Anda di halaman 1dari 6

Analisis Jurnal

Metode Penelitian Kuantitatif


Dosen Pengampu : R. Yogi Prawira W., S.I.Kom., M.I.Kom.

Nama : Eva Zumrotul Anisa


NPM : 1810202064

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
2020
Jurnal 1

1. Review
Judul
Pengaruh BTS sebagai brand ambassador tokopedia terhadap brand switching
Variabel
Variabel bebas (x) : BTS sebagai Brand Ambassador Tokopedia
Variabel terikat (y) : Brand Switching
Teori dan Asumsi
Brand Ambassador : merupakan tools yang dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
mengkomunikasikan brand tersebut ke publik dengan tujuan untuk meningkatkan
penjualan. Peneliti menggunakan atribut brand ambassador berupa model VisCAP
yang dirumuskan oleh John R. Rossiter dalam Kertamukti (2015). Jadi bisa kita
asumsikan dari teori ini bahwa Brand Ambassador (dalam Penelitian ini adalah BTS)
memiliki pengaruh dalam meningkatkan penjualan Tokopedia.
Statistik yang digunakan
Analisis Regresi Linear

Lokasi Penelitian

Instagram @armybaseina

2. Latar Belakang Penelitian


Fenomena
Fenomena Pertumbuhan perilaku belanja online mayarakat Indonesia dan persaingan
ketat yang dilakukan berbagai marketplace di Indonesia dengan menggandeng Brand
Ambassador.
Dass Sein
Tokopedia tetap menduduki puncak marketplace ditengah ketatnya persaingan antar
e-commerce.
Das Sollen
Persaingan antar marketplace yang ketat seharusnya membuat Tokopedia mengalami
penurunan Penjualan.

Data yang Mendukung


1. laporan wearesocial.com
Berdasarkan laporan dari wearesocial.com pada Januari 2019, adanya kenaikan
jumlah masyarakat yang berbelanja melalui ecommerce sebesar 5.9%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dirangkum bahwa terdapat kenaikan
yang tajam pada perilaku belanja online masyarakat Indonesia. Kenaikan tertinggi
berada pada kategori makanan dan produk perawatan yakni sebesar 30%, serta
kategori lainnya
2. survey oleh jakpat.
Berdasarkan survey oleh jakpat pada semester 1 2019, terdapat 60,5% responden
yang memiliki preferensi untuk melakukan belanja secara online dibandingkan
harus mengunjungi tokonya secara langsung.
3. laporan iPrice
menurut laporan iPrice Tokopedia menduduki peringkat pertama pada kuartal III-
2019 pasar e-commerce dengan rata-rata kunjungan bulanan desktor menjapai
65.95 juta kali. Walaupun tetap berada di puncak, amun Tokopedia mengaalami
penurunan sebesar 4% dari pangsa pasar kuartal II-2019 yang mencapai 29%.
Sedangkan kompetitornya, Shopee mengalami peningkatan sebanyak 3%
seiringan dengan Shopee yang menunjuk Christiano Ronaldo sebagai brand
ambassador.
Teori dan/atau Konsep yang digunakan

Brand Ambassador : merupakan tools yang dimanfaatkan oleh perusahaan untuk


mengkomunikasikan brand tersebut ke publik dengan tujuan untuk meningkatkan
penjualan. Peneliti menggunakan atribut brand ambassador berupa model VisCAP
yang dirumuskan oleh John R. Rossiter dalam Kertamukti (2015).

Brand Switching : Wengkang (2011) menyatakan bahwa brand switching merupakan


pola konsumsi yang tidak loyal pada satu brand saja. Pelanggan kerap melakukan
perpindahan brand karena kehendaknya yang terus berubah, atau karena keinginannya
untuk mencoba brand yang menawarkan hal-hal yang lebih baik dan secara kebetulan
saja pelanggan merasa tertarik untuk melakukan pembelian.

Urgensi
Untuk mengetahui apakah penggunaan brand ambassador BTS oleh Tokopedia
mempengaruhi perilaku Brand Switching konsumen.
Jurnal 2

1. Review
Judul
Pengaruh Terpaan K-Pop Di Youtube Terhadap Perilaku Imitasi Pada Komunitas
Soulmate Di Samarinda
Variabel
Variabel bebas (x) : Terpaan K-POP
Variabel terikat (y) : Perilaku Imitasi
Teori dan Asumsi :
Teori S-O-R : Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek
yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Pola S-O-R ini dapat
berlangsung secara positif atau negatif misalnya jika orang tersenyum dibalas dengan
palingan muka, maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian
mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori
jarum suntik. Asumsi teori ini pun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni
bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap
komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki
kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula.
Teori Proses Belajar Sosial : Teori belajar sosial atau social learning theory adalah
salah satu teori yang berorientasi pada penguatan (reinforcement) yang dikemukakan
oleh Albert Bandura (dalam Shaw dan Costanzo, 1985). Prinsip dasar belajar menurut
teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral
terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).
Asumsi teori ini yaitu bahwa individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa
yang ada di lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain, terdapat hungan
erat antara pelajar dengan lingkungannya, dan hasil pembelajaran adalah berupa kode
perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

Statistik yang digunakan


Analisis Regresi Linier Sederhana
Lokasi Penelitian
Samarinda
2. Latar Belakang Penelitian
Fenomena
Perkembangan konvergensi media didukung oleh perkembangan teknologi
komunikasi telah melahirkan istilah baru yakni new media. Salah satu situs new
media yangg paling populer digunakan yaitu youtube. Bukan hanya sebagai situs
berbagi video, namun masyarakat juga dapat memperoleh informasi, pengetahuan,
hiburan, maupun fenomena dari berbagai belahan dunia salah satunya adalah
fenomena Korean Wave atau Hallyu. Korean Wave atau Hallyu merupakan suatu
fenomena dimana budaya dan hiburan dari negara Korea tersebar secara global di
beberapa negara di dunia. Dari fenomena gelombang korean wave ini masyarakat di
Indonesia terutama remaja banyak membentuk suatu komunitas agar dapat berbagi
informasi ataupun pengetahuan mengenai korean wave. Salah satu komunitas yang
ada yakni penggemar K-Pop yang disebut SOULMATE di Samarinda.
Dass Sein
Terpaan Video K-POP di youtube mempengarui perubahan perilaku imitasi
Das Sollen
Perubahan perilaku akibat terpaan media youtube yang menampilkan korean wave
membuat seseorang meniru idolanya karena keterpesonaannya terhadap sang idola.
Ketika keterpesonaan sekedar menjadi sarana melepaskan diri dari kenyataan menuju
impian yang termanifestasikan pada diri seseorang, maka audience masih berada pada
wilayah kewajaran. Tapi, manakala dalam keterpesonaan tersebut, audience
menyingkirkan batas antara kenyataan dan impian, dan berupaya mencampuradukan
keduanya, hal itu menjadi ketidakwajaran dari sebuah keterpesonaan.
Data yang Mendukung
Dalam jurnal penelitian ini saya tidak menemukan pencantuman data yang
mendukung peneltian.
Teori dan/atau Konsep yang digunakan
1. New Media
merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi,
berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat
maupun secara public (Mondry, 2008: 13)
2. Media Sosial
media di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya
maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna
lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.
3. K-POP
jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan.
4. Terpaan Media (Media Exposure)
Terpaan media dapat didefinisikan sebagai penggunaan media baik jenis media,
frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan
5. Teori S-O-R
Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah,
segera dan langsung terhadap komunikan
6. Perilaku
Perilaku atau aktivitas-aktivitas memiliki pengertian yang luas, yaitu perilaku
yang nampak (over behavior) dan atau perilaku yang tidak nampak (innert
behavior)
7. Teori Proses Belajar Sosial
. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama
dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian
contoh perilaku (modeling)
Urgensi
Untuk mengetahui pengaruh terpaan Video K-pop di Youtube terhadap Perilaku
Imitasi Komunitas Soulmate di Samarinda

Anda mungkin juga menyukai