Manajemen
Operasional
Pengukuran Kerja
08
Fakultas Ekonomi & S1 Manajemen Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT
Bisnis
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas teori tentang Mahasiswa diharapkan dapat
pengukuran kerja (work measurement). memahami berbagai metode dalam
Teori ini digunakan untuk menentukan pengukuran kerja dan bagaimana
berapa lama sebuah produk dibuat mengaplikasikannya dalam kasus-kasus
yang kemudian dapat dipakai sebagai terstruktur.
penentuan pencapaian target operasi.
Pengukuran Kerja
Standar pekerja modern diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Fredrick Taylor dan
Frank Gilberth dan Lillian Golberth di awal abad ke-20. Saat itu, sebagian besar pekerjaan
dikerjakan secara manual yang mengakibatkan tingginya porsi pekerja dalam suatu produk.
Hanya sedikit informasi yang diketahui tentang apa-apa yang termasuk dalam satu hari kerja
normal, sehingga manajer memulai suatu penelitian untuk meningkatkan metode kerja dan
memahami usaha manusia. Usaha ini berlanjut hingga sekarang. Walaupun sekarang sudah
di awal abad ke-21 dan upah kerja sering kurang dari 10% nilai penjualan, standar pekerja
masih merupakan hal yang penting dalam organisasi jasa dan manufaktur. Standar pekerja
ini biasanya merupakan titik awal dalam menentukan pekerja. Standar pekerja yang baik
merupakan satu persyaratan pada pabrik manufaktur di Amerika yang lebih dari separuhnya
menggunakan system insentif pekerja.
Manajemen operasi yang efektif membutuhkan standar yang dapat membantu perusahaan
untuk menentukan :
STUDI WAKTU
6. Tentukan tingkat kinerja dan kemudian hitung waktu normal (normal time) untuk
setiap elemen.
Waktu normal = (waktu siklus pengamatan rata-rata)*(faktor peringkat)
7. Tambahkan waktu normal untuk setiap elemen untuk mendapatkan waktu normal
total untuk pekerjaan tersebut.
8. Hitunglah waktu standar (standard time). Penyesuaian ke waktu normal total
memberikan kelonggaran seperti kebutuhan pribadi, keterlambatan yg tidak dapat
dihindarkan, dan kelelahan.
Kelonggaran waktu pribadi (personal time allowances) sering kali diterapkan dalam
rentang 4% hingga 7% dari waktu total, tergantung pada kedekatan pada toiler, tempat air
minum, dan fasilitas lainnya. Kelonggran keterlambatan (delay allowances) sering kali
diterapkan sebagai hasil penelitian aktual dari keterlambatan yg terjadi. Kelonggaran
kelelahan (fatigue allowances) didasarkan pada pengetahuan manusia yg terus meningkat,
akan pengeluaran energi manusia di bawah berbagai kondisi fisik dan lingkungan. Contoh
soal berikut ini menggambarkan perhitungan waktu standar.
Contoh soal :
Studi waktu dari sebuah operasi pekerjaan menghasilkan waktu siklus pengamatan
rata-rata sebesar 4 menit. Analisa memberikan peringkat pekerja yg diamati sebesar 85%.
Hal ini berarti bahwa pekerja mempunyai kinerja 85% dari kinerja normal di saat penelitian
Jawaban.
= (4,0) X (0,85)
= 3,4 menit
= (3,4) / (1 – 0,13)
= (3,4) / (0,87)
= 3,9 menit
Dalam statistik, kesalahan bervariasi dengan jumlah berbanding terbalik dengan ukuran
sampel. Jadi untuk menentukan berapa banyak siklus yg harus dicatat, keragaman setiap
elemen dalam pengamatan harus dipertimbangkan.
Untuk menentukan sebuah ukuran sampel yang mencukupi, terdapat tiga hal yang harus
dipertimbangkan :
2. Tingkat keyakinan yang diinginkan (sebagai contoh, nilai z; apakah 95% sudah
mencukupi atau harus 99%)
Formula untuk menemukan ukuran sampel yang tepat dengan diberikan 3 variabel adalah :
zs 2
Ukuran sampel yang dibutuhkan n
hx
dengan
Tabel Nilai Z
90.00 1.65
95.00 1.96
95.45 2.00
99.00 2.58
99.73 3.00
Thomas W. Jones Manucfacturing Co. meminta Anda untuk memeriksa sebuah standar
pekerja yang telah disiapkan oleh seseorang analis yang baru saya diberhentikan. Tugas
pertama Anda adalah menentukan ukuran sampel yang benar. Ketepatan yang diharapkan
Jawaban
zs 2
n =
hx
1,96 x1,0 2
n = = 170,74 = 171
0,05 x3
zs 2
n=
e
Kedua, untuk kasus-kasus ketika s, deviasi standar sampel tidak disediakan (yang
merupakan kasus yang biasa terjadi di dunia nyata), maka deviasi standar harus dihitung.
Formula ini diberikan pada Persamaan (T10-6)
dengan
x = rata-rata pengamatan
Walaupun studi waktu memberikan ketepatan dalam menentukan standar pekerja, mereka
memiliki dua kelemahan. Yang pertama, studi waktu membutuhkan karyawan ananilis yang
terlatih. Yang kedua, standar pekerja tidak dapat ditentukan sebelum pekerjaan benar-benar
dilakukan. Kelemahan ini menimbulkan adanya dua teknik pengukuran kerja alternatif yang
akan dibahas.
Sebagai tambahan bagi pengalaman masa lalu dan studi waktu, standar produksi dapat
ditetapkan dengan menggunakan standar waktu yang telah ditentukan. Standar waktu yang
telah ditentukan (predetermined time standards) membagi pekerjaan manual menjadi
elemen dasar yang kecil yang telah memiliki waktu tertentu (berdasarkan sampel pekerja
yang sangat besar). Untuk memperkirakan waktu untuk sebuah pekerjaan tertentu, faktor
waktu bagi setiap elemen dasar dari pekerjaan itu dijumlahkan. Untuk dapat
mengembangkan sistem standar waktu yang telah ditentukan secara menyeluruh,
perusahaan membutuhkan biaya yang besar. Sebagai akibatnya, sejumlah sistem bisa
didapatkan secara komersil. Standar waktu yang telah ditentukan yang paling umum adalah
metode pengukuran waktu (methods time measurement) MTM, yang merupakan produk dari
MTM Association.
Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan dari gerakan dasar yang
disebut sebagai therblig, Istilah Therbling ditemukan oelh Frank Gilbreth dieja terbalik dan
posisi t dan h ditukar). Therblig mencakup aktivitas seperti memilih (select), mengambil
(grasp), mengarahkan (position), merakit (assemble), menjangkau (reach), memegang
(hold), beristirahat (rest) dan meneliti (inspect). Aktivitas-aktivitas ini dinyataka dalam satuan
pengukuran waktu (time measurement unit – TMU), yang sama dengan 0.00001 jam atau
0,006 menit. Nilai MTM untuk beragam Therblig ditentukan dalam tabel khusus. Sebagai
contoh, Gambar T10.2 memberikan standar waktu yang telah ditetapkan untuk gerakan Get
(mengambil) dan PLACE (menempatkan). Untuk menggunakan GET dan PLACE (gerakan
yang paling rumit dalam sistem MTM), seseorang harus mengetahui apa yang “ diambil
“,perkiraan beratnya, dari mana, serta seberapa jauh ia harus ditempatkan.
3. Buat jadwal untuk mengamati pekerja pada waktu yang layak. Konsep angka
acak digunakan untuk mendapatkan pengamatan yang benar-benar acak.
Sebagai contoh, 5 angka acak diambil dari sebuah Label: 07, 12, 22, 25, dan
49. Nilai ini dapat digunakan untuk membuat sebuah jadwal pengamatan pada
pukul 9:07, 9:12, 9:22, 9:25, 9:49.
z 2 p (1 p )
n
h2
Dengan
p = Nilai perkiraan proporsi sampel (waktu kerja opretor yang diamati apakah sedang
sibuk ataukah sedang menganggur
Jawaban
Dengan
n
22 (0.25)(0.75) 833 pengamatan
(0.03) 2
Jadi harus dilakukan pengamatan sebanyak 833 kali. Jika persentase waktu
menganggur yang diamati tidak mendekati 25 % seperti hasil penelitian, maka jumlah
pengamatan dapat dihitung ulang dan ditingkatkan atau dikurangi sesuai dengan hasil
penelitian.
Fokus pada pengambilan sampel kerja adalah untuk menentukan bagaimana para
pekerja mengalokasikan waktu mereka diantara beragam aktivitas yang dilakukannya. Hal
ini dapat dicapai dengan menetapkan persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang
pekerja pada aktivitas-aktivitas yang ada dari pada sejumlah waktu tertentu yang
dihabiskan untuk tugas tertentu. Seorang analisis hanya mencatat aktivitas yang biasa
dilakukan secara acak.
(2) pengambilan sampel kerja dapat menghasilkan hasil yang biasa atau tidak benar
jika pengamat tidak mengikuti rute perjalanan dan pengamatan yang acak,
(3) karena tidak mengganggu, pengambilan sampel kerja cenderung kurang akurat
terutama saat pekerjaan yang diamati memiliki waktu siklus pendek.
Daftar Pustaka
Heizer, J. & Render, B. (2009). Operation Management, 9th Ed. New Jersey: Person
Educaton Inc.