Anda di halaman 1dari 168

Laporan Perancangan Teknik Industri

Modul 2 Perancangan Sistem Kerja


Kelompok 10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
PT Tamiya Racing Indonesia merupakan anak perusahaan Honmada Tamiya

Jepang yang baru berdiri di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan
terhadap tamiya maka perusahaan perlu menerapkan sistem kerja yang lebih baik untuk
meningkatkan kinerja karyawan terutama operator dan meningkatkan keuntungan.
PT. Tamiya Racing Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur yaitu pada bidang perakitan produk tamiya. Proses operasi ini sangat
memerlukan waktu penyelesaian pekerjaan yang efektif dan efisien. Untuk
meningkatkan produktivitas dan sistem kerja diperlukan adanya standarisasi berupa
metode-metode yang digunakan untuk menyelesaikan suatu kegiatan operasi pada
stasiun kerja tertentu.
Perancangan sistem kerja menjadi sesuatu yang penting agar pekerja dapat bekerja
dengan nyaman dan terkendali dan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang
diharapkan. Rancangan sistem kerja yang baik akan mempengaruhi performance dan
kenyamanan operator. Apabila operator merasa nyaman dalam bekerja maka operator
dapat bekerja lebih optimal sehingga produktivitas operator menjadi meningkat.
Dalam suatu perusahaan, untuk menciptakan suasana lingkungan kerja yang
kondusif harus ada pembenahan segala aspek dan salah satunya adalah sistem kerja yang
ada pada lantai produksi. Ini adalah salah satu hal yang tidak dapat dihindarkan karena
sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Selain melakukan
perbaikan metode kerja disetiap bagian dan untuk meningkatkan produktivitas kerja,
tujuan lain adalah meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, mampu beradaptasi dengan
pasar dan mempunyai kemampuan berkembang untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan.

1.2

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan lewat praktikum Modul 2 ini antara lain:

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Memahami konsep operasi kerja dan mampu membuat proses operasi kerja

Melakukan pengukuran kerja secara langsung terhadap operasi kerja dengan


menggunakan metode Stopwatch Time Study (SWTS).

Membuat Peta Tangan Kanan Tangan Kiri dan menentukan waktu standar
untuk tiap operasi kerja.

Memahami konsep Precedence Diagram dan mampu membuat Precedence


Diagram

Memahami konsep Assembly Chart dan Bill of Material serta mampu


membuat Assembly Chart dan Bill of Material

1.3

Pembatasan Masalah dan Asumsi


Dari latar belakang diatas dapat diketahui bahwa PT Tamiya Racing Indonesia

membutuhkan rancangan sistem kerja yang ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat,
dan Efisien) untuk meningkatkan produktivitas operator. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara menentukan waktu baku yang diperoleh dari analisis Stopwatch Time Study
(SWTS) sehingga proses operasi kerja yang dilakukan efektif dan efisien. Pada operasi
merakit tamiya ini elemen kerja produktif yang digunakan antara lain menjangkau,
memegang, membawa, merakit, dan melepas. Selain itu terdapat juga elemen kerja yang
tidak produktif yaitu memposisikan dan delay. Software yang digunakan untuk
menunjang perancangan sistem kerja ini adalah YouCam dan Windows Movie Maker,
YouCam berguna untuk merekan operator saat melakukan operasi kerja dan Movie
Maker digunakan untuk melakukan analisis Stopwatch Time Study. Dalam merancang
sistem kerja yang ENASE perlu diperhatikan juga performance rating subjektif operator
menurut Westing House System yang terdiri dari Kecakapan, Usaha, Kondisi Kerja, dan
Konsistensi. Operasi kerja ini dilakukan dalam 34 operasi kerja.
Pada operasi kerja ini digunakan 22 part ditambah denga baterai, seperti yang
sudah dikatakan semuanya akan tergabung dan dirakit dalam 34 operasi kerja, disini
kami memulainya daripemasangan Bumper dan berakhir pada penutup Baterai.

1.4

Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang penjelasan latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan
masalah serta sistematika penulisan bagaimana praktikum ini bisa dilaksanakan
dan dapat apa maksud dari diadakannya praktikum ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang berbagai dasar teori yang digunakan sebagai

referensi yang

digunakan dalam praktikum modul 2 perancangan sistem kerja. Berikut adalah


referensi yang akan digunakan dalam praktikum modul 2; Pengukuran Waktu
yang terdiri dari waktu siklus, waktu normal dan waktu baku Kerja, Melakukan
Pengukuran Kerja dengan menggunakan metode Stopwatch Time Study (SWTS)
Gerakan Fundamental (Therblig), Peta Kerja yang digunakan adalah Peta kerja
Menyeluruh yaitu Peta Tangan Kiri dan Tangan kanan, Precedence Diagram,
Assembly Chart, Bill of Material, Performance Rating
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Berisi tentang metode pengumpulan data dan alur penelitian yang digunakan
dalam praktikum PTI modul 2 tentang proses pelaksanaan praktikum modul 2
dimana alur dari praktikum ini akan digambarkan dalam bentuk diagram.
Kemudian masing-masing langkah akan dijelaskan dalam setiap paragraph.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi data waktu perakitan setiap komponen penyusun Tamiya Mini 4WD, daftar
operasi kerja yang digunakan dalam proses operasi dalam perancangan sistem
kerja kemudian diolah menjadi peta tangan kanan tangan kiri, assembly chart Bill
of Material, presedence diagram serta berisi juga hasil dari pengolahan data
tersebut.

BAB V PEMBAHASAN
Berisi tentang analisa dan interpretasi dari hasil pengolahan data yang didapat,
analisis yang digunakan adalah Analisis Metode yang Digunakan, Analisis
Perbandingan Tiap Metode Berdasarkan Lamanya Percobaan, Analisis Penentuan
Performance Rating dan Allowance, Analisis Penentuan Waktu Normal, Analisis
Metode Terbaik.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari praktikum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengukuran Waktu Kerja


Pengukuran kerja

adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang

dibutuhkan oleh seorang operator dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

kondisi dan tempo kerja yang normal. Berdasarkan pendapat tersebut maka pengukuran
waktu kerja akan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan dalam menentukan waktu baku
(standard time) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tujuan dari pengukuran tidak
semata-mata hanya untuk mengetahui waktu kerja, melainkan digunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam menentukan bebrapa hal yang lebih kompleks, salah satunya
digunakan dalam memilih alternative metode kerja terbaik diantara beberapa opsi metode
kerja yaitu dengan membandingkan waktu kerja antar metode pada jenis pekerjaan yang
sama.
(binus, 2012)
2.1.1 Pengukuran Waktu Kerja Langsung
Pengukuran

waktu

kerja

langsung

adalah

pengukuran

dimana

pengamat/peneliti berada langsung ditempat pengamatan untuk mengamati waktu


dan metode kerja operator dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan
pengukuran tidak langsung yaitu pengamat tidak berada di tempat kegiatan
melainkan melakukan pengukuran memanfaatkan data-data atau tabel dari
kegiatan sejenis yang didapat dari referensi pekerjaan lain.

2.1.1.1 Pengukuran waktu dengan jam henti (Stop Watch Time Study)
Pengukuran waktu kerja dengan jam henti adalah salah satu metode
pengukuran yang termasuk dalam jenis pengukuran langsung. Pengukuran waktu
kerja dengan jam henti terutama diaplikasikan untuk pekerjaan yang berlangsung
dengan singkat dan dilakukan secara berulang-ulang. Teknisnya adalah pengamat
melakukan pengukuran waktu kerja secara langsung menggunakan stopwatch
pada salah satu operator yang sedang bekerja. Hasil yang didapat kemudian diolah
kembali dengan mempertimbangkan berbagai factor agar didapatkan waktu kerja
standar untuk sebuah pekerjaan.
Beberapa petunjuk penting dalam melakukan pengukuran dengan jam
henti adalah:

Bagi operasi kerja menjadi beberapa elemen kerja yang prosesnya


berbeda

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Tetapkan Amati, ukur, dan catat waktu yang dibutuhkan operator


dalam menyelesaikan elemen kerja

jumlah siklus kerja yang harus diukur

Tetapan rate of performance berdasarkan pengamatan terhadap cara


operator bekerja

Tetapkan waktu longgar dan waktu baku


Prosedur pelaksanaan dalam pengukuran waktu kerja jam henti
(Stopwatch Time Study) yaitu:

Penetapan tujuan pengukuran

Persiapan awal pengukuran kerja

Pengadaan kebutuhan alat-alat pengukuran kerja

Pembagian operasi menjadi elemen-elemen kerja

Pencatatan dan pengukuran waktu kerja

Penetapan jumlah siklus kerja yang diamati

Penetapan rate of performance

Penyesuaian waktu pengamatan berdasarkan rate of performance

Penetapan waktu longgar dan waktu baku


(Wignjosoebroto, 2000)

2.1.1.2 Sampling pekerjaan (Work Sampling)


Work Sampling adalah teknik untuk menganalisa produktivitas dari
aktivitas mesin, proses, atau pekerja. Metode ini merupakan metode pengukuran
kerja secara langsung karena pengamatan dilakukan secara langsung terhadap
objek pengamatan.
Work sampling dapat digunakan untuk:
Menentukan ratio delay dari sejumlah mesin, operator, dan atau
fasilitas kerja lain nya
Menetapkan performance level dari mesin, atau operator pada saat
melakukan aktivitasnya berdasarkan waktu-waktu di mana mesin, atau
operator tersebut berada dalam keadaan bekerja atau menganggur.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Menentukan waktu baku untuk suatu operasi kerja atau proses seperti
halnya
yang bisa dilakukan oleh pengukuran kerja dengan metode yang
lainnya.
(Wignjosoebroto, 2000)
Langkah-langkah sebelum melakukan work sampling:
Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan,
yang nantinya akan berpengaruh pada penentuan besarnya tingkat
ketelitian dan tingkat kepercayaan.
Aapabila sampling kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku,
maka lakukan penelitian pendahuluan untuk ada tidaknya suatu system
kerja yang baik. Jika belum ada system kerja yang baik, maka lakukan
perbaikan kondisi kerja dan tata cara kerja terlebih dahulu.
Pilih operator operator yang representatif.
Apabila memang diperlukan dapat diadakan pelatihan bagi operator
yang dipilih agar bisa dan terbiasa dengan system kerja yang digunakan.
Menyiapkan peralatan yang digunakan, yaitu papan atau lembar
pengamatan.
Melakukan pemisahan kegiatan menjadi elemen elemen pekerjaan
yang akan di ukur. Kegiatan tersebut harus bersifat mutually exclusive
dan mutually exhaustive, artinya suatu kegiatan yang terpisah dari
kegiatan lainnya, dan jumlah semua kegiatan tersebut adalah semua
kegiatan yang mungkin terjadi di tempat pekerjaan berlangsung.
Menentukan waktu pengamatan secara acak dengan menggunakan
bilangan random dari table bilangan random.
Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
Tingkat kepercayaan (Confidence Level).
Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy).
Aplikasi Work Sampling salam industri antara lain:

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Penetapan Waktu Baku


- Mengetahui prosentase antara aktivitas dan idle.
- Menetapkan waktu baku.
Penetapan Waktu Tunggu
- Menekan aktivitas idle sampai prosentase yang terkecil, yaitu
dengan memperbaiki metode kerja dan alokasi pembebanan
mesin atau manusia secara tepat.
Disiplin Kerja
- Dapat meningkatkan disiplin kerja karena Work Sampling
dilakukan secara random.
(Wignjosoebroto, 2000)

2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung


2.1.2.1 Pengukuran Kerja dengan Metode Standard Data/Formula
Pengukuran kerja dengan metode Standard Data merupakan pengukuran
kerja tidak langsung dimana pengamat tidak perlu datang ke tempat pengamatan.
Terkadang ada elemen-elemen kerja dari suatu aktivitas berulangkali dilaksanalan
atau dijumpai dalam suatu kegiatan produksi. Tentunya dalam kasus ini tidak
perlu dilakukan time study secara detail untuk setiap aktivitas kerja yang
dilakukan, melainkan cukup dilakukan time study secara detail sekali dan
kemudian data mengenai elemen-elemen aktivitas tersebut dicatat, dihitung, dan
disimpan dalam sebuah standard data file. Jika di lain kesempatan dijumpai suatu
kegiatan berbeda yang memiliki unsur-unsur elemen aktivitas yang sama dengan
yang distandardkan maka dapat langsung mengambil pada standard data file dan
mengaplikasikannya langsung dari data yang dimiliki.
(Vercomfo : 2012)
Pengukuran kerja atau penetapan waktu baku dengan menggunakan
metode standard data sangat sederhana dibandingkan metode lain. Selain itu,
dengan menggunakan metode ini pengukuran kerja lebih mudah dan lebih cepat
dilaksanakan. Namun, kelemahan atau kesulitan yang mungkin dirasakan untuk
melakukan pengukuran kerja dengan metode standard data ini adalah saat

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

pengumpulan data waktu baku untuk berbagai jenis pekerjaan (elemen-elemen


kegiatan) melalui aktivitas stopwatch time study seperti yang biasanya dilakukan.
Tetapi, kegiatan pengumpulan data waktu baku tersebut hanya sekali saja
dilakukan dan selanjutnya dapat diterapkan untuk berbagai macam kegiatan
lainnya. Untuk elemen-elemen kegiatan yang tidak konstan (variabel) waktu
operasinya dapat dicari secara tepat yaitu dengan menghitungnya menggunakan
rumus-rumus (formula) standard. Misalnya, untuk menghitung waktu permesinan
dapat digunakan rumus untuk tiap-tiap mesinnya.
Manfaat dari melakukan pengukuran kerja dengan metode standard data
ini adalah mempercepat proses yang diperlakukan untuk menetapkan waktu baku
dan juga memberikan ketelitian dan tingkat konsistensi terhadap waktu baku yang
dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan, dan tidak perlu time study analyst yang
terlalu terampil di dalam penentuan waktu standard. Kerugiannya adalah proses
perhimpunan standard data yang harus dilaksanakan secara intensif pada aktivitas
study sebelumnya yang tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit.
(Wignjosoebroto, 2000)
2.1.2.2 Pengukuran Kerja dengan Metode Analisa Regresi
Pengukuran kerja dengan metode analisa regresi merupakan salah satu
metode dari pengukuran kerja secara tidak langsung, dimana metode ini berguna
untuk menyederhanakan pengukuran waktu dengan metode standard data.
Metode ini dibutuhkan apabila elemen kerja yang diukur tidak berupa variabel
tertentu.
Metode pengukuran kerja menggunakan rumus akan sangat bermanfaat
dalam kasus-kasus dimana elemen-elemen kerja tidak berupa variabel-variabel
yang sama dengan yang telah didefinisikan dalam formulasi baku yang tersedia.
Untuk menyederhanakan hal ini maka pendekatan dengan menggunakan model
analisa regresi dapat diaplikasikan, yaitu bilamana sejumlah data waktu dapat
diperoleh melalui beberapa eksperimen dan dikaitkan dengan satu atau beberapa
variabel tertentu.
(Wignjosoebroto, 2000)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

2.1.2.3 Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu Gerakan (Predetermined


Motion)
Pengukuran kerja dengan metode standard data dapat menetapkan waktu
baku suatu pekerjaan akan dapat dilakukan meskipun pekerjaan itu sendiri tidak
atau belum dilakukan, yaitu dengan cara menyintesakan waktu-waktu baku dari
bagian-bagian yang telah tersedia pada tabel waktu baku. Namun, metode ini
masih ada kekurangannya, yaitu terhalang dengan keterbatasan lingkup pekerjaan
yang dapat dianalisis dengan data waktu baku yang telah ditabelkan tersebut. Hal
ini disebabkan data waktu baku yang dibuat hanya berlaku untuk suatu kelompok
saja. Misalnya, data waktu untuk elemen-elemen pekerjaan permesinan tentunya
tidak dapat digunakan untuk mengukur waktu pekerjaan perkantoran.
Kekurangan ini menyebabkan para ahli untuk mendapatkan waktu yang
dapat memperhatikan elemen-elemen gerakan (Therbligs). Cara pengukuran kerja
dengan memanfaatkan data waktu gerakan dikenal dengan Predetermined Time
System. Predetermined Time System akan terdiri dari suatu kumpulan data waktu
dan prosedur sistematik dengan menganalisis dan membagi setiap operasi kerja
(manual) yang dilaksanakan oleh operator ke dalam gerakan-gerakan kerja,
gerakan-gerakan anggota tubuh ataupun elemen-elemen gerakan manual lainnya
dan kemudian menetapkan nilai waktu masing-masing berdasarkan waktu yang
ada.
Aplikasi dari predetermined time system mengharuskan membagi-bagi
secara detail operasi kerja yang akan diukur dalam gerakan-gerakan dasar sesuai
dengan sistem yang dipakainya nanti. Keuntungan pokok dari Predetermined
Time System dibandingkan dengan metode pengukuran kerja lainnya adalah
bahwa sistem ini bisa dipakai untuk menetapkan waktu baku suatu operasi kerja
bilamana pola gerakan kerja diketahui. Predetermined Time System harus
dilakukan oleh orang yang benar-benar mampu dan terlatih baik.
(Wignjosoebroto, 2000)
2.2

Melakukan Pengukuran Waktu


Sebelum kita menentukan semua aspek waktu yang kita inginkan seperti waktu

siklus, waktu normal serta waktu waktu lain yang kita butuhkan. Maka kita harus

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

10

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

melakukan pengukuran waktu terlebih dahulu. Pengukuran waktu adalah suatu usaha
dimana kita menentukan lama kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator dimana
operator tersebut mempunyai kemampuan yang cukup untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dan dalam lingkungan kerja
terbaik pada saat itu.
Jenis Jenis pengukuran waktu kerja tersebut di bagi menjadi 2 yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Contoh contoh metode yang ada pada pengukuran
langsung yaitu Pengukuran jam henti (Stopwatch Time Study), Sampling Kerja (Work
Sampling). Dimana pada masing masing metode mempunyai kelebihan serta
kekurangan sendiri. Kemudian pada pengukuran tidak langsung terdapat 2 metode juga
yaitu Data waktu baku dan data waktu gerakan. Maka pengukuran waktu yang dilakukan
terhadap beberapa alternative sistem kerja yang terbaik adalah waktu yang tersingkat.
Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian
pekerjaan yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar, normal dan terbaik.
(gunadarma, 2012)

2.2.1

Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan

berturut-turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan. Dapat dikatakan


waktu siklus ,merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam
stopwatch.
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada
umumnya kan sedikit berbeda dengan dari siklus ke siklus kerja sekalipun
operator bekerja pada kecepatan normal dan uniform ,tiap-tiap elemen dalam
siklus yang berbeda tidak selalu akan bias disesuaikan dalam waktu yang persis
sama.Variasi dan nilai waktu ini bias disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu
diantaranya bias terjadi karena perbedaan didalam menetapkan saat mulai atau
berakhirnya suatu elemen kerja yang seharusnya dibaca dari stopwatch.
Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus:

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

11

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

..

...........................................................(1)

Dimana:
X = Waktu Siklus
x = Waktu pengamatan
n= Jumlah pengamatan yang dilakukan
Untuk Mengetahui apakah jumlah pengamatan yang dilakukan sudah
memenuhi syarat (mencukupi) atau masih kurang dapat ditentukan dengan rumus:

.................................................(2)
(Wignjosoebroto, 2000)
2.2.2 Performance Rating
Performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi
kerja. Kinerja juga adalah tentang melakukan pekerjaan, apa yang dikerjakan dan
bagaimana dikerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan
memberikan kontribusi ekonomi.

2.2.2.1 Westinghouse Systems Rating


Westinghouse company (1927) juga memperkenalkan sistem yang
dilaksanakan bedaux. Disini selain kecakapan dan usaha yang telah dinyatakan
oleh Bedaux sebagai faktor yang mempengaruhi performance manusia. Maka
westinghouse menambahkan lagi dengan kondisi kerja dan konsistensi dari
operator dalam menjalankan kerja. Keterampilan atau skill didefinisikan sebagai
kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan
keterampilan, hanya sampai ketempat tertentu saja dimana merupakan
kemampuan maksimal yang dapat menurun bila terlampau lama tidak menangani

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

12

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

pekerjaan tersebut, atau karena sebab lain seperti kesehatan terganggu, rasa
fatigue yang berlebih dan pengaruh lingkungan sosial. Sedangkan usaha adalah
kesanggupan yang ditunjukan operator ketika melakukan pekerjaannya. Kondisi
kerja pada westinghouse merupakan kondisi fisik lingkungan.
Merupakan rating factor yang digunakan untuk menentukan waktu
baku, wasting house berhasil membuat suatu tabel performance rating yang
berisikan nilai-nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masingmasing faktor tersebut. Berikut table dari performance rating dengan sistem
westinghouse tersebut dapat dilihat pada table 3.3.

Tabel 2.1 Tabel performance rating dengan sistem westinghouse

SKILL

+ 0.15

A1

+ 0.13

A2

+ 0.11

B1

+ 0.08

B2

+ 0.06

C1

+ 0.03
0.00

EFFORT

Super skill

+ 0.13

A1

+ 0.12

A2

+ 0.1

B1

+ 0.08

B2

+ 0.05

C1

C2

+ 0.02

C2

0.00

Excellent

Good

Super skill

Excellent

Good

Lanjutan Tabel 2.1


Tabel performance rating dengan sistem
westinghouse
Average
Average

0.05 E1
CONDITION
0.10 E2

Fair

0.16

F1

Poor

+ 0.06
0.22

A
F2

Ideal

+ 0.04

+ 0.02

0.04 E1
Fair
CONSISTENCY
0.08 E2
0.12

F1

Poor

A
F2

Ideal

Excellent

+ 0.04
0.17
+ 0.03

Excellent

Good

+ 0.01

Good

0.00

Average

0.00

Average

0.03

Fair

Fair

Poor

0.02

Poor

0.07

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

0.04

13

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

2.2.3 Waktu Normal


Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja dalam
menyelesaikan pekerjaan pada saat kondisi wajar dan dengan kemampuan kerja
rata-rata

Dimana :
Wn

= Waktu normal

Ws

= Waktu siklus

= Faktor penyesuaian

Faktor penyesuaian (P) disini dilakukan perhitungan bimana pengukur


berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan yang tidak sebagaimana
mestinya sehingga hasil perhitungan waktu yang digunakan perlu untuk disesuaikan
atau dinormalkan terlebih dahulu agar didapatkannya waktu siklus rata-rata yang
wajar jika pekerja bekerja dengan wajar maka faktor penyesuaiannya yakni P = 1,
yang artinya adalah waktu siklus rata-rata telah normal. Apabila pekerja bekerja
terlalu lambat maka untuk menormalkan waktu tersebut pengukur harus memberi
nilai P<1, sedangkan jika pekerja bekerja terlalu cepat diberi nilai P>1.
(Sutalaksana, 1979)

2.2.4 Waktu Baku


Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang
pekerja yang normal dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang dikerjakan di
dalam sistem kerja terbaik pada saat itu.

Dimana :
Wn

= Waktu normal

= Kelonggaran (allowance)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

14

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja disini adalah untuk
menyelesaikan pekerjaan disamping waktu normal yang dibutuhkan pekerja
tersebut.
(Sutalaksana, 1979)
2.2.5 Allowance
Waktu Longgar (Allowance) yang dibutuhkan dan akan menginterupsi
proses produksi ini bisadiklasifikasikan menjadi Personal Allowance, Fatigue
Allowance, Delay Allowance. Personal Allowance merupakan waktu longgar
yang diberikan secara personal kepada masing masing tenaga kerja yang lebih
bersifat kekebutuhan pribadi, seperti mereka tiba tiba ada urusan untuk
menelepon keluarganya dan hal hal lain yang lebih bersifa tpribadi.
Fatigue Allowance adalah waktu longgar yang diberikan kepada tenaga kerja yang
dipakai sebagai waktu istirahat atau waktu untuk melepas lelah baik lelah secara
mental maupun secara fisik. Dan Delay Allowance adalah waktu longgar yang
diberikan pada keterlambatan keterlambatan yang dapat dihindari maupun tidak
dapat dihindari. Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja menunjukan
seorang operator bekerja menyelesaikan pekerjaan dengan tempo yang normal,
namun pada prakteknya kita melihat bahwa tidak bisa diharapkan seorang
operator bekerja secara terus menerus.
(Wignjosoebroto, 1995)

2.3 Gerakan Fundamental (Therblig)


Gerakan Efektif
Tabel 2.2 Tabel Gerakan Therblig Efektif

Therblig

Singkatan

Warna

Select/Memilih

SE

Abu-abu muda

Grasp/Memegang

Merah Danau

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Simbol
Gambar

15

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Transport Empty/Menjangkau

TE

Transport Loaded/Membawa dengan TL

Hijau zaitun
Hijau

beban
Assemble/Merakit

Lembayung
Tua

Disassemble/Mengurai rakit

DA

Lembayung
Muda

Use/Menggunakan

Ungu

Inspect/Memeriksa

Jingga

Release Load/Melepas beban

RL

Merah Tua

Gerakan Tak Efektif


Tabel 2.3 Tabel Gerakan Therblig Tak Efektif

Therblig

Singkatan

Search/Mencari

Hold/Memegang

untuk H

Warna

Simbol
Gambar

Hitam
Emas tua

memakai

Lanjutan Tabel 2.3 Tabel Gerakan Therblig Tak Efektif

Preposition/Mengarahkan

PP

Biru Langit

Position/Mengarahkan

Biru

Plan/Merencanakan

PL

Coklat

Sementara

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

16

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Unavoidable

Delay/Delay UD

Kuning tua

yang
Tidak terhindarkan
Avoidable

Delay/Delay AD

Kuning Lemon

Overcoming R

Oranye

yang
bisa dihindari
Rest

for

Fatigue/
Istirahat untuk melepas lelah

1.

Memilih (Select : SE)


Elemen Therbligs yang merupakan gerakan kerja untuk menentukan / memilih suatu
objek diantara dua atau lebih objek yang sama lainnya.

2.

Memegang (Grasp : G)
Memegang adalah elemen greakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari
tangan obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja.

3.

Menjangkau (Transport Empty : TE)


Menjangkau adalah elemen gerakan Therblig yang menggambarkan gerakan tangan
berpindah tempat tanpa beban atau hambatan (resistance) baik gerakan yang menuju atau
menjauhi obyek.

4.

Membawa dengan Beban (Transport Loaded : TL)


Membawa merupakan elemen perpindahan tangan, hanya saja disini tangan bergerak
dalam kondisi membawa beban (obyek).

5.

Merakit (Assemble : A)
Elemen gerakan Therblig untuk menghubungkan dua objek atau lebih menjadi satu
kesatuan.

6.

Lepas Rakit (Disassemble : DA)


Elemen ini kebalikan dari elemen merakit. Disini dilakukan gerakan memisahkan
atau menguraikan dua objek yang tergabung satu mnjadi objek-objek terpisah.

7.

Memakai (Use : U)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

17

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Gerakan ini adalah memakai atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuantujuan tertentu.
8.

Memeriksa (Inspect : I)
Elemen ini njamin bahwa objek telah memenuhi persyaratan kualitas yang
ditetapkan.

9.

Melepas (Release : RL)


Gerakan ini diawali sesaat gerakan tangan membuka melepas objek yang dibawa dan
berakhir begitu semua jari jelas tidak menyentuh atau memegang obyek lagi.

10. Mencari (Search : S)


Mencari adalah gerakan dasar operator untuk menentukan lokasi suatu obyek.
Gerakan mencari dimulai dari saat mata bergerak mencari obyek hingga obyek
ditemukan. Mencari merupakan gerakan Therblig yang tidak efektif sehingga
gerakan ini perlu dieliminasi
11. Memegang untuk memakai (Hold : H)
Elemen ini terjadi bilamana tangan memegang objek tanpa menggerakkan objek
tersebut.
12. Pengarahan Sementara (Pre-positon : PP)
Gerakan ini adalah mengarahkan obyek pada suatu tempat sementara sehingga pada
saat kerja mengarahkan obyek benar-benar dilakukan maka obyek tersebut dengan
mudah akan bisa dipegang dan dibawa kearah tujuan yang dikehendaki.
13. Pengarahan (Position : P)
Gerakan ini adalah menempatkan objek pada lokasi yang dituju secara tepat.
14. Merencanakan (Plan : PL)
Elemen therblig merencana ini merupakan proses mental dimana operator berhenti
sejenak bekerja dan berpikir untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus
dilakukan selanjutnya.
15. Kelambatan yang Tidak Terhindarkan (Unavoidable Delay : UD)
Kondisi ini diakibatkan oleh hal-hal diluar kontrol dari operator dan merupakan interupsi
terhadap proses kerja yang sedang berlangsung.

16. Kelambatan yang Dapat Dihindarkan (Avoidable Delay : AD)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

18

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Kegiatan ini menunjukan situasi yang tidak produktif yang dilakukan oleh operator
sehingga perbaikan/penanggulangan yang perlu dilakukan lebih ditujukan kepada
operator sendiri tanpa harus merubah proses kerja lainnya.

17. Istirahat untuk Menghilangkan Lelah (Rest to Overcome Fatigue : R)


Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung secara periodik.

(Wignjosoebroto, 1995)

2.4

Peta Kerja
2.4.1 Pengertian Peta Kerja
Peta kerja ( Peta Proses process chart ) merupaka alat komunikasi yang
sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir
(Sritomo, 2008)
Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
berkomunikasi secara luas dan melalui peta-peta kerja ini bisa mendapatkan
informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja.
Contoh informasi-informasi yang diperlukan antara lain jumlah benda kerja yang
harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahanbahan khusus yang
harus disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan, dan sebagainya
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peta kerja adalah
suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas.
Melalui peta kerja ini, maka dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (dalam bentuk bahan
baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti
transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, dan perakitan, sampai akhirnya menjadi
produk jadi, baik produk lengkap atau bagian dari suatu produk lengkap
(Sutalaksana, 2006).
Manfaat Peta Kerja : Studi terhadap Peta Kerja, Membantu Mempermudah Kita
Dalam Upaya memperbaiki Metoda Kerja, dengan Cara:
1.Menghilangkan Operasi-Operasi yang Tidak Perlu
2.Menggabungkan Satu Operasi dan Operasi Lainnya
3.Menemukan Urutan Kerja yang Lebih Baik

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

19

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

4.Menenukan Mesin yang Lebih Ekonomis


5.Menghilangkan Waktu Menunggu antara Operasi

Lambang-Lambang Yang Digunakan


Peta-peta kerja yang digunakan pada saat ini ialah peta-peta kerja dikembangkan

oleh Gilberth. Untuk membuat peta kerja, Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang
dapat digunakan, yang kemudian disederhanakan menjadi 4 buah lambang. Pada tahun
1947, American Siciety of Mechanical engineers (ASME) membuat standar lambanglambang peta kerja sebanyak 5 lambang. Lambang yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat
baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan
informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Contoh pekerjaannya
menyerut, memotong, memahat, merakit dan lain sebagainya. Lambang ini
juga digunakan untuk menyatakan aktivitas administrasi, misalnya aktivitas
perencanaan dan perhitungan.
b. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Contoh
pekerjaannya mengukur dimensi benda, memeriksa warna benda, membaca alat
ukur tekanan uap pada suatu mesin dan sebagainya.
c. Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian
dari suatu operasi. Contoh pekerjaannya yaitu memindahkan bahan,
memindahkan benda kerja dari satu mesin ke mesin lainnya, dan lain-lain.
d. Menunggu

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

20

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu. Contoh pekerjaannya yaitu
benda kerja menunggu untuk diproses, bahan menunggu untuk diangkut, dan
sebagainya.
e. Penyimpanan
Proses menyimpan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu
yang cukup lama. Contoh pekerjaannya yaitu bahan baku disimpan dalam
gudang, barang jadi disimpan di gudang, dan sebagainya
(Sutalaksana, 1979).
Macam-Macam Peta Kerja :
Berdasarkan kegiatannya, peta kerja dibagi dalam dua bagian. Adapun bagianbagian peta kerja berdasarkan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peta-peta kerja kegiatan kerja keseluruhan
2. Peta-peta kerja kegiatan kerja setempat
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut
melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat
produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja
setempat apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja biasanya hanya
melibatkan orang dan fasilitas dalam juTTTmlah terbatas. Contoh peta-peta kerja
yang termasuk kedalam dua kelompok besar diatas, antara lain:

2.4.2 Peta kerja Menyeluruh


a. Peta Proses Operasi
Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram atau suatu peta yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami oleh bahan
baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal
sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga
memuat informasiinformasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut.
Jadi, dalam suatu peta proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatankegiatan operasi dan pemeriksaan saja
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

21

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

(Sutalaksana, 1979).
Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi :
Sebelum membuat peta proses operasi terdapat prinsip-prinsip yang
harus diketahui terlebih dahulu. Adapun prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Membuat kepala judul Peta Proses Operasi yang diikuti oleh
identifikasi serta lainnya seperti nama objek, nama pembuat peta,
tanggal dipetakan, dan nomor peta.
2. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan sesuai dengan
urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau
secara berurutan sesuai dengan proses yang terjadi.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan
operasi
(Sutalaksana,1979)
Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, gambar peta
pada bagian produk yang paling banyak memerlukan operasi sebaiknya
dipetakan terlebih dahulu, dan ini dilakukan pada bgaian peta sebelah
kanan. Secara sketsa, prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi ini
dapat dilihat pada gambar 2.
(Sutalaksana, 1979)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

22

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Gambar 2.1 Prinsip Prinsip pembuatan Peta Proses Operasi

Keterangan:
W

= Waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi atau pemeriksaan.

ON

= Nomor urut untuk kegiatan operasi tersebut.

IN

= Nomor urut untuk kegiatan pemeriksaan tersebut.

= Menunjukkan mesin atau tempat dimana kegiatan tersebut


dilaksanakan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

23

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Gambar 2.2 Contoh Peta Proses Operasi

b. Peta Aliran Proses


Peta Aliran Proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan urutan
dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang
terjadi selama satu proses berlangsung, serta di dalamnya memuat pula
informasiinformasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang
dibutuhkan dan jarak perpindahan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

24

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses operasi


Ada dua hal utama yang membedakan antara peta proses operasi dengan peta
aliran proses, yaitu:
1. Peta Aliran Proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar, termasuk
transportasi, menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada Peta Proses Operasi,
terbatas pada operasi dan pemeriksaan.
2. Pada Peta Aliran Proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara
lebih lengkap dibanding Peta Proses Operasi, dan memungkinkan untuk
digunakan untuk setiap proses
(Sutalaksana, 1979).
Macam-macam Peta Aliran Proses
Peta proses operasi memiliki macam-macamnya, dibawah ini adalah macam
dari peta aliran proses sebagai berikut:
1. Peta Aliran Proses tipe bahan
Peta Aliran Proses tipe bahan adalah suatu peta yang meggambarkan kejadian
yang dialami bahan dalam suatu proses operasi.
2. Peta Aliran Proses tipe orang
Peta Aliran Proses tipe orang adalah suatu peta yang menggambarkan suatu
proses dalam bentuk aktivitas-aktivitas manusia atau operator. Peta Aliran
Proses tipe orang dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu; peta aliran proses
pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator, peta aliran Proses
pekerja yang menggambarkan aliran sekelompok manusia, atau sering disebut
peta proses kelompok kerja.
Kegunaan peta aliran proses yaitu digunakan untuk mengetahui aliran bahan
atau aktivitas orang mulai dari awal suatu proses sampai aktivitas terakhir.
Dapat memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu produk.
Digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau yang
dilakukan oleh orang selama proses berlangsung. Sebagai alat untuk
melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja
(Sritomo, 2008).

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

25

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Gambar 2.3 Peta Aliran Proses

c.

Diagram Aliran
Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai
dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi
dalam Peta Aliran Proses. Kegunaannya yaitu lebih memperjelas suatu Peta
Aliran proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor yang penting dan
menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.
Beberapa prinsip dalam pembuatan Diagram Aliran, sebagai berikut :
1

Membuat kepala judul DIAGRAM ALIRAN yang diikuti oleh


identifikasi lainnya seperti nama pekerjaan yang dipetakan, tanggal
dipetakan, nomor peta, cara sekarang atau usulan dan nama pembuat
peta.

Mengidentifikasi setiap aktivitas dengan lambang dan nomor yang sesuai


dengan Peta Aliran proses.

Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara
periodik sepanjang garis aliran
(Sutalaksana, 1979).

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

26

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Gambar 2.4 Diagram Aliran

d. Peta Proses Kelompok Kerja


Peta Proses Kelompok Kerja merupakan Peta Aliran Proses pekerja yang
menggambarkan aliran sekelompok manusia dalam melakukan proses operasi
kegunaannya yaitu: mengurangi ongkos produksi atau proses, mempercepat
waktu penyelsaian produksi atau proses. Peta ini bisa digunakan dalam suatu
tempat dimana untuk melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama
yang baik dari sekelompok kerja. Jenis pekerjaan atau tempat tkerja yang
mungkin memerlukan analisis melalui peta proses kelompok kerja ialah
misalnya pekerjaan-pekerjaan pergudangan, pemeliharaan, atau pekerjaanpekerjaan pengangkutan material dan lain sebagainya. Peta ini digunakan
sebagai alat untuk menganalisis aktivitas kelompok kerja
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

27

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

(Sutalaksana, 1979).

Gambar 2.5 Peta Proses Kelompok Kerja

2.4.3 Peta-Peta Kerja-Kegiatan Kerja Setempat


a. Peta Pekerja dan Mesin
Peta Pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan
koordinasi antar waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi
anatara pekerja dan mesin. Peta ini juga merupakan alat yang digunakan
untuk mengurangi waktu menganggur. Kegunaannya yaitu: mengetahui
hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi
mesin yang digunakan, dapat meningkatkan efektivitas penggunaan dan
perbaikan keseimbangan kerja
(Sutalaksana, 1979).
b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari studi
gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakangerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu
menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan ketika
melakukan suatu pekerjaan. Kegunaannya yaitu: menyeimbangkan
gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan, menghilangkan atau

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

28

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif,


sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja, sebagai alat untuk
melatih pekerjaan baru dengan cara kerja yang ideal
(Sutalaksana, 1979).
2.5

Precedence Diagram
Precedence Diagram adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara operasi

operasi kerja dalam suatu proses produksi. Pada Precedence Diagram terdapat informasi
mengenai urut urutan operasi kerja dan lamanya waktu pengerjaan untuk tiap operasi
kerja. Selain itu precedence diagram digunakan juga untuk melihat alur proses produksi
secara keseluruhan sehingga dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan lintasan
produksi. Pada dasarnya pembuatan precedence diagram pada lintasan produk identik
dengan analisis jaringan, baik untuk simbol yang digunakan maupun aturan dalam
pembuatannya. Dalam membuat diagram precedence terdapat dua buah simbol dasar
yang sering digunakan yaitu :
Simbol elemen
Simbol ini merupakan suatu lingkaran yang memberikan identitas terhadap suatu
aktvitas produksi dengan mencantumkan nomor kegiatan elemen di dalam lingkaran
tersebut.

Gambar 2.6 Simbol Elemen

Hubungan antar simbol


Merupakan suatu keterkaitan yang ditunjukan dengan arah anak panah antara simbol
elemen satu dengan elemen yang lainnya. Aktivitas diagram precedence ditunjukan
oleh simbol anak panah, tali (ekor anak panah) menunjukan awal dari suatu kegiatan,
dan head (kepala anak panah) menunjukan akhir dari suatu kegiatan. Terdapat dua
buah bentuk hubungan didalam pembuatan diagram precedence ini, yaitu :
Ordered relationship

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

29

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Menunjukan adanya ketergantungan aktivitas kerja. Bila untuk memulai suatu


kegiatan harus menunggu kegiatan lain selesai

Gambar 2.7 Unodered Relationship

Unordered relationship
Menggambarkan dua buah kegiatan atau untuk memulai suatu kegiatan tidak perlu
menunggu kegiatan lain selesai dan kegiatan mulai.

Gambar 2.8 Unordered relationship

Setelah precedence diagram dibuat sesuai dengan ketentuan dan operasi


produk yang terjadi, untuk menempatkan lamanya waktu proses elemen
tersebut, dapat ditulis pada bagian kanan atas lingkaran.

Gambar 2.9 Penempatan Waktu Operasi

Selain itu untuk mendapatkan suatu notasi didalam precedence diagram terdapat
ketentuan sebagai berikut :
Positional Restrictions

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

30

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Pada bagian ini dijelaskan mengenai posisi seorang operator terhadap elemen
kerjanya. Dalam penulisan pada precedence diagram, operator berada pada posisi
sebelah atas kepala anak panah. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan dengan
jumlah waktu operasi suatu elemen.

Gambar 2.10 Positional restrctions

Fixed Facility Restictions


Dalam suatu precedence diagram terdapat suatu operasi yang memiliki fasilitas tetap
pada suatu lintasan dan memiliki posisi yang fixed. Artinya posisi tersebut tidak dapat
dipindahkan atau tidak dapat mendahului operasi sebelumnya. Untuk menggambarkan
posisi seperti ini dapat ditandai dengan menggunakan tanda ( )pada operasi yang
memiliki posisi fixed tersebut dibagian bawah lingkaran elemen.

Gambar 2.11 Fixed facility restictions

Closely Related Flements


Dalam beberapa pembuatan produk, kemungkinan besar elemen-elemen terbawa
keluar stasiun kerja dalam suatu operasi kmponen utama. Untuk itu menandakan
komponen utama ini dapat digambarkan dengan menggunakan enclosing pada elemenelemen dalam satu lintasan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

31

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Gambar 2.12 Closely Related Flements

Common Flement
Kondisi elemen-elemen dalam suatu operasi berada pada dua buah alternatif, yaitu
pada lintasan sub-assembling atau pada main assembling.

Gambar 2.13 Common flement

Untuk lebih jelasnya contoh precedence diagram adalah sebagai berikut :

Gambar 2.14 Skema precedence diagram

Pembuatan Matriks Precedence


Setelah kita membuat precedence diagram, untuk melihat hubungan antara elemen
satu dengan elemen yang lainnya maka dibuatlah matriks precedence Hubungan
tersebut dituangkan dalam bentuk angka, yaitu angka nol (1), satu (1), dan negatif
satu (-1). Ukuran dari matriks tersebut, ditentukan oleh jumlah nomor elemen yang
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

32

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

terdapat didalam diagram precedence, baik untuk jumlah baris maupun jumlah
kolomnya. Hubungan precedence bernilai satu (1) diberikan jika elemen yang akan
dihubungkan dikerjakan sebelum elemen yang akan dihubungkan dengannya, nilai
nol (0) apabila tidak tedapat hubungan antara elemen satu dengan elemen lainnya, dan
nilai negatif satu (-1) diberikan jika elemen yang telah dihubungkan tersebut
mendahului elemen sebelumya, penggunaan nilai ini merupakan kebalikan dari nilai
satu (1). Dibawah ini merupakan contoh pembuatan matriks precedence

Tabel 2.15 Contoh pembuatan matriks precedence

2.6

Assembly Diagram
Diagram rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliram komponen dan

rakitan bagian kedalam rakitan suatu produk, sehingga dapat dilihat:

Komponen-komponen yang membentuk produk

Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama

Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian

Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian

Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

Urutan waktu komponen bergabung bersama

Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

33

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Bentuk dasar diagram rakitan dapat dilihat berikut ini:

Gambar 2.16 Bentuk Standar Diagram Rakitan

Dasar-dasar pembuatan Suatu Peta Rakitan (Assembly Chart) yaitu:


1.

Dengan menggunakan senarai komponen dan dokumen barang atau yang sejenis dan
lintasan produksi bagi perakitan, tentukan operasi terakhir dalam produksi atau
dalam rakitan suatu produk. Gambarkan operasi terakhir ini dengan lingkaran
berdiameter 12 mm pada sudut kanan bawah selembar kertas dan tuliskan operasi
tersebut dengan jelas disebelah kanan lingkaran tadi.

2.

Gambarkan garis mendatar dari lingkaran ke arah kiri, tempatkan lingkaran


berdiameter 6 mm pada ujungnya, dan tunjukan setiap komponen (nama, nomor
komponen, jumlah,dsb). Yang dirakit pada operasi tersebut. Komponen sebaiknya
disusun menurut urutan pemasangannya, komponen terakhir dipasang dibawah.

3.

Jika yang dihadapi adalah rakitan bagian (bukan Komponen), buat garis tadi sebagian
dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm untuk menggambarkan operasi
rakitan bagian tadi. Kemudian lanjutkan ke kiri rakitan bagian tersebut, diuraikan
kedalam komponen-komponennya. Setelah penggambaran peta rakitan selesai,
rakitan dapat diberi nomor. Garis yang menunjukan komponen mandiri harus ditarik
ke sebelah kiri dan diakhiri dengan lingkaran berdiameter 6 mm yang nomor
komponennya dapat dimasukan.

4.

Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponenya selesai dicatat, gambarkan


garis tegak pendek dari lingkaran 8 mm ke atas, masuki lingkaran 12 mm yang

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

34

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

menunjukan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada
langkah 2 dan 3. Ulangi langkah 2 dan 3.
5.

Teruskan sampai seluruh produk selesai diuraikan dan semua komponen telah dicatat
di sebelah kiri, dari bawah ke atas.

6.

Periksa kembali peta ini terhadap dokumen barang untuk meyakinkan bahwa seluruh
komponen telah tercantum. Masukan nomor operasi rakitan dan rakitan bagian ke
dalam lingkaran, jika diperlukan. Setelah selesai, bahan (komponen) yang terdaftar
pada sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah.
Lingkaran yang menunjukan rakitan atau rakitan bagian tidak selaluh harus

menunjukan lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan. Atau bahkan lintasan orang, tetapi
benar-benar hanya menunjukan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang
diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh tiap
operator.
Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara
komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah gambar-terurai. Teknik-teknik ini
dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan
suatu rakitan yang rumit.
(Wignjosoebroto,.1995)

2.7

Bill of Material (BOM)


Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material, parts, dan

subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi


satu unit produk atau parent assembly. BOM juga didefinisikan sebagai cara komponenkomponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufakturing
(Gaspersz, 2004)
Struktur produk typical akan menunjukkan bahan baku yang dikonversi ke dalam
komponen-komponen fabrikasi, kemudian komponen-komponen itu bergabung secara
bersama untuk membuat subassemblies, kemudian subassemblies bergabung bersama
membuat assemblies, dan seterusnya sampai produk akhir. Struktur produk sering
ditampilkan dalam bentuk gambar (chart format).

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

35

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Gambar 2.17 Bagan Bill of Material

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

36

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

Gambar 3.1 Metodologi Praktikum

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

37

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Pada Pratikum PTI modul 2 Perancangan Sistem Kerja ini, kami melakukan proses
perakitan tamiya mini 4 WD dengan operasi-operasi yang telah ditentukan. Langkahlangkah dan metodologi dalam praktikumnya adalah sebagai berikut:

Melakukan Proses Perakitan


Pada proses ini, kami melakukan proses assembly pada tamiya mini 4 WD yang
diawali dengan mengatur posisi part-part dari tamiya 4 WD dan laptop yang akan
digunakan untuk merekam pada proses perakitan. Apabila tamiya masih tersusun,
maka komponen tamiya dilepas terlebih dahulu. Setelah siap, operator mulai
merakit Tamiya Mini 4 WD sampai pada tahap inspeksi.

Membuat Assembly Chart


Setelah operasi perakitan tamiya dilakukan, langkah yang dilakukan adalah
membuat assembly chart. Assembly chart yang dibuat ini mencakup urutan proses
perakitan tamiya mulai dari komponen (part) Tamiya, sub assembly, hingga
menjadi assembly tamiya.

Membuat Bill of Material


Setelah itu dilakukan pembuatan Bill of Material. Proses pembuatan Bill of
Material ini digunakan untuk mengetahui dengan jelas tentang jumlah tiap-tiap
part, bentuk bagian-bagian part, jenis part-part, dan bahan baku yang digunakan
untuk menghasilkan sebuah rakitan tamiya mini 4 WD

Waktu Operasi Kerja


Waktu operasi kerja ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang
diperlukan operator dalam menyelesaikan suatu operasi kerja dalam perakitan
mini 4 WD. Waktu ini didapatkan ketika melakukan proses perakitan. Dengan ini,
kita dapat membuat peta tangan kanan dan tangan kiri dalam pembuatan tamiya
4WD

Membuat peta tangan kanan dan kiri


Peta tangan kanan dan kiri dibuat dengan memperhatikan waktu operasi dan
kegiatan operasi yang dilakukan dalam pembuatan tamiya 4 WD. Peta ini
menggambarkan semua gerakan yang lebih terperinci saat bekerja dan waktu
menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

38

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

suatu pekerjaan sehingga dapat mengurangi gerakan-gerakan yang tidak perlu


yang nantinya akan diperoleh urutan yang terbaik.

Menemukan waktu Standar


Dari analisis waktu dalam peta tangan kanan dan tangan kiri, didapat waktu siklus
operasi. Dari waktu siklus, kita dapat menentukan waktu standar pembuatan
tamiya 4WD. Penentuan waktu standar/baku dilakukan untuk mengetahui berapa
waktu kerja yang dibutuhkan oleh operator normal untuk merakit tamiya mini 4
WD yang sudah ditambahkan performance rating dan allowance saat ia
melakukan perakitan tamiya.

Daftar Operasi Kerja


Adalah rincian kegiatan-kegiatan yang dilakukan operator saat ia melakukan
proses perakitan Tamiya mini 4 WD. Dari daftar operasi kerja ini, kita dapat
membuat presedence diagram.

Membuat Presendence Diagram


Setelah semua langkah dilakukan, kita dapat membuat presedence diagram.
Pembuatan diagram ini untuk mengetahui aktivitas mana yang harus dilakukan
terlebih dahulu. Dalam suatu operasi, kita harus menyusun sebuah presedence
diagram untuk mengetaui predesesor dari setiap operasi kerja yang dilakukan.

Pre Pre Running


Setelah presedence diagram terbentuk, proses perancangan sistem kerja
pembuatan tamiya 4WD sudah dilakukan dengan baik. Oleh karena itu dalam
pembuatan tamiya 4WD, kita dapat melakukan langkah-langkah awal untuk
tindakan berikutnya.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

39

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data


4.1.1. Daftar Operasi Kerja
Tabel 4.1 Daftar Operasi Kerja

No

Operasi Kerja

Memasang bumper belakang pada chasis

Menyekrup bumper belakang kiri pada chasis

Menyekrup bumper belakang kiri pada chasis

Memasang baut pada roller depan kanan

Memasang roller depan kanan ke chasis assy

Memasang baut pada roller depan kiri

Memasang roller depan kiri ke chasis assy

Memasang baut pada roller tengah kanan

Memasang roller tengah kanan ke chasis assy

10

Memasang baut pada roller tengah kiri

11

Memasang roller tengah kiri ke chasis assy

12

Memasang gear kecil pada chasis assy

13

Memasang garden pada chasis assy

14

Memasang as roda depan ke chasis assy

15

Memasang roda depan kanan ke as roda depan assy

16

Memasang roda depan kiri ke as roda depan assy

17

Memasang plat depan pada chasis assy

18

Memasang tuas on/off pada chasis assy

19

Memasang penutup plat depan pada chasis assy

20

Memasang gear dinamo ke dinamo

21

Memasang plat belakang besar ke rumah dynamo

22 Memasang plat belakang kecil ke rumah dynamo assy


23

Memasang dynamo assy ke rumah dynamo assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

40

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4.1 Daftar Operasi Kerja

24

Memasang gear besar ke chasis assy

25

Memasang rumah dynamo assy ke chasis assy

26 Memasang pengunci dynamo ke rumah dynamo assy


27

Memasang as roda belakang ke chasis assy

28

Memasang roda belakang kiri ke as roda belakang

29 Memasang roda belakang kanan ke as roda belakang


30

Memasang baterai ke chasis assy

31

Memasang penutup baterai ke chasis assy

32

Melakukan inspeksi (pengecekan kembali)

33

Memasang body ke chasis assy

34

Memasang pengunci body ke chasis assy

4.1.2 Part List Tamiya (Given)


Tabel 4.2 Daftar Partlist Tamiya

No

Nama Part

Kode

Body

Chasis

Ch

Pengunci Body

PBd

Penutup Baterai

PBt

Bumper
Belakang

BB

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Gambar

Jumlah

41

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4.2 Daftar Partlist Tamiya

Sekrup

Roller
(Depan+tengah)

Baut

Bt

Penutup Plat
Depan

PPD

10

Plat Depan

PD

11

Tuas On Off

TO

12

Gear Kecil

GK

13

As Roda

AR

14

Roda (Ban +
velg)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

42

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4.2 Daftar Partlist Tamiya

15

Gardan

Gd

16

Gear Besar

GB

17

Dinamo

18

Gear Dinamo

GD

19

Pengunci
Dinamo

PDn

20

Rumah Dinamo

RD

21

Plat Belakang
Besar

PBB

22

Plat Belakang
Kecil

PBK

23.

Baterai

Btr

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

43

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

4.2

Pengolahan Data

4.2.1

Assembly Chart

Gambar 4.1 Assembly Chart 1

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

44

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

45

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Gambar 4.2 Assembly Chart 2

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

46

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

4.2.2

Bill of Material

Gambar 4.3 Bill of Material

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

47

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

4.2.3

Peta Tangan Kanan dan Kiri


Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

No

Nama Operasi

Tangan Kiri
Elemen Kerja Lambang

Menjangkau
chasis

Memegang
chasis

Tangan Kanan
Waktu
Proses

Membawa

belakang pada

chasis

chasis

RE

00:00,88

belakang

Proses

bumper

RE

00:00,48

00:00,56

00:01,20

00:02,72

RL

00:00,40

Memegang
G

00:00,56

bumper
belakang
Membawa

00:02,72

bumper
belakang
Merakit

00:02,72

pada chasis

bumper
belakang pada
chasis
Melepas chasis
assy

TOTAL AWAL

00:06,88

TOTAL AWAL

00:05,36

TOTAL AKHIR

00:06,88

TOTAL AKHIR

00:05,36

Memegang

Waktu

belakang

Merakit
bumper

Lambang

Menjangkau

Memasang
bumper

Elemen Kerja

Menyekrup

chasis assy

bumper

Merakit

belakang kiri

(menyekrup)

pada chasis

Memegang
chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

00:13,96

00:05,84

00:01,36

Menjangkau
sekrup
Memegang
sekrup
Membawa
sekrup

RE

00:00,80

00:00,32

00:01,44

48

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memposisikan
sekrup pada
bumper

00:09,12

RL

00:00,56

RE

00:00,16

00:00,96

00:00,36

00:05,48

00:00,96

RL

00:00,40

belakang
kanan
Melepas
Sekrup
Menjangkau
obeng
Memegang
obeng
Membawa
obeng
Merakit /
Menggunakan
Obeng
Membawa
obeng
Melepas obeng
TOTAL AWAL

00:21,16

TOTAL AWAL

00:20,56

TOTAL AKHIR

00:21,16

TOTAL AKHIR

00:20,56

Memegang

Menyekrup

chasis assy

bumper

Merakit

belakang kanan

sekrup pada

pada chasis

bumper

00:02,24

00:06,96

Menjangkau
sekrup

Memegang
sekrup

RE

00:01,20

00:00,24

belakang kiri

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

49

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Merakit
(menyekrup)

00:08,40

Membawa
sekrup

00:00,80

00:04,80

RL

00:00,56

RE

00:00,24

00:01,36

00:00,96

00:07,44

00:00,80

RL

00:00,40

AD

00:01,36

Memposisikan
Membawa
chasis assy

00:01,20

sekrup pada
bumper
belakang kiri

Melepas
chasis assy

RL

00:01,52

Melepas
Sekrup
Menjangkau
obeng
Memegang
obeng
Membawa
obeng
Merakit /
Menggunakan
Obeng
Membawa
obeng
Melepas obeng
Avoidable
Delay (diam)

TOTAL AWAL

00:20,32

TOTAL AKHIR

00:20,32

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

TOTAL

00:20,16

AWAL
TOTAL AKHIR

00:18,80

50

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Menjangkau
roller
Memegang
roller
Membawa
Memasang baut
4

pada roler depan


kiri ke chasis
assy

roller

RE

00:00,32

00:01,20

00:00,32

Merakit baut
pada roler

chasis assy

baut
Memegang
baut
Membawa
baut

RE

00:01,20

00:00,00

00:00,32

00:01,44

RL

00:00,40

Merakit baut
A

00:01,44

depan kiri
Melepas

Menjangkau

pada roler
depan kiri

RL

00:00,40

Melepas chasis
assy

TOTAL AWAL

00:03,68

TOTAL AWAL

00:03,36

TOTAL AKHIR

00:03,68

TOTAL AKHIR

00:03,36

Memegang
roller assy

00:01,84

00:02,16

RL

00:00,24

Menjangkau
chasis assy

RE

00:00,40

00:00,40

00:01,04

00:02,16

00:00,48

Memposisika
n roller depan
kiri ke chasis

Memegang
chasis assy

assy
Memasang
5

roller depan kiri


(chasis assy)

Melepas
chasis assy

Membawa
chasis assy
Memposisikan

Avoidable
delay (diam)

AD

00:00,64

roller depan
kiri ke chasis
assy

Menjangkau
chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

RE

00:00,48

Membawa
chasis assy

51

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memegang
chasis assy
Membawa
chasis assy

00:00,48

00:02,96

00:05,84

00:00,64

Merakit roller
depan kiri ke
chasis assy
Memegang
chasis assy
Membawa
chasis assy
Melepas
chasis assy

Melepas chasis
assy
Menjangkau
obeng
Memegang
obeng
Membawa
obeng

00:00,24

RE

00:00,72

00:00,80

00:02,56

00:05,84

00:00,64

RL

00:00,40

AD

00:02,16

Merakit /
M

00:01,20

Menggunakan
Obeng

RL

00:00,46

Membawa
obeng
Melepas obeng
Avoidable
Delay (diam)

RL

TOTAL AWAL

00:16,94

TOTAL AWAL

00:17,84

TOTAL AKHIR

00:16,03

TOTAL AKHIR

00:15,68

Memasang baut

Menjangkau

pada roler depan

roller

kanan ke chasis

Memegang

assy

roller

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

RE

00:00,60

00:02,32

Menjangkau
baut
Memegang
baut

RE

00:00,96

00:01,00

52

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Membawa
roller

00:00,64

Merakit baut
pada roler

roller assy

baut

00:00,68

00:01,52

RL

00:00,48

Merakit baut
A

00:01,52

depan kiri
Memegang

Membawa

pada roler
depan kanan

00:01,52

Melepas roller
assy

TOTAL AWAL

00:06,60

TOTAL AWAL

00:04,64

TOTAL AKHIR

00:06,60

TOTAL AKHIR

00:04,64

Membawa
roller assy

00:00,80

00:04,56

RL

00:00,64

Menjangkau
chasis assy

RE

00:00,16

00:00,56

00:01,12

00:04,56

RL

00:00,80

RE

00:00,88

00:00,28

Memposisika
n roller depan
kanan ke

Memegang
chasis assy

chasis assy
Melepas
Memasang
7

chasis assy

roller depan

Membawa
chasis assy
Memposisikan

kanan (chasis

Menjangkau

assy)

chasis assy

RE

00:00,92

roller depan
kanan ke
chasis assy

Memegang
chasis assy
Membawa
chasis assy
Memegang
chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

00:00,33

00:01,87

00:01,00

Melepas chasis
assy
Menjangkau
obeng
Memegang
obeng

53

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Merakit roller
depan kanan

00:09,04

ke chasis assy
Memegang
chasis assy
Membawa
chasis assy
Melepas
chasis assy

chasis assy

00:09,04

00:02,40

RL

00:00,16

Merakit /
G

00:00,72

Menggunakan
Obeng

00:00,52

RL

00:00,92

Membawa
obeng
Melepas obeng

00:21,76

TOTAL AKHIR

00:21,32

TOTAL AKHIR

00:21,76

roller

tengah kanan ke

00:01,80

TOTAL AWAL

Memegang

pada roler

00:21,32

roller

obeng

TOTAL AWAL

Menjangkau

Memasang baut

Membawa

Membawa
roller

RE

00:01,28

00:00,88

00:00,48

Merakit baut
pada roler

roller assy
TOTAL
AWAL

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

baut
Memegang
baut
Membawa
baut

RE

00:00,88

00:00,88

00:00,48

00:02,08

RL

00:00,08

Merakit baut
A

00:02,08

tengah kanan
Memegang

Menjangkau

pada roller
tengah

00:01,84

00:06,56

Melepas roller
assy

TOTAL AWAL

00:04,40

54

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

TOTAL AKHIR
Membawa
roller assy

00:06,56

00:00,56

00:03,28

RL

00:00,16

TOTAL AKHIR
Menjangkau
chasis assy

00:04,40

RE

00:00,40

00:00,16

00:01,76

00:03,28

00:01,36

RL

00:00,88

RE

00:01,28

00:00,32

00:01,52

00:20,64

00:01,52

Memposisika
n roller
tengah kanan

Memegang
chasis assy

ke chasis assy
Melepas
chasis assy
Menjangkau
chasis assy

Memasang

Memegang

roller tengah

chasis assy

kanan di chasis

Membawa

assy

chasis assy
Merakit
(menyekrup)
Membawa
chasis assy
Melepas
chasis assy

Membawa
chasis assy
Meposisikan

RE

00:03,12

roller tengah
ke chasis assy

00:00,32

00:01,76

00:20,64

00:01,52

RL

00:00,16

Membawa
chasis assy
Melepas chasis
assy
Menjangkau
obeng
Memegang
obeng
Membawa
obeng
Merakit/
menggunakan
obeng
Membawa
obeng

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

55

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Melepas obeng

00:00,16

TOTAL AWAL

00:31,52

TOTAL AWAL

00:33,28

TOTAL AKHIR

00:31,52

TOTAL AKHIR

00:33,28

Menjangkau
roller
Memegang
roller
Membawa
roller

RE

00:00,99

00:00,20

00:00,93

Memposisika

10

RL

Menjangkau
baut
Memegang
baut
Membawa
roller

n baut pada

pada roler

roller tengah

tengah kiri ke

kiri

kiri

chasis assy

Merakit baut

Merakit baut

00:01,47

00:00,80

tengah kiri
Avoidable
delay (diam)

00:01,05

00:00,67

00:00,40

00:01,47

00:00,80

RL

00:00,06

Memposisikan

Memasang baut

pada roler

RE

baut pada
roller tengah

pada roler
tengah kiri
Melepas roller

AD

00:00,06

tengah kiri
assy

TOTAL AWAL

00:04,45

TOTAL AWAL

00:04,45

TOTAL AKHIR

00:04,39

TOTAL AKHIR

00:04,45

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

56

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memegang
roller assy

00:02,14

00:03,73

RL

00:00,27

Menjangkau
chasis assy

RE

00:00,54

00:00,40

00:01,20

00:03,33

00:01,40

RL

00:00,33

RE

00:00,67

00:00,27

Memposisika
n roller
tengah kiri ke

Memegang
chasis assy

chasis assy
Melepas
chasis assy

Membawa
chasis assy
Memposisikan

Memasang
11

roller tengah kiri


(chasis assy)

Avoidable
delay (diam)

AD

00:01,00

roller tengah
kiri ke chasis
assy

Menjangkau
chasis assy
Memegang
chasis assy
Membawa
chasis assy

RE

00:00,86

00:00,27

00:01,53

00:02,87

Membawa
chasis assy
Melepas chasis
assy
Menjangkau
obeng

Memposisika
n obeng pada
roller assy

Memegang
obeng

pada chasis

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

57

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Merakit
(menyekrup)

00:11,53

Membawa
obeng

00:01,66

00:02,87

00:11,53

00:01,14

RL

00:00,73

AD

00:00,20

Memposisikan
Memegang
chasis assy

00:00,67

obeng pada
roller assy
pada chasis

Membawa
chasis assy
Melepas
chasis assy

Merakit /
M

00:01,27

Menggunakan
Obeng

RL

00:00,13

Membawa
obeng
Melepas obeng
Avoidable
Delay (diam)

TOTAL AWAL

00:26,14

TOTAL AWAL

00:26,07

TOTAL AKHIR

00:25,14

TOTAL AKHIR

00:25,87

Avoidable
Delay (diam)
Menjangkau
Chasis

12

Memasang gear

Memegang

kecil pada

Chasis

chasis assy

Membawa
Chasis

AD

00:03,33

RE

00:01,00

00:00,40

00:00,47

00:02,00

Merakit gear
kecil ke
chasis

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Menjangkau
gear kecil
Memegang
gear kecil
Membawa
gear kecil
Merakit gear
kecil ke chasis
Melepas chasis
assy

RE

00:01,53

00:01,40

00:02,27

00:02,00

RL

00:00,47

58

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memegang
chasis

00:01,13

00:08,33

TOTAL AKHIR

00:05,00

TOTAL AKHIR

00:07,67

n gardan pada

00:02,87

00:01,87

00:06,66

chasis
Merakit
gardan pada

chasis assy

chasis
Memegang
chasis assy

Menjangkau
gardan
Memegang
gardan

Membawa
gardan

00:00,07

assy

chasis assy

00:00,27

00:01,40

00:01,87

00:06,66

RL

00:00,07

chasis

Melepas chasis

roda depan ke

00:01,86

gardan pada

pada chasis

14

RE

Memposisikan

Merakit gardan

Memasang as

00:00,66

TOTAL AWAL

Memposisika

gardan pada

AD

00:08,33

chasis

13

Delay (diam)

TOTAL AWAL

Memegang

Memasang

Avoidable

TOTAL AWAL

00:11,47

TOTAL AWAL

00:12,13

TOTAL AKHIR

00:11,47

TOTAL AKHIR

00:12,13

Avoidable
Delay (diam)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

AD

00:01,40

Menjangkau as
roda depan

RE

00:01,80

59

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memegang
chasis

00:02,00

00:05,46

Memegang
roda as depan

00:00,40

00:00,87

00:05,46

00:05,67

RL

00:02,47

Memposisika
n roda as
sepan ke

Membawa
roda as depan

chasis
Merakit as
roda depan ke

Memposisikan
A

00:05,67

chasis
Avoidable
Delay (diam)

roda as depan
ke chasis
Merakit as

AD

00:02,47

roda depan ke
chasis
Melepas chasis
assy

Memasang roda
15

depan kanan ke
as roda depan
assy

TOTAL AWAL

00:17,00

TOTAL AWAL

00:16,67

TOTAL AKHIR

00:13,13

TOTAL AKHIR

00:16,67

Avoidable
Delay (diam)

Memegang
chasis

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Menjangkau
AD

00:00,93

roda depan

RE

00:01,73

00:00,07

kanan
Memegang
H

00:02,00

roda depan
kanan

60

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memposisika
n roda depan
kanan ke

Membawa
P

00:00,73

00:02,94

ke chasis assy

Delay (diam)

roda depan assy

00:02,94

RL

00:00,26

chasis assy
Merakit roda
AD

00:00,26

depan kanan
ke chasis assy

TOTAL AWAL

00:06,86

TOTAL AWAL

00:06,66

TOTAL AKHIR

00:05,67

TOTAL AKHIR

00:06,66

Memegang

depan kiri ke as

00:00,73

kanan ke

assy

16

roda depan

Melepas chasis

Memasang roda

00:00,93

Memposisikan

Merakit roda

Avoidable

kanan

chasis assy

depan kanan

roda depan

chasis
Avoidable
Delay (diam)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

00:02,27

Menjangkau
roda depan kiri

RE

00:00,54

00:00,26

Memegang
AD

00:01,00

roda depan
kanan

61

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memposisika
n roda depan
kanan ke

Membawa
P

00:01,67

00:04,26

ke chasis assy

Delay (diam)

00:04,26

RL

00:00,14

Merakit roda
AD

00:00,14

depan kanan
ke chasis assy

00:09,34

TOTAL AWAL

00:09,34

TOTAL AKHIR

00:08,20

TOTAL AKHIR

00:09,34

Delay (diam)
Memegang

chasis assy

chasis assy

TOTAL AWAL

Avoidable

depan pada

00:01,67

kanan ke

assy

17

roda depan

Melepas chasis

Memasang plat

00:02,47

Memposisikan

Merakit roda

Avoidable

kanan

chasis assy

depan kanan

roda depan

chasis

AD

00:00,73

00:01,60

00:01,67

Memposisika
n plat depan
ke chasis assy
Merakit plat
depan ke
chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Menjangkau
plat depan
Memegang
plat depan
Membawa plat
depan

RE

00:01,66

00:00,07

00:00,60

00:01,67

Memposisikan
A

00:04,40

plat depan ke
chasis assy

62

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Avoidable
Delay (diam)

Merakit plat
AD

00:01,26

depan ke

assy

RL

00:01,26

TOTAL AWAL

00:09,66

TOTAL AWAL

00:09,66

TOTAL AKHIR

00:07,67

TOTAL AKHIR

00:09,66

Memegang
chasis assy

00:03,34

00:04,33

AD

00:00,07

Merakit tuas
On/Off pada
chasis assy
Avoidable
18

00:04,40

chasis assy
Melepas chasis

Memasang tuas

Delay (diam)

on/off pada

Menjangkau
tuas on/off
Memegang
tuas On/off
Membawa tuas
On/Off

RE

00:00,54

00:00,73

00:02,07

00:04,33

RL

00:00,07

Merakit tuas

chasis assy

On/Off pada
chasis assy
Melepas chasis
assy
TOTAL AWAL

00:07,74

TOTAL AWAL

00:07,74

TOTAL AKHIR

00:07,67

TOTAL AKHIR

00:07,74

Memasang
19

penutup plat

Avoidable

depan pada

Delay (diam)

AD

00:02,53

Menjangkau
penutup plat

RE

00:02,46

chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

63

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memegang
chasis assy

00:01,40

00:03,13

Memegang
Penutup plat

00:00,27

00:01,20

00:03,13

00:06,67

RL

00:00,60

Memposisika
n penutup
plat ke chasis

Membawa
Penutup plat

assy
Merakit
penutup plat

Memposisikan
A

00:06,67

ke chasis assy
Membawa
chasis assy
Melepas
chasis assy

dinamo ke
dinamo

Merakit
M

00:01,47

penutup plat ke
chasis assy

RL

00:00,46

Melepas chasis
assy

00:15,66

TOTAL AWAL

00:14,33

TOTAL AKHIR

00:13,13

TOTAL AKHIR

00:14,33

gear dinamo
20

chasis assy

TOTAL AWAL

Menjangkau
Memasang gear

penutup plat ke

Memegang
gear dinamo
Membawa
gear dinamo

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

RE

00:01,40

00:01,60

00:00,40

Avoidable
delay
Menjangkau
gear dinamo
Memegang
gear dinamo

AD

00:02,97

RE

00:00,73

00:00,40

64

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memposisika
n gear
dinamo ke

00:03,26

00:09,80

00:02,87

RL

00:01,87

Membawa
gear dinamo

00:00,67

00:03,13

00:09,80

RL

00:00,47

AD

00:18,17

chasis assy
Merakit gear
dinamo ke

Memposisikan

chasis assy
Membawa
chasis assy
Melepas
chasis assy

Merakit
dinamo assy
Melepas
dinamo assy
Avoidable
delay

TOTAL AWAL

00:21,20

TOTAL AWAL

00:36,34

TOTAL AKHIR

00:21,20

TOTAL AKHIR

00:32,64

Avoidable

00:02,13

delay

21

Avoidable
delay

Memasang plat

Menjangkau

belakang besar

rumah

ke rumah

dinamo

besar

dinamo

Memegang

Memegang

rumah
dinamo

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

AD

00:00,40

RE

00:00,60

00:00,40

Menjangkau
RE

00:00,60

00:00,40

plat belakang

plat belakang
besar

65

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Membawa
rumah

00:00,60

00:04,07

dinamo

Membawa plat
belakang besar

00:01,80

00:04,07

RL

00:00,13

Merakit plat
belakang
besar ke

Merakit rumah
dinamo

dynamo assy
Avoidable
delay

belakang kecil

00:00,63

rumah dinamo
assy

00:08,43

TOTAL AWAL

00:07,40

TOTAL AKHIR

00:07,80

TOTAL AKHIR

00:07,00

dinamo assy

22

AD

TOTAL AWAL

Memegang

Memasang plat

Melepas

Membawa
dinamo assy

ke rumah

Merakit plat

dinamo assy

belakang
kecil ke

Menjangkau
H

00:00,64

plat belakang

RE

00:00,54

00:00,60

00:00,60

00:11,80

kecil
Memegang
M

00:00,60

plat belakang
kecil

00:11,63

00:00,17

Membawa plat
belakang kecil

dynamo assy
Memegang
dynamo assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Merakit
dinamo assy

66

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Melepas
dynamo assy

RL

00:00,73

TOTAL AWAL

00:13,04

TOTAL AWAL

00:14,27

TOTAL AKHIR

00:13,04

TOTAL AKHIR

00:14,27

Memegang
rumah

00:05,00

00:02,80

00:01,86

RL

00:01,47

dinamo assy

Avoidable
delay

AD

00:01,47

RE

00:00,60

00:01,13

00:00,33

00:00,74

00:02,80

RL

00:01,00

Merakit
dinamo assy
ke rumah

Menjangkau
dinamo assy

dinamo

23

Memasang

Membawa

dinamo assy ke

dinamo assy

rumah dinamo

Melepas

assy

dinamo assy

Memegang
dinamo assy
Membawa
dinamo assy
Memposisikan
Merakit rumah
dinamo assy
Melepas
dinamo assy

Memasang gear
24

besar ke chasis
assy

TOTAL AWAL

00:11,13

TOTAL AWAL

00:08,07

TOTAL AKHIR

00:11,13

TOTAL AKHIR

00:06,60

Avoidable
delay

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

AD

00:01,53

Avoidable
delay

AD

00:02,06

67

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Menjangkau
chasis assy
Memegang
chasis assy
Membawa
chasis assy

RE

00:01,07

00:00,60

00:01,60

Merakit gear
besar ke

delay

00:04,06

25

AD

00:00,14

00:09,00

TOTAL AKHIR

00:07,33

chasis assy
Memasang

Merakit

rumah dinamo

dinamo assy

assy ke chasis

ke chasis assy

00:08,80

delay

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

gear besar
Membawa
gear besar

00:00,54

00:01,06

00:03,47

besar ke chasis

00:04,20

Melepas chasis
assy

RL

00:00,87

TOTAL AWAL

00:12,20

TOTAL

00:10,14

AKHIR
Avoidable
delay

AD

00:01,06

RE

00:02,34

00:00,53

Menjangkau
A

00:20,23

rumah dinamo
assy

assy
Avoidable

Memegang

RE

assy

TOTAL AWAL

Memegang

gear besar

Merakit gear

chasis assy
Avoidable

Menjangkau

Memegang
AD

00:00,24

rumah dinamo
assy

68

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Membawa
rumah dinamo

00:04,00

AD

00:20,23

RL

00:00,24

assy
Merakit rumah
dinamo assy
Melepas chasis
assy
TOTAL AWAL

00:29,27

TOTAL AWAL

00:28,40

TOTAL AKHIR

00:29,03

TOTAL AKHIR

00:27,34

Memegang
chasis assy

Menjangkau
H

00:02,93

Memasang
pengunci
26

dinamo ke
rumah dinamo
assy

dinamo ke

00:00,66

00:00,47

00:01,80

00:00,80

Memegang
P

00:00,80

pengunci
dinamo

chasis assy
Merakit
pengunci

RE

dinamo

Memposisika
n pengunci

pengunci

Membawa
A

00:09,20

dinamo

pengunci
dinamo
Memposisikan

Avoidable
delay

AD

00:00,87

pengunci
dinamo ke
chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

69

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Merakit
pengunci

00:09,20

RL

00:00,87

dinamo
Melepas chasis
assy
TOTAL AWAL

00:13,80

TOTAL AWAL

00:13,80

TOTAL AKHIR

00:12,93

TOTAL AKHIR

00:13,80

Memegang
chasis assy

00:05,67

00:02,06

00:09,74

Memposisika
n as roda
belakang
Merakit as
roda belakang
Memasang as
27

roda belakang

Avoidable

ke chasis assy

delay

Menjangkau as
roda belakang
Memegang as
roda belakang
Membawa as
roda belakang

RE

00:01,74

00:00,40

00:04,40

00:02,06

00:09,74

RL

00:00,20

Memposisikan
AD

00:00,20

as roda
belakang
Merakit as
roda belakang
Melepas chasis
assy

TOTAL AWAL

00:17,67

TOTAL AWAL

00:18,54

TOTAL AKHIR

00:17,47

TOTAL AKHIR

00:18,54

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

70

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Memegang
chasis assy

Menjangkau
H

00:07,53

chasis assy

00:02,56

roda belakang

00:00,32

00:02,48

00:04,16

00:02,56

RL

00:00,08

kiri
Membawa
H

00:00,08

roda belakang
kiri

Memasang roda
28

00:00,57

Memegang

ke chasis assy
Memegang

RE

kiri

Merakit roda
belakang kiri

roda belakang

Memposisikan

belakang kiri ke

roda belakang

as roda belakang

kiri ke chasis
assy
Merakit roda
belakang kiri
ke chasis assy
Melepas chasis
assy
TOTAL AWAL

00:10,17

TOTAL AWAL

00:10,17

TOTAL AKHIR

00:10,17

TOTAL AKHIR

00:10,17

Memasang roda
29

belakang kanan

Memegang

ke as roda

chasis assy

belakang

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Menjangkau
H

00:04,56

roda belakang

RE

00:00,80

kanan

71

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Merakit roda
belakang
kanan ke

Memegang
A

00:02,96

chasis assy

00:00,40

00:00,88

00:02,48

00:02,96

RL

00:00,16

kanan

chasis assy
Memegang

roda belakang

Membawa
H

00:00,16

roda belakang
kanan
Memposisikan
roda belakang
kanan ke
chasis assy
Merakit roda
belakang
kanan ke
chasis assy
Melepas chasis
assy

TOTAL AWAL

00:07,68

TOTAL AWAL

00:07,68

TOTAL AKHIR

00:07,68

TOTAL AKHIR

00:07,68

Memegang
chasis assy

30

Memasang

Merakit

baterai ke chasis

baterai kiri ke

assy

chasis
Memegang
chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

00:05,12

00:02,56

00:02,72

Menjangkau
baterai kiri
Memegang
baterai kiri
Membawa
baterai kiri

RE

00:02,00

00:01,12

00:02,00

72

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Merakit
baterai kanan

Merakit baterai
A

00:02,16

ke chasis
Memegang
chasis assy

kiri ke chasis

00:02,56

RL

00:00,08

RE

00:01,04

00:00,16

00:01,44

00:02,16

RL

00:00,08

assy
Melepas
H

00:00,08

baterai kiri dari


chasis assy
Menjangkau
baterai kanan
Memegang
baterai kanan
Membawa
baterai kanan
Merakit baterai
kanan ke
chasis assy
Melepas chasis
assy

Memasang
31

penutup baterai
ke chasis assy

TOTAL AWAL

00:12,64

TOTAL AWAL

00:12,64

TOTAL AKHIR

00:12,64

Total Akhir

00:12,64

Memegang
chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Menjangkau
H

00:07,28

penutup

RE

00:01,12

baterai

73

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Merakit
penutup
baterai ke

Memegang
A

00:05,44

chasis assy

00:00,24

00:03,36

00:02,56

00:05,44

RL

00:00,16

baterai

chasis assy
Memegang

penutup

Membawa
H

00:00,16

penutup
baterai
Memposisikan
penutup
baterai ke
chasis assy
Merakit
penutup
baterai ke
chasis assy
Melepas chasis
assy

TOTAL AWAL

00:12,88

TOTAL AWAL

00:12,88

TOTAL AKHIR

00:12,88

TOTAL AKHIR

00:12,88

Memegang
Melakukan
32

inspeksi
(pengecekan
kembali)

chasis assy
Inspeksi
Memegang
chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

00:02,96

00:03,60

00:00,72

Avoidable
Delay
Menjangkau
chasis assy
Memegang
chasis assy

AD

00:01,36

RE

00:01,04

00:04,80

74

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Melepas chasis
assy
00:07,28

TOTAL AWAL

00:07,28

TOTAL AKHIR

00:07,28

TOTAL AKHIR

00:07,28

chasis assy
Merakit body
ke chasis assy
Memegang
chasis assy

00:05,16

00:01,24

00:00,08

Menjangkau
body
Memegang
body
Membawa
body

Memasang body

Memposisikan

ke chasis assy

body
Merakit body
ke chasis assy
Melepas chasis
assy

34

pengunci body
ke chasis assy

RE

00:01,12

00:00,16

00:01,52

00:02,36

00:01,24

RL

00:00,08

TOTAL AWAL

00:06,48

TOTAL AWAL

00:06,48

TOTAL AKHIR

00:06,48

TOTAL AKHIR

00:06,48

Memegang
Memasang

00:00,08

TOTAL AWAL

Memegang

33

RL

chasis

00:04,56

00:03,76

Menjangkau
pengunci body

RE

00:02,32

00:01,28

Merakit
pengunci
body ke

Memegang
pengunci body

chasis assy

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

75

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4. 3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Membawa
chasis assy

Membawa
M

00:01,92

pengunci

00:00,96

00:03,76

RL

00:04,00

dinamo
Merakit

Melepas
chasis assy

RL

pengunci

00:02,08

dinamo ke
chasis assy
Melepas chasis
assy

TOTAL AWAL

00:12,32

TOTAL AWAL

00:12,32

TOTAL AKHIR

00:12,32

TOTAL AKHIR

00:12,32

Tabel 4.4 Rekapitulasi Waktu Siklus

Waktu

No

Operasi Kerja

Memasang bumper belakang pada chasis

00:06,88

Menyekrup bumper belakang kiri pada chasis

00:21,16

Menyekrup bumper belakang kanan pada chasis

00:20,32

Memasang baut pada roler depan kanan ke chasis assy

00:03,68

Memasang roller depan kanan (chasis assy)

00:16,03

Memasang baut pada roler depan kiri ke chasis assy

00:06,60

Memasang roller depan kiri (chasis assy)

00:21,32

Memasang baut pada roler tengah kanan ke chasis assy

00:06,56

Memasang roller tengah kanan di chasis assy

00:31,52

10

Memasang baut pada roler tengah kiri ke chasis assy

00:04,45

11

Memasang roller tengah kiri di chasis assy

00:25,87

12

Memasang gear kecil pada chasis assy

00:07,67

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Siklus

76

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4.4 Rekapitulasi Waktu Siklus

13

Memasang gardan pada chasis assy

00:12,13

14

Memasang as roda depan ke chasis assy

00:16,67

15

Memasang roda depan kanan ke as roda depan

00:06,66

16

Memasang roda depan kiri ke as roda depan assy

00:09,34

17

Memasang plat depan pada chasis assy

00:09,66

18

Memasang tuas on/off pada chasis assy

00:07,74

19

Memasang penutup plat depan pada chasis assy

00:14,33

20

Memasang gear dinamo ke dinamo

00:32,64

21

Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo

00:07,80

22

Memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo assy

00:14,27

23

Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy

00:11,13

24

Memasang gear besar ke chasis assy

00:10,14

25

Memasang rumah dinamo assy ke chasis assy

00:29,03

26

Memasang pengunci dinamo ke rumah dinamo assy

00:13,80

27

Memasang as roda belakang ke chasis assy

00:18,54

28

Memasang roda belakang kiri ke as roda belakang

00:10,17

29

Memasang roda belakang kanan ke as roda belakang

00:07,68

30

Memasang baterai ke chasis assy

00:12,64

31

Memasang penutup baterai ke chasis assy

00:12,88

32

Melakukan inspeksi (pengecekan kembali)

00:07,28

33

Memasang body ke chasis assy

00:06,48

34

Memasang pengunci body ke chasis assy

00:12,32

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

77

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

4.2.4

Perhitungan Waktu Baku

4.2.4.1 Allowance
Tabel 4.5 Penentuan Allowance

Faktor

Contoh Pekerjaan

Kelonggaran (%)
Pria

Wanita

Bekerja dimeja, duduk

3,0

3,0

Bekerja duduk, ringan

0,5

0,5

Ayunan bebas

Pekerjaan-pekerjaan

22-28

Ruang yang berventilasi

A. Tenaga yang dikeluarkan


1. Dapat diabaikan
B. Sikap kerja
1. Duduk
C. Gerakan kerja
1. Normal
D. Kelelahan Mata
2. Pandangan yang hampir terus
Menerus

yang teliti

E. Keadaan Temperature Tempat Kerja


4. Normal
F. Keadaan Atmosfer
1. Baik

baik, udara segar

G. Keadaan Lingkungan Yang Baik

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

78

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4.5 Penentuan Allowance

1. Bersih, sehat, cerah dengan

1,5

3,5

15

17

kebisingan rendah
H. Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi
Jumlah

4.2.4.2 Penentuan Waktu Normal dan Waktu Baku


1.

Memasang bumper belakang pada chasis


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 6,88 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.6 Performance Rating Subjektif Operasi 1

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,16

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

79

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.7 Performance Rating Objektif Operasi 1

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

80

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 6,88 x 1,29
= 8,85 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 8,85 x
= 10,66 detik

2.

Menyekrup bumper belakang kiri pada chasis


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 21,16 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.8 Performance Rating Subjektif Operasi 2

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

81

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4. 9 Performance Rating Objektif Operasi 2

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,10


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,10 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

82

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 21,16 x 1,298
= 27,46 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 27,46 x
= 33,08 detik

3.

Menyekrup bumper belakang kanan pada chasis


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 20,32 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.10 Performance Rating Subjektif Operasi 3

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excwllwnt

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

83

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.11 Performance Rating Objektif Operasi 3

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,10


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,10 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

84

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 20,32 x 1,298
= 26,38 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 26,38 x
= 31,78 detik

4.

Memasang baut pada roller depan kanan


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 3,68 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.12 Performance Rating Subjektif Operasi 4

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

85

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.13 Performance Rating Objektif Operasi 4

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

86

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 3,68 x 1,29
= 4,75 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 4,75 x
= 5,72 detik

5.

Membaut roller depan kanan ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 16,03 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.14 Performance Rating Subjektif Operasi 5

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

87

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.15 Performance Rating Objektif Operasi 5

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,10


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,08 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

88

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 16,03 x 1,298
= 20,80 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 20,80 x
= 25,06 detik

6.

Memasang baut pada roller depan kiri


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 6,60 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.16 Performance Rating Subjektif Operasi 6

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

89

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.17 Performance Rating Objektif Operasi 6

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

90

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 6,60 x 1,29
= 8,49 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 8,49 x
= 10,23 detik

7.

Membaut roller depan kiri ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 21,32 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.18 Performance Rating Subjektif Operasi 7

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

91

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.19 Performance Rating Objektif Operasi 7

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,10


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,10 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

92

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 21,32 x 1,298
= 27,67 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 27,67 x
= 33,34 detik

8.

Memasang baut pada roller tengah kann


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 6,56 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.20 Performance Rating Subjektif Operasi 8

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

93

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.21 Performance Rating Objektif Operasi 8

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

94

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 6,56 x 1,29
= 8,46 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 8,46 x
= 10,19 detik

9.

Membaut roller tengah kanan ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 31,52 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.22 Performance Rating Subjektif Operasi 9

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

95

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.23 Performance Rating Objektif Operasi 9

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,10


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,10 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

96

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 31,52 x 1,298
= 40,91 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 40,91 x
= 42,29 detik

10. Memasang baut pada roller tengah kiri ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 04,45 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.24 Performance Rating Subjektif Operasi 10

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

97

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.25 Performance Rating Objektif Operasi 10

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

98

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 4,45 x 1,29
= 5,74 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 5,74 x
= 6,92 detik

11. Memasang roller tengah kiri ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 26,14 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.26 Performance Rating Subjektif Operasi 11

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

99

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.27 Performance Rating Objektif Operasi 11

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,10


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,10 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

100

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 26,14 x 1,298
= 33,93 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 33,93 x
= 40,88 detik

12. Memasang gear kecil chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 08,33 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.28 Performance Rating Subjektif Operasi 12

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

101

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.29 Performance Rating Objektif Operasi 12

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

0%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Dapat ditangani dengan mudah

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

8%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 = 1,08


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,08 = 1,27

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

102

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 8,33 x 1,27
= 10,58 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 10,58 x
= 12,75 detik

13. Memasang garden pada chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 12,13 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.30 Performance Rating Subjektif Operasi 13

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

103

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.31 Performance Rating Objektif Operasi 13

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

0%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Dapat ditangani dengan mudah

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

8%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 = 1,08


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,08 = 1,27

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

104

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 12,13 x 1,27
= 15,41 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 15,41 x
= 18,56 detik

14. Memasang as roda depan ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 17,00 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.32 Performance Rating Subjektif Operasi 14

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

105

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.33 Performance Rating Objektif Operasi 14

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

106

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 17,00 x 1,29
= 21,93 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 21,93 x
= 26,42 detik

15. Memasang roda depan kanan ke as roda depan assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 06,86 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.34 Performance Rating Subjektif Operasi 15

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

107

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.35 Performance Rating Objektif Operasi 15

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,10


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,10 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

108

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 06,86 x 1,298
= 8,90 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 8,90 x
= 10,72 detik

16. Memasang roda depan kiri ke as roda depan assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 09,34 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.36 Performance Rating Subjektif Operasi 16

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

109

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.37 Performance Rating Objektif Operasi 16

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,10


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,10 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

110

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 09,34 x 1,298
= 12,12 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 12,12 x
= 14,60 detik

17. Memasang plat depan pada chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 09,66 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.38 Performance Rating Subjektif Operasi 17

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

111

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.39 Performance Rating Objektif Operasi 17

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

112

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 09,66 x 1,29
= 12,46 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 12,46 x
= 15,01 detik

18. Memasang tuas on/off pada chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 07,74 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.40 Performance Rating Subjektifv Operasi 18

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

113

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.41 Performance Rating Objektif Operasi 18

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

114

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 07,74 x 1,29
= 9,98 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 9,98 x
= 12,02 detik

19. Memasang penutup plat depan pada chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 15,66 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.42 Performance Rating Subjektif Operasi 19

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

115

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.43 Performance Rating Objektif Operasi 19

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,10


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,10 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

116

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 15,66 x 1,27
= 20,33 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 20,33 x
= 24,49 detik

20

Memasang gear dinamo ke dinamo


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 36,34 detik
Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.44 Performance Rating Subjektif Operasi 20

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

117

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.45 Performance Rating Objektif Operasi 20

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai

2%

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Lengan bawah, pergelangan tangan


dan jari

Pedal kaki
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan
sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,1 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

118

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 32,64 x 1,298
= 42,37 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 42,37 x
= 48,70 detik

21

Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 7,80 detik
Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.46 Performance Rating Subjektif Operasi 21

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

119

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.47 Performance Rating Objektif Operasi 21

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,286

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

120

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 7,80 x 1,286
= 10,03 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 10,03 x
= 11,53 detik

22

Memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 14,27 detik
Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.48 Performance Rating Subjektif Operasi 22

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

121

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.49 Performance Rating Objektif Operasi 22

Keadaan

Lambang

Anggota terpakai

Lengan bawah, pergelangan tangan

Penyesuaian

2%

dan jari
Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,08 = 1,286

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

122

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 14,27 x 1,286
= 18,35 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 18,35 x
= 21,1 detik

23

Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 11,13 detik
Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.50 Performance Rating Subjektif Operasi 23

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

123

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.51 Performance Rating Objektif Operasi 23

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat
Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,1 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

124

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 11,13 x 1,298
= 14,45 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 14,45 x
= 16,61 detik

24

Memasang gear besar ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 10,14 detik
Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.52 Performance Rating Subjektif Operasi 24

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

125

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.53 Performance Rating Objektif Operasi 24

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai

2%

0%

0%

4%

0%

B1

2%

Lengan bawah, pergelangan tangan


dan jari

Pedal kaki
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan
sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Dapat ditangani dengan mudah

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

8%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 = 1,08


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,08 = 1,27

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

126

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 10,14 x 1,27
= 12,88 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 12,88 x
= 14,80 detik

25

Memasang rumah dinamo assy ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 29,03 detik
Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.54 Performance Rating Subjektif Operasi 25

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

127

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.55 Performance Rating Objektif Operasi 25

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai

2%

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Lengan bawah, pergelangan tangan


dan jari

Pedal kaki
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan
sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,1 = 1,298

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

128

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 29,03 x 1,298
= 37,68 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 37,68 x
= 43,31 detik

26

Memasang pengunci dinamo ke rumah dinamo assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 13,80 detik
Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.56 Performance Rating Subjektif Operasi 26

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

129

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.57 Performance Rating Objektif Operasi 26

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat
Peralatan
Kontrol dan penenkanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,08 = 1,27

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

130

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 13,80 x 1,298
= 18 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 18 x
= 20,7 detik

27

Memasang as roda belakang ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 18,54 detik
Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.58 Performance Rating Subjektif Operasi 27

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

131

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.59 Performance Rating Objektif Operasi 27

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai

2%

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Lengan bawah, pergelangan tangan


dan jari

Pedal kaki
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan
sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,286

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

132

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 18,54 x 1,286
= 23,84 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 23,84 x
= 27,4 detik

28. Memasang roda belakang kiri ke as roda belakang assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 10,17 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.60 Performance Rating Subjektif Operasi 28

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

133

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.61 Performance Rating Objektif Operasi 28

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Perlu kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,1 = 1,30

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

134

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 10,17 x 1,30
= 13,22 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 13,22 x
= 15,93 detik

29. Memasang roda belakang kanan ke as roda belakang assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 7,68 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.62 Performance Rating Subjektif Operasi 29

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

135

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.63 Performance Rating Objektif Operasi 29

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Perlu kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,1 = 1,30

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

136

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 7,68 x 1,30
= 9,98 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 9,98 x
= 12,02 detik

30. Memasang baterai ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 12,64 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.64 Performance Rating Subjektif Operasi 30

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

137

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.65 Performance Rating Objektif Operasi 30

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Perlu sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

138

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 12,64 x 1,29
= 16,31 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 16,31 x
= 19,65 detik

31. Memasang penutup baterai ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 12,88 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.66 Performance Rating Subjektif Operasi 31

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

139

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.67 Performance Rating Objektif Operasi 31

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

2%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Perlu kontrol dan penekanan

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

10 %

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,1 = 1,30

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

140

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 12,88 x 1,30
= 16,74 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 16,74 x
= 20,17 detik

32. Melakukan inspeksi


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 7,28 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.68 Performance Rating Subjektif Operasi 32

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

141

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.69 Performance Rating Objektif Operasi 32

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

0%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Dapat ditangani dengan mudah

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

8%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 = 1,08


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,08 = 1,27

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

142

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 7,28 x 1,27
= 9,25 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 9,25 x
= 11,15 detik

33. Memasang body ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 6,48 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.70 Performance Rating Subjektif Operasi 33

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

143

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.71 Performance Rating Objektif Operasi 33

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Perlu sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

144

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 6,48 x 1,29
= 8,36 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 8,36 x
= 10,07 detik

34. Memasang pengunci body ke chasis assy


Waktu Siklus
Waktu Siklus : 12,32 detik

Performance Rating
Subjektif
Tabel 4.72 Performance Rating Subjektif Operasi 34

No.

Faktor

Penyesuaian
Kelas

Lambang

Skill

Good

C2

0,03

Effort

Excellent

B1

0,10

Kondisi Kerja

Excellent

0,04

Konsistensi

Good

0,01

Total

0,18

Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,18 = 1,18

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

145

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Objektif
Tabel 4.73 Performance Rating Objektif Operasi 34

Keadaan

Lambang

Penyesuaian

Anggota terpakai
Lengan bawah, pergelangan tangan C

2%

dan jari

Pedal kaki

0%

0%

4%

1%

B1

2%

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan


sumbu dibawah kaki

Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau
bergantian

Koordinasi mata dengan tangan


Konstan dan dekat

Peralatan
Perlu sedikit kontrol

Berat beban (kg)


0,45
Jumlah

9%

Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09


P = p1 x p2 = 1,18 x 1,09 = 1,29

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

146

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu Siklus x Performance Rating
= 12,32 x 1,29
= 15,89 detik

Waktu Baku
Wb = Wn x
= 15,89 x
= 19,15 detik

4.2.5

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Waktu Operasi Kerja Perakit Tamiya


Tabel 4.74 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Waktu Operasi Kerja Perakit Tamiya

Waktu

No

Operasi Kerja

Memasang bumper belakang pada chasis

10,66

Menyekrup bumper belakang kiri pada chasis

33,08

Menyekrup bumper belakang kanan pada chasis

31,78

Memasang baut pada roler depan kanan ke chasis assy

5,72

Memasang roller depan kanan (chasis assy)

25,60

Memasang baut pada roler depan kiri ke chasis assy

10,23

Memasang roller depan kiri (chasis assy)

33,34

Memasang baut pada roler tengah kanan ke chasis assy

10,19

Memasang roller tengah kanan di chasis assy

42,29

10

Memasang baut pada roler tengah kiri ke chasis assy

6,92

11

Memasang roller tengah kiri di chasis assy

40,88

12

Memasang gear kecil pada chasis assy

12,75

13

Memasang gardan pada chasis assy

18,56

14

Memasang as roda depan ke chasis assy

26,42

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

Baku

147

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4.74 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Waktu Operasi Kerja Perakit Tamiya

15

Memasang roda depan kanan ke as roda depan

10,72

16

Memasang roda depan kiri ke as roda depan assy

14,60

17

Memasang plat depan pada chasis assy

15,01

18

Memasang tuas on/off pada chasis assy

12,02

19

Memasang penutup plat depan pada chasis assy

24,49

20

Memasang gear dinamo ke dinamo

48,7

21

Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo

11,53

22

Memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo assy

21,1

23

Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy

16,61

24

Memasang gear besar ke chasis assy

14,80

25

Memasang rumah dinamo assy ke chasis assy

43,31

26

Memasang pengunci dinamo ke rumah dinamo assy

20,7

27

Memasang as roda belakang ke chasis assy

27,4

28

Memasang roda belakang kiri ke as roda belakang

15,93

29

Memasang roda belakang kanan ke as roda belakang

12,02

30

Memasang baterai ke chasis assy

19,65

31

Memasang penutup baterai ke chasis assy

20,17

32

Melakukan inspeksi (pengecekan kembali)

11,15

33

Memasang body ke chasis assy

10,07

34

Memasang pengunci body ke chasis assy

19,15

4.26 Presedence Diagram


Tabel 4.75 Predecessor Diagram

No

Operasi Kerja

Predecessor

Memasang bumper belakang pada chasis

Menyekrup bumper belakang kiri pada chasis

Menyekrup bumper belakang kanan pada chasis

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

148

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4.75 Predecessor Diagram

Memasang baut pada roler depan kanan

Memasang roller depan kanan assy ke chasis assy

Memasang baut pada roler depan kiri

Memasang roller depan kiri assy ke chasis assy

Memasang baut pada roler tengah kanan

Memasang roller tengah kanan assy ke chasis assy

10

Memasang baut pada roler tengah kiri

11

Memasang roller tengah kiri assy di chasis assy

10

12

Memasang gear kecil pada chasis assy

13

Memasang gardan pada chasis assy

14

Memasang as roda depan ke chasis assy

12

15

Memasang roda depan kanan ke as roda depan

14

16

Memasang roda depan kiri ke as roda depan assy

14

17

Memasang plat depan pada chasis assy

18

Memasang tuas on/off pada chasis assy

19

Memasang penutup plat depan pada chasis assy

12,13,17,18

20

Memasang gear dinamo ke dinamo

21

Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo

22

Memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo


assy

23

Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy

20,21,22

24

Memasang gear besar ke chasis assy

25

Memasang rumah dinamo assy ke chasis assy

23

26

Memasang pengunci dinamo ke rumah dinamo assy

13,24,25

27

Memasang as roda belakang ke chasis assy

24

28

Memasang roda belakang kiri ke as roda belakang

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

assy

27

149

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Lanjutan Tabel 4.75 Predecessor Diagram

29

Memasang roda belakang kanan ke as roda belakang


assy

27

30

Memasang baterai ke chasis assy

17,26

31

Memasang penutup baterai ke chasis assy

30

32

Melakukan inspeksi (pengecekan kembali)

31

33

Memasang body ke chasis assy

2,3,5,7,9,11,19,26,28,29,30,31

34

Memasang pengunci body ke chasis assy

33

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

150

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Gambar 4.4 Presedence Diagram

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

151

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

BAB V
ANALISIS

5.1

Analisis Operasi Kerja


Operasi kerja adalah urutan proses kerja tiap komponen dari awal sampai akhir

produk selesai dirakit. Pada perakitan Tamiya 4WD ini terdapat 34 operasi kerja untuk
menyelesaikan satu unit Tamiya 4WD.
Perakitan tamiya di awali dengan memasang Bumper belakang pada chasis, lalu di
akhiri dengan memasang pengunci body ke chasis assy. Dalam proses perakitan akan di
peroleh waktu siklus pada setiap operasi kerja yang di lakukan. Waktu siklus terlama dalam
proses perakitan Tamiya 4WD adalah pada operasi ke 20 yaitu Memasang gear dinamo ke
dinamo dengan waktu siklus 32,64. Hal ini terjadi karena operator perlu menempatkan gear
dinamo pada dinamo terlalu lama, hal ini memerlukan keteliatian dan ketepatan dalam
penempatan gear pada dinamo, sebelum di assembly lagi dengan komponen-komponen lain.
Sedangkan Waktu siklus tercepat terletak pada operasi kerja ke 4 yaitu memasang
baut ke roller depan kiri, dengan waktu siklus 3,36. Hal ini di sebabkan karena baut dan
roller yang mudah dijangkau dan dibawa untuk kemudian dirakit.
Dalam proses penyelesaian perakitan Tamiya 4WD ini hanya terjadi avoidable delay.
Dari total 34 operasi kerja, terdapat 19 operasi kerja yang memiliki avoidable delay. Hal ini
disebabkan karena partner operator membacakan instruksi operasi kerja setelah suatu operasi
kerja selesai, sehingga operataor memerlukan waktu untuk berpikir untuk memproses
instruksi dari partner operator. Berikut adalah daftar delay yang terjadi selama proses
perakitan Tamiya berlangsung :

Tabel 5.1 Daftar Delay yang terjadi saat operasi kerja

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

152

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

NO
1

OPERASI

DELAY

Rekomendai

3. Menyekrup

Operator diam sesaat

Operator seharusnya lebih

bumper belakang

setelah menyekrup

cekatan dalam memikirkan

kanan pada chasis

bumper

apa yang harus dilakukan


berikutnya

5. Memasang

Operator

Operator berpikir cepat dan

roller depan kiri

menjangkau chasis

terbiasa dalam melakukan

ke chasis assy

assy

perakitan.

10. memasang

Operator hanya diam

Operator sebaiknya bisa

baut pada roller

setelah memasang

melakukan hal-hal lain selain

tengah kiri ke

baut pada roller

menunggu, dengan

chasis assy

mendekatkan roller assy


tersebut ke tangan yang lain

11. Memasang

Operator membuang-

Operator sebaiknya bisa

roller tengah kiri

buang waktu melepas

menggunakan tangan yang

ke chasis assy

kemudian

lain dalam mengambil part

mengambil lagi

lain

dengan tangan yang


sama.
5

12. memasang

Operator berpikir

Instruktor sebaiknya

gear kecil pada

sebelum mengambil

membacakan perintah operasi

chasis assy

chasis assy

tidak pada saat akhir operasi


kerja berlangsung karena akan
menimbulkan delay pada
operasi kerja selanjutnya
karena operator membutuhkan
waktu untuk berpikir dahulu.

14. memasang as

Hanya diam

Sebaiknya chasis assy telah

roda depan ke

memegang chasis

dipersiapkan terlebih dahulu

chasis assy

assy

agar setiap prosesnya


berkesinambungan dan tidak
perlu mengarahkan chasis
assy.

Lanjutan Tabel 5.1 Daftar Delay yang terjadi saat operasi kerja

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

153

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

15. Memasang

Operator diam

Instruktor sebaiknya

roda depan kanan

setalah merakit roda

membacakan perintah operasi

ke as roda depan

depan kanan

tidak pada saat akhir operasi

assy

kerja karena operator


memerlukan waktu untuk
memahami perintah tersebut.

16. Memasang

Memposisikan roller

Operator sebaiknya telah

roda depan kiri ke

ke chasis assy

mengetahui posisi roda ketika

as roda depan assy

akan dirakitkan ke chasis assy


dan berhati-hati dalam
memposisikan agar roda pas
terpasang pada as roda assy.

10

17. Memasang

Operator diam

Seharusnya instruktur sudah

plat depan pada

setelah merakit plat

memikirkan sebelum operator

chasis assy

depan ke chasis assy

melakukan pekerjaanya

18. memasang

Operator diam

Seharusnya instruktur sudah

tuas on/off pada

setelah memasang

memikirkan dan

chasis assy

tuas on/off ke chasis

memerintahkan sebelum

assy

operator melakukan
pekerjaanya

11

19. memasang

Operator diam saja

Seharusnya instruktor

penutup plat

dalam memegang

memberikan instruksi terlebih

depan pada chasis

chasis assy

dahulu kepada operator.

20. Memasang

Operator diam

Seharusnya instruktor

gear dinamo ke

setelah melepaskan

memberikan instruksi terlebih

dinamo.

chasis assy

dahulu kepada operator.

21. Memasang

Operator diam

Seharusnya instruktor

plat belakang

setelah memasang

memberikan instruksi terlebih

besar ke rumah

plat belakang besar

dahulu kepada operator.

dynamo

ke rumah dynamo

assy
12

13

Lanjutan Tabel 5.1 Daftar Delay yang terjadi saat operasi kerja

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

154

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

14

15

16

17

18

23. Memasang

Operator diam ketika

Seharusnya instructor

dynamo assy ke

sebelum menjangkau

memberikan instruksi terlebih

rumah dynamo

dynamo assy ke

dahulu kepada operator.

assy

rumah dynamo assy

24. Memasang

Operator diam

Seharusnya instruktur

gear besar ke

sebelum menjangkau

memberikan instruksi terlebih

chasis assy

chasis assy

dahulu kepada operator.

25. Memasang

Operator diam

Seharusnya instruktur

rumah dinamo

setelah merakit

memberikan instruksi terlebih

assy ke chasis

dynamo ke chasis

dahulu kepada operator.

assy

assy

26. Memasang

Operator diam

Seharusnya instruktur

pengunci dinamo

setelah memasang

memberikan instruksi terlebih

ke rumah dinamo

pengunci dinamo ke

dahulu kepada operator.

assy

rumah dinamo assy

27. Memasang as

Operator diam

Seharusnya instruktur

roda belakang ke

setelah memasang as

memberikan instruksi terlebih

chasis assy

roda belakang ke

dahulu kepada operator.

chasis assy
19

32. Melakukan

Tangan kanan diam

Seharusnya gerakan diam

inspeksi

ketika tangan kiri

dalam menunggu dihilangkan

(pengecekan

memegang chasis

dan bisa melakukan hal lain.

kembali)

5.2

Analisis Assembly Chart


Assembly chart adalah diagram dari benda-benda yang akan digabungkan, diagram

ini digunakan kualtias untuk memastikan bahwa semua elemen telah siap untuk dirakit dalam
keadaan yang tepat.
Dalam assembly chart perakitan Tamiya 4WD ini, setiap komponen ditulis di dalam
lingkaran dnegan diameter 6 mm, sementara untuk sub assembly maupun sub-sub-sub
assembly ditulis di dalam lingkaran dengan diameter 9 mm, sementara untuk produk
outputnya (Tamiya 4WD) ditulis di dalam lingkaran 12 mm.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

155

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Assembly chart dimulai dengan memasang Bumper Belakang (BB) yang dirakit ke
chasis. Karena perakitan ini dilakukan langsung ke chasis maka hanya dihubungkan oleh satu
garis saja untuk kemudian disebut sub assembly. Begitu pun kompoen lainnya yang hanya
dihubungkan satu garis. Namun berbeda untuk komponen roda dan as roda maupun baut dan
roller, yang harus dirangkai dulu menjadi sub-sub assembly untuk kemudian dirakit dengan
chasis menjadi sub assembly. Contoh ini tidak jauh berbeda dengan komponen plat belakang
besar yang dirakit rumah dinamo dan menghasilkan sub-sub-sub-sub assembly, lalu
kemudian dirakit dengan plat belakang kecil menghasilkan sub-sub-sub assembly, lalu
kemudian sub-sub-sub assembly ini dirakit dengan sub-sub-sub assembly gear dinamo dan
dinamo, yang kemudian menghasilkan sub sub assembly, lalu dirakitkan ke chasis hingga
membentuk sub assembly. Perbedaan antara assembly dengan sub assembly adalah jika sub
assembly merupakan beberapa part-part dari suatu produk yang sudah di assembly tetapi
belum bisa digunakan karena masih ada part-part yang lain untuk di assembly lagi agar
menjadi produk yang diinginkan. Sedangkan assembly berarti seluruh part-part yang
digunakan sudah menjadi satu dalam suatu produk yang diinginkan, sehingga bisa digunakan
atau dapat berfungsi sesuai keinginan.

5.3

Analisis Bill of Material


Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material, parts, dan

subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu
unit produk atau parent assembly. BOM juga didefinisikan sebagai cara komponenkomponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufakturing.
Dalam praktikum yang telah dilakukan, kami membagi 4 level pada BOM Tamiya
Mini 4 WD, pada level 0 adalah assembly produk Tamiya Mini 4 WD itu sendiri, kemudian
level 1 terdapat sub assembly yaitu chasis assy, body, dan pengunci body, lalu dibawahnya
terdapat level 2 sub sub assembly dari chasis assy yang terdiri dari 1 unit plat depan, 1 unit
gear kecil, 1 unit tuas on off, 2 unit roda assy, 1 unit gardan, 1 unit panel belakang assy, 1
unit penutup dinamo, 1 unit penutup plat depan, 1 unit bumper belakang assy, 4 unit roller
assy, sub sub assembly tersebut bergabung bersama membentuk chasis assy, dan pada
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

156

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

tingkatan terendah yaitu level 3 adalah sub sub sub assembly komponen komponen
penyusun dari sub sub assembly yang terdiri dari 2 unit roda, 1 unit as roda yang merupakan
penyusun setiap 1 unit roda assy, kemudian terdapat 1 unit gear besar, 1 unit dinamo, 1 unit
gear dinamo, 1 unit rumah dinamo, 1 unit plat besar, dan 1 unit plat kecil sebagai komponen
komponen penyusun panel belakang assy berguna sebagai sumber energy dari Tamiya
4WD yang terdiri dari rumah dinamo, dinamo gear dinamo, plat belakang kecil, plat
belakang besar dan pengunci dinamo, selain itu terdapat juga 1 unit bumper dan 2 unit baut
sebagai peyusun bumper belakang assy, dan terakhir adalah 1 unit roller dan 1 unit baut
sebagai penyusun setiap 1 unit roller assy.

5.4

Analisis Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri


Peta tangan kanan tangan kiri merupakan peta kerja setempat yang bermanfaat untuk

menganalisa gerakan tangan kanan dan kiri didalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
bersifat manual. Gerakan kerja yang kurang efisien akan terlihat sebagai waktu siklus
terbesar yang terdapat pada salah satu tangan pada setiap langkah peta tangan kanan tangan
kiri. Penyebab dari besarnya waktu siklus adalah terdapatnya elemen Avoidable Delay atau
keterlambatan yang dapat dihindari oleh pekerja sehingga tidak menimbulkan delay.
Dalam peta tangan kanan dan kiri yang telah kami olah, terdapat 8 elemen Therblig
utama yang digunakan yaitu menjangkau, memegang, membawa, memposisikan, merakit,
inspeksi, melepas dan avoidable delay.
1. Elemen menjangkau (RE) adalah ketika salah satu atau keseluruhan jari tangan
operator mulai bergerak setelah keadaan diam sejenak. Contoh pada operasi kerja
adalah memasang bumper belakang pada chasis assy, terlbih dahulu dilakukan
menjangkau bumper belakang.
2. Elemen memegang (G) adalah ketika salah satu jari tangan operator mulai menyentuh
komponen perakitan. Contoh pada operasi kerja adalah memasang bumper belakang
pada chasis assy, setelah menjangkau, melakukan memegang bumper belakang.
3. Elemen membawa (M) adalah ketika salah satu jari tangan operator mulai sedikit
mengangkat komponen perakitan hingga dibawa oleh salah satu tangan. Contoh pada
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

157

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

operasi kerja adalah memasang bumper belakang pada chasis assy, setelah
menjangkau dan memegang, melakukan membawa bumper belakang.
4. Elemen memposisikan (P) adalah elemen gerakan yang terdiri dari menempatkan
objek pada lokasi yang dituju secara tepat. Contoh pada operasi kerja adalah
memposisikan pengunci dinamo pada chasis assy.
5. Elemen merakit (A) adalah ketika kedua tangan operator dengan fungsinya masingmasing secara bersamaan mulai melakukan proses kerja perakitan hingga selesai.
Contoh pada operasi kerja adalah memasang baut pada roller depan kanan. Didalam
operasi tersebut ada elemen merakit karena menggabungkan dua komponen menjadi
satu.
6. Elemen inspeksi (I) adalah ketika kedua tangan melakukan inspeksi terhadapa hasil
perakitan, contohnya ketika Tamiya sudah pada tahap penguncian baterai maka
dilakukan pemeriksaan apakah Tamiya tersebut dapat berfungsi atau tidak.
7. Elemen melepas (RL) adalah ketika salah satu jari tangan telah terangkat dari
komponen yang dibawa sebelumnya. Contoh pada operasi kerja adalah pada saat
melepas obeng dan akan menjangkau komponen lain.
8. Elemen avoidable delay (AD) adalah elemen yang menunjukkan adanya
keterlambatan waktu dalam proses kerja, contohnya adalah ketika suatu operasi kerja
akan dilanjutkan ke proses selanjutnya namun operator lupa tentang apa yang akan
dilakukan pada proses selanjutnya.
Dari data penelitian yang kami kumpulkan dapat dilihat bahwa mayoritas proses kerja
(20 langkah), tangan kiri memiliki waktu siklus paling lama. Hal ini disebabkan operator
yang masih kurang mahir dalam perakitan tamiya sehingga pada setiap langkah, tangan kiri
terlalu lama memegang komponen komponen dalam proses perakitan tamiya. Dari peta
tangan kanan dan kiri yang telah dibuat diambil waktu siklus paling besar yang terdapat pada
langkah ke-20 yaitu 36,34 detik yaitu pada saat memasang gear dinamo ke dinamo, dimana
operator mengalami kesulitan dalam proses tersebut. Pengambilan waktu terbesar ini
dimaksudkan untuk penentuan waktu baku dan waktu normal pekerja dalam melakukan
perakitan.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

158

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

5.5

Analisis Penentuan Performance Rating dan Allowance

5.5.1

Analisis Penentuan Performance Rating


Dalam menentukan perfomance rating pada praktikum ini menggunakan 2 carayaitu

secara subjektif dan objektif. Secara subjektif yaitu dengan Westing House yaitu suatu
pengukuran kerja dimana menurut Bedaux didasarkan pada kecakapan (skill), usaha (effort),
kondisi kerja (condition), dan konsistensi (consictency) dari operator di dalam melakukan
kerja. Penentuan performance rating berdasarkan fakta terhadap pengamatan operator.
Dalam praktikum ini, pada proses operasi memasang pengunci dinamo ke rumah dinamo,
perfomansi operator dinilai dari berbagai aspek yaitu Good (C2) untuk keterampilan operator
dengan nilai +0,03, karena operator masih belum menguasai langkah-langkah perakitan
tamiya, untuk usaha dinilai dengan Excellent Effort (B1) dengan nilai +0,10 karena operator
berusaha keras untuk mengurangi kesalahan, meskipun skill masih belum dalam tahap cukup
baik namun usaha operator dapat dikatakan sangat bagus, untuk kondisi kerja dinilai dengan
Excellent (B) dengan nilai +0,04 karena operator bekerja di ruangan yang sejuk dan nyaman,
untuk konsistensi operator dinilai Good (C) dengan nilai C +0,01 karena tangan kanan dan
kiri operator bekerja secara bergantian.
Sedangkan penentuan perfomance rating secara objetif terdiri dari enam kategori
yaitu anggota badan yang terpakai, pedal kaki, penggunaan tangan, koordinasi mata dengan
tangan, peralatan, dan berat beban. Pada penentuan jenis ini disesuaikan dengan keadaan
sebenarnya operator di tempat kerja. Misal pada operasi satu yaitu memasang bumper
belakang ke chassis, operator menggunakan lengan bawah, pergelangan tangan dari jari
sehingga perlu adanya sedikit kontrol sehingga nilainya 2, untuk pedal kaki yaitu dengan
tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki (F) dengan nilai 0 karena tidak ada
pedal kaki dalam melakukan pekerjaan ini. Penggunaan tangan adalah kedua tangan saling
bantu atau bergantian (H) dengan nilai 0 karena tangan kanan dan kiri operator melakuan
pekerjaan yang berbeda-beda. Untuk koordinasi mata dengan mata adalah konstan dan dekat
(K) dengan nilai 4 karena pekerjaan ini memerlukan fokus yang tinggi. Untuk berat beban
adalah 0,45 kg menggunakan tangan (B-1) dengan nilai 2, karena si operator sedang
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

159

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

memegang tamiya. Perbedaan perfomance rating objektif terletak pada keadaan


peralatannya. Terdapat tiga kriteria keadaan peralatan yaitu dapat ditangani dengan mudah
dengan mudah yang dilambangkan dengan huruf N nilai penyesuaiannya sebesar 0%. Contoh
proses dengan peralatan yang dapat ditangani dengan mudah adalah pada operasi kerja
memasang gear kecil ke chasis assy. Dan ada juga peralatan yang dengan sedikit kontrol
dilambangkan dengan huruf O dengan nilai penyesuaian sebesar 1% (0,01) contoh pada
proses operasi kerja yang termasuk dalam kriteria peralatan ini adalah memasang roda kanan
depan ke as roda, karena pada proses kerja tersebut memerlukan sedikit kontrol pada saat
operator memasukkan roda dan menyesuaikan lubang roda dengan as roda. Sedangkan untuk
kriteria ketiga yaitu peralatan yang perlu kontrol dan penekanan diberi lambang P yang
memiliki nilai penyesuaian sebesar 2% (0,02). Contohnya adalah atau menyekrup baut pada
bumper belakang.

5.5.2. Analisis Penentuan Allowance


Allowance adalah waktu toleransi yang diberikan kepada pekerja untuk melakukan
aktifitas diluar pekerjaan nya saat sedang melakukan tugasnya karena operator membutuhkan
waktu khusus untuk personal needs, melepas lelah, dan lain-lain. Pada praktikum ini,
ditetapkan 8 faktor allowance yaitu:
1. Tenaga yang dikeluarkan. Faktor ini memiliki range 0-6%, namun pada perakitan
Tamiya ini, kami menggunakan faktor ini sebesar 3%, hal ini dikarenakan perakitan
Tamiya tidak memerlukan tenaga yang terlalu besar dan tidak menimbulkan
kelelahan fisik yang berarti. Kami mengambil kesimpulan kalau tenaga yang
dikeluarkan dalam melakukan pekerjaan ini dapat diabaikan sehingga menetapkan
allowance sebesar 3%
2. Sikap kerja. Faktor ini memiliki range 0-1 dan kami menggunakan nilai 0,5 pada
faktor allowance ini. Hal ini dikarenakan dalam melakukan perakitan Tamiya,
pekerja bekerja dengan sikap kerja duduk dan melakukan pekerjaan yang ringan.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka nilai allowance yang ditetapkan sebesar 0,5.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

160

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

3. Gerakan kerja. Pada faktor allowance ini, kami memberikan kelonggaran 0% karena
saat bekerja operator tidak melakukan gerakan yang sulit hanya ayunan bebas.
4. Kelelahan mata. Pekerjaan perakitan Tamiya ini membutuhkan pandangan yang
hampir terus menerus dan banyak operasi kerja yang membutuhkan ketelitian
sehingga fokus terletak pada satu bgaian. Jenis pekerjaan yang seperti ini membuat
mata cukup lelah sehingga kami menetapkan allowance sebesar 7%
5. Keadaan temperature tempat kerja. dengan temperature saat perakitan sebesar 2228oC, pekerjaan ini dilakukan pada keadaan temperature normal sehingga nilai
allowance yang diperlukan sebesar 3%
6. Keadaan atmosfer. Operator bekerja pada keadaan atmosfer yang baik yaitu dengan
ruangan berventilasi baik dan udara segar. Keadaan demikian tidak memerlukan
allowance.
7. Keadaan lingkungan yang baik dengan kondisi bersih, sehat, dan cerah saat perakitan
tamiya berlangsung, oleh karena itu kami juga tidak memberikan allowance untuk
factor ini.
8. Kebutuhan pribadi. Kami menggunakan kategori kebutuhan pribadi wanita
dikarenakan kebutuhan pribadi wanita lebih besar daripada kebutuhan pribadi pria
seperti bercakap-cakap dengan partner kerja, pergi ke toilet, dan lain-lain sehingga
jika wanita dengan kebutuhan yang lebih banyak bisa melakukan pekerjaan ini maka
pria juga pasti bisa namun jika ditetapkan berdasarkan kebutuhan pribadi pria maka
ada kemungkinan wanita tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ini.

5.6.

Analisis Penentuan Waktu Normal


Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan oleh pekerja untuk menyelesaikan

pekerjaan dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata. Dalam penentuan waktu normal
yang harus mendapat perhatian adalah perfomance rating. Perfomace rating diperoleh dengan
mengalikan faktor perfomance rating subjektif dan perfomance rating objektif. Setelah itu
kalikan waktu siklus dengan nilai performance rating tersebut. Jadi secara matematis rumus
penghitungan waktu normal adalah sebagai berikut
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

161

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Keterangan

( 1

2)

P1 = Performance rating subjektif


P2 = Performance rating objektif
Waktu normal digunakan untuk menghitung waktu baku. Dari 34 operasi kerja
perakitan Tamiya PT. Tamiya Racing Indonesia diperoleh waktu normal terbesar yaitu 42,37
detik pada operasi memasang gear dinamo ke dinamo. Hal ini karena untuk memasang gear
dinamo ke dinamo diperlukan penekananan dan membutuhkan tenaga yang cukup besar.
Selain itu operator juga harus mengira-ngira jarak pemasangan gear agar pas berhimpitan
dengan gear belakang sehingga dapat memutar gardan. Oleh karenanya perlu adanya
ketelitian dan penekanan pada proses tersebut

5.7.

Analisis Penentuan Waktu Baku


Waktu baku adalah waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja yang bekerja dalam

kondisi yang wajar untuk mengerjakan suatu tugas yang spesifik dalam sistem kerja setelah
diberikan allowance.. Untuk bisa mendapat waktu baku, kita harus menghitung waktu
siklus dan waktu normal terlebih dahulu. Waktu siklus didapatkan setelah melakukan
pengamatan waktu dari setiap operasi kerja dimana waktu siklus yang digunakan adalah
waktu yang terbesar antara tangan kanan dan tangan kiri. Sedangkan, waktu normal
didapatkan dengan cara mengalikan waktu siklus dengan performance rating. Setelah
mendapatkan waktu siklus dan waktu normal, barulah waktu baku dapat dihitung dengan
mempertimbangkan nilai allowance (kelonggaran) yang diberikan kepada operator saat
melakukan perakitan tamiya mini 4WD. Berikut adalah rumus penghitungan waktu baku:
Wb = Wn x
Keterangan

Wb = Waktu baku
Wn = Waktu normal

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

162

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, waktu baku terkecil adalah ketika
operator memasang baut ke roller depan kanan yakni sebesar 5,72 detik, hal ini terjadi
karena pekerjaan tersebut tergolong pekerjaan sederhana dam mudah yang tidak
membutuhkan ketelitian maupun kekuatan sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk
menyelesaikannya. Sedangkan nilai waktu baku terbesar adalah ketika operator memasang
gear dinamo ke dinamo yakni sebesar 48,70 detik, Pekerjaan tersebut membutuhkan waktu
siklus paling lama karena untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut membutuhkan tenaga
untuk menekan gear dinamo. Disamping itu pekerja juga harus memperkirakan kedalaman
pemasangan gear agar berhimpit dengan gear besar nantinya.
Adapun kegunaan waktu baku diantaranya sebagai dasar untuk menentukan jumlah
kapasitas produksi harian, penentuan upah standar, dasar penentuan biaya standar dalam
sebuah operasi manufaktur, dasar penentuan kebutuhan jumlah tenaga kerja, dasar
penentuan keseimbangan lini produksi, dan dasar penentuan luas tata letak fasilitas dan
lantai produksi. Sedangkan kekurangan waktu baku adalah sistem penilaiannya yang
menggunakan performance rating dan allowance yang merupakan penilaian secara
subjektif terhadap kinerja operator dan tidak ada ketentuan didalamnya.

5.8

Analisis Precendence Diagram


Precendence Diagram merupakan suatu rangkaian gambar yang berisikan penjelasan

mengenai hubungan dari operasi-operasi yang ada di dalam suatu aktivitas. Dalam
Precendence Diagram terdapat 2 elemen yaitu lingkaran bernomor yang merupakan simbol
atau pernyataan mengenai operasinya serta tanda panah yang menjadi penghubung antara
kedua operasi atau lebih.
Pada Precendence Diagram ini terdapat bagian yang dinamakan predecessor dan
sucessor. Predecessor adalah operasi yang harus dilakukan sebelum operasi selanjutnya
dilakukan, sedangkan Sucessor adalah operasi yang dapat dilakukan setelah operasi
sebelumnya telah dilaksanakan. Antara Predecessor dan sucessor sangat penting dan harus
sangat diperhitungkan dalam proses produksi suatu perusahaan karena dapat berpengaruh
pada produk yang dihasilkan suatu perusahaan.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

163

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

Di dalam proses perakitan yang terjadi di dalam PT Tamiya Racing Indonesia ini
terdapat operasi kerja yang bertindak sebagai predecessor dan successor. Untuk operasi
nomor 2 (menyekrup bumper belakang kiri pada chasis) dan 3 (menyekrup bumper belakang
kanan pada chasis) yang bertindak sebagai predecessor adalah operasi 1 (memasang bumper
belakang pada chasis).
Kemudian untuk operasi nomor 5 (Memasang roller depan kanan assy ke chasis assy),
7 (Memasang roller depan kiri assy ke chasis assy), 9 (Memasang roller tengah kanan assy
ke chasis assy), dan 11 (Memasang roller tengah kiri assy ke chasis assy) yang menjadi
predecessor adalah berturut-turut operasi nomor 4 (Memasang baut pada roller depan kanan),
6 (Memasang baut pada roller depan kiri), 8 (Memasang baut pada roller tengah kanan), dan
10 (Memasang baut pada roller tengah kiri).
Lalu untuk melakukan operasi nomor 14 (Memasang as roda depan ke chasis assy)
diperlukan lah predecessor operasi nomor 12 (Memasang gear kecil ke chasis assy).
Sedangkan untuk predecessor operasi nomor 23 (Memasang dynamo assy ke rumah dynamo
assy) yakni adalah operasi nomor 20 (Memasang gear dynamo ke dynamo), 21 (Memasang
plat belakang besar ke rumah dynamo), 22 (Memasang plat belakang kecil ke rumah dynamo
assy. Dan untuk operasi nomor 27 (Memasang as roda besar ke chasis assy) diperlukan
predecessor operasi nomor 24 (Memasang gear besar ke chasis assy).
Untuk operasi nomor 25 (Memasang rumah dynamo assy ke chasis assy) ini adalah
successor dari operasi nomor 23. Dan untuk operasi nomor 15 (Memasang roda depan ke as
roda depan) serta 16 (Memasang roda depan kiri ke as roda depan assy) ini adalah successor
dari operasi nomor 14, operasi ini pula tergolong ke dalam dummy activity karena proses
selanjutnya tidak terpengaruh apakah akan dipasang yang posisi kiri atau yang posisi kanan
terlebih dahulu. Ada pula yang tergolong dummy activity lagi yakni operasi nomor 28
(Memasang roda belakang kiri ke as roda belakang assy) dan 29 (Memasang roda belakang
kanan ke as roda belakang assy). Operasi tersebut adalah successor dari operasi nomor 27.
Operasi nomor 28 dan 29 ini termasuk dummy activity karena proses operasi selanjutnya tak
terpengaruh apakah dilakukan pemasangan yang kanan terlebih dahulu atau yang kiri terlebih
dahulu. Lalu untuk operasi nomor 26 (Memasang pengunci dynamo ke rumah dynamo assy)
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

164

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

yaitu membutuhkan predecessor operasi nomor 13 (Memasang garden pada chasis assy), 25
dan 24.
Pada operasi nomor 19 (Memasang penutup plat depan pada chasis assy) yang
menjadi predecessor yakni operasi nomor 15, 16, 17 (Memasang plat depan pada chasis
assy), 18 (Memasang tuas on/off pada chasis assy), dan 13. Operasi selanjutnya adalah nomor
30 (Memasang baterai ke chasis assy) yang merupakan successor dari operasi nomor 19
serta 26. Langkah selanjutnya adalah operasi nomor 31 (Memasang penutup baterai ke chasis
assy) yang merupakan successor dari operasi nomor 30. Setelah melalui operasi nomor 31,
yakni memasuki proses nomor 32 yang mana proses tersebut adalah inspeksi.
Selanjutnya untuk proses nomor 33 (Memasang body ke chasis assy) membutuhkan
predecessor yaitu operasi nomor 2, 3, 5, 7, 9, 11, 19, 28, 29, dan 31. Lalu langkah terakhir
ini adalah operasi nomor 34 (Memasang pengunci body ke chasis assy), yang mana operasi
ini memerlukan predecessor operasi nomor 33.

BAB VI
PENUTUP

6.1

Kesimpulan
Setelah mengikuti serangkaian praktikum hingga sampai pada penyusunan laporan

ini, maka kami dapat simpulkan bahwa :

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

165

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

1. Proses perakitan yang ada pada PT Tamiya Racing Indonesia ini terdapat 34 proses
operasi perakitan Tamiya yang di awali dengan memasang bumper serta roller ke
chasis dan di akhiri dengan memasang pengunci body ke chasis assy. Proses operasi
perakitan ini dibuat secara runtut dan saling berkelanjutan untuk merakit dan
menghasilkan Tamiya yang utuh
2. Pengukuran kerja yang digunakan merupakan pengukuran kerja langsung dengan
metode yang digunakan adalah metode Stopwatch Time Study (SWTS). Metode
SWTS ini diterapkan untuk menentukan waktu siklus yang diambil saat praktikum
dengan durasi masing-masing operasi kerja tertentu yang untuk selanjutnya
digunakan sebagai waktu siklus. Pada perghitungan selanjutnya waktu siklus
digunakan untuk menentukan waktu normal serta performance rating objektif dan
performance rating subjektif. Setelah di dapatkan waktu normal barulah didapatkan
waktu baku dari masing-masing operasi kerja. Setelah praktikum yang kami lalui,
didapatkan waktu siklus terkecil yakni terjadi pada operasi nomor 04, yaitu
memasang baut pada roler depan kanan dengan lama waktu 3,36 detik, sedangkan
untuk waktu siklus terlama yakni terjadi pada operasi nomor 20, yaitu memasang
gear dynamo ke dynamo dengan lama waktu 32,64 detik.
3. Untuk peta tangan kanan kiri diperoleh dari waktu proses tiap-tiap elemen kerja pada
tiap proses operasi serta avoidable delay pada masing-masing proses. Total awal
pada peta tangan kanan kiri merupakan seluruh waktu proses pada seluruh elemen
pada proses operasi tersebut ditambahkan dengan Avoidable Delay, sedangkan
waktu total akhir adalah seluruh waktu proses pada seluruh elemen pada proses
operasi tanpa ditambah Avoidable Delay. Selanjutnya rekapitulasi peta tangan kanan
kiri merupakan waktu total akhir terbesar dari kedua peta kanan kiri yang disatukan
ke dalam satu tabel. Waktu ini nantinya akan menjadi waktu siklus yang digunakan
dalam perhitungan waktu baku.
4. Precendence Diagram merupakan suatu rangkaian gambar yang berisikan
penjelasan mengenai hubungan dari operasi-operasi yang ada di dalam suatu
aktivitas. Pada presedence diagram pembuatan Tamiya 4WD, terdapat predecessor
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro

166

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

yang menunjukan suatu kegiatan yang harus dikerjakan atau diselesaikan terlebih
dahulu sebelum melakukan kegiatan selanjutnya. Contohnya pada proses operasi
nomor 23 (memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy) mempunyai predecessor
pada operasi kerja nomor 20, 21 dan 22 yaitu memasang gear dinamo ke dinamo,
memasang plat belakang besar ke rumah dinamo, memasang plat belakang kecil ke
rumah dynamo assy. Pada operasi kerja tersebut terdapat, dummy activity yang
merupakan aktivitas yang dapat dilakukan tanpa harus memperhatikan urutan kanan
atau kiri untuk dikerjakan. Aktivitas ini terjadi pada operasi kerja nomor 2
(menyekrup bumper belakang kiri pada chasis) dan 3 (menyekrup bumper belakang
kanan pada chasis), 15 (Memasang roda depan ke as roda depan) dan 16 (Memasang
roda depan kiri ke as roda depan assy), serta 28 (Memasang roda belakang kiri ke as
roda belakang assy) dan 29 (Memasang roda belakang kanan ke as roda belakang
assy). Sedangkan constraint activity pada operasi kerja adalah ketika membaut
bemper di mana salah satu sekrup harus dipasang terlebih dahulu untuk memasang
sekrup lainnya.
5. Assembly Chart atau peta rakitan adalah gambaran grafis dari urut-urutan aliran
komponen dan rakitan bagian-bagian untuk menghasilkan produk jadi. Dalam
pembuatan assembly chart ini perlu untuk memperhatikan urutan-urutan proses
operasi dan part mana saja yang termasuk dalam assembly, beberapa sub assembly,
beberapa sub sub assembly, dan juga beberapa sub sub sub assembly. Selain itu,
pembuatan Bill of Material harus memperhatikan detail part-part penyusun Tamiya
mini 4WD. Penyusunan BOM tidak hanya memperhatikan daftar material, suku
cadang dan komponen, tetapi juga berisikan urutan bagaimana produk tersebut
dibuat dapat tergambarkan secara jelas. Dalam praktikum ini terdapat empat
tingkatan dalam BOM pembuatan Tamiya 4WD, yaitu Level 0 yang merupakan
Tamiya jadi itu sendiri, lalu level 1 yang terdiri dari chasis assy, pengunci baterai,
body dan pengunci body. Kemudian untuk level 2 yaitu komponen-komponen utama
penyusun chasis assy seperti plat depan , gear kecil, tuas on/off, panel assy dan lain

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

167

Laporan Perancangan Teknik Industri


Modul 2 Perancangan Sistem Kerja
Kelompok 10

sebagainya dan level 3 terdiri dari roda, as roda , gear dinamo, dinamo, rumah
dinamo, bumper, roller, baut dan lain sebagainya.

6.2

Saran
Ada pula saran-saran yang dapat kami berikan agar praktikum serta penyusunan

laporan ke depan dapat lebih baik lagi, diantaranya :


1. Memastikan bahwa praktikan yang bertindak sebagai operator telah berlatih dengan
baik untuk merakit Tamiya 4WD agar kesalahan saat perakitan dapat dikurangi dan
juga waktu yang dibutuhkan untuk merakit tidak berlangsung lama.
2. Memastikan part-part yang dibutuhkan dalam perakitan telah tersedia sehingga tidak
mengganggu proses perakitan.
3. Mempersiapkan laptop dengan spesifikasi yang tinggi dengan Cyberlink Youcam
yang telah terinstall dan tidak berbayang. Agar memudahkan dalam melakukan
analisis gerakan,
4. Operator diharapkan dapat lebih fokus dan tetap konstan dalam merakit Tamiya

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro

168

Anda mungkin juga menyukai