PENDAHULUAN
BAB V ANALISIS
Bab ini menjelaskan mengenai analisis yang berkaitan dengan hasil praktikum,
seperti analisis metode yang digunakan, analisis perbandingan tiap metode
berdasarkan waktu siklus, analisis penentuan performance rating dan
allowance, analisis penentuan waktu normal dan waktu baku, serta analisis
layout dan metode terbaik.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari praktikum, serta saran dari
praktikan untuk metode pengamatan yang baik agar didapatkan hasil praktikum
yang lebih baik pula.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
- Mengarahkan (position)
- Memeriksa (inspect)
- Merencanakan (plan)
b. Delay
- Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable delay)
- Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay)
- Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome fatigue)
- Memegang untuk memakai (hold)
Adapun penjelasan dari 17 elemen gerakan dasar yang diteliti oleh Frank B.
Gilbert dan Istrinya adalah :
1. Mencari (search) ‘SH’
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar pegawai untuk menemukan
lokasi objek, menggunakan mata.
Contoh:
- Mencari letak komputer yang akan digunakan mengetik
- Menemukan lokasi / letak telepon yang berdering
2. Memilih (select) ‘ST’
Gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur menggunakan tangan dan
mata, baru berhenti bila objek sudah ditemukan.
Contoh:
- Mencari sebuah file pada tumpukan berkas
- Mencari sebuah pena dikumpulkan alat tulis
3. Memegang (graps) ‘G’
Gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului dengan gerakan menjangkau
dan dilanjutkan dengan gerakan membawa.
Contoh: Memegang file yang telah ditemukan kemudian membawanya ke meja
kerja.
4. Reach (menjangkau) ‘RT’
Gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun
menjauhi objek.
Contoh:
- Menjangkau mouse komputer ketika menggunakan komputer.
- Menjangkau benda yang berada sedikit tinggi ketika kita ingin mengambil file
diatas lemari.
5. Membawa (move)
Gerakan berpindah tangan dimana tangan dalam keadaan dibebani.
Contoh:
- Membawa laptop ke ruang meeting
- Membawa tumpukan file ke ruang arsip.
6. Memegang untuk memakai (hold) ‘H’
Gerakan memegang tanpa menggerakan objek yang sedang dipegang.
Contoh:
- Menggunakan komputer ketika mengetik
- Menghidupkan mesin cetak misalnya printer ketika ingin mencetak berkas.
7. Melepas (release) ‘RL’
Terjadi ketika pegawai melepaskan objek yang dipegangnya. Berawal dari
pegawai mulai melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh jarinya
tidak menyentuh objek lagi.
Contoh: Meletakkan kunci inggris setelah memperbaiki mesin.
8. Mengarahkan (position) ‘P’
Didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh gerakan merakit
(assembling). Misalnya memutar, menggeser ketempat yang diinginkan dan
berakhir pada saat objek sudah dirakit atau mulai dipakai.
Contoh: Menggeser meja kerja ke dekat dinding
9. Mengarahkan sementara (preposition) ‘PP’
Elemen gerak menuju pada tempat sementara. Tujuan mengarahkan sementara
adalah memudahkan pemegangan apabila objek akan dipakai kembali. Contoh:
Memindahkan pena dari tempat pena dan diletakkan dimeja didekat posisi kita
duduk.
10. Pemeriksaan (inspect) ‘I’
Batas Kontrol
𝐵𝐾 = 𝑋̅ ± 3𝜎
𝐵𝐾𝐴 = 𝑋̅ + 3𝜎
Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2018 12
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5
𝐵𝐾 = 𝑋̅ − 3𝜎
Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data merupakan suatu pengujian yang berguna untuk
memastikan bahwa data yang digunakan cukup untuk digunakan sebagai bahan
penelitian, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝐤 𝟐
√𝐍(∑ 𝐱𝟐 −(∑ 𝐱)𝟐 )
𝐍′ = (𝐬 ∑𝐱
) .....................................(2.3)
4. Melatih Operator
Operator harus dilatih terlebih dahulu agar terbiasa dengan kondisi dan cara yang
telah ditetapkan dan telah dibakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara wajar
5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-Elemen Pekerjaan
Pekerjaan dibagi menjadi beberapa elemen pekerjaan yang merupakan gerakan
bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Pengukuran waktu dilakukan atas
elemen pekerjaan.
6. Menyiapkan Alat-Alat Pengukuran
2.5.4 Allowance
Kelonggaran (allowance time), yaitu sejumlah waktu yang ditambahkan dalam
waktu normal untuk memenuhi kebutuhan pribadi, waktu-waktu tunggu yang tak dapat
dihindari, dan kelelahan. Terdapat tiga macam Allowance Time (Wignjoesoebroto, 1995):
1. Personal Allowances
Personal allowances adalah kelonggaran yang diberikan pada operator untuk
melakukan kegiatan-kegiatan pribadi seperti ibadah, ke kamar kecil, berpindah
untuk keperluan tertentu dan lainnya. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang relatif
ringan,operator bekerja 8 jam tanpa jam istirahat yang resmi, kelonggaran yang
diberikan biasanya sebesar 2 sampai 5% dari total waktu kerjanya. Sementara itu
untuk pekerjaan yang lebih berat maka kelonggaran yang diberikan > 5%.
2. Fatigue Allowances
Fatigue allowances diberikan untuk mengantisipasi kelelahan fisik manusia yang
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kerja yang membutuhkan
pikiran dan kerja fisik. Waktu yang diperlukan untuk istirahat tergantung pada
individu yang bersangkutan, interval waktu dari silus kerja, kondisi lingkungan
fisik, dan faktor-faktor lainnya.
3. Delay Allowances
Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2018 18
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5
Waktu baku diperoleh dengan cara mengalikan antara waktu normal dengan
perbandingan persentase allowance sehingga diperoleh :
100 %
Wb = Wn x 100%−%𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒 ………………………………………………(2.6)
Wb = Waktu Baku
Wn = Waktu Normal
Menurut Sritomo, manfaat dari waktu baku adalah:
1. Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja)
2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan/pekerja
3. Penjadwalan produksi dan penganggaran
4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan/pekerja yang
berprestasi
5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja
Jumlah tenaga kerja atau operator merupakan banyaknya pekerja yang melakukan
suatu proses perakitan suatu benda. Adapun rumus untuk mencari jumlah operator yaitu:
𝑊𝑏×𝐷
∑ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 =
𝑡
……………………………………….…………………...(2.8)
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
∑ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = ………………………………………………….(2.9)
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
Start
Input :
Komponen
benda
Melakukan pengamatan
masing-masing metode
no
Yes
Menghitung waktu normal,
waktu baku, waktu siklus
tiap metode
Menganalisis perbandingan
antar metode
finish
Gambar diatas adalah flow chart dari metode yang dilakukan pada praktikum Time
Study. Menentukan benda yang akan dijadikan objek penelitian adalah awal mula dari
praktikum ini. Benda yang digunakan adalah botol yang terdiri atas tujuh bagian yaitu,
body, karet putih, tutup, karet bening, selang, sedotan, dan per. Langkah selanjutnya
adalah menentukan elemen kerja. Dalam praktikum ini terdapat tiga metode berbeda
dengan komposisi unsur-unsur yang berbeda juga. Langkah-langkah untuk menghasilkan
suatu produk itulah yang disebut dengan elemen kerja.
Setelah menyusun elemen kerja, dilakukan pembuatan layout, pallet, serta jarak
antara operator dan pallet. Metode yang digunakan untuk mengukur waktu kerja adalah
Stop Watch Time Study dimana pengukuran waktu dilakukan secara langsung saat
pekerjaan tersebut dilakukan. Waktu yang diukur adalah waktu keseluruhan dalam
pembuatan produk tersebut dan waktunya bersifat continous. Dari hasil tersebut akan
dihasilkan data yang akan diuji keseragaman data dan uji kecukupan datanya. Jika
pengujian ini tidak lolos maka diharuskan melakukan pengamatan ulang. Jika sudah lolos
maka dapat dihitung waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan output standar dari
masing-masing metode.
Hasil dari tiap metode akan berbeda, oleh karena itu dilakukan analisis terhadap
ketiga metode tersebut untuk mendapat metode terbaik yang sebaiknya diterapkan dalam
perakitan botol.
BAB IV
Metode 2
Tabel 4.2 Deskripsi Gerakan Metode 2
No Langkah Elemen Therblig Simbol
1 Memasang sedotan ke per - Menjangkau - RE
- Memegang -H
- Membawa -M
- Memposisikan -P
- Merakit -A
Metode 3
Tabel 4.3 Deskripsi Gerakan Metode 3
No Langkah Elemen Therblig Simbol
1 Memasang per ke selang Menjangkau RE
Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A
1 Body 1
2 Tutup 1
3 Karet Putih 1
4 Karet Bening 1
5 Selang 1
6 Sedotan 1
7 Per 1
Metode 3
Pada metode 3 ini adapun langkah-langkah perakitan yang dilakukan untuk
merakit sebuah botol minum adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Memasang per ke selang
Langkah 2 : Memasang sedotan
Langkah 3 : Memasang tutup
Langkah 4 : Memasang hasil assembly selang dengan karet putih
Langkah 5 : Memasang karet bening ke karet putih
Langkah 6 : Memasang selang assembly ke body assemb
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎=√
𝑛−1
BKA= 𝑋̅+ 3𝜎
BKB= 𝑋̅- 3𝜎
Berikut adalah jumlah dari (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 :
∑ xi 4.33+6.08+6.50+⋯+4.95) 79.19
𝑋̅= n = 15
= 15 = 5.279
1 Memasang tutup
79.190 5.279 0.713 7.419 3.140
dengan body
2 Memasang selang
32.900 2.193 0.273 3.013 1.373
dengan sedotan
3 Memasang per 41.180 2.745 0.528 4.328 1.163
4. Memasang karet
56.180 3.745 0.932 6.542 0.949
putih
5. Memasang karet
59.160 3.944 0.600 5.744 2.144
bening
6. Memasang selang
assembly ke body 42.720 2.848 0.886 5.507 0.189
assembly
Uji Kecukupan Data
𝑘⁄ √𝑁 (∑𝑋 2 ) − (∑𝑋)2 2
𝑠
𝑁′ = ( )
(∑𝑋)
Data
3 Memasang per 41.18 1695.792 116.949 4.170
Mencukupi
b. Metode 2
Uji Keseragaman Data
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎=√
𝑛−1
BKA= 𝑋̅+ 3𝜎
BKB= 𝑋̅- 3𝜎
Berikut adalah jumlah dari (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 :
1
Memasang sedotan ke per 60.370 4.025 0.693 6.103 1.946
2
Memasang karet putih 41.120 2.741 0.360 3.821 1.662
3
Memasang karet bening 42.060 2.804 0.316 3.753 1.855
4.
Memasang selang 25.110 1.674 0.219 2.331 1.017
5.
Memasang tutup 64.600 4.307 0.608 6.131 2.482
6. Memasang tutup assembly
ke body assembly 62.970 4.198 0.758 6.472 1.924
c. Metode 3
Uji Keseragaman Data
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎=√
𝑛−1
BKA= 𝑋̅+ 3𝜎
BKB= 𝑋̅- 3𝜎
Berikut adalah jumlah dari (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 :
Tabel 4.12 Data Perhitungan Uji Keseragaman Data Metode 3
1 Memasang per ke
selang 61.010 4.067 1.066 7.266 0.868
2 Memasang sedotan 31.990 2.133 0.421 3.397 0.869
Metode 2
Perhitungan manual metode 2 :
Jumlah = X1 + X2 + ... +X15 = 60,370
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 60,370
Rata-rata = = = 4,025
𝑛 15
Tabel 4.16 Rekap Perhitungan Waktu Observasi Rata Rata Metode 2
No. Elemen Jumlah Rata-rata
1 Memasang sedotan ke per 60.370 4.025
2 Memasang karet putih 41.120 2.741
3 Memasang karet bening 42.060 2.804
4 Memasang selang 25.110 1.674
5 Memasang tutup 64.600 4.307
Memasang tutup assembly ke body
6 assembly 62.970 4.198
Total 19.74866667
Metode 3
Perhitungan manual metode 3 :
Jumlah = X1 + X2 + ... +X15 = 61,010
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 76,37
Rata-rata = 𝑛
= 20
= 4,067
Tabel 4.17 Rekap Perhitungan Waktu Observasi Rata Rata Metode 3
No. Elemen Jumlah Rata-rata
1 Memasang per ke selang 61.010 4.067
2 Memasang sedotan 31.990 2.133
3 Memasang tutup 56.340 3.756
Memasang hasil assembly selang dengan karet
4 putih 59.920 3.995
5 Memasang karet bening ke karet putih 51.710 3.447
Memasang selang assembly dengan body
6 assembly 32.380 2.159
Total 19.93666667
2. Obyektif:
Berikut merupakan performance rating objektif dari metode 1
Metode 2
Performance rating :
1. Subyektif:
Berikut merupakan performance rating subjektif dari metode 2
2. Obyektif:
Berikut merupakan performance rating Ojektif dari metode 2
Metode 3
Performance rating :
1. Subyektif:
Berikut merupakan performance rating subjektif dari metode 3
2. Obyektif:
Berikut merupakan performance rating objektif dari metode 3
Tabel 4.24 Performance Rating Objektif Metode 3
Performance Nilai performance Kategori
Anggota terpakai 2% Lengan bawah,
pergelangan tangan ,
dan jari
Pedal kaki 0% Tanpa pedal, atau
dengan pedal dengan
sumbu di bawah kaki
Penggunaan Tangan 0% Kedua tangan saling
bantu bergantian
Koordinasi mata dengan 4% Koordinasi mata dekat
tangan dan konstan
Peralatan 0% dapat ditangani dengan
mudah
Berat beban 2% 0.45 Kg
Metode 3
Waktu normal = Waktu siklus x P
= 19.93666667 x 1.3068
= 26.053 detik
Metode 3
1
Output standar (Os) =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 (𝑊𝑏)
1
Output standar (Os) = × 8𝑗𝑎𝑚 × 60𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 60𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32.164
Output standar (Os) = 895.4110185 ≈ 896 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘/𝑗𝑎𝑚
Metode 1
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 652 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 = 864 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 = 1 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
Metode 2
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 652 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = = = 1 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 904 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
Metode 3
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 652 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = = = 1 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 896 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
Tabel 4.25 Rekap Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku
Metode Waktu siklus Waktu normal Waktu Baku Output Standar
(detik) (detik) (detik) (unit/jam)
Metode 1 20,646 27.017 33,355 864
Metode 2 19.749 25.808 31,862 904
Tabel 4.25 Rekap Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku (Lanjutan)
Metode Waktu siklus Waktu normal Waktu Baku Output Standar
(detik) (detik) (detik) (unit/jam)
Metode 3 19.937 26,053 32,164 896
Assembly
5 cm
Karet
bening Sedotan
Karet Selang Per
putih
Tutup
Body
botol
2
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 16,04
Rata-rata = = = 3,208
𝑛 5
Tabel 5.2 Perbandingan Waktu Siklus Layout Metode Terbaik dan Layout Perbaikan
Jenis Layout Waktu siklus (detik)
Layout yang baru lebih baik dan waktu pengerjaannya lebih cepat karena
pada saat menggunakan layout yang lama kita sudah mengetahui bagaimana
cara merakit sebuah botol minum agar lebih efektif dan efisien, maka kita
dapat mengganti tata letak agar pada saat melakukan perakitan waktu yang
digunakan lebih singkat dan output yang dihasilkan lebih banyak.
BAB V
ANALISIS
Metode 2
Pada metode 2 perakitan Botol minum dengan menggunakan 7 part Layout pada
metode ini disusun sebagai berikut :
- Layout 1 berisi part body, tutup ,karet putih ,karet bening , selang, sedotan,dan
per
- Layout 2 berisi hasil (palet assembly)
- Jarak horizontal antara bidang Assembly dengan palet adalah 5 cm
Perakitan Botol minum pertama kali yang dilakukan adalah memasang sedotan ke
per. Posisi tangan berada di atas layout 2 (palet assembly) yang persis berada didepan
operator,setelah itu memasang karet putih dilanjut dengan memasang karet bening ,lalu
memasang selang ,memasang tutup,memasang assembly ke body assembly.
Dengan penyusunan layout dan jarak antara layout 1 dan layout 2 tersebut dapat
disimpulkan bahwa jarak penyusunan part berada pada jangkauan normal, yang
dibuktikan dengan mudahnya tangan operator untuk menjangkau tiap part tertentu
Elemen therblig yang digunakan pada metode 2 adalah menjangkau, memegang,
membawa, memposisikan dan merakit. Perakitan Botol minum menggunakan metode 2
ini dapat dikerjakan dengan waktu 5 menit 1 detik.
Metode 3
Pada metode 3 perakitan Botol minum dengan menggunakan 7 part Layout pada Commented [HNA1]: typo
bahwa metode 2 memiliki kombinasi metode yang lebih baik dibandingkan kedua metode
lainnya.
5.2 Analisis Perbandingan Tiap Metode berdasarkan Waktu Siklus
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, yaitu perakitan Botol minum
menggunakan tiga metode dengan repetisi masing-masing sebanyak 15 kali didapatkan
waktu siklus yang berbeda-beda dari tiap metode. Selain itu, juga telah kami uji
kecukupan dan uji keseragam data dimana uji tersebut digunakan untuk memastikan
apakah data yang digunakan sudah cukup dan seragam atau belum.
Dalam uji kecukupan data menggunakan nilai k dan s dimana nilai K merupakan
tingkat kepercayaan dan S merupakan tingkat ketelitian. Nilai K mempuunyai beberapa
nilai yaitu 99%=3, 95%=2, 90%= 1,65 , dan 68%= 1. Sedangkan s mempunyai nilai 5%=
0,05, 10%= 0,1, dan 15%= 0,15. Nilai K dan S digunakan untuk mencari nilai dari N’
yaitu banyaknya percobaan yang dapat dilakukan setelah melakukan percobaan awal
sebanyak 15 kali dengan menggunakan waktu repetitive merakit botol minum.
Selain itu uji keseragaman adalah uji untuk mengetahui apakah data yang
digunakan seragam dengan menggunakan nilai BKA dan BKB dari tiap metode.
Pada metode 1, waktu siklus dalam perakitan Botol minum sebesar 20,646 detik. Commented [HNA2]: dijelasin soal nilai k dan s bagaimana
artinya apa ya
Nilai tersebut menunjukkan bahwa operator dapat menyelesaikan perakitan sebuah Botol
minum dalam waktu kurang lebih 20,646 detik. Pada metode 2, waktu siklus dalam
perakitan Botol minum sebesar 19,748 detik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa operator
dapat menyelesaikan perakitan sebuah Botol minum dalam waktu kurang lebih 19,748
detik. Pada metode 3, waktu siklus dalam perakitan Botol minum sebesar 19,936 detik.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa operator dapat menyelesaikan perakitan sebuah Botol
minum dalam waktu kurang lebih 19,936 detik.
Metode pertama dan kedua memiliki performance rating subjektif yang paling
tinggi dibandingkan dengan metode ketiga. Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari nilai
performance yang diberikan untuk faktor-faktor pengukuran performance rating
(keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi) lebih tinggi dibandingkan keempat
metode lainnya. Nilai keterampilan operator yang diberikan adalah 0,08 ( Good C1), hal
ini karena operator bekerja dengan baik dan sudah terbiasa melakukan pekerjaannya.
Nilai usaha operator adalah 0,05 (good C1) , hal ini karena operator semakin bersungguh-
sungguh untuk melakukan pekerjaannya dimana operator menunjukkan keseriusan dan
mengurangi kesalahan sebelumnya. Nilai kondisi kerja yang diberikan adalah 0,04 (
excellent ), hal ini karena saat bekerja operator didukung oleh keadaan lingkungan yang
baik dan kebisingan yang minim yang tidak mengganggu konsentrasi operator serta
kesehatan operator yang baik. Nilai konsistensi yang diberikan adalah 0,04 ( excellent ),
hal ini karena konsistensi operator sudah sangat baik dan kedua tangan bekerja secara
konsisten.
Adapun Performance Rating Objektif dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari
lengan bawah, pergelangan tangan, dan jari diberi nilai 2% karena operator dalam
melakukan pekerjaannya sebagian besar menggunakan fungsi tubuh tersebut sehingga
diberi nilai yang lumayan besar. Faktor tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di
bawah kaki diberi nilai 0% karena tidak mempengarui aktivitas operator. Faktor kedua
tangan mengerjakan gerakan yang sama diberi nilai 0% karena saat operator melakukan
pekerjaannya mayoritas menggunakan tangan kanan, sedangkan tangan kiri hanya
memegang beban saja. Faktor koordinasi mata dekat dan konstan diberi nilai 4% karena
operator memberikan tingkat kefokusan yang cukup tinggi pada saat melakukan
percobaan agar pekerjaan tidak salah sehingga nilainya tinggi.
Faktor peralatan dapat ditangani dengan mudah diberi nilai 0% karena peralatan
kerja harus ditangani dengan sungguh-sungguh agar pada saat bekerja tidak menyebabkan
kesalahan sehingga nilainya adalah nol. Faktor berat beban 0,45 kg tangan diberi nilai 2%
karena dalam hal ini operator menyesuaikan tenaga yang dibutuhkan dimana untuk
melakukan pekerjaannya tidak memerlukan beban yang besar sehingga berat bebannya
tidak terlalu besar. Untuk Performance Rating Objektif , ketiga metode yang memiliki
nilai yang sama yaitu sebesar 1.3068.
5.3.2 Analisis Allowance yang digunakan Commented [HNA3]: kmrn aku suru nambahin kan nilai
allowance akhirnya brp
Berdasarkan Tabel 4.50, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi allowance
adalah tenaga yang diberikan dengan nilai 2%, hal ini karena tenga yang dikeluarkan
dapat diabaikan karena operator bekerja dalam keadaan duduk dan di meja, sehingga
operator tidak mengeluarakan tenaga yang berarti. Sikap kerja diberi nilai 1%, hal ini
karena sikap kerja (duduk) tidak memberikan beban yang besar bagi operator sehingga
hanya membutuhkan allowance yang minim. Gerakan kerja diberi nilai 1% karena
gerakan yang dilakukan tidak terlalu susah karena dikarenakan perakitan tidak terlalu
rumit. Kelelahan mata diberi nilai 7% karena pandangan mata operator adalah fokus dan
terus menerus sehingga menyebabkan kelelahan yang cukup besar. Keadaan temperatur
tempat kerja diberi nilai 2% karena temperatur kerja adalah normal dan mendukung
pekerjaan operator sehingga allowancenya kecil. Keadaan atmosfer diberi nilai 0%
karena atmosfer tempat operator bekerja adalah sangat baik. Keadaan lingkungan yang
baik diberi nilai 2% karena keadaan lingkungan tempat operator bekerja cukup baik dan
mendukung pekerjaan operator sehingga allowancenya kecil. Allowance wanita diberi
nilai 4% karena kebutuhan pribadi wanita lebih banyak dibanding pria. Maka dari
keseluruhan allowance yang diberikan, total allowance adalah 19%
metode 2 sebesar 25,808. Perhitungan ini didapatkan dari perkalian waktu observasi
rata-rata sebesar 19,7486 dan performance rating sebesar 1,3086. Sedangkan waktu
normal terlama adalah pada metode 1 sebesar 27,017. Perhitungan ini didapatkan dari
perkalian waktu siklus sebesar 20,646 dan performance rating sebesar 1,3086.
Besar waktu normal dipengaruhi oleh waktu siklus atau waktu observasi dan
juga performance rating (objektif dan subjektif). Semakin besar waktu siklus, maka
semakin lama waktu normal yang diperoleh (semakin lama kita dalam mengerjakan
suatu pekerjaan maka waktu siklus akan semakin lama).
Waktu Baku
Waktu baku merupakan waktu normal yang telah ditambahkan dengan waktu
longgar atau allowance. Waktu longgar dibutuhkan karena pada kenyataannya operator
memerlukan waktu-waktu khusus seperti personal needs dan alasan lain diluat kontrol
operator. Waktu baku sendiri dapat dihitung dengan cara waktu normal dikalikan
dengan 100% dibagi dengan 100% dikurangi % dari allowance. Nilai allowance
diperoleh dari tabel yang dimana terdapat faktor tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja,
gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan temperatur tempat kerja, keadaan atmosfer,
keadaan lingkungan yang baik, dan kebutuhan pribadi. Nilai Allowance juga
dipengaruhi oleh jenis kelamin (Allowance antara pria dan wanita berbeda).
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh waktu baku tercepat
adalah pada metode 2 dengan waktu baku sebesar 32 detik. Sedangkan waktu baku
terlama adalah pada metode 1 dengan waktu baku sebesar 34 detik.
Waktu baku dipengaruhi oleh waktu normal dan % allowance. Waktu baku
sebanding dengan waktu normal. Semakin besar nilai allowance, maka akan semakin
kecil waktu baku yang diperoleh dan semakin kecil nilai allowance, maka akan semakin
besar waktu baku yang diperoleh.
Output Standar
Output standar merupakan jumlah output persatuan waktu yang dapat dihasilkan
oleh operator dengan metode yang terbaik pada percobaan tersebut. Output standar
dapat dihitung dengan beberapa cara. Jika waktu standar dihitung dalam satuan jam
maka output standarnya adalah 1 dibagi dengan waktu standarnya, tetapi jika waktu
standar di hitung dalam satuan detik maka perlu dikalikan dengan 3600 dalam
perhitungannya kemudian dikali dengan 8 jam karena dalam sehari waktu kerja 8 jam.
Berdasarkan perhitungan output standar pada tabel diatas, dapat disimpulkan
bahwa yang memiliki output standar terbanyak adalah metode 2 yaitu sebesar 900 unit
per jam.Perhitungan ini didapatkan dari 1 dibagi dengan waktu standarnya yang sebesar
33,355 yang kemudian dikalikan 3600 detik kemudian dikali 8 jam. Sedangkan output
standar yang paling sedikit adalah pada metode 1 yaitu sebesar 848 unit per jam.
Perhitungan ini didapatkan dari 1 dibagi dengan waktu standarnya yang sebesar 31,862
yang kemudian dikalikan dengan 3600 dan dikalikan 8 jam.
Output standar dipengaruhi oleh waktu standar. Output standar dengan waktu
standar berbanding terbalik. Dimana semakin besar waktu standar maka akan semakin
kecil output standar yang diperoleh, sedangkan semakin kecil waktu standar maka akan
semakin besar output yang diperoleh.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yaitu perakitan botol minum ada
output standar yang berbeda dari tiap metode yang telah dilakukan. Pada metode 1 output
standar yaitu 864 unit/jam, lalu pada metode 2 output standarnya 904 unit/jam dan pada
Tabel 5.1 Perbandingan waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan output standart antar
Metode
Metode Waktu siklus Waktu normal Waktu Baku Output Standar
(detik) (detik) (detik) (unit/jam)
Metode 1 20,646 27.017 33,355
864
Metode 2 19.749 25.808 31,862
904
Metode 3 19.937 26,053 32,164 Commented [HNA5]: sesuai perhitungan ya
896
dengan waktu 19,749 detik, sedangkan perhitungan dengan layout yang baru dengan
metode yang sama didapatkan hasil 17,702 detik.
Perbedaan nilai pada metode 2 dengan menggunakan layout yang berbeda ini
dapat terjadi karena operator sudah semakin terbiasa dalam melakukan elemen-elemen
pekerjaan. Selain itu, faktor susunan letak per bagian part botol minuman yang telah
diubah pun juga menjadi salah satu faktor terjadinya perbedaan nilai tersebut.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum modul 1 dengan judul Time Study, maka dapat
didapatkan beberapa kesimpulan yakni:
1. Pengukuran waktu kerja dapat dibagi menjadi dua yakni pengukuran kerja
langsung dan tidak langsung. Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran kerja
secara langsung karena praktikan mengamati secara langsung di tempat kerja dan
metode Stopwatch Time Study atau pengukuran dengan metode menggunakan
stopwatch.
2. Dari Metode Stopwatch Time Study kita dapat menentukan waktu siklus. Waktu
siklus didapatkan dari waktu yang dihasilkan oleh seorang pekerja dalam
melakukan sebanyak n kali perakitan. Disini kami melakukan 15 perakitan dengan
3 metode yang berbeda untuk mencari metode terbaik manakah yang dapat
digunakan. Untuk waktu siklus metode 1 didapatkan sebesar 20.646 detik, metode Commented [HNA6]: Didapatkan waaktu siklus metode terbaik
brp
2 19.749 detik dan metode 3 didapatkan waktu siklus sebesar 19.937 detik. Dapat
disimpulkan metode 2 adalah yang terbaik dengan menghasilkan waktu siklus
terkecil sebesar 19.749 detik.
3. Uji keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk memastikan
bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama. Sedangkan uji
kecukupan data adalah uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa
data yang telah dikumpulkan adalah sudah cukup secara obyektif. Dalam
percobaan ini telah dilakukan uji keseragaman dan uji kecukupan data, dan
hasilnya adalah data telah mencukupi serta lolos uji. Pada uji keseragaman data
didapatkan nilai rata-rata per elemen kerja berada diantara BKA dan BKB
sehingga disimpulkan data lolos uji keseragaman. Sedangkan pada uji kecukupan
data didapatkan nilai N’ lebih kecil dari N percobaan sehingga data lolos uji
kecukupan data.
4. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan operator untuk menyelesaikan dari
awal produksi hingga menghasilkan ouput. Waktu normal adalah waktu yang
dibutuhkan operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan lingkungan
terbaik dan kemampuan normal rata-rata. Waktu baku adalah waktu yang
metode 2 adalah metode yang terbaik dengan waktu siklus yakni 19.749 detik,
waktu normal 25.808 detik, waktu baku 32 detik dan menghasilkan output
standard sebesar 904 unit/jam.
5. Perbaikan layout kemudian dilakukan dalam upaya memperbaiki cara kerja agar
lebih efisien. Maka dibuat layout baru dengan memindahkan beberapa part yang
dirasa lebih mudah dijangkau dan dapat dirakit secara berurutan. Sehingga
dibandingkan dengan metode 2 yang dirasa sudah cukup baik ternyata layout baru
menghasilkan waktu siklus lebih kecil dengan nominal 17.702 detik.