Kelas : 4E
Nama Kelompok:
1. Fevi Hayu Mandariz 201610040311069
2. Rusmalinda Nurbaity 201610040311072
3. Alvin Marina 201610040311079
4. Aulia Savira Putri A 201610040311102
5. Maisarah Salsabila 201610040311108
Semakin berkembangnya zaman teknologi dan informasi pun ikut berkembang. Dan
salah satu yang perkembangannya perlu diperhatikan adalah alat komunikasi seperti telepon.
Dimana yang dulunya telepon digunakan untuk sekedar memberi informasi kepada orang lain
yang terkendala jarak, kini menjadi lebih multifungsi dengan kehadiran generasi modernnya
yaitu smartphone. Smartphone adalah telepon pintar yang bisa difungsikan mirip dengan
perangkat komputer. Menu-menu yang disajikan di dalam smartphone pun beragam. Dilengkapi
akses internet dan mudah dibawa kemanapun,smartphone menjadi idola generasi millenial.
Dengan adanya smartphone, menyapa pun tidak perlu bertatap muka,hanya dengan
mengirim pesan ke personal chat atau grup,semua orang bisa melihat pesan yang dikirim. Dan
adapula menu di smartphone yang sangat digandrungi hampir setiap penggunanya, yaitu media
sosial. Media sosial bahkan dapat menghipnotis penggunanya agar betah berlama-lama
berseluncur di dalamnya, sampai-sampai mengabaikan sekitarnya.
Dengan segala kemudahan dan menu yang ditawarkan ternyata smartphone memiliki
dampak negatif yang sering tidak disadari. Terutama bagi generasi millenial. Salah satu contoh
dampaknya yaitu Phubbing. Phubbing adalah singkatan dari phone dan snubbing, yang
digunakan untuk menunjukkan sikap menyakiti lawan bicara dengan menggunakan smartphone
yang berlebihan. Indikasi perilaku phubbing yaitu ketika pura-pura memperhatikan saat diajak
berkomunikasi, tetapi pandangannya terfokus pada smartphonenya. Disamping kegunaan
Smartphone untuk mendekatkan yang jauh ternyata smartphone juga bisa menjauhkan yang
dekat.
Phubbing seringkali menjangkit remaja ataupun mahasiswa maupun mahasiswi, yang
notabenenya memang membutuhkan smartphone sebagai alat bantu belajar maupun komunikasi.
Jika melihat sekitar wilayah kampus, hampir 98% mahasiswa perkotaan dengan rentang usia 18-
25 tahun memiliki smartphone. Dan paling sering membuka media sosial, bahkan ketika sedang
berkumpul bersama teman-temannya. Hal ini bisa dilihat secara langsung ketika sedang
mengerjakan tugas kelompok atau sekedar hangout diluar. Mereka lebih sering membuka
smartphonenya ketimbang berinteraksi dengan orang disekitarnya. Bahkan ketika dipanggil atau
diajak mengobrol mereka tidak memperhatikan,mendengar ataupun menghiraukan.
Generasi millenial atau lebih spesifik mahasiswa sangat berpotensi melakukan phubbing
karena generasi ini yang paling akrab dengan gawai. Ditambah lagi dengan akses internet di
perkotaan yang memadai.Dengan kondisi sosial mahasiswa yang berada di era digital dan
kondisi ekonomi yang ditunjang dengan harga smartphone yang dapat digapai kelas atas maupun
menengah.
Maka dari itu kami akan memaparkan program yang dapat menyentuh perilaku phubbing
yang telah menjadi kebiasaan ini, yaitu dengan membuat iklan berdurasi 1 menit tentang
phubbing yang diunggah ke media sosial sehingga dapat dilihat oleh setiap pengguna smartphone
khususnya mahasiswa.
Dari program yang kami sajikan,kami berharap dapat meningkatkan kesadaran
mahasiswa bahwa berinteraksi secara nyata dan memperhatikan orang lain merupakan hal yang
penting untuk perkembangan pribadi sosial. Tepatnya menghargai kehadiran orang lain agar
tidak dipandang apatis dan menyebabkan konflik antar teman, keluarga, maupun orang lain.
Manfaat program ini adalah mengubah perilaku individu mahasiswa agar lebih menghargai
orang lain.Dan tidak terbawa arus phubbing yang telah menjadi kebiasaan buruk.
BAB II
Dampak yang sebagian besar dirasakan dari phubbing adalah generasi millenials atau
orang-orang yang memiliki umur berkisar 15-34 tahun. Maka sasaran dari Iklan Layanan
Masyarakat ini adalah masyarakat millenials karena masuk dalam lingkup mayoritas pengguna
aktif smartphone. Terdapat slogan “Smartphone merupakan alat yang bermanfaat dan juga
menyayat”, buktinya terdapat beberapa konflik dari masyarakat akibat adanya sikap apatis.
Apatis itu sendiri secara tidak sadar telah meracuni masyarakat Indonesia maupun seluruh dunia
akibat dari penggunaan smartphone tersebut.
Phubbing berujung pada apatis yang tertanam dalam kondisi masyarakat masa kini
khususnya generasi millenials. Hubungan suami istri memudar karena teralihnya perhatian pada
smartphone yang tak pernah lupa untuk berada dalam genggaman, candu pada sejuta konten
maupun permainan telah memberikan jarak yang signifikan antar pertemanan, kepuasan diri
sendiri selalu diutamakan tanpa memperdulikan dampak dan konsekuennya, itulah masyarakat
masa kini.
Jika ditarik secara garis besar, sasaran dari adanya Iklan Layanan Masyarakat ini adalah
sebagai berikut :
A. Target Primer
- Usia : 18-35 tahun
- Gender : Pria dan Wanita
- SES : A-C
- Profesi : Mahasiswa, karyawan, pelajar, dan hampir seluruh profesi yang
mencakup pada usia tersebut
- Lifestyle : up to date, fomo
B. Target Sekunder
- Usia : 35-50 tahun
- Gender : Pria dan Wanita
- SES : A-C
- Profesi : Seluruh profesi yang tergolong pada usia tersebut
- Lifestyle : aktif menggunakan smartphone
BAB III
METODE PELAKSANAAN
B. Penyusun Data
Dalam pengelolahan data yang telah dihasilkan, dilakukan penyusunan data. Data
yang sudah ada perlu disusun agar mudah untuk mengecek informasi yang sudah
dikumpulkan apakah terpenuhi atau belum. Adapun data yang diambil melalui tahapan
wawancara harus dipisahkan antara pendapat responden dan pendapat interviewer. Lalu
tahapan selanjutnya adalah melakukan klarifikasi data. Menggolongkan,
mengelompokan, dan memilah data berdasarkan klarifikasi.
Pra Produksi adalah proses sebelum melakukan produksi dimana segala sesuatu
yang dibutuhkan pada proses produksi dipersiapkan. Pada tahapan ini, penulis melakukan
beberapa kegiatan, antara lain :
Penulis menentukan tema dan ide cerita yang akan diaplikasikan pada produk Iklan
Layanan Masyarakat (ILM) yang dibuat. Tema yang diambil penulis adalah “
Phubbing “.
Setelah melakukan pengamatan pada tempat – tempat yang penulis paparkan pada
bagian “ Observasi Lokasi Pengambilan Gambar “, penulis menentukan tempat
pengambilan gambar. Tempat yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Kafe Ideal
4. Mempersiapkan pemeran
Penulis melakukan casting pada pemain, dan dipilih 5 mahasiswa yang akan dijadikan
pemain dalam project ILM ini.
5. Menulis Naskah Cerita.
Penulis membuat naskah cerita berdasarkan tema dan ide cerita yang ditentukan.
6. Membuat Storyboard
Penulis mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama pra produksi sampai
pasca produksi. Alat dan bahan tersebut telah dipaparkan penulis pada bagian “
3.1.2.2 Bahan dan Alat “.
Jenis produk yang dibuat penulis adalah Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang
berjudul “ Stop Phubbing, Let’s Get Sharing!” yang akan disebar melalui berbagai
akun Selebgram Malang (20 Akun) serta akun media partner terkait.
Pada tahapan ini produk yang akan dibuat harus mengacu pada prinsip-prinsip
pembuatan ILM yang diantaranya adalah :
3.1.2.1 Sinopsis
Menceritakan sekelompok remaja yang sedang hang out bareng di suatu kafe.
Percakapan mereka terus berlangsung sampai pada akhirnya salah satu mahasiswa
bersedih karena tidak ada yang merespon pertanyaannya (yang lain sibuk main hp/
Phubbing)
Bahan dan alat yang penulis pakai untuk membuat Iklan Layanan Masyarakat
antara lain :
Alat
Bahan
1. Beberapa instrumen lagu, sound effect, dan video effect untuk mendukung
proses produksi.
3.1.3.1 Storyboard
Anisa : Mahasiswa 2
Bella : Mahasiswa 3
Vena : Mahasiswa 4
Ica : Mahasiswa 5
3.2 Produksi
Produksi adalah proses pengerjaan produk yang telah direncanakan pada tahap pra
produksi. Tahapan ini meliputi :
3.2.1 Breafing Pemeran Iklan Layanan Masyarakat
Penulis memberikan pengarahan pada pemeran apa saja yang harus dilakukan saat
proses pengambilan gambar.
3.2.2 Melakukan Pengambilan Gambar
Setelah memberikan pengarahan, proses pengambilan gambar dilakukan. Proses
pengambilan gambar sesuai dengan storyline yang dibuat pada proses pra
produksi, namun terdapat sedikit perubahan dalam sudut pengambilan gambar.
Pasca produksi adalah proses akhir dari serangkaian kegiatan yang dilakukan. Pada
tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah :
Setelah proses pengambilan gambar selesai, data video dengan format .AVI
dipindah dari kamera ke Laptop. Penulis melakukan pemindahan video
menggunakan kabel USB. Kemudian penulis melakukan penyuntingan sesuai
dengan jalan cerita. Proses penyuntingan menggunakan software Adobe
Premiere CS6.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Uni
No. Kebutuhan t Total biaya/hari Total biaya Keterangan
1 Pemeran Utama 1 Rp. 20.000,- Rp. 20.000,- 1 Hari produksi
2 Pemeran Pendukung 4 Rp. 15.000,- Rp. 80.000,- 1 Hari produksi
4 Sewa Kamera Canon 60D 1 Rp. 150.000,- Rp. 150.000,- 1 Hari produksi
Sewa Kamera Olympus
5 EPL 7 1 Rp. 150.000,- Rp. 150.000,- 1 Hari produksi
6 Sewa kafe 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,- 1 Hari produksi
7 Akun selebgram Malang 20 Rp. 200.000,- Rp. 12.000.000,- 2 bulan penayangan
Jumlah Rp. 12.950.000,-
Bulan
No Kegiatan
Juli Agustus September Oktober November
I II II I I II II I I II
I I I IV I II I V I I I IV I II I V I I I IV
Menentukan tema
1
dan ide cerita
Observasi lokasi
2 pengambilan
gambar
Menentukan
lokasi
3
pengambilan
gambar
Konsultasi judul,
4
tema, dsb
Membuat
5
Sinopsis
6 Membuat Naskah
Membuat story
7
Board
Pengambilan
8
gambar
9 Editing Video
10 Editing Audio
11 Rendering
Penyebaran video
12 ILM di media
sosial