Anda di halaman 1dari 68

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Modul 1- Time Study


Kelompok 5

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam industri, peningkatkan produktivitas kinerja manusia dapat meningkatkan
produksi dan pendapatan, serta keuntungan bagi sebuah perusahaan. Banyak hal yang
dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan suatu pekerjaan untuk peningkatkan
produktivitas kinerja tersebut. Produktivitas berkaitan dengan faktor tenaga kerja dan
masalah modal baik berupa perlengkapan kerja, bahan baku, bangunan, pabrik, dan
lainnya. Peningkatkan produktivitas demi terciptanya sistem kerja yang efektif dan
efisien dapat dilakukan dengan banyak cara, seperti melakukan pekerjaan dengan teknik-
teknik yang tepat untuk sebuah pekerjaan tertentu. Penggunaan teknik ini penting karena
akan terjadi pengaturan dan pengendalian terhadap performansi dari operator maupun
mesin demi sistem kerja yang sesuai dan aman terhadap pekerjanya, dan untuk hasil yang
lebih baik. Sehingga untuk itu dibutuhkan juga metode yang tepat guna dan tepat sasaran
untuk melaksanakan tugasnya.
Di dalam dunia industri, waktu kerja merupakan faktor yang penting dan perlu
untuk mendapat perhatian. Waktu kerja berperan dalam penentuan produktivitas kerja
dan juga sebagai tolak ukur untuk menentukan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.Untuk dapat menentukan metode terbaik tersebut dibutuhkan waktu baku atau
waktu standar sebagai acuan, dimana waktu baku tersebut didapat dari waktu pengukuran
waktu kerja.
Studi waktu sangat dibutuhkan di dunia industri terutama manufaktur.Seperti
halnya perusahaan kita PT JAYA PLASTIK yang juga bergerak di sektor manufaktur
Perusahaan PT JAYA PLASTIK fokus untuk memproduksi botol minum anak-anak.
Perusahaan ini juga merupakan perusahaan baru yang belum lama dibuka sehingga kita
belum memiliki data waktu baku, metode standar dan penjadwalan untuk memproduksi
botol minum dalam satu kali produksi. Maka dari itu, pada praktikum kali ini dilakukan
perhitungan mengenai cara penjadwalan,waktu baku,dan metode standar dengan
menggunakan metode time study.Melalui studi ini, perusahaan akan mampu memiliki

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 1
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

standar waktu yang dapat diterapkan pada operator-operatornya guna meningkatkan


output yang berarti akan meningkatkan produktivitasnya. Selain itu, studi waktu berguna
untuk penjadwalan kerja, menjaga keseimbangan proses dan memperkirakan biaya dan
beban kerja karyawan.
Dalam time motion study, terdapat dua metode yang digunakan untuk mengukur
waktu kerja operator, yaitu metode pengukuran langsung dan tidak langsung. Metode
pengukuran langsung meliputi Stopwatch Time Study dan Work Sampling, sedangkan
untuk metode pengukuran tidak langsung, meliputi standard data dan PDTS
(Predetermined Time Study).Pada praktikum kali ini kita mempelajari Time Stopwatch
Study untuk mengetahui waktu siklus, waktu baku, waktu normal dalam merakit suatu
produk.Implementasinya untuk metode SWTS di bidang industri adalah paling utama
digunakan di industri manufaktur di mana memproduksi produk dengan proses yang
monoton. Dengan penggunaan SWTS kita bisa mengetahui waktu, siklus setiap produk,
sehingga nantinya dapat ditentukan waktu baku dan waktu normal. Sehingga kita dapat
tahu output standar dari sebuah perusahaan dalam meproduksi produknya.

1.2 Tujuan Praktikum


Berikut merupakan tujuan praktikum PSKE Modul 1 :
1. Mampu memahami dan menerapkan pengukuran waktu kerja menggunakan
metode Stopwatch Time Study.
2. Mampu melakukan pengukuran waktu siklus secara langsung dari suatu pekerjaan
dengan menggunakan jam henti (stopwatch).
3. Mampu memahami dan menghitung uji keseragaman data dan uji kecukupan data.
4. Mampu memahami dan menghitung waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan
output standar dari suatu pekerjaan.
5. Dapat membuat dan menganalisis layout kerja berdasarkan metode terbaik dari
pekerjaan yang dilakukan.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 2
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam praktikum kali ini pengambilan data didapatkan dari hasil percobaan.
Percobaan yang kami lakukan yaitu melakukan perakitan botol mainan.Botol mainan ini
terdiri dari 7 part elemen yang terpisah dengan bagian-bagiannya meliputi body, tutup,
karet putih, karet bening, selang, sedotan, dan per yang kemudian dirakit menjadi satu
kesatuan. Percobaan ini dilakukan menggunakan 3 metode yang berbeda. Perbedaan
metode yang digunakan didasarkan pada pola atau langkah perakitan benda. Pengambilan
data dari setiap metode divideo.Pada setiap metode kami melakukan pengambilan data
sebanyak 15 kali perakitan.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan praktikum Perancangan Sistem Kerja dan
Ergonomi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang praktikum, tujuan
diadakannya praktikum, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan
praktikum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pembahasan-pembahasan mengenai pengukuran waktu
kerja, elemen therblig, prinsip-prinsip ekonomi gerakan, uji keseragaman dan
kecukupan data, waktu siklus, performance rating, waktu normal, allowance,
waktu baku dan output standard.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah praktikum yang dilakukan.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini memuat data hasil pengamatan, meliputi deskripsi gerakan, part list
benda, dan rekap data waktu operasi, serta pengolahan data, meliputi uji
kecukupan data, perhitungan waktu manual, penentuan waktu baku, penentuan
output standard, dan layout kerja berdasarkan metode terbaik.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 3
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

BAB V ANALISIS
Bab ini menjelaskan mengenai analisis yang berkaitan dengan hasil praktikum,
seperti analisis metode yang digunakan, analisis perbandingan tiap metode
berdasarkan waktu siklus, analisis penentuan performance rating dan
allowance, analisis penentuan waktu normal dan waktu baku, serta analisis
layout dan metode terbaik.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari praktikum, serta saran dari
praktikan untuk metode pengamatan yang baik agar didapatkan hasil praktikum
yang lebih baik pula.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 4
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Waktu Kerja


Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1995), pengukuran kerja adalah suatu aktivitas
untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator yang memiliki skill rata-
rata dan terlatih baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo
kerja yang normal. Tujuan pokok dari aktivitas ini, berkaitan erat dengan usaha
menetapkan waktu standar.

2.1.1 Pengukuran Waktu Kerja Langsung


Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1995), pengukuran waktu kerja secara
langsung adalah pengukuran yang dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan
yang diukur sedang berlangsung.

2.1.1.1 Pengukuran Waktu dengan Jam Henti (Stopwatch Time Study)


Stopwatch time study diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor pada abad ke-19.
Metode ini dapat diaplikasikan pada pekerjaan yang singkat dan berulangulang. Langkah-
langkah untuk melakukan metode pengukuran dengan stopwatch time study
(Wignjosoebroto, 1995):
1. Penetapan tujuan pengukuran
2. Pemilihan operator
3. Melatih operator
4. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan
5. Menyiapkan alat-alat pengukuran yang diperlukan
6. Mengamati waktu kerja operator
7. Menentukan siklus kerja yang akan diamati
8. Menentukan penyesuaian dan kelonggaran operator
9. Menghitung waktu baku

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 5
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

2.1.1.2 Sampling Kerja (Work Sampling)


Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar
pengamatan terhadap aktifitas kinerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Perbedaan
metode Jam Henti dengan Sampling Pekerjaan adalah pada cara Sampling Pekerjaan
pengamat tidak terus menerus berada ditempat pekerjaan melainkan mengamati hanya
pada sesaat-sesaat pada waktu-waktu tertentu yang ditentukan secara acak
(Wignjosoebroto, 1995).

2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung


Pengukuran waktu tidak langsung adalah pengukuran waktu yang dilakukan
namun pengamat tidak harus melakukan perhitungan waktu kerja di tempat pekerjaan
yang diukur. Perhitungan ini hanya melakukan perhitungan dengan membaca tabel waktu
yang tersedia dengan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen gerakan
(Wignjosoebroto, 1995).

2.1.2.1 Pengukuran Waktu Kerja dengan Metode Standard Data Formula


Pengukuran waktu kerja dengan metode standard data formula adalah
pengukurang yang hanya untuk operasi satu jenis tertentu, tetapi tidak melihat dengan
jauh manfaat dari data tersebut untuk operasi kerja lainnya, yang tentunya tidak efisien.
Kelebihan dari metode ini adalah sederhana, mudah dilaksanakan dan dapat
mempercepat proses yang diperlukan untuk menetapkan waktu baku (Wignjosoebroto,
1995).

2.1.2.2 Pengukuran Waktu Kerja dengan Metode Analisa Regresi


Pengukuran kerja dengan metode ini menggunakan sejumlah data waktu yang
diperoleh melalui beberapa percobaan, dan dikaitkan dengan beberapa variabel tertentu
(Wignjosoebroto, 1995).

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 6
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

2.1.2.3 Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu Gerakan


Predetermined Time System terdiri dari suatu kumpulan data waktu dan prosedur
sistematik dengan menganalisa setiap operasi kerja yang dilaksanakan oleh operator
ke gerakan-gerakan kerja ataupun elemen-elemen gerakan manual lainnya dan
kemudian menetapkan nilai waktu masing-masing elemen (Wignjosoebroto, 1995).

2.2 Gerakan Fundamental (Therblig’s)


Gerakan Therblig’s memiliki dua kategori utama, yaitu effective dan ineffective.
Gerakan yang dapat memberikan manfaat pada produk dikatakan sebagai efektif, dan
tidak efektif untuk yang sebaliknya. Pembagian gerakan-gerakan Therblig’s berdasarkan
kelompok effective dan ineffective adalah sebagai berikut:
 EFFECTIVE THERBLIG
Gerakan-gerakan yang dapat memberi manfaat atau dampak pada proses
pengerjaan suatu produk.
a. Physical Basic Divisions
- Menjangkau (reach)
- Membawa (move)
- Melepas (release)
- Memegang (grasp)
- Mengarahkan awal (pre-position)
b. Objective Basic Divisions
- Memakai (use)
- Merakit (assembly)
- Mengurai rakit (disassembly)
 INEFFECTIVE THERBLIG
Gerakan-gerakan yang tidak dapat memberi manfaat atau dampak pada proses
pengerjaan suatu produk.
a. Mental Atau Semi-Mental Basic Divisions
- Mencari (search)
- Memilih (select)

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 7
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

- Mengarahkan (position)
- Memeriksa (inspect)
- Merencanakan (plan)
b. Delay
- Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable delay)
- Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay)
- Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome fatigue)
- Memegang untuk memakai (hold)
Adapun penjelasan dari 17 elemen gerakan dasar yang diteliti oleh Frank B.
Gilbert dan Istrinya adalah :
1. Mencari (search) ‘SH’
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar pegawai untuk menemukan
lokasi objek, menggunakan mata.
Contoh:
- Mencari letak komputer yang akan digunakan mengetik
- Menemukan lokasi / letak telepon yang berdering
2. Memilih (select) ‘ST’
Gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur menggunakan tangan dan
mata, baru berhenti bila objek sudah ditemukan.
Contoh:
- Mencari sebuah file pada tumpukan berkas
- Mencari sebuah pena dikumpulkan alat tulis
3. Memegang (graps) ‘G’
Gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului dengan gerakan menjangkau
dan dilanjutkan dengan gerakan membawa.
Contoh: Memegang file yang telah ditemukan kemudian membawanya ke meja
kerja.
4. Reach (menjangkau) ‘RT’
Gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun
menjauhi objek.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 8
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Contoh:
- Menjangkau mouse komputer ketika menggunakan komputer.
- Menjangkau benda yang berada sedikit tinggi ketika kita ingin mengambil file
diatas lemari.
5. Membawa (move)
Gerakan berpindah tangan dimana tangan dalam keadaan dibebani.
Contoh:
- Membawa laptop ke ruang meeting
- Membawa tumpukan file ke ruang arsip.
6. Memegang untuk memakai (hold) ‘H’
Gerakan memegang tanpa menggerakan objek yang sedang dipegang.
Contoh:
- Menggunakan komputer ketika mengetik
- Menghidupkan mesin cetak misalnya printer ketika ingin mencetak berkas.
7. Melepas (release) ‘RL’
Terjadi ketika pegawai melepaskan objek yang dipegangnya. Berawal dari
pegawai mulai melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh jarinya
tidak menyentuh objek lagi.
Contoh: Meletakkan kunci inggris setelah memperbaiki mesin.
8. Mengarahkan (position) ‘P’
Didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh gerakan merakit
(assembling). Misalnya memutar, menggeser ketempat yang diinginkan dan
berakhir pada saat objek sudah dirakit atau mulai dipakai.
Contoh: Menggeser meja kerja ke dekat dinding
9. Mengarahkan sementara (preposition) ‘PP’
Elemen gerak menuju pada tempat sementara. Tujuan mengarahkan sementara
adalah memudahkan pemegangan apabila objek akan dipakai kembali. Contoh:
Memindahkan pena dari tempat pena dan diletakkan dimeja didekat posisi kita
duduk.
10. Pemeriksaan (inspect) ‘I’

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 9
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi


syarat tertentu atau belum. Contoh: Memeriksa tinta printer.
11. Perakitan (assamble) ‘A’
Gerakan untuk menghubungkan satu objek dengan objek lain sehingga menjadi
satu kesatuan. Contoh: Menyambungkan mouse pada laptop, Menyambungkan
printer pada komputer.
12. Lepas rakit (dissamble) ‘DA’
Dua bagian objek dipisahkan dari satu kesatuan.
Contoh: Melepaskan mouse pada laptop ketika selesai digunakan.
13. Memakai (use) ‘U’
Bila satu tangan atau kedua tangan digunkan untuk menggunakan alat.
Contoh: Mengetik file, Menulis menggunakan pena
14. Kelambatan yang tidak dapat dihindarkan (unavoidable delay) ‘UD’
Kelambatan disini maksudnya adalah kelambatan yang terjadi diluar kemampuan
pengendalian pegawai. Contoh: Ketika ingin mencetak berkas printernya ternyata
rusak.
15. Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay) ‘AD’
Disebabkan oleh hal-hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pegawai
baik disengaja maupun tidak. Contoh: Pegawai yang sedang mengalami masalah
pribadi tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya.
16. Merencana (plan) ‘Pn’
Merupakan proses mental dimana operator berfikir untuk menentukan tindakan
yang akan diambil selanjutnya. Contoh: Seorang pegawai telah selesai
mengerjakan suatu pekerjaannya ia berencana menyerahkannya kepada
atasannya.
17. Istirahat untuk menghilangkan fatique (rest to overcome fatique) ‘R’
Terjadi pada setiap siklus kerja tetapi secara periodic waktu untuk memulihkan
kembali kondisi badan dari rasa fatique sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak
saja karena jenis pekerjaannya tetapi juga karena pegawainya. Contoh: Adanya
waktu istirahat makan siang yang cukup panjang dari jam 12.00 – 13.00.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 10
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

2.3 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan


Prinsip ekonomi gerakan ini bisa dipergunakan untuk menganalisis
gerakangerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga
untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari saru stasiun ke
stasiun yang lain (Wignjosoebroto, 1995). Dalam membahas dan mensistematikan
mengenai prinsip ekonomi gerakan, harus diperhatikan hal hal berikut (Mundel, 1994) :
 Eliminasi
o Eliminasi semua kegiatan/aktivitas yang memungkinkan, langkah-langkah
atau gerakan-gerakan.
o Eliminasi kondisi yang tidak beraturan dalam setiap kegiatan yaitu dengan
cara meletakkan segala aktivitas kerja dan material/komponen pada lokasi
yang tetap
o Eliminasi penggunaan tangan (baik satu atau keduanya) sebagai “holding
device”, karena hal ini merupakan aktivitas tidak produktif yang
menyebabkan kerja kedua tangan tidak seimbang
o Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak semestinya, abnormal, dan lain-lain
yaitu gerakan-gerakan yang membahayakan dan melanggar prinsip-prinsip
keselamatan atau kesehatan kerja.
o Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk melaksanakan kegiatan statis atau
fixed position yaitu dengan cara menggunakan tenaga mesin (mekanisasi)
seperti power tools, power feeds, material handling equipment, dan lain-lain
untuk menggantikan tenaga otot.
o Eliminasi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu (delay time)
dengan membuat perencanaan/penjadwalan kerja sebaik-baiknya.
 Kombinasi
o Kombinasikan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek atau
terputus-putus dan cenderung berubah-ubah arahnya dengan gerkan yang
kontinyu, tidak patah-patah serta cenderung membentuk sebuah kurva.
o Kombinasikan beberapa kegiatan/ aktivitas yang mampu ditangani oleh
sebuah peralatan kerja dengan membuat desain yang “multi-purpose”.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 11
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

o Distribusikan kegiatan kerja dengan membuat keseimbangan kerja antara


kedua tangan. Pola gerakan kerja yang simultan dan simetris akan memberi
gerakan yang paling efektif.
 Penyederhanaan
o Laksanakan setiap aktivitas/kegiatan kerja dengan prinsip kebutuhan energi
otot yang digunakan minimal.
o Kurangi kegiatan mencari objek kerja (peralatan kerja, material, dan lain-lain)
dengan meletakkannya dalam tempat yang tidak berubah-ubah.
o Letakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan tangan yang normal, hal ini
menyebabkan gerakan tangan berada pada jarak yang sependek-pendeknya.
o Sesuaikan letak dari handles, pedals, buttons, dan lain-lain dengan
memperhatikan dimensi tubuh manusia (antropometri) dan kekuatan otot yang
dibutuhkan.

2.4 Uji Keseragaman dan Kecukupan Data


 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data merupakan suatu pengujian yang berguna untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama.
Melalui pengujian ini dapat diketahui adanya perbedaan data di luar batas
kendali (out of control) yang dapat digambarkan pada peta kontrol. Data-data
yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya.
Untuk membuat peta kontrol, terlebih dahulu tentukan batas-batas kontrolnya
dengan memakai rumus sebagai berikut:
 Rata-rata waktu
∑ 𝑥𝑖
𝑋̅ = 𝑁 ...................................................(2.1)
 Standar Deviasi
∑(𝑥𝑖−𝑥̅ )
𝜎=√ 𝑛−1
...............................................(2.2)

 Batas Kontrol
𝐵𝐾 = 𝑋̅ ± 3𝜎
𝐵𝐾𝐴 = 𝑋̅ + 3𝜎
Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2018 12
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

𝐵𝐾 = 𝑋̅ − 3𝜎
 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data merupakan suatu pengujian yang berguna untuk
memastikan bahwa data yang digunakan cukup untuk digunakan sebagai bahan
penelitian, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝐤 𝟐
√𝐍(∑ 𝐱𝟐 −(∑ 𝐱)𝟐 )
𝐍′ = (𝐬 ∑𝐱
) .....................................(2.3)

Apabila setelah dihitung, ternyata harga N’ lebih kecil daripada harga


sebenarnya (N), maka pengamatan berhenti karena dianggap telah mencukupi.
Sebaliknya jika harga N’ tersebut lebih besar dari harga sebenarnya, maka
dilakukan langkah pengamatan dari awal.

2.5 Melakukan Pengukuran Waktu


Pengukuran waktu (time study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk
menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator/pekerja yang
terlatih untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja
yang normal, dan dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pengukuran waktu
tersebut merupakan suatu upaya proses kuantitatif yang diarahkan untuk mendapatkan
suatu kriteria objektif. Sebelum melakukan pengukuran perlu dilakukan upaya melalui
tahapan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 1995).
1. Menetapkan Tujuan Pengukuran
Dalam melakukan pengukuran waktu kerja, tujuan pengukuran harus ditetapkan
terlebih dahulu dan untuk apa hasil pengukuran digunakan
2. Melakukan Penelitian Pendahuluan
Yang harus dilakukan adalah mengamati dan mengidentifikasi kondisi kerja dan
metode kerja. Dalam penelitian ini perlu dianalisis hasil pengukuran waktu kerja,
apakah masih ada kondisi yang tidak optimal, jika perlu dilakukan perbaikan
kondisi kerja dan cara kerja yang baik
3. Memilih Operator
Dibutuhkan operator yang berkemampuan normal dan dapat bekerja sama
menjalankan prosedur kerja yang baik
Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2018 13
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

4. Melatih Operator
Operator harus dilatih terlebih dahulu agar terbiasa dengan kondisi dan cara yang
telah ditetapkan dan telah dibakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara wajar
5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-Elemen Pekerjaan
Pekerjaan dibagi menjadi beberapa elemen pekerjaan yang merupakan gerakan
bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Pengukuran waktu dilakukan atas
elemen pekerjaan.
6. Menyiapkan Alat-Alat Pengukuran

2.5.1 Waktu Siklus


Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-turut,
asumsikan konstan untuk semua pertemuan. Dapat dikatakan waktu siklus merupakan
hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam stopwatch. Waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada umumnya akan sedikit berbeda dengan
dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator bekerja pada kecepatan normal dan uniform.
Tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda tidak selalu akan bisa disesuaikan dalam
waktu yang persis sama (Wignjosoebroto, 1995).
Waktu siklus dapat dihitung dengan rumus
WS = ΣXi/N………………………………………………..(2.4)
Xi = jumlah waktu penyelesaian yang teramati
N = jumlah pengamatan yang dilakukan

2.5.2 Performance Rating dengan Metode Westinghouse


Secara umum kegiatan performance rating dapat diartikan sebagai aktivitas untuk
menilai atau mengevaluasi tempo kerja operator. Maksud dan tujuan melaksanakan
performance rating adalah agar waktu kerja lebih tepatnya kondisi kerja yang diamati
waktunya dapat dibawa kekondisi normal. Untuk menormalkan waktu kerja yang
diperoleh dari hasil pengamatan, maka biasanya dilakukan dengan mengadakan
penyesuaian yaitu dengan mengalihkan waktu pengamatan rata – rata (waktu siklus atau
waktu elemen kerja) dengan faktor penyesuaian (Wignjosoebroto, 1995).

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 14
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Adapun tingkat performance rating operator dibagi menjadi tiga yaitu


(Wignjosoebroto, 1995) :
1. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja di atas kewajaran (normal)
maka rating factor-nya akan lebih besar daripada satu ( p>1 atau p> 100 persen)
2. Apabila operator dinyatakan bekerja terlalu lambat yaitu bekerja di bawah
kewajaran (normal) maka rating factor akan lebih kecil dari satu ( p<1 atau p<100
persen).
3. Apabila operator bekerja secara normal (wajar) maka rating factor-nya adalah
sama dengan satu ( p = 1 atau p = 100 persen ). Untuk kondisi kerja dimana operasi
secara penuh dilaksanakan oleh mesin maka waktu yang diukur dianggap waktu
normal.

Performance Rating Subyektif dapat dilakukan dengan Metode Westinghouse.


Pada metode ini penilaian didasarkan pada empat faktor, yaitu (Wignjosoebroto,
1995).
 SKILL (keterampilan): kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan.
 EFFORT (Usaha): kesungguhan yang ditunjukkan operator ketika bekerja.
 CONDITION (Kondisi kerja): kondisi lingkungan fisik (pencahayaan, temperatur,
dan kebisingan ruangan)
 CONSISTENCY (Konsistensi): kenyataan bahwa setiap hasil pengukuran waktu
menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 15
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 2.1 Performance Rating Subjektif

Sedangkan Performance Rating Obyektif memperhatikan dua faktor, yaitu


kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan. Terdapat lima faktor yang
dipertimbangkan, yaitu (Wignjosoebroto, 1995).
1. Pedal kaki
2. Penggunaan tangan
3. Koordinasi mata dengan tangan
4. Peralatan
5. Anggota terpakai

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 16
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 2.2 Performance Rating Objektif

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 17
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

2.5.3 Waktu Normal


Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan
bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan
pada kecepatan kerja yang normal (Wignjosoebroto, 1995).
Wn = Ws x p………………………………………………(2.5)
Ws = waktu siklus
P = faktor penyesuaian
P = 1 bekerja wajar
P < 1 bekerja terlalu lambat
P > 1 bekerja terlalu cepat

2.5.4 Allowance
Kelonggaran (allowance time), yaitu sejumlah waktu yang ditambahkan dalam
waktu normal untuk memenuhi kebutuhan pribadi, waktu-waktu tunggu yang tak dapat
dihindari, dan kelelahan. Terdapat tiga macam Allowance Time (Wignjoesoebroto, 1995):
1. Personal Allowances
Personal allowances adalah kelonggaran yang diberikan pada operator untuk
melakukan kegiatan-kegiatan pribadi seperti ibadah, ke kamar kecil, berpindah
untuk keperluan tertentu dan lainnya. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang relatif
ringan,operator bekerja 8 jam tanpa jam istirahat yang resmi, kelonggaran yang
diberikan biasanya sebesar 2 sampai 5% dari total waktu kerjanya. Sementara itu
untuk pekerjaan yang lebih berat maka kelonggaran yang diberikan > 5%.
2. Fatigue Allowances
Fatigue allowances diberikan untuk mengantisipasi kelelahan fisik manusia yang
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kerja yang membutuhkan
pikiran dan kerja fisik. Waktu yang diperlukan untuk istirahat tergantung pada
individu yang bersangkutan, interval waktu dari silus kerja, kondisi lingkungan
fisik, dan faktor-faktor lainnya.

3. Delay Allowances
Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2018 18
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Delay allowances adalah kelonggaran yang diberikan untuk mengantisipasi


terjadinya delay atau keterlambatan yang disebabkan faktor-faktor yang sulit
dihindari (unavoidable delay), tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor-faktor
yang masih bisa dihindari (avoidable delay). Untuk unvoidable delay, terjadi
pada umumnya disebabkan karena mesin, operator, atau hal-hal lain di luar
kontrol.

Tabel 2. 3 Nilai Allowance


FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)
A. TENAGA YANG PRIA WANITA
DIKELUARKAN Tanpa beban 0.0-6.0 0.0-6.0
1. Dapat diabaikan Bekerja dimeja, 0.00-2.25 kg 6.0-7.5 6.0-7.5
2. Sangat ringan duduk Bekerja 2.25-9.00 7.5-12.0 7.5-16.0
3. Ringan dimeja, berdiri 9.00-18.00 12.0- 16.0-30.0
4. Sedang Menyekop, ringan 19.0
5. Berat Mencangkul 19.00-27.00 19.0-
6. Sangat berat Mengayun palu yang 30.0
7. Luar biasa berat berat Memanggul beban 27.00-50.00 30.0-
B. SIKAP KERJA Memanggul karung berat 50.0
1. Duduk Bekerja duduk, ringan Diatas 50 kg 0.0 –
2. Berdiri diatas dua Badan tegak, ditumpu dua 1.0–
1.0
kaki kaki 2.5
3. Berdiri diatas satu Satu kaki mengerjakan alat 2.5 –
kaki Control 4.0
4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang 2.5 –
atau depan badan 4.0
5. Membungkuk Badan dibungkukkan 4.0 – 10.0
bertumpu pada dua kaki
C. GERAKAN
1. Normal
KERJA
2. Agak terbatas Ayunan bebas dari bahu 0
3. Sulit Ayunan terbatas dari palu 0–5
Membawa beban berat dengan 0–5
4. Pada anggota badan satu tangan
terbatas Bekerja dengan tangan diatas 5 – 10
5. Seluruh anggota kepala
badan terbatas Bekerja dilorong 10 – 15
pertambangan yang sempit
D. KELELAHAN PENCAHAYAAN
MATA *) BAIK BURUK
1. Pandangan yang Membawa alat ukur 0.0 - 6.0 0.0-6.0
terputus-putus

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 19
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 2.3 Nilai Allowance (Lanjutan)


FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)

2. Pandangan yang Pekerjaan-pekerjaan yang 6.0 - 7.5 6.0-7.5


hamper terus- teliti
menerus
3. Pandangan terus Memeriksa cacat-cacat pada 7.5 - 12.0 7.5-16.0
menerus dengan kain
fokus berubah-
ubah
4. Pandangan terus
menerus dengan Pemeriksaan yang sangat teliti 19.0-30.0 16.0-30.0
fokus tetap
E. KEADAAN
TEMPERATUR
TEMPAT TEMPERATUR (OC ) KELEMBABAN, NORMAL,
**)
KERJA BERLEBIHAN
1. Beku dibawah 0 Diatas 10 diatas 12
2. Rendah 0 – 13 10 – 5 12 – 5
3. Sedang 13 – 22 5–0 8–0
4. Normal 22 – 28 0–5 0–8
28 – 38 5 – 40 8 – 100
5. Tinggi
diatas 38 diatas 40 diatas 100
6. Sangat tinggi
F. KEADAAN
ATMOSFER
1. ***)
Baik Ruang yang berventilasi baik,
udara segar 0
2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada 0 –5
bau-bauan
3. Kurang baik Adanya debu beracun atau 5 – 10
tidak beracun tapi banyak
4. Buruk Adanya bau-bauan berbahaya 10 – 20
harus menggunakan alat
pernafasan

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 20
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 2.3 Nilai Allowance (Lanjutan)


H. Keadaan
lingkungan yang
baik
1. Bersih, sehat, 0
cerah dengan
kebisingan rendah
0-1
2. Siklus kerja
berulang-ulang
1-3
antara 5-10 detik
3. Siklus kerja 0-5
berulang-ulang 0-5
antara 0-5 detik
4. Sangat bising

5. Jika faktor-faktor 5-10


yang berpengaruh
5-15
dapat menurunkan
kualitas
6. Terasa adanya
getaran lantai
7. Keadaan-keadaan
yang luar
*) Kontras biasawarna hendaknya diperhatikan
antara
(bunyi,
**) Tergantung juga pada keadaan ventilasi
kebersihan, dll)
***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan
iklim Catatan pelengkap: Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi: Pria = 0-2,5%
Wanita = 2-5%

2.3.5 Waktu Baku


Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja
normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku merupakan waktu untuk satu
siklus lengkap dari suatu operasi dengan metode yang dianjurkan setelah dikombinasikan
dengan performance rating yang tepat dan allowance untuk personal allowance, fatigue
allowance dan delay allowance yang masih dalam batas kontrol operasi (Wignjosoebroto,
1995).

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 21
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Waktu baku diperoleh dengan cara mengalikan antara waktu normal dengan
perbandingan persentase allowance sehingga diperoleh :
100 %
Wb = Wn x 100%−%𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒 ………………………………………………(2.6)

Wb = Waktu Baku
Wn = Waktu Normal
Menurut Sritomo, manfaat dari waktu baku adalah:
1. Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja)
2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan/pekerja
3. Penjadwalan produksi dan penganggaran
4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan/pekerja yang
berprestasi
5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja

2.5.6 Output Standard


Output standard merupakan keluaran yang dihasilkan dalam suatu waktu tertentu.
Kegunaan dari output standard adalah untuk menentukan tingkat produktivitas dari suatu
kerja. Rumus menghitung output standard adalah sebagai berikut (Wignjosoebroto,
1995):
1
Output Standard = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 ………………………………….(2.7)

Jumlah tenaga kerja atau operator merupakan banyaknya pekerja yang melakukan
suatu proses perakitan suatu benda. Adapun rumus untuk mencari jumlah operator yaitu:
𝑊𝑏×𝐷
∑ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 =
𝑡
……………………………………….…………………...(2.8)
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
∑ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = ………………………………………………….(2.9)
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

BAB III

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 22
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Metodelogi Praktikum

Start

Input :
Komponen
benda

Menentukan urutan elemen


kerja

Melakukan pengamatan
masing-masing metode

no

Uji kecukupan data dan


keseragaman

Yes
Menghitung waktu normal,
waktu baku, waktu siklus
tiap metode

Menghitung output standar

Menganalisis perbandingan
antar metode

Menentukan metode terbaik

Membuat layout berdasarkan


metode terbaik

finish

Gambar 3.1 Metodologi Praktikum

3.2 Penjelasan Metodelogi Praktikum


Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2018 23
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Gambar diatas adalah flow chart dari metode yang dilakukan pada praktikum Time
Study. Menentukan benda yang akan dijadikan objek penelitian adalah awal mula dari
praktikum ini. Benda yang digunakan adalah botol yang terdiri atas tujuh bagian yaitu,
body, karet putih, tutup, karet bening, selang, sedotan, dan per. Langkah selanjutnya
adalah menentukan elemen kerja. Dalam praktikum ini terdapat tiga metode berbeda
dengan komposisi unsur-unsur yang berbeda juga. Langkah-langkah untuk menghasilkan
suatu produk itulah yang disebut dengan elemen kerja.
Setelah menyusun elemen kerja, dilakukan pembuatan layout, pallet, serta jarak
antara operator dan pallet. Metode yang digunakan untuk mengukur waktu kerja adalah
Stop Watch Time Study dimana pengukuran waktu dilakukan secara langsung saat
pekerjaan tersebut dilakukan. Waktu yang diukur adalah waktu keseluruhan dalam
pembuatan produk tersebut dan waktunya bersifat continous. Dari hasil tersebut akan
dihasilkan data yang akan diuji keseragaman data dan uji kecukupan datanya. Jika
pengujian ini tidak lolos maka diharuskan melakukan pengamatan ulang. Jika sudah lolos
maka dapat dihitung waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan output standar dari
masing-masing metode.
Hasil dari tiap metode akan berbeda, oleh karena itu dilakukan analisis terhadap
ketiga metode tersebut untuk mendapat metode terbaik yang sebaiknya diterapkan dalam
perakitan botol.

BAB IV

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 24
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


4.1.1 Deskripsi Gerakan
Pada tabel dibawah ini diuraikan mengenai langkah-langkar kerja pada setiap
metode, dari metode satu sampai metode ketiga. Kemudian diberikan apa saja elemen-
elemen Therblig yang digunakan.
 Metode 1

Tabel 4.1 Deskripsi Gerakan Metode 1


No Langkah Elemen Therblig Simbol
1 Memasang tutup dengan body Memilih ST
Menjangkau RE
Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A

2 Memasang selang dengan sedotan Memilih ST


Menjangkau RE
Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 25
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.1 Deskripsi Gerakan Metode 1 (Lanjutan)


3 Memasang per Memilih ST
Menjangkau RE
Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A

4 Memasang karet putih Memilih ST


Menjangkau RE
Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A

5 Memasang karet bening Memilih ST


Menjangkau RE
Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A

6 Memasang hasil assembly dari selang Memilih ST


dengan hasil assembly body Menjangkau RE
Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 26
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

 Metode 2
Tabel 4.2 Deskripsi Gerakan Metode 2
No Langkah Elemen Therblig Simbol
1 Memasang sedotan ke per - Menjangkau - RE
- Memegang -H
- Membawa -M
- Memposisikan -P
- Merakit -A

2 Memasang karet putih - Menjangkau - RE


- Memegang -H
- Membawa -M
- Memposisikan -P
- Merakit -A

3 Memasang karet bening - Menjangkau - RE


- Memegang -H
- Membawa -M
- Memposisikan -P
- Merakit -A

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 27
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.2 Deskripsi Gerakan Metode 2 (Lanjutan)


No Langkah Elemen Therblig Simbol
4 Memasang selang - Menjangkau - RE
- Memegang -H
- Membawa -M
- Memposisikan -P
- Merakit -A

5 Memasang tutup - Menjangkau - RE


- Memegang -H
- Membawa -M
- Memposisikan -P
- Merakit -A

6 Memasang tutup assembly ke body - Menjangkau - RE


assembly - Memegang -H
- Membawa -M
- Memposisikan -P
- Merakit -A

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 28
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

 Metode 3
Tabel 4.3 Deskripsi Gerakan Metode 3
No Langkah Elemen Therblig Simbol
1 Memasang per ke selang Menjangkau RE
Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A

2 Memasang sedotan Menjangkau RE


Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A

3 Memasang tutup Menjangkau RE


Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 29
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.3 Deskripsi Gerakan Metode 3 (Lanjutan)


No Langkah Elemen Therblig Simbol
4 Memasang hasil assembly selang dengan Menjangkau RE
karet putih Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A
Mencari S

5 Memasang karet bening ke karet putih Menjangkau RE


Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A
Mencari S

6 Memasang selang assembly ke body Menjangkau RE


assembly Memegang H
Membawa M
Memposisikan P
Merakit A
Melepas RL

4.1.2 Part List Benda


Dibawah ini merupakan tabel dari bagian-bagian Botol minum yang digunakan
dalam praktikum Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 30
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.4 Part List Benda


No Nama Part Gambar Jumlah

1 Body 1

2 Tutup 1

3 Karet Putih 1

4 Karet Bening 1

5 Selang 1

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 31
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.4 Part List Benda (Lanjutan)


No Nama Part Gambar Jumlah

6 Sedotan 1

7 Per 1

4.1.3 Rekap Data Waktu Operasi tiap Metode


 Metode 1
Pada metode 1 ini adapun langkah-langkah perakitan yang dilakukan untuk
merakit sebuah botol minum adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Memasang tutup dengan body
Langkah 2 : Memasang selang dengan sedotan
Langkah 3 : Memasang per
Langkah 4 : Memasang karet putih
Langkah 5 : Memasang karet bening
Langkah 6 : Memasang hasil assembly dari selang dengan hasil assembly body

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 32
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

- Rekap Data Waktu Repetitive


Tabel 4.5 Rekap Data Waktu Repetitive Metode 1
Siklus Pengamatan (detik)
No. Elemen
1 2 3 4 5
1 Memasang tutup dengan body 00:04:33 00:06:08 00:06:05 00:00:59 00:05:12
2 Memasang selang dengan sedotan 00:02:65 00:02:41 00:02:01 00:02:25 00:02:08
3 Memasang per 00:02:28 00:02:04 00:03:22 00:02:47 00:03:45
4 Memasang karet putih 00:03:39 00:03:54 00:03:51 00:06:04 00:02:97
5 Memasang karet bening 00:03:59 00:03:07 00:03:79 00:02:89 00:03:70
6 Memasang selang assembly ke body assembly 00:02:91 00:04:09 00:02:72 00:02:49 00:03:19
Tabel 4.5 Rekap Data Waktu Repetitive Metode 1 (Lanjutan)
Siklus Pengamatan (detik)
No. Elemen
6 7 8 9 10
1 Memasang tutup dengan body 00:04:96 00:05:11 00:05:28 00:06:06 00:05:01
2 Memasang selang dengan sedotan 00:01:08 00:02:68 00:02:08 00:02:02 00:01:92
3 Memasang per 00:02:83 00:02:70 00:02:76 00:02:52 00:02:63
4 Memasang karet putih 00:03:35 00:04:97 00:02:97 00:04:97 00:03:16
5 Memasang karet bening 00:04:50 04:02:06 00:04:59 00:04:21 00:03:89
6 Memasang selang assembly ke body assembly 00:02:55 00:02:27 00:03:26 00:04:43 00:01:84

Tabel 4.5 Rekap Data Waktu Repetitive Metode 1 (Lanjutan)


Siklus Pengamatan (detik)
No. Elemen
11 12 13 14 15
1 Memasang tutup dengan body 00:04:53 00:05:64 00:06:48 00:04:55 00:04:95
2 Memasang selang dengan sedotan 00:02:18 00:01:08 00:02:28 00:02:31 00:02:43
3 Memasang per 00:03:77 00:02:02 00:02:28 00:02:28 00:03:57
4 Memasang karet putih 00:04:12 00:03:04 00:03:89 00:03:66 00:02:60
5 Memasang karet bening 00:04:42 00:04:00 00:03:42 00:03:67 00:05:16
6 Memasang selang assembly ke body assembly 00:01:62 00:01:70 00:02:47 00:02:52 00:02:21
 Metode 2

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 33
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Pada metode 2 ini adapun langkah-langkah perakitan yang dilakukan untuk


merakit sebuah botol minum adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Memasang sedotan ke per
Langkah 2 : Memasang karet putih
Langkah 3 : Memasang karet bening
Langkah 4 : Memasang selang
Langkah 5 : Memasang tutup
Langkah 6 : Memasang tutup assembly ke body assembly

- Rekap Data Waktu Repetitive


Tabel 4.5 Rekap Data Waktu Repetitive Metode 2
Siklus Pengamatan (detik)
No. Elemen
1 2 3 4 5
1 Memasang selang ke per 00:02:56 00:03:71 00:05:19 00:04:34 00:04:12
2 Memasang karet putih 00:02:58 00:03:32 00:02:51 00:02:62 00:03:00
3 Memasang karet bening 00:02:82 00:02:40 00:03:00 00:02:91 00:03:29
4 Memasang sedotan 00:01:42 00:01:84 00:01:52 00:01:83 00:02:30
5 Memasang tutup 00:04:17 00:04:78 00:03:93 00:04:98 00:04:10
6 Memasang tutup assembly ke body assembly 00:05:20 00:03:40 00:05:84 00:03:73 00:04:29
Tabel 4.5 Rekap Data Waktu Repetitive Metode 2 (Lanjutan)
Siklus Pengamatan (detik)
No. Elemen
6 7 8 9 10
1 Memasang sedotan ke per 00:03:71 00:04:17 00:04:49 00:04:24 00:03:62
2 Memasang karet putih 00:03:46 00:02:91 00:02:72 00:02:06 00:02:28
3 Memasang karet bening 00:02:36 00:03:16 00:02:25 00:03:00 00:03:70
4 Memasang selang 00:01:96 00:01:58 00:01:87 00:01:58 00:01:68
5 Memasang tutup 00:04:21 00:04:38 00:04:97 00:04:03 00:05:69
6 Memasang tutup assembly ke body assembly 00:05:00 00:04:46 00:04:61 00:04:25 00:03:05

Tabel 4.5 Rekap Data Waktu Repetitive Metode 2 (Lanjutan)

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 34
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Siklus Pengamatan (detik)


No. Elemen
11 12 13 14 15
1 Memasang sedotan ke per 00:03:83 00:04:40 00:03:58 00:03:02 00:05:21
2 Memasang karet putih 00:02:52 00:02:84 00:03:10 00:02:41 00:02:25
3 Memasang karet bening 00:02:99 00:02:81 00:02:46 00:02:94 00:02:60
4 Memasang selang 00:01:43 00:01:52 00:01:70 00:01:86 00:01:29
5 Memasang tutup 00:03:57 00:04:41 00:03:80 00:04:11 00:03:29
6 Memasang tutup assembly ke body assembly 00:03:54 00:03:44 00:04:35 00:04:49 00:03:50

 Metode 3
Pada metode 3 ini adapun langkah-langkah perakitan yang dilakukan untuk
merakit sebuah botol minum adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Memasang per ke selang
Langkah 2 : Memasang sedotan
Langkah 3 : Memasang tutup
Langkah 4 : Memasang hasil assembly selang dengan karet putih
Langkah 5 : Memasang karet bening ke karet putih
Langkah 6 : Memasang selang assembly ke body assemb

Rekap Data Waktu Repetitive


Tabel 4.6 Rekap Data Waktu Repetitive Metode 3

No Siklus Pengamatan (detik)


Elemen
. 1 2 3 4 5
00:03:1 00:05:3 00:05:5 00:04:2 00:03:9
1 Memasang per ke selang
3 2 4 2 8
00:02:5 00:02:5 00:02:2 00:01:0 00:02:1
2 Memasang sedotan
0 4 8 8 3
00:03:4 00:03:2 00:03:5 00:03:5 00:03:8
3 Memasang tutup
2 7 4 4 6

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 35
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

00:04:5 00:03:1 00:03:0 00:03:8 00:02:5


4 Memasang hasil assembly selang dengan karet putih
7 7 9 9 0
00:03:5 00:03:6 00:03:6 00:04:1 00:03:8
5 Memasang karet bening ke karet putih
3 1 5 7 3
00:01:9 00:02:3 00:02:6 00:02:0 00:02:0
6 Memasang selang assembly dengan body assembly
7 8 8 2 0

Tabel 4.6 Rekap Data Waktu Repetitive Metode 3 (Lanjutan)


Siklus Pengamatan (detik)
No. Elemen
6 7 8 9 10
1 Memasang per ke selang 00:01:39 00:03:26 00:04:11 00:04:66 00:04:33
2 Memasang sedotan 00:01:45 00:01:37 00:03:01 00:02:62 00:02:05
3 Memasang tutup 00:03:45 00:03:72 00:05:69 00:04:64 00:03:79
4 Memasang hasil assembly selang dengan karet putih 00:04:20 00:03:35 00:04:76 00:04:44 00:04:71
5 Memasang karet bening ke karet putih 00:03:51 00:03:69 0003:42 00:03:41 00:03:19
6 Memasang selang assembly dengan body assembly 00:02:60 00:02:28 00:02:18 00:01:82 00:01:67

Tabel 4.6 Rekap Data Waktu Repetitive Metode 3 (Lanjutan)


Siklus Pengamatan (detik)
No. Elemen
11 12 13 14 15
1 Memasang per ke selang 00:04:26 00:03:08 00:03:87 00:05:66 00:03:48
2 Memasang sedotan 00:02:15 00:02:15 00:02:17 00:02:35 00:01:87
3 Memasang tutup 00:04:26 00:02:85 00:03:06 00:03:39 00:03:86
4 Memasang hasil assembly selang dengan karet putih 00:04:01 00:03:33 00:04:02 00:04:31 00:05:57
5 Memasang karet bening ke karet putih 00:02:61 00:03:77 00:02:93 00:03:01 00:03:38
6 Memasang selang assembly dengan body assembly 00:03:13 00:01:89 00:01:42 00:01:86 00:02:48

4.1.4 Efisisensi Jam Kerja


Efisiensi jam kerja perusahaan Jaya Plastik adalah 8 jam perhari atau 28.800 detik
dengan demand perhari sebesar 652 produk perhari.

4.2 Pengolahan Data

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 36
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

4.2.1 Uji Kecukupan Data


a. Metode 1
 Uji Keseragaman Data

∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎=√
𝑛−1

BKA= 𝑋̅+ 3𝜎
BKB= 𝑋̅- 3𝜎
Berikut adalah jumlah dari (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 :

Tabel 4.7 Data Perhitungan Uji Keseragaman Data Metode 1

No. Elemen 𝑥̅ (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2

1 Memasang tutup dengan body 5.279 7.119


Memasang selang dengan
2 2.193 1.046
sedotan
3 Memasang per 2.745 3.896

4 Memasang karet putih 3.745 12.168

5 Memasang karet bening 3.944 5.041


Memasang selang assembly ke
6 2.848 10.995
body assembly

Contoh perhitungan pada langkah 1:

∑ xi 4.33+6.08+6.50+⋯+4.95) 79.19
𝑋̅= n = 15
= 15 = 5.279

∑(𝑥𝑖−𝑥̅ )2 {(0.901+0.641+1.490+⋯+0.108)} 7.119


𝜎=√ =√ =√ = 0.713
𝑛−1 15−1 14

BKA= 𝑋̅+ 3𝜎 =5.279 + 3(0,713) = 7.419


BKB= 𝑋̅- 3𝜎 =5.2793 − 3(0,713) = 3.140
Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2018 37
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Berikut merupakan hasil BKA dan BKB

Tabel 4.8 Hasil BKA dan BKB Metode 1

No. Elemen (∑X) x bar sd BKA BKB

1 Memasang tutup
79.190 5.279 0.713 7.419 3.140
dengan body
2 Memasang selang
32.900 2.193 0.273 3.013 1.373
dengan sedotan
3 Memasang per 41.180 2.745 0.528 4.328 1.163

4. Memasang karet
56.180 3.745 0.932 6.542 0.949
putih
5. Memasang karet
59.160 3.944 0.600 5.744 2.144
bening
6. Memasang selang
assembly ke body 42.720 2.848 0.886 5.507 0.189
assembly
 Uji Kecukupan Data
𝑘⁄ √𝑁 (∑𝑋 2 ) − (∑𝑋)2 2
𝑠
𝑁′ = ( )
(∑𝑋)

Dengan k = tingkat kepercayaan sebesar 90%


s = tingkat ketelitian sebesar 15%
Berikut merupakan contoh perhitungan pada langkah 1:
2
𝑘⁄ √𝑁(∑𝑋 2 )−(∑𝑋)2 2 1.65⁄
𝑠 0.15√15 (425,190)−(6271,056)
𝑁1′ = ( (∑𝑋)
) =( 79,19
) = 2.060

Berikut adalah hasil perhitungan uji kecukupan data metode 1:

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 38
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.9 Hasil Rekap Uji Kecukupan Data Metode 1


No Elemen ∑X (∑𝑋)2 (∑𝑋 2 ) N’ Keterangan

Memasang tutup Data


1 79.19 6271.056 425.190 2.060
dengan body Mencukupi

Memasang selang Data


2 32.90 1082.41 73.207 1.755
dengan sedotan Mencukupi

Data
3 Memasang per 41.18 1695.792 116.949 4.170
Mencukupi

Memasang karet Data


4 56.18 3156.192 222.581 6.997
putih Mencukupi

Memasang karet Data


5 59.16 3499.906 238.368 2.614
bening Mencukupi

Memasang selang Data


6 41.12 1690.854 124.790 12.952
assembly ke body Mencukupi

b. Metode 2
 Uji Keseragaman Data

∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎=√
𝑛−1

BKA= 𝑋̅+ 3𝜎
BKB= 𝑋̅- 3𝜎
Berikut adalah jumlah dari (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 :

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 39
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.10 Data Perhitungan Uji Keseragaman Data Metode 2

No. Elemen 𝑥̅ (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2

1 Memasang selang ke per 4.025 6.719

2 Memasang karet putih 2.741 1.813

3 Memasang karet bening 2.804 1.402

4 Memasang sedotan 1.674 0.671

5 Memasang tutup 4.307 5.177


Memasang tutup assembly ke
6 4.198 8.041
body assembly

Contoh perhitungan pada langkah 1:


∑ xi (2.56+3.71+5.19+..+5.21) 60.370
𝑋̅= n = 15
= 15 = 4.025

∑(𝑥𝑖−𝑥̅ )2 {(2.145+0.099+..+1.45)} 6.719


𝜎=√ 𝑛−1
=√ 15−1
=√ 14
= 0.693

BKA= 𝑋̅+ 3𝜎 =4.025 + 3(0.693) = 6.103


BKB= 𝑋̅- 3𝜎 =4.025 − 3(0.693) = 1.946
Berikut merupakan hasil BKA dan BKB
Tabel 4.11 Hasil BKA dan BKB Metode 2
No. Elemen (∑X) x bar sd BKA BKB

1
Memasang sedotan ke per 60.370 4.025 0.693 6.103 1.946
2
Memasang karet putih 41.120 2.741 0.360 3.821 1.662
3
Memasang karet bening 42.060 2.804 0.316 3.753 1.855

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 40
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

4.
Memasang selang 25.110 1.674 0.219 2.331 1.017
5.
Memasang tutup 64.600 4.307 0.608 6.131 2.482
6. Memasang tutup assembly
ke body assembly 62.970 4.198 0.758 6.472 1.924

 Uji Kecukupan Data


𝑘⁄ √𝑁 (∑𝑋 2 ) − (∑𝑋)2 2
′ 𝑠
𝑁 =( )
(∑𝑋)

Dengan k = tingkat kepercayaan sebesar 90%


s = tingkat ketelitian sebesar 10%
Berikut merupakan contoh perhitungan pada langkah 1:
𝑘⁄ √𝑁(∑𝑋 2 )−(∑𝑋)2 2 1.65⁄ √15 (249.688)−(3644.537) 2
𝑠 0.1
𝑁1′ = ( (∑𝑋)
) =( 60.37
) = 7.529

Berikut adalah hasil perhitungan uji kecukupan data metode 2:


Tabel 4.12 Hasil Rekap Uji Kecukupan Data Metode 2
No Elemen ∑X (∑𝑋)2 (∑𝑋 2 ) N’ Keterangan
Memasang Data
1 60.37 3644.537 249.688 7.529
sedotan ke per Mencukupi
Memasang karet Data
2 41.12 1690.854 114.536 4.378
putih Mencukupi
Memasang karet Data
3 42.06 1769.044 119.339 3.237
bening Mencukupi
Memasang Data
4 25.11 630.5121 42.705 4.344
selang Mencukupi
Data
5 Memasang tutup 64.6 4173.16 283.387 5.066
Mencukupi
Memasang tutup
Data
6 assembly ke 62.97 3965.221 272.390 8.282
Mencukupi
body assembly

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 41
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

c. Metode 3
 Uji Keseragaman Data

∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎=√
𝑛−1

BKA= 𝑋̅+ 3𝜎
BKB= 𝑋̅- 3𝜎
Berikut adalah jumlah dari (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 :
Tabel 4.12 Data Perhitungan Uji Keseragaman Data Metode 3

No. Elemen 𝑥̅ (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2

1 Memasang per ke selang 4.067 15.918


2 Memasang sedotan 2.133 2.485
3 Memasang tutup 3.756 6.775
Memasang hasil assembly
4
selang dengan karet putih 3.995 8.852
Memasang karet bening ke
5
karet putih 3.447 2.143
Memasang selang assembly
6
dengan body assembly 2.159 2.718

Contoh perhitungan pada langkah 1:


∑ xi (3.13+5.32+5.54+..+3.48) 61.010
𝑋̅= n = = 15 = 4.067
15

∑(𝑥𝑖−𝑥̅ )2 {(0.897+1.569+2.169+⋯+0.345)} 15.918


𝜎=√ =√ =√ = 1.066
𝑛−1 15−1 14

BKA= 𝑋̅+ 3𝜎 =4.067 + 3(1.066) = 6.103


BKB= 𝑋̅- 3𝜎 =4.067 − 3(1.066) = 1.946
Berikut merupakan hasil BKA dan BKB
Tabel 4.13 Hasil BKA dan BKB Metode 3

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 42
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

No. Elemen (∑X) x bar sd BKA BKB

1 Memasang per ke
selang 61.010 4.067 1.066 7.266 0.868
2 Memasang sedotan 31.990 2.133 0.421 3.397 0.869

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 43
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.13 Hasil BKA dan BKB Metode 3 (Lanjutan)


3 Memasang tutup 56.340 3.756 0.696 5.843 1.669
4. Memasang hasil
assembly selang
dengan karet putih 59.920 3.995 0.795 6.380 1.609
5. Memasang karet
bening ke karet
putih 51.710 3.447 0.391 4.621 2.274
6. Memasang selang
assembly dengan
body assembly 32.380 2.159 0.441 3.481 0.837
 Uji Kecukupan Data
𝑘⁄ √𝑁 (∑𝑋 2 ) − (∑𝑋)2 2
′ 𝑠
𝑁 =( )
(∑𝑋)

Dengan k = tingkat kepercayaan sebesar 68%


s = tingkat ketelitian sebesar 15%
Berikut merupakan contoh perhitungan pada langkah 1:
2
𝑘⁄ √𝑁(∑𝑋 2 )−(∑𝑋)2 2 1⁄
𝑠 0.15√15(264.067)−(3722.22)
𝑁1′ = ( ) =( ) = 2.851
(∑𝑋) 61.01

Berikut adalah hasil perhitungan uji kecukupan data metode 1:

Tabel 4.14 Hasil Rekap Uji Kecukupan Data Metode 1


No Elemen ∑X (∑𝑋)2 (∑𝑋 2 ) N’ Keterangan
1 Memasang per Data
ke selang 61.01 3722.22 264.067 2.851 Mencukupi
2 Memasang Data
sedotan 31.99 1023.36 70.709 1.619 Mencukupi
3 Data
Memasang tutup
56.34 3174.196 218.388 1.423 Mencukupi

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 44
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.14 Hasil Rekap Uji Kecukupan Data Metode 1(Lanjutan)


4 Memasang hasil
assembly selang Data
59.92 3590.406 248.212 1.644
dengan karet Mencukupi
putih
5 Memasang karet
Data
bening ke karet 51.71 2673.924 180.405 0.534
Mencukupi
putih
6 Memasang
selang assembly Data
38.08 1450.086 115.306 8.566
dengan body Mencukupi
assembly

4.2.2 Perhitungan Waktu Normal


4.2.2.1 Perhitungan Waktu Observasi Rata-Rata
 Metode 1
Perhitungan manual metode 1 :
Jumlah = X1 + X2 + ... +X15 = 79,190
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 37,36
Rata-rata = = = 5,279
𝑛 15
Tabel 4.15 Rekap Perhitungan Waktu Observasi Rata Rata Metode 1
No. Elemen Jumlah Rata-rata
1 Memasang tutup dengan body 79.190 5.279
2 Memasang selang dengan sedotan 32.900 2.193
3 Memasang per 41.180 2.745
4 Memasang karet putih 56.180 3.745
5 Memasang karet bening 59.160 3.944
Memasang selang assembly ke body
6 assembly 42.720 2.848
Total 20.646

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 45
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

 Metode 2
Perhitungan manual metode 2 :
Jumlah = X1 + X2 + ... +X15 = 60,370
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 60,370
Rata-rata = = = 4,025
𝑛 15
Tabel 4.16 Rekap Perhitungan Waktu Observasi Rata Rata Metode 2
No. Elemen Jumlah Rata-rata
1 Memasang sedotan ke per 60.370 4.025
2 Memasang karet putih 41.120 2.741
3 Memasang karet bening 42.060 2.804
4 Memasang selang 25.110 1.674
5 Memasang tutup 64.600 4.307
Memasang tutup assembly ke body
6 assembly 62.970 4.198
Total 19.74866667
 Metode 3
Perhitungan manual metode 3 :
Jumlah = X1 + X2 + ... +X15 = 61,010
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 76,37
Rata-rata = 𝑛
= 20
= 4,067
Tabel 4.17 Rekap Perhitungan Waktu Observasi Rata Rata Metode 3
No. Elemen Jumlah Rata-rata
1 Memasang per ke selang 61.010 4.067
2 Memasang sedotan 31.990 2.133
3 Memasang tutup 56.340 3.756
Memasang hasil assembly selang dengan karet
4 putih 59.920 3.995
5 Memasang karet bening ke karet putih 51.710 3.447
Memasang selang assembly dengan body
6 assembly 32.380 2.159
Total 19.93666667

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 46
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

4.2.2.2 Penentuan Performance Rating


 Metode 1
Performance rating :
1. Subyektif:
Berikut merupakan performance rating subjektif dari metode 1

Tabel 4.18 Performance Rating Subjektif Metode 1


Performance Nilai performance Kategori
Skill 0,08 Good (C1)
Effort 0.05 Good (C1)
Condition 0.04 Excellent (B)
Consistency 0.04 Excellent (B)
TOTAL 0,21
Total Performance rating (P1) = 1 + 0,21 = 1.21

2. Obyektif:
Berikut merupakan performance rating objektif dari metode 1

Tabel 4.19 Performance Rating Obyektif Metode 1


Performance Nilai performance Kategori
Anggota terpakai 2% Lengan bawah,
pergelangan tangan ,
dan jari
Pedal kaki 0% Tanpa pedal, atau
dengan pedal dengan
sumbu di bawah kaki
Penggunaan Tangan 0% Kedua tangan saling
bantu bergantian

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 47
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.19 Performance Rating Obyektif Metode 1(Lanjutan)


Koordinasi mata dengan 4% Koordinasi mata dekat
tangan dan konstan
Peralatan 0% dapat ditangani dengan
mudah
Berat beban 2% 0.45 Kg

Total Performance rating = 8


P2 = 1 +0.08 = 1.08
Sehingga P = P1 x P2 = 1.21 x 1.08 = 1.3068

 Metode 2
Performance rating :
1. Subyektif:
Berikut merupakan performance rating subjektif dari metode 2

Tabel 4.20 Performance Rating Subjektif Metode 2


Performance Nilai performance Kategori
Skill 0,08 Good (C1)
Effort 0.05 Good (C1)
Condition 0.04 Excellent (B)
Consistency 0.04 Excellent (B)
TOTAL 0,21

Total Performance rating (P1) = 1 + 0.21 = 1.21

2. Obyektif:
Berikut merupakan performance rating Ojektif dari metode 2

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 48
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.21 Performance Rating Obyektif Metode 2


Performance Nilai performance Kategori
Anggota terpakai 2% Lengan bawah,
pergelangan tangan ,
dan jari
Pedal kaki 0% Tanpa pedal, atau
dengan pedal dengan
sumbu di bawah kaki
Penggunaan Tangan 0% Kedua tangan saling
bantu bergantian
Koordinasi mata dengan 4% Koordinasi mata dekat
tangan dan konstan

0% dapat ditangani dengan


mudah
Peralatan
Berat beban 2% 0.45 Kg

Total Performance rating = 8%


P2 = 1 +0.08 = 1.08
Sehingga P = P1 x P2 = 1.21 x 1.08 = 1.3068

 Metode 3
Performance rating :
1. Subyektif:
Berikut merupakan performance rating subjektif dari metode 3

Tabel 4.22 Performance Rating Subjektif Metode 3


Performance Nilai performance Kategori
Skill 0,08 Good (C1)

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 49
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.22 Performance Rating Subjektif Metode 3 (Lanjutan)


Performance Nilai performance Kategori
Effort 0.05 Good (C1)
Condition 0.04 Excellent (B)
Consistency 0.04 Excellent (B)
TOTAL 0,21
Total Performance rating (P1) = 1 + 0.21 = 1.21

2. Obyektif:
Berikut merupakan performance rating objektif dari metode 3
Tabel 4.24 Performance Rating Objektif Metode 3
Performance Nilai performance Kategori
Anggota terpakai 2% Lengan bawah,
pergelangan tangan ,
dan jari
Pedal kaki 0% Tanpa pedal, atau
dengan pedal dengan
sumbu di bawah kaki
Penggunaan Tangan 0% Kedua tangan saling
bantu bergantian
Koordinasi mata dengan 4% Koordinasi mata dekat
tangan dan konstan
Peralatan 0% dapat ditangani dengan
mudah
Berat beban 2% 0.45 Kg

Total Performance rating = 8%


P2 = 1 +0.08 = 1.08
Sehingga P = P1 x P2 = 1.21 x 1.08 = 1.3068

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 50
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

4.2.2.3 Penentuan Waktu Normal


 Metode 1
Waktu normal = Waktu siklus x P
= 20.646 x 1.3086
= 27.017 detik
 Metode 2
Waktu normal = Waktu siklus x P
= 19.74866667 x 1.3068
= 25.808 detik

 Metode 3
Waktu normal = Waktu siklus x P
= 19.93666667 x 1.3068
= 26.053 detik

4.2.3 Penentuan Waktu Baku


4.2.3.1 Penentuan Allowance
Besarnya allowance berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, yakni:
Tabel 4.24 Rekap Penentuan Allowance
Faktor Allowance
Tenaga yang dikeluarkan dapat diabaikan 2%
Sikap duduk saat bekerja 1%
Gerakan normal saat bekerja 1%
Pandangan terus menerus dengan fokus tetap 7%
Temperatur udara normal 2%
Keadaan atmosfer baik 0%
Keadaan lingkungan yang baik 2%
Allowance wanita 4%
Jumlah 19%

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 51
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

4.2.3.2 Penentuan Waktu Baku


 Metode 1
100%
Wb = Wn x
100% − % 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
100%
Wb = 27.017
100% − 19 %
Wb = 33,355 detik
 Metode 2
100%
Wb = Wn x
100% − % 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
100%
Wb = 25.808 x
100% − 19 %
Wb = 31,862 detik
 Metode 3
100%
Wb = Wn x
100% − % 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
100%
Wb = 26,053 x
100% − 19 %
Wb = 32,164 detik

4.2.4 Penentuan Output Standard


 Metode 1
1
Output standar (Os) =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 (𝑊𝑏)
1
Output standar (Os) = × 8𝑗𝑎𝑚 × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
33,355
Output standar (Os) = 863.4387648 ≈ 864 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘/𝑗𝑎𝑚
 Metode 2
1
Output standar (Os) =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 (𝑊𝑏)
1
Output standar (Os) = × 8𝑗𝑎𝑚 × 60𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 60𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
31,862
Output standar (Os) = 903.8980604 ≈ 904 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘/𝑗𝑎𝑚

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 52
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

 Metode 3
1
Output standar (Os) =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 (𝑊𝑏)
1
Output standar (Os) = × 8𝑗𝑎𝑚 × 60𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 60𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32.164
Output standar (Os) = 895.4110185 ≈ 896 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘/𝑗𝑎𝑚

4.2.5 Penentuan Jumlah Tenaga Kerja


Rumus dari Jumlah Tenaga Kerja yakni:
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 =
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡

 Metode 1
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 652 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 = 864 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 = 1 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟

 Metode 2
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 652 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = = = 1 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 904 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖

 Metode 3
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 652 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = = = 1 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 896 𝑢𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖

4.2.6 Rekapitulasi Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku


Berikut ini merupakan rekapitulasi waktu siklus, waktu normal, waktu baku dan
output standar:

Tabel 4.25 Rekap Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku
Metode Waktu siklus Waktu normal Waktu Baku Output Standar
(detik) (detik) (detik) (unit/jam)
Metode 1 20,646 27.017 33,355 864
Metode 2 19.749 25.808 31,862 904

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 53
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 4.25 Rekap Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku (Lanjutan)
Metode Waktu siklus Waktu normal Waktu Baku Output Standar
(detik) (detik) (detik) (unit/jam)
Metode 3 19.937 26,053 32,164 896

4.2.7 Layout Kerja Berdasarkan Metode Terbaik


Berdasarkan rekapitulasi perhitungan waktu siklus, waktu normal, waktu baku,
dan output standar, maka disimpulkan metode yang paling baik adalah metode 2 dengan
gambar layout sebagai berikut :

Assembly

5 cm
Karet
bening Sedotan
Karet Selang Per
putih

Tutup
Body
botol
2

Gambar 4.1 Layout Kerja Metode Terbaik

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 54
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

4.2.8 Perbaikan Layout Kerja


Setelah melakukan analisis, kami mengusulkan perubahan layout kerja agar
produktivitas kerja meningkat. Berikut gambar layout baru :

Gambar 4.2 Perbaikan Layout Kerja

Setelah melakukan pengamatan dari ketiga metode yang digunakan untuk


merakit botol dapat disimpulkan jika metode 2 lebih baik dibandingkan dengan metode
lain. Perbandingan untuk melihat yang terbaik dari semuanya dapat dilihat pada waktu
baku. Dimana waktu baku metode 1, metode 2, dan metode 3 berturut-turut, yaitu: 35,355
detik / unit, 31,862 detik/unit, dan 32,164 detik/unit. Sehingga dari metode terbaik, kami
merancang layout baru. Dimana jarak antara palet part dan palet assembly tetap sama,
yaitu: 5 cm. Akan tetapi tata letak setiap part pada botol berbeda dengan layout yang
lama. Tata letak part pada metode 2 lama, dimulai dari kanan atas berturut-turut: tutup
botol, body. Lalu dari kanan tengah : karet putih, selang, per. Dan kemudian dari kanan
bawah : karet bening, dan sedotan..Sedangkan Tata letak part pada metode 2 baru,
dimulai dari kanan atas berturut-turut: body, tutup botol. Lalu dari kanan tengah : karet
putih, per, dan selang, dan kemudian dari kanan bawah : karet bening dan sedotan.

4.2.9 Perhitungan Waktu Siklus Perbaikan Layout Kerja


Perhitungan manual langkah 1 :
Jumlah = X1 + X2 + ... +X5 = 16,04
Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2018 55
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 16,04
Rata-rata = = = 3,208
𝑛 5

Tabel 4.26 Rekap Perhitungan Waktu Observasi Rata Rata Metode 2


No. Elemen Jumlah Rata-rata
1 Memasang sedotan ke per 16.04 3.208
2 Memasang karet putih 12.07 2.414
3 Memasang karet bening 10.01 2.002
4 Memasang selang 10.77 2.154
5 Memasang tutup 18.98 3.796
Memasang tutup assembly
6 ke body assembly 20.64 4.128
Total 17.702

Waktu siklus = 3,208 + 2,414 + 2,002 + 2,154 + 3,796 + 4,128


= 17,702 detik

Tabel 5.2 Perbandingan Waktu Siklus Layout Metode Terbaik dan Layout Perbaikan
Jenis Layout Waktu siklus (detik)

Layout Lama 19,749


Layout Baru 17,702

Layout yang baru lebih baik dan waktu pengerjaannya lebih cepat karena
pada saat menggunakan layout yang lama kita sudah mengetahui bagaimana
cara merakit sebuah botol minum agar lebih efektif dan efisien, maka kita
dapat mengganti tata letak agar pada saat melakukan perakitan waktu yang
digunakan lebih singkat dan output yang dihasilkan lebih banyak.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 56
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

BAB V
ANALISIS

5.1 Analisis Metode yang digunakan


 Metode 1
Pada metode 1 perakitan Botol minum dengan menggunakan 7 part Layout pada
metode ini disusun sebagai berikut :
- Layout 1 berisi part body, tutup ,karet putih ,karet bening , selang, sedotan,dan
per
- Layout 2 berisi hasil (palet assembly)
- Jarak horizontal antara bidang Assembly dengan palet adalah 5 cm
Perakitan Botol minum pertama kali yang dilakukan adalah memasang tutup
dengan body. Posisi tangan berada di atas layout 2 (palet assembly) yang persis berada
didepan operator,setelah itu memasang selang dengan sedotan dilanjut dengan memasang
per ,lalu memasang karet putih ,memasang karet bening ,memasang hasil assembly dari
selang dengan hasil assembly body.
Dengan penyusunan layout dan jarak antara layout 1 dan layout 2 tersebut dapat
disimpulkan bahwa jarak penyusunan part berada pada jangkauan normal, yang
dibuktikan dengan mudahnya tangan operator untuk menjangkau tiap part tertentu
Elemen therblig yang digunakan pada metode 1 adalah memilih, menjangkau,
memegang, membawa, memposisikan, memilih dan merakit.

 Metode 2
Pada metode 2 perakitan Botol minum dengan menggunakan 7 part Layout pada
metode ini disusun sebagai berikut :
- Layout 1 berisi part body, tutup ,karet putih ,karet bening , selang, sedotan,dan
per
- Layout 2 berisi hasil (palet assembly)
- Jarak horizontal antara bidang Assembly dengan palet adalah 5 cm

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 57
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Perakitan Botol minum pertama kali yang dilakukan adalah memasang sedotan ke
per. Posisi tangan berada di atas layout 2 (palet assembly) yang persis berada didepan
operator,setelah itu memasang karet putih dilanjut dengan memasang karet bening ,lalu
memasang selang ,memasang tutup,memasang assembly ke body assembly.
Dengan penyusunan layout dan jarak antara layout 1 dan layout 2 tersebut dapat
disimpulkan bahwa jarak penyusunan part berada pada jangkauan normal, yang
dibuktikan dengan mudahnya tangan operator untuk menjangkau tiap part tertentu
Elemen therblig yang digunakan pada metode 2 adalah menjangkau, memegang,
membawa, memposisikan dan merakit. Perakitan Botol minum menggunakan metode 2
ini dapat dikerjakan dengan waktu 5 menit 1 detik.
 Metode 3
Pada metode 3 perakitan Botol minum dengan menggunakan 7 part Layout pada Commented [HNA1]: typo

metode ini disusun sebagai berikut :


- Layout 1 berisi part body, tutup ,karet putih ,karet bening , selang, sedotan,dan
per
- Layout 2 berisi hasil (palet assembly)
- Jarak horizontal antara bidang Assembly dengan palet adalah 5 cm
Perakitan Botol minum pertama kali yang dilakukan adalah memasang per ke
selang. Posisi tangan berada di atas layout 2 (palet assembly) yang persis berada didepan
operator,setelah itu memasang sedotan dilanjut dengan memasang tutup ,lalu memasang
hasil assembly selang dengan karet puutih,memasang karet bening ke karet putih
,memasang selang assembly ke body assembly.
Dengan penyusunan layout dan jarak antara layout 1 dan layout 2 tersebut dapat
disimpulkan bahwa jarak penyusunan part berada pada jangkauan normal, yang
dibuktikan dengan mudahnya tangan operator untuk menjangkau tiap part tertentu.
Elemen therblig yang digunakan pada metode 3 adalah menjangkau, memegang,
membawa, memposisikan,mencari dan merakit. Perakitan Botol minum menggunakan
metode 3 ini dapat dikerjakan dengan waktu 5 menit 6 detik.
Dari ketiga nilai waktu siklus tersebut, dapat dilihat bahwa metode 2 memiliki
waktu siklus terpendek dibandingkan metode yang lain. Sehingga dapat disimpulkan

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 58
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

bahwa metode 2 memiliki kombinasi metode yang lebih baik dibandingkan kedua metode
lainnya.
5.2 Analisis Perbandingan Tiap Metode berdasarkan Waktu Siklus
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, yaitu perakitan Botol minum
menggunakan tiga metode dengan repetisi masing-masing sebanyak 15 kali didapatkan
waktu siklus yang berbeda-beda dari tiap metode. Selain itu, juga telah kami uji
kecukupan dan uji keseragam data dimana uji tersebut digunakan untuk memastikan
apakah data yang digunakan sudah cukup dan seragam atau belum.
Dalam uji kecukupan data menggunakan nilai k dan s dimana nilai K merupakan
tingkat kepercayaan dan S merupakan tingkat ketelitian. Nilai K mempuunyai beberapa
nilai yaitu 99%=3, 95%=2, 90%= 1,65 , dan 68%= 1. Sedangkan s mempunyai nilai 5%=
0,05, 10%= 0,1, dan 15%= 0,15. Nilai K dan S digunakan untuk mencari nilai dari N’
yaitu banyaknya percobaan yang dapat dilakukan setelah melakukan percobaan awal
sebanyak 15 kali dengan menggunakan waktu repetitive merakit botol minum.
Selain itu uji keseragaman adalah uji untuk mengetahui apakah data yang
digunakan seragam dengan menggunakan nilai BKA dan BKB dari tiap metode.
Pada metode 1, waktu siklus dalam perakitan Botol minum sebesar 20,646 detik. Commented [HNA2]: dijelasin soal nilai k dan s bagaimana
artinya apa ya
Nilai tersebut menunjukkan bahwa operator dapat menyelesaikan perakitan sebuah Botol
minum dalam waktu kurang lebih 20,646 detik. Pada metode 2, waktu siklus dalam
perakitan Botol minum sebesar 19,748 detik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa operator
dapat menyelesaikan perakitan sebuah Botol minum dalam waktu kurang lebih 19,748
detik. Pada metode 3, waktu siklus dalam perakitan Botol minum sebesar 19,936 detik.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa operator dapat menyelesaikan perakitan sebuah Botol
minum dalam waktu kurang lebih 19,936 detik.

5.3 Analisis Penentuan Performance Rating dan Allowance


5.3.1 Analisis Performance Rating
Dari metode-metode yang sudah dilakukan, dapat dianalisis performance
ratingnya baik performance rating objektif maupun subjektif.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 59
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Metode pertama dan kedua memiliki performance rating subjektif yang paling
tinggi dibandingkan dengan metode ketiga. Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari nilai
performance yang diberikan untuk faktor-faktor pengukuran performance rating
(keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi) lebih tinggi dibandingkan keempat
metode lainnya. Nilai keterampilan operator yang diberikan adalah 0,08 ( Good C1), hal
ini karena operator bekerja dengan baik dan sudah terbiasa melakukan pekerjaannya.
Nilai usaha operator adalah 0,05 (good C1) , hal ini karena operator semakin bersungguh-
sungguh untuk melakukan pekerjaannya dimana operator menunjukkan keseriusan dan
mengurangi kesalahan sebelumnya. Nilai kondisi kerja yang diberikan adalah 0,04 (
excellent ), hal ini karena saat bekerja operator didukung oleh keadaan lingkungan yang
baik dan kebisingan yang minim yang tidak mengganggu konsentrasi operator serta
kesehatan operator yang baik. Nilai konsistensi yang diberikan adalah 0,04 ( excellent ),
hal ini karena konsistensi operator sudah sangat baik dan kedua tangan bekerja secara
konsisten.
Adapun Performance Rating Objektif dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari
lengan bawah, pergelangan tangan, dan jari diberi nilai 2% karena operator dalam
melakukan pekerjaannya sebagian besar menggunakan fungsi tubuh tersebut sehingga
diberi nilai yang lumayan besar. Faktor tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di
bawah kaki diberi nilai 0% karena tidak mempengarui aktivitas operator. Faktor kedua
tangan mengerjakan gerakan yang sama diberi nilai 0% karena saat operator melakukan
pekerjaannya mayoritas menggunakan tangan kanan, sedangkan tangan kiri hanya
memegang beban saja. Faktor koordinasi mata dekat dan konstan diberi nilai 4% karena
operator memberikan tingkat kefokusan yang cukup tinggi pada saat melakukan
percobaan agar pekerjaan tidak salah sehingga nilainya tinggi.
Faktor peralatan dapat ditangani dengan mudah diberi nilai 0% karena peralatan
kerja harus ditangani dengan sungguh-sungguh agar pada saat bekerja tidak menyebabkan
kesalahan sehingga nilainya adalah nol. Faktor berat beban 0,45 kg tangan diberi nilai 2%
karena dalam hal ini operator menyesuaikan tenaga yang dibutuhkan dimana untuk
melakukan pekerjaannya tidak memerlukan beban yang besar sehingga berat bebannya

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 60
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

tidak terlalu besar. Untuk Performance Rating Objektif , ketiga metode yang memiliki
nilai yang sama yaitu sebesar 1.3068.

5.3.2 Analisis Allowance yang digunakan Commented [HNA3]: kmrn aku suru nambahin kan nilai
allowance akhirnya brp
Berdasarkan Tabel 4.50, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi allowance
adalah tenaga yang diberikan dengan nilai 2%, hal ini karena tenga yang dikeluarkan
dapat diabaikan karena operator bekerja dalam keadaan duduk dan di meja, sehingga
operator tidak mengeluarakan tenaga yang berarti. Sikap kerja diberi nilai 1%, hal ini
karena sikap kerja (duduk) tidak memberikan beban yang besar bagi operator sehingga
hanya membutuhkan allowance yang minim. Gerakan kerja diberi nilai 1% karena
gerakan yang dilakukan tidak terlalu susah karena dikarenakan perakitan tidak terlalu
rumit. Kelelahan mata diberi nilai 7% karena pandangan mata operator adalah fokus dan
terus menerus sehingga menyebabkan kelelahan yang cukup besar. Keadaan temperatur
tempat kerja diberi nilai 2% karena temperatur kerja adalah normal dan mendukung
pekerjaan operator sehingga allowancenya kecil. Keadaan atmosfer diberi nilai 0%
karena atmosfer tempat operator bekerja adalah sangat baik. Keadaan lingkungan yang
baik diberi nilai 2% karena keadaan lingkungan tempat operator bekerja cukup baik dan
mendukung pekerjaan operator sehingga allowancenya kecil. Allowance wanita diberi
nilai 4% karena kebutuhan pribadi wanita lebih banyak dibanding pria. Maka dari
keseluruhan allowance yang diberikan, total allowance adalah 19%

5.4 Analisis Penentuan Waktu Normal dan Waktu Baku


 Waktu Normal
Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah untuk menunjukkan
bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan
pada kecepatan atau tempo kerja yang normal. Cara menghitung waktu normal adalah
waktu observasi dikalikan dengan performance rating. Perhitungan performance rating
sendiri ada dua cara, yaitu subjektif (PR1) dan objektif (PR2), hasilnya adalah perkalian
dari dua cara tersebut.
Berdasarkan perhitungan, waktu normal tercepat atau terbaik adalah pada

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 61
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

metode 2 sebesar 25,808. Perhitungan ini didapatkan dari perkalian waktu observasi
rata-rata sebesar 19,7486 dan performance rating sebesar 1,3086. Sedangkan waktu
normal terlama adalah pada metode 1 sebesar 27,017. Perhitungan ini didapatkan dari
perkalian waktu siklus sebesar 20,646 dan performance rating sebesar 1,3086.
Besar waktu normal dipengaruhi oleh waktu siklus atau waktu observasi dan
juga performance rating (objektif dan subjektif). Semakin besar waktu siklus, maka
semakin lama waktu normal yang diperoleh (semakin lama kita dalam mengerjakan
suatu pekerjaan maka waktu siklus akan semakin lama).

 Waktu Baku
Waktu baku merupakan waktu normal yang telah ditambahkan dengan waktu
longgar atau allowance. Waktu longgar dibutuhkan karena pada kenyataannya operator
memerlukan waktu-waktu khusus seperti personal needs dan alasan lain diluat kontrol
operator. Waktu baku sendiri dapat dihitung dengan cara waktu normal dikalikan
dengan 100% dibagi dengan 100% dikurangi % dari allowance. Nilai allowance
diperoleh dari tabel yang dimana terdapat faktor tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja,
gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan temperatur tempat kerja, keadaan atmosfer,
keadaan lingkungan yang baik, dan kebutuhan pribadi. Nilai Allowance juga
dipengaruhi oleh jenis kelamin (Allowance antara pria dan wanita berbeda).
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh waktu baku tercepat
adalah pada metode 2 dengan waktu baku sebesar 32 detik. Sedangkan waktu baku
terlama adalah pada metode 1 dengan waktu baku sebesar 34 detik.
Waktu baku dipengaruhi oleh waktu normal dan % allowance. Waktu baku
sebanding dengan waktu normal. Semakin besar nilai allowance, maka akan semakin
kecil waktu baku yang diperoleh dan semakin kecil nilai allowance, maka akan semakin
besar waktu baku yang diperoleh.

 Output Standar
Output standar merupakan jumlah output persatuan waktu yang dapat dihasilkan
oleh operator dengan metode yang terbaik pada percobaan tersebut. Output standar

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 62
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

dapat dihitung dengan beberapa cara. Jika waktu standar dihitung dalam satuan jam
maka output standarnya adalah 1 dibagi dengan waktu standarnya, tetapi jika waktu
standar di hitung dalam satuan detik maka perlu dikalikan dengan 3600 dalam
perhitungannya kemudian dikali dengan 8 jam karena dalam sehari waktu kerja 8 jam.
Berdasarkan perhitungan output standar pada tabel diatas, dapat disimpulkan
bahwa yang memiliki output standar terbanyak adalah metode 2 yaitu sebesar 900 unit
per jam.Perhitungan ini didapatkan dari 1 dibagi dengan waktu standarnya yang sebesar
33,355 yang kemudian dikalikan 3600 detik kemudian dikali 8 jam. Sedangkan output
standar yang paling sedikit adalah pada metode 1 yaitu sebesar 848 unit per jam.
Perhitungan ini didapatkan dari 1 dibagi dengan waktu standarnya yang sebesar 31,862
yang kemudian dikalikan dengan 3600 dan dikalikan 8 jam.
Output standar dipengaruhi oleh waktu standar. Output standar dengan waktu
standar berbanding terbalik. Dimana semakin besar waktu standar maka akan semakin
kecil output standar yang diperoleh, sedangkan semakin kecil waktu standar maka akan
semakin besar output yang diperoleh.

5.5 Analisis Output Standard dan Jumlah Tenaga Kerja


Tabel 5.1 Rekap Output Standar antar Metode
Penentuan Output Output Standar
Standar ( unit/jam )
Metode 1 864
Metode 2 904
Metode 3 896

Tabel 5.2 Rekap Jumlah Tenaga Kerja antar Metode

Jumlah Tenaga Kerja


Metode 1 1
Metode 2 1
Metode 3 1

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yaitu perakitan botol minum ada
output standar yang berbeda dari tiap metode yang telah dilakukan. Pada metode 1 output
standar yaitu 864 unit/jam, lalu pada metode 2 output standarnya 904 unit/jam dan pada

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 63
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

metode ke 3 menghasilkan 896 unit/jam. Dimana maksud dari perbedaan diatas


menunjukan bahwa pada metode ke dua merupakan metode terbaik karena menghasilkan
output standar yang paling tinggi, atau produktivitasnya lebih baik dibanding metode 1
dan metode 3. Dapat lebih tinggi karena cara perakitan dan penempatan tiap bendanya
saling mempengaruhi untuk hasil produksi atau output standarnya. Lalu jumlah tenaga
kerja yang didapat yaitu sama, semua metode hanya membutuhkan 1 operator, karena
Kapasitas produksi dari orang itu masih lebih besar daripada demand perhari.

5.6 Analisis Perbandingan Hasil Antar Operator


Operator kelompok 26 memperoleh hasil metode terbaik pada metode ketiga Commented [HNA4]: ??????
Diganti saja itu operator klpk brp
dengan waktu siklus 22,31 detik.. Sedangkan operator kami dari kelompok 5 dengan
metode terbaik yaitu metode kedua dengan waktu siklus yaitu 19,749 detik. Dari data
waktu siklus kedua operator masing-masing kelompok didapatkan waktu siklus terkecil
yaitu 19,749 detik yang dihasilkan oleh operator kelompok 5. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan masing-masing operator yang berbeda-beda. Operator kelompok kami
menggunakan langkah pada metode 2, yaitu memasang sedotan ke per lalu memasang
karet putih dan karet bening ke dalam selang, kemudian memasang tutup dan
menyatukannya dengan body assembly. Sementara operator kelompok 26 dengan
melakukan langkh-langkah pada metode ke tiga yaitu, memasang selang kedalam sedotan
terlebih dahulu lalu memasang tutup ke body, kemudian memasang per keselang
assembly dan memasang karet putih dan bening kemudian terakhir memeasang selang
assembly ke tutup assembly. Operator bisa cepat karena sudah terbiasa merakit dan
penilaian performance rating secara subjektif juga mempengaruhi . Selain itu lingkungan
kerja saat perakitan botol minuman juga berpengaruh terhadap kinerja dari operator,
misalnya waktu perakitan kelompok 5 adalah sore hari dan di tempat yang tidak terlalu
bising. Layout kerja yang digunakan masing-masing kelompok juga berbeda sehingga
dapat mempengaruhi lama waktu siklus dalam merakit (assembly) botol minuman.
5.7 Analisis Layout dan Metode Terbaik
Berikut merupakan Tabel perbandingan antara waktu siklus, waktu normal,
waktu baku dan ouput standart dari tiap metode:

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 64
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

Tabel 5.1 Perbandingan waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan output standart antar
Metode
Metode Waktu siklus Waktu normal Waktu Baku Output Standar
(detik) (detik) (detik) (unit/jam)
Metode 1 20,646 27.017 33,355
864
Metode 2 19.749 25.808 31,862
904
Metode 3 19.937 26,053 32,164 Commented [HNA5]: sesuai perhitungan ya
896

Metode terbaik ditentukan berdasarkan dengan melihat waktu baku terkecil,


karena berdasarkan pengertian waktu baku, waktu baku digunakan untuk menunjukkan
waktu yang dibutuhkan seorang operator dalam menyelesaikan pekerjaan dalam sistem
kerja atau metode terbaik pada saat itu. Dari waktu baku yang sudah didapatkan pada
perhitungan sebelumnya, metode terbaik yang didapatkan adalah metode 2. Pada metode
2, waktu baku yang didapat memiliki waktu baku terkecil bila dibandingkan dengan
waktu baku pada metode 1 dan 3 yaitu dengan waktu 32 detik.
Hal ini disebabkan pada metode 2 arah gerakan perakitan berurutan dari kanan
ke kiri dan tidak ditemui adanya delay saat perakitan. Berbeda dengan metode 1 dan
metode 3 yang terdapat delay saat perakitan sehingga proses perakitan menjadi lebih lama
daripada metode 2.

5.8 Analisis Perbandingan Layout Metode Terbaik Dan Layout Perbaikan


Berikut merupakan tabel perbandingan waktu siklus antara layout dari metode
terbaik dan metode baru:
Tabel 5.2 Perbandingan Waktu Siklus Layout Metode Terbaik dan Layout Perbaikan
Jenis Layout Waktu siklus (detik)

Layout Lama 19,749


Layout Baru 17,702
Dari waktu siklus yang sudah didapatkan pada perhitungan sebelumnya, metode
terbaik yang didapatkan adalah metode 2. Pada metode 2, waktu siklus yang didapat
memiliki waktu terkecil bila dibandingkan dengan waktu siklus pada metode 1 dan 3 yaitu

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 65
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

dengan waktu 19,749 detik, sedangkan perhitungan dengan layout yang baru dengan
metode yang sama didapatkan hasil 17,702 detik.
Perbedaan nilai pada metode 2 dengan menggunakan layout yang berbeda ini
dapat terjadi karena operator sudah semakin terbiasa dalam melakukan elemen-elemen
pekerjaan. Selain itu, faktor susunan letak per bagian part botol minuman yang telah
diubah pun juga menjadi salah satu faktor terjadinya perbedaan nilai tersebut.

BAB VI
PENUTUP

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 66
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum modul 1 dengan judul Time Study, maka dapat
didapatkan beberapa kesimpulan yakni:
1. Pengukuran waktu kerja dapat dibagi menjadi dua yakni pengukuran kerja
langsung dan tidak langsung. Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran kerja
secara langsung karena praktikan mengamati secara langsung di tempat kerja dan
metode Stopwatch Time Study atau pengukuran dengan metode menggunakan
stopwatch.
2. Dari Metode Stopwatch Time Study kita dapat menentukan waktu siklus. Waktu
siklus didapatkan dari waktu yang dihasilkan oleh seorang pekerja dalam
melakukan sebanyak n kali perakitan. Disini kami melakukan 15 perakitan dengan
3 metode yang berbeda untuk mencari metode terbaik manakah yang dapat
digunakan. Untuk waktu siklus metode 1 didapatkan sebesar 20.646 detik, metode Commented [HNA6]: Didapatkan waaktu siklus metode terbaik
brp
2 19.749 detik dan metode 3 didapatkan waktu siklus sebesar 19.937 detik. Dapat
disimpulkan metode 2 adalah yang terbaik dengan menghasilkan waktu siklus
terkecil sebesar 19.749 detik.
3. Uji keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk memastikan
bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama. Sedangkan uji
kecukupan data adalah uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa
data yang telah dikumpulkan adalah sudah cukup secara obyektif. Dalam
percobaan ini telah dilakukan uji keseragaman dan uji kecukupan data, dan
hasilnya adalah data telah mencukupi serta lolos uji. Pada uji keseragaman data
didapatkan nilai rata-rata per elemen kerja berada diantara BKA dan BKB
sehingga disimpulkan data lolos uji keseragaman. Sedangkan pada uji kecukupan
data didapatkan nilai N’ lebih kecil dari N percobaan sehingga data lolos uji
kecukupan data.
4. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan operator untuk menyelesaikan dari
awal produksi hingga menghasilkan ouput. Waktu normal adalah waktu yang
dibutuhkan operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan lingkungan
terbaik dan kemampuan normal rata-rata. Waktu baku adalah waktu yang

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 67
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 1- Time Study
Kelompok 5

dibutuhkan operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan


mempertimbangkan allowance karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
operator. Ouput standard adalah hasil keluaran produk yang dapat dihasilkan
operator tiap satu satuan waktu. Dari hasil uji tersebut maka dapat disimpulkan Commented [HNA7]: Ga sesuai tujuan. Baca lagi

metode 2 adalah metode yang terbaik dengan waktu siklus yakni 19.749 detik,
waktu normal 25.808 detik, waktu baku 32 detik dan menghasilkan output
standard sebesar 904 unit/jam.
5. Perbaikan layout kemudian dilakukan dalam upaya memperbaiki cara kerja agar
lebih efisien. Maka dibuat layout baru dengan memindahkan beberapa part yang
dirasa lebih mudah dijangkau dan dapat dirakit secara berurutan. Sehingga
dibandingkan dengan metode 2 yang dirasa sudah cukup baik ternyata layout baru
menghasilkan waktu siklus lebih kecil dengan nominal 17.702 detik.

6.2 Saran Commented [HNA8]: Buat perusahaan kamu bukan buat


praktikan
Saran yang dapat diberikan setelah praktikan melakukan praktikum modul 1 ini
adalah:
1. Pekerja sebaiknya lebih memahami metode dengan baik agar tidak terjadi error
pada saat perakitan.
2. Pekerja lebih baik memahami mengenai konsep Stopwatch Time Study agar
proses pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.
3. Pekerja harus bekerja secara konstan, tidak boleh terlalu cepat ataupun lambat
agar waktu yang akan diolah lebih akurat.
4. Sebaiknya operator berlatih terlebih dahulu supaya terbiasa saat melakukan
perakitan.
5. Sebaiknya perusahaan mengevaluasi kinerja operator secara berkala agar
didapatkan metode kerja terbaik.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2018 68

Anda mungkin juga menyukai