Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Kesepakatan Endorsement antara Selebgram dengan Brand

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi

Dosen Pengampu: DR. Ike Junita T. S.SOS.,M.SI

Fikrazamy Ghifari (10080020325)


Aldi Nurfalah (10080020336)
Muhamad Nazmi Ramadhan (10080020350)
Mohammad Albarik Ramadhan Nugraha (10080020352)
Farel Fernanda IP (10080020361)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertema “Kesepakatan endorsement dengan
selebgram” tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Komunikasi Antar Persona di Fikom UNISBA. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang komunikasi antarpribadi.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Ike Junita selaku dosen
mata kuliah komunikasi antar pesona ilmu komunikasi. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, April 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembanganya teknologi yang semakin maju, dapat
mempermudah pemasaran barang/jasa. Jika dahulu pemasaran dilakukan dengan
menggunakan media cetak seperti koran lalu berkembang menggunakan media
elektronik yaitu tv dan radio. Sedangkan pemasaran pada era digital saat ini lebih
cepat, lebih mudah, dan mampu menjangkau konsumen dalam cakupan yang lebih
luas dengan menggunakan media sosial yang ada seperti Instagram, tiktok, facebook
dan lain sebagainya.
Salah satu pemasaran melalui media sosial yang banyak digunakan yaitu
Instagram. Instagram merupakan sebuah aplikasi berbasis jejaring sosial untuk
mengambil foto dan video, menerapkan berbagai filter, dan membagikannya ke
berbagai media sosial termasuk melalui Instagram itu sendiri. Namun fenomena yang
terjadi sekarang ini selain digunakan sebagai akun pribadi, akun Instagram juga
banyakdgunakan sebagai media berjualan secara online. Dimana berbagai online shop
membuat suatu akun instagramyang berisi foto dan video barang dagangannya dan
calon pembeli dapat melakukan pemesanan barang dengan menghubungi langsung
kontak pemilik online shop yang tertera pada biodata akun tersebut.
Banyaknya online shop yang bermunculan membuat persaingan usaha dan
bisnis semakin tinggi, sebab calon pembeli mempunyai banyak pilihan tempat untuk
berbelanja melalui Instagram. Maka para pemilik online shop berlomba mencari
perhatian konsumen dengan berbagai cara salah satunya dengan menggunakan jasa
selebgram atau influencer untuk mempromosikan barang online shop-nya. Kerjasama
ini biasa disebut dengan endorse atau endorsement.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan endorsement melalui selebgram yang
mempromosikan brand?
2. Bagaimana cara penyelesaian beda pendapat di antara pihak brand dan
selebgram?
3. Bagaimana tanggung jawab selebgram yang menerima endorsement terhadap
brand?
4. Bagaimana Hambatan Komunikasi antara selebgram dengan audiens?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengkaji dan memahami pelaksanaan promosi oleh selebgram yang
menerima endorsement dari brand.
2. Untuk mengetahui cara penyelesaian beda pendapat yang terjadi di antara
pihak selebgram dan brand.
3. Untuk memahami tanggung jawab pihak selebgram yang menerima
endorsement dari pihak brand.
4. Untuk mengetahui hambatan komunikasi antara komunikan dengan audiens
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka teoritis
2.1.1. Teori kebutuhan hubungan interpersonal

William Schutz (1958) mengatakan bahwa setiap manusia memiliki tiga kebutuhan
antarpribadi yang disebut dengan inklusif kontrol dan afeksi. Dasar teori ini adalah bahwa
manusia pasti membutuhkan orang lain sebagai makhluk sosial. Teori ini menjelaskan
tentang adanya hubungan yang terjadi antar individu yang harus menghadirkan sesuatu dalam
kondisi tertentu agar dapat menghasilkan sesuatu yang menyenangkan. Kebutuhan hubungan
interpersonal pun terdapat tiga macam di antaranya:

A. Kebutuhan untuk Iklusi


Kebutuhan ini untuk mengadakan atau mempertahankan komunikasi yang
memuaskan. Kebutuhan ini berupa kepuasan dalam individu ketika berkomunikasi.
Dalam kebutuhan ini pun terdapat beberapa tipe di antaranya
B. Kebutuhan untuk Kontrol
Dalam kebutuhan ini terdapat suatu penguasaan dalam berkomunikasi seperti
mempengaruhi, mendominasi, memimpin dan mengatur. Itu adalah kontrol positif.
Sedangkan kontrol negatif adalah untuk memberontak, mengikut, dan menurut saja.
C. Kebutuhan untuk Afeksi
Kebutuhan ini berhubungan dengan cinta dan kasih sayang yang melibatkan
emosi dan perasaan. Dalam afeksi positif adalah cinta, intim, persahabatan sedangkan
afeksi negatif adalah kebencian, dingin, dan jarak emosional. Beberapa tipe afeksi di
antaranya:

 Ideal yang memenuhi kebutuhan.


 Underpersonal yang selalu menghindar dari individu lain.
 Overpersonal yang terlalu erat dalam berhubungan.
 Patologis yang sukar untuk berhubungan.
2.1.2 Penelitian terdahulu

Menurut Bandura (dalam Martin & Bush, 2000) role model yang mempengaruhi
kehidupan remaja adalah individu yang melakukan kontak dengan remaja baik secara
langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi bagaimana remaja berperilaku
serta membuat keputusan. Dijelaskan lebih lanjut melalui penelitian yang dilakukan oleh
Lockwood dan Kunda (1997) tentang dampak role model terhadap pandangan diri seorang
remaja. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa individu yang memiliki keahlian atau
prestasi tertentu akan dapat menjadi panutan bagi seorang remaja, dimana remaja tersebut
akan mengadopsi citra diri dan gaya hidup tertentu dari seorang role model nya.
Seiring berkembangnya zaman, perkembangan teknologi informasi memberikan
kontribusi dalam dunia pemasaran yang biasanya hanya dilakukan dengan metode door-to-
door atau face-to-face pada konsumen. Media sosial merupakan gebrakan baru di dunia
pemasaran karena di era modern saat ini sudah tidak mungkin pemilik usaha akan
menawarkan produknya secara door-to-door kepada konsumennya.
Evans (2008) menyatakan bahwa meningkatnya pengguna sosial media adalah,
dampak dari perkembangan teknologi yang terjadi. Metode pamasaran yang dilakukan
pemilik usaha pun banyak dilakukan di media sosial. Menurut Santrock (2003), saat ini
remaja banyak berhadapan dengan media yang menunjukkan berbagai macam gaya hidup,
maka dari itu strategi promosi yang menggunakan media lebih mudah menyasar remaja
sebagai target pasar.
Amir (2017) menjelaskan bahwa selebgram adalah individu pengguna Instagram
yang memiliki keunikan tersendiri yang pada akhirnya akan menarik pengguna Instagram
yang lain untuk menjadi pengikutnya. Memiliki jumlah pengikut yang banyak menyebabkan
selebgram banyak dilirik untuk mempromosikan produk pemilik usaha.
dampak dari perkembangan teknologi yang terjadi.
Metode pamasaran yang dilakukan pemilik usaha pun banyak dilakukan di media
sosial. Menurut Santrock (2003), saat ini remaja banyak berhadapan dengan media yang
menunjukkan berbagai macam gaya hidup, maka dari itu strategi promosi yang menggunakan
media lebih mudah menyasar remaja sebagai target pasar.
Menurut Shimp dalam Natalia dan Rumambi (2013) endorser adalah advokat iklan
juga dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan. Endorser dibagi
menjadi dua kategori, yaitu tipikal endorser dan selebriti endorser.
Menurut Shimp dalam Febriyanti dan Wahyuati (2016) celebrity endorser adalah
menggunakan artis sebagai bintang iklan di berbagai media mulai dari media cetak, media
sosial, dan televisi. Tidak hanya itu, selebritis juga digunakan untuk berbagai atribut yang
melekat padanya termasuk daya tarik, bakat, dan lain-lain.
BAB III
OBJEK PENELITIAN
3.1 Deskripsi Objek penelitian

Media sosial instagram merupakan sebuah media komunikasi yang memiliki


banyak penggunanya yang didominasi oleh para remaja. Saat ini instagram sudah
menjadi salah satu faktor perubahan gaya hidup dan etika remaja. Perubahan gaya
hidup dan etika ini tidak selamanya positif karena bagi sebagian pengguna ada yang
terpengaruh ke arah negatif. Perubahan ini terjadi tergantung bagaimana cara pakai
masing-masing individu dalam menggunakan instagram. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui sebesar apa pengaruh penggunaan instagram dikalangan
remaja terhadap gaya hidup dan etika.
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif metode deskriptif
dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk memperoleh data yang akurat. Subjek
dari penelitian ini adalah remaja yang aktif menggunakan instagram dengan usia 12-
21 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengguna instagram dikalangan
remaja memiliki pengaruh terhadap gaya hidup dan etikanya. Perubahan ini ada yang
membawa ke arah yang lebih baik dan ada juga yang membawa ke arah yang buruk.
Perubahan tersebut terjadi karena adanya dorongan dari diri sendiri untuk melakukan
suatu hal akibat dari melihat suatu postingan di instagram.
Penelitian ini dilakukan oleh salah satu selebgram Bernama Rachel, bernama
Rachelfa Mutiara Lestari yang berasal dari kota Bandung, ia sudah terkenal sejak
masuk salah satu sma swasta di Bandung yaitu BPI 1. ia terkenal dengan
kecantikannya dan pandai dalam bidang dancer, maka dari itu banyak berbagai
produk kecantikan yang meminta endorsement kepada Rachelfa. bisa kita lihat dari
akun instagram Rachelfa ada berbagai produk kecantikan (skincare) yang ia
endorsement. tidak hanya terkenal di sosial media instagram tetapi di sosial media
tiktok pun ia terkenal bahkan akun tiktok Rachelfa sudah verified, followers dari
kedua sosial media tersebut sudah banyak sekali maka dari itu banyak brand yang
meminta endorsement kepada dia di tambah dengan sekarang ia menjadi brand
ambassador salah satu esport besar di indonesia yaitu alter ego esport yang membuat
nama dia semakin terkenal.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Bagaimana pelaksanaan endorsement melalui selebgram yang mempromosikan


brand?
Pelaksanaan endorsement setiap selebgram memiliki ketentuan yang berbeda-beda.
Endorsement produk dari klien untuk di-review atau digunakan bisa berbentuk posting foto,
video, atau reels, tergantung ketentuan dan nominal harga endorsement yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak (brand dengan selebgram yang bersangkutan).

4.2. Bagaimana cara penyelesaian beda pendapat di antara pihak brand dan
selebgram?
Penyelesaian paling baik adalah dengan mengambil jalan tengah. Selebgram mematok
harga dan klien melakukan negosiasi, apabila tidak menemui kecocokan atau terdapat
hambatan lainnya, kerja sama dapat dibatalkan. Dan bila sudah terjalin kontrak namun
kemudian salah satu pihak terbukti melanggar kesepakatan yang terdapat pada kontrak, pihak
yang melanggar harus menanggung konsekuensi berupa denda uang atau jasa.

4.3 Bagaimana tanggung jawab selebgram yang menerima endorsement terhadap


brand?
Tanggung jawab sesuai dengan permintaan dari klien; apakah target views, like, atau
insight yang diharapkan oleh klien bisa terpenuhi. Selebgram juga bertanggung jawab dalam
pengerjaan konten sesuai dengan brief dan jadwal yang sudah disepakati bersama klien.

4.4 Hambatan Komunikasi antara Selebgram dengan audiens


Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menimbulkan gangguan komunikasi
sehingga tujuan komunikasi tidak tercapai. Pada dasarnya, hambatan itu dapat terjadi karena
adanya distorsi, yaitu pergeseran makna pesan yang dimunculkan oleh si penerima pesan.
Wursanto (2005) meringkas hambatan komunikasi terdiri dari tiga macam, yaitu:
1) Hambatan yang bersifat teknis
Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
:
a. Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi
b. Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai
c. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang dibagi
menjadi kondisi fisik manusia, kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu atau situasi/
keadaan, dan kondisi peralatan
2) Hambatan semantik
Hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan
pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan dalam proses
komunikasi
3) Hambatan perilaku
Hambatan perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan. Hambatan yang disebabkan
berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari komunikator maupun komunikan. Hambatan
perilaku tampak dalam berbagai bentuk, seperti :
1. Pandangan yang sifatnya apriori
2. Prasangka yang didasarkan pada emosi
3. Suasana otoriter
4. Ketidakmauan untuk berubah
5. Sifat yang egosentris
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Di era modern ini, pemasaran produk bisa dilakukan dengan berbagai cara. Didukung dengan
perangkat teknologi yang semakin canggih dan pesatnya perkembangan internet, semua
orang bisa mengiklankan barang atau pun jasa sekreatif mungkin. Begitu pula dengan metode
pemasaran endorsement yang kian marak dilakukan oleh pihak brand melalui beragam
platform media sosial. Metode tersebut tak hanya menguntungkan pihak brand selaku klien
untuk mempromosikan barang dagangannya kepada calon konsumen yang lebih luas, namun
selebgram atau influencer pun turut diuntungkan dengan kolaborasi dengan brand, apalagi
jika konten endorsement yang diciptakan bisa viral. Dalam perspektif penulis sebagai calon
konsumen, fenomena endorsement di sosial media merupakan strategi marketing yang tidak
mengenal batas kreatifitas, dan tentu saja menarik untuk diikuti.

Anda mungkin juga menyukai