MATRIKULASI S2
2015
a.
Tujuan Praktikum
b.
Dasar teori
Perancangan sistem kerja akan menghasilkan beberapa alternatif rancangan sistem kerja. Dari
beberapa alternatif tersebut harus dipilih alternatif yang terbaik. Sutalaksana et al [2006]
menyatakan bahwa pemilihan alternatif rancangan sistem kerja harus berlandaskan empat kriteria
utama, yaitu:
1) Kriteria waktu
2) Kriteria fisik
3) Kriteria psikis
4) Kriteria sosiologis
Dari keempat kriteria ini, suatu sistem kerja dipandang baik bila memberikan waktu penyelesaian
pekerjaan tercepat, penggunaan tenaga fisik paling ringan, dan memberi dampak psikis dan
sosiologis paling rendah.
Selain itu, faktor manusia (pekerja) pun harus dapat banyak perhatian. Manusia adalah variabel
hidup, dengan berbagai sifat dan kemampuannya memberikan pengaruh yang sangat besar atas
keberhasilan suatu sistem kerja dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, untuk dapat merancang
suatu sistem kerja yang baik, diperlukan perhatian terhadap kemampuan dan keterbatasan manusia.
Keterangan:
= rata-rata subgrup
Nsubgrup
= banyak subgrup
2. Waktu Normal
Keterangan:
= faktor penyesuaian
3. Waktu Baku
Keterangan:
= faktor kelonggaran
Selain itu terdapat beberapa rekomendasi ergonomik tentang ketinggian landasan kerja
posisi berdiri yang didasarkan kepada ketinggian siku berdiri, yaitu sebagai berikut ini:
Untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi, landasan kerja yang
direkomendasikan adalah 5 10 cm di atas tinggi siku berdiri.
Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi
b.
b. Legibilitas
Legibilitas adalah sifat mudah dibaca, yaitu sifat kemudahan untuk membedakan dan
mengenali antara huruf dan angka.
Font Case
Text dapat ditampilkan dalam lowercase (huruf kecil) atau uppercase (huruf kapital).
Poulton (1967) mengatakan bahwa teks dengan lowercase lebih mudah dibaca
daripada teks dengan uppercase seluruhnya. Hal ini disebabkan ketajaman huruf
lowercase lebih tinggi daripada uppercase.
Font Size
Dalam buku Engineering Psychology and Cognitive Ergonomics, menyatakan bahwa
font size memiliki peranan penting dalam ketersampaian informasi dari suatu
Sumber: Heglin,1973.
Selain
itu,
warna
huruf
dan
latar
belakang
(kekontrasan)
juga
digunakan
adalah
huruf
tipe
boldface
dengan
c. Keterbacaan
Keterbacaan adalah kemampuan suatu tulisan mudah untuk dibaca (membedakan antar
kata dan spasi).
Jarak pembacaan
Menurut Berger dalam Sutalaksana (1979), huruf dapat dilihat dari jauh berdasarkan
tebal dan tinggi huruf. Menurut Kodak, ukuran huruf tergantung pada jaraknya:
Layout
Keterbacaan juga penting hubungannya dalam penentuan border dan spacing. Sebagai
contoh: border harus dibuat agak tebal dan diberi spacing.
10
2. Lingkungan Fisik
Dalam perancangan sistem kerja, lingkungan fisik di sekitar tempat kerja perlu diperhatikan
karena performansi kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik
kerjanya. Kondisi lingkungan fisik yang dimaksud adalah:
1. Iklim Kerja
Iklim kerja terdiri dari suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara, serta panas radiasi.
Suhu
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Suhu mempengaruhi kualitas kerja seseorang.
Dengan suhu yang nyaman, maka akan tercipta sistem kerja yang baik sehingga dapat
meningkatkan performansi kerja seseorang.
Kelembaban
Kelembaban adalah jumlah air yang terkandung dalam udara yang biasanya dinyatakan
dalam persentase. Semakin panas dan semakin lembab lingkungan, maka semakin banyak
oksigen yang diperlukan, sehingga mempercepat berdetaknya denyut jantung. Oleh
karena itu, dalam suatu lingkungan kerja harus dilakukan penyesuaian temperatur dan
kelembabannya.
11
2. Kebisingan
Kebisingan merupakan bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki telinga yang dapat
menyebabkan hal-hal berikut.
Mengganggu konsentrasi
Mengurangi ketenangan kerja
Menyulitkan komunikasi
Merusak pendengaran dalam jangka waktu panjang
Untuk mengetahui kebisingan yang terjadi, terdapat parameter-parameter sebagai berikut.
Durasi
Intensitas
Frekuensi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) No. 1405 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, standar untuk tingkat kebisingan di ruang kerja
adalah maksimal 85 dBA.
Berdasarkan Keputusan Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, nilai ambang batas kebisingan adalah sebagai berikut.
12
3. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja. Pencahayaan
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melihat objek secara jelas, cepat, dan benar.
Kemampuan mata melihat objek secara jelas ditentukan oleh ukuran objek, derajat kontras
antara objek dan sekelilingnya, luminensi, dan lama melihat. Selain itu, letak sumber cahaya
juga mempengaruhi efektivitas mata dalam melihat.
Standar pencahayaan berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun
1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
dijelaskan dalam tabel berikut.
Kondisi
Penerangan darurat
Intensitas (lux)
5
20
50
100
200
13
300
500 - 1000
1000
4. Getaran
Getaran adalah gerakan yang teratur dari suatu benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Getaran membutuhkan struktur mekanik
sebagai media transmisi, yaitu mesin, bangunan, tubuh manusia, dll. Getaran dapat
mempengaruhi konsentrasi bekerja dan mempercepat datangnya kelelahan.
14
2.
3.
4.
5.
15
2. Poka Yoke
Poka Yoke dalam bahasa Jepang dari Yokeru berarti untuk menghindaridan Poka berarti
kesalahan karena ketidakhati-hatian. Maka, Poka Yoke berarti alat untuk menghindari
kesalahan. Dalam literatur barat Poka Yoke dikenal sebagai mistake proofing. Dengan Poka
Yoke maka jumlah cacat produk akan berkurang karena mencegah atau mengorek si
kesalahan secepatnya. Poka Yoke terdiri dari 2 kategori, yaitu Prevention dan Detection.
Gambar 8 Gambar USB menyatakan bagian atas kabel untuk mencegah kesalahan
Sumber : http://agilesoftwaredevelopment.com
16
3. SMED
SMED atau Single Minute Exchange Dies yaitu suatu metode untuk meminimasi waktu setup
dari satu jenis produk ke produk lainnya. Ada dua jenis setup, yaitu setup internal dan setup
eksternal. Setup internal adalah setup yang dapat dilakukan jika mesin mati atau mesin tidak
beroperasi sedangkan setup eksternal adalah setup yang dapat dilakukan pada keadaan
mesin menyala atau tanpa mematikan mesin. Tahap dalam SMED terdiri dari identifikasi
pekerjaan, identifikasi mana yang merupakan setup internal dan setup eksternal, dan
kemudian merekayasa agar setup internal berkurang sehingga sedemikian sehingga setup
dapat dilakukan dengan mematikan mesin sesedikit mungkin. Hal inilah yang akan
meminimasi waktu setup.
17
Daftar Pustaka
Eastman Kodak Company. Ergonomic Design for People at Work. (1983). Belmont, California:
Lifetime Learning Publications.
Hirano, Hikayuki. The Complete Guide to Just-in-Time Manufacturing Vol.2 (1990). New York :
CRC Press.
Niebel, B. W., & Freivalds, A. Methods, Standards and Work Design. (1999). New York: McGraw-Hill.
Salvendy, G. Handbook of Human Factors and Ergonomics. (1997). New York: John Wiley &
Sons Inc.
Sutalaksana, Iftikar Z., & Anggawisastra, Ruhana, & Tjakraatmadja, Jann H. Teknik
Perancangan Sistem Kerja. (2006). Bandung: Penerbit ITB.
18
Flowchart Praktikum
19
Penulisan Laporan
Laporan dibuat dengan susunan sebagai berikut:
Cover
Lembar Pengesahan
Lembar Asistensi
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
1.3 Flowchart Pengerjaan Laporan
BAB 2 PENGOLAHAN DATA
2.1. Rekapitulasi Data
2.1.1 Data Waktu Perakitan
2.1.2 Data Kondisi Lingkungan Fisik
2.2. Pengujian Data Waktu
2.2.1 Uji Seragam
2.2.2 Uji Cukup
2.3. Proses Perhitungan Waktu Baku
2.4. Desain Stasiun Kerja Existing
2.4.1. Stasiun Kerja Keseluruhan Existing
2.4.2. Stasiun Kerja Satu Mesin Existing
2.5. Desain Perbaikan Stasiun Kerja
2.5.1. Stasiun Kerja Keseluruhan
2.5.2. Stasiun Kerja Satu Mesin
BAB 3 ANALISIS
3.1 Analisis Pemilihan Nilai Faktor Penyesuaian dan Faktor Kelonggaran dalam Perhitungan Waktu
Baku
3.2 Analisis Pemilihan Dimensi Perancangan Stasiun Kerja
3.3 Analisis Rancangan Perbaikan Stasiun Kerja Satu Mesin
3.4 Analisis Rancangan Perbaikan Stasiun Kerja Keseluruhan
3.5 Analisis Penggunaan Waktu Baku di Industri
3.6 Analisis Input dan Output Modul
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4.2.1 Saran Untuk Praktikum
4.2.2 Saran Untuk Asisten
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
20
Ukuran kertas A4
Margin : kiri 2.5 cm; kanan-atas-bawah 2 cm
Dicetak bolak-balik
Jenis font
Isi laporan : Calibri 10
Judul bab dan sub bab : Cambria 11 Bold
e. Spasi : Multiple 1.2
f. Align: Justified
g. Header
Kiri : Modul 4 Standardisasi Sistem Kerja
Kanan : Nama dan NIM Asisten
h. Footer :
Kiri : NIM Anggota Kelompok (13413xxx 13413xxx dst)
Kanan : Nomor halaman
i. Cover:
nama dan nomor mata kuliah, judul modul, nomor kelompok, nama masing-masing anggota
kelompok, nama laboratorium, logo ITB, prodi, fakultas, dan tahun.
21
Lampiran
Lampiran 1 - Tabel Penyesuaian Westinghouse
Tabel 1 Penyesuaian Metode Westinghouse yang Sudah Disesuaikan untuk Orang Indonesia
22
Sumber: Sutalaksana, Iftikar Z., & Anggawisastra, Ruhana, & Tjakraatmadja, Jann H. Teknik Perancangan
Sistem Kerja. (2006). Bandung: Penerbit ITB.
2.
3.
4.
Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainya tidak terlampau terlihat karena
lancarnya
5.
Tidak terkesan adanya gerakan berpikir dan merencanakan tentang apa yang dikerjaka
Excellent Skill :
1.
2.
3.
4.
Bekerja dengan teliti sehingga tidak banyak melakukan pengukuran atau pemeriksaan lagi
5.
23
7.
Good Skill :
1. Kualitas hasil baik
2. Bekerja lebih cepat dibanding pekerja lainya
3. Dapat memberi petunuk pada pekerja lain
4. Tidak memerlukan banyak pengawasan
5. Tidak ada keragu-raguan
6. Bekerja stabil
7. Gerakan cepat
Average Skill :
1. Gerakan cepat tapi tidak cepat
2. Terlihat adanya pekerjaan perencanaan
3. Bekerja cukup teliti
4. Secara keseluruhan cukup memuaskan
5. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran cukup baik
Fair Skill :
1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik
2. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya
3. Terlihat adanya perencanaan sebelum melakukan gerakan
4. Tidak tampat terlalu yakin akan pekerjaan yang dilakukan
5. Saat tidak fokus, output akan sangat rendah
6. Tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup
Poor Skill :
1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran
2. Gerakan kaku
3. Terlihat ketidakyakinan pada urutan gerakan
4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan
5. Ragu-ragu dalam melaksanakan gerakan kerja
24
25
Catatan: H. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi Pria ( 0-2.5 %) dan Wanita ( 2-5%).
Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi
26
Nama Pengamat
Hari/Tanggal
Jam Pengamatan
27