
Dan Standard Progressive Matrices?: Dari Konsep Inteligensi Yang
Berbeda Menghasilkan Tingkat Inteligensi Yang Sama. Jurnal
Inovasi Dan Kewirausahaan, 1(2), 79?85.
https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/2825

Anda mungkin juga menyukai