Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini

dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya

dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Strategi Tata Letak’

yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh

penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang

dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan yang pada

akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Krtik dan saran yang

bersifat membangun tentu sangat berarti bagi kami.

Banjar, November 2014

penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur maupun jasa
tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting daripada sekedar
laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (Going Concern), perusahaan
memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan tersebut,
produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen
(harga, kualitas, pelayanan, dsb.).

Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah lokasi dimana
perusahaan itu berdiri dan letak dari departemen-departemen dari perusahaan tersebut. Hal ini
sangat penting, karena lokasi berdirinya perusahaan tersebut akan mempengaruhi bukan saja
komponen internal perusahaan, tetapi juga komponen eskternal serta variabel-variabel
penentu lain seperti biaya dan mata uang. Begitu juga dengan perencanaan tata-letak yang
tepat akan bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas dari perusahaan tersebut,
sehingga beban atau biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau
diminimalkan. Oleh karena itu, pada tugas makalah kelompok ini akan membahas tentang
strategi lokasi dan tata letak departemen sehingga dihasilkan tata-letak yang mempunyai
biaya aliran material yang kecil. Salah satu ujung dari masalah ini adalah proses produksi
yang harus baik dalam arti yang luas, agar output yang dihasilkan baik berupa barang atau
jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan.

Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang dengan baik,
perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih sulit dari pada saat
mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai dapurnya perusahaan
perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusahaan memiliki
devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Tata Letak atau Layout?

b. Apa tujuan Tata Letak atau layout?

c. Bagaimana yang dimaksud keputusan strategi tata letak atau layout?

d. Apa konsep dasar layout?

e. Apa saja jenis jenis operasional?

f. Apa saja yang termasuk tipe tipe layout?

g. Apa yang menjadi prinsip dasar tata letak atau layout?

h. Apa saja manfaat dari tata letak atau layout?

1.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu dengan
menggunakan metode tidak langsung yaitu dengan cara mencari bahan melalui buku dan
internet.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Pembaca dapat mengetahui yang dimaksud dengan Tata Letak atau Layout.

b. Pembaca dapat mengetahui tujuan Tata Letak atau layout.

c. Pembaca dapat mengetahui yang dimaksud keputusan strategi tata letak atau layout.

d. Pembaca dapat mengetahui konsep dasar layout.

e. Pembaca dapat mengetahui jenis jenis operasional.

f. Pembaca dapat mengetahui yang termasuk tipe tipe layout, prinsip dasar dan manfaat
tata letak atau layout.

1.5 Sistematika Penelitian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Metode penelitian

1.4 Tujuan penelitian

1.5 Sistematika penelitian

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tata Letak (Layout)

2.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak

2.3 Keputusan Strategi Layout

2.4 Konsep Dasar Layout

2.5 Jenis Jenis Operasional

2.6 Tipe Layout

2.7 Prinsip Dasar Tata Letak atau Layout

2.8 Manfaat Layout

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

3.3 Kata Penutup

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

BAB II
PEMBAHASAN STRATEGI TATA LETAK (LAYOUT)
2.1 Definisi Tata Letak (Layout)

Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang
ada didalam bangunan maupun yang ada diluar. Layout yang tepat menunjukkan ciri ciri
adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konversi.
Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan addalah peningkatan produktifitas perusahaan.
Perihal tersebut disebabkan arus barang yang akan diproses, dan selanjutnya masuk kedalam
pemrosesan sampai menjadi produk akhir dapat berjalan dengan lancer. Aspek lain, karyawan
yang langsung terlibat didalam pemrosesan dapat bergerak leluasa tanpa takut akan
kemungkinan akan terjadi kecelakaan, sehingga mereka bekerja dengan tenang dan aman.

Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang
membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak
merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan
suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses
produksi dengan biaya yang paling ekonomis.

Karena alasan tersebut diatas, maka diperlukan perencanaan layout yang seksama.
Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal, yaitu sbb;

Untuk manufaktur

 Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus untuk membuat produk
baru.

 Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru (up to date)

 Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kinerja yang tidak
selalu menciptakan kepuasan atau kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam proses
konversi.

 Perpindahan lokasi pemasaran (market changes), dan untuk alasan penghematan dan
pengiriman atau pelayanan yang cepat dan baik.

Untuk usaha jasa


 Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus disesuaikan
didalam usaha memenuhi kepusasan pelanggan.

 Perubahan layout dapat ,enciptakan persepsi pelanggan bahwa perusahaan


memperhatikan pelanggannya, atau merupakan gambaran bonafiditas perusahaan.

 Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang tinggi,
sehingga layout harus mendukung system layanan tersebut.

 Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan melakukan
perubahan layout secara berkelanjutan.

2.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak

Tujuan perencanaan lay out/ tata letak yang baik yaitu :

 Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik

 Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja

 Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar

 Meminimumkan hambatan pada kesehatan

 Meminimumkan usaha membawa bahan

2.3 Keputusan strategi layout

Untuk memutuskan strategi layout perlu diperhatikan desain layout, yang diikuti usaha;

 Pemanfaatan secara maksimal ruangan atau tempat, mesin mesin dan peralatan, serta
pekerja.

 Pengembangan arus informasi, bahan baku, dan sumber tenaga kerja.

 Menjaga perubahan moral pekerja, menjaga kondisi kerja yang kondusif,

 Mengantisipasi perubahan interaksi dari pelanggan.


 Fleksibel (bagaimana layout yang ada sekarang harus siap untuk berubah).

2.4 Konsep Dasar Layout

Di dalam usaha untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perencanaan layout terhadap
biaya dan efektivitas operasional, kajian layout perlu diadakan, dan secara khusus
menyangkut kajian rancangan layout untuk situasi yang berbeda.

2.5 Jenis Jenis Operasional

System operasional baik untuk manufaktur ataupun usaha jasa dspst dikelompokkan
menjadi tiga jenis dasar operasional berdasarkan tingkat standardisasi produk dan jumlah
output.

 Operasional berkesinambungan (Continously)

Merupakan operasional konversi yang ditandai dengan jumlah produk yang sangat besar,
mesin dan fasilitas peralatan yang digunakan memiliki kekhususan, menggunakan pada
modal, secara umum arus produk tidak terganggu, serta perubahan skedul produks tidak
banyak, campuran produk tidak banyak disertai standardisasi yang dibuat berdasarkan
persediaan.

 Operasional terputus putus (Intermittent)

Operasional konversi intermittent dengan ciri ciri, bahwa jumlah produk tidak banyak,
mesin dan fasilitas peralatan bersifat umum, penggunaan padat karya, disertai arus produk
yang terputus putus, skedul sering berubah ubah, produk banyak campurannya, dan dibuat
berdasarkan pesanan.

 Operasional jasa (service Operation)

Usaha jasa pada umumnya menggunakan padat karya, dengan demikian operasional
usaha jasa lebih tergolong kepada operasional intermitten.
2.6 Tipe layout

Tipe dasar layout adalah tempat atau bentuk dari mekanisme suatu perusahaan;
apakah bengkel, apakah pabrik, maupun usaha perbankan. Semuanya tergantung dari mesin
dan peralatan yang digunakan untuk proses konversi dan merupakan susunan suatu ruang dari
sumber sumber fisik untuk menghasilkan suatu produk.

 Layout yang berorientasi proses (Process Oriented Layout)

Digunakan jika arus kegiatan konversi untuk semua produk yang dihasilkan tidak
terstandarisasi, seperti halnya dengan ditemukan di pabrik yang menggunakan proses
intermitten. Arus kegiatan yang tidak terstandardisasi bisa juga tejadi karena proses konversi
menghasilkan produk yang bermacam macam, atau jika suatu produk dasar dapat
dikembangkan menjadi macam macam produk akhir.

Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi
dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout semacam ini
biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka
memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk,
kualitas, maupun jumlahnya.

Kelebihan dari tata letak proses :

 Memungkinkan utilisasi mesin yang tinggi.

 Memungkinan penggunaan mesin-mesin yang multi guna sehingga dapat dengan cepat
mengikuti perubahan jenis produksi.

 Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin.

 Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personil dan peralatan.


 Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi Peralatan.

 Memungkinkan spesialisasi supervisi

Tata letak proses juga memiliki kelemahan, yaitu :

 Meningkatnya kebutuhan material handling karena aliran proses yang beragam serta
tidak dapat digunakannya ban berjalan.

 Pegawasan produksi yang lebih sulit.

 Meningkatnya persediaan barang dalam proses.

 Total waktu produksi per unit yang lebih lama.

 Memerlukan skill yang lebih tinggi.

 Pekerjaan routing, penjadwalan dan acounting biaya yang lebih sulit, karena setiap ada
order baru harus dilakukan perencanaan / perhitungan kembali.

 Layout berorientasi produk (product oriented layout)

Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk
dihasilkan dalam jumlah yang besar, dan merupakan ciri proses yang kontinu. Tiap produk
memerlukan urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir. Dalam layout produk,
pusat pusat kegiatan, mesin mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis (on lines)
untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk.

Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production line
layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi
dari sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk memproduksi produk-produk dengan variasi
yang rendah dan volume yang tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem
yang dapat memberikan produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan
urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.

Keuntungan tata letak produk ini yaitu:

 Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana, logis, dan OMH-nya


rendah.

 Work-in-process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah diseimbangkan.

 Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif singkat.

 Kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi.

 Memudahkan pekerjaan, sehingga memungkinkan operator yang belum ahli untuk


mempelajari dan memahami pekerjaan dengan cepat.

Keterbatasan dari tata letak produk yaitu:

 Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi aliran
produksi.

 Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin, baik dari segi jumlah
maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.

 Kelelahan operator: operator mudah menjadi bosan disebabkan pengulangan tanpa


henti dari pekerjaan yang sama.

 Ketergantungan dari seluruh proses terhadap setiap part: kerusakan pada suatu mesin
atau kekurangan operator untuk mengendalikan stasiun kerja bias menghentikan
keseluruhan hasil produksi pada satu line produk.
 Layout tetap (fixed position Layout)

Layout tetap diperlukan jika alasan ukuran, bentuk dan ciri ciri lainnya yang pemindahan
produknya tidak mungkin dikerjakan. Dalam layout tetap, produknya tinggal tetap disuatu
tempat, sehingga a;at alat dan perlengkapan, serta para pekerja yang terampil yang dibawa
ketempat produk. Jenis layout seperti ini digunakan dibidang pertanian (membajak,
memupuk, menanam, menuai, dsb), dibidang maintenance; perawatan atau perbaikan pesawat
terbang, dok kapal laut dan lokomotif kereta api, dibidang konstruksi : pembangunan gedung
dan perumahan, serta tenik sipil.

Tata letak posisi tetap, sering dikenal dengan fixed material location atau fixed position
layout, adalah metode pengaturan dan penempatan satsiun kerja dimana material atau
komponen utama akan tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti tools,
mesin, manusia, serta komponen lainnya bergerak menuju lokasi komponen utama tersebut.

Keuntungan dari tata letak posisi tetap yaitu:

 Karena banyak bergerak adalah fasilitas produksi maka perpindahan material bisa
dikurangi.

 Bila pendekatan kelompok kerja digunakan dalam kegiatan produksi, maka


kontinyuitas operasi dan tanggung jawab kerja bisa tercapai dengan sebaik-baiknya.

 Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job enrichment) dengan mudah bisa
diberikan, selain itu juga dapat meningkatkan kebanggaan dan kualitas kerja karena
dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara penuh (“do the whole job”).

 Fleksibilitas kerja tinggi.

Keterbatasan tata letak posisi tetap yaitu:


 Besarnya frekuensi perpindahan fasilitas produksi, operator, dan komponen pendukung
pada saat operasi kerja berlangsung.

 Memerlukan operator dengan skill yang tinggi disamping aktivitas supervisi yang lebih
umum dan intensif.

 Adanya duplikasi peralatan kerja yang menyebabkan dibutuhkannya lokasi untuk


work-in process.

 Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya dalam


penjadwalan produksi.
Gambar 3 dibawah ini mengilustrasikan sebuah tata letak posisi tetap.

 Layout Ritel

Pengalokasian tata letak mengikuti selera pelanggan, atau diusahakan agar dapat memberi
kesegaran dan daya tarik bagi pelanggan. Dimana setiap waktu (mingguan atau bulanan)
dilakukan pergeseran tata letak, dengan tujuan tempat semula suatu barang dipindahkan
ketempat lain, dengan tujuan mempengaruhi pandangan pelanggan sehingga dapat
menciptakan persepsi bagi pelanggan, minimal ada anggapan suatu barang tertentu sudah
habis terjual (hanya berpindah tempat saja).

 Layout Gudang (warehouse Layout)

Layout gudang sangat penting diperhatikan dengan tujuan untuk penanganan dan
pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak ada barang yang rusak atau
tertunda pengeluarannya. Layout gudang disesuaikan dengan system persediaan yang
dipergunakan, seperti system persediaan barang dengan FIFO (first in first out), artinya
barang yang pertama diterima harus siap untuk dikeluarkan pertama sekali, sehingga layout
harus diatur sedemikian rupa, agar barang mudah untuk dimasukkan dan dikeluarkan.

 Layout Kantor (office Layout)

Layout kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar selalu
fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efisien untuk dapat bekerja
secara produktif atau efektif, baik dalam melakukan tugas maupun didalam pengelolaan
informasi dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tuasnya.

2.7 Prinsip Dasar Tata Letak atau Layout

Prinsip dasar yang digunakan dalam penyusunan layout adalah:

 Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi. Sehingga dalam tata letak
fasilitas pabrik diperlukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi
proses produksi rnenjadi satu organisasi yang besar.

 Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari satu proses
ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak
perpindahan.

 Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back


tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion),
dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh
gangguan jadwal kerja.

 Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana kerj yang


menyenangkan.

 Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, dan


kebutuhan konsumen.

2.8 Manfaat layout pabrik

Manfaat layout pabrik diantaranya adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang


berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
 Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin
yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan
dalam proses, dan waktu tunggu.

 Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang
satu dengan yang berikutnya.

 Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara
masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak
dibutuhkan.

 Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu
dengan yang lain.

 Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja,


mesin, dan peralatan.

 Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana


lingkungan kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat mempermudah
supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan
kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.

 Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu, adanya gerak


yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi
(intersection)

2.9 Teknik dan Model Layout

 Layout Proses

Salah satu model analisis untuk layout proses yang diuraikan adalah “model jarak
miatan”, karena model ini yang paling sering digunakan untuk analisis layout. Layout proses
terdapat alur proses yang harus dilalui, pola arus yang bervariasi dari hari ke hari dan
penanganan bahan baku yang relative dalam jumlah besar. Untuk itu, sarana produksi yang
harus diatur dengan mengingat jarak muatan. Yang dimaksud dengan jarak muatan adalah
muatan bahan baku yang akan dikelola, mulai dari proses awal sampai dengan proses akhir
untuk memperoleh suatu produk akhir.

Model kuantitatif layout proses tidak saja harus mempertimbangkan jumlah erakan
antarbagian untuk membuat suatu produk, tetapi juga memperhitungkan jarak yang meliputi
gerakan tersebut. Gerakan dengan jarak yang panjang umumnya memerlukan biaya banyak.

Model jarak muata ini mencoba memperkecil ukuran yang bertalian dengan jumlah
muatan dan jarak gerakan, dengan menggunakan persamaan;

C = Lij Dij

Dimana;

C = ukuran minimum
n = jumlah pusat/titik pekerjaan
Lij = jumlah muatan atau gerakan pekerjaan (i) ke (j)
Dij = jarak antara pusat kerja (i) ke (j)

 Layout produk
Permasalah untama dalam perencanaan layout produk atau layout garis lurus (assembly
line) adalah mendapatkan jumlah tempat kegiatan dan tugas yang dilaksanakan, sehingga bisa
tercapai layout yang diiinginkan. Semuanya dikerjakan sedemikian rupa, sehingga sumber
sumber input dapat diminimumkan, oleh sebab itu layout produk harus berdasarkan pada hal
berikut.
 Rancangan yang ditik beratkan untuk mendapatkan kapasitas output yang diinginkan.
 Urutan tugas kerja yang lancar dengan mempertimbangkan pekerjaan, apa apa saja yang harus
di dahulukan.
 Efisiensi output tanpa menggunakan sumber output yang tidak perlu.
 Untuk menganalisisnya digunakan model kapasitas, urutan dan fasilitas, dengan kalkulasi
berdasarkan persamaan.
1) Hasil maksimal harian perunit =
Waktu perhari yang tersedia
Daur waktu terpanjang yang diperlukan per unti output

2) Daur waktu untuk memenuhi kapasitas =

Waktu perhari yang tersedia

Jumlah unit produk perhari yang diinginkan

3) Kosongan waktu kerja per hari =

Daur kosong waktu yang tersedia perhari


Daur waktu untuk kapasitas
Detik per jam

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang ada
didalam bangunan maupun yang ada diluar. Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian,
pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi
bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang
bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga
dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.

3.2 saran
Dalam menentukan tata letak, sebaiknya memperhatikan langkah – langkah berikut :
 Definisikan tujuan tata letak, dalam hal ini bisa berupa produk apa yang akan dibuat dan
berapa banyak.
 Memonitor jalannya pabrik dan mengevaluasi tata letak yang dioperasikan.
 Melakukan Optimasi Tata Letak - Optimasi tata letak diantara yang paling banyak
diperhatikan ada dua yakni ; minimasi ongkos penanganan material pada tata letak proses
(job shop) dan maksimasi efektifitas operator dengan penyeimbangan lintas (line balancing)
pada tata letak lintas produksi.
 Memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan tata letak.
 Spesifikasikan aktifitas premier yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan diatas, seperti
aktifitas produksi ; yang meliputi identifikasi proses produksi, mesin – mesin yang terlibat,
jumlah mesin dan tenaga kerja pelaksana, kapasitas produksi, kebutuhan gudang bahan baku
dan barang jadi, dan aspek perawatan mesin serta penanganan material.
 Spesifikasikan aktifitas sekunder yang mendukung aktifitas premier, seperti parkir, kantor,
ibadah/masjid, kantin, klinik , pengolah limbah/sampah, sarana olahraga, satuan pengamanan,
dan jalan – jalan kendaraan dilingkungan pabrik serta taman – taman.

3.3 Kata penutup


Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://fachturengineering.blogspot.com/2012/11/tata-letak-proses.html
http://evanspervey.blogspot.com/2011/02/perancangan-tata-letak-pabrik.html

Anda mungkin juga menyukai