Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu metode dalam lean manufacture yang di perkenalkan oleh Shigeo

Shingo pada tahun 1985 yaitu single minute exchange of dies atau biasa di sebut

SMED. Metode ini bertujuan untuk mengurangi waktu changeover secara sistematis

dengan menyederhanakan atau merubah pengaturan internal menjadi kegiatan

eksternal sebanyak mungkin. Maka dapat dikatakan bahwa SMED merupakan sebuah

langkah yang efisien dalam meningkatkan dan mengembangkan proses produksi. Dan

sudah banyak perusahan yang telah berhasil menerapkan metode ini dan terbukti

memberikan manfaat dan meningkatkan produktifitas perusahaan.

Pada tahun 2017 lalu beberapa peneliti dari Itali memperkenalkan sebuah

metode baru yang bertujuan sebagai pendukung dalam penerapan SMED, yang

didefenisikan sebagai ‘strategi duplikasi’. Metode ini merupakan alat analisis praktis

yang dapat mendukung untuk memecahkan masalah set-up dalam kegiatan -

changeover.

Yang menjadi landasan awal penelitian ini adalah bagaimana strategi duplikasi

yang di perkenalkan oleh Braglia dkk dapat mendukung penerapan SMED agar dapat

mempermudah kegiatan set-up ketika dilakukan aktifitas changeover. Setelah


diterapkan metode ini nanti akan dianlisis seberapa berpengaruh dalam perubahan

waktu changeover.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan diatas, maka dapat di identifikasi

rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apasaja elemen aktivitas yang dilakukan saat proses setup mesin X di PC.

GKBI?

2. Apasaja sumber-sumber aktivitas yang menyebabkan tingginya waktu setup

mesin?

3. Bagaimana mengurangai waktu set-up dengan menggunakan SMED serta

pengaruh aktivitas set up dengan menerapkan strategi duplikasi COMET?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari masalah yang telah dirumuskan pada subbab sebelumnya maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui elemen aktivitas yang dilakukan saat proses setup mesin X

di PC. GKBI?

2. Untuk mengetahui sumber-sumber aktivitas yang menyebabkan tingginya

waktu setup mesin?

3. Untuk mereduksi kegiatan set-up serta mengaplikasikan strategi duplikasi

COMET sehingga dapat mengetahui pengaruhnya terhadap aktivitas set-up.


1.4 Batasan Masalah

Penelitian ini memerlukan ruang lingkup yang terarah, oleh karena itu adanya batasan

permasalahan dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan memiliki fokus yang

terarah dan menghasilkan penelitian yang baik. Batasan permasalahan dari penelitian

ini adalah:

1. Penelitian dilakukan di PC. GKBI.

2. Pengukuran studi waktu dilakukan menggunakan stopwatch baik secara

langsung di lapangan dengan pengamatan langsung maupun dengan

melakukan studi waktu dari hasil rekaman video.

3. Penelitian untuk analisa waktu setup hanya dilakukan pada mesin X

4. Untuk menurunkan waktu setup mesin penelitian ini menggunakan metode

SMED serta menerapkan strategi duplikasi dari pendekatan COMET.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan serta tujuan dari penelitian di atas,

penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan

perbaikan yang dapat diterapkan

2. Penulis mendapatkan pengetahuan baru dari hasil penelitian yang dilakukan

3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian di masa depan


1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini ditulis berdasarkan kaidah penulisan ilmiah sesuai dengan

sistematika seperti berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang deskripsi pendahuluan kegiatan penelitian, mengenai latar

belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat

penelitian serta sistematika penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori dari referensi buku maupun jurnal serta hasil

penelitian terdahulu berkaitan dengan masalah penelitian yang digunakan sebagai

acuan penyelesaian masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang uraian kerangka dan alur penelitian, objek penelitian yang akan diteliti

dan juga metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

Berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian dan bagaimana menganalisa data

tersebut. Hasil pengolahan data ditampilkan baik dalam bentuk tabel maupun grafik.
Yang dimaksud dengan pengolahan data juga termasuk analisis yang dilakukan

terhadap hasil yang diperoleh. Pada sub bab ini merupakan acuan untuk pembahasan

hasil yang akan ditulis pada bab V.

BAB V PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan dalam

penelitian. Kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian sehingga menghasilkan sebuah

rekomendasi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan terhadap analisis yang dibuat dan rekomendasi atau saran-

saran atas hasil yang dicapai dalam permasalahan yang ditemukan selama penelitian,

sehingga perlu dilakukan rekomendasi untuk dikaji pada penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

KAJIAN LITERATUR

Pada bab 2 akan menjelaskan tentang kajian induktif dan deduktif. Kajian induktif

merupakan kajian atau ilmu pengetahuan yang didapat dari fakta atau hasil dari

penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya baik yang dipublikasikan

maupun yang tidak, yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan kajian

deduktif merupakan kajian pustaka yang diperoleh dari buku yang berhubungan

dengan penelitian ini (Saputra, 2016). Kajian Induktif pada penelitian ini diperoleh

dari beberapa paper dan jurnal yang dipublikasikan dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir (2013-2018) serta didasarkan pada artikel - artikel yang terindeks Scopus.

Paper dan Jurnal disusun dan ditelaah dengan menggunakan metode Systematic

Literatur Review (SLR). Metode SLR dapat mengidentifikasi, menilai, dan

mengintepretasi seluruh temuan pada topik penelitian. SLR juga dapat menjawab

penelitian yang akan dilakukan (Barbara Kitchenham, 2007). Berikut merupakan

persentase kajian induktif dan deduktif yang digunakan.

Tabel 2.1 Persentase Kajian Induktif dan Deduktif

No. Sumber Jumlah Persentase

1 Buku %

2 Science direct %

3 Emerald insight %

5 Tandfonline %

Total 100 %
2.1 Kajian Induktif

2.1.1 Aplikasi Single Minute Exchange of Dies

Pada masa sekarang ini, Single Minute Exchange of Dies (SMED) sudah

diaplikasikan secara luas oleh banyak perusahaan, dan hampir semua aktifitas

changeover peralatan pada jenis perusahaan apapun seperti wood working, metal

forming, plastics and electronics, pharmaceoticals, food processing, chemicals, dan

bahan untuk service (Syafiq, 2018). Prisip SMED menargetkan aktifitas changeover

yang kurang dari10 menit, bahkan ada banyak perusahaan yang menerapkan lean

manufacturing menargetkan 3 menit atau kurang. Apabila target tersebut tercapai,

maka perusahaan akan menjadi lebih responsive terhadap kebutuhan pelanggan dan

menjadi lebih fleksibel (Kocakulah, 2008)

Braglia dkk (2017) dalam studinya yang berjudul “Enhancing SMED:

Changeover Out of Machine Evaluation Technique (COMET) to implement the

duplication strategy” menyatakan bahwa memang ada beberapa penelitian yang

ditujukan untuk meningkatkan pendekatan SMED dan hal ini juga yang menjadi

landasan penelitian ini. Beberapa fokus bekerja pada fase fundamental dari

transformasi operasi dari internal ke eksternal, dengan referensi khusus untuk

modifikasi mesin. Secara khusus, beberapa dari studi tersebut merupakan dukungan

yang valid dan lengkap dalam membandingkan berbagai alternatif untuk operasi

pengaturan eksternal dan juga dalam perspektif multi-tujuan (Almomani, 2013).

Namun, literatur tidak memiliki, secara substansial, alat analisis untuk mendukung

pelaksanaan SMED ketika mengoperasikan solusi teknis yang diidentifikasi. Alat


analisis operasional dapat berguna juga dalam mengoptimalkan operasi set-up ketika

eksternalisasi tidak dapat diimplementasikan sama sekali atau ketika proses

pengaturan parameter membutuhkan aktivitas yang panjang pada mesin.

Oleh karena itu Braglia dkk (2017) mengusulkan sebuah pendekatan baru

untuk meningkatkan implementasi SMED, pendekatan yang dimaksud untuk

mendukung tahap SMED standar ini, di mana kegiatan internal harus dikonversi, ke

dalam tugas-tugas eksternal, untuk mengurangi durasi perubahan keseluruhan. Karena

kekhasan dari pendekatan tersebut, maka dari itu dinamakan dengan Changeover Out

of Evaluation Machine Technique (COMET).

Metode COMET yang diusulkan telah diimplementasikan dalam konteks

industri nyata. Secara khusus, penerapan teknik COMET diterapkan pada mesin resin-

doming. Program pemantauan OEE berkelanjutan dan analisis mendalam dari proses

memungkinkan untuk memverifikasi bahwa kerugian paling signifikan dalam proses

produksi sebenarnya adalah peralihan. Bahkan, pengaturan dan penyesuaian

menyimpulkan sekitar 35–45% dari keseluruhan waktu pemrosesan. Pelaksanaan

pendekatan yang diusulkan memungkinkan pengurangan yang masuk akal dari waktu

yang terbuang (dalam kasus-kasus tertentu hingga 87% dari waktu set-up asli) dan

peningkatan konsekuen dalam angka OEE (dari sekitar 90 hingga 96%) dengan biaya

terbatas dan waktu pengembalian modal yang sangat singkat (M. Braglia, 2017).
2.2 Kajian Deduktif

2.2.1 Set-Up

Setup adalah proses penyesuaian mesin dan alat agar sesuai dengan standar proses

yang akan dilakukan. Waktu Setup ketika changeover dihitung mulai dari keluarnya

produk baik terakhir hingga keluarnya produk baik pertama dari dua model produk

yang berbeda. Waktu Set-Up adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

persiapan sebelum memulai proses produksi, mulai dari persiapan peralatan, mengatur

komponen mesin dan kegiatan lainnya (Askin & Goldberg 2001). Proses Set-up

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Major Set-up dimana proses set-up yang dilakukan

untuk jenis produk yang berbeda, sementara Minor Set-up untuk jenis produk yang

sama.

Askin & Goldberg (2001) juga menjelaskan bawa pada umumnya proses set-

up yang diterapkan di perusahaan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Jenis 1: melakukan persiapan, pengecekan material, pengecekan peralatan

sebelum proses setup berlangsung dan membersihkan mesin, membersihkan

tempat kerja, mengecek dan mengembalikan peralatan, material, dan lain-lain

setelah proses setup selesai.

2. Jenis 2: memindahkan peralatan, parts, dan lain-lain setelah penyelesaian lot

terakhir lalu menata parts, peralatan untuk sebelum lot selanjutnya.

3. Jenis 3: mengukur, mensetting dan mengkalibrasi mesin, peralatan, fixtures

dan part pada saat proses berlangsung.


4. Jenis 4: memproduksi suatu produk contoh setelah setting awal selesai dan

mengecek produk contoh tersebut apakah sesuai standar produk. Kemudian

menyetel mesin dan memproduksi produk kembali sampai menghasilkan

produk yang sesuai standar.

2.2.2 Single Minute Exchange of Dies (SMED)

Single Minute Exchange of Die atau SMED adalah teknik perbaikan dengan konsep

quick changeover yang digunakan untuk mengurangi waktu Setup hingga sampai

dengan “single minute“ atau kurang dari 10 menit sehingga memberikan manfaat bagi

perusahaan (Liker, 2003). Shingo (1985), mengembangkan metodologi ini untuk

mengurangi waktu changeover dengan langkah tahapan implementasinya yang

digambarkan sebagai berikut:

1. Langkah pertama: pendahuluan atau persiapan (preliminary)

Melakukan persiapan seperti pengecekan material, peralatan, tempat kerja,

mengecek dan mengembalikan peralatan dan lain-lain. Pada tahap ini juga

dilakukan proses dokumentasi dengan cara pencatatan aktifitas dan waktu

yang dihabiskan selama proses.

2. Langkah kedua: Memisahkan Internal Setup dan External Setup

 Internal Setup: kegiatan Setup yang hanya dapat dilakukan pada saat

mesin berhenti.

 External Setup: kegiatan Setup yang dapat dilakukan pada saat mesin

sedang berjalan / beroperasi.

3. Langkah ketiga: Mengubah Internal Setup menjadi External Setup:


 Memeriksa setiap operasi untuk melihat apakah ada langkah yang

diasumsikan sebagai internal Setup

 Menemukan cara untuk mengubah internal Setup menjadi external

Setup.

4. Langkah ke-empat: Menyederhanakan seluruh Aspek Operasi Setup.

2.2.3 Changeover Out of Machine Evaluation Technique (COMET)

COMET adalah suatu konsep yang merupakan pendekatan metodologi baru untuk

meningkatkan implementasi SMED. Pendekatan ini disajikan untuk meningkatkan

aktivitas set-up ketika eksternalisasi konvensional tidak mungkin atau ketika proses

pengaturan parameter membutuhkan aktivitas yang panjang pada mesin.

'Strategi duplikasi' dalam COMET merupakan alternatif dan / atau pelengkap

untuk memperkaya serangkaian operasi standarisasi dan alat pengoptimalan dalam

pengaplikasian SMED. Secara singkat, pendekatan ini mengasumsikan bahwa dua

fase SMED standar pertama telah dilakukan secara akurat, menghasilkan pemetaan

tepat waktu dari proses peralihan dan klasifikasi akurat dari semua kegiatan peralihan

yang terlibat.

Secara formal COMET mirip dengan yang digunakan saat melakukan Mode

Kegagalan yang terkenal, Efek dan Analisis Kritisitas (FMECA, MIL-P-1629, 1949).

Di sini, seluruh sistem kompleks sepenuhnya diuraikan menjadi elemen-elemen

penyusunnya, dengan maksud menyederhanakan proses identifikasi kegagalan.

COMET mensyaratkan bahwa unsur-unsur mesin, peralatan dan produk, bersama

dengan interface mereka, diselidiki secara mendalam dan semua alternatif


eksternalisasi changeover yang mungkin dibandingkan satu sama lain untuk

menentukan proposal terbaik. Jadi, COMET ternyata sebagai alat analisis praktis yang

memungkinkan untuk memecahkan masalah set-up secara logis mulai dari

representasi skematis dari keseluruhan sistem produksi (M. Braglia, 2017)

Alat sederhana yang dapat membantu praktisi saat menggunakan COMET

adalah sebuah table di mana semua data yang tersedia dikumpulkan dan ditempatkan

dengan benar (Tabel 1).

Tabel dibagi menjadi empat bagian utama, menangani, masing-masing, dengan:

1. unsur-unsur mesin (mempertimbangkan alat dan produk juga);

2. strategi intervensi;

3. kekritisannya;

4. analisis solusi.

Kolom yang berhubungan dengan elemen dan jenis kegiatan dibangun dengan

tujuan mengurangi analisis, menampung data yang tersedia ke dalam struktur yang

telah ditentukan. Secara khusus, kolom pertama hanya memungkinkan sejumlah


elemen tetap yang merupakan area yang mungkin langsung tertarik oleh proses

peralihan (lihat, untuk contoh ilustratif, Gambar 2):

1. Product

2. Tool

3. Machine-Tool Interface

4. Product-Fixture Interface

5. Fixture

6. Machine Fixture Interface

7. Machine Interface

8. Machine Body

Daerah-daerah yang disebutkan di atas rela tercantum dalam urutan prioritas ,

dari atas ke bawah, mengingat fakta bahwa, biasanya, modifikasi / duplikasi lebih

mudah dan lebih murah ketika perubahan menarik produk atau antarmuka dan bahwa

Sebaliknya, masalah yang parah dapat muncul ketika replikasi terjadi pada elemen-

elemen tubuh mesin.

Untuk setiap area, jumlah item yang berbeda dapat diidentifikasi dan terdaftar

dalam kolom kedua, tergantung pada situasi aktual. Kolom ketiga dimaksudkan untuk

individuate jenis kegiatan (seperti yang dilakukan dalam situasi saat ini). Untuk tujuan

ini, empat tipologi yang berbeda (yang umumnya ada di semua proses SMED)

tersedia:

 unmodified (u);

 modified (M);

 adjusted (A);
 modified and adjusted (M + A).

Bagian ‘Strategi Intervensi’ menyimpan kemungkinan strategi yang memiliki

dampak signifikan pada proses peralihan. Ini diwakili yaitu oleh:

 Adaptasi / pengoptimalan: item dapat dimodifikasi dan / atau disesuaikan

untuk mengurangi waktu yang diperlukan untuk melakukan pengaturan dan

penyesuaian yang diperlukan. Ini sudah dipertimbangkan dalam SMED

standar dan seringkali merupakan satu-satunya strategi yang praktis.

 Standarisasi: ini adalah pendekatan SMED khusus untuk mengurangi waktu

yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas pengaturan, dan membutuhkan

definisi suara dari semua prosedur yang terlibat.

 Duplikasi: ini adalah strategi inovatif dan asli yang diusulkan dalam

pendekatan ini. Ini terdiri dari replikasi seluruh bagian mesin, dengan tujuan

melakukan sebagian besar tugas dan penyesuaian changeover eksternal.

Semua strategi ini harus diselidiki secara memadai dan masing-masing dapat

didukung melalui desain, skema, draft, daftar periksa dan prosedur. Secara umum,

berguna untuk melampirkan ke meja COMET semua dokumen-dokumen yang dapat

membuktikan kesehatan solusi yang diusulkan, bersama dengan pedoman untuk

menerapkannya (lihat, misalnya, sketsa yang masih kasar tetapi self explicating

dilaporkan pada Gambar 3). Setiap proposal dilaporkan dan diidentifikasi dalam tabel

dengan menggunakan kode alfanumerik yang tepat.


Bagian 'Kritisitas' memegang lima kolom yang berfungsi untuk menentukan

potensi jebakan dari kegiatan yang diusulkan, sehubungan dengan aspek-aspek

berikut:

 waktu yang diperlukan untuk memenuhi dan melaksanakan kegiatan;

 biaya / waktu pengembalian;

 masalah keselamatan dan hukum (seperti, misalnya, sertifikasi persetujuan dan

keamanan);

 kendala teknis;

 masalah spesifik.
Akhirnya, bagian 'Solusi Analisis' dikhususkan untuk analisis solusi yang

diusulkan. Ini berfungsi untuk mengidentifikasi manfaat dan kekuatan dari setiap

solusi replikasi yang mungkin sehubungan dengan yang lain. Secara khusus, perhatian

juga ditujukan kepada pengurangan yang diharapkan dari waktu peralihan dan untuk

perbaikan OEE hipotetis. Tentu saja, ketika pengurangan changeover yang signifikan,

peningkatan OEE dapat diketahui.

2.3 Konseptual Model

Industri manufaktur merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengubah bahan

mentah menjadi produk bernilai bagi masyarakat (Badan Pusat Statistika RI, 2012).

Industri memanfaatkan sumber energi yang digerakkan manusia dengan mesin

(Parker, 1972). Setiap industri mempunyai masalah yang berbeda dan relatif

kompleks. Industri manufaktur atau jasa harus lebih fokus pada pemahaman masalah

yang mereka hadapi untuk bertahan dalam persaingan global (Şimşit et al., 2014).

Salah satu permasalahan yang ada di lini produksi yaitu lama nya proses set up yang

dilakukan operator. Hal ini merupakan salah satu jenis waste yang harus dihilangkan

atau dikurangi, karena dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan.

Sejak bertahun-tahun, para ilmuwan dan praktisi telah mencurahkan perhatian

yang meningkat pada masalah memodifikasi SMED konvensional untuk situasi

tertentu. Literatur sangat kaya studi kasus pada implementasi SMED yang sukses

(Sayem, Islam, dan Khan 2014). Pada penelitian yang dilakukan oleh Braglia dkk

(2017), memperkenalkan sebuah pendekatan baru yang digunakan sebagai penunjang

untuk mengaplikasikan SMED. Pada penelitian ini kami akan mencoba untuk
mengaplikasikan SMED yang di tunjang dengan strategi duplikasi dari pendekatan

COMET yang diperkenalkan oleh Braglia dkk (2017) tersebut. Berikut adalah konsep

dari pendekatan yang akan dilakukan pada penelitian ini COMET.

Elements Intervention Strategy Criticality


No Area Item Activity Adapt/ Standardise Duplicate Time Technical Specific
Type Optimise Constraints issues
1 Produc
2 Tools
Machine-
tools
3 Interface
Fixture-
product
4 Interface
5 Fixture
Fixture-
machine
6 Interface
Machine
7 Interface
Machine
8 Body
Variabel Devinisi

Product Hasil dari proses manufaktur

Tool Alat untuk melancarkan proses produksi

dan menjadikannya seefektif dan se

efisien mungkin

Machine-Tool Interface Sistem yang menghubungkan antara

mesin dan alat

Fixture Dudukan

Fixture- Machine Interface Sistem yang menghubungkan antara

mesin dan fixture

Machine Interface Sistem yang penghubung mesin

Machine Body Badan mesin


Dari konsep di atas, akan di aplikasikan pada tahap ke empat SMED, kemudian akan

dilihat bagaimana pengaruh dari pendekatan COMET terhadap aktifitas setup setelah

strategi duplikasi ini diterapkan.

2.4 Kesimpulan

Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan terdapat perbedaan dari penelitian

sebelumnya. Yang menjadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya yaitu penelitian ini akan menerapkan SMED dengan melakukan

strategi duplikasi dari pendekatan COMET dalam konteks yang berbeda namun , perhatian

tidak ditujukan kepada perbaikan OEE hipotetis. Hal ini akan lebih lanjut membuktikan

potensi dari pendekatan COMET itu sendiri.


BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian yang diuraikan menjadi 5

sub bab yaitu fokus dan tempat penelitian, langkah penelitian, metode pengumpulan

dan pengolahan data, metode analisis data, dan alat yang digunakan.

3.1 Fokus dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah subjek, orang atau benda yang diamati dalam penelitian

sebagai sasaran. Sedangkan fokus penelitian adalah objek yang menjadi pokok

persoalan untuk kemudian akan diamati dan diteliti.

3.1.1 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang diteliti berupa aktivitas setup mesin yang memiliki

nilai waktu tertinggi saat changeover pada line produksi di PC. GKBI

3.1.2 Tempat Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah mesin dan operator di line produksi housing PC.

GKBI
3.2 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.2.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan suatu penelitian, data merupakan sesuatu yang penting agar

penelitian yang dilakukan dapan diakui kebenarannya. Dalam penelitian jenis data

akan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Data Primer (Langsung)

Data primer adalah data yang yang didapatkan langsung dari hasil observasi

selama penelitian dilakukan. Data yang dibutuhkan adalah:

a. Data elemen mesin

b. Data setup operator

c. Video proses changeover

d. Data hasil wawancara mengenai sebab-sebab yang menjadi permasalahan

saat setup mesin pada changeover

2. Data Sekunder (Tidak langsung)

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, berupa data yang

diperoleh dari berbagai sumber yang terpercaya. Dalam penelitian ini data

sekunder yang digunakan diperoleh dari jurnal, laporan, modul, buku, serta

website yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini

ataupun data yang terdapat di PC. GKBI.


Proses pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,

a. Observasi Proses observasi yang dilakukan yaitu dengan pengamatan langsung

terhadap objek yang diteliti selama penelitian diklakukan. Observasi berupa

pengamatan, perekaman dan melakukan studi terhadap proses setup pergantian

model pada mesin di Line produksi.

b. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan data secara

langsung dengan langkah tanya jawab kepada expert atau pihak yang menjadi

pakar atau ahli terhadap aspek dalam penelitian.

c. Tinjauan Pustaka Metode yang dilakukan dengan membaca literatur, jurnal

ilmiah ataupun bahan pustaka lain yang berkaitan dengan bahasan penelitian

ini.

3.2.1 Metode Pengolahan Data

Data yang telah didapatkan kemudian diolah menggunakan metode SMED dengan

pendekatan COMET.

1. Menggunakan metode SMED

a. Dokumentasi langkah-langkah Setup

Dilakukan proses dokumentasi dengan cara study video terhadap

proses Setup pada waktu changeover. Pada tahap ini setiap rincian

proses Setup terlihat sehingga dapat diketahui secara utuh proses yang

terjadi ketika changeover dilakukan.


b. Memisahkan Setup Internal dan Eksternal

Data dokumentasi Setup yang diperoleh kemudian direkap dan

dimasukkan dalam tabel data. Kemudian dilakukan analisis untuk

memisahkan Setup internal atau eksternal terhadap aktivitas pada tiap

proses Setup. Dimana Setup internal yaitu ketika proses Setup ketika

mesin tengah berjalan, sedangkan Setup eksternal ketika mesin telah

berhenti beroperasi. Tandai dengan checklist setiap detail aktivitas

yang berhasil dipisahkan.

c. Mengubah Setup Internal Menjadi Eksternal

Sebelum dilakukan pengubahan, cek kembali untuk memastikan bahwa

setiap aktivitas Setup yang dikategorikan internal maupun eksternal

sudah tepat. Kemudian data tabel yang telah dibagi antara aktivitas

Setup internal dan eksternal dilakukan konversi atau pengubahan.

Aktivitas Setup internal yang memungkinkan untuk dilakukan

perubahan ditandai. Kemudian dilakukan pengubahan pada aktivitas

tersebut. Cara yang dilakukan bisa dikonsultasikan dengan ahli ataupun

bagian yang berwenang. Pada penelitian ini dilakukan dengan pihak

engineering ataupun produksi.

d. Menyederhanakan seluruh Aspek Setup serta penerapan Strategi

COMET

Setelah aktivitas menjadi satu, kemudian dilakukan perampingan atau

penyederhanaan terhadap rancangan proses Setup tersebut. Hal tersebut

bertujuan untuk meminimalkan waktu Setup yang masih berpotensi,

sehingga proses Setup ketika changeover menjadi lebih optimal. 3.


Perhitungan dan pembandingan waktu changeover sebelum dan

sesudah dilakukan perbaikan

e.

3.3 Metode Analisis Data

Analisis dan pembahasan dilakukan setelah melakukan proses pengolahan data

menggunakan meotde SMED dan strategi duplikasi pendekatan COMET. Sehingga

diketahui hasil yang diperoleh dari penelitian terdapat perbedaan ketika usulan

perbaikan diterapkan pada PC. GKBI dan diketahui perbandingan waktu Setup.

3.3 Kesimpulan dan Saran

Dari analisis yang sudah dilakukan maka langkah berikutnya adalah menarik

kesimpulan untuk menjawab tujuan dari penelitian serta memberikan saran demi

perkembangan penelitian ini lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai