Baja dihasilkan dalam suatu yang berorientasi pada produk. Dan pada proses
penyelesaiannya, model yang beragam dapat memodifikasi karakteristik lembaran baja
sesuai keinginan pelanggan.
4. Fokus kustomisasi massal
Kustomisasi massal merupakan produksi barang dan jasa secara cepat dan murah yang
memenuhi keinginan pelangggan yang unik dan selalu berubah. Namun, kustomisasi
massal bukan hanya mengenai keragaman produk, tetapi juga bagaimana secara ekonomis
mengetahui apa yang diinginkan pelanggan dan kapan pelanggan menginginkannya
dengan tepat.
Kustomisasi massal juga berarti sebuah sistem di mana produk dibuat sesuai pesanan
(build-to-order). Build-to-order berarti memproduksi sesuai pesanan pelanggan, bukan
sesuai peramalan pasar. Seperti yang diperlihatkan oleh Dell Computers, built-to-order
dapat menjadi strategi untuk mendapatkan pesanan jika dilakukan dengan tepat. Namun,
build-to-order adalah strategi yang sulit sehinggan muncul beberapa tantangan besar,
yaitu:
1. Desain produknya harus cepat dan imajinatif. Desain build-to-order yang sukses kerap
disebabkan oleh penggunaan modul-modul. Ping, Inc. menggunakan kombinasi
berbeda dari kepala pemukul, pegangan, batang, dan sudut untuk membuat 20.000
ragam tongkat golf. Teknik desain yang lain adalah melakukan kustomisasi di tahap
yang sebisa mungkin paling akhir dari proses produksi. Contohnya, untuk
mengakomodasi pesanan yang berbeda, Dell memasang modul peranti keras dan lunak
yang dipesan saat perakitan akhir. Pada organisasi seperti Ping dan Dell, modul-modul
dibuat secara terpisah sesuai peramalan dan dirakit secara padu-padan untuk memenuhi
permintaan kustomisasi massal.
2. Desain prosesnya haruslah cepat, fleksibel, serta mampu mengakomodasi perubahan
desain dan teknologi. Fleksibilitas memungkinkan seorang pelanggan BMW untuk
mengubah pesanan hingga 6 hari sebelum perakitan akhir mobil tersebut. Selain
fleksibilitas proses yang memfasilitasi perubahan, suatu teknik proses yang telah
terbukti efektif adalah menunda kustomisasi hingga akhir dari proses produksi. Industri
mobil memasang atau memesan modul interior yang unik saat akhir produksi, seperti
yang dilakukan pada mobil van khusus.
3. Manajemen persediaan memerlukan pengendalian yang ketat. Agar berhasil, sebuah
perusahaan harus menghindari tertahan oleh komponen yang tidak populer atau kuno.
Tanpa bahan mentah, pekerjaan yang terus berjalan, atau barang yang telah selesai,
Dell merakit komputer terkustomisasi kurang dari satu hari.
4. Jadwal yang ketat pada pemesanan dan bahan dari desain hingga pengiriman hanya
dapat diimplementasikan kepada karyawan yang penuh dedikasi. National Bicycle
menyelesaikan semua ini tanpa persediaan dan jadwal perakitan 3 hari. Produk dan
proses desain yang memungkinkan kustomisasi untuk dijadwalkan akhir pada proses
produksi juga berkontribusi pada kustomisasi massal yang efisien. Penjadwalan
semacam ini sering disebut penundaan (postponement).
5. Mitra yang responsif pada rantai pasokan menghasilkan kerjasama yang efektif.
Kerjasama dengan pertukaran informasi yang cepat dan terbuka adalah hal yang
penting ketika sistem operasi bergerak menuju era dimana kompetisi bukan lagi terjadi
antara perusahaan, melainkan antara rantai pasokan. Vans, Inc. dapat membuat sepatu
sesuai pesanan, merakitnya ribuan mil jauhnya di pabriknya di Cina, dan
mengirimkannya hanya dalam hitungan minggu. Ramalan, manajemen persediaan, dan
pemesanan baju laki-Iaki di JC Penney juga dilakukan oleh pemasok di Hong Kong.
Kustomisasi massal atau build-to-order adalah hal yang sulit, tetapi merupakan suatu hal
baru yang diperlukan dalam operasi. Terdapat beberapa keuntungan dalam kustomisasi
massal dan build-to-order. Pertama, perusahaan memperoleh pesanan dan tetap berjalan
dengan memenuhi permintaan pasar. Sebagai tambahan, mereka juga dapat mengurangi
pengeluaran besar pada organisasi yang ada (dari karyawan hingga gudang hingga fasilitas)
karena perkiraan penjualan yang tidak tepat. Kustomisasi massal dan build-to-order dapat
dilakukan perusahaan terkemuka apabila sanggup menerima tantangan tersebut.
B. PEMILIHAN TEKNOLOGI
Manajer memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk memilih teknologi yang tidak
hanya bersifat efisien tetapi juga melindungi lingkungan dan memnuhi kebutuhan masyarakat.
Bisnis juga harus memilih teknologi yang menggunakannya dan tidak semata didorng oleh pasar
dan kekuasaan kompetitif. Termasuk pemerintah, dimana memiliki peran dalam memastikan
teknologi yang digunakan oleh bisnis yang memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih besar.
Adapun 2 definisi dari teknologi, yaitu :
* Definisi yang lebih luas, teknologi merupakan aplikasi pengetahuan unruk memecahkan masalah
manusia.
* Definisi yang lebih sempit, teknologi merupakan serangkaian proses, alat, metode peralatan yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pemilihan teknologi berdampak pada semua keputusan di dalam operasi dam atas semua
fungsi usaha. Pemilihan teknologi harus mempertimbangkan bukan hanya teknologi tetapi juga
masalah konsekuensi sosia dan manusia. Pembiayaan yang diperlukan sangat menarik karena
dibutuhkan investasi modal. Fungsi dalam pemilihan teknologi ini dipengaruhi oleh pemilihan
teknologi itu sendiri dan keputusan teknologi.
C. KONSEP KAPASITAS
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi (throughput), atau jumalah unit yang dapat
ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu
tertentu. Kapasitas mempengaruhi sebagian besar biaya tetap. Kapasitas juga menentukan apakah
permintaan dapat dipenuhi, atau apakah fasilitas yang ada berlebihan. Jika fasilitas terlalu besar,
sebagian fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang akan dibebankan pada
produksi yang ada atau pelanggan. Jika fasilitas terlalu kecil, pelanggan dan pasar keseluruhan
akan hilang. Oleh karena itu, penerapan ukuran fasilitas, dengan tujuan pencapaian tingkat utilisasi
tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, sangat menentukan.
Kapasitas desain (design capacity) adalah output maksimum sistem secara teoritis dalam suatu
periode waktu tertentu. Kapasitas desain biasanya dinyatakan dalam suatu tingkatan tertentu,
seperti jumlah tonase baja yang dapat diproduksi setiap minggu, setiap bulan atau setiap tahun.
Kapasitas efektif (effective capacity) adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh
sebuah perusahaan dengan keterbatasan operasi yang ada sekarang. Kapasitas efektif seringkali
lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin telah didesain untuk
versi produk yang sebelumnya atau bauran produk yang berbeda daripada yang sekarang sedang
diproduksi.
Dua pengukuran kinerja sistem biasanya bermanfaat: utilisasi dan efisiensi. Utilisasi
(utilization) adalah persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai. Efisiensi
(efficiency) adalah persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai. Manajer operasi
cenderung di evaluasi pada tingkat efisiensinya. Kunci peningkatan efisiensi sering terdapat dalam
perbaikan permasalahan kualitas dan dalam penjadwalan, pelatihan dan pemeliharaan yang efektif.
utilisasi dan efisiensi dapat dihitung sebagai berikut:
Toko roti Sara James memiliki sebuah pabrik yang memproduksi roti untuk sarapan.
Minggu lalu fasilitas memproduksi 148.000 roti. Kapasitas efektif pabrik adalah 175.000
roti. Lini produksi beroperasi 7 hari per minggu dengan 3 shift masing – masing 8 jam
perhari. Lini desain untuk memproduksi roti Deluxe isi kacang, rasa kayu manis, dan lapis
gula dengan tingkat output 1.200 roti per jam. Tentukan kapasitas desain, utilisasi dan
efisiensi pabrik ini saat memproduksi roti deluxe.
Jawaban:
Kapasitas desain = (7 hari x 3 shift x 8 jam) x (1.200 roti per jam) = 201.600 roti
Utilisasi = Output Aktual/Kapasitas Desain = 148.000/201.600 = 73,4%
Efisiensi = Output Aktual/Kapasitas Efektif = 148.000/175.000 = 84,6%
Kapasitas desain, utilisasi dan efisiensi, seluruhnya merupakan ukuran penting bagi
seorang manajer operasi. Tetapi para manajer sering harus menegtahui output yang diharpkan dari
sebuah fasilitas atau sebuah proses. Untuk melakukannya, digunakan persamaan (Gambar 3.1)
untuk mendapatkan output actual (atau pada kasus ini, output yang diharapkan) seperti yang
ditunjukan dalam persamaan (Gambar 3.2).
Gambar 3.2 Dengan Memadukan Produk yang Memiliki Pola Musiman Saling
Melengkapi, Kapasitas Dapat Dimanfaatkan Dengan Lebih Baik.
Sekarang dengan pengetahuan akan kapasitas efektif dan efisiensi, seorang manajer dapat
menemukan output yang diharpkan dari sebuah fasilitas.
Perhitungan dilakukan dalam contoh T2:
Manajer toko roti Sara James (lihat cotnoh T1) saat ini perlu meningkatkan produksi roti
yang semakin digemari yakni roti Deluxe. Untuk memenuhi permintaan ini, manajer operasi
akan menambahkan lini produksi kedua ini bagi departemen penjualan. Kapasitas efektif lini
kedua sama dengan nilai pertama, yaitu 175.000 roti. Lini pertama beroperasi dengan tingkat
efisiensi 84,6% sebagaimana telah dihitung pada contoh T1. Tetapi output lini kedua akan
lebih sedikit daripada lini pertama karena kru yang ada masih baru direkrut; jadi efisiensi
yang diharapkan tidak lebih dari 75%. Berapakah output yang diharapkan ?
Jawaban:
Output yang diharapkan = (Kapasitas Efektif) (Efisiensi) = (175.000) (0,75)
Departemen penjualan
Keputusan harus
kapasitas diberitahu
harus bahwa
dipadukan outputmisi
ke dalam yang diharapkan
dan adalah 131.250
strategi organisasi. rotitidak
Investasi
Deluxe.
dibuat sebagai pengeluaran tersendiri, tetapi sebagai bagian dari rencana yang terpadu yang dapat
menempatkan perusahaan dalam posisi yang menguntungkan. Pertanyaan yang harus ditanyakan
adalah “apakah investasi ini pada akhirnya akan memikat pelanggan?” dan “keunggulan bersaing
apakah yang didapatkan (seperti fleksibilitas proses, kecepatan pengantaran, peningkatan kualitas,
dan lainnya) ?”
Kesepuluh keputusan MO, elemen organisasi lain seperti pemasaran dan keuangan,
terpengaruh oleh adanya perubahan kapasitas. Perubahan kapasitas akan berdampak pada
penjualan dan arus kas, begitu juga kualitas, rantai pasokan (supply chain), sumber daya manusia,
dan pemeliharaan. Semua hal ini harus dipertimbangkan.
Pertimbangan Kapasitas
Sebagai tambahan pada integrasi strategi dan investasi yang erat, ada empat pertimbangan khusus
bagi keputusan kapasitas yang baik.
1. Ramalkan permintaan secara akurat. Sebuah peramalan yang akurat merupakan hal yang
paling pokok bagi keputusan kapasitas. Apapun produk baru yang ada, prospeknya, dan
siklus hidup produk yang ada sekarang harus ditentukan. Manajemen harus mengetahui
produk mana yang sedang ditambahkan dan yang mana yang sedang dihentikan
produksinya, begitu juga volume yang diharapkan.
2. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas. Jumlah alternatif yang tersedia cukup
banyak, tetapi setelah volume ditentukan, keputusan teknologi dapat dipandu dengan
analisis biaya, kebutuhan sumber daya manusia, kualitas dan keandalan. Teknologi juga
mungkin mendikte peningkatan kapasitas. Manajer operasi bertanggung jawab akan
teknologi dan peningkatan kapasiats yang tepat.
3. Temukan tingkat operasi yang optimum (volume). Teknologi dna peningkatan kapasitas
sering menentukan ukuran optimum sebuah fasilitas. Sebuah motel dipinggir jalan
mungkin mmebutuhkan 50 kamar untuk dapat dijalankan secara baik. Jika lebih kecil,
maka biaya tetapnya akan sangat memberatkan; jika lebih besar, maka fasilitas
memerlukan lebih dari satu manajer yang dapat mengawasi. Permasalahan ini dikenal
sebagai skala ekonomis dan disekonomis (economies and diseconomies scale).
4. Membangun untuk perubahan. Dalam dunia yang berubah dengan cepat, perubahan tidak
dapat diabakan. Oleh karena itu manajer operasi membangun fleksibilitas dalam fasilitas
dan peralatan. Mereka mengevaluasi sensitivitas keputusan dengan menguji beberapa
proyeksi pendapatan pada risiko potensial atas dan bawah. Bangunan dan peralatan dapat
di desain dengan perubahan dalam pikiran untuk mengakomodasi perubahan produk,
bauran produk, dan proses di masa datang.
Daripada mengelola secara strategis, manajer dapat mengelola permintaan secara taktis.
Berikut adalah teknik – teknik untuk mengelola permintaan.
Mengelola Permintaan
a. Jika permintaan melebihi kapasitas, perusahaan dapat membatasi permintaan dengan
menaikkan harga, memebuat penjadwalan dengan lead time yang panjang (yang mungkin
tak dapat diabakan), dan mengurangi bisnis dengan keuntungan marginal. Walaupun
demikan, karena kapasitas yang tidak mencukupi ini mengurangi keuntungan dibawah
yang mungkin dapat dicapai, solusi jangka panjang biasanya dilakukan dengan cara
meningkatkan kapasitas.
b. Jika kapasitas melebihi permintaan, perusahaan mungkin menginginkan untuk
merangsang permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif, atau
mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk.
c. Penyesuaian pada permintaan musiman, sebuah pola permintaan musiman atau siklus
permintaan merupakan tantangan yang lain pada kapasitas. Dalam beberapa kasus
manajemen merasa terbantu jika dapat menawarkan produk dengan pola permintaan yang
saling melengkapi, yaitu produk – produk dimana satu jenis memiliki permintaan tinggi,
dan jenis lain memiliki permintaan rendah.
d. Taktik untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan, terdapat beragam taktik untuk
menyesuaikan kapasitas dengan permintaan yang ada. Perubahan internal, termasuk
penyesuaian proses pada volume tertentu, dilakukan melalui:
1. Mengubah staf yang ada (menambah atau mengurangi jumlah karyawan);
2. Menyesuaikan peralatan dan proses, meliputi pembelian mesin tambahan, atau
menjual atau menyewakan peralatan yang ada;
3. Memperbaiki metode untuk meningkatkanhasil produksi; dan/atau
4. Mendesain ulang produk untuk meningkatkan hasil produksi.
Taktik diatas dapat digunakan untuk mneyesuaikan permintaan pada fasilitas yang ada.
Permasalahan strategis adalah bagaimana memiliki fasilitas dengan ukuran tepat.
D. PERENCANAAN KAPASITAS
Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan dapat menjadi prosedur rumit yang
sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa mendatang. Jika permintaan barang dan
jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka penentuan kebutuhan
kapasitasnya dapat langsung dilakukan. Penentuan kapasitas biasanya berlangsung dua tahap,
tahap pertama permintaan masa depan diramalkan dengan model tradisional. Pada tahap
kedua, peramalan ini digunakan untuk menentukan kebutuhan kapasitas serta peningkatan
ukuran untuk setiap penambahan kapasitas.
2. Pemilihan teknologi berdampak pada semua keputusan di dalam operasi dam atas semua
fungsi usaha. Pemilihan teknologi harus mempertimbangkan bukan hanya teknologi tetapi
juga masalah konsekuensi sosia dan manusia. Pembiayaan yang diperlukan sangat menarik
karena dibutuhkan investasi modal. Fungsi dalam pemilihan teknologi ini dipengaruhi oleh
pemilihan teknologi itu sendiri dan keputusan teknologi.
3. Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi (throughput), atau jumalah unit yang dapat
ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode
waktu tertentu. Kapasitas mempengaruhi sebagian besar biaya tetap. Kapasitas juga
menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi, atau apakah fasilitas yang ada berlebihan.
Jika fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya
tambahan yang akan dibebankan pada produksi yang ada atau pelanggan. Jika fasilitas
terlalu kecil, pelanggan dan pasar keseluruhan akan hilang. Oleh karena itu, penerapan
ukuran fasilitas, dengan tujuan pencapaian tingkat utilisasi tinggi dan tingkat pengembalian
investasi yang tinggi, sangat menentukan.
4. Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan bisa menjadi prosedur yang rumit, yang
sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa yang akan datang. Jika permintaan
barang dan dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai, maka penentuan
kebutuhan kan dapar langsung dilakukan, Penentuan kapasitas biasanya membutuhkan dua
tahap. Pada tahap pertama, permintaan masa depan diramalkan dengan model tradisional.
Pada tahap kedua, peramalan ini digunakan untuk menentukan kebutuhan kapasitas serta
ukuran untuk setiap penambahan kapasitas.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay and Barry Render. 2012. Operations Management, 9th edition, New Jersey: Prentice
Hall.
T. Hani Handoko, 2000. Dasar – Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. BPFE- Yogyakarta