Anda di halaman 1dari 5

Tugas Komputer Pemasaran

Human Computer Interaction

Nama :
Alfito Aditya Akbar (1702520058)
Amar Bastian (1702520031)
Dani Syairul Alim (1702520069)
Dimasyqy Asby (17025200002)
Fadhal Mahardika (1702520056)
Rayhan Mevito (1702520050)
Nur Eko Fikriyadi (1702520030)
Prodi : D3 Manajemen Pemasaran
Kelas : A

1. Menurut kamu, apa itu Human Computer Interaction?

Human Computer Interaction atau disingkat HCI adalah Disiplin yang mempelajari
hubungan antara manusia dan komputer, termasuk desain, evaluasi, dan implementasi
antarmuka pengguna komputer untuk penggunaan manusia. Ilmu ini berusaha
menemukan cara yang paling efisien untuk merancang informasi elektronik. Interaksi
manusia-komputer itu sendiri merupakan rangkaian proses, dialog, dan aktivitas di mana
manusia berinteraksi dengan komputer, baik yang memberikan masukan maupun umpan
balik melalui antarmuka untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.

2. Berikan tenggapan kamu terkait film “The Social Dilemma (2020)” serta dampak nya
terhadap Human Computer Interaction saat ini. (minimal 700 kata).

Film Dilema sosial adalah film dokumenter paling mendalam yang


mengeksplorasi konsekuensi negatif penggunaan media sosial secara terbuka. Film ini
membahas tentang perkembangan teknologi, pesatnya perkembangan media sosial
dikalangan masyarakat. Di dalam Film ini melibatkan banyak aktor yang secara langsung
merupakan pendiri situs Terkenal dan juga terdapat beberapa pernyataan dari psikolog.
Debatnya yang mendalam tentang topik-topik seperti bagaimana perusahaan media sosial
seperti Twitter, Facebook, Snapchat, dan Instagram memanfaatkan data pengguna mereka
untuk keuntungan mereka sendiri. 
Pada film ini hal pertama yang saya dapat ketahui adalah Keterkaitan antara
kesehatan mental dan penggunaan media sosial di masyarakat, terutama di Gen Z Dari
tahun lahir pada tahun 1996. Ada pendapat bahwa berita palsu menyebar lebih luas dan
lebih mudah menyebar daripada berita fakta. Dari film ini terdapat pernyataan yang
sangat menarik, yaitu kita telah berubah dari era informasi menjadi era disinformasi.
Tentang penggunaan media sosial yang kita gunakan saat ini, dapat ditarik
kesimpulannya, yaitu berarti tidak ada kerahasiaan atau privasi saat menggunakan
internet dan media sosial untuk penggunanya. Penggunaan Data Pengguna oleh Penyedia
Layanan Media Sosial Melalui mesin penghasil uang iklan yang kita lihat, kita klik dan
tonton sepanjang waktu. Dalam penggunaan media sosial ini penyedia dapat merekam
apa yang kita lihat dan berapa banyak kita semua melihatnya untuk waktu yang lama.

Dari film ini juga kita bisa mengetahui bahwa media sosial yang katanya bisa
diakses secara bebas, mereka sebenarnya menggunakan data pengguna untuk
menghasilkan uang. Penampilan saran atau rekomendasi saat menyalakan media sosial
adalah salah satu cara bagi penyedia layanan ini untuk dapat mempengaruhi dan menjadi
sasaran iklan. Jika kita selalu menggunakan media sosial maka di sosial media ini akan
mempelajari perilaku kita, apa yang kita sukai, apa yang kita sering tonton dan apa yang
sering kita kunjungi. Selepas menonton film ini, kami berpikir untuk mencoba secara
perlahan untuk melakukan pengurangan atau pembatasan dalam menggunakan sosial
media. 
Dampaknya terhadap Human Computer Interaction saat ini adalah seperti yang
dicontohkan dalam film ini, ada seorang remaja putri yang sangat sedih, ketika ada
temannya yang mengomentari bentuk telinganya dan bahkan remaja ini juga tidak puas
ketika mendapatkan sedikit like di postingannya. Jika kita lihat dari contoh ini, remaja
putri tersebut sangat senang jika dia mendapat banyak like di postingannya dan
mendapatkan sebuah pujian. Dengan begitu, sih remaja putri ini akan terpengaruh untuk
selalu menggunakan media sosial secara terus menerus, sehingga menjadi suatu
kebiasaan.

Dampak lainnya adalah sih pengguna media sosial tersebut akan selalu
menggunakan media sosialnya kapanpun saja, hal itu akan menyebabkan kurangnya
interaksi secara langsung dengan orang lain dan membuatnya canggung ketika dia sedang
melakukan interaksi secara langsung. Bukan hanya itu saja, dampak yang terjadi pada
HCI saat ini adalah banyak persebaran berita hoax di media sosial sehingga banyak pula
yang terpengaruh dengan berita tersebut dan menyebabkan perdebatan antara manusia
melalui media sosial dan juga menyebabkan terprovokasinya mereka dalam suatu
masalah tanpa mengetahui kebenarannya. selain itu dampaknya interaksi sesama manusia
semakin menurun bahkan hampir saja hilang dikarenakan ketika mereka berkumpul,
bukannya saling berbicara satu sama lainnya dan mereka saling sibuk dengan aktivitas
membuka media sosialnya.

Dampak selanjutnya banyak sekali terjadi cyberbullying jika ada suatu konten di
dunia maya atau media sosial milik seseorang tidak sesuai dengan keinginan mereka
sebagai penonton sehingga itu membuat orang jadi tidak percaya diri dan juga bisa
mengakibatkan orang menjadi depresi dengan komentar seperti itu. Lalu terdapat juga

Dampak lainnya adalah orang yang memiliki candu menggunakan media sosial, tidak
akan lepas dari komputernya atau perangkat alat elektronik lainnya yang dapat
menggunakan aplikasi media sosial. 

Jadi kesimpulannya yang dapat diambil dari tanggapan yang sudah dilakukan di
atas terkait dengan film “The Social Dilemma (2020) adalah  bahwa media sosial ini
dapat diakses secara bebas oleh para penggunanya , mereka sebenarnya menggunakan
data pengguna untuk menghasilkan uang. Penampilan saran atau rekomendasi saat
menyalakan media sosial adalah salah satu cara bagi penyedia layanan ini untuk dapat
mempengaruhi dan menjadi sasaran iklan. Jika kita selalu menggunakan media sosial
maka di sosial media ini akan mempelajari perilaku kita, apa yang kita sukai, apa yang
kita sering tonton dan apa yang sering kita kunjungi.

Oleh karena itu harus dilakukannya melakukan pengurangan atau pembatasan


dalam menggunakan sosial media. Menurut film tersebut, penggunaan media sosial
memberikan beberapa dampak bagi Human Computer Interaction , dampak tersebut
adalah ketika remaja putri tersebut sangat senang jika dia mendapat banyak like di
postingannya dan mendapatkan sebuah pujian. Dengan begitu, sih remaja putri ini akan
terpengaruh untuk selalu menggunakan media sosial secara terus menerus sehingga
menjadi suatu kebiasaan, penggunaan media sosial secara terus menerus menyebabkan
kurangnya interaksi secara langsung dengan orang lain dan membuatnya canggung ketika
dia sedang melakukan interaksi secara langsung , banyak persebaran berita hoax di media
sosial , banyak sekali terjadi cyberbullying jika ada suatu konten di dunia maya atau
media sosial milik seseorang tidak sesuai dengan keinginan mereka sebagai penonton.
Oleh karena itu, kami menyarankan kepada para masyarakat khususnya para pengguna
media sosial agar lebih bijak kembali dalam menggunakan media sosial, dan melakukan
kegiatan media sosial yang sehat seperti berbisnis secara jujur, dan mencari sumber
sumber yang positif dan tidak menyebarkan beberapa komentar yang mengakibatkan
terjadinya cyber bullying yang berakibat turunnya mental dari seseorang tersebut.

3. Silahkan membaca Millenial Report (2019), apa kesimpulan yang kamu dapat terkait
generasi millennials dan Teknologi? (minimal 350 kata).
Generasi Millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak
diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa
gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Milenial
atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial
sering mengelompokkan generasi yang lahir antara tahun 1980 an sampai 2000an sebagai
generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa
kini yang saat ini berusia di kisaran 15 – 34 tahun. 
Salah satu karakteristik dari generasi “millenial” yaitu sedang menempuh
pendidikan tinggi serta tinggal dikota. Saat ini banyak generasi “millenial” yang berasal
dari desa mengenyam pendidikan yang tinggi dengan tujuan agar dapat bersaing dan
mendapatkan pekerjaan di kota. Generasi Millenial mengalokasikan 10,7% dari
pendapatannya untuk tabungan. 51,1% dari pendapatannya terkurang untuk biaya setiap
bulannya. Generasi Millenial adalah Generasi yang sangat konsumtif. Namun mereka
memahami resiko dimasa yang akan datang sehingga mereka mengalokasikan 6,8% dari
pendapatannya untuk Asuransi. Gaya hidup anak muda yang cenderung hedonis terutama
dikota-kota besar sudah menjadi rahasia umum, mereka memiliki cara tersendiri untuk
meluapkan ekspresi mereka, dunia hidup mereka tidak bisa lepas dari hiburan dan
teknologi terutama internet tentu ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini.
Generasi Millenial memiliki gaya hidup tanpa uang. Generasi Millenial memiliki e-‐
wallet (21.9%) dan e- ‐money (11.5%).
Aktivitas milenial kebanyakan berbasis digital atau cenderung melakukan
pembayaran/transaksi melalui gadget.. Mulai dari referensi destinasi kuliner dan traveling
hingga pembelian barang kebutuhan sehari-hari dilakukan secara online. Dengan perilaku
seperti itu, milenial siap membawa Indonesia ke era digital. Milenial produktif dan tidak
takut memulai bisnis sendiri. Gaji bukan lagi alasan utama untuk tetap bekerja. Bagi
mereka, kesempatan untuk mengembangkan diri dan merasa nyaman dalam bekerja
adalah prioritas utama. Mereka juga senang ketika diberi ruang untuk mengembangkan
kreativitas lebih jauh. Mereka memiliki kemampuan multitasking saat bekerja. Karakter-
karakter tersebut menjadi modal untuk memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia di
masa depan, termasuk industri ekonomi kreatif.
70% Milenial mengakses media digital untuk mendapatkan berita terkini.
Kemudahan akses, multitasking, dan kecepatan dalam mendapatkan informasi menjadi
alasan utama mereka dalam memilih media digital. Milenial memiliki Jaringan lintas
batas. Milenial saling terhubung satu sama lain. Melalui media sosial, akses mereka
terhadap informasi dan pertemanan semakin luas. Selain akses untuk berkomunikasi dan
bertukar informasi, mereka juga dapat menyuarakan pendapatnya melalui media sosial.
Mereka bahkan dapat mengembangkan empati dan solidaritas sosial melalui media sosial.
Mereka memiliki landasan yang kuat untuk menjaga solidaritas dan perdamaian di
Indonesia.
Milenial adalah nasionalis tanpa kepentingan politik. Mereka tidak tertarik pada
politik, namun memiliki komitmen dan kepedulian untuk memajukan dan melindungi
Indonesia. Hanya 23,4% Milenial yang mengikuti berita/isu politik. Mereka lebih
menyukai berita yang lembut dan yang dapat mereka hubungkan, seperti tentang gaya
hidup, film, dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai